Anda di halaman 1dari 7

1.

Aliran tagmemik dan aliran generatif transformasional merupakan aliran linguistik struktural
yang memfokuskan analisis kalimat atas struktur-strukturnya. Bagaimana pemahaman Saudara
tentang kedua aliran struktural tersebut dari aspek analisis kalimat! Jelaskan dengan bahasa
Saudara!

A. Aliran Tagmemik

Aliran tagmemik berpendapat bahwa satuan dasar sintaksis tidak hanya dinyatakan dengan fungsi-
fungsi saja, seperti subjek + predikat + objek: juga tidak dapat dengan hanya menyatakan deretan
bentuk seperti frasa nominal + frasa verba + frasa nomina; melainkan harus dinyatakan
bersamaan, dan ditambahkan dengan peran yaitu pengisi makna.

Setiap struktrur gramatikal baik dalam tataran wacana, percakapan, dialog, monolog, paragraf,
kalimat, klausa, frase, maupun kata terbangun atas tagmem- tagmem. Tagmem adalah unsur dari
suatu kontruksi gramatik yang memiliki empat dimensi, yakni dimensi slot, klas, peran, dan kohesi
(Pike dalam Soeparno, 2008:11)

1. Slot
Slot adalah salah satu dimensi tagmem yang merupakan tempat kosong didalam struktur yang
harus diisi oleh fungsi tagmem. Di dalam tataran klausa, fungsi tagmem tersebut berupa subjek,
predikat, objek, adjung, dan komplemen. Pada tataran yang lain pada umumnya berupa nucleus
(inti) dan margin (luar inti).

2. Klas atau Filter Class


Klas adalah salah satu dimensi tagmem yang merupakan wujud nyata dari slot. Wujud nyata
dari slot dapat berupa satuan lingual, seperti morfem, kata, frase, klausa, kalimat, alinea,
monolog, dialog, ataupun wacana. Adakalanya juga klas dipecah menjadi satuan yang lebih
kecil atau spesifik seperti: kata benda, kata kerja, kata sifat, frase benda, frase kerja, frase sifat,
klausa transitif, klausa intransitif, klausa ekuatif dan sebagainya.

3. Peran atau Role


Peran adalah salah satu dimensi tagmem yang merupakan pembawa fungsi tagmem. Dalam
sebuah klausa , subjek dan predikat adalah slot, pelaku dan penderita adalah peran, serta frase
benda dan frase kerja adalah klas.
4. Kohesi
Kohesi adalah salah satu dimensi tagmem yang yang merupakan pengontrol hubungan antar
tagmem. Pengontrol tersebut biasanya berupa bertanda. Berdasarkan penanda itu dapat
diketahui tagmem mana yang berhubungan dengan tagmem lain atau mungkin dapat juga terjadi
tagmem mana yang kehadirannya tergantung kepada tagmem lain.

Perhatikan contoh berikut!


S Pron. P Vt O N K FP

Saya menulis surat dengan pensil

Keterangan:
S : Fungsi subjek
P : Fungsi predikat
O : Fungsi objek
K : Fungsi keterangan
Pron. : Pronomina
Vt : Verba transitif
N : Nomina
FP : Frasa preposisional
pel : Pelaku
ak : Aktif
sas : Sasaran
al : Alat

B. Aliran Transformasi Generatif


Aliran transformasi generatif merupakan proses atau kaidah perubahan dari struktur dalam,
menjadi struktur luar atau permukaannya, baik dalam menambah, mengurangi (penghilangan),
permutasi, maupun pergantian. Teori transformasi generatif meninjau aspek bahasa berdasarkan
sudut pandang bahasa itu sendiri, serta menelaah unsur-unsur dan fungsinya dalam bahasa yang
diteliti.
Menurut teori transformasi generatif tatabahasa itu terdiri dari tiga buah komponen, yaitu
komponen yaitu, komponen fonologis, sintaksis, dan semantik (Chaer. 2009: 34).

1. Komponen Sintaksis
Komponen sintaksis dalam aliran transformasi merupakan komponen sentral dalam
pembentukan kalimat, disamping komponen semantik dan komponen fonologi. Sintaksis
adalah organisasi kata-kata (leksikon) yang membentuk frase atau kalimat dalam suatu
bahasa. Sehingga, tugas utama komponen sintaksis adalah menentukan hubungan antara
pola-pola bunyi bahasa itu dengan makna-maknanya dengan cara mengatur urutan kata-kata
yang membentuk frase atau kalimat itu agar sesuai dengan makna yang diinginkan oleh
penuturnya. Berikut contohnya “Kuda itu menendang petani itu”, Setiap penutur bahasa
Indonesia dengan kompetensinya mengenai bahasa Indonesia akan bisa menentukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Kalimat tersebut adalah kalimat berterima, baik, dan lengkap
b. Kalimat tersebut terdiri atas beberapa kata
c. Dalam kalimat tersebut, kata kuda adalah sebuah nomina, kata menendang adalah
sebuah verba, kata petani adalah nomina, dan kata itu adalah atribut yang berfungsi
untuk menunjuk sesuatu yang dimaksud.
d. Jika dipenggal kata tersebut, maka pemenggalannya sebagai berikut:
- Kuda itu/ menendang petani (tidak mungkin) ………. 1
- Kuda/ itu menendang petani itu (atau) ………. 2
- Kuda itu menendang/ petani itu ………. 3

Jadi dapat disimpulkan, pertama setiap penutur bahasa Indonesia akan merasakan bahwa
kata yang pertama lebih natural bergabung dengan kata itu adalah kata kuda daripada dengan
kata menendang. Kemampuan inilah yang disebut sebagai competence (kompetensi) yaitu
hal yang secara tidak sadar kita lakukan terhadap tata bahasa Indonesia. Kedua, dengan
terjadinya kemungkinan pada kalimat (1) dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun suatu
kalimat berterima secara gramatikal belum tentu berterima secara semantik. Oleh karena itu,
disinilah peranan semantik itu diperlukan.
2. Komponen Semantik
Teori linguistik transformasi generatif mengakui bahwa suatu kalimat sangat
tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan dengan yang lain. Faktor itu antara
lain (a) makna leksikal kata yang membentuk kalimat, (b) urutan kata dalam organisasi
kalimat, (c) intonasi, cara kalimat diucapkan atau dituliskan, (d) konteks situasi kalimat itu
diucapkan atau dituliskan, (e) kalimat sebelum dan sesudah kalimat yang menyertai kalimat
itu, (f) faktor-faktor lain. Misalnya kata lagi makan dan makan lagi menjadi berbeda
maknanya karena unsur-unsur katanya berbeda atau contoh kata manis secara leksikal
mengacu pada rasa seperti rasa gula; tetapi dapat juga bermakna baik, menarik, cantik.
Contohnya :
a. Gadis itu sangat manis…. (bermakna ganda yaitu cantik&baik hati)
b. Gadis itu sangat manis rupanya……… (bermakna cantik)
c. Gadis itu sangat manis budinya……… (bermakna baik hati)

Oleh karena itu, teori transformasi generatif menyatakan setiap kata memiliki filtur
semantik (semantic feature) dan penanda semantik (semantic maker) yang membentuk
keseluruhan makna kata itu.

3. Komponen Fonologi
Komponen fonologi menjadi komponen ketiga dalam tata bahasa transformasi
generatif yang memiliki rumus-rumus fonologi yang bertugas mengubah struktur luar
sintaksis menjadi reprentasi fonetik yaitu bunyi-bunyi bahasa yang kita dengar yang
diucapkan oleh seorang penutur.
Bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata disebut unit bunyi, segmen fonetik, atau
dalam studi fonologi disebut fon. Semua hal ini dalam fonologi dideskripsikan berdasarkan
tempat dan cara artikulasinya. Misalnya kata [baran] dan [paran] yang mirip, dan masing-
masing dibangun oleh lima buah fon, letak bedanya hanya pada fon yang pertama, yaitu [b]
dan [p]. Kedua fon ini termasuk bunyi hambat bilabial. Bedanya bunyi [b] adalah bersuara
dan bunyi [p] adalah bunyi yang tidak bersuara.
Komponen fonologi memiliki dua peringkat, yaitu peringkat-dalam dan peringkat
luar. Peringkat dalam berupa abstraksi dari representasi fonetik yang berada diperingkat luar.
Kedua peringkat ini dihubungkan oleh rumus-rumus fonologi. Contohnya kata gerobak
dalam bahasa Indonesia yang bentuk pada peringkat dalamnya / g robak/, tetapi dalam
bentuk peringkat luarnya seperti yang diucapkan oleh orang Jakarta adalah [gerobag].

Contoh Analisis Kalimat Transformasi Generatif adalah sebagai berikut.


Kalimat “Ibu membeli susu.”
1) Struktur frasa
(i) K --- FN + FV
(ii) FV --- V + N
(iii) N --- ibu, susu
(iv) V --- membeli

K
FN+FV (i)
FN+V+FN (ii)
N+V+N (iii)
ibu + membeli + susu (iv)

2) Pengembangan
a) Susu dibeli ibu.
b) Ibu sedang membeli susu.
c) Ibu membeli susu di toko.
d) Ibu yang membeli susu itu memasuki took

2. Buatlah sebuah kalimat kompleks dan analisislah kalimat tersebut berdasarkan aliran tagmemik
dan aliran generatif transformasional!
1. Analsisi aliran tagmemik
Kalimat “Bapak tidur saat saya mandi”
Strukur Kalimat
Bapak :S
Tidur :P
Saat saya mandi :K

Kategori
Bapak : Pronomina
Tidur : Verba
Saat : Konjungsi
Saya : Pronomina
Mandi : Verba

2. Analisis generatif transformasional


Kalimat “Bapak tidur saat saya mandi”
Struktur frasa
i. K--- K + F Adv
ii. K--- N+V
iii.F Adv--- konj + K
iv. N--- Bapak, saya
v. V--- tidur, mandi
vi. Konj--- saat

K
FN+FV (i)
FN+V+konj+FN+V (ii)
N+V+konj+N+V (iii)
N+V+ saat+N+V (iv)
bapak + V + saat + saya + V (v)
bapak + tidur + saat + saya + mandi (vi)
2) Pengembangan kalimat
a) Saat saya mandi, bapak tidur.
b) Bapak telah tidur saat saya mandi

Anda mungkin juga menyukai