Disusun Oleh:
Dasar Hukum :
PP 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK.
Permenpan 70 Tahun 2020 tentang Masa Hubungan Perjanjian Kerja PPPK
Peraturan BKN 1 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan PPPK jo. Peraturan
BKN 18 Tahun 2012
6. PERSYARATAN UMUM PPPK
Syarat-syarat umum peserta PPPK adalah
a. Usia paling rendah 20 tahun dan paling tinggi 1 tahun sebelum batas usia tertentu pada
jabatan yang akan dilamar;
b. Tidak pernah dipidana penjara 2 tahun atau lebih;
c. tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak
dengan hormat sebagai ASN, Prajurit TNI, anggota Kepolisian Negara RI, atau
pegawai swasta;
d. tidak menjadi anggota/pengurus Parpol atau terlibat politik praktis;
e. memiliki kualifikasi pendidikan sesuai dengan persyaratan Jabatan;
f. memiliki kompetensi dibuktikan dengan sertifikasi keahlian atau keterampilan
tertentuyang masih berlaku;
sehat jasmani dan rohani sesuai dengan persyaratan Jabatan yang dilamar;
persyaratan lain sesuai kebutuhan jabatan yang ditetapkan oleh PPK;
Calon pelamar hanya dapat mendaftar pada 1 (satu) Instansi dan 1 (satu) formasi
jabatan.
7. PENETAPAN NI PPPK
Mekanisme penetapan NI PPPK terdiri dari 3 langkah yaitu:
a. Peserta lulus seleksi mengikuti tahap pemberkasan penetapan NI PPPK
b. Verifikasi oleh Panitia Instansi
c. Verifikasi dan Penetapan NI PPPK oleh BKN
8. PENGANGKATAN PPPK
Tahapan dalam pengangkatan PPPK adalah sebagai berikut
a. Penandatangana Perjanjian Kerja
Masa Hubungan Perjanjian Kerja ditetapkan dalam jangka waktu paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun sesuai dengan penyusunan kebutuhan
ASN
Perpanjangan hubungan perjanjian kerja antara PPPK dengan PPK didasarkan pada
pencapaian/penilaian kinerja, kesesuaian kompetensi, dan kebutuhan instansi
setelah mendapat persetujuan PPK
b. SK Pengangkatan PPPK
Dalam hal terdapat perpanjangan perjanjian kerja, Keputusan Pengangkatan PPPK
masih berlaku sampai dengan berakhirnya jangka waktu perpanjangan Perjanjian Kerja.
PPPK yang mengajukan berhenti sebelum mencapai 90% masa hubungan perjanjian kerja
dan belum memenuhi 90% target kinerja dikenakan Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri. Konsekuensinya tidak bisa melamar PPPK di
kemudian hari. Untuk itu usahakan masa hubungan perjanjian kerja diselesaikan dahulu
sebelum mengajikan permohonan berhenti, agar di kemudian hari masih bisa mendaftar dan
mengikuti seleksi PPPK kembali.
2. Orientasi PPPK
PPPK adalah WNI yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian
kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka Melaksanakan Tugas Pemerintahan Latar
belakang berasal dari nonASN
Tujuannya adalah Pengenalan Fungsi dan Tugas ASN, dan Pengenalan Nilai dan Etika
pada Instansi Pemerintah. Orientasi dilaksanakan paling lambat 1 bulan terhitung sejak
diangkat pertama kali sebagai PPPK, Orientasi PPPK tidak termasuk bentuk pelaksanaan
Pengembangan Kompetensi 24 JP maksimal/per tahun bagi PPPK
PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN PPPK
1. DASAR HUKUM
a. Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
b. PP nomor 49 tahun 2o18 tentang manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja
c. Perpres nomor 98 tahun 2020 tentang gaji dan tunjangan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja
2. PENGERTIAN
a. Gaji PPPK yang selanjutnya disebut Gaji adalah imbalan dalam bentuk uang yang wajib
dibayarkan oleh pemerintah secara adil dan layak kepada PPPK sesuai dengan beban
kerja, tanggung jawab, dan resiko pekerjaan.
b. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK, adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Instansi Pemerintah adalah Instansi Pusat dan Instansi Daerah.
d. Instansi Pusat adalah kementerian, Iembaga pemerintah nonkementerian,
kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural.
e. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah kabupatenlkota
yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan ralryat daerah, dinas
daerah, dan lembaga teknis daerah.
4. TUNJANGAN PPPK
PPPK yang diangkat untuk melaksanakan tugas jabatan sebagaimana diberikan
tunjangan sesuai dengan tunjangan Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Pemerintah
tempat PPPK bekerja.
Tunjangan PPPK terdiri atas:
a. Tunjangan Keluarga
b. Tunjangan Pangan;
c. Tunjangan Jabatan Fungsional
d. Tunjangan Lainnya.
Besaran Tunjangan PPPK diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang tunjangan sebagaimana yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.
Gaji dan Tunjangan bagi PPPK yang bekerja di Instansi Pusat dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Gaji dan Tunjangan bagi PPPK yang bekerja di Instansi Daerah dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Gaji dan Tunjangan yang diterima PPPK dikenakan pemotongan pajak penghasilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak penghasilan
dan tidak ditanggung oleh pemerintah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pemberian Gaji dan Tunjangan PPPK yang
bekerja pada Instansi Daerah diatur dalam Peraturan Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang dalam negeri.
PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA PPPK
Berdasar PP 49 Tahun 2018 Pasal 53 tentang pemutusan hubungan perjanjian kerja, ada 3
macam yaitu:
1. Pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat
2. Pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
3. Pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Jangka Waktu Perjanjian Kerja Berakhir adalah
jika telah mencapai batas usia tertentu, batas usia tersebut adalah:
1. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahli
pertama, dan pejabat fungsional kategori keterampilan;
2. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya; dan
3. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PPPK yang memangku jabatan fungsional ahli utama.
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Atas Permintaan Sendiri:
1. Permintaan pemutusan hubungan perjanjian kerja disetujui, apabila telah memenuhi masa
perjanjian kerja paling kurang 90% (sembilan puluh per seratus); dan telah memenuhi target
kinerja paling kurang 90% (sembilan puluh per seratus). Apabila tidak memenuhi ketentuan
tersebut, maka Permintaan pemutusan hubungan perjanjian kerja ditunda.
2. Apabila yang bersangkutan tidak mematuhi penundaan dimaksud, PPPK dikenakan
pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.
3. PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat atas permintaan
sendiri diberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan masih
dapat melamar sebagai PPPK.
4. PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri diberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan tidak dapat melamar sebagai PPPK.
PROGRAM JAMINAN KECELAKAN KERJA (JKK)
DAN PROGRAM JAMINAN KEMATIAN (JKM)
BAGI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
1. Latar Belakang
Program Jaminan bagi PPPK diberikan untuk Memberikan perlindungan bagai Aparatur
Sipil Negara dlm menjalankan tugas & fungsinya menyelanggarakan pemerintahan umum
dan pelayanan public, Memberikan perlindungan bagai Aparatur Negara dlm menjalankan
tugas & fungsinya menyelanggarakan pemerintahan umum dan pelayanan public, dan
Jaminan akan kepastian hak peserta Jaminan kepastian atas manfaat yg akan diterima
Jaminan Kepastian atas keberlangsungan program Kebijakan PP no. 70 Tahun 2015 Diubah
PP no 66 Tahun 2017:
a. Jaminan Kecelakaan KerjaDan Jaminan Kematian bagi Aparatur Sipil Negara
b. Memberikan perlindungan bagai Aparatur Negara dlm menjalankan tugas & fungsinya
menyelanggarakan pemerintahan umum dan pelayanan public
c. Meningkatkan Pelayanan dan Kesejahteraan
d. Jaminan akan kepastian hak peserta Jaminan kepastian atas manfaat yg akan diterima
Jaminan Kepastian atas keberlangsungan program
Perlindungan atas resiko kecelakaan kerja atau penyakit kerja berupa perawatan,santunan
dan tunjangan cacat Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yg terjadi :
Dalam menjalankan tugas kewajiban
Dalam keadaan lain yang ada hubungan dengan dinas sehingga kecelakaan itu disamakan
dengan kecelakaan yang terjadi dalam melaksanakan tugas kewajibannya
Karena perbuatan anasir yg tdk bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan
terhadap anasir itu dalam melaksanakan tugas
Dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan atau yang
menyebabkan penyakit akibat kerja
2. KEPESERTAAN
a. Iuran JKK – JKM dibayarkan oleh Pemberi Kerja
b. Besarnya Iuran JKK sebesar 0,24 % dari Gaji Peserta , Iuran JKM sebesar 0,72 % Dari
Gaji Peserta
c. Iuran JKK-JKM bagi peserta yang gajinya dibayarkan melalui APBN dibebankan pada
APBN+
d. Iuran JKK-JKM bagi peserta yang gajinya dibayarkan melalui APBD dibebankan pada
APBD
e. NON ASN. IURAN JKK SEBESAR Rp.7.500, DAN IURAN JKM. Rp.22.500,-/per pst
f. Tanpa UANG DUKA WAFAT (UDW)
3. PERAWATAN
a. Pemeriksaan dasar dan penunjang ;
b. Perawatan tingkat pertama dan lanjutan ;
c. Rawat inap kelas 1 RS Pemerintah & RS Swasta setara ;
d. Perawatan intensif ;
e. Penunjang diagnostik ;
f. Pengobatan ;
g. Pelayanan khusus ;
h. Alat kesehatan dan implant ;
i. Jasa Dokter dan medis ;
j. Operasi ;
k. Transfusi darah ;
I. Rehabilitasi medik
4. SANTUNAN