Anda di halaman 1dari 31

1

RESUME MATERI
ORIENTASI KURIKULUM PENGENALAN NILAI DAN ETIKA
INSTANSI PEMERINTAH

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Orientasi PPPK


Kurikulum Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah
Gelombang 3 Tahun 2023

Oleh :
Nama : Isnaini Arina Khasbana, S.Pd.
NIP : 19880316 202221 2 015
Jabatan : Ahli Pertama Guru IPS
Unit Kerja : SMP N 2 BOJONG

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL


TAHUN 2023
RESUME MATERI
2

ORIENTASI KURIKULUM PENGENALAN NILAI DAN ETIKA


INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2023

I. Materi Pengenalan Jabatan

II. Materi Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi

III. Materi Pengenalan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

IV. Materi Pengenalan Penerapan Fungsi dan Tugas ASN di Tempat Kerja

V. Materi Pola Pikir Anti Anti Korupsi

VI. Materi Transformasi Digital

VII. Materi Kebijakan Orientasi dan Pengembangan Kompetensi PPPK

VIII. Materi Pelaporan dan penulisan rencana kerja


3

MATERI I
PENGENALAN JABATAN
Oleh Bapak Mujahidin, SH., MH. Kepala BKPSDM Kabupaten Tegal

A. Dasar Hukum
Dasar hukum yang melandasi Pengenalan Jabatan diantaranya :
1. UU Nomor 5 Tahub 2014
2. PP Nomor 49 Tahun 2018
3. Perpes No 38 Tahun 2020
4. Perpes No 98 Tahun 2020
5. Peraturan MenPAN RB No 14 Tahun 2019
6. Peraturan MenPAN RB No 6 Tahun 2022
Dasar hukum yang mengatur tentang menejemen diantaranya
1. Dasar hukum untuk kepegawean PNS yaitu UU No 8 Tahun 1974
dan UU No 43 Tahun 1999.
2. Dasar Hukum untuk ASN PPPk yaitu UU No 5 Tahun 2014.
B. Manajemen PPPK
Manajemen ASN khususnya PPPK diatur dalam PP No. 49 Tahun
2018 yang diundangkan dalam lembaran negara pada tanggal 28
November 2018. PPPK menduduki jabatan fungsional melalui
manajemen sebagai berikut :
1. Penetapan kebutuhan
2. Pengadaan
3. Penilaian Kinerja
4. Penggajian dan tunjangan
5. Pengembangan kompetensi
6. Pemberian Penghargaan
7. Disiplin
8. Pemutusan hubungan kerja dan
9. Perlindungan
4

PPPK harus memenuhi 3 syarat kompetensi yaitu :


1. Kompetensi Teknis, yang diukur dari tingkat dan spesialisasi jabatan
fungsional dan pengalaman kerja secara teknis.
2. Kompetensi Manajerial, diukur dari tingkat manajemen dan
pengalaman kepemimpinan
3. Kompetensi Sosial Kultural, diukur dari pengalaman kerja berkaitan
dengan Masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya
sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
C. Penilaian Kinerja
1. Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja
yang sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara PPK
dengan pegawai yang bersangkutan.
2. Penilaian kinerja PPPK dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di
tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi dengan
memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang dicapai, dan
perilaku pegawai.
3. Penilaian kinerja PPPK dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,
partisipatif, dan transparan.
4. Penilaian kinerja PPPK berada di bawah kewenangan PyB pada
Instansi Pemerintah masing-masing.
5. Penilaian kinerja PPPK didelegasikan secara berjenjang kepada
atasan langsung dari PPPK.
6. Penilaian kinerja PPPK wajib mempertimbangkan pendapat rekan
kerja setingkat dan bawahannya. Hasil penilaian kinerja PPPK
disampaikan kepada tim penilai kinerja PPPK.
7. Hasil penilaian kinerja PPPK dimanfaatkan untuk menjamin
objektivitas perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan
pengembangan kompetensi.
8. PPPK yang dinilai oleh atasan dan tim penilai kinerja PPPK tidak
mencapai target kinerja yang telah disepakati dalam perjanjian kerja
diberhentikan dari PPPK.
9. Penilaian kinerja PPPK diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
5

10. Masa Hubungan Perjanjian Kerja bagi PPPK dalam pelaksanaan


tugas jabatan yang sama paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja.
11. Perpanjangan Hubungan Perjanjian Kerja dalam pelaksanaan tugas
jabatan yang sama didasarkan pada pencapaian kinerja, kesesuaian
kompetensi, dan kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan
PPK.
12. Perpanjangan Hubungan Kerja bagi JPT yang berasal dari kalangan
Non-PNS mendapat persetujuan PPK dan berkoordinasi dengan
KASN.
13. Dalam hal perjanjian kerja PPPK diperpanjang, PPK wajib
menyampaikan tembusan surat keputusan perpanjangan perjanjian
kerja kepada Kepala BKN.
14. Perpanjangan Hubungan Perjanjian Kerja bagi PPPK yang
menduduki JPT utama dan JPT madya tertentu paling lama 5 (lima)
tahun.
D. Pengembangan Kompetensi
1. Dalam rangka pengembangan kompetensi untuk mendukung
pelaksanaan tugas, PPPK diberikan kesempatan untuk pengayaan
pengetahuan dengan prioritas diberikan dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan
2. Pelaksanaan pengembangan kompetensi dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian
kerja.
3. Pelaksanaan pengembangan kompetensi dicatat oleh PyB dalam
sistem informasi pelatihan yang terintegrasi dengan Sistem Informasi
ASN.
4. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengembangan kompetensi
PPPK dilaksanakan oleh PyB.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman teknis perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pengembangan kompetensi PPPK diatur
dengan Peraturan Kepala LAN.
6

E. Disiplin
1. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran
pelaksanaan tugas, PPPK wajib mematuhi disiplin PPPK.
2. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap
PPPK serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
3. PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin
4. PPK pada setiap instansi menetapkan disiplin PPPK berdasarkan
ketentuan disiplin yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
5. berdasarkan ketentuan PPK pada setiap instansi menetapkan disiplin
PPPK berdasarkan karakteristik pada setiap instansi.
6. Tata cara pengenaan sanksi disiplin bagi PPPK dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai Disiplin PNS.
F. Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
1. Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan
hormat karena:
a. Jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
b. Meninggal dunia, tewas atau hilang;
c. Atas permintaan sendiri;
d. Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pengurangan pppk;
e. Tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajiban sesuai perjanjian kerja yang
disepakati.
2. Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri karena:
a. Dihukum penjara berdasarkanputusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
tindak pidana tersebut dilakukandengan tidak berencana;
b. Melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atau
7

c. Tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai


dengan perjanjian kerja.
3. Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan tidak
hormat karena:
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana
kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau
pidana umum;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan
berencana.
G. Perlindungan
1. Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. jaminan kesehatan;
c. jaminan kecelakaan kerja;
d. jaminan kematian; dan
e. bantuan hukum.
2. Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, dan jaminan kematian dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
H. Cuti
1. Setiap PPPK berhak mendapatkan cuti yang diberikan oleh PPK.
2. PPK dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat
di lingkungannya.
8

3. Cuti terdiri atas: Cuti tahunan; Cuti sakit; Cuti melahirkan; dan Cuti
bersama.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian cuti diatur
dengan Peraturan Kepala BKN.
I. Larangan
1. PPK dilarang mengangkat pegawai non-PNS dan/atau non-PPPK
untuk mengisi jabatan ASN.
2. Larangan berlaku juga bagi pejabat lain di lingkungan instansi
pemerintah yang melakukan pengangkatan pegawai non-PNS
dan/atau non-PPPK.
3. PPK dan pejabat lain yang mengangkat pegawai nonPNS dan/atau
non-PPPK untuk mengisi jabatan ASN dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan.
9

MATERI II
PENGENALAN MANAGEMEN KINERJA ORGANISASI
Oleh : Ibu Dra. Cut Rimai Indarti
A. Dasar Hukum
1. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
2. PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagaimana telah
dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019.
3. Perda Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Tegal.
4. Perbup Nomor 82 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Perangkat Daerah dan
Staf Ahli Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal.
5. Perbup Nomor 83 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal.
6. Perbup Nomor 104 Tahun 2022 tentang Perubahan Aras Perbup Nomor
85 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah dan
Badan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal.
B. Tata Naskah Dinas
1. Jenis, susunan, dan bentuk naskah dinas di lingkungan pemerintuk
daerah
a. Naskah dinas arahan
1) Naskah Dinas Pengaturan
a) Perda
b) Perkada
c) Peraturan DPRD
2) Naskah dinas Penetapan
a. Keputusan Kepala Daerah
b. Keputusan DPRD
c. Keputusan Pimpinan DPRD
10

d. Keputusan Badan Kehormatan


3) Naskah Dinas Penugasan
a) Surat perintah
b) Surat tugas
c) Surat perjalanan dinas
b. Naskah dinas kerespondensi
1) Naskah dinas korespondensi internal (nota dinas, Memo, Disposisi)
2) Naskah dinas korespodensi eksternal ( Surat dinas)
c. Naskah dinas khusus’
1) Intruksi
2) Surat edaran
3) Surat kuasa
4) Berita acara
5) Surat keterangan
6) Surat pengantar
7) Pengumuman
8) Laporan
9) Telaah staf
10) Notula
11) Surat undangan
12) Surat pernyataan
13) Surat panggilan
14) Surat izin
15) Lembaran daerah
16) Berita daerah
17) Rekomendasi
18) Radiologi
19) Surat tanda tamat Pendidikan dan pelatihan sertifikat
20) Piagam
21) Surat perjanjian
11

2. Pembuatan Naskah Dinas


a. Media Rekam Kertas
Di cetak menggunakan kertas dan dibubuhi tandatangan basah.
b. Media Rekam Elektronik
Menggunakan aplikasi umum bidang kearsipan dinamis atau aplikasi
pengolah kata atau data.
c. Jenis Huruf pada Naskah Dinas
Jenis huruf pada naskah dinas pengaturan dan naskah dinas penetapan
yaitu old style dengan ukuran 12. Jenis huruf dan ukuran pada naskah
dinas korespodensi dan naskah dinas khusu yaitu airal dengan ukuran
12.
3. Penggunaan Tinta untuk Naskah Dinas
a. Tinta Hitam ( Untuk pengetikan)
b. Tinta biru (Penandatanganan dan paraf)
c. Tinta Ungu (Untuk stempel)
d. Tinta Merah (Untuk Stempel naskah dinas bersifat rahasia)
4. Paraf
a. Paraf Hirarki
Merupakan paraf pejabat sesuai jenjang jabatan yang dibutuhkan dalam
bentuk matriks.
b. Paraf Koordinasi
Merupakan paraf pejabat sesuai subtansi tugasnya atau pejabat lain
yang terlihat pada masing-masing unit kerja yang berbentuk matriks.
C. Pakaian Dinas Harian (PDH) Bagi PPPK
1. Dasar Hukum
a. Permendagri Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pakaian Dinas ASN Di
Lingkungan Kemendagri dan Pemda.
b. Perbup Nomor 19 Tahun 2022 tentang Pakaian Dinas di Lingkungan
Pemda Kabupaten Tegal.
12

2. Jadwal Penggunaan Pakaian Dinas


Senin : PDH Kemeja Putih, Celana/Rok Hitam
Selasa : PDH Batik Tegal
Rabu : PDH Kemeja Putih, Celana/Rok Hitam
Kamis : PDH Kain Ciprat/Kain Ecoprint
Jum’at : PDH Batik Tegal
Sabtu : PDH Batik Tegal/Kain Ciprat/Kain
Ecoprint/Batik Profesi
Setiap tanggal 17 : Pakaian Seragam Batik KORPRI
Setiap tanggal 18 : PDH Pakaian Adat Tegal Harian
Setiap tanggal 22 : PDH Kemeja Putih dengan Bawahan
Sarung Goyor
13

MATERI III
PENGENALAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
Oleh : Ibu Siti Safuroh, SH., MH.

A. Cuti
1. Cuti Tahunan
a. PPPK yang telah bekerja paling sedikit 1 tahun secara terus
menerus berhak atas cuti tahunan
b. Lamanya cuti tahunan adalah 12 hari
c. Untuk menggunakan hak cuti tahunan PPPK mengajukan
permintaan tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan ha katas cuti tahunan.
d. Hak atas cuti tahunan diberikan secara tertulis olek PPK atau
pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan ha
katas cuti tahunan.
e. PPPK berhak atas cuti tahunan dengan mengecualikan ketentuan
dalam hal: Ibu, bapak, istri/suami, anak, dan/mertua sakit keras
atau meninggal dunia, Salah seorang anggota meninggal dunia
dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya
yang meninggal, dan Melangsungkan perkawinan pertama.
f. Lamanya hak atas cuti tahunan paling lama 6 hari kerja
g. Dalam hal PPPK telah bekerja paling sedikit 1 tahun secara terus
menerus dan telah mengambil cuti tahunan, cuti dimaksud
mengurangi hak cuti tahunan yang bersangkutan
2. Cuti Sakit
a. PPPK yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak
atas cuti sakit, dengan ketentuan PPPK yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat
yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas
cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter.
b. PPPK yang menderita sakit lebih dari 14 hari berhak atas cuti
sakit, dengan ketentuan PPPK yang bersangkutan harus
14

mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat


yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas
cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter
pemerintah
c. Surat keterangan dokter paling sedikit memuat pernyataan
tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan keterangan lain
yang diperlukan.
d. Hak atas cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 bulan.
e. PPPK yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan pemutusan
hubungan perjanjian kerja.
f. PPPK yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit
paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan
g. Untuk mendapatkan hak atas cuti sakit, PPPK yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat
yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas
cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter atau
bidan.
h. PPPK yang mengalami kecelakaan kerja sehingga yang
bersangkutan perlu mendapat perawatan berhak atas cuti sakit
sampai dengan berakhirnya masa hubungan perjanjian kerja.
i. PPPK yang menjalankan cuti sakit tetap menerima penghasilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
j. Cuti sakit diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
sakit.
k. Cuti sakit dicatat oleh pejabat yang membidangi kepegawaian.
3. Cuti Melahirkan
a. Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak
ketiga pada saat menjadi PPPK, PPPK berhak atas cuti
melahirkan.
b. Lamanya cuti melahirkan diberikan paling lama 3 (tiga) bulan.
15

c. PPPK dapat menggunakan hak atas cuti melahirkan, dengan


mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat
yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas
cuti melahirkan.
d. Hak cuti melahirkan diberikan secara tertulis oleh PPK atau
pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan
hak atas cuti melahirkan.
4. Cuti Bersama
a. Cuti Bersama bagi PPPK mengikuti ketentuan Cuti Bersama bagi
PNS.
b. PPPK yang karena Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti
bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah
cuti bersama yang tidak diberikan.
c. Cuti bersama ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
B. Pengelolaan Kinerja ASN
1. Prinsip Pengelolaan Kinerja Pegawai
a. Perencanaan kinerja
b. Pelaksanaan, pemantauan, pembinaan, kinerja.
c. Penilaian kinerja
d. Tindak lanjut
2. Perencanaan Kinerja
a. Melihat Gambaran Keseluruhan Organisasi Sesuai Renstra
Instansi / Unit Kerja Dan Perjanjian Kinerja.
1) Sasaran strategis instansi beserta indikator kinerja dan target
yang tercantum dalam rencana strategis
2) Sasaran kinerja beserta indikator kinerja dan target pada
perjanjian kinerja yang diturunkan ke rencana kerja tahunan
3) Penyelarasan sasaran strategis instansi ke unit dibawahnya
sesuai dengan pohon kinerja
b. Penetapan Klarifikasi Ekspektasi Hasil Kerja Dan Perilaku Kerja
Jpt / Pimpinan Unit Mandiridituangkan Dalam Format SKP
c. Menyusun Manual IKU Bagi JPT Dan Pimpinan Unit Mandiri
d. Menyusun Strategi Pencapaian Hasil Kerja
16

e. Membagi Peran Pegawai Berdasarkan Strategi Pencaian Hasil


Kerja
f. Menetapkan Jenis Rencana Hasil Kerja (Utama/Tambahan)
1) Rencana hasil kerja bagi pejabat administrasi dan pejabat
fungsional terdiri atas hasil kerja utama dan dapat memuat
hasil kerja tambahan.
2) Hasil kerja utama adalah hasil kerja yang mencerminkan
tingkat prioritas tinggi. Sedangkan hasil kerja tambahan
adalah hasil kerja yang mencerminkan tingkat prioritas
rendah.
3) Pejabat Penilai Kinerja menetapkan tingkat prioritas untuk
rencana hasil kerja Pegawai dalam kategori tinggi (hasil kerja
utama) atau rendah (hasil kerja tambahan).
4) Dalam hal Pegawai mendapat penugasan sebagai
pelaksana harian (Plh.), pelaksana tugas (Plt.), atau pejabat
fungsional yang mendapat penugasan untuk menduduki
jabatan struktural pada suatu Instansi Pemerintah, maka
terhadap penugasan tersebut dikategorikan sebagai prioritas
tinggi (hasil kerja utama.
g. Penetapan Klarifikasi Ekspektasi Hasil Kerja Dan Perilaku Kerja
JA Dan JF Menuangkan Dalam Format SKP.
1) Skp disusun dengan 2 pendekatan kuantitatif dan kualitatif
2) Karakteristik pendekatan kualitatif (Ekspektasi bersifat
deskriptif, IKI dan target dalam satu narasi, tidak
menekankan satuan pengukuran)
3) Karakteristik pendekatan kuantitatif (Ekspektasi pimpinan
bersifat terukur, IKI dan Target dinarasikan terpisah,
menekankan pengukuran)
4) Ukuran Keberhasilan (IKI) berupa (a) kuantitas, (b) Kualitas,
(c) waktu, (d) biaya yang dapat dipadukan
17

5) IKI tidak secara Mutlak Kecuali hasil kerja terkait nyawa,


cedera, pelanggaran keamanan nasional, kerugian moneter
yang besar dsb
6) IKI berdasarkan prinsip Spesifik, Realistis, Memiliki batas
waktu, Menyesuaikan kondisi internal dan eksternal
organisasi.
h. Klarifikasi Ekspektasi
1) Sumber daya yang dibutuhkan sdm, anggaran, peralatan
kerja, pendampingan dan sarpras
2) Skema pertanggungjawaban jadwal pelaporan dan bukti
kinerja
3) Konsekuensi atas pencapaian kinerja konsekuensi positif /
negatif
4) Renstra, perjanjian kinerja, otk, rencana kinerja pimpinan.
18

MATERI IV
PENERAPAN FUNGSI DAN TUGAS ASN DI TEMPAT KERJA
Oleh : Bapak Fakihurochim, S.Sos., MM.

A. Visi
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tegal yang Sejahtera, Mandiri, Unggul,
Berbudaya dan Berakhlak Mulia.
B. Misi
1. Mewujudkan pemerintah yang bersih, terbuka, akuntabel, dan efektif dalam
melayani rakyat.
2. Memperkuat daya saling melalui Pembangunan intrasruktur yang handal,
berkualitas dan terintegrasi serta berwawasan lingkungan.
3. Membangun perekonomian rakyat yang kokoh, maju, berkeadilan dan
berkelanjutan.
4. Meningkatan kualitas sumberdaya manusia penguatan layanan bidang
Pendidikan, keshatan dan social dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5. Menciptakan tata kehidupan Masyarakat yang tertib, aman, tentram, dan
nyaman dengan tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai dan budaya serta
kearifan lokal.
Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
1. Program Pengelolaan Pendidikan
2. Program Pengembangan Kurikulum
3. Program Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4. Program Pengendalian Perizinan Pendidikan
5. Program Pengembangan Bahasa dan Sastra
6. Program Pengembangan Kebudayaan
7. Program Pengembangan Kesenian Tradisonal
8. Program Pembinaan Sejarah
9. Program Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya
10. Program Pengelolaan Permuseuman
11. Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
Penerapan nilai-nilai Berakhlak dalam menjalankan fungsi dan tugas ASN:
19

1. Berorientasi pelayanan
Komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel
Bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi.
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efesien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
b. Membantu orang lain belajar.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Saling peduli dan menghargai perbedaan
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
a. Memegang teguh ideologi pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI serta
pemerintahan yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, instansi dan negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
6. Adaptif
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi
perubahan
20

a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan


b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
Membangun kerjasama yang sinergis
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk hasil yang lebih baik
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
21

MATERI V
POLA PIKIR ANTI KORUPSI
Oleh : Bapak. Saidno, AP., M.Si., CFrA, CGCAE.

A. Pengantar
Bapak Saidno, Ap, M.Si, CFrA, CGCAE. menyampaikan tentang pesan
dari kuatnya Tembok Cina bahwa dalam 100 tahun pertama, musuh berhasil
masuk sebanyak 3 kali, bukan dengan merobohkan benteng melainkan
dengan cara “Gratifikasi Penjaga”. Serta pesan yang di sampaikan bung
Hatta yaitu kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar kurang cakap
dapat dihilangkan dengan pengalaman namun, tidak jujur itu sulit untuk di
perbaiki.
Sebagai bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan fondasi
budaya kerja abdi negara yang profesional, ASN harus memiliki core values
BERAKHLAK sebagai elaborasi intisari nilai-nilai dasar ASN kedalam satu
kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh
ASN.
B. Upaya Pemberantasan Korupsi
1. Regulasi
2. Pendidikan Anti Korupsi
3. ASN Berintegritas
4. Penerapan Penegakan Hukum Konsisten dan Adil
C. Sumpah Jabatan
1. Suatu konsep berkaitan dengan konsistensidalam tindakan-tindakan,
nilainilai, metode-metode dan berbagai hal yang dihasilkan. Berintegritas
sering diartikan sebagai pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat.
2. Pribadi yg berintegritas: Menjalankan aktivitas dengan benarselaras
dengan keyakinan (belief), di ucapkan (say) dan dijalankan ( act). Pribadi
yang berintegritas diantanya mempunyai sifat konsisten, kejujuran, dan
keberanian.
D. Pembangun Komponen Integritas
1. Proses Internalisasi Integritas
22

Sebagai Upaya menghasilkan integritas pribadi yang tinggi melaului


berbagai strategi dan Teknik Internalisasi.
2. Proses Penyelaarasan
3. Proses Pembangunan Integritas
4. Proses Penyelarasan atau Strategi
E. Pendidikan/ Praktek Anti Korupsi Menghasilkan Asn Berintegritas.
1. Peran penting integritas
2. Integritas memegang peran penting bagi generasi muda untuk
mewujudkan moral bangsa dan menciptakan pemimpin yang anti korupsi.
3. salah satu upaya kedepan untuk mencegah korupsi adalah menanamkan
nilai-nilai integritas kepada generasi muda.
4. Sejak dini integritas harus sudah dikenalkan, baik dari keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekolah/kerja.
F. Isu Strategis Kabupaten Tegal.
1. Menekan laju kemiskinan dan pengangguran
2. Kualitas sumber daya manusia
3. Pemulihan ekonomi local, industry kreatif, pariwisata dan ketahanan
pangan.
4. Pemerataan infrastruktur dassar penyehatan lingkungan hidup
5. Tata Kelola pemerintah dan kualitas pelayanan public penguatan
kelitbangan dan teknologi informasi.
G. 9 Nilai Integritas
1. Jujur
2. Peduli
3. Disiplin
4. Tangung jawab
5. Mandiri
6. Kerja keras
7. Adil
8. Berani
9. Sederhana
23

MATERI VI
TRANSFORMASI DIGITAL
Oleh : Ibu Dra. Nur Hayati, M.M

A. Latar Belakang Perubahan Pelayanan Publik


1. Perubahan Pola Perilaku Masyarakat
Perkembangan teknologi telah mengubah cara masyarakat
berinteraksi dengan layanan publik. Harapan akan kenyamanan
dan efisiensi yang diberikan teknologi juga diterjemahkan ke dalam
harapan terhadap pelayanan publik.
2. Tuntutan Aksebilitas
Teknologi digital memungkinkan pelayanan publik dapat diakses
dengan lebih mudah dan cepat. Masyarakat tidak perlu lagi
menghadapi hambatan fisik atau geografis untuk mengakses
informasi dan layanan.
3. Perubahan dalam Ekspetasi Masyarakat
Masyarakat kini mengharapkan pelayanan publik yang lebih cepat,
transparan, dan efisien. Teknologi digital dapat memberikan solusi
untuk memenuhi ekspektasi ini, seperti layanan online 24/7,
pelacakan status permohonan, dan peningkatan dalam respon
terhadap masukan atau keluhan.
4. Peningkatan Keterhubungan
Teknologi digital memungkinkan komunikasi yang lebih cepat dan
efektif antara pemerintah dan masyarakat. Platform media sosial,
aplikasi pesan instan, dan situs web pemerintah dapat digunakan
untuk berbagi informasi, mempromosikan kebijakan, dan
mengedukasi masyarakat tentang layanan publik.
5. Perluasan Ruang Lingkup Layanan
Teknologi digital memungkinkan pemerintah untuk menyediakan
lebih banyak layanan publik secara efisien. Contohnya adalah
pendaftaran online, pembayaran pajak elektronik, konsultasi medis
jarak jauh, dan masih banyak lagi.
B. Tujuan Kebijakan Transformasi Pelayanan Publik
1. Meningkatkan Kepuasan Masyarakat
24

2. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas


3. Meningkatkan Aksebilitas dan Keterjangkauan
4. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas
5. Meningkatkan Inovasi dalam Pelayanan
6. Meningkatkan Citra Pemerintah
7. Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
8. Memperkuat Partisipasi Masyarakat
C. Digitalisasi Pelayanan Publik
Konsep Digitalisasi Pelayanan Publik Proses adopsi teknologi
digital untuk memodernisasi dan meningkatkan cara pemerintah
menyediakan layanan kepada masyarakat. Ini melibatkan mengubah
proses, sistem, dan interaksi dalam penyediaan layanan public agar
lebih efisien, efektif, mudah diakses, dan responsif terhadap kebutuhan
masyarakat. Tujuannya adalah memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi guna mengoptimalkan hubungan antara pemerintah dan
masyarakat serta menciptakan pengalaman layanan yang lebih baik.
Kebijakan Perlindungan Data dan Keamanan
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan
Data Pribadi
Langkah Perlindungan Data :
1. Gunakan Kata Sandi yang Kuat
2. Aktifkan Otentikasi Dua Faktor (2FA)
3. Lindungi dari Phishing
4. Gunakan Koneksi Wi-Fi Aman
D. Pendidikan dan Literasi Digital
1. Digital Talent Scholarship
Program pelatihan pengembangan kompetensi yang telah
diberikan kepada talenta digital Indonesia sejak tahun 2018.
Program ini ditunjukan untuk meningkatkan keterampilan dan daya
25

saing, produktivitas, profesionalisme SDM bidang teknologi


informasi dan komunikasi bagi angkatan kerja muda Indonesia,
masyarakat umum, dan aparatur sipil negaradi bidang Komunikasi
dan Informatika sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan
daya saing bangsa di era Industri 4.0, serta mampu memenuhi
kebutuhan tenaga terampil di bidang teknologi.
Program DTS secara garis besar dibagi menjadi delapan Akademi,
yaitu:
a. Fresh Graduate Academy (FGA)
b. Vocational School Graduate Academy (VSGA)
c. Thematic Academy (TA)
d. Professional Academy (ProA)
e. Government Transformation Academy (GTA)
f. Digital Entrepreneurship Academy (DEA)
g. Digital Leadership Academy (DLA)
h. Talent Scouting Academy (TSA)
2. Bimbingan Teknis Aparatur dan Masyarakat
Bimbingan Teknis TIK yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo
Kabupaten Tegal, baik untuk birokrat maupun untuk masyarakat.
3. Seminar/Talk Show/Workshop tentang TIK
Kegiatan kolaborasi dengan OPD atau stakeholder lainnya tentang
literasi digital.
4. Pembelajaran melalui website literasidigital.id
E. Tantangan Digitalisasi Pelayanan Publik :
1. Kurangnya Akses dan Literasi Digital
Masyarakat yang belum terbiasa atau memiliki keterbatasan akses
terhadap teknologi dan internet mungkin mengalami kesulitan
dalam menggunakan layanan digital. Literasi digital rendah dapat
menghambat adopsi teknologi.
2. Keamanan Data dan Privasi
Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data pribadi dalam
layanan digital menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan
26

privasi. Pelanggaran keamanan data atau penyalahgunaan


informasi pribadi bisa merusak kepercayaan masyarakat.
3. Perubahan Budaya dan Kebijakan
Transisi dari proses manual ke digital dapat menimbulkan
resistensi di kalangan staf pemerintah yang terbiasa dengan cara
kerja lama. Selain itu, perlu adanya penyesuaian kebijakan dan
regulasi untuk mendukung lingkungan digital.
4. Kesenjangan Digital dan Aksesibilitas
Masyarakat dengan keterbatasan ekonomi atau geografis mungkin
memiliki akses terbatas terhadap infrastruktur digital seperti
internet stabil. Ini dapat menciptakan kesenjangan digital antara
wilayah perkotaan dan pedesaan.
F. Solusi Menghadap Tantangan Digitalisasi:
1. Program Pendidikan Literasi Digital
Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan literasi
digital untuk masyarakat. Ini dapat melibatkan lokakarya, kursus
online, dan materi edukatif untuk membantu masyarakat
mengembangkan keterampilan digital yang diperlukan.
2. Sistem Keamanan Data yang Kuat: Mengimplementasikan
kebijakan dan teknologi keamanan data yang ketat. Ini termasuk
enkripsi data, penggunaan sertifikat SSL pada situs web, pelatihan
karyawan dan pengguna tentang praktik keamanan siber.
3. Kemitraan dan Kolaborasi
Berkerjasama dengan lembaga pendidikan, organisasi
masyarakat, dan sektor swasta untuk mengatasi kesenjangan
akses dan literasi digital. Kemitraan ini dapat memberikan sumber
daya tambahan, pengetahuan, dan dukungan yang diperlukan.
4. Desain Berfokus Pengguna
Mengembangkan aplikasi dan platform dengan desain berfokus
pengguna yang intuitif. Memahami kebutuhan dan preferensi
masyarakat akan membantu dalam menciptakan pengalaman
pengguna yang lebih baik.
27

Materi VII
Kebijakan Orientasi dan Pengembangan Kompetensi PPPK
Oleh : Bapak Agus Triono, S.STP., M.M.
Kabid. PSDM BKPSDM Kabupaten Tegal.

A. Dasar Hukum
Dasar hukum Kebijakan Pengembangan kompetensi bagi PPPK adalah
sebagai berikut :
1. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN;
2. PP Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK
3. Peraturan LAN Nomor 15 Tahun 2020 tentang pengembangan
kompetensi PPPK
4. Keputusan Kepala LAN Nomor 289/K.1/PDP.07/2022 tentang pedoman
orientasi PPPK
5. Surat Edaran Sekda Kab. Tegal Nomor : 800.2/26/28 tanggal 8 Februari
2023 tentang Pengembangan Kompetensi melalui Jalur Pelatihan bagi
ASN di Lingkungan Pemerintah
B. Tujuan Pengebangan kompetensi PPPK adalah :
1. Pengayaan pengetahuan PPPK dalam lingkup kompetensi teknis.
2. Pemenuhan tuntutan kebijakan
3. Penghargaan terhadap kinerja.
Pelaksanaan pengembangan kompetensi dilakukan paling lama 24 JP
dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja berbeda dengan PNS paling
sedikit 20 (dua puluh) jam Pelajaran per tahun.
Pengembangan kompetensi disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
yang dilakukan :
1. Dalam jam kerja, berdasarjan atas izin penugasan tertulis dari atasan
langsung paling rendah JPT Pratama
2. Di luar jam kerja, dengan menyampaian pemberitahuan secara tertulis
kepada atasan langsung.
Pengembangan kompetensi PPPK dapat dilaksanakan melalui
pelatihan klasikal maupun pelatihan non klasikal yang penerbitan
28

sertifikatnya dapat dikeluarkan oleh perangkat daerah/ unit kerja yang


menyelenggarakan pelatihan atau dikoordinasikan dengan BKPSDM
Kabupaten Tegal.
Berdasarkan peraturan peundang-undangan yang mengatur mengenai
pengembangan kompetensi bagi PPPL tidak ada aturan yang menjadi dasar
hukum bagi seorang PPPK untuk pengembangan kompetensi melalui jalur
Pendidikan, hal ini dikarenakan pengembangan kompetensi melalui jalur
Pendidikan bagi PPPK tidak diatur di dalam perjanjian kerja antara PPK
(Bupati) dengan instansi tempatnya bekerja, sehingga tidak memliki
keterkaitan dengan instansi tempat PPPK bekerja.
Jenis pelatihan klasikal :
1. Pelatihan kepemimpinan structural (PKN, PKA, PKP)
2. Pelatihan Manajerial
3. Pelatihan Teknis
4. Pelatihan Fungsinal
5. Pelatihan Sosio Kultural
6. Bimbingan Teknis
7. Workshop/ Lokakarya
8. Sosialisasi’Seminar/ Konferensi/ Sarasehan
9. Kursus
10. Penataran
11. Jenis Pelatihan Non Klasikal :
12. Coaching
13. Mentoring
14. Datasering (Secondment)
15. E-Learning
16. Pembelajaran jarak Jauh
17. Pembelajaran alam Terbuka (Outbond)
18. Patok banding (Benchmarking)
19. Pertukaran ASN dengan pegawai swasta/ BUMN/BUMD
20. Magang/ Praktik Kerja.
Perangkat daerah/ unit kerja yang mengirimkan atau
29

menyelenggarakan pengembangan kompetensi bagi aparatur sipil negara


diharapkan mengirimkan sertifikatnya je BKPSDM Kab, Tegal untuk diinput
ke Sistem Informasi ASN (SIASN) BKN dan file data kepegawaian.
Pencapaian jam Pelajaran engembangan kompetensi melalui jalur pelatihan
per tahun menjadi salah satu indicator penilaian indeks profesionalitas ASN
(IP ASN) baik penilaian individu maupun penilaian organisasi Pemerintah
Kabupaten Tegal.

Pelaksanaan pengembangan kompetensi dilaksanakan oleh Lembaga


penyelenggara pengembangan kompetensipada instansi pemerintah /
independent dan dapat juga dilaksanakan secara mandiri ataupun
bekerjasama dengan Lembaga pengembangan kompetensi yang
terakreditasi.
Bagi PPPK yang dinilai melaksanakan pengembangan kompetensi dan
mempunai kinerja sanat baik , dapat menjadi pertimbangan untuk
perpanjangan perjanjian kerja.
30

MATERI VIII
Pelaporan dan Penulisan Rencana Kerja
Oleh : Bapak Arif Efendy, SH, MM

A. Tujuan Orientasi tugas :


a. Pengenalan tugas dan fungsi ASN
b. Pengenalan nilai dan etika pada Instansi Pemerintah
c. Pemahaman dan penyediaan Informasi kepada PPPK yang baru
Diangkat.
d. Mampu mengaktualisasikan nilai-Nilai dasar ASN BERAKHLAK Serta
dapat melaksanakan tugas Yang menjadi kewajibannya dalam
Melaksanakan program pemerintah di unit kerjanya.
B. Penulisan Laporan
Peserta menyusun laporan kegiatan orientasi sesuai Dengan
sistematika yang telah ditentukan dan wajib Mengunggah/upload
(menyerahkan dokumen Laporan) dalam bentuk PDF sebagai tugas akhir,
Kepada BKD / BKPP/ KPSDM Kabupaten/ Kota
C. Sistematika Penyusunan Laporan
Judul : “LAPORAN ORIENTASI PPPK PADA …..( menyebutkan nama
Unit Kerja, OPD, KAB/KOTA)….”
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Waktu dan Tempat
II. Nilai dan Etika Pemerintah Kabupaten/Kota
A. Visi dan Misi
B. SOTK OPD/Unit Kerja
C. Manajemen Kepegawaian dan Penilaian Kinerja PPPK
III. Nilai dan Etika OPD
A. Renstra OPD/Unit Kerja
B. SOTK OPD/Unit Kerja
C. Tupoksi PPPK
IV. Rencana Hasil Kerja PPPK* (Matriks Rencana Hasil Kerja PPPK)
31

V. Penutup

RENCANA HASIL KERJA


PRINSIP UMUM PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI ASN
(Permenpan 6 Tahun 2022 Tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN)
1. Pengelolaan kinerja pegawai tidak hanya sekedar menilai kinerja
pegawai (performance Appraisal) tetapi sebagai instrumen untuk
mengembangkan kinerja pegawai (performance development)
2. Pengelolaan kinerja pegawai tidak hanya sekedar merencanakan di
awal dan Mengevaluasi di akhir tetapi fokus pada bagaimana
memenuhi ekspektasi pimpinan (how to meet expectations)
3. Pentingnya intensitas dialog kinerja pimpinan dan pegawai dalam
pengelolaan kinerja Pegawai
4. Kinerja individu harus mendukung keberhasilan kinerja organisasi
5. Kinerja pegawai mencerminkan hasil kerja bukan sekedar uraian
tugas serta perilaku yang ditunjukkan dalam bekerja dan berinteraksi
dengan orang lain.
PENYUSUNAN LAPORAN
Lembar Pengesahan
Lembar Pengesahan ditandatangi oleh Peserta orientasi dan diketahui
oleh
Mentor yang telah ditunjuk oleh Kepala OPD.
Format Penulisan
Laporan diketik dengan format sebagai berikut :
• Ukuran kertas A4
• Font Times New Norman “12
• Spasi 1,5
• Margin 3,3,3,3
Pengumpulan
Laporan dikirimkan dalam bentuk Soft file pdf di-upload pada link LMS
Sipetis BKPSDM Kabupaten Tegal

Anda mungkin juga menyukai