Anda di halaman 1dari 83

MANAJEMEN ASN

Disampaikan pada :
Diklat Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III

DIKLAT PRAJABATAN GOL III


BPSDMD PROP NTB
TAHUN 2019
Membekali peserta diklat (CPNS) untuk
memahami permasalahan Manajemen
Kepegawaian Negara, dengan harapan seluruh
CPNS memahami berbagai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil
termasuk berbagai hak dan kewajibannya selama
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mamp
menjelaskan :
1. Pengertian Aparatur Sipil Negara;
2. Asas, Prinsip, Nilai Dasar serta Kode Etik dan Perilaku ASN;
3. Peran dan Fungsi ASN;
4. Kedudukan, Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil;
5. Sistem Rekruitmen;
6. Sistem Penempatan Pegawai Negeri Sipil;
7. Sistem Penggajian dan Penghargaan;
8. Sistem Karir Pegawai Negeri Sipil;
9. Sistem Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil;
10. Sistem Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 3
4
POKOK-POKOK ASN

5
POKOK-POKOK ASN

Pengelolaan ASN untuk


menghasilkan pegawai ASN yang
Profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari KKN

6
PENGERTIAN
1. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah.
2. Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN)
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan 7
perundang-undangan.
3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
8
ASAS dan PRINSIP (NILAI
DASAR, KODE PERILAKU DAN
KODE ETIK)

9
Manajemen ASN berdasarkan pada asas:
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. nondiskriminatif;
k. persatuan dan kesatuan;
l. keadilan dan kesetaraan; dan
m. kesejahteraan.
10
ASN SEBAGAI PROFESI BERLANDASKAN PADA PRINSIP:

a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan
tanggung jawab pada pelayanan
publik;
d. kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas; dan
g. profesionalitas jabatan
http://sinyo19.blogspot.com
Nilai dasar ASN
a. memegang teguh ideologi Pancasila;
b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
c. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
j. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai 12
perangkat sistem karier.
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN melaksanakan tugas:
a. jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
e. sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan 13
integritas ASN; dan melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
PEGAWAI ASN
14

PNS (Pegawai Negeri Sipil) PPPK


(Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)
(Pasal 1 butir 3 & Pasal 7) (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)

• Berstatus pegawai tetap • Diangkat dengan perjanjian


dan Memiliki NIP secara kerja sesuai kebutuhan
Nasional; instansi dan ketentuan
• Menduduki jabatan Undang-Undang.
pemerintahan. • Melaksanakan tugas
pemerintahan.

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara


• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik
Fungsi, Tugas Dan Peran Pegawai ASN
1.Fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik; pelayan publik; dan
perekat dan pemersatu bangsa.
2. Tugas Pegawai ASN :
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
b. memberikan pelayanan publik yang profesional
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan RI
3.Peran Pegawai ASN sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik KKN

15
16
HAK PEGAWAI ASN
17

PNS PPPK
• gaji, tunjangan, dan • gaji dan tunjangan;
fasilitas; • cuti;
• cuti; • perlindungan; dan
• jaminan pensiun dan • pengembangan
jaminan hari tua; kompetensi.
• perlindungan; dan
• pengembangan
kompetensi.
CUTI PNS
A. CUTI TAHUNAN
B. CUTI BESAR (Setelah masa kerja 6 tahun
berturut2)
C. CUTI SAKIT
D. CUTI BERSALIN
E. CUTI DENGAN ALASAN PENTING
F. CUTI DILUAR TANGGUNGAN NEGARA
(Setelah masa kerja 5 tahun berturut2)
18
Kewajiban Pegawai ASN
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan 19
Republik Indonesia.
maka
DISIPLIN
1. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS.
2. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan
penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan
disiplin.
3. PNS yang melakukan pelanggaran disiplin
dijatuhi hukuman disiplin.
21
(Pasal 86)
Pengertian :
1. Disiplin PNS :
Kesanggupan PNS menaati kewajiban &
menghindari larangan Per-UU/Peraturan
kedinasan jika dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
2. Hukuman Disiplin :
Hukuman yg dijatuhkan kpd PNS
karena melanggar peraturan disiplin PNS.
Tingkat dan jenis hukuman disiplin:
1. Hukuman disiplin ringan:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Hukuman disiplin sedang:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu)
tahun
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
c. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih
rendah selama 1 (satu) tahun
23

23
3. Hukuman disiplin berat:
a.Penurunan pangkat pada pangkat
yang setingkat lebih rendah selama 3
(tiga) tahun
b.Pemindahan dalam rangka penurunan
jabatan dalam jabatan setingkat lebih
rendah
c. Pembebasan Jabatan
d.Pemberhentian dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri sebagai PNS
24
e.Pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS
Ketentuan Waktu kerja

kewajiban untuk masuk kerja, dirumuskan secara rinci untuk


menjaring PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan sah adalah
sebagai berikut :
a. selama 5 s/d 15 hari kerja dikenai hukuman ringan.
1) 5 hari kerja dijatuhi hukuman teguran lisan;
2) 6 s/d 10 hari kerja dijatuhi hukuman teguran
tertulis;
3) 11 s/d 15 hari kerja dijatuhi hukuman
pernyatan tidak puas secara tertulis.

25
a. selama 16 s/d 30 hari kerja dikenai
hukuman sedang.
1) 16 s/d 20 hari kerja dijatuhi hukuman
penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
(satu) tahun;
2) 21 s/d 25 hari kerja dijatuhi hukuman
penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)
tahun;
3) 26 s/d 30 hari kerja dijatuhi hukuman
penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 (satu) tahun.
26
c. selama 31 s/d 46 hari kerja atau lebih dikenai
hukuman berat.
1) 31 s/d 35 hari kerja dijatuhi hukuman penurunan
pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
2) 36 s/d 40 hari kerja dijatuhi hukuman pemindahan
dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah yang menduduki jabatan struktural atau
fungsional tertentu;
3) 41 s/d 45 hari kerja dijatuhi hukuman pembebasan
dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan
struktural atau fungsional tertentu;
4) 46 hari kerja atau lebih dikenai hukuman
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.
27
Setiap PNS wajib datang, pulang dan
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan
jam kerja. Keterlambatan akan dihitung secara
kumulatif dan dikonversi 1 hari kerja sama
dengan 7 ½ jam.
Dalam hal PNS tidak masuk kerja secara terus-
menerus meskipun telah dipanggil 2 (dua) kali
tetapi tetap tidak hadir, PNS tersebut dijatuhi
HD tanpa melalui pemeriksaan dan jenis
hukumannya berdasarkan jumlah hari
ketidakhadiran secara kumulatif. 28
ORGANISASI ASN
1.Nama : Korps Pegawai ASN
2.Kedudukan: wadah ASN untuk menyalurkan aspirasinya.
3.Tujuan :
a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN
b. Mewujudkan jiwa Korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
4.Fungsi :
a. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN.
b. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi.
c. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi.
d. Peningkatan kesejahteraan anggota Korps Pegawai ASN RI.
(Pasal 109)
29
dalam kedudukan sebagai aparatur negara
maka
pns harus “netral” dari pengaruh semua gol
dan parpol serta tidak diskriminatif dalam
memberikan pelayanan kepada masy

maka

“dilarang”
menjadi anggota dan/atau pengurus parpol

(Pasal 3 UU Nomor 43 Tahun 1999)


larangan dalam mendukung capres/ cawapres dan anggota
legislatif (DPR, DPD, dan DPRD) sebagaimana amanat dalam
UU No. 10 Tahun 2008 dan UU No. 42 Tahun 2008. Dan
larangan dalam mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah yang selama ini ditetapkan di dalam S.E.
Menpan, yaitu:
a. Hukuman Sedang :
1) memberikan dukungan kpd calon
Presiden/Wapres, DPR, DPD, atau DPRD dgn cara
ikut serta sbg pelaksana kampanye, menjadi
peserta kampanye dgn menggunakan atribut
partai atau atribut PNS, sbg peserta kampanye dgn
mengerahkan PNS lain 31
2) memberikan dukungan kpd calon
Presiden/Wapres dgn cara mengadakan kegiatan
yg mengarah kpd keberpihakan thd pasangan
calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama,
dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kpd PNS dalam lingk. unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
3) memberikan dukungan kpd calon anggota DPD
atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
dgn cara memberikan surat dukungan disertai
foto kopi KTP atau Surat Keterangan Tanda
Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan;
dan 32
4) memberikan dukungan kpd calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah dgn cara terlibat dalam kegiatan
kampanye utk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah serta mengadakan kegiatan yg mengarah
kpd keberpihakan thd pasangan calon yg menjadi peserta
pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kpd PNS dalam lingk. unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat.
(yg dimaksud terlibat dlm kegiatan kampanye adalah
seperti PNS bertindak sbg pelaksana kampanye, petugas
kampanye / tim sukses, tenaga hali, penyandang dana,
pencari dana, dll. (penjelasan Pasal 4 Angka 15 huruf a)) 33
b.Hukuman Berat :
1) memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wapres, DPR,
DPD, atau DPRD dgn cara sbg peserta kampanye dgn
menggunakan fasilitas negara;
2) memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wapres dgn
cara membuat keputusan dan/atau tindakan yg
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan
calon selama masa kampanye; dan
3) memberikan dukungan kpd calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah, dgn cara menggunakan fasilitas yg terkait
dgn jabatan dalam kegiatan kampanye dan/atau membuat
keputusan dan/atau tindakan yg menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye.

34
Penghargaan PNS

• PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,


kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam
melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan. 
• Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa
pemberian:
• tanda kehormatan;
• kenaikan pangkat istimewa;
• kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi;
dan/atau
• kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.

35
Syarat Usul Satya Lencana
1.Telah memiliki masa kerja 10, 20 dan 30 tahun ( terhitung dari
masa kerja yg tertera di SK CPNS, berdasarkan tahun
Pengangkatan sebagai CPNS ).
2.Foto Copy SK (CPNS, TERAKHIR, JABATAN)
3.Surat Keterangan Tidak Pernah dijatuhi Hukuman Disiplin
Tingkat Sedang dan Tingkat Berat yang ditanda tangani oleh
Kepala SKPK atau Instansi masing-masing.
4.Surat Rekomendasi dari Kepala Instansi atau SKPK masing-
masing.
5.Bagi yang pernah memiliki Satya Lencana, melampirkan foto
copynya.

36
Manajemen ASN

37
Manajemen ASN meliputi
a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;
b. pengadaan; i. penggajian dan
c. pangkat dan jabatan; tunjangan;
d. pengembangan karier; j. penghargaan;
e. pola karier; k. disiplin;
l. pemberhentian;
f. promosi;
m. pensiun dan
g. mutasi; tabungan hari tua;
h. Penilaian kinerja perlindungan.
38
PENETAPAN KEBUTUHAN DAN
PENGENDALIAN JUMLAH
1.Dasar penetapan kebutuhan :
a.Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban
kerja.
b.Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan
rincian per tahun berdasarkan prioritas kebutuhan
c.Ditetapkan oleh Menteri secara nasional.

2.Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja

(Pasal 56 RUU ASN) 39


PENGADAAN PNS
1. Dasar pengadaan:
- pengisian kebutuhan jabatan yang lowong
- sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan
Menteri
2. Tahapan :
a. Perencanaan
b. Pengumuman lowongan
c. Pelamaran
d. Seleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi
bidang)
e. Pengumuman hasil seleksi
f. Masa percobaan
g. Pengangkatan menjadi PNS
(Pasal 58) 40
Sistem Penempatan

41
Pangkat dan Jabatan
Pangkat dan Jabatan
• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan
tertentu.
• Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi
jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan
karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.
• PNS dapat berpindah antar dan antara JPT,
Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional di
Instansi Pusat dan Daerah berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.
42
PENILAIAN KINERJA PNS
Dilakukan berdasarkan:
• perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi;
Memperhatikan
• target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
Metode
• objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
• Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang
kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan
pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
• Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja
PNS.
PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan
sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan 43
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENILAIAN PRESTASI KERJA
Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP)
 Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagai
rancangan pelaksanaan kegiatan tugas jabatan
sesuai dengan rincian tugas, tanggung jawab
dan wewenangnya sesuai dengan struktur dan
tata kerja organisasi.

44
 SKP disusun dan ditetapkan sebagai rencana
operasional pelaksanaan tugas jabatan dengan
mengacu pada Renstra dan Renja.
 SKP yang telah disusun harus disetujui dan
ditetapkan oleh pejabat penilai.
 SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan
Januari dan digunakan sebagai dasar penilaian
prestasi kerja.
UNSUR-UNSUR SKP

a. Kegiatan Tugas Jabatan


Tugas jabatan yang dilakukan harus didasarkan pada rincian
tugas, tanggung jawab dan wewenang jabatan sesuai yang
ditetapkan dalam struktur dan tata kerja organisasi.
b. Angka Kredit

45
Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan
dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus
dicapai oleh seorang PNS dalam rangka pembinaan karier
dan jabatannya.
c. Target
Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus ditetapkan
target yang diwujudkan dengan jelas sebagai ukuran prestasi
kerja, baik dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau
biaya.
d. Tugas Tambahan
Selain melakukan kegiatan tugas jabatan apabila ada
tugas tambahan terkait dengan jabatan dapat ditetapkan
menjadi tugas tambahan. PNS yang melaksanakan tugas
tambahan yang diberikan oleh pimpinan/ pejabat penilai

46
yang berkaitan dengan tugas jabatan, hasilnya dinilai
sebagai bagian dari capaian SKP.

e. Kreatifitas

PNS yang telah menunjukkan kreatifitas yang


bermanfaat bagi organisasi dalam melaksanakan tugas
jabatan, hasilnya dinilai sebagai bagian dari capaian
SKP
CARA PENILAIAN DAN NILAI SKP

a. Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan


antara realisasi kerja dengan target dari aspek kuantitas,
kualitas, waktu dan/atau biaya, dikalikan 100.

47
b. Penilaian perilaku kerja dilakukan dengan cara
pengamatan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

c. Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara meng-


gabungkan Penilaian SKP dengan Penilaian Perilaku
Kerja
d. Nilai prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka dan
sebutan.
1) 91 keatas : sangat baik
2) 76 – 90 : baik
3) 61 – 75 : cukup

48
4) 51 – 60 : kurang
5) 50 kebawah : buruk
e. Penilaian SKP dapat lebih dari 100
f. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100
g. SKP yang tidak tercapai yang diakibatkan oleh faktor-faktor
diluar kemampuan individu PNS, penilaian didasarkan pada
pertimbangan kondisi penyebabnya.
FORMULIR SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI
1 Nama Dra. Sri 1 Nama Elisya, SH
2 NIP 196305221992012001 2 NIP 196803051999042001
3 Pangkat/Gol.Ruang Pembina/ IV/a 3 Pangkat/Gol.Ruang Penata Tk I/ III/d
Kabid Kepangkatan dan
4 Jabatan 4 Jabatan Kasubbag Mutasi Kepegawaian
Mutasi Lain
5 Unit Kerja Direktorat Kepangkatan 5 Unit Kerja Direktorat Kepangkatan

TARGET
ANGKA
NO III. KEGIATAN TUGAS POKOK JABATAN

49
KREDIT KUANT/ KUAL/
WAKTU BIAYA
OUTPUT MUTU
1 Menetapkan persetujuan kenaikan pangkat gol.ruang - 5000 nota -
100 12
III/d ke bawah Prov. Lampung dan instansi vertikal.
2 Menetapkan persetujuan peninjauan masa kerja -
gol.ruang III/d ke bawah Provinsi Lampung dan 25 nota 100 12 -
Instansi vertikal
3 Menetapkan persetujuan mutasi lain-lain gol.ruang -
20 nota 100 12 -
III/d ke bawah Provinsi Lampung dan instansi Vertikal
4 Membuat konsep SK pindah Instansi pusat dan -
30 SK 100 12 -
daerah
5 Membuat laporan kenaiakn pangkat, PMK, mutasi lain -
2 lap 100 12 -
dan pindah instansi pusat dan daerah

Jakarta, 4 Januari 2012


Pejabat Penilai Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai

(Dra. Sri) (Elisya, SH)


NIP. 196305221992012001 NIP. 196803051999042001
PENILAIAN SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Jangka waktu penilaian 5 Januari s/d 31 Desember 2012
TARGET REALISASI
NILAI
I. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan AK AK PENGHITUNGAN CAPAIAN
NO Kuant/ Kual/
Waktu Biaya
Kuant/ Kual/
Waktu Biaya
output Mutu output Mutu SKP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Menetapkan persetujuan
kenaikan pangkat gol.ruang 5000 5000 261,00 87,00
- 100 12 - - 85 12 -
III/d ke bawah Prov. Lampung nota nota
dan instansi vertikal. (100+85+76=261) (261 : 3)
2 Menetapkan persetujuan peninjauan
masa kerja gol.ruang III/d ke bawah 25
- 100 12 - - 25 nota 80 12 - 256,00 85,33
Provinsi Lampung dan Instansi vertikal nota

50
3 Menetapkan persetujuan mutasi lain-
lain gol.ruang III/d ke bawah Provinsi 20
- 100 12 - - 20 nota 80 12 - 256,00 85,33
Lampung dan instansi Vertikal nota

4 Membuat konsep SK pindah Instansi


- 30 SK 100 12 - - 30 SK 85 12 - 261,00 87,00
pusat dan daerah
5 Membuat laporan kenaiakn pangkat,
PMK, mutasi lain dan pindah instansi - 2 lap 100 12 - - 2 lap 80 12 - 256,00 85,33
pusat dan daerah
II. Tugas Tambahan dan Kreativitas/ Unsur
Penunjang :

10,00 a. Tugas Tambahan - - - - - -


30,00 b. Kreativitas
JUMLAH - - - - - 429.99
86,00
NILAI CAPAIAN SKP (429.99 : 5) =

Jakarta, 31 Desember 2012


(Baik)
Pejabat Penilai
(Dra. Sri)
NIP. 196305221992012001
SISTEM KENAIKAN PANGKAT

SISTEM KENAIKAN PANGKAT REGULER


SISTEM KENAIKAN
PANGKAT
SISTEM KENAIKAN PANGKAT PILIHAN

PERIODE 01 APRIL
MASA KENAIKAN
PANGKAT
PERIODE 01 OKTOBER
1. KP REGULER

1. tidak menduduki Jabatan struktural atau


Jabatan fungsional tertentu.

KENAIKAN 2. melaksanakan tugas belajar dan


PANGKAT REGULER sebelumnya tidak menduduki jabatan.

3.dipekerjakan atau diperbantukan secara


penuh di luar instansi induk.

Syarat :
a. Minimal telah 4 tahun dalam pangkat terakhir
b. Setiap unsur DP-3 minimal bernilai baik dalam 2 tahun
terakhir
c. Tidak melampaui pangkat atasan langsungnya
2. KP PILIHAN
1. menduduki jabatan Struktural atau jabatan Fungsional tertentu.

2. menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan


Dengan Keputusan Presiden
3. menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya.

4. menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara.


KENAIKAN
PANGKAT 5. diangkat menjadi Pejabat Negara.
PILIHAN 6. memperoleh STTB atau Ijazah
7. melaksanakan tugas belajar dan Sebelumnya menduduki jabatan
struktural atau jabatan fungsional.

8. telah selesai dan lulus tugas belajar

9. dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induknya yang


diangkat dalam jabatan pimpinan atau jabatan fungsional
tertentu.
3. KP. Anumerta
• Berlaku TMT ybs tewas.
• Diberikan sebelum ybs dimakamkan.
(Keputusan Sementara).
• Akibat keuangan baru timbul, setelah
keputusan sementara ditetapkan menjadi
keputusan pejabat ybw.

54
4. KP. Pengabdian
• Diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena
mencapai BUP atau Meninggal Dunia.
• Setiap unsur DP-3 minimal bernilai baik dalam 1 thn terakhir
• Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau
berat dalam 1 (satu) tahun terakhir.
• Memiliki masa kerja secara terus menerus sebagai PNS
a) 30 tahun atau lebih dan minimal telah 1 bulan dalam pangkat
terakhir.
b) 20 tahun atau lebih tapi kurang dari 30 tahun dan minimal telah 1
tahun dalam pangkat terakhir.
c) 10 tahun atau lebih tapi kurang dari 20 tahun dan minimal telah 2
tahun dalam pangkat terakhir
55
Sistem Karier PNS

56
PENGEMBANGAN KARIER
1. Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah.
2. Pengembangan karier PNS dilakukan dengan mempertimbangkan
integritas dan moralitas.
3. Kompetensi meliputi:
a. kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi diklat
teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis;
b. kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat diklat struktural
atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan;
c. kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja
berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
4. Integritas diukur dari kejujuran, kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan, kemampuan bekerja sama, dan
pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
57
(Pasal 69)
5. Moralitas diukur dari penerapan dan pengamalan nilai etika
agama, budaya, dan sosial kemasyarakatan
6. Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi.
7. Pengembangan kompetensi antara lain melalui diklat, seminar, kursus,
dan penataran.
8. Pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh Pejabat yang
Berwenang dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam
pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
9. Pengembangan kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun
rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam
rencana kerja anggaran tahunan instansi masing-masing.

58
(Pasal 70)
59
60
61
62
63
64
Sistem Penggajian dan
Penghargaan PNS

65
PENGGAJIAN DAN
TUNJANGAN
1. Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS
serta menjamin kesejahteraan PNS.
2. Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan
resiko pekerjaan.
3. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada
APBN.
4. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah daerah dibebankan pada
APBD.
5. Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas.
6. Tunjangan meli puti tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan.
7. Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja.
8. Tunjangan kemahalan dibayarkan sesuai dengan tingkat
kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah 66
masing-masing. (Pasal 79,80)
67
Sistem Pendidikan dan
pelatihan PNS

68
Tujuan Diklat
• Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap
untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional
dengan dilandasai kepribadian dan etika PNS sesuai dengan
kebutuhan instansi.
• Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai
pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
• Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan
pemberdayaan masyarakat.
• Menciptakan kesamaan Visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan
demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

69
JENIS DAN JENJANG DIKLAT
Diklat PNS terdiri dari 2 jenis
1. Diklat prajabatan, terdiri dari :
• Diklat Prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I.
• Diklat prajabatan golongan II untuk menjadi PNS golongan II.
• Diklat prajabatan golongan III untuk menjadi PNS golongan
III.
2. Diklat dalam jabatan, terdiri dari :
• Diklat kepemimpinan
• Diklat fungsional
• Diklat Teknis.
70
Diklat prajabatan
• Diklat prajabatan merupakan diklat yang dipersyaratkan
dalam pengangkatan CPNS menjadi PNS.
• Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS wajib
mengikuti dan lulus diklat prajabatan .
• CPNS wajib diikut sertakan dalam diklat prajabatan selambat
lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai CPNS.
• Diklat prajabatan dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan
kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping
pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya
agar mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai
pelayan masyarakat.
71
Diklatpim terdiri dari empat jenjang
1. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat IV,
yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan
eselon IV.
2. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat III,
yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan
eselon III.
3. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat II,
yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan
eselon II.
4. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat I,
yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan
eselon I. 72
Diklat Fungsional
• Diklat Fungsional merupakan diklat yang
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi yang sesuai dengan jenis dan
jenjang jabatan fungsional masing-masing.
• Jenis dari jenjang diklat fungsional untuk
masing-masing jabatan fungsional tersebut
ditetapkan oleh instansi pembina jabatan
fungsional yang bersangkutan.
73
Diklat Teknis
• Diklat Teknis merupakan diklat yang dilaksanakan
untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
PNS .
• Kompetensi teknis yang dimaksud adalah
kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis
tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-
masing
• Bagi PNS yang belum memenuhi persyaratan
kompetensi jabatan perlu mengikuti Diklat teknis
yang berkaitan dengan persyaratan kompetensi
jabatan masing-masing. 74
PESERTA
 DIKLATPIM DIIKUTI PNS YANG AKAN DAN
TELAH MENDUDUKI JABATAN STRUKTURAL
 DIKLATPIM TINGKAT TERTENTU TIDAK
DIPERSYARATKAN MENGIKUTI DIKLATPIM

75
DIBAWAHNYA
 PESERTA DIKLAT FUNGSIONAL ADALAH PNS
YANG AKAN DAN TELAH MENDUDUKI JABATAN
FUNGSIONAL TERTENTU
 PESERTA DIKLAT TEKNIS ADALAH PNS YANG
MEMBUTUHKAN PENINGKATAN KOMPETENSI
TEKNIS DALAM PELAKSANAAN TUGAS
PENYELENGGARAAN
 DILAKUKAN DENGAN KLASIKAL DAN NON KLASIKAL
 DIKLAT PRA JABATAN DILAKSANAKAN OLEH LEMBAGA
DIKLAT PEMERINTAH YANG TERAKREDITASI
 DIKLATPIM TK IV, III, II DILAKSANAKAN LEMB.
DIKLAT PEMERINTAH YANG TERAKREDITASI
 DIKLATPIM TK I DILAKSANAKAN OLEH INSTANSI

76
PEMBINA
 DIKLAT TEKNIS DAN FUNGSIONAL DILAKSANAKAN
OLEH LEMBAGA DIKLAT YANG TERAKREDITASI.
PEMBIAYAAN
 DIBEBANKAN ANGGARAN INSTANSI
MASING-MASING
Sistem Pemberhentian PNS

77
PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT
DAN TIDAK DENGAN HORMAT

1. PNS dapat diberhentikan dengan hormat, karena:


a. Atas permintaan sendiri;
b. Mencapai batas usia pensiun;
c. Perampingan organisasi pemerintah; atau
d. Tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan kewajiban sbg PNS
e. menerima hak pensiun dan tabungan hari tua
Pemberhentian Karena Tidak Cakap
Jasmani Atau Rohani
berdasarkan surat keterangan Tim Penguji
Kesehatan dinyatakan:
1.Tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan
Negeri karena kesehatannya;
2.Menderita penyakit atau kelainan yang
berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau
lingkungan kerjanya;
3.Setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu
bekerja kembali.
79
2. PNS dapat diberhentikan tidak dengan hormat
karena:
a.Melanggar sumpah/janji PNS dan sumpah/janji
jabatan selain pelanggaran sumpah/janji PNS dan
sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada
Pancasila, UUD’45, Negara, dan Pemerintah atau
b.Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan yang ancaman hukumannya kurang dari 4
(empat) tahun
Catatan: PNS yg diberhentikan tidak dengan hormat,
tidak berhak menerima pensiun.
Pemberhentian Karena Meninggalkan Tugas
Pegawai Negeri Sipil yang meninggalkan
tugas selama 2 (dua) bulan berturut-turut
diberhentikan pembayar an gajinya mulai
bulan ketiga. Untuk selanjutnya apabila
dalam waktu 6 (enam) bulan secara terus-
menerus meninggalkan tugasnya secara tidak
sah, maka yang bersangkutan diberhentikan
dengan tidak hormat sebagai Pegawai Negeri
Sipil.
81
Pemberhentian Karena Hal-Hal Lain
Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri
kembali kepada instansi induknya setelah habis
menjalankan cuti di luar tanggungan negara,
diberhentikan dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil. Begitu pula Pegawai
Negeri Sipil yang melaporkan ke instansi induknya
setelah habis masa cuti di luar tanggungan negara,
tetapi tidak dapat dipekerjakan kembali karena tidak
ada lowongan, maka yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat. Pemberhentian ini disertai dengan hak-
hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang- 82

undangan yang berlaku.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai