Anda di halaman 1dari 31

MANAJEMEN

PEGAWAI NEGERI SIPIL

OLEH :
DR. MARIA FRANSISKA NDOI
DASAR HUKUM

• UU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG


APARATUR SIPIL NEGARA
• PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11
TAHUN 2017 MANAJEMEN PEGAWAI
NEGERI SIPIL
JENIS KEPEGAWAIAN

• Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN


adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah.
• Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
• Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL
ADALAH PENGELOLAAN PEGAWAI
NEGERI SIPIL UNTUK MENGHASILKAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG
PROFESIONAL, MEMILIKI NILAI
DASAR, ETIKA PROFESI, BEBAS DARI
INTERVENSI POLITIK, BERSIH DARI
PRAKTIK KORUPSI, KOLUSI, DAN
NEPOTISME.
MANAJEMEN PNS MELIPUTI :
1. P E N Y U S U N A N D A N P E N E TA PA N K E B U T U H A N ;
2. P E N G A D A A N ;
3. PA N G K AT D A N J A B ATA N ;
4. P E N G E M B A N G A N K A R I E R ;
5. P O L A K A R I E R ;
6. P R O M O S L ;
7. M U TA S I ;
8. P E N I L A I A N K I N E R J A ;
9. P E N G G A J I A N D A N T U N J A N G A N ;
10. P E N G H A R G A A N ;
11. D I S I P L I N ;
12. P E M B E R H E N T I A N ;
13. J A M I N A N P E N S I U N D A N J A M I N A N H A R I T U A ; D A N
14. P E R L I N D U N G A N .
1. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
 Setiap Instansi Pemerintah menyusun kebutuhan jenis
jabatan dan jumlah PNS berdasarkan Anjab dan ABK,
peta jabatan, dan ketersediaan pegawai

 Dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun dan diperinci


setiap tahun berdasarkan prioritas kebutuhan dan
Renstra

Penetapan kebutuhan PNS secara nasional setiap tahun


anggaran ditetapkan oleh Menteri, setelah memperhatikan
pendapat Menteri Keuangan dan pertimbangan teknis
Kepala BKN
2. PENGADAAN

1) Perencanaan
2) Pengumuman lowongan
3) Pelamaran
4) Seleksi; pengumuman hasil seleksi
5) Pengangkatan calon PNS dan masa percobaan calon PNS
dan
6) Pengangkatan menjadi PNS.
3. PANGKAT DAN JABATAN
 Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan
berdasarkan tingkat kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan persyaratan
kualifrkasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian .
 Pangkat, Golongan, Ruang PNS
JABATAN DALAM PNS :
1. Jabatan Administrasi (JA):
 Jabatan Administrator
Jabatan Pengawas
Jabatan Pelaksana
2. Jabatan Fungsional (JF):
a.Jabatan Fungsional Keahlian :
Ahli utama
Ahli madya
Ahli muda
Ahli pertama
b. Jabatan Fungsional Keterampilan :
Penyelia
Mahir
Ahli Muda
Ahli pertama
3. Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) :
JPT Utama
JPT Madya
JPT Pratama
4. PENGEMBANGAN KARIER

 Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan


kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi Pemerintah. Pengembangan
karier dilakukan melalui manajemen pengembangan
karier dengan mempertimbangkan integritas dan
moralitas.
 Manajemen pengembangan karier dilakukan
melalui :
a. Mutasi
b. Promosi
c. Penugasan khusus
5. POLA KARIER PNS
Untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengan
penyeienggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan, perlu disusun pola karier PNS yang
terintegrasi secara nasional.

Pola karier PNS merupakan pola dasar mengenai


urutan penempatan dan/ atau perpindahan PNS
dalam dan antar posisi di setiap jenis Jabatan
secara berkesinambungan.
Pola karier PNS dapat berbentuk:
a. horizontal, yaitu perpindahan dari satu posisi
Jabatan ke posisi Jabatan lain yang setara, baik
di dalam satu kelompok maupun antar kelompok
JA, JF, atau JPT;
b. vertikal, yaitu perpindahan dari satu posisi
Jabatan ke posisi Jabatan yang lain yang lebih
tinggi, di dalam satu kelompok JA, JF, atau JpT;
dan
c. diagonal, yaitu perpindahan dari satu posisi
Jabatan ke posisi Jabatan lain yang lebih tinggi
antar kelompok JA, JF, atau JPT.
6. MUTASI PNS

 Instansi Pemerintah menyusun perencanaan mutasi


PNS di lingkungannya
 Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi
dalam 1 (satu) Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat,
I (satu) Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah,
antarInstansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke
perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di
luar negeri
 Mutasi sebagaimana dilakukan paling singkat 2
(dua) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun.
 Selain mutasi karena tugas dan /atau lokasi PNS
dapat mengajukan mutasi tugas dan/atau lokasi
atas permintaan sendiri.
7. PENILAIAN KINERJA
 Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin
objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan sistem
prestasi dan sistem karier
 Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan
tingkat unit atau organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat
yang dicapai, serta perilaku PNS
 Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan
 Penilaian kinerja PNS dilakukan oleh atasan
langsung dari PNS atau pejabat yang ditentukan
oleh PyB
8. PENGHARGAAN

 PNS yang telah menunjukkan kesetiaan,


pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan,
dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya
dapat diberikan penghargaan
 Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa
pemberian:
1)tanda kehormatan
2)kenaikan pangkat istimewa
3)kesempatan prioritas untuk pengembangan
kompetensi; dan/atau
4)kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau
acara kenegaraan
9. PEMBERHENTIAN PNS

 Dasar Pemberhentian PNS :


1) Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri
2) Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia
Pensiun
3) Pemberhentian karena Perampingan Organisasi
atau Kebijakan Pemerintah
4) Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani
dan/ atau Rohani
5) Pemberhentian Karena Meninggal Dunia, Tewas,
atau Hilang
6) Pemberhentian karena Melakukan Tindak
Pidana/ Penyelewengan
7) Pemberhentian karena Pelanggaran Disiplin
LANJUTAN…..

8)Pemberhentian karena Mencalonkan Diri atau


Dicalonkan I-tlenjadi Presiden dan l[rakil Presiden,
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur,
atau Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil
Walikota
9)Pemberhentian karena Menjadi Anggota dan/atau
Pengurus Partai Politik
10)Pemberhentian karena Tidak Menjabat Lagi Sebagai
Pejabat Negara
11) Pemberhentian Karena Hal Lain
10. PENGGAJIAN, TUNJANGAN, DAN FASILITAS

 PNS diberikan gaji, tunjangan, dan fasilitas


 Gaji, tunjangan, dan fasilitas diatur dengan
Peraturan Pemerintah tersendiri.
11. JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA
 PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan
pensiun dan jaminan hari tua PNS sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
 Jaminan pensiun PNS dan jaminan hari tua PNS
diberikan sebagai perlindungan kesinambungan
penghasilan hari tua, sebagai hak dan sebagai
penghargaan atas pengabdian PNS.
 Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS
mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua
yang diberikan dalam program jaminan sosial
nasional.
12. DISIPLIN PNS

Dasar hukum :
 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
PNS wajib menaati kewajiban
dan menghindari larangan
PNS wajib:
1) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat
pemerintah yang berwenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
LANJUTAN….

PNS Wajib :
1) Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS;
2) Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan
3) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
pribadi, seseorang, danf atau golongan;
4) Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan keamanan
negara atau merugikan keuangan negara;
5) Melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
6) Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
7) Menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
8) Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan kompetensi;
9) Menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perLlndang-undangan
PNS DILARANG
1) Menyalahgunakan wewenang
2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang
lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan jabatan
3) Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
4) Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin
atau tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
5) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian;
6) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah
7) Melakukan pungutan di luar ketentuan;
8) Melakukan kegiatan yang merugikan negara;
9) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
LANJUTAN….
PNS dilarang :
1) Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
2) Menerima hadiah yang berhubungan dengan
jabatan dan/atau pekerjaan;
3) Meminta sesuatu yang berhubungan dengan
jabatan
4) Melakukan tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang dapat mengakibatkan kerugian
bagi yang dilayani
5) Memberikan dukungan kepada calon
Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota
Dewan Perwakilan Ralryat, calon anggota Dewan
Perwakilan Daerah, atau calon anggota Dewan
Perwakilan Ralryat Daerah dengan cara:
LANJUTAN PNS DILARANG

1) Ikut kampanye;
2) Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut
partai atau atribut PNS
3) Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
4) Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara;
5) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
6) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat; dan/atau
7) Memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
13. HUKUMAN DISIPLIN PNS
 PNS yang tidak menaati ketentuan “KEWAJIBAN
DAN LARANGAN” dijatuhi Hukuman Disiplin

 Tingkat Hukuman Disiplin terdiri atas :


a.Hukuman Disiplin ringan
b.Hukuman Disiplin sedang atau
c.Hukuman Disiplin berat

 Jenis Hukuman Disiplin ringan terdiri atas :


a.teguran lisan;
b.teguran tertulis; atau
c.pernyataan tidak puas secara tertulis.
LANJUTAN….
 Jenis Hukuman Disiplin sedang terdiri atas :
a. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua
puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan
b. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua
puluh lima persen) selama 9 (sembilan) bulan
c. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua
puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan
 Jenis Hukuman Disiplin berat terdiri atas :
a. penuronan jabatan setingkat lebih rendah selama
12 (dua belas) bulan
b. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan
pelaksana selama 12 (dua belas) bulan dan
c. pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS
14. CUTI PNS

Dasar Hukum :
 Peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2017
Tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Negeri
Sipil

 Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang


diizinkan dalam jangka waktu tertentu

 Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti adalah


PPK atau pejabat yang mendapat delegasi sebagian
wewenang dari PPK untuk memberikan cuti
LANJUTAN CUTI..,,

• Cuti terdiri atas :


1)Cuti tahunan;
2)Cuti besar;
3)Cuti sakit;
4)Cuti melahirkan;
5)Cuti karena alasan penting;
6)Cuti bersama; dan
7)Cuti di luar tanggungan negara.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

JIKA MERASA HARIMU BERAT


BELAJARLAH BERSABAR DARI FANS EMYU DAN BARCA

“KUAT SEPERTI CASEMIRO, CERDAS SEPERTI MODIRC DAN KROSS,


KERJA KERAS SEPERTI VINISIUS JR, KONSISTEN SEPERTI BENZEMA
DAN BERSABAR SEPERTI FANS EMYU DAN BARCA”

Anda mungkin juga menyukai