Anda di halaman 1dari 6

Bahasa adalah sebuah sistem, berwujud lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, bermakna,

konvensional, unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis, manusiawi. Buktikan dengan


contoh bahwa bahasa Indonesia memiliki ciri dan sifat demikian!

1. Bahasa itu adalah Sebuah Sistem


Sebagai sebuah sistem,bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa
itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis artinya bahasa itu bukan
merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari sub-subsistem atau sistem bawahan (dikenal
dengan nama tataran linguistik). Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi, tataran
morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon. Secara hirarkial, bagan
subsistem bahasa tersebut sebagai berikut.
Bahasa sebagai sistem artinya bahasa terdiri atas unsur-unsur atau komponen-komponen
yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan. Kalau kita
perhatikan dua deretan kata berikut:
1) Kambing itu memakan rumput.
2) Kambinglah rumput memakan itu.
Secara intuisi kita sebagai penutur bahasa Indonesia akan tahu bahwa deretan 1 adalah
kalimat bahasa Indonesia karena tersusun dengan benar menurut aturan kaidah bahasa
Indonesia. Sebaliknya, deretan 2 bukan kalimat bahasa Indonesia karena tidak tersusun
menurut pola aturan atau sistem bahasa Indonesia.
2. Bahasa itu Berwujud Lambang
Lambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmu
semiotika, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia.
Dalam semiotika dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda (sign), lambang (simbol),
sinyal (signal), gejala (sympton), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon. Lambang
bersifat arbitrer, artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang
dengan yang dilambangkannya.
Dalam kehidupannya, manusia memang selalu menggunakan lambang atau simbol.
Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari simbol. Termasuk alat komunikasi verbal
yang disebut bahasa. Satuan-satuan bahasa, misalnya kata, adalah simbol atau lambang.
Lambing-lambang bahasa diwujudkan dalam bentuk bunyi yang berupa satuan-satuan bahasa,
seperti kata atau gabungan kata. Mengapa kata sebagai satuan bahasa itu disebut lambang,
bukan tanda, karena lambang bersifat arbitrer. Lambang bahasa yang berwujud bunyi [monyet]
dengan rujukannya yaitu seekor binatang primata berkaki empat, tidak ada hubungan sama
sekali, tidak ada ciri alamiah sedikit pun.
3. Bahasa itu berupa bunyi
Bahasa adalah sistem dan bahasa adalah lambang, maka bahasa adalah bunyi, maka
seluruhnya dapat dikatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi. Jadi, sistem bahasa
itu berupa lambang yang wujudnya berupa bunyi. Masalahnya sekarang adlaah apakah yang
dimaksud dengan bunyi itu dan apakah semua bunyi itu termasuk dalam lambang bahasa.
Kata bunyi yang sering sukar dibedakan dengan kata suara, sudah biasa kita dengar dalam
kehidupan sehari-hari. Secara teknis, menurut Kridalaksana bunyi adalah kesan pada pusat
saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-peribahan
dalam tekanan udara. Bunyi ini bisa bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda, alat
suara pada binatang dan manusia. Lalu, yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa atau yang
termasuk lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi,
bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Tetapi juga
tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa. Bunyi
teriak, bersin, batuk-batuk, dan bunyi orokan bukan termsauk bunyi bahasa, meskipun
dihasilkan oleh alat ucap manusia, karena semuanya itu tidak termasuk ke dalam sistem bunyi
bahasa.
Lalu, kalau begitu apa yang disebut bunyi bahasa? Bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah
satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai
"fon" dan di dalam fonemik sebagai "fonem".
Contoh :
Silahkan Duduk!
(Bahasa Sebagai bunyi karena diucapkan oleh manusia dengan maksud memerintahkan orang
untuk duduk)
Haciimmm (orang bersin)! ( Bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusi tapi tidak termasuk
bunyi bahasa)
4. Bahasa itu bersifat arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan ’sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka’.
Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang
bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang
tersebut. Ferdinant de Saussure (1966: 67) dalam dikotominya membedakan apa yang
dimaksud signifiant dan signifie. Signifiant (penanda) adalah lambang bunyi itu, sedangkan
signifie (petanda) adalah konsep yang dikandung signifiant.
Contoh pengertian arbitrer sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
sayuran di Indonesia ada yang namanya Cabai, di Inggris Chili, dan akan terus berbeda
diwilayah-wilayah lain tentang penyebutannya.
Itulah yang disebut dengan arbitrer atau manasuka yang tidak akan bisa ditemukan alasan
penyebutannya yang berbeda-beda dikarenakan sifat ke-arbitreran-nya. Andaikata bahasa itu
tidak arbitrer, sudah barang tentu dapat kita pastikan bahwa sebutan untuk cabai hanya akan
ada satu kata dalam bahasa manusia, tidak ada lagi penyebutan cabai, chili dan lain sebagainya.
5. Bahasa itu bermakna
Yang dilambangkan bahasa adalah suatu pengertian, konsep, ide, atau suatu pikiran yang
ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Oleh karena lambang itu mengacu suatu konsep, ide,
atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Misalnya lambang
bahasa yang berwujud bunyi [kerbau]. Lambang ini mengacu pada konsep 'sejenis binatang
berkaki empat yang biasa membajak sawah.
Lambang-lambang bunyi bahasa yang bermakna itu di dalam bahasa berupa satuan-satuan
bahasa yang berwujud morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Semua itu memiliki
makna. Oleh karena bahasa itu bermakna maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna
dapat disebut bukan bahasa.
Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat
disebut bukan bahasa.
[Aku], [Kamu], [Akan], [Menjadi], [Satu] : bermakna = bahasa
[gkkj], [vvhkhQIH], [Basb], : tidak bermakna = bukan bahasa
6. Bahasa itu bersifat konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer,
tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional.
Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu
digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Misalnya, binatang berkaki empat yang
biasa membajak sawah, dilambangkan dengan bunyi [kerbau], maka anggota masyarakat
bahasa Indonesia harus mematuhinya. Kalau tidak dipatuhinya dan digantikan dengan lambang
lain, maka komunikasi akan terhambat.
7. Bahasa itu bersifat unik
Bahasa dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang
tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem
pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
Contoh Kalimat
Dia menangkap ayam.
Tekanan di berikan kepada dia, maka makna kalimat itu adalah bahwa yang melakukan
tindakan menangkap ayam adalah dia, dan bukan orang lain. Kalau tekanan di berikan pada
kata menangkap, maka kalimat itu bermakna yang dilakukan dia bukanlah tindakan lain,
melainkan menangkap, bukan mengurung atau menyembelih. Kalau tekanan di berikan pada
kata ayam, maka makna kalimat itu adalah yang ditangkap oleh dia adalah ayam, bukan kucing
atau tikus.
8. Bahasa itu bersifat universal
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang
dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya, ciri universal bahasa yang paling
umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.
9. Bahasa itu bersifat produktif
Bahasa dikatakan produktif, maksudnya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi
dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang
jumlahnya tidak terbatas. Singkatnya dari 26 huruf dalam bahasa Indonesia, kita bisa membuat
beragam kata. Contohnya menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S.
Purwadarminta, bahasa Indonesia hanya memunyai kurang dari 23.000 buah lema (kata), tetapi
dengan 23.000 kata itu dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.
Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia, /a/, /e/, /l/, /m/ dan /s/. Dari empat
fonem tersebut dapat kita hasilkan satuan-satuan bahasa:
 /l/-/e/-/m/-/a/-/s/

 /m/-/a/-/l/-/a/-/s/

10. Bahasa itu bervariasi


Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu masyarakat
bahasa. Mengenai variasi bahasa ini ada tiga istilah yang perlu diketahui, yaitu idiolek, dialek,
dan ragam. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau
untuk keperluan tertentu. Contohnya, bahasa Jawa di Surabaya tidak sama persis dengan
bahasa Jawa di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Indonesia orang Jakarta akan berbeda dengan
orang Papua.
Karena perbedaan tersebut maka bahasa yang digunakan menjadi bervariasi. Ada tiga
istilah dalam variasi bahasa yaitu:

1. Idiolek : Ragam bahasa yang bersifat perorangan.

2. Dialek : Variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu
tempat atau suatu waktu.

3. Ragam : Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Misalnya, ragam baku dan
ragam tidak baku.

11. Bahasa itu bersifat dinamis


Karena keterikatan bahasa dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya dalam masyarakat
kegiatan manusia itu tidak tetap dan selalu berubah, maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah,
menjadi tidak tetap, menjadi tidak statis. Karena itulah, bahasa itu disebut dinamis.contohnya
Contohnya kata kempa, perigi, dan centang-perenang yang dulu ada dan digunakan dalam
bahasa Indonesia kini sudah jarang digunakan lagi bahkan tidak digunakan lagi. Sebaliknya,
kata-kata seperti lebay, baper, netizen yang dulu tidak dikenal, kini sudah biasa digunakan.
12. Bahasa itu manusiawi
Alat komunikasi manusia yang bernama bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti
hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia. Contohnya saja Hewan tidak
memunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi (berupa bunyi dan isyarat)
tidak bersifat produktif dan tidak dinamis. Yang dikuasai oleh para hewan seecara instingtif,
atau secara naluriah. Sedangkan manusia dalam menguasai bahasa dengan cara belajar. Tanpa
belajar manusia tidak akan bisa berbahasa
Bahasa memiliki fungsi ekspresi, informasi, eksplorasi, persuasi, dan entertainment.
Jelaskan dengan contoh fungsi bahasa tersebut!

1. Alat komunikasi ekspresi ; menyampaikan, mengekspresikan, perasaan, pikiran, kehendak,


Sikap
Contoh ; sedih, emosi, kehendak prilaku
“Dasar kau lelaki buaya!” (mengungkapkan rasa marah)
2. Alat komunikasi argumentatif : menyampaikan suatu pengetahuan sebagai buah pengetahuan
lengkap dengan jalan pikiran yang melatar belakanginya (komunikasi ilmiah )
Contoh ; hasil karya, penemuan, diskusi
3. Sifat mempengaruhi Fungsi informasi : fungsi untuk menyampaikan pesan atau amanat pada
orang lain.
Contoh : berupa surat ,tulisan, Koran, majalah dll
4. Fungsi eksplorasi : penggunaan bahas auntuk menjelaskan suatu hal, perkara dan keadaan.
Contoh : Bahasa hukum (terpidana, terdakwa, tersangka)
5. Fungsi persuasi : penggunaan bahasa yang berfungsi untuk mempengaruhi orang lain
melakukan atau tidak melakukan sesuatu secara baik.
Contoh : ajakan seseorang, bahasa iklan dll
6. Fungsi entertaiment ; penggunaan bahsa untuk menghibur ,menyenangkan, memuaskan
perasaan batin.
Contoh ; pelawak, pembawa acara, stand up comedy

Anda mungkin juga menyukai