Anda di halaman 1dari 6

1.

Dikotomi signifiant dan signifie serta dikotomi sintagmatik dan paradigmatik merupakan
dua pasang dikotomi dari empat pasang dikotomi dalam konsep utama kesemestaan
bahasanya Ferdinant de Saussure. Jelaskan maksud keempat konsep dalam dua dikotomi
tersebut dan jelaskan hubungan antarkonsep dalam tiap-tiap dikotomi tersebut dan
sertakan contoh untuk menguatkan jawaban Saudara!

A. Signifie dan Signifiant

Ferdinand de Saussure mengemukakan teori bahwa setiap tanda atau tanda linguistic (signe atau
signe linguistique) dibentuk oleh dua buah komponen yang tidak terpisahkan, yaitu komponen
signifie dan signifiant.
Bahasa adalah sistem lambang dan lambang itu sendiri adalah kombinasi antara bentuk
(signifiant) dan arti (signifie). Signifiant merupakan bentuk bahasa yang terkandung dalam
sekumpulan fonem. Signifiant juga sebagai perwujudan akustik suatu bahasa atau wujud dasar
sistem fonologi suatu bahasa. Jadi, signifiant (penanda) merupakan citra bunyi atau kesan
psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita.
Menurut Saussure, bahwa sebuah tanda disebut tanda linguistik (signe lingiuistique) apabila terdiri
dari dua unsur, yaitu “yang diartikan” (signifie) dan “yang mengartikan” (signifiant). Yang
diartikan itu adalah yang lazimnya kita sebut “makna atau arti” sedangkan yang “mengartikan” itu
adalah deretan bunyi yang merupakan bentuk fonetis/fonemis kata yang bersangkutan. Untuk lebih
jelas, ada yang menyamakan signe itu sama dengan kata; signifie sama dengan ‘makna’ ; dan
signifiant sama dengan bunyi bahasa dalam bentuk urutan fonem-fonem tertentu. Hubungan antara
signifiant dengan signifie sangat erat, karena keduanya merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
Signifie adalah makna suatu bahasa. Signifie (penanda) merupakan pengertian atau kesan
makna yang ada dalam pikiran kita. Setiap tanda tidak dapat dipisahkan dari tanda yang lain baik
lafal maupun maknanya.Dari segi mental, bahasa merupakan suatu totalitas pikiran dalam jiwa
manusia. Dari segi fisik, bahasa adalah getaran udara yang lewat suatu tabung dalam alat bicara
manusia. Jadi, bahasa merupakan pertemuan antara totalitas pikiran dalam jiwa dan getaran yang
dibuat manusia melalui alat-alat bicaranya. Misalnya gambar meja dilambangkan dengan meja
(Indonesia), table (Inggris).Apabila ada orang berujar meja dan kita mendengar rentetan bunyi /m,
e, j, a/ itulah yang disebut signifiant, sedangkan bayangan kita terhadap sebuah meja disebut
signifienya, yaitu sebuah prabot rumah tangga/kantor berkaki, permukaannya datar, bisa berbentuk
bundar, atau bersegi, dan deskripsi lainnya tentang meja.
B. Sintagmatik dan Paradigmatik

Hubungan sintagmatik dan paradigmatik, dikemukakan oleh F. de Saussure (1857 – 1913)


Bapak Linguistik Modern yang pada awalnya terkait upaya analisis linguistik terhadap tataran
dalam bahasa. Ada dua jenis hubungan atau relasi yang terdapat antara satuan-satuan bahasa, yaitu
relasi sintagmatik dan asosiatif.
Kalau kita perhatikan suatu rangkaian wacana, di dalamnya kita pasti dapati unsur-unsur
yang selalu muncul kembali berulang-ulang secara tetap. Itu kita catat, kita kelompok-
kelompokkan, dan kita klasifikasikan. Dari catatan itu kita dapat melihat antar hubungan unsur-
unsur bahasa itu. Perhatikan kalimat berikut:
Mereka telah mengirimkan barang itu
Kalimat tersebut terbentuk dari unsur-unsur kata mereka, telah, mengirimkan, barang, dan
itu. Unsur-unsur itu mempunyai hubungan yang tetap. Kita tidak dapat menempatkan unsur-unsur
itu semau kita. Kita tidak pernah mendengar orang mengatakan:
Telah mengirimkan itu barang mereka
Itu mereka barang mengirimkan telah
Mereka itu barang telah mengirimkan
Hubungan yang terdapat antara unsur- unsur kata da;lam contoh di atas adalah hubungan
yang terdapat dalam tataran kalimat. Hubungan yang terdapat dalam tataran tertentu semacam itu
lazim disebut hubungan sintagmatik. Hubungan sintagmatik diuji dengan cara permutasi, yaitu
perubahan urutan satuan-satuan unsur bahasa. Hubungan sintagmatik dapat terjadi pada setiap
tataran analisis bahasa. Hubungan sintagmatik menunjukan hubungan makna dan fungsi antara
satuan bahasa sesuai tataran.
Jadi, hubungan sintagmatik dapat juga berarti hubungan antara unsur-unsur yang terdapat
dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan. Menurut Kridalaksana, hubungan sintagmatik
ini bersifat linear.
Contoh:
a. Pada tataran fonemik
Urutan fonem dalam kata umumnya tidak dapat diubah. Di sini ada hubungan sintagmatik
tertentu antara fonem dalam setiap kata, misalnya: amal, alam, lama, mala.
b. Pada tataran morfologi
Urutan morfem dalam kata pada umumnya tidak dapat diubah, misalnya: me-lukis tidak
dapat diubah urutannya menjadi lukis-me.
c. Pada tataran sintaksis
Urutan kata dalam kalimat kadang-kadang boleh diubah tanpa mengubah arti, bergantung
pada adanya hubungan sintagmatik, misalnya:

1. Kemarin dia datang


2. Dia datang kemarin
3. Dia kemarin datang
Disamping hubungan sintagmatik, dikenal juga hubungan paradigmatik yaitu hubungan
antara satuan-satuan bahasa yang mempunyai penyesuaian tertentu secara sistematis. Hubungan
paradigmatic menunjukkan bahwa satuan-satuan bahasa itu termasuk dalam satu kelas untuk
masing-masing tataran.
Contoh:
a. Pada tataran fonemik
Fonem /t/ dalam kata tari mempunyai hubungan paradigmatik dengan fonem yang dapat
menggantikannya, seperti /d/, /c/, dan /j/. contoh:

t ari: tari
d : dari
c : cari
j : jari
b. Pada tataran morfologi
Morfem me- dalam kata melukis mempunyai hubungan paradigmatik dengan morfem di-, ter-
, atau pe-. Contoh:

Me- lukis : melukis


di- : dilukis
ter- : terlukis
pe- : pelukis
c. Pada tataran sintaksis
Kata barang dalam kalimat contoh dibawah ini mempunyai hubungan paradigmatik dengan
kata-kata surat, berita, atau salam
Contoh:
Mereka telah mengirimkan barang itu
Mereka telah mengitimkan surat itu
Mereka telah mengirimkan berita itu
Mereka telah mengirimkan salam itu

Dengan singkat, hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik dapat digambarkan


sebagai berikut:

Sintagmatik
mereka Mengirimkan barang Itu

Dia Menyampaikan surat Itu


Paradigmatik Kami Mengosongkan tempat Itu

Penduduk Mengibarkan bendera Itu

Pembaca Memperhatikan tulisan Itu

Dengan mempelajari hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik antara tiap satuan
seperti tersebut di atas, kita dapat menguji distribusi masing-masing satuan tersebut. Dengan kata
lain kita dapat memberikan tempat hadirnya masing-masing satuan dalam keseluruhan struktur
bahasa yang dianalisis.

2. Konsep struktur dan sistem dalam bahasa merupakan dua konsep penting dalam aliran
struktural. Bagaimanakah hubungan antara bahasa sebagai struktur dan bahasa sebagai
sistem menurut aliran struktural eropa? Jelaksan argumentasi Saudara dan sertakan
contoh untuk memperkuat argumentasi Saudara

Struktur adalah makna yang terbentuk karena penggunaan kata dan kaitannya dengan tata bahasa.
Struktural muncul akibat hubungan antara satu unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa yang
lain. Struktur terdiri atas segmen atau konstituen dari suatu tuturan. Sebaliknya, sistem terdiri dari
unsur-unsur yang dapat, atau tidak dapat, mengganti salah satu konstituen dalam struktur.
Bahasa sebagai sistem artinya bahasa terdiri atas unsur-unsur atau komponen-komponen yang
secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan. (Abdul, Chaer, 1994).
Bahasa sebagai sistem artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun acak. Kata
sistem dalam keilmuan dapat dipahami sebagai susunan yang teratur, berpola, membentuk suatu
keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Karenanya, sebagai sebuah sistem bahasa juga
sistemik. Sistemik atau sistematis maksudnya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal , tetapi
juga terdiri atas sub-subsistem atau sistem bawahan. (Anwar, Khaidir. 1990).
Dalam linguistik biasanya tidak ada kesulitan dengan kedua istilah “struktur” dan “sistem” itu,
kecuali satu: bahwa “struktur” acap kali tidak diartikan hanya sebagai susunan dari kiri ke kanan
saja (jadi dengan tidak mencakup “sistem”) melainkan dalam arti yang
mencakup baik “struktur” maupun“sistem”. Misalnya bila kita berbicara tentang “struktur bahasa
X”, maksudnya tidak hanya susunan struktur (misalnya, susunan beruntun Subjek, Verba dan
Objek), tetapi juga sistem bahasa tersebut (misalnya, paradigma nominal dan verbal).
3. Buatlah dua kalimat kompleks dan analisislah dengan teknik analisis unsur langsung
(Immediate Constituent Analysis)!

Linguistik struktural dalam menganalisis satuan-satuan ujaran, termasuk kalimat, menggunakan


teknik analisis yang disebut Immediate Constituent Analysis (IC Analysis). Teknik ini menyatakan
bahwa setiap satuan ujaran terdiri atas dua unsur terdekat, atau dua unsur langsung yang
membentuk satuan ujaran itu, umpamanya kalimat berikut.
1. Aldi sedang membaca buku di teras rumah yang sudah dirapikan.

Kalimat tersebut akan dianalisis mula-mula menjadi dua unsur langsung:


(a) Aldi, dan
(b) Sedang membaca buku di teras rumah yang sudah dirapikan.
Lalu, unsur (b) akan dianalisis menjadi dua unsur langsung:
(b1) Sedang membaca buku di teras rumah, dan
(b2) yang sudah dirapikan.
Unsur (b1) akan dianalisis lagi menjadi dua unsur langsung:
(b1.1) Sedang membaca buku, dan
(b1.2) di teras rumah.
Unsur (b1.1) akan dianalisis lagi menjadi tiga unsur langsung
(b1.1.1) sedang
(b1.1.2) membaca, dan
(b1.1.3) buku
Lalu unsur (b1.2) akan dianalisis menjadi tiga unsur langsung
(b1.2.1) di
(b1.2.2) teras
(b1.2.3) rumah
Sementara itu, unsur (b2) akan dianalisis menjadi dua unsur langsung:
(b2.1) yang, dan
(b2.2) sudah dirapikan
Lalu, unsur (b2.2) akan dianalisis menjadi dua unsur langsung:
(b2.2.1) sudah, dan
(b2.2.2) dirapikan.
2. Ikhsan memakai seragam baru di hari pertama sekolah supaya terlihat lebih rapi.

Kalimat tersebut akan dianalisis mula-mula menjadi dua unsur langsung:


(a) Ikhsan, dan
(b) Memakai seragam baru di hari pertama sekolah supaya terlihat lebih rapi.
Lalu, unsur (b) akan dianalisis menjadi dua unsur langsung:
(b1) Memakai seragam baru di hari pertama sekolah, dan
(b2) supaya terlihat lebih rapi.
Unsur (b1) akan dianalisis lagi menjadi dua unsur langsung:
(b1.1) Memakai seragam baru, dan
(b1.2) di hari pertama sekolah
Unsur (b1.1) akan dianalisis lagi menjadi dua unsur langsung:
(b1.1.1) Memakai, dan
(b1.1.2) Seragam baru
Unsur (b1.1.2) akan dianalisis lagi menjadi dua unsur langsung:
(b1.1.2.1) Seragam, dan
(b1.1.2.1) Baru
Lalu unsur (b1.2) akan dianalisis menjadi dua unsur langsung:
(b1.2.1) di hari pertama
(b1.2.1) Sekolah
Unsur (b1.2.1) akan dianalisis menjadi tiga unsur langsung
(b1.2.1.1) di
(b1.2.1.2) hari, dan
(b1.2.1.3) pertama
Sementara itu, unsur (b2) akan dianalisis menjadi dua unsur langsung:
(b2.1) supaya, dan
(b2.2) terlihat rapi
Lalu, unsur (b2.2) akan dianalisis menjadi dua unsur langsung:
(b2.2.1) terlihat, dan
(b2.2.2) rapi.

Anda mungkin juga menyukai