Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN

PNS
MOOC ADMINDAS
KABUPATEN KARANGANYAR

Disusun oleh:
SUPRAPTO, SH, MM
BKPSDM KARANGANGAR
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
1. Diskripsi singkat
2. Tujuan pembelajaran
3. Manfaat pembelajaran

B. POKOK MATERI
1. Penyusunan dan Penetapan

Kebutuhan PNS
2. Pengadaan PNS
3. Pangkat dan Jabatan
4. Manajemen Karir
5. Penilaian Kinerja dan Disiplin
6. Penggajian, tunjungan dan

penghargaan
7. Pemberhentian
8. Cuti
9. Jaminan dan Perlindungan
A. PENDAHULUAN

DISKRIPSI SINGKAT
Dalam rangka penyelenggaraan Manajemen
ASN yang berdasarkan Sistem Merit, maka
diperlukan pengaturan Manajemen PNS.
Pengaturan Manajemen PNS bertujuan untuk
menghasilkan PNS yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme dalam rangka pelaksanaan tugas
pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan
tugas pembangunan.
Konsep sistem merit yang diterapkan dalam
Manajemen PNS yakni berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil
dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur,
atau kondisi kecacatan.
Oleh karena itu, pengambilan keputusan
dalam Manajemen PNS harus didasarkan pada
kemampuan dan kualifikasi pegawai dalam atau
untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak
berdasarkan pertimbangan subjektif seperti
afialisasi politik, etnis dan gender.
Modul ini akan membahas tentang
penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua
serta perlindungan

1
TUJUAN PEMBELAJARAN
mengetahui konsep sistem merit

dalam pengelolaan PNS;


mengetahui manajemen PNS yang

meliputi penyusunan dan

penetapan kebutuhan, pengadaan,

pangkat dan jabatan,

pengembangan karier, pola karier,

promosi, mutasi, penilaian kinerja,

penggajian dan tunjangan,

penghargaan, disiplin,

pemberhentian, jaminan pensisun

dan hari tua, dan perlindungan.

MANFAAT PEMBELAJARAN

peserta mampu menjelaskan

konsep sistem merit dalam

pengelolaan PNS;
peserta mampu menjelaskan

mekanisme manajemen PNS.

POKOK BAHASAN

Peraturan Pemerintah Nomor 11


Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Perubahan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen PNS

2
B. POKOK MATERI

MANAJEMEN PNS

Presiden adalah pemegang kekuasaan


tertinggi pembinaan PNS, berwenang
menetapkan pengangkatan, pemindahan,
dan pemberhentian PNS.

Presiden dapat mendelegasikan


kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PNS
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
antara lain Menteri, Pimpinan Lembaga,
Sekretaris Jenderal, Bupati dan Walikota.

Namun Presiden juga dapat menarik kembali


pendelegasian tersebut kepada Pejabat
Pembina Kepegawaian (PPK) ketika terjadi
pelanggaran prinsip sistem merit yang
dilakukan oleh PPK atau dalam rangka untuk
meningkatkan efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan

3
1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan PNS

Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun


kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
berdasarkan Analisis Jabatan dan Analisis Beban
Kerja. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis
jabatan PNS dilakukan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun
berdasarkan prioritas kebutuhan.

Rincian kebutuhan PNS tersebut didasarkan atas


pemahaman bahwa penyusunan kebutuhan
dilakukan untuk mendukung pencapaian tujuan
instansi dan harus berdasarkan rencana stategis
instansi serta mempertimbangkan dinamika
perkembangan organisasi.

Kemudian, penyusunan kebutuhan PNS


dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi yang
bersifat elektronik atau dikenal dengan istilah E-
Formasi. PPK Instansi Pusat dan PPK Instansi
Daerah yang dikoordinasikan oleh Gubernur
mengusulkan kebutuhan PNS sebagai dasar
penetapan.

Menteri menetapkan kebutuhan PNS secara


nasional pada setiap tahun, setelah
memperhatikan pendapat menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang keuangan dan pertimbangan teknis
Kepala BKN.

4
Khusus di Kabupaten dan Kota, Kepala BKN saat
memberikan pertimbangan teknis terkait
penetapan kebutuhan memperhatikan data
dukung sebagai berikut:
data kelembagaan;
luas wilayah, kondisi geografis, dan
potensi daerah untuk dikembangkan;
jumlah dan komposisi PNS yang tersedia
pada setiap jenjang Jabatan;
jumlah PNS yang akan memasuki Batas
Usia Pensiun;
rasio antara jumlah PNS dengan
jumlah penduduk;
dan rasio antara anggaran belanja pegawai
dengan anggaran belanjasecara keseluruhan

2. Pengadaan PNS

Pengadaan PNS merupakan kegiatan untuk


mengisi kebutuhan Jabatan Administrasi
dan/atau Jabatan Fungsional dalam suatu
Instansi Pemerintah. Pengadaan PNS di Instansi
Pemerintah dilakukan berdasarkan penetapan
kebutuhan yang ditetapkan oleh Menteri.

Dalam rangka menjamin obyektifitas pengadaan


PNS secara nasional, maka dibentuklah Panitia
Seleksi Nasional pengadaan PNS dan Panitia
Seleksi Instansi pengadaan PNS. Panselnas
diketuai oleh Kepala BKN, sedangkan Pansel
Instansi diketuai oleh Pyb (pejabat yang
berwenang) dalam hal ini adalah Sekretaris
Daerah baik di provinsi atapun di kabupaten/kota.

5
Panselnas dan Panitia Seleksi Instansi mempunyai
tugas secara bersama-sama untuk melaksanakan
seleksi kompetensi dasar. Namun tugas
melaksanakan seleksi kompetensi bidang menjadi
tanggung jawab Panitia Seleksi Instansi.

Pengadaan PNS dilakukan melalui tahapan:


1. Setiap Instansi Pemerintah merencanakan
pelaksanaan pengadaan PNS.
2. Setiap Instansi Pemerintah mengumumkan
secara terbuka kepada masyarakat adanya
kebutuhan jabatan untuk diisi dari calon PNS.
Diumumkan secara terbuka paling lambat 15
hari kalender sebelum pelamaran.
3. Setiap warga negara Indonesia mempunyai
kesempatan yang sama untuk melamar
menjadi PNS setelah memenuhi persyaratan.
Usia paling rendah 18 tahun dan paling tinggi
35 tahun atau dapat sampai dengan 40 tahun
melalui penetapan Presiden.
4. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS
oleh Instansi Pemerintahmelalui penilaian
secara objektif berdasarkan kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan lain yang
dibutuhkan oleh jabatan.
5. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS
terdiri dari 3 (tiga) tahap, meliputi seleksi
administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan
seleksi kompetensi bidang.
6. Peserta yang lolos seleksi diangkat menjadi
calon PNS. Pengangkatan calon PNS
ditetapkan dengan keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian, setelah mendapat
persetujuan teknis dan NIK dar Kepala BKN
6
7. Calon PNS wajib menjalani masa percobaan.
Masa percobaan dilaksanakan melalui proses
pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Masa percobaan bagi
calon PNS dilaksanakan selama 1 (satu) tahun.
Instansi Pemerintah wajib memberikan
Pelatihan Dasar kepada calon PNS selama
masa percobaan.
8. Calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus
memenuhi persyaratan yaitu lulus Pelatihan
Dasar CPNS serta sehat jasmani dan rohani

3. Pangkat dan Jabatan


PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu


pada Instansi Pemerintah. Pangkat adalah suatu
kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan
seorang pegawai. Sedangkan jabatan adalah
kedudukan yang menunjukan fungsi, tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
pegawai dalam suatu satuan organisasi.

Saat ini, pangkat masih dipergunakan sebagai


syarat pengangkatan dalam jabatan sampai
dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintahyang
mengatur tentang pangkat.

7
Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu
ditentukan berdasarkan perbandingan objektif
antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan
yang dibutuhkan oleh jabatan dengan
kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dimiliki oleh pegawai.

Jabatan dan Jenjang Jabatan PNS:


a.Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT)
1. Madya
2. Utama
3. Pratama

b.Jabatan Adminstrasi (JA)


1. Administrator
2. Pengawas
3. Pelaksana

c.Jabatan Fungsional (JF) Keahlian


1. Utama
2. Madya
3. Muda
4. Pertama

d.Jabatan Fungsional (JF) Keterampilan


1. Penyelia
2. Mahir
3. Terampil
4. Pemula

8
9
Setiap PNS yang diangkat dalam jabatan wajib
dilantik dan diangkat sumpah/janji Jabatan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) rnenurut
agama atau kepercayaannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

PNS diberhentikan dari jabatannya apabila:


1. mengundurkan diri
2. diberhentikan sebagai PNS
3. diberhentikan sementara sebagai PNS
4. menjalani Cuti di luar tanggungan negara
5. menjalani tugas belajar lebih dari 6 bulan
6. ditugaskan secara penuh di luar jabatannya
7. terjadi penataan organisasi
8. tidak memenuhi persyaratan jabatan

Jabatan Adminstrasi
Pejabat adminstrator bertanggung jawab
memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan
pelayanan publik serta administrasi pemerintahan
dan pembangunan.

Pejabat pengawas bertangung jawab


mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh pejabat pelaksana

Pejabat pelaksana bertanggung jawab


melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta
administrasi pemerintahan dan pembangunan

Persyaratan umum kenaikan jenjang jabatan


administrasi antara lain harus sehat jasmani dan
rohani; memiliki integritas dan moralitas yang
baik; dan memiliki penilaian prestasi kerja minimal
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Sedangkan persyaratan khusus agar dapat naik
ke jenjang administrator yakni harus memiliki
pengalaman pada Jabatan pengawas paling
singkat 3 (tiga) tahun atau JF yang setingkat
dengan Jabatan pengawas sesuai dengan bidang
tugas Jabatan yang akan diduduki dan memiliki
kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah
sarjana atau diploma IV.

Untuk naik ke jenjang pengawas harus memiliki


pengalaman dalam Jabatan pelaksana paling
singkat 4 (empat) tahun atau JF yang setingkat
dengan Jabatan pelaksana sesuai dengan bidang
tugas Jabatan yang akan diduduki; memiliki
kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah
diploma III atau yang setara

Bahwa pada prinsipnya, setiap PNS yang


memenuhi syarat Jabatan mempunyai
kesempatan yang sama untuk diangkat dalam JA
yang lowong, PyB mengusulkan pengangkatan
PNS dalam JA kepada PPK setelah mendapat
pertimbangan tim penilai kinerja PNS pada
Instansi Pemerintah.

Jabatan Fungsional
Adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu. Klasifikasi
jabatan fungsional berdasarkan
kesamaan karakteristik, mekanisme
dan pola kerja.

10
Pejabat fungsional berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab secara langsung kepada
pejabat tinggi madya / pratama, pejabat
administrator atau pejabat pengawas yang
memiliki katerkaitan dengan pelaksanaan tugas
jabatan fungsional.

Pejabat fungsional bertugas memberikan


pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu yang terdiri
atas jabatan fungsional keahlian dan
keterampilan.

Mekanisme pengangkatan PNS kedalam


Jabatan Fungsional:
Pengangkatan pertama sesuai
formasi CPNS;
Perpindahan dari jabatan lain;
Penyesuaian / inpassing;
Promosi;
Untuk JF tertentu dapat dilakukan
melalui pengangkatan PPPK.

Karakteristik unik Jabatan


fungsional antara lain:
mengumpulkan angka kredit
sesuai ketentuan agar dapat naik
pangkat / jenjang jabatan dan
wajib menjadi anggota organisasi
profesi sesuai Jabatan
Fungsionalnya

11
Selain itu, setiap jabatan fungsional memiliki
Instansi Pembina yang bertanggung jawab
sebagai pengelola jabatan fungsional serta
menjamin terwujudnya standar kualitas dan
profesionalitas jabatan

Tugas Instansi Pembina JF :


1. menyusun pedoman formasi JF;
2. menyusun standar kompetensi JF;
3. menyusun petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis JF;
4. menyusun standar kualitas hasil kerja
dan pedoman penilaian kualitas hasil
kerja pejabat fungsional;
5. menyusun pedoman penulisan karya
tulis/karya ilmiah yang bersifat inovatif
di bidang tugas JF;
6. menyusun kurikulum pelatihan JF;
7. menyelenggarakan pelatihan JF;
8. membina penyelenggaraan pelatihan
fungsional pada lembaga pelatihan;
9. menyelenggarakan uji kompetensi JF;
10. menganalisis kebutuhan pelatihan
fungsional di bidang tugas JF;
11. melakukan sosialisasi petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis JF;
12. mengembangkan sistem informasi JF;
13. memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok
JF;

12
Tugas Instansi Pembina JF :
14. memfasilitasi pembentukan organisasi
profesi JF;
15. memfasilitasi penyusunan dan penetapan
kode etik profesi dan kode perilaku JF;
16. melakukan akreditasi pelatihan fungsional
dengan mengacu kepada ketentuan yang
telah ditetapkan oleh LAN;
17. melakukan pemantauan dan evaluasi
penerapan JF di seluruh Instansi
Pemerintah yang menggunakan Jabatan
tersebut; dan
18. melakukan koordinasi dengan instansi
pengguna dalam rangka pembinaan karier
pejabat fungsional.
19. menyusun informasi faktor jabatan untuk
evaluasi jabatan.

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan


pencapaian kinerja organisasi, pejabat
fungsional dilarang rangkap Jabatan dengan JA
atau JPT, kecuali untuk JA atau JPT yang
kompetensi dan bidang tugas Jabatannya sama
dan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi
dan bidang tugas JF

13
Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT)
Menurut pengertiannya, JPT merupakan
sekelompok jabatan tinggi pada Instansi
Pemerintah. JPT berfungsi memimpin dan
memotivasi setiap pegawai ASN pada Instansi
Pemerintah, selain itu JPT juga harus menjamin
akuntabilitas Jabatan terutama terkait kebijakan.

Pengisian JPT ini dapat dipenuhi dari kalangan


PNS ataupun Non-PNS dalam hal ini TNI/Polri/
diluar instansi pemerintah. Namun hanya JPT
Utama dan JPT Madya saja yang dapat di isi dari
Non PNS dengan catatan tidak merupakan bidang
yang terkait rahasia negara, pertahanan,
keamanan, pengelolaan aparatur negara,
keskretariatan negara, pengelolaan sumber daya
alam.

Akan tetapi ketentuan tersebut diatas dapat


dikecualikan sepanjang mendapat persetujuan
Presiden setelah mendapat pertimbangan dari
Menteri PANRB, Kepala BKN dan Menteri
Keuangan.

Secara keseluruhan mekanisme Pengisian JPT


dilakukan secara terbuka dan kompetitif sesuai
dengan persyaratan yang berlaku. Adapun tahapn
mekanisme seleksi terbuka yaitu perencanaan,
pengumuman lowongan, seleksi, pengumuman
hasil seleksi dan penetapan. Ketentuan lebih
lanjut mengenai seleksi pengisian JPT
sebagaimana dimaksud diatur dengan Peraturan
Menteri

14
Selain dengan mekanisme seleksi terbuka,
pengisian JPT juga dapat dilakukan melalui
mutasi dari satu JPT ke JPT lain dalam satu
instansi maupun antar instansi dengan Uji
Kompetensi dan pelaksanaannya berkoordinasi
dengan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

Meskipun demikian, ketentuan mengenai


pengisian JPT secara terbuka dan kompettitif
dapat dikecualikan pada Instansi Pemerintah
yang telah menerapkan Sistem Merit dalam
Pembinaan Pegawai ASN dengan persetujuan
KASN.

Dalam hal ini, kriteria Sistem Merit meliputi:


seluruh Jabatan sudah memiliki standar
kompetensi Jabatan;
perencanaan kebutuhan pegawai sesuai
dengan beban kerja;
pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan
secara terbuka;
memiliki manajemen karir yang terdiri dari
perencanaan, pengembangan, pola karir, dan
kelompok rencana suksesi yang diperoleh dari
manajemen talenta;
memberikan penghargaan dan mengenakan
sanksi berdasarkan pada penilaian kinerja
yang objektif dan transparan;
menerapkan kode etik dan kode perilaku
Pegawai ASN;
merencanakan dan memberikan kesempatan
pengembangan kompetensi sesuai hasil
penilaian kinerja;

15
memberikan perlindungan kepada Pegawai
ASN dari tindakan penyalah gunaan
wewenang; dan
memiliki sistem informasi berbasis kompetensi
yang terintegrasi dan dapat diaksesoleh
seluruh PegawaiASN.

4. Manajemen Karir

Pengembangan karir, pengembangan


kompetensi, pola karir, mutasi dan promosi
merupakan bagian dari Manajemen Karir PNS
yang harus dilaksanakan dengan menerapkan
prinsip Sistem Merit.

Sistem Merit adalah kebijakan yang berdasarkan


pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara
adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau
kondisi kecacatan.
Tujuan manajemen karir PNS
diantaranya yaitu:
1. memberikan kejelasan dan kepastian karier
kepada PNS;
2. menyeimbangkan antara pengembangan
karier PNS dan kebutuhan instansi;
3. meningkatkan kompetensi dan kinerja PNS;
4. mendorong peningkatan profesionalitas PNS

16
Pengembangan Karir
Pengembangan karir PNS berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
instansi pemerintah pengembangan karir PNS
dilaksanakan dalam rangka penyesuaian
kebutuhan organisasi, kompetensi dan pola karir
PNS.

Sehubungan dengan hal tersebut, Instansi


Pemerintah wajib menyusun rencana
pengembangan karir selama jangka waktu 5
tahun dan diperinci dalam 1 tahun sebagai
landasan pelaksanaan dan evaluasi
pengembangan karir.

PPK wajib menyusun rencana, melaksanakan dan


melakukan pemantauan serta evaluasi terhadap
pengembangan karir.

Pengembangan karir PNS dilaksanakan melalui:


1. Mutasi (dilakukan paling singkat 2 tahun dan
paling lama 5 tahun; menghindari konflik
kepentingan; melalui pertimbangan tim penilai
kinerja)
2. Promosi (vertival, diagonal)
3. Penugasan (diluar instansi pemerintah dalam
jangka waktu tertentu)

Pada prinsipnya, mutasi atapun promosi


dilaksanakan atas dasar kesesuaian antara
kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan,
klasifikasi jabatan dan pola karier.

17
Pola Karir
Dalam rangka menjamin keselarasan potensi PNS
dengan penyelenggaraan tugas pemerintah dan
pembangunan, maka perlu disusunlah pola karir
PNS.

Pola karir ini adalah desain mengenai urutan


penempatan dan perpindahan PNS dalam dan
antar posisi disetiap jenis jabatan secara
berkesinambungan.

Pola Karir PNS dapat berbentuk:


1. Horizontal (posisi jabatan yang setara)
2. Vertical (posisi jabatan yang lebih tinggi)
3. Diagonal (posisi jabatan lain yang lebih tinggi)

Pengembangan karir dan pola karir merupakan


satu kesatuan erat dalam manajemen karir PNS.

Pengembangan Kompetensi
Pengembangan kompetensi PNS merupakan
upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi
PNS dengan standar kompetensi Jabatan dan
rencana pengembangan karier.

Bahwa setiap PNS memiliki hak dan kesempatan


yang sama untuk diikutsertakan dalam
pengembangan kompetensi dengan
memperhatikan penilaian kinerja dan penilaian
kompetensi PNS yang bersangkutan.

18
Pengembangan kompetensi dilaksanakan dalam
bentuk:
pendidikan (meningkatkan pendidikan formal
melalui tugas belajar)
pelatihan (minimal 20 JP / tahun melalui
pelatihan klasikal / non klasikal)

Dalam penyelenggaraan pengembangan


kompetensi, Intansi Pemerintah wajib:
1. menetapkan kebutuhan dan rencana
pengembangan kompetensi;
2. melaksanakan pengembangan kompetensi;
3. melaksanakan evaluasi pengembangan
kompetensi

Langkah strategis dalam urusan perencanaan


pengembangan kompetensi yaitu perlu adanya
inventarisasi jenis kompetensi yang butuh
ditingkatkan dari setiap PNS dengan melihat
kesenjangan kompetensi dan kesenjangan kinerja
pegawai yang bersangkutan.

Dari analisa tersebut, kemudian perencanaan


pengembangan kompetensi dituangkan dalam
rencana kerja angaran tahunan instansi
pemerintah.

Disamping itu, pengembangan kompetensi


dilakukan melalui pendekatan sistem
pembelajaranterintegrasi (corporate university).

19
5. PeniIaian Kinerja dan Disiplin PNS

Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin


objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan
sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian
kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan
kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi, dengan memperhatikan target,
capaian, hasil,dan manfaat yangdicapai, serta
perilaku PNS.

Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,


terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
Penilaian kinerja PNS berada di bawah
kewenangan Pejabat yang Berwenang pada
Instansi Pemerintah masing-masing.

Penilaian kinerja PNS didelegasikan secara


berjenjang kepada atasan langsung dari PNS.
Penilaian kinerja PNS dapat mempertimbangkan
pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.

Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada


tim penilai kinerja PNS. Hasil penilaian kinerja
PNS digunakan untuk menjamin objektivitas
dalam pengembangan PNS dan dijadikan sebagai
persyaratan dalam pengangkatan jabatan dan
kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan
sanksi, mutasi, dan promosi, serta untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan.

PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai


target kinerja dikenakan sanksi administrasi
sampai dengan pemberhentian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian kinerja
diatur dengan Peraturan Pemerintah. 20
Disiplin PNS
Tentu saja PNS wajib mematuhi disiplin PNS,
dalam rangka menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas Instansi
pemerintah wajib melaksanakan penegakan
disiplin terhadap PNS serta melaksanakan
berbagai upaya peningkatan disiplin PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman
disiplin
Hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang
berwenang menghukum. Ketentuan lebih lanjut
mengenai disiplin diatur dengan Peraturan
Pemerintah

6. Penggajian dan tunjangan


Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan


layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan
PNS. Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja,
tanggungjawab dan resiko pekerjaan.

Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat


dibebankan pada anggaran pendapatan dan
belanja negara. Gaji PNS yang bekerja pada
pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja daerah.

Selain gaji PNS juga menerima tunjangan dan


fasilitas. Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan
tunjangan kemahalan. Tunjangan kinerja
dibayarkan sesuai pencapaian kinerja. Tunjangan
kemahalan dibayarkan sesuai dengan tingkat
kemahalan berdasarkan indeks harga yang
berlaku di daerah masing-masing.

21
Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan
layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan
PNS. Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja,
tanggungjawab dan resiko pekerjaan.

Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat


dibebankan pada anggaran pendapatan dan
belanja negara. Gaji PNS yang bekerja pada
pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja daerah.

Selain gaji PNS juga menerima tunjangan dan


fasilitas. Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan
tunjangan kemahalan. Tunjangan kinerja
dibayarkan sesuai pencapaian kinerja. Tunjangan
kemahalan dibayarkan sesuai dengan tingkat
kemahalan berdasarkan indeks harga yang
berlaku di daerah masing-masing.

Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah


pusat dibebankan pada anggaran pendapatan
dan belanja negara. Tunjangan PNS yang bekerja
pada pemerintahan daerah dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai gaji, tunjangan
kinerja, tunjangan kemahalan, dan fasilitas diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Penghargaan
PNS yang telah menunjukkan kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan,
dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya
dapat diberikan penghargaan

21
Penghargaan dapat berupa pemberian:
1. tanda kehormatan; 

2. kenaikan pangkat istimewa; 

3. kesempatan prioritas untuk
pengembangan kompetensi; dan/atau
4. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau
acara kenegaraan. 


PNS yang dijatuhi sanksi administratif tingkat


berat berupa pemberhentian tidak dengan
hormat dicabut haknya untuk memakai
tandakehormatan berdasarkan Undang-Undang
ini. Ketentuan lebih lanjut mengenai penghargaan
terhadap PNS dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Pemberhentian

Terdapat 13 alasan yang menyebabkan seorang


PNS dapat diberhentikan sebagai PNS.
1. Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri (PNS
dapat diberhentikan dengan hormat APS
namun kondisi ini dapat ditunda dan ditolak
karena sebab-sebab tertentu atau alasan lain
menurut pertimbangan PPK)
2. Pemberhentian karena mencapai Batas Usia
Pensiun (termasuk pemberhentian dengan
hormat saat PNS mencapai usia)
58 tahun bagi pejabat administrasi, pejabat
fungsional ahli muda, pertama dan
keterampilan
60 tahun bagi JPT dan Pejabat funsional
madya
65 tahun bagi pejabat fungsional ahli utama

22
3. Perampingan Organisasi atau Kebijakan
Pemerintah (apablia tidak dapat disalurkan ke
instansi pemerintah lain sedangkan usia PNS
sudah mencapai 50 tahun dan masa kerja 10
tahun, maka PNS tersebut diberhentikan dengan
hormat)
4. Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani (kondisi ini
berdasarkan hasil pemeriksaan tim penguji
kesehatan, sehingga PNS dapat diberhentikan
dengan hormat apabila PNS tersebut tidak dapat
bekerja karena menderita penyakit)
5. Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang (PNS
diberhentikan dengan hormat, kategori meninggal
apabila tidak sedang melaksanakan tugas dan
kategori tewas apabla PNS dalam menjalankan
tugas/ kewajibannya)
6. Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan
PNS diberhentikan dengan tidak hormat jika:
melakukan penyelewengan terhadap
Pancasila dan UUD 1945
dipidana dengan pidana penjara atau
kurungan berdasarkan putusanpengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan
Jabatan atau tindak pidana kejahatan yang
adahubunganya dengan Jabatan dan/atau
pidana umum
menjadi anggota dan/atau pengurus parpol;
dipidana dengan pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dengan hukuman pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
pidana yang dilakukan dengan berencana

23
7. Pelanggaran Disiplin (diberhentikan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri apabila
melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat)
8. Mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi
presiden dan wakil presiden, ketua, wakil ketua,
dan anggota dpr,ketua, wakil ketua, dan anggota
dpd, gubernur dan wakil gubernur, atau
bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota:
Dengan ketentuan:
PNS yang mencalonkan wajib mengundurkan
diri
Pernyataan pengunduran diri tidak dapat
ditarik kembali
PNS yang mengundurkan diri diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS
PNS yang melanggar kewajiban diberhentikan
tidak dengan hormat sebagai PNS.
Pemberhentian berlaku terhitung mulai akhir
bulan sejak PNS yang bersangkutan
ditetapkan sebagai calon
9. Pemberhentian karena menjadi Anggota
dan/atau pengurus partai politik (wajib
mengundurkan diri, jika tidak mengundurkan diri
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS
terhitung akhir bulan PNS ybs menjadi anggota
dan atau pengurus parpol)
10.tidak menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara
(diberhentikan dengan hormat sbg PNS apbila
dalam 2 tahun tidak ada lowongan jabatan,
sambil menunggu mendapat penghasilan 50%)
11. selesai menjalankan cuti di luar tanggungan
negara (diberhentikan dengan hormat apabila
dalam 1 bulan setelah CLTN tidak melapor
secara tertulis kepada instansi)

23
12. menggunakan ijazah palsu (PNS diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri jika
terbukti menggunakan ijazah palsu)
13. selesai menjalankan tugas belajar (diberhentikan
dengan hormat apbila dalam 15 hari kerja sejak
berakhirnya masa tugas belajar tidak melapor
secara tertulis kepada PPK)

Pemberhentian PNS dengan hormat diberikan


hak kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Selain pemberhentian secara tetap seperti yang


disebutkan tadi, terdapat mekanisme
pemberhentian sementara bagi PNS dengan
beberapa ketentuan :
diangkat sebagai pejabat negara
diangkat menjadi komisioner / anggota
lembaga nonstruktural
ditahan karena menjadi tersangka tindak
pidana

23
8. Cuti

pengembangan kompetensi, gaji, jaminan
Selain
pensiun dan jaminan hari tua, seorang PNS juga
mendapat hak cuti.
Cuti adalah hak meninggalkan pekerjaan
beberapa waktu secara resmi.

Apa saja jenis cuti seorang PNS?

Selain pengembangan kompetensi, gaji, jaminan


pensiun dan jaminan hari tua, seorang PNS juga
mendapat hak cuti.
Cuti adalah hak meninggalkan pekerjaan
beberapa waktu secara resmi.

Apa saja jenis Cuti seorang PNS?


Cuti Tahunan;
lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari
kerja
hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan
dalam tahun yang bersangkutan, dapat
digunakan dalam tahun berikutnya untuk
paling lama 18 hari kerja
hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan
lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih berturut-
turut, dapat digunakan dalam tahun
berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja
guru dan dosen yang mendapat liburan
menurut perundang-undangan berhak
mendapatkan cuti tahunan.

24
Cuti Besar
PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5
tahun secara terus menerus berhak atas cuti
besar paling lama 3 bulan

Cuti Sakit
PNS yang sakit lebih dari 1 hari s.d 14 hari
berhak atas cuti sakit dengan melampirkan
surat keterangan dokter.
Sedangkan sakit lebih dari 14 hari
melampirkan surat keterangan dokter
pemerintah
Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling
lama 1 tahun & dapat ditambah untuk paling
lama 6 bulan
PNS yang mengalami gugur kandungan
berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2
(satu setengah) bulan

Cuti Melahirkan
Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan
kelahiran anak ketiga berhak atas cuti melahirkan
selama 3 bulan. Berlaku juga untuk CPNS

Cuti Karena Alasan Penting


Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena
alasan penting paling lama 1 bulan

Cuti Bersama
Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan

25
Cuti Di Luar Tanggungan Negara (CLTN)
PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima)
tahun secara terus-menerus karena alasan
pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di
luar tanggungan negara paling lama 3 (tiga)
bulan

8. Jaminan dan Perlindungan


PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan


pensiun dan jaminan hari tua PNS sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

PNS diberikan jaminan pensiun apabila: 

meninggal dunia;
berhenti sebagai PNS atas permintaan sendiri
dengan usia dan masa kerja tertentu;
mencapai batas usia pensiun;
perampingan organisasi atau kebijakan
pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini;
tidak cakap jasmani dan/atau rohani
sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban.

Jaminan pensiun PNS dan jaminan hari tua PNS


diberikan sebagai perlindungan kesinambungan
penghasilan hari tua, sebagai hak dan sebagai
penghargaan atas pengabdian PNS

Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS


mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua
yang diberikan dalam program jaminan sosial
nasional.
26
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan
program jaminan pensiun dan jaminan hari tua
PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Perlindungan
Pemerintah wajib memberikan perlindungan
berupa:
1. jaminan kesehatan;
2. jaminan kecelakaan kerja;
3. jaminan kematian; dan
4. bantuan hukum. 


Perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan


kecelakaan kerja, dan jaminan kematian
mencakup jaminan sosial yang diberikan dalam
program jaminan sosial nasional. Bantuan
hukum, berupa pemberian bantuan hukum
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan
terkait pelaksanaan tugasnya.

Ketentuan lebih lanjut mengenai perlindungan


diatur dalam Peraturan Pemerintah.

-sekian-

DAFTAR PUSTAKA:
1 . Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
2 . Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020
Tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil

27

Anda mungkin juga menyukai