Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

TUGAS BIRO PEREKONOMIAN DAN SUMBER DAYA ALAM


UNTUK MEMAJUKAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI PAPUA

DI SUSUN OLEH :

Dra.RIKA MONIM, MM

BIRO PEREKONOMIAN DAN SUMBER DAYA ALAM

SETDA PROVINSI PAPUA


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan hikmat dan kemampuan sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat Propertes dengan judul “Tugas
Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Untuk Memajukan Perekonomian di Provinsi
Papua”
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini, dan secara khusus penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada pembimbing materi.
Dikarenakan pengetahuan yang terbatas, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, baik ditinjau dari segi materi
maupun dari segi tata bahasanya. Namun, penyusun telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Sekian dan terimakasih.

Jayapura, Agustus 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang perubahan atas UU
Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi daerah, maka terjadi pula pergeseran dalam
pembangunan ekonomi yang tadinya bersifat sentralisasi (terpusat), sekarang mengarah
kepada desentralisasi yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah untuk
membangun wilayahnya termasuk pembangunan dalam bidang ekonominya.
Dasar konseptual pembangunan daerah umumnya tidak dijelaskan secara eksplisit.
Pengertiannya lebih bermakna praktis (utilitarian), di mana pembangunan daerah di anggap
mampu secara efektif menghadapi permasalahan pembangunan di daerah. Pembangunan
daerah melalui mekanisme pengambilan keputusan otonomi diyakini mampu merespons
permasalahan aktual yang akan sering muncul dalam keadaan masih tingginya intensitas
alokasi sumber daya alam dalam pembangunan. Otonomi dalam administrasi pembangunan
ini dirasakan makin relevan sejalan dengan keragaman sosial dan ekologi (bio-social
diversity) pada suatu wilayah.
Pengertian dan penerapan pembangunan daerah umumnya dikaitkan dengan kebijakan
ekonomi atau keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara spasial dari
kebijakan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dengan demikian, kesepakatan-
kesepakatan nasional menyangkut sistem politik dan pemerintahan, atau aturan mendasar
lainnya, sangat menentukan pengertian dari pembangunan daerah. Atas dasar alasan itulah
pandangan terhadap pembangunan daerah dari setiap negara akan sangat beragam. Singapura,
Brunei, atau negara yang berukuran kecil sangat mungkin tidak mengenal istilah
pembangunan daerah. Sebaliknya bagi negara besar, seperti Indonesia atau Amerika Serikat
perlu menetapkan definisi-definisi pembangunan daerah yang rinci untuk
mengimplementasikan pembangunannya.
Dasar hukum penyelenggaraan pembangunan daerah bersumber dari Undang-Undang
Dasar (UUD) Negara RI 1945 Bab VI pasal 18. Hingga saat ini, implementasi formal pasal
tersebut terdiri tiga kali momentum penting, yaitu UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Pemerintahan di Daerah dan UU No 22 Tahun 1999 serta UU No 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Sebelum tahun 1974, bukan saja pembangunan daerah,
pembangunan nasional juga diakui belum didefinisikan dan direncanakan secara baik.
Implementasi pembangunan daerah berdasar UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah, terbukti sangat mendukung keberhasilan pembangunan nasional
hingga Pelita VI tetapi juga mampu secara langsung melegitimasi kepemimpinan Presiden
Suharto. Sementara UU No 22 Tahun 1999 yang diperbaiki dengan UU No 32 Tahun 2004
lebih merupakan koreksi-koreksi sistematis disebabkan oleh permasalahan struktural
(sistemik) maupun dalam hal implementasi. Maka dari itu kami mencoba membuat suatu
pemaparan mengenai pembangunan daerah dalam sebuah makalah yang berjudul “ Strategi
Pembangunan Ekonomi Daerah ”.
1.2 Identifikasi Permasalahan
Permasalahan yang diangkat di dalam makalah ini adalah:
1. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
2. Teori strategi pembangunan ekonomi
3. Strategi pembangunan ekonomi Indonesia
4. Pembangunan ekonomi daerah
5. Strategi pembangunan ekonomi daerah
1.3 Tujuan
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia, serta untuk mengetahui strategi pembangunan
ekonomi daerah khususnya di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai