Anda di halaman 1dari 28

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 49 TAHUN 2018


TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN
PERJANJIAN KERJA (PPPK)
JABATAN ASN YANG DAPAT DIISI OLEH PPPK

1. JPT Utama
JPT 2. JPT Madya

PPPK
Sesuai Pemenuhan Kebutuhan yang ditetapkan
JABATAN
FUNGSIONAL

1. Penyusunan dan penetapan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis
jabatan dan analisis beban kerja setiap Instansi Pemerintahan
2. PPK dapat mengusulkan kepada Presiden melalui Menteri kebutuhan JPT Utama tertentu
atau JPT Madya tertentu yang dapat diisi oleh PPPK, dengan kompetensi, kualifikasi,
kebutuhan Instansi Pemerintah, dan persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan yang
nomenklatur jabatan dan pangkatnya ditetapkan oleh Presiden 2
MANAJEMEN PPPK
1. penyusunan dan penetapan kebutuhan;
2. pengadaan;
3. pangkat dan Jabatan;
A. Penetapan Kebutuhan;
4. pengembangan karier;
B.
5. Pengadaan;
pola karier;
C.
6. Penilaian Kinerja;
promosl;
7.
D. mutasi;
Penggajian dan Tunjangan;
8. penilaian kinerja;
E. Pengembangan Kompetensi;
9. penggajian dan tunj angan;
F.
10. Pemberian Penghargaan;
penghargaan;
11.
G. disiplin;
Disiplin;
12. pemberhentian;
H. Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja; Dan
13. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
I. Perlindungan.
PENGADAAN CALON PPPK

Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk


melamar menjadi calon PPPK setelah memenuhi persyaratan.

Tahapan Pengadaan PPPK : Pengadaan calon PPPK oleh Instansi Pemerintah


dilakukan oleh :
a. Perencanaan;
a. Panitia seleksi nasional pengadaan PPPK;
b. Pengumuman lowongan;
b. Panitia seleksi instansi pengadaan PPPK;
c. pelamaran;
dan/atau
d. seleksi;
c. Instansi pembina JF.
e. pengumuman hasil seleksi; dan
f. pengangkatan menjadi PPPK. 4
PENGADAAN CALON PPPK
Pelaksanaan pengadaan calon PPPK mempertimbangkan kriteria jumlah dan jenis
jabatan, waktu pelaksanaan, jumlah Instansi Pemerintah yang membutuhkan, dan
wilayah persebaran.

• Pengadaan PPPK dilakukan secara nasional Pengadaan PPPK untuk mengisi JPT
berdasarkan kebutuhan jumlah PPPK Utama tertentu dan JPT Madya tertentu
yang lowong dilakukan setelah
• Menteri menetapkan kebijakan pengadaan memenuhi ketentuan mengenai tata cara
PPPK. pengisian JPT dalam peraturan
perundang-undangan dan berkoordinasi
• Dalam melaksanakan kebijakan pengadaan
dengan KASN.
PPPK, Menteri dapat membentuk panitia
seleksi nasional pengadaan PPPK yang
mempunyai tugas mengoordinasikan
dan mengawasi pelaksanaan pengadaan
Pengadaan PPPK untuk mengisi JF dapat dilakukan
PPPK oleh instansi pembinaJF dan secara nasional atau tingkat instansi yang dilakukan
panitia seleksi instansi pengadaan oleh panitia seleksi
PPPK. instansi pengadaan PPPK dan instansi pembina JF
dengan melibatkan unsur dari
KemenPAN & RB dan BKN
PENGUMUMAN LOWONGAN PPPK
Pengumuman lowongan pengadaan ANALISIS
PPPK dilakukan secara terbuka kepada JABATAN
masyarakat.
PETA
Dilaksanakan paling singkat 15 (lima JABATAN
belas) hari kalender.
memuat ANALISIS
BEBAN KERJA
 nama Jabatan;
 jumlah lowongan Jabatan;
 unit kerja penempatan/Instansi yang KEBUTUHAN
PPPK
membutuhkan;
 kualifikasi pendidikan atau sertifikasi
profesi;
KEKURANGAN
 alamat dan tempat lamaran ditujukan;
 jadwal tahapan seleksi; dan
 syarat yang harus dipenuhi oleh setiap KEBUTUHA
pelamar. 6
N
PPPK
PERSYARATAN PPPK UNTUK JABATAN FUNGSIONAL
1) Usia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 1 (satu) tahun sebelum batas
usia tertentu pada jabatan yang akan dilamar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan ;
2) Tidak pernah dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
sudah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara 2 (dua) tahun atau lebih;
3) Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, PPPK, Prajurit Tentara Nasional
Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik
4) Indonesia, atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta;
5) Tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik atau terlibat politik praktis;
6) Memiliki kualifikasi pendidikan sesuai dengan persyaratan jabatan;
7) Memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikasi keahlian tertentu yang masih
berlaku dari lembaga profesi yang berwenang untuk jabatan yang mempersyaratkan;
8) Sehat jasmani dan rohani sesuai dengan persyaratan jabatan yang dilamar; dan
9) Persyaratan lain sesuai kebutuhan jabatan yang ditetapkan oleh PPK.
SELEKSI PENGADAAN PPPK

Tahapan Seleksi Pengadaan PPPK :

Seleksi Administrasi Dilakukan untuk mencocokkan persyaratan


administrasi dan kualifikasi dengan dokumen pelamaran

Seleksi KompetensiDilakukan untuk menilai kesesuaian kompetensi


manajerial, kompetensi teknis, dan kompetensi sosial
kultural yang dimiliki oleh pelamar dengan standar
kompetensi jabatan.

Pengumuman Hasil Seleksi

Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) mengumumkan pelamar yang dinyatakan


lulus seleksi pengadaan PPPK secara terbuka, berdasarkan penetapan hasil seleksi
kompetensi.
PENGANGKATAN PPPK
1) Pelamar yang dinyatakan lulus seleksi diangkat sebagai Calon PPPK.
2) Calon PPPK yang akan diangkat tidak berkedudukan sebagai calon Pegawai Negeri
Sipil, Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia atau PPPK sejak yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon
PPPK
3) Pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan keputusan PPK
4) Keputusan PPK disampaikan kepada Kepala BKN untuk mendapatkan nomor induk
PPPK.
5) Penerbitan nomor induk PPPK diterima oleh PPK paling lama 25 (dua puluh lima) hari
kerja sejak waktu penyampaian.

1) Pelamar PPPK yang dinyatakan lulus seleksi wajib menyerahkan kelengkapan


administrasi kepada PyB untuk ditetapkan pengangkatannya sebagai PPPK.

2) PyB menyampaikan kelengkapan administrasi kepada Kepala BKN untuk dimasukkan


dalam sistem informasi ASN.
PENILAIAN KINERJA PPPK
Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang
sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara PPK dengan pegawai
yang bersangkutan

1) Masa Hubungan Perjanjian Kerja bagi PPPK paling singkat 1 (satu) tahun dan
dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja.
2) Perpanjangan Hubungan Perjanjian Kerja didasarkan pada pencapaian kinerja,
kesesuaian kompetensi, dan kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan PPK.
3) Perpanjangan Hubungan Kerja bagi JPT yang berasal dari kalangan Non-PNS
mendapat persetujuan PPK dan berkoordinasi dengan KASN.
4) Dalam hal perjanjian kerja PPPK diperpanjang, PPK wajib menyampaikan
tembusan surat keputusan perpanjangan perjanjian kerja kepada Kepala BKN.
5) Perpanjangan Hubungan Perjanjian Kerja bagi PPPK yang menduduki JPT Utama
dan JPT Madya tertentu paling lama 5 (lima) tahun.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai masa hubungan perjanjian keda bagi PPPK diatur
dengan peraturan Menteri.
PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN PPPK

(1) PPPK diberikan gaji dan tunjangan.


(2) Gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku bagi PNS
PEMBERIAN PENGHARGAAN PPPK
PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan
penghargaan.

Pemberian Penghargaan dapat berupa


pemberian :
1) Tanda kehormatan; Penghargaan diberikan oleh
2) Kesempatan prioritas untuk PyB setelah mendapat
pertimbangan tim penilai
pengembangan kompetensi; dan/atau
kinerja PPPK.
3) Kesempatan menghadiri acara resmi
dan/atau acara kenegaraan.
PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK
dilakukan dengan hormat karena:
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK
1) Jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
dilakukan dengan hormat tidak atas permintaan
2) Meninggal dunia; sendiri karena:

3) Atas permintaan sendiri; 1) Dihukum penjara berdasarkan putusan


pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
4) Perampingan organisasi atau kebijakan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
pemerintah yang mengakibatkan dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)
pengurangan PPPK; atau tahun dan tindak pidana tersebut dilakukan
dengan tidak berencana;
5) Tidak cakap jasmani dan/atau rohani
sehingga tidak dapat menjalankan tugas
dan kewajiban sesuai perjanjian kerja 2) Melakukan pelanggaran disiplin pppK tingkat
yang disepakati. berat; atau

3) Tidak memenuhi target kinerja yang telah


disepakati sesuai dengan perjanjian kerja.
PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan tidak dengan hormat karena :

1) Melakukan penyelewengan terhadap pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;
3) Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
4) Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat
2 (dua) tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karena
jangka waktu pedanjian kerja berakhir yaitu termasuk
telah mencapai batas usia tertentu dalam Jabatan yang
diduduki

Batas usia tertentu yaitu:


1) 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat
Pemutusan hubungan perjanjian
fungsional ahli muda, pejabat fungsional
kerja PPPK karena meninggal
ahli pertama, dan pejabat fungsional
dunia diberikan hak sesuai
kategori keterampilan;
ketentuan peraturan perundang-
2) 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat
undangan.
pimpinan tinggi dan pejabat fungsional
madya; dan
3) 65 (enam puluh lima) tahun bagi PPPK
yang memangku jabatan fungsional ahli
utama
PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Perampingan Organisasi atau
Kebijakan pemerintah yang Mengakibatkan Pengurangan PPPK:
1) Dalam hal terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan PPPK maka dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat sebagai
PPPK.
2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja akibat perampingan organisasi
diberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan masih dapat melamar
sebagai PPPK.

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja Karena Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani:
(1) PPPK yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani karena:
a. kecelakaan kerja yang mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan perjanjian kerja; atau
b. sakit terus menerus selama 30 (tiga puluh) hari berturut-turut, diberikan haknya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Ketidakcakapan jasmani dan/atau rohani dibuktikan berdasarkan hasil pemeriksaan tim penguji
kesehatan.
(3) Tim penguji kesehatan dibentuk oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
(4) Tim penguji kesehatan beranggotakan dokter pemerintah.
(5) PPPK yang diputus hubungan perjanjian kerjanya dengan hormat mendapat hak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Pelanggaran Disiplin:
1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karena melakukan pelanggaran disiplin
PPPK tingkat berat apabila tidak mematuhi kewajiban atau melanggar larangan
sebagaimana yang diatur dalam perjanjian kerja PPPK.
2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri diberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturan
perulndangundangan dan masih dapat melamar sebagai PPPK

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Tidak Memenuhi


Target Kinerja:
(1) PPPK yang tidak memenuhi target kinerja dilakukan pemutusan hubungan
perjanjian kerja berdasarkan hasil penilaian kinerja.
(2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri diberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan masih dapat melamar sebagai PPPK.
PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Melakukan Penyelewengan Terhadap
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945:
1. PPPK yang melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan
hormat.
2. PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, tidak dapat
melamar sebagai PPPK, dan dikenakan sanksi berupa membayar ganti rugi.

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Melakukan Tindak Pidana/


Penyelewengan:
1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karena dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan jabatan atau tindak pidana kejatratan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau
pidana umum diberhentikan tidak dengan hormat;

2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat diberikan hak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, tidak dapat melamar sebagai PPPK, dan dikenakan
sanksi berupa membayar ganti rugi.
PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Menjadi Anggota dan/atau
Pengurus Partai Politik:
1. Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karena menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
diberhentikan tidak dengan hormat;
2. PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat diberikan hak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak dapat melamar sebagai PPPK, dan
dikenakan sanksi berupa membayar ganti rugi.

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja karena Melakukan Tindak Pidana


Berencana :
1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karena dihukum penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana diberhentikan
tidak dengan hormat.
2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat
diberikan hak sesuai dengan dengan peraturan perundang-undangan, tidak dapat
melamar sebagai PPPK, dan dikenakan sanksi berupa membayar ganti rugi.
PERLINDUNGAN PPPK

(1) Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:


a. jaminan hari tua;
b. jaminan kesehatan;
c. jaminan kecelakaan kerja;
d. jaminan kematian; dan
e. bantuan hukum.
(2) Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan,
jaminan kecelakaan keda, dan jaminan kematian dilaksanakan
sesuai dengan sistem jaminan sosial nasional.
(3) Bantuan hukum, berupa pemberian bantuan hukum dalam
perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan
tugasnya.
J ENI S C UTI

tahunan

CUTI sakit
melahirkan
bersama
SYARAT CUTI TAHUNAN PPPK

bekerja paling sedikit 1


(satu) tahun secara terus
menerus.

Lamanya hak atas cuti


tahunan 12 (dua belas)
hari kerja.
SYARAT CUTI SAKIT PPPK
1. sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari.
2. menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari, lebih dari 14 hari
paling lama 1 (satu) Bulan.
3. Melampirkan Surat keterangan dokter paling sedikit memuat
pernyataan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan
keterangan lain yang diperlukan.
4. tidak sembuh dari penyakitnya lebih dari 1 (satu) bulan dilakukan
pemutusan hubungan perjanjian kerja.
5. mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit paling lama 1/2
(satu setengah) bulan dengan melampirkan surat keterangan dokter
atau bidan.
6. mengalami kecelakaan kerja.
7. PPPK yang menjalankan cuti sakit tetap menerima penghasilan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SYARAT CUTI MELAHIRKAN PPPK

kelahiran anak pertama sampai


dengan anak ketiga

Lamanya cuti melahirkan


diberikan paling lama 3 (tiga)
bulan.
SYARAT CUTI BERSAMA PPPK

Mengikuti ketentuan
Cuti Bersama bagi
PNS.
PENGAWASAN DAN EVALUASI
PENGAWASAN
KASN berfungsi mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik
dan kode perilaku ASN, serta penerapan Sistem Merit dalam
kebijakan dan Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah.
E VA L U A S I

1. Menteri melaksanakan evaluasi pelaksanaan


kebijakan manajemen PPPK;
2. Hasil evaluasi sebagai dasar penetapan
kebijakan di bidang pendayagunaan PPPK.
LA RANG AN
1. PPK dilarang mengangkat pegawai non-PNS dan/atau
non-PPPK untuk mengisi jabatan ASN.
2. Larangan juga bagi pejabat lain di lingkungan instansi
pemerintah yang melakukan pengangkatan pegawai
non-PNS dan/atau non-PPPK.
3. PPK dan pejabat lain yang mengangkat pegawai non-
PNS dan/atau non-PPPK untuk mengisi jabatan ASN
dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Terima Kasih

28

Anda mungkin juga menyukai