Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DAN PENILAIAN KINERJA PPPK

ORIENTASI INSTANSI PEMERINTAH BAGI PPPK

Disusun Oleh:

Nama : Ainul Fadziah, S. Pd


NIP : 19911105 202321 2 018
Unit Kerja : SD Negeri Jubelan 01
Pemateri : Wenny Maya Kartika, S.H, M.H

DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


KABUPATEN SEMARANG
KORWILCAM BIDANG PENDIDIKAN KECAMATAN SUMOWONO
TAHUN 2023
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGADAAN PPPK

1. PEGAWAI ASN DI LINGKUNGAN INSTASI PEMERINTAH


Pegawai dilingkungan instansi pemerintah terdiri dari 2 macam yaitu
a. PNS
1. Menduduki jabatan pemerintahan
2. Mengisi seluruh jabatan ASN
3. Berstatus pegawai tetap
4. Memiliki NIP secara Nasional
5. Melaksanakan tugas pemerintahan
6. Usia paling rendah 18 thn dan paling tinggi 35 thn
7. Gaji berdasarkan perundang-undangan
8. Perlindungan: Pensiun, JHT, JamKes, JKK, JKM, BanHK
b. PPPK
1. Menduduki jabatan pemerintahan
2. Jabatan ASN yang dapat diisi: JF & JPT Madya dan Utama tertentu
3. Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi
4. Memiliki NIP secara Nasional
5. Melaksanakan tugas pemerintahan
6. Usia paling rendah 20 thn dan paling tinggi setahun sebelum batas usia jabatan
7. Masa kerja paling singkat 1 tahun
8. Gaji berdasarkan perundang-undangan
9. Perlindungan: JHT, JamKes, JKK, JKM, BanHK
Menurut PERPRES No.38 Tahun 2020 Jenis jabatan yang dapat diisi PNS ada 147 Jabatan,
dan menurut KEMENPANRB No. 76 Tahun 2022 Jenis jabatan yang dapat diisi PPPK ada
187 Jabatan

2. LANGKAH MENYUSUN PERENCANAAN SDM


Dalam Menyusun perencanaan SDM ada beberapa Langkah yang harus dilakukan
diantaranya
a. Menghitung Analisis Kebutuhan SDM
Melakukan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja untuk menghasilkan:Peta
Jabatan, Uraian Jabatan (Job Descreption), kebutuhan SDM setiap jabatan
b. Proyeksi Kebutuhan SDM 5 Tahun
Menganalisis rencana strategis atau rencana bisnis 5 tahun yang akan datang dan di
proyeksikan kebutuhan SDM yang akan datang (jabatan dan jumlah kebutuhan
SDMnya
c. Analisis Persediaan SDM
Melakukan analisis ketersediaan SDM yang ada, dicocokkan dengan kebutuhan SDM
hasil analisis jabatan dan beban kerja
d. Proyeksi Persediaan SDM
Menganalisis usia SDM yang ada (proyeksi pensiun) dan analisis labour/personel turn
over
e. Menyusun Perencanaan SDM
 Menyandingkan antara kebutuhan SDM saat ini dengan persediaan saat ini
 Menyandingkan proyeksi kebutuhan 5 tahun dengan Proyeksi persediaan 5 tahun
 Membuat perencanaan pemenuhan PNS, PPPK atau Outsourcing

3. KEBIJAKAN PENETAPAN KEBUTUHAN ASN


Dalam menentukan kebutuhan ASN Peraturan Pemerintah yang digunakan adalah
a. CPNS (PP Manajemen PNS | No. 11 Th. 2017 Ps. 8)
b. PPPK
 PP Manajemen PPPK | No. 49 Th. 2018 Ps. 4
 PP Manajemen PPPK | No. 49 Th. 2018 Ps. 5

4. PRINSIP-PRINSIP PENGADAAN ASN


Ada beberapa prinsip dalam pengadaan ASN
 ADIL :Pelaksanaan seleksi tidak memihak atau sama rata.
 KOMPETITIF : Penentuan hasil seleksi didasarkan pada passing grade yang
telah
ditetapkan dan atau nilai tertinggi dari peserta
 TRANSPARAN : Semua tahapan dilaksanakan secara terbuka
 OBJEKTIF : penentuan kelulusan didasarkan pada persyaratan dan hasil
tes/tes
sesuai keadaan yang Sesungguhnya
 BERSIH : Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
 GRATIS : Tidak ada dibebankan biaya apapun kepada pelamar.

5. MEKANISME PENGADAAN ASN

Dasar Hukum :
 PP 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK.
 Permenpan 70 Tahun 2020 tentang Masa Hubungan Perjanjian Kerja PPPK
 Peraturan BKN 1 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan PPPK jo. Peraturan
BKN 18 Tahun 2012
6. PERSYARATAN UMUM PPPK
Syarat-syarat umum peserta PPPK adalah
a. Usia paling rendah 20 tahun dan paling tinggi 1 tahun sebelum batas usia tertentu pada
jabatan yang akan dilamar;
b. Tidak pernah dipidana penjara 2 tahun atau lebih;
c. tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak
dengan hormat sebagai ASN, Prajurit TNI, anggota Kepolisian Negara RI, atau
pegawai swasta;
d. tidak menjadi anggota/pengurus Parpol atau terlibat politik praktis;
e. memiliki kualifikasi pendidikan sesuai dengan persyaratan Jabatan;
f. memiliki kompetensi dibuktikan dengan sertifikasi keahlian atau keterampilan
tertentuyang masih berlaku;
 sehat jasmani dan rohani sesuai dengan persyaratan Jabatan yang dilamar;
 persyaratan lain sesuai kebutuhan jabatan yang ditetapkan oleh PPK;
 Calon pelamar hanya dapat mendaftar pada 1 (satu) Instansi dan 1 (satu) formasi
jabatan.

7. PENETAPAN NI PPPK
Mekanisme penetapan NI PPPK terdiri dari 3 langkah yaitu:
a. Peserta lulus seleksi mengikuti tahap pemberkasan penetapan NI PPPK
b. Verifikasi oleh Panitia Instansi
c. Verifikasi dan Penetapan NI PPPK oleh BKN

8. PENGANGKATAN PPPK
Tahapan dalam pengangkatan PPPK adalah sebagai berikut
a. Penandatangana Perjanjian Kerja
 Masa Hubungan Perjanjian Kerja ditetapkan dalam jangka waktu paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun sesuai dengan penyusunan kebutuhan
ASN
 Perpanjangan hubungan perjanjian kerja antara PPPK dengan PPK didasarkan pada
pencapaian/penilaian kinerja, kesesuaian kompetensi, dan kebutuhan instansi
setelah mendapat persetujuan PPK
b. SK Pengangkatan PPPK
Dalam hal terdapat perpanjangan perjanjian kerja, Keputusan Pengangkatan PPPK
masih berlaku sampai dengan berakhirnya jangka waktu perpanjangan Perjanjian Kerja.
PPPK yang mengajukan berhenti sebelum mencapai 90% masa hubungan perjanjian kerja
dan belum memenuhi 90% target kinerja dikenakan Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri. Konsekuensinya tidak bisa melamar PPPK di
kemudian hari. Untuk itu usahakan masa hubungan perjanjian kerja diselesaikan dahulu
sebelum mengajikan permohonan berhenti, agar di kemudian hari masih bisa mendaftar dan
mengikuti seleksi PPPK kembali.

9. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PPPK


a. Pemutusan hubungan keja dengan hormat
 Jangka waktu perjanjian kerja berkahir
 Meninggal dunia
 Atas permintaan sendiri
 Perampingan atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pengurangan PPPK
 Tidak cakap jasmani danrohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati.
b. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat dan tidak atas permintaan sendiri
 Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap dengan
pidana paling singkat 2 tahun
 Melakukan pelanggaran displin PPPK tingkat berat
 Tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati
c. Pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat
 Penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945
 Dihukum penjara atau kekurangan berdasarkan putusan pengadilan berkekuatan
purtusan pengadilan berkekuatan hukum tetap karena kejahatan jabatan atau yang
ada hubunganya denganpidana umum
 Menjadi anggota parpol
 Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap dengan
pidana paling singkat 2 tahun atau lebih dilakukan dengan berencana
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK

1. Pengembangan Kompetensi PPPK


Dasar Hukum dalam pengembangan kompetensi PPPK
UU No. 5 Tahun 2014 yang berbunyi
 Aparatur Sipil Negara
 Pasal 6 Pegawai ASN terdiri atas PNS dan PPPK
PP No. 49 Tahun 2018
 Manajeman PPPK
 Pasal 39 s.d. 44 Pengembangan Kompetensi
Per LAN No. 15 Tahun 2020
 Pengembangan Kompetensi PPPK
Tujuan pengembangan kompetensi PPK adalah untuk Pengayaan Pengetahuan PPPK
dalam lingkup Kompetensi Teknis, Pemenuhan tuntutan kebijakan, Penghargaan
terhadap PPPK. Sedangkan pelaksanaan pengembangan kompetensi PPPK diatur dalam
Pasal 5 – 6 Per LAN No. 15 Tahun 2020 yang berbunyi “setiap PPPK memiliki
kesempatan yang sama sesuai perencanaan pengembangan kompetensi instansi dan/atau
hasil penilaian kinerja PPPK, Pelaksanaan pengembangan kompetensi paling lama 24 jp
dalam 1 tahun masa perjanjian kerja, Pengembangan Kapasitas secara mandiri sesuai
kebutuhan organisasi.
Bentuk pengembangan kompetensi ada dua macam yaitu
a. Klasikal yang dapat berupa Pelatihan/seminar/konferensi/saresehan, Workshop atau
Lokakarya, Kursus, Penataran, Bimtek, dan Sosialisasi
b. Nonklasikal yang berupa Coaching, Mentoring, E-learning, Distance learning, Self-
development, dan Coomunity of practices.

2. Orientasi PPPK

PPPK adalah WNI yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian
kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka Melaksanakan Tugas Pemerintahan Latar
belakang berasal dari nonASN
Tujuannya adalah Pengenalan Fungsi dan Tugas ASN, dan Pengenalan Nilai dan Etika
pada Instansi Pemerintah. Orientasi dilaksanakan paling lambat 1 bulan terhitung sejak
diangkat pertama kali sebagai PPPK, Orientasi PPPK tidak termasuk bentuk pelaksanaan
Pengembangan Kompetensi 24 JP maksimal/per tahun bagi PPPK
PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN PPPK

1. DASAR HUKUM
a. Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
b. PP nomor 49 tahun 2o18 tentang manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja
c. Perpres nomor 98 tahun 2020 tentang gaji dan tunjangan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja

2. PENGERTIAN
a. Gaji PPPK yang selanjutnya disebut Gaji adalah imbalan dalam bentuk uang yang wajib
dibayarkan oleh pemerintah secara adil dan layak kepada PPPK sesuai dengan beban
kerja, tanggung jawab, dan resiko pekerjaan.
b. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK, adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Instansi Pemerintah adalah Instansi Pusat dan Instansi Daerah.
d. Instansi Pusat adalah kementerian, Iembaga pemerintah nonkementerian,
kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural.
e. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah kabupatenlkota
yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan ralryat daerah, dinas
daerah, dan lembaga teknis daerah.

3. KETENTUAN GAJI PPPK


a. PPPK diangkat dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. PPPK yang diangkat untuk melaksanakan tugas jabatan diberikan Gaji yang besarannya
didasarkan golongan dan masa kerja golongan.
c. PPPK dapat diberikan kenaikan Gaji berkala atau kenaikan Gaji istimewa yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Besaran kenaikan Gaji berkala atau kenaikan Gaji istimewa berdasarkan ketentuan
dalam PERPRES 98 Tahun 2020.
e. Ketentuan kenaikan Gaji berkala atau kenaikan Gaji istimewa diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara.

4. TUNJANGAN PPPK
 PPPK yang diangkat untuk melaksanakan tugas jabatan sebagaimana diberikan
tunjangan sesuai dengan tunjangan Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Pemerintah
tempat PPPK bekerja.
 Tunjangan PPPK terdiri atas:
a. Tunjangan Keluarga
b. Tunjangan Pangan;
c. Tunjangan Jabatan Fungsional
d. Tunjangan Lainnya.
 Besaran Tunjangan PPPK diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang tunjangan sebagaimana yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.
 Gaji dan Tunjangan bagi PPPK yang bekerja di Instansi Pusat dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
 Gaji dan Tunjangan bagi PPPK yang bekerja di Instansi Daerah dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
 Gaji dan Tunjangan yang diterima PPPK dikenakan pemotongan pajak penghasilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak penghasilan
dan tidak ditanggung oleh pemerintah.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pemberian Gaji dan Tunjangan PPPK yang
bekerja pada Instansi Daerah diatur dalam Peraturan Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang dalam negeri.
PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA PPPK

Berdasar PP 49 Tahun 2018 Pasal 53 tentang pemutusan hubungan perjanjian kerja, ada 3
macam yaitu:
1. Pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat
2. Pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
3. Pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Jangka Waktu Perjanjian Kerja Berakhir adalah
jika telah mencapai batas usia tertentu, batas usia tersebut adalah:
1. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahli
pertama, dan pejabat fungsional kategori keterampilan;
2. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya; dan
3. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PPPK yang memangku jabatan fungsional ahli utama.
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Atas Permintaan Sendiri:
1. Permintaan pemutusan hubungan perjanjian kerja disetujui, apabila telah memenuhi masa
perjanjian kerja paling kurang 90% (sembilan puluh per seratus); dan telah memenuhi target
kinerja paling kurang 90% (sembilan puluh per seratus). Apabila tidak memenuhi ketentuan
tersebut, maka Permintaan pemutusan hubungan perjanjian kerja ditunda.
2. Apabila yang bersangkutan tidak mematuhi penundaan dimaksud, PPPK dikenakan
pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.
3. PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat atas permintaan
sendiri diberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan masih
dapat melamar sebagai PPPK.
4. PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri diberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan tidak dapat melamar sebagai PPPK.
PROGRAM JAMINAN KECELAKAN KERJA (JKK)
DAN PROGRAM JAMINAN KEMATIAN (JKM)
BAGI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

1. Latar Belakang
Program Jaminan bagi PPPK diberikan untuk Memberikan perlindungan bagai Aparatur
Sipil Negara dlm menjalankan tugas & fungsinya menyelanggarakan pemerintahan umum
dan pelayanan public, Memberikan perlindungan bagai Aparatur Negara dlm menjalankan
tugas & fungsinya menyelanggarakan pemerintahan umum dan pelayanan public, dan
Jaminan akan kepastian hak peserta Jaminan kepastian atas manfaat yg akan diterima
Jaminan Kepastian atas keberlangsungan program Kebijakan PP no. 70 Tahun 2015 Diubah
PP no 66 Tahun 2017:
a. Jaminan Kecelakaan KerjaDan Jaminan Kematian bagi Aparatur Sipil Negara
b. Memberikan perlindungan bagai Aparatur Negara dlm menjalankan tugas & fungsinya
menyelanggarakan pemerintahan umum dan pelayanan public
c. Meningkatkan Pelayanan dan Kesejahteraan
d. Jaminan akan kepastian hak peserta Jaminan kepastian atas manfaat yg akan diterima
Jaminan Kepastian atas keberlangsungan program
Perlindungan atas resiko kecelakaan kerja atau penyakit kerja berupa perawatan,santunan
dan tunjangan cacat Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yg terjadi :
 Dalam menjalankan tugas kewajiban
 Dalam keadaan lain yang ada hubungan dengan dinas sehingga kecelakaan itu disamakan
dengan kecelakaan yang terjadi dalam melaksanakan tugas kewajibannya
 Karena perbuatan anasir yg tdk bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan
terhadap anasir itu dalam melaksanakan tugas
 Dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan atau yang
menyebabkan penyakit akibat kerja

2. KEPESERTAAN
a. Iuran JKK – JKM dibayarkan oleh Pemberi Kerja
b. Besarnya Iuran JKK sebesar 0,24 % dari Gaji Peserta , Iuran JKM sebesar 0,72 % Dari
Gaji Peserta
c. Iuran JKK-JKM bagi peserta yang gajinya dibayarkan melalui APBN dibebankan pada
APBN+
d. Iuran JKK-JKM bagi peserta yang gajinya dibayarkan melalui APBD dibebankan pada
APBD
e. NON ASN. IURAN JKK SEBESAR Rp.7.500, DAN IURAN JKM. Rp.22.500,-/per pst
f. Tanpa UANG DUKA WAFAT (UDW)

3. PERAWATAN
a. Pemeriksaan dasar dan penunjang ;
b. Perawatan tingkat pertama dan lanjutan ;
c. Rawat inap kelas 1 RS Pemerintah & RS Swasta setara ;
d. Perawatan intensif ;
e. Penunjang diagnostik ;
f. Pengobatan ;
g. Pelayanan khusus ;
h. Alat kesehatan dan implant ;
i. Jasa Dokter dan medis ;
j. Operasi ;
k. Transfusi darah ;
I. Rehabilitasi medik

4. SANTUNAN

Anda mungkin juga menyukai