Anda di halaman 1dari 14

RESUME MATERI

TERMIN 1 ANGKATAN 1-15


MANAJEMEN KEPEGAWAIAN dan PENILAIAN
KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH dengan
PERJANJIAN KERJA

Pemateri :
Drs. LEGIMAN, M.Si
Sekertaris BKD Provinsi Jawa Tengah

Disusun Oleh :
TANGGUH WISNU WIJAYA, S.Psi
NIP. 19850217 202221 1 011
MATERI
MANAJEMEN KEPEGAWAIAN dan PENILAIAN KINERJA
PEGAWAI PEMERINTAH dengan PERJANJIAN KERJA

A. Satu Core Values ASN

1. Mensarikan dan menyederhanakan niali nilai dasar dan panduan perilaku


yang disusun sesuai dengan UU No : 5 Tahun 2014 dalam satu kesamaan
persepsi yang mudah dipahami oleh seluruh ASN (top down process)

2. Mensarikan nilai nilai yang telah disusun oleh K/L/D dalam suatu
rumusan baku yang berlaku secara umum (banyak kesamaan yang dapat
disimpulkan menjadi satu core value (Bottom up process)

3. Satu Core Value akan membentuk dan menguatkan budaya kerja yang
mendorong pembentukan karakter ASN yang profesional dimanapun ASN
ditugaskan

4. Memudahkan proses adaptasi bagi ASN ketika yang ditugaskan ke


instansi pemerintah lain (talent mobility)

5. Menjadi unsur memperkutat peran ASN sebagai perekat bangsa

6. Budaya kerja yang kuat akan mendorong peningkatan kinerja organisasi


jangkapanjang)

B. Panduan Perilaku Inti (Berakhlak). Seorang ASN harus memiliki karakter


berikut ini:

1. Berorientasi Pelayanan, meliputi Memahami kebutuhan dan


mengutamakan kepuasan masyarakat; Melayani dengan sikap hormat,
sopan, cepat, ikhlas, dan sigap; Melakukan perbaikan terus-menerus dalam
memberikan pelayanan

2. Akuntabel, meliputi Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,


cermat, disiplin dan berintegritas tinggi; Menggunakan kekayaan dan
barang milik negara secara bertanggung jawab efektif dan efisien; Tidak
menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten, meliputi Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah; Membagi ilmu dan pengetahuan yang
dimiliki kepada orang lain; Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

4. Kompeten, meliputi Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;


Suka menolong orang lain; Membangun linkungan kerja yang kondusif

5. Loyal, meliputi Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan
Negara; Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar; Menjaga
rahasia jabatan dan negara

6. Adaptif, meliputi Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik; Terus
menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi;
Bertindak proaktif

7. Kolaboratif, meliputi Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk


berkontribusi; Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambah; Menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama

C. Arah kebijakan Pengadaan ASN

Mengacu pada Birokrasi Kelas Dunia Tahun 2024 (RPJM 2020-2024),


pengadaan ASN Provinsi Jateng ingin mewujudkan ASN yang memiliki karakter
profil SMAR ASN 2024 yaitu:

1. Integritas

2. Nasionalisme

3. Profesionalisme

4. Wawasan global

5. IT dan bahasa asing

6. Hospitality

7. Networking

8. Entrepreneurship
D. Manajemen PPPK
1. Dasar Hukum

a. UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

b. PP 49 Tahun 2018 Tentang Manajemen PPPK, adalah pengelolaan


PPPK untuk menghasilkan pegawai yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Pengadaan PPPK:

a) Input, pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK)

b) Proses, manajemen PPPK

c) Output, menghasilkan PPPK yang professional, memiliki nilai


dasar, memiliki etika profesi, bersih dari praktek korupsi, kolusi,
dan nepotisme.

Definisi PPPK (Sesuai UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN): PPPK


adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan
tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2. Manajemen PPPK meliputi: (PP 49 Tahun 2018)

a. Penetapan kebutuhan;

b. Pengadaan;

c. Penilaian kinerja;

d. Penggajian dan tunjangan;

e. Pengembangan kompetensi;

f. Pemberian penghargaan;

g. Disiplin;

h. Pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan

i. Perlindungan
3. Penetapan kebutuhan PPPK

a. Instansi diwajibkan menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan


PPPK jangka waktu 5 tahun dan diperinci per tahun berdasarkan
prioritas

b. Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK merupakan satu kesatuan


dengan penyusunan kebutuhan PNS

c. Kebutuhan jenis dan jabatan PPPK dengan Keputusan Menteri setiap


tahun, dengan pertimbangan Kementerian Keuangan dan
pertimbangan tehnis Kepala BKN

d. Usulan disertai dengan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan instansi dan


persyaratan kebutuhan dalam jabatan
4. Tahapan Pengadaan PPPK

a. Perencanaan. Pengadaan Calon PPPK oleh Instansi Pemerintah,


Pengadaan PPPK JF dapat di lakukan Nasional atau tingkat Instansi

b. Pengumuman lowongan. secara terbuka kepada masyarakat paling


singkat 15 hari kalender

c. Pelamaran. Setiap WNI memiliki kesempatan yg sama untuk melamar


P3K , pelamar memenuhi dan menyampaikan persyaratan dan
memperoleh informasi ttg seleksi P3K

d. Seleksi. Pelamar yg Lulus seleksi administrasi mengikuti seleksi


kompetensi, seleksi mempertimbangkan integritas dan moralitas dan hsl
seleksi ditetapkan oleh PPK

e. Pengumuman seleksi. Disampaikan secara terbuka


berdasarkanpenetapan hasil seleksi kompeten

f. Pengangkatan menjadi PPPK. Pelamar lulus ditetapkan sbg calon P3K dg


Keputusan PPK, disampaikan ke BKN untuk NI P3K, data masuk sistem
informasi ASN, P3K melaksanakan tugas jabatan sesuai pengangkatan
melalui perjanjian kerja oleh PPK
g. Selanjutnya pegawai yang sudah diangkat menjadi PPPK akan
menandatangani perjanjian kerja yang di dalam perjanjian tersebut
memuat masa kerja, tugas pokok, gaji dan tunjangan hari dan jam kerja.
5. Penilaian kinerja PPPK

Dasar hukum: Pmempan RB No. 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja.


Poin yang dinilai melipiti:

a. Hasil kerja. Outcome, outcome antara, output, dan/atau layanan yang


dihasilkan pegawai

b. Perilaku kerja. Melipti perilaku kerja berorientasi pelayana, akuntabel,


kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.

1) Instrument penilaian kinerja PPPK:

Penyusunan SKP dan Penetapan dan klarifikasi Ekspektasi, arahnya


pada perencanaan kinerja pegawai. Penyusunan SKP sebagai
bahanpenilaian kinerja mengacu pada perencanaan strategis, perjanijan
unit kerja, organisasi dan tata unit kerja, rencana kinerja pimpinan,
kompetensi, dan/atau keterampilan pegawai, prioritas pencapaian
kinerja organisasi/unit kerja/pimpinan, dan dokumen perjanjian seuai
ketentuan.

2) Evaluasi kinerja. Penilaian kinerja pegawai

3) Pemberian penghargaan dan sanksi


6. Gaji dan Tunjangan

PPPK akan mendapatkan gaji sesuai yang tercantum dalam Surat


Keputusan Pengangkatan serta tunjangan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.

Dasar hokum gaji dan tunjangan:

 Peraturan Presiden RI No. 98 Tahun 2020 tentang Gaji dan Tunjangan


Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

 Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 6 Tahun 2021 tentang Teknis


Pemberian Gaji dan Tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja yang bekerja pada Instansi Daerah

Gaji PPPK

PPPK diberikan gaji yangbesarannya didasarkan pada golongan dan masa


kerja golongan sebagaimana tersebut dalam lampiran Perpres No. 98tahun
2020 (sebelum pemotongan pajak penghasilan).
Tunjangan PPPK

PPPk diberikan tunjangn yang terdiri atas: tunjang keluarga, tunjangan


pangan, tunjangan jabatan structural, tunjangan jabatan fungsional, dan
tunjangan lainnya.
E. Pengembangan Kompetensi

1) Pengembangan Kompetensi

a. PPPK diberikan kesempatan pengembangan kompetensi

b. Pengembangan kompetensi sesuai perencanaan Instansi

c. Memperhatikan hasil penilaian kinerja PPPK

d. Paling lama 24 jam pelajaran dalam 1 tahun perjanjian kerja

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengembangan kompetensi


PPPK diatur lebih lanjut dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara (PP
49 Tahun 2018)
Setiap PPPK memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti Pengembangan
Kompetensi sesuai dengan perencanaan Pengembangan Kompetensi pada
Instansi Pemerintah dan/atau hasil penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan.

2) Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi dilaksanakan berdasarkan:

a. penugasan tertulis dari PyB pada Instansi Pemerintah;

b. sesuai dengan kebutuhan organisasi

Dimungkinkan bagi PPPK untuk melakukan pengembangan kapasitas


secara mandiri yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, yang
dilakukan:

a. dalam jam kerja, berdasarkan atas izin dan penugasan tertulis dari
atasan langsung paling rendah setingkat JPT pratama; dan/atau

b. di luar jam kerja, dengan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis


kepada atasan langsung.

3) Bentuk Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi:

a. Pelatihan klasikal, dilakukan dengan proses pembelajaran di dalam kelas

b. Pelatihan nonklasikal, dilakukan dengan proses prektik kerja dan/atau


pembelajaran di luar kelas.

4) Pemberian Penghargaan

a. PPPK yang menunjukan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,


kedisiplinan dan prestasi kerja

b. Tanda Kehormatan

c. Prioritas Pengembangan Kompetensi (prioritas kinerja plng baik)

d. Menghadiri acara resmi kenegaraan

5) Disiplin

Memuat kewajiban dan larangan saudara sebagai PPPK serta sanksi apabila
melanggar ketentuan yang berlaku, dari sanksi tingkat ringan berupa
teguran, sedang berupa penurunan golongan hingga yang terberat yaitu
pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat.
Dasar hokum: Pasal 86 ( 4) UU No. 15 tahun 2014 tentang ASN
Pasal 86

1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan


tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS.

2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap


PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.

3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan Pasal 134 UU ASN, PP ini seharusnya ditetapkan paling lama 2


tahun terhitung sejak UU ASN berlaku, namun butuh waktu 7 tahun untuk
menyelesaikan PP ini.

Prinsip Dasar Disiplin

1) Yang bertanggung jawab terhadap disiplin PNS adalah Atasan Langsung


masing-masing.

2) Pelanggaran disiplin PNS bukan Delik Aduan, oleh karena itu setiap atasan
langsung mengetahui/mendapat informasi tentang dugaan pelanggaran
disiplin yang dilakukan bawahannya, maka atasan langsung tersebut wajib
menindaklanjuti.

Psl. 26 ayat (1).

3) Atasan langsung yang telah mengetahui pelanggaran disiplin yang


dilakukan bawahannya, tetapi tidak memanggil, memeriksa, menghukum
atau tidak melaporkan kepada atasannya, maka atasan langsung tersebut
juga dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dengan hukuman disiplin
yang seharusnya dijatuhkan kepada PNS yang melakukan pelanggaran.
(Psl. 28)

4) Pelanggaran disiplin = setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang


tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan Disiplin
PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. (Psl. 1 angka
6)
F. PELANGGARAN DISIPLIN PNS

setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan
/ atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja.

1) Ucapan:

Setiap kata-kata yang diucapkan dihadapan atau dapat didengar orang lain,
seperti dalam rapat, ceramah, diskusi, melalui telepon, TV, rekaman atau
alat komunikasi, dll

2) Tulisan:

Pernyataan pikirandan/atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk


tulisan, gambar karikatur, coretan, dan lain-lain yang serupa itu.

3) Perbuatan:

Setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan atau tidak
melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai peraturan
perundang-undangan.

HUKUMAN DISIPLIN:

Hukuman yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang Menghukum kepada


PNS karena melanggar peraturan Disiplin PNS.

Instrumen Pembinaan Disiplin:

a. Peraturan Disiplin PNS

b. Daftar Hadir

c. Apel Pagi

d. Inspeksi mendadak (SIDAK)

e. Penilaian Prestasi Kerja

f. Pengawasan Atasan
g. Tambahan Penghasilan Pegawai
Perbandingan Sanksi Hukuman DisiplinPP 53/2010
a. Tingkat Ringan, dengan teguran lisan; teguran tertulis; dan pernyataan
tidak puas secara tertulis.

b. Tingat Sedang, dengan penundaan KGB selama 1 tahun; penundaan KP


selama 1 tahun; dan penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1
tahun.

c. Tingkat Berat, dengan turun pangkat setingkat lebih rendah selama 3


tahun; pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah; pembebasan jabatan; pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS; dan pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.

Perbandingan Sanksi Hukuman DisiplinPP 94/2021

a. Tingkat ringan, dengan teguran lisan; teguran tertulis; dan pernyataan


tidak puas secara tertulis.

b. Tingkat Sedang, dengan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25%


selama 6 bulan; pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 9
bulan; pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 12 bulan

c. Tingkat Berat, dengan penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama


12 bulan; pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama
12 bulan; dan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS.

Ketentuan tingkat dan jenis hukuman disiplin sedang berlaku setelah PP


mengenai gaji dan tunjangan berlaku serta masih diatur dalam Psl. 7 ayat 3
PP No. 53 tahun 2010. (Pasal 42)

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021


tentangDisiplin Pegawai Negeri Sipil maka Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam Usaha
Swasta; dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil, sepanjang tidak mengatur jenis Hukuman Disiplin
sedang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pemutusan Hubungan Kerja

PHK hal ini dapat dilakukan apabila:

a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;

b. Saudara meninggal dunia;

c. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang


mengakibatkan pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
pada Pihak Kesatu.

d. Tidak melaksanakan kewajiban dan atau melanggar larangan yang


mengakibatkan hukuman pemutusan hubungan kerja.

Cuti

PPPK berhak mendapatkan cuti tahunan (12 hari dalam satu tahun dan
baru boleh diambil haik ini setelah t th masa kerja PPPK), cuti sakit, cuti
melahirkan, dan cuti bersama selama masa Perjanjian Kerja.

Perlindungan

Kepada PPPK diberikan jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan


kecelakaan kerja, jaminan kematian dalam sistem jaminan sosial nasional dan
bantuan hukum apabila berperkara terkait tugas jabatan yang diemban.

Manajemen PNS Meliputi (PP 11 Tahun 2022 perubahan dari PP 17 Tahun


2020)

1) Penyusunan dan Penetapan kebutuhan;

2) Pengadaan;

3) Pangkat dan Jabatan;

4) Pengembangan karier;

5) Pola Karier;

6) Promosi;

7) Mutasi;
8) Penilaian Kinerja;

9) Penggajian dan Tunjangan;

10) Penghargaan;

11) Disiplin;

12) Pemberhentian;

13) Jamnan Pensiun dan Jaminan hari Tua.

Purwareja Klampok, 1 November 2022


Penyusun

TANGGUH WISNU WIJAYA, S.Psi


NIP. 19850217 202221 1 011

Anda mungkin juga menyukai