KATA PENGANTAR
iii
I. KONSEP UMUM UU NOMOR 55 TAHUN 2014
TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
1
meletakkan fondasi bagi pemberlakuan sistem merit,
mencegah politisasi dalam rekrutmen pejabat pimpinan
tinggi dan mengakui hak pegawai Aparatur Sipil Negara
untuk mengembangkan diri.
2
b. Fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN)
Pegawai ASN berfungsi sebagai Pelaksana kebijakan
publik; Pelayan publik; serta Perekat dan pemersatu
bangsa. Adapun tugas pegawai ASN adalah :
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Sementara itu, Pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
c. Jabatan ASN
Jabatan Aparatur Sipil Negara berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 tahun 2015 terdiri tiga jenis yaitu
Jabatan Administrasi; Jabatan Fungsional; Jabatan
Pimpinan Tinggi.
Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan. Jabatan ini terdiri atas: 1) Jabatan
3
Administrator (eselon III); 2) Jabatan Pengawas (eselon
IV); 3) Jabatan Pelaksana (eselon V dan fungsional
umum)(Pasal 14). Jabatan Pimpinan Tinggi adalah
sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah. JPT
terdiri atas: 1) JPT Utama (eselon Ia kepala LPNK); 2) JPT
Madya (eselon Ia dan eselon Ib); 3) JPT Pratama (eselon
II).
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu. JF terdiri atas JF Keahlian dan
Keterampilan. JF Keahlian terdiri atas: 1) Ahli Utama; 2)
Ahli Madya; 3) Ahli Muda; dan 4) Ahli Pertama. JF
Keterampilan terdiri atas: 1) Penyelia; 2) Mahir; 3)
Terampil; dan 4) Pemula (Pasal 18).
Sementara itu, jabatan pimpinan tinggi Aparatur Sipil
Negara adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi
pemerintah. Jabatan pimpinan tinggi berfungsi
memimpin dan memotivasi setiap pegawai ASN pada
instansi pemerintah melalui 1) kepeloporan dalam bidang
keahlian profesional, analisis dan rekomendasi kebijakan
serta kepemimpinan manajemen; 2) pengembangan
kerjasama dengan instansi lain dan keteladanan dalam
mengamalkan nilai dasar; serta 3) keteladanan dalam
mengamalkan nilai dasar ASN dan melaksanakan kode
etik dan kode perilaku ASN. Jabatan pimpinan tinggi
terdiri dari jabatan pimpinan tinggi utama, jabatan
4
pimpinan tinggi madya dan jabatan pimpinan tinggi
pratama.
5
II. KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA
6
kontribusi yang optimal dalam mencapai tujuan organisasi.
Selain itu, IPM (1992) juga mendeskripsikan manajemen
kinerja secara lebih detail, yaitu:
1. Menerjemahkan visi dan misi organisasi ke dalam
tujuan dan hasil yang jelas, mudah dipahami dan dapat
diukur sehingga membantu keberhasilan organisasi
mencapai tujuan;
2. Menyediakan alat untuk menilai, mengelola dan
meningkatkan keberhasilan kinerja keseluruhan
organisasi;
3. Merubah paradigma dari orientasi pengendalian dan
ketaatan menjadi pendekatan stratejik yang
berkelanjutan dalam upaya mendorong keberhasilan
organisasi;
4. Menyediakan ukuran-ukuran mengenai kualitas, biaya,
kecepatan pelayanan, dan penyelarasan kompetensi
pegawai, serta motivasi yang sangat diperlukan oleh
organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya;
5. Memonitor kinerja melalui penyelarasan antara kinerja
individual, unit kerja dan organisasi secara keseluruhan
dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan
stratejik organisasi sebagaimana telah dirumuskan, dan
6. Melakukan evaluasi terhadap kinerja yang sudah
dicapai sebagai upaya umpan balik bagi perbaikan
kinerja organisasi.
Definisi yang lebih teknis juga disampaikan oleh
Briscoe dan Claus (2008) seperti dikutip oleh Amstrong
7
(2009 hal 10). Briscoe dan Claus menjelaskan bahwa
manajemen kinerja merupakan suatu sistem dalam
organisasi, yang diawali dari penentuan tujuan kinerja
organisasi, kemudian menentukan standard kinerjanya,
mengevaluasi pencapaianya, memberikan umpan balik
terhadap capaian kinerjanya, menentukan kebutuhan
diklat dan pengembangannya serta pemberian reward.
Penjelasan ini hampir sama dengan penjelasan Amstrong
sebelumnya, yang mengkaitkan kinerja pegawai dengan
pencapaian tujun organisasi dan sekaligus kontribusi
organisasi dalam pengembangan pegawi sehingga pegawai
bisa mencapai kinerja seperti yang diharapkan oleh
organisasi.
Terakhir, melengkapi apa yang disampaikan di atas,
Plachy dan Plachy, seperti yang dikutip oleh Amstrong
(2009) menyampaikan satu gagasan yang menarik yaitu
bagaimana peran komunikasi dalam konteks manajemen
kinerja. Menurut mereka, komunikasi menjadi instrumen
penting bagi keberhasilan pelaksanaan manajemen kinerja.
Melalui komunikasi yang baik, pemimpin dalam suatu
organisasi bisa menjelaskan kepada semua pegawai
tentang target kinerja seperti apa yang ingin dicapai,
bagaimana target kinerja tersebut dicapai, bagaimana
target kinerja dimonitor sesuai dengan target yang sudah
disepakati sebelumnya dan apa implikasi kalau pegawai
tidak mencapai target dan seterusnya. Selain itu, melalui
komunikasi yang baik, pegawai bisa menanyakan jika ada
8
sesuatu yang kurang jelas termasuk mendiskusikan
bentuk-bentuk sumber daya yang dibutuhkan untuk
mencapai target kinerja yang sudah disepakati dengan
pimpinan. Dengan demikian, membangun sistem
komunikasi dua arah antara pimpinan dan pegawai dalam
organisasi merupakan suatu keharusan jika organisasi
ingin menjalankan manajemen kinerja.
Dari diskusi tentang konsep manajemen kinerja
tersebut, meskipun definisinya berbeda, namun secara
umum ada beberapa benang merah yang bisa diambil.
Pertama, manajemen kinerja merupakan proses yang
berkelanjutan yang digunakan oleh organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan kinerja
individu dan tim yang bekerja dalam organisasi tersebut.
Sebagai suatu proses, manajemen kinerja merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang saling terkait dan
diarahkan untuk mengintegrasikan tujuan organisasi
dengan tujuan pegawai sehingga akan tercipta harmonisasi
tujuan antara organisasi dan pegawai (Amstrong, 2009).
Dengan kata lain, kinerja organisasi akan meningkat
ketika kinerja pegawai dan tim yang berada di organisasi
juga meningkat dan sebaliknya.
Kedua, manajemen kinerja mensyaratkan adanya
komunikasi yang baik antara pimpinan organisasi dan
pegawai untuk menjelaskan visi, misi dan tujuan
organisasi dan sekaligus menjelaskan kontribusi pegawai
dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Untuk itu,
9
sistem komunikasi yang baik harus dikembangkan dalam
organisasi yang memungkinkan piminan dan pegawai
memiliki media yang bisa digunakan untuk berdiskusi
secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan agar masing-
masing pihak paham apa yang menjadi hak dan kewajiban
dan sekaligus untuk saling memberikan umpan balik.
Ketiga, manajemen kinerja menempatkan pegawai
sebagai aktor utama dalam pencapaian kinerja organisasi.
Pegawai tidak lagi dianggap sekedar faktor produksi, yang
sama nilainya dengan faktor produksi lain seperti mesin
dan uang. Pegawai ditempatkan sebagai aset yang
berharga, yang memiliki potensi yang luar biasa, dan jika
diexplorasi dengan baik, potensi tersebut bisa memberikan
nilai tambah bagi organisasi. Dengan pandangan seperti
itu, pegawai harus dikenali potensinya dan dikembangkan
sedemikian rupa sehingga potensi dalam dirinya bisa
dimanfaatkan secara maksimal bagi pencapaian kinerja
organisasi. Hal ini penting dilakukan karena berdasarkan
kajian-kajian inovasi, ada ungkapan yang menyatakan
bahwa ide atau pikiran manusian merupakan kekayaan
alam yang tidak akan pernah habis untuk dieksplorasi dan
dieksploitasi. Apalagi, saat ini kita memasuki era ekonomi
pengetahuan yang menempatkan pengetahuan sebagai
modal utama dalam mewujudkan kinerja organisasi yang
lebih baik.
Keempat, terkait dengan poin ketiga, manajemen
kinerja mendorong organisasi untuk mempunyai
10
pandangan yang positif terhadap pegawainya. Untuk itu,
perlu ada perubahan paradigma dalam pengelolaan
pegawai yaitu memperlakukan pegawai sesuai dengan ide
yang terkandung dalam teori Y yaitu pegawai itu adalah
orang yang bertanggung jawab mempunyai inisiatif, kreatif
dan tidak malas. Dengan pandangan tersebut, diharapkan
pegawai merasa bangga dan termotivasi untuk selalu
mencurahkan segenap tenaganya untuk pencapaian
tujuan organisasi.
Berdasarkan pada diskusi tersebut, dalam modul ini
manajemen kinerja bisa dimaknai sebagai suatu proses
kegiatan dalam organisasi yang dilakukan secara
sistematis dan berkelanjutan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pengembangan dan
peningkatan kinerja pegawai, yang didukung oleh
pengembangan budaya kerja dan sistem komunikasi yang
baik dalam organisasi.
Jika dikaitkan dengan organisasi publik, maka
manajemen kinerja merupakan proses kegiatan yang bisa
digunakan oleh instansi pemerintah dalam mengarahkan
seluruh elemen organisasi instansi pemerintah, mulai dari
level individual pegawai, unit kerja sampai pada level
organisasi sebagai sebuah keseluruhan untuk mencapai
kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain itu,
manajemen kinerja juga mendorong instansi pemerintah
untuk membangun komunikasi yang egaliter antara
pimpinan dan bawahan agar masing-masing pihak paham
11
hak dan kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Pimpinan suatu unit kerja harus membuka ruang
komunikasi dengan pegawai untuk menjelaskan target
kinerja seperti apa yang harus dicapai oleh masing-masing
pegawai, bagaimana target kinerja tersebut dicapai,
bagaimana target kinerja dimonitor dan dinilai sesuai
dengan target yang sudah disepakati sebelumnya dan
memberikan masukan agar ke depan pegawai bisa
meningkatkan kinerjanya. Di sisi yang lain, pegawai harus
membuat target kinerja yang sesuai dengan target kinerja
unit kerja dan sekaligus mendesain pengembangan diri
agar target kinerja yang sudah dibuat bisa tercapai dengan
baik.
Apa yang menjadi inti dari manajemen kinerja
tampaknya sejalan dengan apa yang menjadi tuntutan
masyarakat selama ini terhadap instansi pemerintah yaitu
tuntutan akuntabilitas terhadap penggunaan anggaran
yang digunakan dalam upaya memberikan pelayanan
kepada masyarakat baik langsung maupun tidak.
Berapapun jumlahnya, instansi pemerintah harus bisa
mempertanggungjawabkan anggaran yang digunakan
untuk kegiatan kepada masyarakat. Melalui penerapan
manajemen kinerja, instansi pemerintah bisa menjawab
tuntutan tersebut sebab melalui manajemen kinerja,
instansi pemerintah bisa mengetahui besaran kontribusi
pegawai, kelompok/tim dan unit kerja terhadap
pencapaian kinerja organsasi. Selain itu, manajemen
12
kinerja bisa membantu instansi pemerintah dalam
mensinergikan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan kinerja sebagaimana diharapkan oleh
organisasi dan masyarakat.
Penerapan manajemen kinerja harus memenuhi prinsip-
prinsip tertentu sebagai prasyarat yang perlu dipenuhi
agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan dari manajemen
kinerja. Menurut LAN (2008), prinsip-prinsip tersebut
meliputi antara lain : Komitmen pimpinan dan pegawai,
sinergi, komunikasi, koordinasi, budaya kerja, pemberian
insentif dan disinsentif, konsisten dan kode etik.
Aguinis berpendapat bahwa ada 6 langkah untuk
menjalankan manajemen kinerja, yaitu: prerequisites,
performance planning, performance execution, performance
assessment, performance review, and performance renewal
and recontracting (Aguinis, 2013). Penjelasan detail dari
tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prerequisite yaitu organisasi harus merumuskan misi,
visi dan tujuan strategis yang jelas dan dipahami oleh
semua pegawai yang ada di organisasi termasuk
bagaimana menurunkan tujuan tersebut ke dalam
tujuan unit di bawahnya (goal setting).
2. Performance planning adalah kolaborasi antara pegawai
dan pimpinan dalam menentukan pekerjaan yang
dikerjakan dan bagaimana cara menyelesaikan
pekerjaan tersebut termasuk bagaimana mengukur
keberhasilannya.
13
3. Performance execution adalah pegawai diberi sumber
daya yang cukup agar pegawai bisa melaksanakan apa
yang sudah direncanakan di tahap sebelumnya.
4. Performance assessment adalah penilaian kinerja
pegawai berdasarkan pada rencana awal.
5. Performance review merupakan proses untuk mereview
kinerja pegawai berdasarkan pada tahap keempat. Pada
tahap ini proses feedback dan coaching diberikan
sebagai input kepada pegawai.
6. Performance renewal and recontracting merupakan
proses untuk memperbaiki kinerja dan membuat
perencanaan kinerja baru berbasis pada feedback dan
coaching yang sudah dilaluinya sehingga diharapkan
ada perbaikan pada kinerja di tahun mendatang.
14
didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung
dari PNS atau mempertimbangkan pendapat rekan kerja
setingkat dan bawahannya. Hasil penilaian kinerja PNS
disampaikan kepada tim penilai kinerja PNS yang penilaian
kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi
administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sementara itu, penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri
Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil adalah suatu proses
penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat
penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja
PNS. Pejabat penilai adalah atasan langsung PNS yang
dinilai, dengan ketentuan paling rendah pejabat struktural
eselon V atau pejabat lain yang ditentukan. Untuk
melaksanakan penilaian prestasi kerja PNS tersebut, BKN
mengeluarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan BKN
tersebut, penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh
Pejabat Penilai sekali dalam satu tahun yang dilakukan
setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan atau
paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Penilaian
prestasi kerja PNS terdiri atas unsur:
15
a. SKP dengan bobot nilai 60 % (enam puluh persen); dan
b. Perilaku kerja dengan bobot nilai 40% (empat puluh
persen).
Adapun tujuan dari penilaian prestasi kerja PNS ini
adalah menjamin objektivitas pembinaan PNS yang
dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem
karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
Selain itu, hasil penilaian kinerja PNS digunakan sebagai
persyaratan dalam pengangkatan jabatan dan kenaikan
pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan
promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Jabatan Pimpinan Tinggi secara normatif hanya dapat
diduduki paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian
kompetensi, dan berdasarkan kebutuhan instansi setelah
mendapat persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian dan
berkoordinasi dengan KASN (Pasal 117 UU ASN).
16
1. Orientasi Pelayanan
Orientasi pelayanan adalah sikap dan perilaku kerja PNS
dalam memberikan pelayanan terbaik kepada yang
dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan
sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
17
2. Integritas
Integritas adalah kemampuan untuk bertindak sesuai
dengan nilai, norma dan etika dalam organisasi.
Integritas Nilai
Uraian Angka Sebutan
1 Selalu dalam melaksanakan tugas 91-100 Sangat
bersikap jujur, ikhlas, dan tidak Baik
pernah menyalahgunakan
wewenangnya serta berani
menanggung resiko dari tindakan
yang dilakukannya.
2 Pada umumnya dalam 76-90 Baik
melaksanakan tugas bersikap jujur,
ikhlas, dan tidak pernah
menyalahgunakan wewenangnya
tetapi berani menanggung resiko dari
tindakan yang dilakukannya.
3 Adakalanya dalam melaksanakan 61-75 Cukup
tugas bersikap cukup jujur, cukup
ikhlas, dan kadang-kadang
menyalahgunakan wewenangnya
serta cukup berani menanggung
resiko dari tindakan yang
dilakukannya.
4 Kurang jujur, kurang ikhlas dalam 51-60 Kurang
melaksanakan tugas dan sering
menyalahgunakan wewenangnya
tetapi kurang berani menanggung
resiko dari tindakan yang
dilakukannya.
5 Tidak pernah jujur, tidak ikhlas 50 ke Buruk
dalam melaksanakan tugas dan bawah
selalu menyalahgunakan
wewenangnya serta tidak berani
menanggung resiko dari tindakan
yang dilakukannya.
18
3. Komitmen
Komitmen adalah kemauan dan kemampuan untuk
menyelaraskan sikap dan tindakan PNS untuk
mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan
kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang, dan/atau golongan.
Komitmen Nilai
Uraian Angka Sebutan
1 Selalu berusaha dengan sungguh- 91-100 Sangat
sungguh menegakkan ideologi negara, Baik
pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI,
Bhinneka Tunggal Ika, dan rencana-
rencana pemerintah dengan tujuan
untuk dapat melaksanakan tugasnya
secara berdaya guna dan berhasil guna
serta mengutamakan kepentingan
kedinasan dari pada kepentingan
pribadi dan/atau golongan sesuai
dengan tugas, fungsi, dan tanggung
jawabnya sebagai unsur aparatur
negara terhadap organisasi tempat
dimana ia bekerja.
2 Pada umumnya berusaha dengan 76-90 Baik
sungguh-sungguh menegakkan ideologi
negara, pancasila, UUD RI Tahun
1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika,
dan rencana-rencana pemerintah
dengan tujuan untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara
berdaya guna dan berhasil guna serta
mengutamakan kepentingan kedinasan
dari pada kepentingan pribadi
dan/atau golongan sesuai dengan
tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya
sebagai unsur aparatur negara
terhadap organisasi tempat dimana ia
bekerja.
19
3 Adakalanya berusaha dengan sungguh- 61-75 Sangat
sungguh menegakkan ideologi negara, Baik
pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI,
Bhinneka Tunggal Ika, dan rencana-
rencana pemerintah dengan tujuan
untuk dapat melaksanakan tugasnya
secara berdaya guna dan berhasil guna
serta mengutamakan kepentingan
kedinasan dari pada kepentingan
pribadi dan/atau golongan sesuai
dengan tugas, fungsi, dan tanggung
jawabnya sebagai unsur aparatur
negara terhadap organisasi tempat
dimana ia bekerja.
4 Kurang berusaha dengan sungguh- 51-60 Baik
sungguh menegakkan ideologi negara,
pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI,
Bhinneka Tunggal Ika, dan rencana-
rencana pemerintah dengan tujuan
untuk dapat melaksanakan tugasnya
secara berdaya guna dan berhasil guna
serta mengutamakan kepentingan
kedinasan dari pada kepentingan
pribadi dan/atau golongan sesuai
dengan tugas, fungsi, dan tanggung
jawabnya sebagai unsur aparatur
negara terhadap organisasi tempat
dimana ia bekerja.
5 Tidak pernah berusaha dengan 50 ke Buruk
sungguh-sungguh menegakkan ideologi bawah
negara, pancasila, UUD RI Tahun
1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan
rencana-rencana pemerintah dengan
tujuan untuk dapat melaksanakan
tugasnya secara berdaya guna dan
berhasil guna serta mengutamakan
kepentingan kedinasan dari pada
kepentingan pribadi dan/atau golongan
sesuai dengan tugas, fungsi, dan
tanggung jawabnya sebagai unsur
aparatur negara terhadap organisasi
tempat dimana ia bekerja.
20
4. Disiplin
Disiplin adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Disiplin Nilai
Uraian Angka Sebutan
1 Selalu mentaati peraturan 91-100 Sangat
perundang-undangan dan/atau Baik
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tanggung jawab dan
selalu mentaati ketentuan jam kerja
serta mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang-barang milik
negara yang dipercayakan
kepadanya dengan sebaik-baiknya.
2 Pada umumnya mentaati peraturan 76-90 Baik
perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tanggung jawab,
mentaati ketentuan jam kerja serta
mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang-barang milik
negara yang dipercayakan
kepadanya dengan baik.
3 Adakalanya mentaati peraturan 61-75 Cukup
perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tanggung jawab,
mentaati ketentuan jam kerja serta
cukup mampu menyimpan
dan/atau memelihara barang-
barang milik negara yang
dipercayakan kepadanya dengan
cukup baik, serta tidak masuk atau
terlambat masuk kerja dan lebih
21
cepat pulang dari ketentuan jam
kerja tanpa alasan yang sah selama
lima sampai dengan 15 hari kerja.
4 Kurang mentaati peraturan 51-60 Kurang
perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa kurang tanggung
jawab, mentaati ketentuan jam kerja
serta kurang mampu menyimpan
dan/atau memelihara barang-
barang milik negara yang
dipercayakan kepadanya dengan
kurang baik, serta tidak masuk atau
terlambat masuk kerja dan lebih
cepat pulang dari ketentuan jam
kerja tanpa alasan yang sah selama
16 sampai dengan 30 hari kerja.
5 Tidak pernah mentaati peraturan 50 ke Buruk
perundang-undangan dan/atau bawah
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tidak tanggung jawab,
mentaati ketentuan jam kerja serta
tidak mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang-barang milik
negara yang dipercayakan
kepadanya dengan kurang baik,
serta tidak masuk atau terlambat
masuk kerja dan lebih cepat pulang
dari ketentuan jam kerja tanpa
alasan yang sah lebih dari 31 hari
kerja.
22
5. Kerjasama
Kerjasama adalah kemauan dan kemampuan PNS
untuk bekerjasama dengan rekan sekerja, atasan,
bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam
menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang
ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil
guna yang sebesar-besarnya.
Kerjasama Nilai
23
3 Adakalanya mampu bekerjasama 61-75 Cukup
dengan rekan kerja, atasan,
bawahan baik di dalam maupun di
luar organisasi serta adakalanya
menghargai dan menerima
pendapat orang lain, kadang-
kadang bersedia menerima
keputusan yang diambil secara sah
yang telah menjadi keputusan
bersama.
24
6.Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan dan kemauan PNS
untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau
orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya
demi tercapainya tujuan organisasi. Penilaian
kepemimpinan hanya dilakukan bagi PNS yang
menduduki jabatan struktural.
Kepemimpinan Nilai
Uraian Angka Sebutan
1 Selalu bertindak tegas dan tidak 91- Sangat
memihak, memberikan teladan 100 Baik
yang baik, kemampuan
menggerakkan tim kerja untuk
mencapai kinerja yang tinggi,
mampu menggugah semangat dan
menggerakkan bawahan dalam
melaksanakan tugas serta mampu
mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat.
2 Pada umumnya bertindak tegas 76-90 Baik
dan tidak memihak, memberikan
teladan yang baik, kemampuan
menggerakkan tim kerja untuk
mencapai kinerja yang tinggi,
mampu menggugah semangat dan
menggerakkan bawahan dalam
melaksanakan tugas serta mampu
mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat.
3 Adakalanya bertindak tegas dan 61-75 Cukup
tidak memihak, memberikan
teladan, cukup mampu
menggerakkan tim kerja untuk
mencapai kinerja yang tinggi,
cukup mampu menggugah
25
semangat dan menggerakkan
bawahan dalam melaksanakan
tugas serta cukup mampu
mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat.
4 Kurang bertindak tegas dan 51-60 Kurang
terkadang memihak, kurang
mampu memberikan teladan yang
baik, kurang mampu
menggerakkan tim kerja untuk
mencapai kinerja yang tinggi,
kurang mampu menggugah
semangat dan menggerakkan
bawahan dalam melaksanakan
tugas serta kurang mampu
mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat.
5 Tidak pernah mampu bertindak 50 ke Buruk
tegas dan memihak, tidak bawah
memberikan teladan yang baik,
tidak mampu menggerakkan tim
kerja untuk mencapai kinerja yang
tinggi, tidak mampu menggugah
semangat dan menggerakkan
bawahan dalam melaksanakan
tugas serta tidak mampu
mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat.
26
III. TATA CARA PENYUSUNAN SASARAN KERJA
PEGAWAI (SKP)
27
e. Memiliki target waktu
Kegiatan yang dilakukan harus dapat ditentukan
waktunya.
SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang
harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat
nyata dan dapat diukur. SKP yang telah disusun harus
disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai. Dalam hal
SKP yang disusun oleh PNS tidak disetujui oleh pejabat
penilai maka keputusannya diserahkan kepada atasan
pejabat penilai dan bersifat final. SKP ditetapkan setiap
tahun pada bulan Januari. Dalam hal terjadi perpindahan
pegawai setelah bulan Januari maka yang bersangkutan
tetap menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat
perintah melaksanakan tugas atau surat perintah
menduduki jabatan (Pasal 5).
Adapun unsur-unsur sasaran kinerja pegawai meliputi:
a. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
Setiap tugas jabatan yang dilakukan harus mengacu
pada penetapan kinerja/RKT, berorientasi pada hasil
secara nyata dan terukur, dan prinsipnya pekerjaan
dibagi habis dari hierarki tingkat jabatan yang tertinggi
sampai dengan tingkat terendah.
b. Angka Kredit
Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan
dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang
harus dicapai oleh seorang pejabat fungsional PNS dalam
28
rangka pembinaan karier yang bersangkutan ditetapkan
dengan jumlah angka kredit yang akan dicapai.
c. Target
Setiap pelaksanaan kegiatan tugas pokok jabatan harus
ditetapkan target yang diwujudkan dengan jelas sebagai
ukuran prestasi kerja. Target SKP paling sedikit meliputi
aspek kuantitas, kualitas, dan waktu, dan apabila
kegiatan tugas jabatan tersebut dibiayai maka dapat
disertakan aspek biaya.
Formulir penyusunan SKP yang telah diisi dan
disepakati bersama antara Pegawai dengan atasan
langsungnya harus ditandatangani oleh kedua belah pihak
sebagai kontrak kerja. Dalam hal SKP yang telah disusun
oleh PNS dan tidak disetujui oleh Pejabat Penilai, maka
keputusannya diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilai
dan bersifat final. Nilai capaian SKP dinyatakan dengan
angka dan sebutan, sebagai berikut:
a. 91 - ke atas : Sangat baik
b. 76 – 90 : Baik
c. 6I - 75 : Cukup
d. 51 - 60 : Kurang
e. 50 - ke bawah : Buruk
29
Penyusunan SKP untuk jabatan strukural dibuat dari
tingkat jabatan yang tertinggi sampai dengan tingkat
jabatan yang terendah secara hierarki dan harus
dijabarkan sesuai dengan tugas dan fungsi, wewenang,
tanggungjawab dan uraian tugasnya yang secara umum
telah ditetapkan dalam struktur organisasi dan tata kerja
(SOTK) dengan memperhatikan rencana kerja tahunan
(RKT)
30
menyusun dan menetapkan standar teknis kegiatan sesuai
dengan karakteristik, sifat, jenis kegiatan, dan kebutuhan
tugas masing-masing jabatan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan
antara realisasi kerja dengan target. Dalam hal realisasi
kerja melebihi dari target maka penilaian SKP capaiannya
dapat lebih dari 100 (seratus).
Selain melakukan kegiatan tugas pokok yang ada
dalam SKP, seorang PNS dapat melaksanakan tugas lain
atau tugas tambahan yang diberikan oleh atasan
langsungnya dan dibuktikan dengan surat keterangan
(surat keputusan) Maka pada akhir tahun yang
bersangkutan dapat diberikan nilai tugas tambahan paling
rendah satu dan paling tinggi tiga. Jika seorang PNS pada
tahun berjalan menemukan sesuatu yang baru dan
berkaitan dengan tugas pokoknya (dibuktikan dengan
surat keterangan) maka pada akhir tahun ybs dapat
diberikan nilai kreativitas paling rendah 3 dan paling
tinggi 12. Berikut contoh penilaian SKP:
31
32
33
LAMPIRAN:
34
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 46 TAHUN 2011
TENTANG
2. Undang-Undang . . .
- 2 -
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan.
2. Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses
penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat
penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku
kerja PNS.
3. Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap
PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja
pegawai dan perilaku kerja.
4. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh
seorang PNS.
5. Target . . .
- 3 -
Pasal 2
Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin
objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan
sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan
pada sistem prestasi kerja.
Pasal 3
Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip:
a. objektif;
b. terukur;
c. akuntabel . . .
- 4 -
c. akuntabel;
d. partisipatif; dan
e. transparan.
Pasal 4
Penilaian prestasi kerja PNS terdiri atas unsur:
a. SKP; dan
b. perilaku kerja.
BAB II
SASARAN KERJA PEGAWAI
Pasal 5
(1) Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf a berdasarkan rencana kerja
tahunan instansi.
(2) SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai
dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan
dapat diukur.
(3) SKP yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat
penilai.
(4) Dalam hal SKP yang disusun oleh PNS tidak disetujui
oleh pejabat penilai maka keputusannya diserahkan
kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final.
(5) SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
setiap tahun pada bulan Januari.
(6) Dalam hal terjadi perpindahan pegawai setelah bulan
Januari maka yang bersangkutan tetap menyusun SKP
pada awal bulan sesuai dengan surat perintah
melaksanakan tugas atau surat perintah menduduki
jabatan.
Pasal 6 . . .
- 5 -
Pasal 6
PNS yang tidak menyusun SKP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
disiplin PNS.
Pasal 7
(1) SKP yang telah disetujui dan ditetapkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 menjadi dasar penilaian bagi
pejabat penilai.
(2) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi aspek:
a. kuantitas;
b. kualitas;
c. waktu; dan
d. biaya.
(3) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
paling sedikit meliputi aspek kuantitas, kualitas, dan
waktu, sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis
kegiatan pada masing-masing unit kerja.
(4) Dalam hal kegiatan tugas jabatan didukung oleh
anggaran maka penilaian SKP sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), meliputi pula aspek biaya.
(5) Berdasarkan aspek sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), setiap instansi menyusun dan menetapkan
standar teknis kegiatan sesuai dengan karakteristik,
sifat, jenis kegiatan, dan kebutuhan tugas masing-
masing jabatan.
(6) Instansi dalam menyusun standar teknis kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Kepala
Badan Kepegawaian Negara.
Pasal 8 . . .
- 6 -
Pasal 8
(1) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a dilakukan dengan cara membandingkan antara
realisasi kerja dengan target.
(2) Dalam hal realisasi kerja melebihi dari target maka
penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
capaiannya dapat lebih dari 100 (seratus).
Pasal 9
Dalam hal SKP tidak tercapai yang diakibatkan oleh faktor
diluar kemampuan individu PNS maka penilaian didasarkan
pada pertimbangan kondisi penyebabnya.
Pasal 10
Dalam hal PNS:
a. melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh
pimpinan atau pejabat penilai yang berkaitan dengan
tugas jabatan; dan/atau
b. menunjukkan kreativitas yang bermanfaat bagi
organisasi dalam melaksanakan tugas jabatan;
maka hasil penilaian menjadi bagian dari penilaian capaian
SKP.
Pasal 11
Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan dan
penilaian SKP diatur dengan Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
BAB III
PERILAKU KERJA
Pasal 12
(1) Penilaian perilaku kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf b meliputi aspek:
a. orientasi . . .
- 7 -
a. orientasi pelayanan;
b. integritas;
c. komitmen;
d. disiplin;
e. kerja sama; dan
f. kepemimpinan.
(2) Penilaian kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf f hanya dilakukan bagi PNS yang
menduduki jabatan struktural.
Pasal 13
(1) Penilaian perilaku kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat
penilai terhadap PNS sesuai kriteria yang ditentukan.
(2) Pejabat penilai dalam melakukan penilaian perilaku
kerja PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
mempertimbangkan masukan dari pejabat penilai lain
yang setingkat di lingkungan unit kerja masing-masing.
(3) Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi
100 (seratus).
Pasal 14
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penilaian perilaku
kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) diatur
dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara.
BAB IV
PENILAIAN
Bagian Kesatu
Tata Cara Penilaian
Pasal 15
(1) Penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 dilakukan dengan cara menggabungkan
penilaian SKP dengan penilaian perilaku kerja.
(2) Bobot . . .
- 8 -
(2) Bobot nilai unsur SKP 60% (enam puluh persen) dan
perilaku kerja 40% (empat puluh persen).
Pasal 16
(1) Penilaian prestasi kerja PNS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali
dalam 1 (satu) tahun.
(2) Penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan setiap akhir Desember pada tahun
yang bersangkutan dan paling lama akhir Januari tahun
berikutnya.
Pasal 17
Nilai prestasi kerja PNS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai
berikut:
a. 91 – ke atas: sangat baik
b. 76 – 90: baik
c. 61 – 75: cukup
d. 51 – 60: kurang
e. 50 ke bawah: buruk
Pasal 18
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penilaian diatur
dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Bagian Kedua
Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai
Pasal 19
(1) Pejabat penilai wajib melakukan penilaian prestasi kerja
terhadap setiap PNS di lingkungan unit kerjanya.
(2) Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian
prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin
PNS.
Pasal 20 . . .
- 9 -
Pasal 20
Pejabat pembina kepegawaian sebagai pejabat penilai
dan/atau atasan pejabat penilai yang tertinggi di lingkungan
unit kerja masing-masing.
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Penilaian
Pasal 21
(1) Hasil penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 diberikan secara langsung oleh pejabat
penilai kepada PNS yang dinilai.
(2) PNS yang dinilai dan telah menerima hasil penilaian
prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menandatangani serta mengembalikan kepada pejabat
penilai paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal
diterimanya hasil penilaian prestasi kerja.
Pasal 22
Dalam hal PNS yang dinilai dan/atau pejabat penilai tidak
menandatangani hasil penilaian prestasi kerja maka hasil
penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh Atasan Pejabat
Penilai.
Pasal 23
(1) Pejabat penilai wajib menyampaikan hasil penilaian
prestasi kerja kepada atasan pejabat penilai paling lama
14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya penilaian
prestasi kerja.
(2) Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada
pengesahan dari atasan pejabat penilai.
Pasal 24
Pejabat Penilai berdasarkan hasil penilaian prestasi kerja
dapat memberikan rekomendasi kepada pejabat yang secara
fungsional bertanggung jawab dibidang kepegawaian sebagai
bahan pembinaan terhadap PNS yang dinilai.
Bagian . . .
- 10 -
Bagian Keempat
Keberatan Hasil Penilaian
Pasal 25
(1) Dalam hal PNS yang dinilai keberatan atas hasil
penilaian maka PNS yang dinilai dapat mengajukan
keberatan disertai dengan alasan-alasannya kepada
atasan pejabat penilai secara hierarki paling lama 14
(empat belas) hari sejak diterima hasil penilaian prestasi
kerja.
(2) Atasan pejabat penilai berdasarkan keberatan yang
diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memeriksa dengan seksama hasil penilaian prestasi
kerja yang disampaikan kepadanya.
(3) Terhadap keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), atasan pejabat penilai meminta penjelasan
kepada pejabat penilai dan PNS yang dinilai.
(4) Berdasarkan penjelasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), atasan pejabat penilai wajib menetapkan hasil
penilaian prestasi kerja dan bersifat final.
(5) Dalam hal terdapat alasan-alasan yang cukup, Atasan
Pejabat Penilai dapat melakukan perubahan nilai
prestasi kerja PNS.
BAB V
KETENTUAN LAIN
Pasal 26
Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini berlaku juga bagi
Calon PNS.
Pasal 27
Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang diangkat sebagai
pejabat negara atau pimpinan/anggota lembaga
nonstruktural dan tidak diberhentikan dari jabatan
organiknya dilakukan oleh pimpinan instansi yang
bersangkutan berdasarkan bahan dari instansi tempat yang
bersangkutan bekerja.
Pasal 28 . . .
- 11 -
Pasal 28
(1) Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang sedang
menjalankan tugas belajar di dalam negeri dilakukan
oleh pejabat penilai dengan menggunakan bahan-bahan
penilaian prestasi akademik yang diberikan oleh
pimpinan perguruan tinggi atau sekolah yang
bersangkutan.
(2) Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang menjalankan
tugas belajar di luar negeri dilakukan oleh pejabat
penilai dengan menggunakan bahan-bahan penilaian
prestasi akademik yang diberikan oleh pimpinan
perguruan tinggi atau sekolah melalui Kepala Perwakilan
Republik Indonesia di negara yang bersangkutan.
Pasal 29
(1) Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang
diperbantukan/dipekerjakan pada Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota atau instansi pemerintah
lainnya dilakukan oleh pejabat penilai dimana yang
bersangkutan bekerja.
(2) Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang
diperbantukan/dipekerjakan pada negara sahabat,
lembaga internasional, organisasi profesi, dan badan-
badan swasta yang ditentukan oleh pemerintah
dilakukan oleh pimpinan instansi induknya atau pejabat
lain yang ditunjuk berdasarkan bahan yang diperoleh
dari instansi tempat yang bersangkutan bekerja.
Pasal 30
(1) PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara atau
pimpinan/anggota lembaga nonstruktural dan
diberhentikan dari jabatan organiknya, Cuti Diluar
Tanggungan Negara, Masa Persiapan Pensiun,
diberhentikan sementara, dikecualikan dari kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
(2) Bagi . . .
- 12 -
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan, yang mulai dilaksanakan pada tanggal
1 Januari 2014.
Agar . . .
- 13 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 November 2011
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Desember 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
I. UMUM
Untuk . . .
- 2 -
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Yang dimaksud dengan “pembinaan” adalah upaya dalam rangka
pengembangan karier PNS berdasarkan prestasi kerja.
Pasal 3 . . .
- 3 -
Pasal 3
Huruf a
Yang dimaksud dengan “objektif” adalah penilaian terhadap
pencapaian prestasi kerja sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh pandangan atau penilaian
subjektif pribadi dari pejabat penilai.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “terukur” adalah penilaian prestasi
kerja yang dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “akuntabel” adalah seluruh hasil
penilaian prestasi kerja harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada pejabat yang berwenang.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “partisipatif” adalah seluruh proses
penilaian prestasi kerja dengan melibatkan secara aktif antara
pejabat penilai dengan PNS yang dinilai.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “transparan” adalah seluruh proses
dan hasil penilaian pretasi kerja bersifat terbuka dan tidak
bersifat rahasia.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) . . .
- 4 -
Ayat (2)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan:
a. Kegiatan tugas jabatan adalah kegiatan yang wajib
dilakukan dalam rangka pelaksanaan fungsi jabatan;
b. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari
setiap pelaksanaan tugas jabatan.
Target dalam SKP pada prinsipnya berlaku bagi pemegang
jabatan struktural maupun fungsional, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Bagi pemegang jabatan struktural maupun fungsional
umum dengan sifat tugas yang input/bahan kerjanya
berasal dari unit organisasi bersangkutan, maka
penetapan target didasarkan pada rencana kerja
tahunan yang telah ditetapkan;
2) Bagi pemegang jabatan struktural maupun fungsional
umum dengan sifat tugas yang input/bahan kerjanya
berasal dari output/hasil kerja unit organisasi lain,
penetapan target didasarkan asumsi rata-rata tahun
sebelumnya;
3) Bagi pemegang jabatan fungsional tertentu,
penetapan target berdasarkan pada angka kredit yang
dipersyaratkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
c. Nyata dan dapat diukur adalah kegiatan yang realistis
dapat dilaksanakan dan hasilnya dapat dihitung dalam
satuan angka, umpamanya jumlah, persentase dan
lamanya waktu.
Ayat (3)
Dalam menetapkan SKP, pejabat penilai harus
mempertimbangkan usul bawahan dan waktu penyelesaian
beban kerja unit organisasi.
Ayat (4) . . .
- 5 -
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
SKP yang telah disetujui dan ditetapkan, dipantau oleh
pejabat penilai dalam pelaksanaannya untuk mengetahui
perkembangan kemajuan pelaksanaan kegiatan dalam SKP.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kuantitas” adalah ukuran
jumlah atau banyaknya hasil kerja yang dicapai.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kualitas” adalah ukuran mutu
setiap hasil kerja yang dicapai.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “waktu” adalah ukuran lamanya
proses setiap hasil kerja yang dicapai.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “biaya” adalah besaran jumlah
anggaran yang digunakan setiap hasil kerja.
Ayat (3) . . .
- 6 -
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Dalam melakukan penilaian, pejabat penilai menggunakan
formula:
a. aspek kuantitas: penghitungannya menggunakan
Rumus:
Realisasi Output (RO)
X 100
Target Output (TO)
Ayat (2) . . .
- 7 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 9
Yang dimaksud dengan faktor-faktor diluar kemampuan individu
PNS yang dinilai antara lain: bencana alam, keadaan darurat atau
keadaan lain yang dinyatakan oleh pemerintah, hambatan/kendala
yang ditimbulkan oleh sistem/mekanisme dari organisasi dan target
pekerjaan yang input/bahan kerjanya tergantung pada pihak/unit
kerja/instansi lain maka penilaian prestasi kerja PNS yang
bersangkutan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan diluar SKP
yang telah ditetapkan dalam tahun tersebut serta menjelaskan
kondisi yang terjadi sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi
pejabat penilai untuk menilai PNS yang bersangkutan.
Pasal 10
Yang dimaksud dengan “tugas tambahan” adalah tugas lain atau
tugas-tugas yang ada hubungannya dengan tugas jabatan yang
bersangkutan dan tidak ada dalam SKP yang telah ditetapkan.
Yang dimaksud dengan “pimpinan” adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan memimpin dilingkungan unit kerja masing-masing.
Yang dimaksud dengan “kreativitas” adalah kemampuan PNS untuk
menciptakan sesuatu gagasan/metode pekerjaan yang bermanfaat
bagi organisasi.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “orientasi pelayanan” adalah
sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberikan
pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain
meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja
terkait, dan/atau instansi lain.
Huruf b . . .
- 8 -
Huruf b
Yang dimaksud dengan “integritas” adalah kemampuan
untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika
dalam organisasi.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “komitmen” adalah kemauan dan
kemampuan untuk menyelaraskan sikap dan tindakan
PNS untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan
mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan
diri sendiri, seseorang, dan/atau golongan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “disiplin” adalah kesanggupan
Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan
yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kerja sama” adalah kemauan
dan kemampuan PNS untuk bekerja sama dengan rekan
sekerja, atasan, bawahan dalam unit kerjanya serta
instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan
tanggung jawab yang ditentukan, sehingga mencapai
daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “kepemimpinan” adalah
kemampuan dan kemauan PNS untuk memotivasi dan
mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan
dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan
organisasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 13 . . .
- 9 -
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pejabat penilai lain” adalah beberapa
pejabat penilai yang setingkat dengan pejabat penilai (atasan
langsung) yang ditunjuk oleh atasan pejabat penilai di
lingkungan unit kerja masing-masing.
Dalam hal tidak ada pejabat penilai lain yang setingkat
dengan pejabat penilai, maka penilaian dilakukan sendiri oleh
pejabat penilai yang ada dalam lingkup organisasi yang
bersangkutan.
Pejabat penilai lain harus memberikan masukan kepada
pejabat penilai terfokus pada penilaian perilaku kerja.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Penilaian SKP sebesar 60% dan perilaku kerja sebesar 40%
dimaksudkan untuk mewujudkan pembinaan PNS yang
dititikberatkan pada prestasi kerja.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17 . . .
- 10 -
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Pejabat pembina kepegawaian selain sebagai pejabat penilai
tertinggi, sekaligus juga sebagai atasan pejabat penilai tertinggi di
lingkungan unit kerja masing-masing, antara lain Menteri adalah
pejabat penilai dan sekaligus menjadi atasan pejabat penilai
terhadap seorang Direktur Jenderal dalam lingkungannya.
Pasal 21
Ayat (1)
Penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat ini,
diberikan secara langsung oleh pejabat penilai kepada PNS
yang dinilai. Apabila diantara pejabat penilai dengan atasan
pejabat penilai tempat bekerja saling berjauhan, maka hasil
penilaian prestasi kerja dapat dikirim kepada PNS yang
bersangkutan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup Jelas.
Pasal 23 . . .
- 11 -
Pasal 23
Ayat (1)
Hasil penilaian prestasi kerja dalam ketentuan ini, keberatan
atau tidak keberatan tetap diserahkan kepada atasan pejabat
penilai paling lambat 14 (empat belas) hari.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 24
Pembinaan PNS antara lain dalam mempertimbangkan kenaikan
pangkat, penempatan dalam jabatan, pemindahan, pendidikan dan
pelatihan, tugas belajar, kenaikan gaji berkala, dan lain-lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 25
Ayat (1)
PNS yang dinilai berhak mengajukan keberatan apabila
menurut pendapatnya ada nilai yang kurang sesuai.
Keberatan tersebut harus sudah diajukan paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung mulai ia menerima penilaian
prestasi kerja tersebut. Keberatan yang diajukan melebihi
14 (empat belas) hari tidak dipertimbangkan. Alasan-alasan
keberatan harus dikemukakan dengan lengkap secara tertulis.
Keberatan tersebut diajukan kepada atasan pejabat penilai
secara hierarki.
Ayat (2)
Atasan pejabat penilai memeriksa dengan seksama isi
penilaian prestasi kerja termasuk keberatan yang diajukan
oleh PNS yang dinilai dan tanggapan pejabat penilai atas
keberatan itu
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4) . . .
- 12 -
Ayat (4)
Penjelasan hasil penilaian prestasi kerja dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan tentang capaian SKP serta kelebihan
dan kekurangan perilaku kerja PNS yang dinilai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan catatan yang ada dalam
buku catatan perilaku kerja.
Ayat (5)
Atasan pejabat penilai wajib menetapkan hasil penilaian
prestasi kerja dan bersifat final yang harus diterima oleh
pejabat penilai dan PNS yang dinilai, serta tidak dapat
diajukan keberatan.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Yang dimaksud dengan pejabat negara yang tidak diberhentikan
dari jabatan organiknya antara lain:
Hakim dan Wakil Ketua Pengadilan Tingkat Pertama dinilai oleh
Ketua Pengadilan yang bersangkutan, dan atasan pejabat penilai
adalah Ketua Pengadilan Tinggi.
Hakim dan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi dinilai oleh Ketua
Pegadilan Tinggi, dan atasan pejabat penilai adalah Ketua
Mahkamah Agung.
Ketua Pengadilan Tinggi dinilai oleh Ketua Mahkamah Agung
sekaligus sebagai atasan pejabat penilai.
Yang dimaksud dengan lembaga nonstruktural, antara lain adalah
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM), Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI).
Pasal 28 . . .
- 13 -
Pasal 28
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “pejabat penilai” adalah pejabat
penilai dari instansi semula tempat PNS yang bersangkutan
bekerja sebelum ia melaksanakan tugas belajar.
Bahan-bahan penilaian prestasi akademik yang diperlukan,
diminta oleh pejabat penilai dari pimpinan perguruan tinggi
atau sekolah yang bersangkutan menjalankan tugas belajar.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pejabat penilai” adalah pejabat
penilai dari instansi semula tempat PNS yang bersangkutan
bekerja sebelum ia melaksanakan tugas belajar.
Untuk dapat memberikan bahan-bahan penilaian prestasi
akademik, maka Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya mengikuti dan
mencatat nilai prestasi akademik PNS yang sedang melakukan
tugas belajar di negara yang bersangkutan.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
KETENTUAN PELAKSANAAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN aOLL
TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
MEMUTUSI(AN:
Menetapkan : PERATURAN KBPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
TENTANG KETBNTUAN PELAKSANAAN PBRATURAN
PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2OI1 TENTANG PENILAIAN
PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL.
Pasal I
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2OIl tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara ini.
Pasal 2
Untuk mempermudah pelaksanaan Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara ini, dilampirkan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2OI1 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Negeri Sipil, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala
Badan Kepegawaian Negara ini.
Pasal 3
Pada saat Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini mulai
dilaksanakan, maka Surat Edaran Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara Nomor 02 ISE/ 19BO tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979
tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil,
dicabut dan dinvatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Sebelum Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini mulai
dilaksanakan, semua instansi pusat dan daerah dapat melakukan
penyusLlnan dan penilaian Sasaran Kerja Pegawai berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2OI1 tentang Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara ini, sebagai dasar dalam penilaian unsur
prestasi kerja yang terdapat dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) Pegawai Negeri Sipil.
\__
Pasal 5
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini mulai berlaku
pada tanggal diundangkan, yang mulai dilaksanakan pada
tanggal 1 Januari 2OI4.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 .frun;.ru:ri A0.t _1
KEPALA
EGAWAIAN NEGARA,
3)W11 O SUTRISNO
3tiio--C
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 4 ,.funuiirf, Z01j
AMIR SYAMSUDIN
KETBNTUAN PELAKSANAAN
PERATURAN PEMBRINTAH NOMOR 46 TAHUN 20 1 1
TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
I. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Berdasarkan pasal 12 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999
tentang perubahan Atas undang-undang Nomor 8 Tahun t974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian ditentukan bahwa untuk mewujudkan
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan diperlukan
Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung
jawab, jujur' dan
prestasi
adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berd,asarkan sistem
kerja d.an sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja'
selanjutnya dalam pasal 20 ditentukan bahwa untuk lebih menjamin
jabatan
objektivitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam
dan kenaikan pangkat diadakan penilaian prestasi kerja.
2. Dalam rangka melaksanakan amanat
pasal 12 ayat (21 dan Pasal 20
tersebut, penilaian prestasi kerja pegawai Negeri sipil dilaksanakan
untuk mengevaluasi kinerja Pegawai Negeri sipil, YanE dapat memberi
petunjuk bagi pejabat yang berkepentingan dalam rangka mengevaluasi
kinerja unit dan organisasi. Hasil penilaian prestasi kerja Pegawai
Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan penetapan
keputusan kebijakan pembin aa1, karier Pegawai Negeri Sipil, yang
berkaitan dengan:
a. Bidang Pekerjaan
penilaian prestasi kerja pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai
dasar pertimbangan dalam kebijakan perencanaan kuantitas dan
kuaritas sumber daya manusia pegawai Negeri sipil, serta kegiatan
perancangan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil dalam organisasi'
b. Bidang Pengangkatan dan Penempatan
penilaian prestasi kerja pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai
dasar pertimbangan dalam proses rekrutmen, seleksi' dan
penempatan Pegawai Negeri sipil dalam jabatan, sesuai dengan
kompetensi dan prestasi kerjanya'
c. Bidang Pengembangan
penilaian prestasi kerja pegawai Negeri sipil dimanfaatkan sebagai
dasar pertimbangan pengembangan karier dan pengembangan
kemampuan serta keterampilan Pegawai Negeri Sipil yang berkaitan
d.engan pola karier dan program pendidikan dan pelatihan
dalam
organisasi.
-2-
d. Bidang Penghargaan
penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai
dasar pertimbangan pemberian penghargaan dengan berbasis
prestasi kerja seperti kenaikan pangkat, kenaikan gaji, tunjangan
prestasi kerja, promosi, atau kompensasi dan lain-lain'
e. Bidang DisiPlin
penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai
dasar peningkatan kinerja PNS dan kewajiban pegawai mematuhi
peraturan perundang-undangan tentang disiplin PNS'
3. penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan secara
sistematis yang penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja
pegawai atau tingkat capaian hasil kerja yang telah disusun dan
disepakati bersama antara Pegawai Negeri Sipil dengan Pejabat Penilai.
4. penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil secara strategis diarahkan
sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk
mencapai hasil kerja yang disepakati dan bukan penilaian atas
kepribadian seseorang Pegawai Negeri Sipil. Unsur perilaku kerja yang
mempengaruhi prestasi kerja yang dievaluasi harus relevan dan
berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dalam jenjang
jabatan setiap Pegawai Negeri sipil yang dinilai.
S. penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk menjamin
objektivitas pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan
berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan
pada sistem prestasi kerja.
6. penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan
prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
T. penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil terdiri atas unsur sasaran
kerja pegawai dan perilaku kerja.
B. TUJUAN
peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini, digunakan sebagai
pedoman bagi setiap Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Penilai, dan pejabat lain
yang berkepentingan dalam melaksanakan ketentuan Peraturan
pemerintah Nomor 46 Tahun 2OlI tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil.
C. PENGERTIAN
Dalam peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini yang dimaksud
dengan:
1. pegawai NegeriSipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan.
2. penilaian prestasi Kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara
sistematis yang dilakukan oleh Pejabat Penilai terhadap sasaran kerja
pegawai dan perilaku kerja PNS.
-3-
3. prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada
suatu satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan
perilaku keda.
4. Sasaran Kerja pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana
kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS'
5. Uraian Tugas adalah suatu paparan semua tugas jabatan yang
merupakan tugas pokok pemangku jabatan dalam memproses bahan
kerja menjadi hasil kerja dengan menggunakan perangkat kerja dalam
kondisi tertentu.
6. Kegiatan Tugas Jabatan adalah tugas pekerjaan yang wajib dilakukan
dalam rangka pelaksanaan fungsi jabatan'
7. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap
pelaksanaan tugas jabatan.
g. Tugas Tambahan adalah tugas lain atau tugas-tugas yang ada
hubungannya dengan tugas jabatan yang bersangkutan dan tidak ada
dalam SKP Yang ditetaPkan.
9. Kreativitas adalah kemampuan PNS untuk menciptakan sesuatu
gagasan/metode pekerjaan yang bermanfaat bagi unit kerja' organisasi,
atau negara.
10. perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang
dilakukan oleh pNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1 1. Rencana Kerja Tahunan yang selanjutnya disingkat
RKT adalah rencana
yang memuat kegiatan tahunan dan target yang akan dicapai sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan oleh
instansi Pemerintah.
12. pejabat penilai adalah atasan langsung PNS yang dinilai, dengan
ketentuan paling rendah pejabat struktural eselon V atau pejabat lain
yang ditentukan.
13. Atasan pejabat penilai adalah atasan langsung dari Pejabat Penilai atau
pejabat lain Yang ditentukan.
14. pejabat pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalah
ppK pusat, PPK Daerah Provinsi, dan PPK Daerah KabupatenlKota
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur wewenang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
PNS.
2. UNSUR-UNSUR SKP
a. Kegiatan Tugas Jabatan
Setiap kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus mengacu
pada penetapan Kinerja/RKT, sebagai implementasi kebijakan dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan
dan harus berorientasi pada hasil secara nyata dan terukur. Dalam
melaksanakan kegiatan tugas jabatan pada prinsipnya pekerjaan
dibagi habis dari tingkat jabatan yang tertinggi sampai dengan tingkat
jabatan yang terendah secara hierarki, yang dijabarkan sebagai
berikut:
1) Eselon I
Kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada
rencana strategis dan RKT yang dijabarkan sesuai dengan tugas
dan fungsi, wewen.flg, tanggung jawab, dan uraian tugasnya
sebagai kegiatan dalam SKP pejabat struktural eselon I.
2l Eselon II
Kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada
SKp pejabat struktural eselon I dijabarkan sesuai dengan tugas
dan fungsi, wewenaflg, tanggung jawab, dan uraian tugasnya
sebagai kegiatan dalam SKP pejabat struktural eselon II.
3) Eselon III
Kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada
SKp pejabat struktural eselon II dijabarkan sesuai dengan tugas
dan fungsi, wewenaflg, tanggung jawab, dan uraian tugasnya
sebagai kegiatan dalam sKP pejabat struktural eselon III.
4l Eselon IV
Kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada
SKp pejabat struktural eselon III dijabarkan sesuai dengan tugas,
wewen?flg, tanggung jawab, dan uraian tugasnya sebagai kegiatan
dalam SKP pejabat struktural eselon IV.
s) Eselon V
Kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada
SKp pejabat struktural eselon IV dijabarkan sesuai dengan tugas,
wewen?flg, tanggung jawab, dan uraian tugasnya menjadi SKP
pejabat struktural eselon V.
6) Jabatan Fungsional Umum
Penyusunan SKP pejabat fungsional uml-Lm, kegiatan tugas jabatan
yang akan dilakukan harus mengacu pada SKP pejabat struktural
eselon IV atau eselon V dijabarkan sesuai dengan tugas,
wewen&ng, tanggung jawab, dan uraian tugasnya sebagai kegiatan
dalam SKP pejabat fungsional umum.
7) Jabatan Fungsional Tertentu
Pen5rusunan SKP pejabat fungsional tertentu, kegiatan tugas
jabatannya disesuaikan dengan butir-butir kegiatan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan
fungsional tertentu.
-6-
b. Angka Kredit
Satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan f ata:u akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam
rangka pembinaan karier yang bersangkutan ditetapkan dengan jumlah
angka kredit yang akan dicapai. Oleh sebab itu pejabat fungsional
tertentu harus menetapkan target angka kredit yang akan dicapai dalam
1 (satu) tahun.
Misalnya:
Seorang pNS yang menduduki jabatan fungsional Perancang Peraturan
perundang-undangan jenjang Pertama TMT 1 Oktober 2OI4 dengan
pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b. Apabila yang
bersangkutan merencanakan kenaikan pangkatnya menjadi Penata
golongan ruang III/c pada 1 Oktober 2018 maka yang bersangkutan
harus menargetkan angka kreditnya paling kurang sebanyak 50 (lima
puluh) dalam jangka waktu 4 (empat) tahun. Dengan demikian, setiap
tahunnya yang bersangkutan harus memiliki target I2,5 (dua belas
koma lima) angka kredit atau lebih.
Apabila yang bersangkutan merencanakan kenaikan pangkatnya menjadi
penata golongan ruang III/c kurang dari 4 (empat) tahun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, maka yang bersangkutan
harus menargetkan angka kreditnya sebanyak 50 (lima puluh) dibagi
jangka waktu yang direncanakan.
c. Target
1) Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus ditetapkan target
yang akan diwujudkan secara jelas, sebagai ukuran prestasi kerja.
Dalam menetapkan target meliputi aspek sebagai berikut:
a) Kuantitas (Target OutPut)
Dalam menentukan Target Output (TO) dapat berupa dokumen,
konsep, naskah, surat keputusan, paket, laporan, dan lain-lain.
b) Kualitas (Target Kualitas)
Dalam menetapkan Target Kualitas (TK) harus memprediksi pada
mutu hasil kerja yang terbaik, target kualitas diberikan nilai
paling tinggi 100 (seratus).
c) Waktu (Target Waktu)
Dalam menetapkan Target Waktu (TW) harus memperhitungkan
berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan, misalnya bulanan, triwulan, kwartal, semester, dan
tahunan.
d) Biaya (Target Biaya)
Dalam menetapkan Target Biaya (TB) harus memperhitungkan
berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dalam 1 (satu) tahun, misalnya jutaan, ratusan juta,
miliaran, dan lain-lain.
-7 -
3. PENYUSUNAN SKP
Contoh:
Pen5rusunan SKP dari aspek kuantitas, kualitas, waktu,
danlatau biaya:
1 Nama Drs. Bavu Mahendra. M.Si. I Nama Drs. Dika Pradana, M.M.
TARGET
Contoh 2:
Seorang PNS bernama Drs. Indra Hidayat, M.Si., jabatan Kepala
Subdirektorat Kepangkatan dan Mutasi II (eselon IIIa), dalam
men5rusun SKP tahunan menjabarkan kegiatan SKP pejabat
struktural eselon II yaitu:
(1) menetapkan Usul/Nota Persetujuan Kenaikan Pangkat Periode
April dan Oktober 2OI4 Golongan ruang IY la dengan target
5.500 (lima ribu lima ratus) Nota Persetujuan;
(2) menetapkan Usul/Nota Persetujuan Pindah Antar Instansi
dengan target 18 (delapan belas) berkas; dan
(3) menetapkan Usul/ Nota Persetujuan Peninjauan Masa Kerja
golongan ruang IV la dengan target 44 (empat puluh empat)
berkas.
Contoh 3:
Seorang PNS bernama Drs. Herdiansyah, M.Si., jabatan Kepala
Subdirektorat Kepangkatan dan Mutasi III (eselon IIIa), dalam
men)ruslrn SKP tahunan menjabarkan kegiatan SKP pejabat
struktural eselon II antara lain membubuhkan paraf Nota
Pertimbangan Kenaikan Pangkat Periode April dan Oktober 2OI4
golongan ruang IV lc ke atas dengan target 2.000 (dua ribu) Nota
Pertimbangan;
Dalam hal demikian, maka untuk penyusunan SKP pejabat eselon
IV, dengan cara menjabarkan masing-masing kegiatan SKP eselon
III sebagaimana dimaksud pada angka (1), angka (21, dan angka
(3).
Contoh 2:
Seorang PNS bernama Ali Muktar Raja, S.Sos., jabatan Kepala
Seksi Kepangkatan dan Mutasi II-A (eselon IVa), dalam men5rusun
SKP tahunan menjabarkan kegiatan SKP pejabat struktural eselon
III, antara lain yaitu menetapkan Nota Persetujuan Teknis
Kenaikan Pangkat Periode April dan Oktober 2014 golongan ruang
lIIld ke bawah dengan target 2.000 (dua ribu) Nota Pertimbangan
dan membuat laporan bulanan dengan target 12 laporan.
Contoh 3:
Seorang PNS bernama Drs. La Ode Suratman, M.M., jabatan
Kepala Seksi Kepangkatan dan Mutasi III-A (eselon IVa), dalam
men)rusun SKP tahunan menjabarkan kegiatan SKP pejabat
struktural eselon III, antara lain yaitu memeriksa Nota
Pertimbangan Teknis Kenaikan Pangkat Periode April dan Oktober
2OI4 golongan ruang IV lc ke atas dengan target 500 (lima ratus)
Nota Pertimbangan.
Dra. Andra
1 Nama I Nama Nurhayati
Kesumawati, M.Si
Kepala Subdirektorat.
4. Jabatan 4. Jabatan Analis Kepegawaian
Mutasi I
TARGET
Unsur Utama
Memeriksa berkas usulan Kenaikan Pangkat PNS 6*) 1000 berkas 100 12 bln
1
(0,006/berkas)
5. Mengelola data mutasi keluarga (0,006/data) 1,8 300 data 100 12 bln
Unsur Penunjane
6. Menjadi anggota aktif organisasi profesi analis 0,250 I kafi r00 12 bln
kepegawaian tingkat provinsi
- 0,006 X 1000 : 6
target kuantitas/output
2) Seorang PNS bernama Drs. Arwin Adiputro, M.Si., jabatan
Widyaiswara Muda dengan golongan ruang III/d. Dalam penyusunan
SKP yang bersangkutan pada bulan Januari 2Ol4 kegiatan tugas
jabatan yang dilaksanakan dan angka kreditnya adalah sebagai
berikut:
- 15-
Unsur Utama
Melaksanakan analisi s kebutuhan Diklat (seb agai I I laporan 100 12 bln
I
anggota) (1/laporan).
Menyusun kurikulum Diklat pada Diklat Teknis
2. 0,20 I Laporan 100 12 bln
(0,20 /laporan) (Sebagai anggota)
Menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada
3. 2 20 naskah 100 T2 bln
Diklat Teknis (0, 10/naskah).
Menyusun GBPP/RBPMD dan SAP/RP sesuai
4. o,2 2 GBPP/SAP 100 12 bln
spesialisasinya pada Diklat Teknis (0, 1 0/GBPP/SAP).
Men5rusun bahan tayang sesuai spesialisasinya pada 20 bahan
5. 2 100 I2 bln
Diklat Teknis (0,1O/bahan tayang) tayang
Men5rusun modul Diklat sesuai spesialisasinya pada
6. 1,2 2 modul 100 12 bln
Diklat Teknis (0,60/modul).
Melaksanakan tatap muka di depan kelas Diklat
sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis (0,025/jam
20 jarn
L 0,5 r00 12 bln
pelajaran
pelajaran).
Membuat KTI yang terkait lingkup kediklatan
dan/ atau pengembangan spesialisasinya dalam
8.
bentuk buku dengan ISBN (sebagai penulis;
20 I buku 100 12 bln
20lbuku)
Membuat KTI yang terkait lingkup kediklatan
9. dan/ atau pengembangan spesialisasinya dalam 9 3 artikel 100 12 bln
bentuk majalah ilmiah terakreditasi (3 / artikel)
Membuat KTI yang terkait lingkup kediklatan
dan/atau pengembangan spesialisasinya dalam
10. r0 5 naskah 100 12 bln
bentuk naskah didokumentasrkan diperpu stakaan
instansi/ lembaga (2 / naskah).
Unsur Penunianq
t1 Peran serta sebagai peserta dalam
4 4 kegiatan 100 t2 bln
seminar/ lokakarya dalam rangka pengembangan
wawasan kompetensi widyaiswara ( 1 / kegiatan).
Unsur Utama
Melaksanakan penyusunan program pengajaran 4,995 3laporan 100 12 bln
I
(setiap catur wulan AK 1,665)
Unsur Utama
Melaksanakan penJru sunan pro gram pengaj aran 4,995 3laporan 100 12 bln
I
(setiap catur wulan AK t,665)
Melaksanakan penyaj ian program pengajaran (setiap
2. t5 3laporan 100 12 bln
catur wulan AK 5)
Melaksanakan evaluasi belajar (setiap catur wulan
3. 4,995 3laporan 100 12 bln
AK 1.665)
Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar (setiap
4. 2,775 3 laporan 100 12 bln
catur wulan AK 0.925)
Men5rusun dan melaksanakan program perbaikan
5.
(setiap catur wulan AK 0,925)
2,775 3laporan 100 12 bln
Jakarta,2 JanuarL2OI4
Pejabat Penilai, PNS Yang Dinilai,
5. Unit Ke{a Universitas Negeri Jakarta 5. Unit Keq'a Universitas Negeri Jakarta
TARGET
NO. III. KEGIATAN TUGAS JAE}ATAN AK BIAYA
KUANTITAS/ KUALITAS/ WAKTU
OUTPUT MUTU (np)
Unsur Utama
Melaksanakan perkuliahan (setiap 10 SKS pertama 2 20 SKS 100 12 bln
I
AK l)
Membimbing seminar mahasiswa ( setiap semester
2. 2 2 semester 100 12 bln
AK 1)
Jakarta, 2 Januari2OI4
Pejabat Penilai, PNS Yang Dinilai,
B. PENANDATANGANAN SKP
Formulir pen5rusunan SKP yang telah diisi dan disepakati bersama antara
Pegawai dengan atasan langsungnya harus ditandatangani oleh kedua
belah pihak sebagai kontrak kerja.
Dalam hal SKP yang telah disusun oleh PNS dan tidak disetujui oleh
Pejabat Penilai, maka keputusannya diserahkan kepada Atasan Pejabat
Penilai dan bersifat final.
c. Aspek waktu
1) Dalam hal kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu O (nol),
penghitungannya menggunakan rumus:
3) Untuk aspek waktu tingkat efisiensi > 24o/o (lebih dari dua puluh
empat persen) diberikan nilai cukup sampai dengan buruk.
Dalam hal tingkat efisiensi waktu > 24o/o (lebih dari dua puluh
empat persen) dari target yang ditentukan maka untuk
menghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus:
t
)
Contoh 1:
Persentase efisiensi waktu < 24o/o (kurang dari atau sama dengan
dua puluh empat persen)
Seorang PNS bernama Dra. Zulhusni, M.M., jabatan sebagai Kepala
Biro Perencanaan dan kerja sama antar lembaga (eselon IIa) Pada
awal tahun yang bersangkutan menyusu.n SKP dengan atasan
langsungnya sesuai dengan penetapan kinerja/ RKT tahun 2OI4
antara lain melakukan kegiatan menyusun rencana penetapan
kinerja unit eselon II tahun 2OI5 dengan target waktu 6 (enam)
bulan dengan realisasi waktu 5 (lima) bulan.
Dalam hal demikian, penghitungan persentase efisiensi waktu
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
-22-
-]
o/o- neafisasi waktu (B!n x r00 %
Persentase efisiensi = IOO [ Target Waktu (TW) - -)
waktu t
= rco% [Ox1oo%-l
[6 )
= 1OO%- (83,33o/o)
: 16,670/0
Nilai Capaian SKP = 1.76 x Target Waktu (TW) - Realisasi Waktu (RW) v I Oo
Target Waktu (TW)
Aspek Waktu
: 1.76x6-5x100
6
= ryx100
b
: 92,67
Contoh 2:
Persentase efisiensi waktu > 24o/o (lebih dari dua puluh empat
persen)
Seorang PNS bernama Akmal, S.Sos., jabatan sebagai Kepala
Bagian Kepegawaian (eselon IIIa), pada awal tahun yang
bersangkutan menyusun SKP dengan atasan langsungnya dengan
kegiatan antara lain menyiapkan pelaksanaan rapat koordinasi
bidang kepegawaian dengan target waktu 4 bulan dan realisasi
waktu 2 bulan.
Dalam hal demikian, penghitungan persentase efisiensi waktu
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
= 76 - 126l
=50
-23-
d. Aspek biaya
1) Dalam hal kegiatan tidak ditakukan maka realisasi biaya 0 (nol),
penghitungannya menggunakan rumus :
Nilai Capaian SKP 1,76 xTarget Biaya (TB) - Realisasi Biaya (RB)
Aspek Biaya untuk = x0x100
kegiatan yang tidak Target Biaya (TB)
dilakukan
2l Untuk aspek biaya tingkat efisiensi yang dapat ditoleransikan
3) Untuk aspek biaya tingkat efisiensi > 24o/o (lebih dari dua puluh
empat persen) diberikan nilai cukup sampai dengan buruk.
Dalam hal tingkat efisiensi biaYa
empat persen) dari target yang ditentukan maka untuk
menghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus:
Nilai Capaian SKP 1,76 xTarget Biaya (TB) - Realisasi Biaya (RB)
Aspek Biaya = 76 - -,oo] tt+
(tingkat efisiensi Target Biaya (TB)
> 240/"1
:a x 1
100
:0
2) Penilaian capaian SKP - Realisasi Kualitas (RK) x 100
(aspek kua6las) Target Kualitas (TK)
:q100 x 100
:0
3) Penilaian capaian SKP = 1.76 x Target Waktu ITW) - Realisasi Waktu (RW) x0x 100
(aspek waktu) Target Waktu (TW)
_ 1,76 x1-0xgx100
I
=o
Dengan demikian nilai capaian SKP pada akhir tahun kegiatan c
membuat laporan kerja aspek kuantitas (output) nilai : 0, aspek kualitas
nilai 0, aspek waktu nilai = 0.
Contoh 2:
Penilaian SKP kegiatan tugas jabatan aspek waktu dan biaya, tingkat
efisiensi s 24o/o (kurang dari atau sama dengan dua puluh empat persen)
dari target yang ditentukan.
Seorang PNS bernama Dra. Zulhusni, M.M., jabatan sebagai Kepala Biro
Perencanaan dan Kerja Sama Antar Lembaga (eselon IIa). Pada awal
tahun yang bersangkutan men)rusun SKP dengan atasan langsungnya
sesuai dengan penetapan kinerja/ RKT tahun 2014 antara lain
melakukan kegiatan menyusun rencana penetapan kinerja unit eselon II
tahun 2OI5 dengan target sebagai berikut:
-25-
= 1 x 100
1
100
: 90 xlOo
100
90
:100% [rx1oo"d
[6 )
: 100% - 83 ,33o/o
= 16,67 o
Jadi tingkat efisiensi waktu : 16,67 0/o merupakan bagian dari tingkat
efisiensi biaya
empat persen), dalam hal demikian menghitung nilai capaian SKP
aspek waktu menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai capaian sKp : 1,76 x Target waktu (TW) - Realisasi waktu (RW) x l0o
Aspek Waktu Target Waktu (TW)
_ I.76x6-5 x. lOO
6/l
= 5.56
6
x loo
: 92,67
-26-
= 1,33o/o
Nilai Capaian SKP : 1.76 x Tareet Biava (TB) - Realisasi Biaya (RB) * I rro
Aspek Biaya Target Biaya (TB)
=1 76 x 75.000.000 -74.000.000
75.000.000
x 100
58.000.000 x 100
75.000.000
= 77,33
Dengan demikian penilaian capaian SKP pada akhir tahun kegiatan
menyusun rencana penetapan kinerja BKN tahun 2015 aspek
kuantitas (output) nilainya: 100, aspek kualitas nilainya = 90, aspek
waktu nilainya - 92,67, dan aspek biaya nilainya - 77,33.
Jadi, total penghitungan capaian SKP = 1OO + 90 + 92,67 + 77,33
: 360: 4 : 90 (Baik).
Contoh 3:
Penilaian SKP kegiatan tugas jabatan aspek waktu dan biaya, tingkat
efisiensi > 24o/o (lebih dari dua puluh empat persen).
Seorang PNS bernama Akmal, S.Sos., jabatan sebagai Kepala Bagian
Kepegawaian (eselon IIIa). Pada awal tahun yang bersangkutan
menyusun SKP dengan atasan langsungnya dengan kegiatan antara lain
menyiapkan pelaksanaan rapat koordinasi bidang kepegawaian dengan
target:
a. Aspek kuantitas/output = 1 laporan
b. Aspek kualitas = 100
c. Aspek waktu - 3 bulan
d. Aspek biaya : Rp. 100.000.000,00
Dengan demikian pada akhir tahun realisasinya sebagai berikut:
a. Aspek kuantitas/output : 1 laporan
b. Aspek kualitas :60
c. Aspek waktu - 2 bulan
d. Aspek biaya : Rp. 70.000.000,00
-27 -
1) penilaianSKp : Realisasi
Target
OutputJBQ) x l OO
output (To)
(aspek kuantitas)
: I x 100
1
100
:60x1Oo
100
60
: 100% - (66,670/o)
: 33,33%
: 76-{t+*1oo] loo}
= 76 - {(109,33) - 100}
: 76-{9,33}
= 66,67
-28-
100 % - (7O%l
: 3Oo/o
(r
: ll 1.76 x 100.000.000
rnn nnn nnn a r I l
T6 -
-- - 70.000.000 x 100 l- toOI
Lt
(r
100.000.000 ) )
A^^^^nn I l
: 76 - lt lgq 999 999 x 1oo l- loof
[u00.000.000 ) )
: 76 - {(106) - 100}
= 76-6
:70
D. PENILAIAN SKP
1. Penilaian SKP untuk Jabatan Struktural
SKP yang telah disusun oleh Sdr. Drs. Dika Pradan&, M.M., sebagaimana
dimaksud pada huruf A angka 3 huruf a angka 1) huruf b) dilakukan
penilaian oleh pejabat penilai pada akhir bulan Desember 2OI4 sebagai
berikut:
-29-
Menyelenggarakan
Rakor dalam I 170.395. I
90 12 bln
170.395.
342 *l 95,50 **)
I 100 r2 bln 000
rangka pengayaan laporan 000 Iaporan
soal
Menetapkan
I 202.165. I 202.165.
2. pelaksanaan 100 t2 bln 90 t2 bln 342 85,50
laporan 000 laporan o00
validasi soal TKD
Menyelenggarakan
Workshop dalam 1
79.000. I 79.000.
3.
I
100 l2 bln laporan 90 I2 bln 3+2 85,50
rangka laporan 000 000
pengembangan soal
Memfasilitasi
rekrutmen dengart
1 r84.730. I 184.730.
4
CAT System r00 t2 bln Iaporan 90 l2 bln 342 85,50
laporan o00 000
instansi pusat dan
daeralr
Menyelenggarakan
sosialisasi pedoman I 128.250.
128.250. I
5. penelusuran bakat 100 l2 bln laporeur 90 I2 bln 3+2 85,50
laporan 000 000
sebagai dasar
penempatan
Men)rusun
pengayaan
instrumen I 66.330. I 66.330.
6. 100 t'2 bln laporan 90 l2 bln 342 85,50
penelusuran bakat Iaporan 000 000
sebagai dasar
penarikan
Menyelenggarakar
workshop
5 5
penjrusunan dan 400.330. 400.330.
prototi r00 l2 bln prototi 90 I2 bln 3+2 85,50
penilaian SKP PNS 000 000
pe pe
di instansi pusat
dan daerah
Menyusun
rumusan kebijakan 266 88,67
8. I draft 100 I2 blx 1 draft 90 12 bln
tentang penilaian
prestasi ke{a PNS
Menyiapkan
penJrusunan LAKIP
tahun 2013 dan 2
,2
t6 ,20 tt* *
NILAI CAPAIAN SKP (Baik)
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas : RO x 100 = 1 x 100 : 100
rol
Aspek kualitas : RK x 100 : 90 x 100 : 9O
TK 1OO
I 2 3 4 o 6 a 8 9 10 11 12 13 14
UNSUR UTAMA
Memeriksa berkas 1000 940 t2
usulan Kenaikan 6 100 12 bln 5,64 80 zso *) as,aa **)
berkas berkas bln
Pangkat PNS
(0,006/berkas)
Mengendalikan
listing peretujuan 1000 910 12
2. teknis Kenaikan 2 100 12 bln r,82 100 267 89
berkas berkas bln
Pangkat PNS
(0,002/berkas)
Menyiapkan bahan
penilaian dan
penetapan angka 100 86 t2
3. 2 100 12 bln t,72 100 262 87,33
kredit jabatan berkas berkas bln
fungsional
(0,020/berkas)
-31-
Menyiapkan bahan
penilaian dan
penetapan angka 100 86 t2
3. 2 100 12 bln t,72 100 262 87,33
kredit jabatan berkas berkas bln
fungsional
(0,020/berkas)
Memeriksa
permohonan 224
300
1,34 100
t2 250,67 83,56
4. perpindahan 1,8 100 12 bln
berkas berkas bln
pegawai
(0,006/ berkas
UNSUR
PENUNJANG
Menjadi anggota 1
1
t2
6. 0,250 100 12 bln 0,250 100 276 92
aktif organisasi kali bln
kali
profesi analis
kepegawaian
tingkat provinsi
87,04 ***)
NILAI CAPAIAN SKP
(baik)
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 : 94Q x 100 - 94
fo 1000
b) SKP yang telah disusun oleh Sdr. Drs Arwin AdiPutro, MSi,
sebagaimana dimaksud Pada huruf A angka 3 huruf b angka 2)
dilakukan penilaian oleh pejabat penilai pada akhir bulan Desember
2OI4 sebagai berikut:
PBNILAIAN SASARAN KERJA PBGAWAI
Jangka Waktu Penilaian 2 Januari s.d. 31 Desember 2014
TARGET REALISASI NILAI
PENGHI.
NO.
I. KEGIATAN TUGAS
AK AK TUNGAN
CAPAIAN
Biaya Kuant/ Kual/ Biaya SKP
JAE}ATAN Kuant/ Kual/ Waktu
Waktu Output Mutu (Rp)
Output Mutu (Rp)
10 11 12 13 14
z 4 c 6 8 9
1
UNSUR UTAMA
I I
Melaksanakan T2 I2 92**l
I lapor 100 I lapor i00 276*\
analisis kebutuhan 1
bIn bln
Diklat (1/laporan) an an
(sebagai anggota)
Menyusun
kurikulum Diklat I I t2
t2 lapor 100 276 92
2. pada Diklat Teknis 0,20 lapor t00 o,20 bh:t
bln an
(0,20/laporan) an
(Sebaeai angsota)
Menyusun bahan
20 20
ajar sesuai T2 T2
276 92
spesialisasinya pada 2 nas- 100 2 nas- 100
3.
bln bln
Diklat Telcnis kah kah
(0,10/naskah).
Menyusun
GBPP/RBPMD dan 2 2
o,2 t2 o,2 t2 92
SAP/RP sesuai GBPP 100 GBPP/ 100 276
a.
spesialisasinya pada bln bln
/sAP SAP
Diklat Teknis
(0,10/GBPPi SAP).
Menyusun bahan
tayang sesuai 20 20 t2
T2 276 92
2 100 2 bahan 100
5. spesialisasinya pada bahan
bln bln
tayang tayang
Diklat Telcris
(0,10/bahan tayang)
Meny.rsun modul
Diklat sesuai 2 r2 2 12
100 r,2 100 276 92
6. spesialisasinya pada 1,2 modul bln
modul bln
Diklat Teknis
(0,60/modul).
Melaksanakan tatap
muka di depan kelas 20 20
Diklat sesuai jam t2 jam I2 276 92
0,5 100 0,5 100
7. spesialisasinya pada pelaj bln pelaja bln
Diklat Teknis ran
aran
(0,025/jam
pelajaran).
Membuat KTI yang
terkait lingkup
kediklatan dan/atau
pengembangan 12 1 72
1
20 100 276 92
8. spesialisasinya 20 r00 buku bln
buku bln
dalam bentuk buku
dengan ISBN
(sebagai penulis;
20lbuku)
Membuat KTI yang
terkait lingkup
kediklatan dan/atau
pengembangan 3 arti t2 3 arti 72
9 100 276 92
9. spesialisasinya 9 100 bln
kel bln kel
dalam bentuk
majalah ilmiah
terakreditasi
(3/artikel)
Membuat KTI yang 5
5
terkait lingkup t2 10 nas- 100
T2
92
10. 10 nas- 100 bln
kediklatan dan/atau bln
kah kah
pengembangan
-33-
spesialisasinya 276
dalam bentuk
naskah
didokumentasikan
diperpustakaan
instansi/lembaga
(2/naskah).
Unsur Penunjang
Peran serta sebagai
peserta dalam
seminar/lokakarya 4lap. 4lap.
dalam rangka T2 t2
ll 4 kegia 100 4 kegiat 100 276 92
pengembangan bln bln
tan an
wawasan
kompetensi
widyaiswara
(1/kesiatan).
a. TugasTambahan
b. Kreativitas
92 ***l
NILAI CAPAIAN SKP (sangat
baik)
*,r.ffiOen
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rllmus:
Aspek kuantitas : RO x 100 : 1 x 100 = 1OO
ro1
Aspek kualitas = RK x 100 : 100 x 100 : 100
rK 100
NO.
I. KEGIATAN TUGAS
AK AK
PENGHI-
TUNGAN
CAPAIAN
JABATAN Kuant/ Kual/ Biaya Kuant/ Kual/ Wak Biaya SKP
Waktu Output Mutu tu (Rp)
Output Mutu (np)
3 4 J t) 7 8 9 10 11 12 I3 14
Unsur Utama
Melaksanakan 3 T2 3 t2
4,995 100 4,995 98 274,O0*l 91,33**)
pen)'usunan program Iaporan bln Iaporan bln
I
pengajaran (setiap
catur wulan AK 1,665)
Melaksanakan
penyajian program 3 T2 3 l2 91,67
15 100 15 99 275,00
2. laporan bln
pengajaran (setiap laporan bln
catur wulan AK 5)
Melaksanakan evaluasr 12 3 I2
3 275,00 9r,67
3. belajar (setiap catur 4,995 100 4,995 99
laporan bln laporan bln
wulan AK 1.665)
Melaksanakan analisrs
hasil evaluasi belajar 3 T2 3 t2 90,33
4. 2,775 100 2,775 95 27l,OO
(setiap catur wulan AK laporan bln laporan bln
0,92s)
Menyusun dan
melaksanakan program 3 t2 3 t2 90,33
2,775 100 2,775 95 27r,OO
5. laporan bln
perbaikan (setiap catur laporan bln
wulan AK 0,925)
Membimbing siswa
dalam kegiatan ekstra 3 t2 3 t2 90,33
2,28 r00 2,28 95 27t,OO
6. laporan bln
kurikuler(setiap catur laporan bln
wulan AK 0,76)
Unsur Penunianq
Panitia hari besar I I
I 27t,OO 90,33
agama sebagi pengurus 0,25 100 I bln 0,25
laporan
95
bln
7. Iaporan
(setiap kali/bulan AK
0,2s)
IL Tugas Tambahan
dan Kreativitas
a. Tugas Tambahan I
Mengelola Dana BOS
b. Kreativitas
91,86
(Sangat
NILAI CAPAIAN SKP
Baik)
Drs. Abdurrahman
NrP. 19610201 198812 1 001
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 = 3 x 100 = 100
TO
Aspek kualitas : RK x 100 - 98 x lOO - 98
TK lOO
-35-
Unsur Utama
Melaksanakan
3 12 3 t2
pen)'usunan program 4,995 100 4,995 100 276,OO*I e2,001)
Iaporan bln Iaporan bln
I pengajaran (setiap
catur wulan AK
1,66s)
Melaksanakan
penyajian program 3 t2 3 t2 92,00
2. 15 100 l5 100
bln
276,OO
pengajaran (setiaP laporan bln laporan
catur wulan AK 5)
Melaksanakan
evaluasi belajar 3 t2 3 t2
4,995 i00 4,995 100 276,O0 92,00
3. bln laporan bln
(setiap catur wulan Iaporan
AK 1.665t
Melaksanakan
analisis hasil evaluasi 3 T2 3 t2
2,775 100 2,775 100 276,0O 92,OO
4. bln laporan bln
belajar (setiap catur laporan
wulan AK 0,925)
Menyusun dan
melaksanakan t2 3 I2
3 27l,OO 90,33
5. program perbaikan 2,775 100 2,775 95
laporan bln laporan bln
(setiap catur wulan
AK 0,92s)
Membimbing siswa
t2 3 12
dalam kegiatan ekstra 3
2,28 95 27t,OO 90,33
6. 2,28 100
laporan bln
kurikuler (setiap laporan bln
catur wulan AK 0,76)
Membimbing guru
dalam proses belajar
mengajar atau
praktek atau 30 r2 30 t2 90,33
25,5 100 25,5 95 27r,OO
7. guru bln
bimbingan dan guru bln
konseling (setiap
catur wulan per orang
guru AK 0,85)
-36-
Melaksanakan tugas
tertentu di sekolah
I t2 I t2
8. sebagai kepala 4 100 4 95 27t,OO 90,33
Iaporan bln laporan bln
sekolah (setiap tahun
AK 4)
Unsur Penunjang
Panitia hari besar
agama sebagai I
I bln
i 95 1 bln 27t,OO 90,33
9 o,25 100 0,25
pengurus laporan laporan
(setiap kali/bulan
0,25)
a. Tugas Tambahan
Mengelola Dana I
BOS
b. Kreativitas
92,O7**"1
NILAI CAPAIAN SKP (Sangat
Baikl
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 = 3 x 100 : 100
roe
Aspek kualitas = RK x 100 = llq x 100 : 100
TK 1OO
e) SKP yang telah disusun oleh Sdri. Dr. Dyah Herawatie, sebagaimana
dimaksud pada huruf A angka 3 huruf b angka 5) dilakukan penilaian
oleh pejabat penilai pada akhir bulan Desember 2014 sebagai berikut:
2 4 5 6 7 8 9 10 t1 12 13 14
Unsur Utama
Melaksanakan t2 t2
2 20 SKS 100 2 20 SKS 98 274,OO'I 91 ,33**)
I perkuliahan (setiap 10 bln bln
SKS pertama AK 1)
Membimbing seminar
2. mahasiswa (setiap
2 t2 2 t2
2 100 2 99 275,O0 9r,67
semester bln semester bln
semester AK 1)
Membimbing kuliah
kerja nyata (setiap
2 t2 2 t2
3. 2 100 2 99 275,OO 9r,67
semester bln semester bln
semester AK l)
Bertugas sebagai
penguji pada ujian 2 t2 2 t2
5. I r00 I 90 266,00 88,67
akhir sebagai anggota kegiatan bln kegiatan bln
(setiap kegiatan AK 0,5)
Membina kegiatan
mahasiswa di bidang
2 t2 2 t2
6. akademik dan 4 100 A
98 274,O0 9l,33
semester bln semester bln
kemahasiswaan (setiap
semester AK 2)
Melaksanakan
2 t2 2 72
7. datasering (setiap 10 t00 l0 96 272,OO 90,67
semester bln semester bIn
semester AK 5)
Melaksanakan
pengembangan hasil
pendidikan dan
penelitian yang dapat
2 t2 2 I2
8. 6 100 6 97 273,OO 91,00
semester bln semester bln
dimanfaatkan oleh
masyarakat (setiap
semester AK 3)
Unsur Penunianq
Menjadi anggota dalam
suatu panitia/badan
I t2 1 t2 275.O0 91,67
9. perguruan tinggi 2 100 2 99
laporan bln laporan bln
(sebagai wakil ketua
AK 2)
Jumlah 4l 4l
II. Tugas Tambahan
dan Kreativitas
a. Tugas Tambahan
b. Kreativitas
90,93r")
NILAI CAPAIAN SKP (Baikf
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 :20 x 100 : 1O0
TO 20
Menyiapkan usul
persetujuan teknis
L2
5OO NP B5
11
269,33 "l 99,78 *)
I 5OO NP 100
bln bln
kenaikan pangkat
Mengumpulkan dan
menyusun data 1 T2 I 100
T2
276 92
2. 100
pegawai per unit konsep bln konsep bln
ke{a
Menyiapkan surat
pengantar
pengembalian usul t2 2
100
t2 276 92
3. 2 surat 100
bln bln
yang BTL dan TMS surat
periode April dan
Oktober 2OI4 .
II. T\rgas Tambahan
dan Ifteativitas
a. Tugas Tambalwr
b, Kreativitas
91,26 *n)
NILAI CAPAIAN SKP (Sangat
Baik)
Bintarti. S.Sos
NrP. 19631012 198509 2 099
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas : RO x 100 : 500 x 100 : 1OO
TO 500
kualitas = RK x 100 : 85 x 100 = 85
Aspek
TK lOO
4. Lain-lain
a. Penyusunan dan Penilaian SKP bagi PNS yang Mutasi/Pindah.
Perpindahan pegawai dapat terjadi baik secara horizontal, vertikal
(promosi/demosi), maupun diagonal (antar jabatan struktural, jabatan
fungsional, dari struktural ke fungsional atau sebaliknya).
1) Perpindahan antar jabatan struktural, antar jabatan fungsional
umum atau dari jabatan fungsional umum ke jabatan struktural.
Contoh:
Seorang PNS bernama Ali Muktar Raja, S.Sos., karena kepentingan
kedinasan yang bersangkutan dimutasikan ke unit kerja lain.
Apabila kegiatan tugas jabatan yang dilaksanakan hanya sebagian
saja, maka penilaian SKP Sdr. Ali Muktar Raja, S.Sos., adalah
sebagai berikut:
SASARAN KERJA PEGAWAI
(UNIT KERJA YANG LAMA)
NO. I. PEJABAT PENILAI NO. II. PNS YANG DINIL"AI
I Nama Drs. Indra Hidavat 1 Nama Ali Muktar Raja S.Sos.
2. NIP 19610412 198301 I 099 2. NIP 197507 13 200001 I 099
3. Pangkat/Gol.Ruang Penata Tk.I - [I/d 3. Pangkat/Gol.Ruang Penata - lll/c
4. Jabatan Kepala Subdirektorat. Mutasi II 4. Jabatan Kepala Seksi Mutasi IIA
Direktorat Kepangkatan dan Direktorat Kepangkatan dan
5. Unit Kerja 5. Unit Kerja
Mutasi Mutasi
TARGET
NO. III. KEGIATAN TUGAS JABATAN AK KUANTITAS/ KUALITAS/ BIAYA
WAKTU
OUTPUT MUTU (Rp)
Jakarta, 5 Januari2OI4
Pejabat Penilai, PNS Yang Dinilai,
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 = 25Ox lOO : 1OO
TO 250
Aspek kualitas _ RK x 100 : 100 x 100 : 100
TK TOO
Aspek waktu : 1.76 x TW - RW x 100
TW
= I,76x6-6 x 1OO =76
6
Jumlah ketiga aspek tersebut dijumlahkan: 100 + 100 + 76 = 276
**) Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan ketiga aspek tersebut dibagi 3
(tiga) aspek yang ada = (100 + 100 + 76): 3 : 276:3:92
**'?k) Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan keempat nilai capaian
kemudian dibagi 3 (tiga) kegiatan = (92 + 89,78 + 85,33) : 3 = 267,1I : 3 :
89,04
-42-
Penilaian SKP Sdr. Ali Muktar Raja, S.Sos., pada unit kerja yang baru
sebagai berikut:
t o 71 12 14
4 6 8 10 1J
Memeriksa dan
s000 2500
6 bln 2tl 70,33
2. menganalisa 100 6 bln 85
SPM SPM
kelengkapan SPM
Membuat laporan I I 6 bln 276 92
3. 100 6 bln 100
Tatalaksana Keuangan l.p' lap'
II. Tugas Tambahan dan
Kreativitas
a. TugasTambahan
b. Kreativitas
Dra. Indira
NrP. 1960021 1 198401 2 099
-43-
TARGET
NO. III. KEGIATAN TUGAS JABATAN AK KUANTITAS/ KUALITAS/ BIAYA
WAKTU
OUTPUT MUTU (Rp)
TARGET REALISASI
NILAI
I. KEGIATAN TUGAS PENGHI-
CAPAIAN
NO. AK AK
JABATAN TUNGAN
Kuant/ Kual/ Biaya Kuant/ Kual/ Biaya SKP
Waktu Waktu
Output Mutu (Rp) Output Mutu (Rp)
1 o 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14
36€e
Menerima data mutasi +2 1000
I r200 100 88 4 bln 247,33**l 82,44***l
kepegawaian. 4 bln*) data
data*)
4 bln data
dalam almari takah sebagai data
arsrp.
+2
+2 4
5. Membuat laporan + 100 88 4 bln 264,OO 88,00
4 bln laporan
laporan
a. Tugas Tambahan
b. Kreativitas
83,42 **t'*
NIIAI CAPAIAN SKP
(Baik)
Keterangan:
*) Penulisan angka yang dicoret menunjukan target awal kuantitas
dan waktu sebelum disesuaikan dengan target baru kuantitas
dan waktu setelah pemindahan pNS yang bersangkutan.
:88x100=88
100
-L,76x4-4 x100:76
4
= 82,44
_ 83142
-46-
TARGET
NO. III. KEGIATAN TUGAS JABATAN AK
KUANTITAS/ KUALITAS/ BIAYA
WAKTU
OUTPUT MUTU (Rp)
UNSUR UTAMA
Melaksanakan analisi s kebutuhan Diklat (sebagai I I laporan 100 8 bln
I
anggota) (I/laporan).
UNSUR PENUNJANG
Peran serta sebagai peserta dalam
9. 6 6 kegiatarr 100 8 bln
seminar/lokakarya dalam rangka pengembangan
wawasan kompetensi widyaiswara ( I / kegratan).
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas: ROx100:1x100:100
TOl
Aspek kualitas : RKxl0O:86x100:86
TK 1OO
I.76x8-8x100
8
76
UNSUR UTAMA
Seeo
Menyiapkan konsep 6 +2 1000
I pertimbangan teknis l 500 100 2
berkas
75 6 bln 2t7,67 "l 72,56 **l
3
berkas 6 bln
Kenaikan pangkat
PNS (0,002/berkas)
Menyiapkan surat
jawaban e+s s +2
2. permasalahan 100 0,05 l0 surat 80 6 bln 196,00 65,33
25
kenaikan KP PNS o,125 6 bln
surat
(0,005/ surat)
Menyusun lapoan +€
hasil sidang
op3 +2 +
4. 100 0,012 90 6 bln 246,0O 82,00
Baperjakat 5 laporan
(0,003/laporan)
0,015
laporan
6 bln
Menyiapkan naskah
keputusan
pengangkatan/pembe
basan sementara/ +see
5 +2
5. pengangkatan 400
s00 100 2
naskah
87 6 bln 243,0O 8l,00
kembali/pemberhenti 2,5
naskah 6 bln
an dari dan dalam
jabatan
(0,005/naskah)
Menyiapkan naskah
+ooo
Surat Keputusan 6 l+
6. perpindahan pegawai r00 3 5OO SK 88 6 bln 264,00 88,00
500
(0,006/Surat 3
SK
6 bln
Keputusan)
Menyiapkan risalah +o
8. pertimbangan KP H5 +2 5
5
100 0,37s 84 6 bln 260,00 86,67
Luar Biasa o,375 6 bln naskah
(0,075/naskah) naskah
UNSUR PENUNJANG
Mengikuti seminar, 6 6
9. lokakarya dibidang 3
3 r00 6 bln 3 90 6 bln 266,00 88,67
manajemen PNS 3 laporan
sebagai peserta laporan
(l / laporan)
29,53
JUMLAH r3, l l2
t4,765
80,91
NILAI CAPAIAN SKP ***)
(Baik)
Drs. Windianto
NrP. 1959 10 12 198602 | O99
- 51-
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 = 1000 x IOO = 66,67
TO 1500
Aspekkualitas = RK x 100 = 75 x 1O0 = 75
TK 1OO
Aspek waktu = 1.76 x TW - RW x 100
TW
= 1.76x6-6 x100=76
6
Jumlah ketiga aspek tersebut dijumlahkan = 66,67 + TS + Z6 =
2r7,67
**) Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan ketiga aspek
tersebut dibagi 3 (tiga) aspek yang ada = (66,67 + 75 + 761 | 3 =
217,67:3=72,56
***) Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan keempat nilai
capaian kemudian dibagi 9 (sembilan) kegiatan = (72,56 +
65,33 + 77,OO + 82,00 + 81,00 + 88,00 + 87,00 + 86,62 +
88,67) : 9 = 728,23 : 9 = 80,91
TARGET
NO. III. KEGIATAN TUGAS JAE}ATAN AK
KUANTITAS/ KUALITAS/ BIAYA
WAKTU
OUTPUT MUTU (Rp)
Menyelesaikan Nota Persetujuan Kenaikan pangkat 5000 Nota
1
Golongan Ruang III/c kebawah Provinsi Lampung 100 6 bln
Persetujuan
f 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Menyelesaikan Nota Persetujuan
4500
I Kenaikan Pangkat Golongan Ruang t000 NF 100 6 bln 100 6 bln 266 *l 88,67 **)
NP
III/c kebawah Provinsi lampung
Memeriksa konsep Peninjauan Masa
2.
Kerja
20 NP 100 6 bln I8 NP 100 6 bln 266 88,67
a. Tugas Tambahan
b. Kreativitas
87,28 ***l
NILAI CAPAIAN SKP (Baik)
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas : RO x 1OO: 45OO x lOO:90
TO 5000
Contoh:
Seorang PNS bernama Drs. Edward Lebe, jabatan sebagai Kepala Seksi
pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan. Pada bulan Januari 2OI4 yang
bersangkutan dipekerjakan pada instansi pemerintah lain sebagai
Kepala Seksi Kepegawaian. Dalam hal demikian maka yang
bersangkutan menyusun SKP sesuai dengan tempat dimana yang
bersangkutan dipekerjakan dan penilaian SKP-nya tetap dinilai oleh
atasan langsungnya dimana yang bersangkutan dipekerjakan.
-55-
TARGET
NO. III. KEGIATAN TUGAS JABATAN AK BIAYA
KUANTITAS/ KUALITAS/ WAKTU
OUTPUT MUTU (Rp)
Keterangan:
*) Target awal dalam melaksanakan tindakan keimigrasian, penyidikan
keimigrasian, dan pengkarantinaan orang asing adalah 10 (sepuluh)
orang, dalam kenyataannya sampai dengan akhir tahun tidak ada
orang asing yang dikarantina. Dengan demikian maka kegiatan
tersebut tidak dimasukkan dalam penghitungan dalam penilaian
SKP.
**) Target awal dalam melakukan pemantauan dan tindakan preventif
terhadap adanya pelanggaran keimigrasian adalah 30 (tiga puluh)
kali, dalam kenyataannya sampai dengan akhir tahun hanya terjadi
10 (sepuluh) kali pelanggaran. Dengan demikian maka dalam
penghitungan penilaian SKP-nya target disesuaikan dengan
realisasi.
-58-
i. Penyusunan dan penilaian SKP bagi PNS yang sampai dengan akhir
tahun tidak melakukan seluruh kegiatan yang seharusnya dilakukan.
Contoh:
Seorang PNS bernama Fery Gunawan, S.H., jabatan fungsional umum
pengelola tata naskah. Pada awal tahun menyusun SKP yang telah
ditetapkan oleh atasan langsungnya sebagai berikut:
TARGET
NO. III. KEGIATAN TUGAS JABATAN AK KUANTITAS/ KUALITAS/ BIAYA
WAKTU
OUTPUT MUTU (Rp)
4 6 8 9 10 t1 1Z 13 14
Melakukan penerimaan
1000 1000 t2
I dan perekaman 100 12 bln 100 276 *) 92 **l
data data bln
dokumen kepegawaian
Mencatat dokumen
kepegawaian ke dalam
kartu induk dan daftar
1000 800 t2
2. isi serta menyimpan 100 12 bln 100 256 8s,33
data data bln
dan memelihara arsip
kepegawaian ke dalam
tata naskah
t2
3. Membuat laporan
laporan
t00 12 bln 0 0 0 0 0 ***)
a. Tugas Tambahan
b. Kreativitas
59,1 1
NILAI CAPAIAN SKP ****)
(Kurang)
Andrianto. S. Sos.
NrP. 1972tot2 L99702 | O99
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas : ROx100:1000x100:100
TO 1 000
Contoh:
Seorang PNS bernama Kosasih, S.E., jabatan Fungsional Umum pada Sub
Bagian Pembayaran I di Biro Keuangan, yang bersangkutan diberikan
tugas tambahan oleh atasan langsungnya untuk menjadi Pemegang Uang
Muka (PUM). Dalam hal demikian maka pada akhir tahun yang
bersangkutan dapat diberikan nilai tugas tambahan sebesar 1 (satu)
sebagai bagian dari capaian nilai SKP.
F. PENILAIAN KREATIVITAS
Apabila seorang PNS pada tahun berjalan menemukan sesuatu yang baru
dan berkaitan dengan tugas pokoknya serta dibuktikan dengan surat
keterangan sebagai berikut:
1. Unit kerja setingkat eselon II;
2. Pejabat Pembina Kepegawaian; atau
3. Presiden,
dibuat menurut contoh sebagaimana tercantum dalam Anak Lampiran I-d
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara ini. Maka pada akhir tahun yang bersangkutan dapat
diberikan nilai kreativitas paling rendah 3 (tiga) dan paling tinggi 12 (dua
belas) dengan mengunakan pedoman sebagai berikut:
Keterangan:
Penilaian kreativitas tidak bersifat kumulatif dan dinilai yang paling tinggi.
Contoh:
Seorang PNS bernama Mardudin, S.E., jabatan Kepala Sub Bagian
Akuntansi dan Pelaporan, pada pertengahan tahun yang bersangkutan
membuat aplikasi Sistem Akuntansi dan Pelaporan berbasis teknologi
informasi dan dapat bermanfaat bagi unit kerjanya serta dapat
diaplikasikan untuk mempercepat pelaksanaan tugas jabatan yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala unit kerja setingkat
pejabat struktural eselon II. Dalam hal demikian maka PNS yang
bersangkutan pada akhir tahun dapat diberikan nilai kreativitas 3 (tiga)
sebagai bagian dari nilai capaian SKP.
-62-
1. YANG DINILAI
a. Nama Lukito
b. NIP 19760222 199610 1 099
2. PE.IABAT PENILAI
Jumlah 425
88,76
NILAI PRESTASI KERJA
(Baik)
Tanggal,
-66-
Tanggal
Tanggal,
-67 -
8. REKOMENDASI
Bintarti. S.Sos.
NrP. 19631012 198509 2 099
Lukito
NrP. 19760222 199610 1 099
5. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penilaian prestasi kerja maka pejabat penilai dapat
memberikan rekomendasi kepada pejabat yang secara fungsional
bertanggung jawab di bidang kepegawaian sebagai bahan pembinaan
karier terhadap PNS yang dinilai, misalnya:
a. untuk peningkatan kemampuan dengan mengikutsertakan diklat
teknis seperti diklat komputer, kenaikan pangkat, pensiun,
kehumasan, sekretaris, dan sebagainya;
b. untuk menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pekerjaan
perlu penyegaran ke unit kerja lain (rotasi), dan sebagainya; dan
c. untuk kebutuhan pengembangan perlu peningkatan pendidikan dan
peningkatan karier (promosi), dan sebagainya.
6. Dalam hal PNS yang dinilai tidak menandatangani hasil penilaian
prestasi kerja, maka hasil penilaian prestasi keda ditetapkan oleh
Atasan Pejabat Penilai.
7. Dalam hal Pejabat Penilai tidak menandatangani hasil penilaian prestasi
kerja, maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh Atasan
Pejabat Penilai.
8. Dalam hal PNS yang dinilai dan Pejabat Penilai tidak menandatangani
hasil penilaian prestasi kerja, maka hasil penilaian prestasi kerja
ditetapkan oleh Atasan Pejabat Penilai.
9. Pejabat Penilai wajib menyampaikan hasil penilaian prestasi kerja
kepada Atasan Pejabat Penilai paling lama 14 (empat belas) hari
kalender sejak tanggal diterimanya penilaian prestasi kerja.
10. Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada pengesahan
dari Atasan Pejabat Penilai.
1.
YANG DINILAI
a. Nama Ahmad Anis, S.H.
b. NIP 19820308 200912 1 001
c. Pangkat, golongan ruang Penata Muda, lllla
d. Jabatan / Pekerjaan Pengolah Bahan Peraturan Perundang-undangan
2. PEJABAT PENILAI
4. JUMLAH
UNSUR YANG DINILAI
4. Disiplin 85 Baik
6. Kepemimpinan
Jumlah 432
Taneeal.
-7 r-
Tanggal,
Tanggal,
1. YANG DINILAI
2. PEJABAT PENILAI
c. Komitmen B8 Baik
d. Disiplin 86 Baik
e. Kerjasama 88 Baik
f. Kepemimpinan
Jumlah 439
Tanggal,
6. TANGGAPAN PEJABAT PENILAI ATAS
KEBERATAN
Tanggal,
7. KEPUTUSAN ATASAN PEJABAT PENILAI
ATAS KEBERATAN
Tanggal,
-74-
dr. Svafrudddin
NrP. 19680215 198801 I 002
Azunq Hertanto
NrP. 19750326 200001 I 001
Contoh:
Seorang bernama Fatmawati, S.Pd, pangkat Penata golongan ruang
IIIIc jabatan Guru Dewasa dipekerjakanldiperbantukan pada SMP
Swasta YAPENDA Jakarta Utara. Dalam hal demikian, maka yang
bersangkutan wajib menyusun SKP pada awal tahun, sebagai
berikut:
75-
I
Melaksanakan pen5ru sunan program pengaj aran 4,995 3laporan 100 12 bln
(setiap catur wulan AK 1,665)
Melaksanakan penyajian program pengajaran (setiap
2. 15 3laporan 100 12 bln
catur wulan AK 5)
Contoh :
I 2 Januari 2014 s.d. Penilaian SKP sampai dengan akhir Juni 2Ol4 =
30 Juni 2014 89,04, sedangkan penilaian perilaku kerjanya
adalah sebagai berikut:
Kepala Subdirektorat
OrientasiPelayanan = 85 (Baik) Mutasi II
Integritas = 80 (Baik)
Komitmen = 84 (Baik)
Disiplin = 85 (Baik)
Kerjasama = 87 (Baik)
Drs. Indra Hidayat
Kepemimpinan = 88 (Baik) NrP.19610412 198301 1 099
Jumlah = 509
Nilai Rata-Rata = 84,83 (Baik)