1. Jelaskan bidang kajian linguistik yang penting pada masa Yunani dan Romawi!
Sejarah linguistik dimulai dari linguistik tradisional. Tata bahasa tradisional menganalisis
bahasa berdasarkan filsafat dan semantik, sedangkan tata bahasa struktural menganalisis
berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu. Studi tentang
linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu dari tahap pertama yang disebut tahap
spekulasi, tahap kedua yang disebut tahap observasi dan klasifikasi, dan tahap ketiga yang disebut
tahap perumusan teori.
Para filosof Yunani mempertanyakan, apakah bahasa itu bersifat alami (fisis) atau bersifat
konvensi (nomos). Bersifat alami atau fisis maksudnya adalah apakah bahasa itu mempunyai
hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar manusia
itu sendiri. Kaum naturalis dalam bidang semantik merupakan kelompok yang menganut paham
ini, berpendapat bahwa setiap kata mempunyai hubungan dengan benda yang ditunjuknya. Atau
dalam makna lain yaitu setiap kata mempunyai makna secara alami atau secara fisis. Misalnya,
kata-kata yang disebut onomatope, atau kata yang terbentuk dari peniruan bunyi. Sebaliknya
kelompok lain, yaitu kaum konvensionalis yang berpendapat bahwa bahasa bersifat konvensi.
Yang artinya makna-makna pada kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi atau kebiasaan-
kebiasaan masyarakat, yang mempunyai kemungkinan bisa berubah pada masa mendatang.
Menurut kaum konvensional Onomatope hanyalah suatu kebetulan saja. Sebagian besar dari
konsep benda, sifat, dan keadaan yang sama diungkapkan dalam bentuk kata yang berbeda.
Dalam linguistik zaman Yunani terdapat tiga segi utama kajian linguistik antara lain etimologi
merupakan bidang penelitian untuk mengenal asal usul dan perkembangan bahasa, fonetik dan
fonologi dikaji melalui gabungan bentuk tulisan serta unsur dasar dari bahasa lisan dan teori
gramatikal dan deskripsi gramatikal.
B. Linguistik Zaman Romawi
Pada zaman Romawi ada salah satu tokoh yang terkenal yaitu, Varro (116 – 27 SM) bersama
karyanya "De Lingua Latina dan Priscia" dan "Institutiones Grammaticae".
Varro adalah seorang penulis bangsa Latin pertama yang bersungguh-sungguh mengenai masalah-
masalah linguistik. Jumlah tulisannya dipuji oleh penulis-penulis yang sezaman dengannya, dan
karyanya De Lingua Latina, yang merupakan ungkapan pendapat-pendapat linguistiknya, terdiri
dari 25 jilid, dan pada jilid 5-10 diantaranya dan beberapa bagian dari jilid-jilid lainnya masih ada
sampai sekarang. Varro masih juga memperdebatkan masalah analogi dan anomali seperti pada
zaman Stoik di Yunani. Varro memiliki kajian linguistik yang dibagi tiga, yaitu etimologi,
morfologi, dan sintaksis.
Varro dan “De Lingua Latina” yang dibicarakan dalam buku De Lingua Latina antara lain: (a)
Etimologi, adalah cabang linguistik yang menyelidiki asal-usul kata beserta artinya, (b) Morfologi,
adalah cabang linguistik yang mempelajari kata dan pembentukannya. Menurut Varro kata adalah
bagian dari ucapan yang tidak dapat dipisahkan lagi dan merupakan bentuk minimum, (c) kelas
kata Latin terbagi dalam 4 bagian: kata benda, partisipel, kata kerja, adverbium.
Institutiones Grammaticae/Tatabahasa Priscia: Karya tata bahasa Priscian adalah penanda zaman
linguistik tradisional. Buku tatabahasa Priscia terdiri dari 16 jilid mengenai morfologi dan 2 jilid
mengenai sintaksis. Jenis kata dalam tata bahasa Priscian ada delapan: Nomen, Verbum,
Participium, Pronomen, Adverbium, Praepositio, Interictio, Coniunetio.
Contoh kalimat
Contoh kalimat
Ayah memotong kayu dengan gergaji sedangkan ibu memasak nasi dengan cosmos
Analisis
Kata Fungsi Bentuk Unsur peran
Ayah membaca koran suara merdeka dan Ibu menyetrika baju baru
S P O / FEn Konj S P O / FEn
Keterangan :
S : Subyek
P : Predikat
O : Objek
FEn : Frasa Endosentris
Konj : Konjungsi
FN : N+ N
Inti : Koran
Pewatas : Suara Merdeka
FN : N+Adj
Inti : Baju
Pewatas : Baru
Ayah berfungsi sebagai subjek dengan perannya sebagai pelaku dari perbuatan membaca.
Membaca berfungsi sebagai predikat dengan perannya sebagai perbuatan.
Koran suara merdeka sebagai objek dengan peranya sebagai sasaran dari perbuatan membaca.
Ibu berfungsi sebagai subjek dengan perannya sebagai pelaku dari perbuatan menyetrika.
Menyetrika berfungsi sebagai predikat dengan perannya sebagai perbuatan.
Baju baru sebagai objek dengan peranya sebagai sasaran dari perbuatan menyetrika.
b) Analisis Fungsional Antarklausa dalam Kalimat
Contoh kalimat
Adit rajin membaca buku di perpustakaan sehingga menjadi duta perpustakaan
Ada dua klausa yang berhubungan secara fungsional dalam kalimat ini.
Adit rajin membaca buku di perpustakaan berfungsi sebagai klausa utama (klausa inti).
duta perpustakaan berfungsi sebagai klausa bawahan,
Hubungan antarklausa ini menghadirkan makna kausatif, yakni menyatakan hasil atau
akibat dari tindakan yang terdapat dalam klausa utama.