Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN PPPK

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Administrasi Kepegawaian yang dibina
oleh :

Dinoroy Marganda Aritonang, SH., MH.

DISUSUN OLEH :

AMANDA RIZKY NATASYA (18110345)

CANYA MAGHFIRA NURLITA (18110347)

HESTI LESTARI (18110360)

KELAS :

MSDMA U-1

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

BANDUNG

2019
b. Bagaimana mekanisme pengembangan dan pengelolaan (dari segi kompetensi, jabatan,
dan finansial) ASN PPPK?

PPPK atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja merupakan Aparatur Sipil Negara
yang bekerja pada instansi pemerintah berdasarkan kontrak atau perjanjian kerja. PPPK sebagai
pegawai pemerintah memiliki hak yang sama dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) hanya saja
tidak memiliki hak pensiun atau jaminan hari tua. Dalam pengembangan dan pengelolaan
kompetensi, jabatan, serta finansial, PPPK memiliki mekanisme yang sebagian besar menyerupai
mekanisme pada PNS. Berikut merupakan uraian mengenai pengembangan dan pengelolaan
kompetensi, jabatan serta finansial bagi PPPK berdasarkan peraturan perundang-undangan.

a. Pengembangan Kompetensi
Pengembangan kompetensi bagi PPPK telah tercantum dalam Undang-Undang
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Hal tersebut tercantum dalam bab
mengenai Manajemen ASN bagian kedua yaitu Manajemen PPPK. Berdasarkan pasal
102 UU tersebut menyebutkan bahwa PPPK diberikan kesempatan untuk pengembangan
kompetensi. Artinya, dalam peningkatan kompetensi diantaranya pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, PPPK memiliki kesempatan melakukannya pengembangan
kompetensi. Pengembangan kompetensi ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus, dan penataran. Pada ayat (2) masih dengan pasal 102, disebutkan bahwa
pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direncanakan setiap
tahun oleh Instansi Pemerintah. Setelah dilakukannya pengembangan kompetensi, hasil
dari kegiatan tersebut harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang untuk kemudian
dipergunakan sebagai dasar perjanjian kerja selanjutnya, sebagaimana tercantum dalam
ayat (3).
Selain berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, manajemen PPPK
memiliki peraturan perundang-undangan tersendiri, yaitu Peraturan Pemerintah No. 49
Tahun 2018. Dalam Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2018 dijelaskan mengenai
pengembangan kompetensi bagi PPPK. Berdasarkan pasal 39 menyebutkan bahwa dalam
rangka pengembangan kompetensi untuk mendukung pelaksanaan tugas, PPPK diberikan
kesempatan untuk pengayaan pengetahuan. Setiap PPPK memiliki kesempatan yang
sama untuk diikutsertakan dalam pengembangan kompetensi sesuai dengan perencanaan
pengembangan kompetensi pada instansi pemerintah. Apabila terdapat keterbatasan
dalam kesempatan pengembangan kompetensi, maka instansi pemerintah
memprioritaskan PPPK yang membutuhkan pengembangan kompetensi tersebut dengan
memperhatikan penilaian kinerja dari PPPK yang bersangkutan. Standar waktu
keikutsertaan PPPK dalam pengembangan kompetensi berbeda dengan PNS. Dimana
PNS diwajibkan untuk mengikuti 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun,
sedangkan PPPK dilakukan paling lama 24 (dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1
(satu) tahun masa perjanjian kerja.
Pelaksanaan pengembangan kompetensi dikecualikan bagi PPPK yang
melaksanakan tugas sebagai JPT Utama tertentu dan JPT Madya tertentu. Ketentuan lebih
lanjut mengenai pelaksanaan pengembangan kompetensi diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Lembaga Administrasi Negara. Pelaksanaan pengembangan kompetensi
kemudian dicatat oleh pejabat yang Berwenang atau disebut PyB dalam sistem informasi
pelatihan yang terintegrasi dengan Sistem lnformasi ASN. Selanjutnya, hasil
Pengembangan kompetensi ini harus dievaluasi oleh PyB dan dipergunakan sebagai salah
satu pertimbangan untuk perjanjian kerja selanj utnya. Hasil evaluasi pengembangan
kompetensi kemudian dipublikasikan dalam sistem informasi pelatihan yang terintegrasi
dengan Sistem Informasi ASN. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengembangan
kompetensi PPPK dilaksanakan oleh PyB sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Pengembangan dan Pengelolaan Jabatan


Dalam pengisian jabatan oleh PPPK, berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 pada pasal 94 dijelaskan bahwa jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur
dengan Peraturan Presiden. Dimana sebelumnya setiap Instansi Pemerintah wajib
menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan
analisis beban kerja. Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK dilakukan untuk jangka waktu
5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan dan
merupakan satu kesatuan dengan penyusunan kebutuhan PNS yang kemudian ditetapkan
dengan Keputusan Menteri.
Kemudian jabatan yang dapat diisi oleh PPPK dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah
No. 49 Tahun 2018. Dalam peraturan tersebut diuraikan jabatan ASN yang dapat diisi
oleh PPPK meliputi: Jabatan Fungsional, dan Jabatan Pimpinan Tinggi. Selain Jabatan
tersebut, Menteri dapat menetapkan Jabatan lain yang dapat diisi oleh PPPK. Jabatan lain
tersebut bukan merupakan Jabatan struktural tetapi menjalankan fungsi manajemen pada
Instansi Pemerintah.
Kebutuhan PPPK yang bekerja pada instansi pemerintah secara nasional
ditetapkan oleh Menteri pada setiap tahun, setelah memperhatikan pendapat menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan pertimbangan teknis
Kepala BKN. Selain penyusunan kebutuhan, PPK dapat mengusulkan kepada Presiden
melalui Menteri terkait kebutuhan JPT utama tertentu atau JPT madya tertentu yang dapat
diisi oleh PPPK. Usulan tersebut harus disertai dengan kompetensi, kualifikasi,
kebutuhan Instansi Pemerintah, dan persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan. JPT
utama tertentu atau JPT madya tertentu telah ditetapkan nomenklatur jabatan dan
pangkatnya oleh Presiden.

c. Finansial
Banyak disebutkan bahwa PPPK memiliki hak yang hampir sama dengan PNS,
termasuk didalamnya hak gaji dan tunjangan. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014
dijelaskan pada pasal 101 bahwa Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak
kepada PPPK. Gaji diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan, dan
resiko pekerjaan. Gaji tersebut dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara
untuk PPPK di Instansi Pusat dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk PPPK
di Instansi Daerah. Selain gaji, PPPK dapat menerima tunjangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Hal tersebut selaras dengan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2018 yang
menjelaskan bahwa PPPK diberikan gaji dan tunjangan yang berlaku sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.
Berdasarkan peraturan tersebut, dapat diketahui bahwa besar gaji dan tunjangan PPPK
sama dengan PNS.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tahun Nomor 15 Tahun 2019. Setiap golongan
dengan lamanya tahun mengabdi memiliki besaran yang berbeda-beda. Berikut ini
besaran gaji Pegawai Negeri Sipil seperti dikutip dari situs Setkab RI
Golongan I

Golongan IA = Rp 1.560.800 (masa kerja 0 tahun) – Rp 2.335.800 (masa kerja 26 tahun)

Golongan IB = Rp 1.704.500 (3 tahun) – Rp 2.474.900 (27 tahun)

Golongan IC = Rp 1.776.600 (3 tahun) – Rp 2.557.500 (27 tahun)

Golongan ID = Rp 1.851.800 (3 tahun) – Rp 2.686.500 (27 tahun)

Golongan II

Golongan IIA = Rp 2.022.200 (masa kerja 0 tahun) – Rp 3.373.600 (masa kerja 33 tahun)

Golongan IIB = Rp 2.208.400 (3 tahun) – Rp 3.516.300 (33 tahun)

Golongan IIC = Rp 2.301.800 (3 tahun) – Rp 3.665.000 (33 tahun)

Golongan IID = Rp 2.399.200 (3 tahun) – Rp 3.820.000 (33 tahun)

Golongan III

Golongan IIIA = Rp 2.579.400 (masa kerja 0 tahun) – Rp 4.236.400 (masa kerja 32 tahun)

Golongan IIIB = Rp 2.688.500 (0 tahun) – Rp 4.415.600 (32 tahun)

Golongan IIIC = Rp 2.802.300 (0 tahun) – Rp 4.602.400 (32 tahun)

Golongan IIID = Rp 2.920.800 (0 tauhn) – Rp 4.797.000 (32 tahun)

Golongan IV

Golongan IVA = Rp 3.044.300 (masa kerja 0 tahun) – Rp 5.000.000 (masa kerja 32 tahun)

Golongan IVB = Rp 3.173.100 (0 tahun) – Rp 5.211.500 (32 tahun)

Golongan IVC = Rp 3.307.300 (0 tahun) – Rp 5.431.900 (32 tahun)

Golongan IVD = Rp 3.447.200 (0 tahun) – Rp 5.661.700 (32 tahun)

Golongan IVE = Rp 3.593.100 (0 tahun) – Rp 5.901.200 (32 tahun)


Selain gaji, Pegawai Negeri Sipil juga berhak mendapat tunjangan. Tunjangan PNS
pengertiannya pendapatan sah yang diterima seorang PNS sesuai jabatan dan status.

Jenis Tunjangan PNS :

1. Tunjangan Keluarga yang besarnya untuk Istri/Suami : 10 % dari gaji pokok, sedang
anak 2 % dengan maksimal yang dapat diajukan 2 anak.
2. Tunjangan Pangan sebesar nilai beras per 10 kg/orang yang masuk daftar gaji.
3. Tunjangan Jabatan, merupakan tunjangan bagi PNS yang diangkat dlm jabatan
struktural maupun fungsional. Namun karena PPPK tidak mengisi jabatan structural,
maka tunjangan jabatan yang diterima adalah tunjangan jabatan fungsional, yaitu:
a) Fungsional Terampil:

1 Pelaksana Pemula 220,000

2 Pelaksana 240,000

3 Pelaksana lanjutan 265,000

4 Penyelia 500,000

b) Fungsional Ahli:

1 Pertama 300,000

2 Muda 600,000

3 Madya 850,000

c) Fungsional Profesi:

1 Pertama 325,000

2 Muda 750,000

3 Madya 1,200,000

4 Utama 1,400,000
4. Tunjangan Umum
Untuk PNS yang tidak mendapatkan tunjangan struktural maupun fungsional berhak
akan tunjangan umum yg besarnya sbb:

No Gol Tunjangan

1 IV 195,000

2 III 185,000

3 II 180,000

4 I 175,000

5. Tunjangan Khusus Papua

Tunjangan Khusus Papua diberikan kepada PNS,Hakim, Anggota TNI/Polri termasuk calon
Pegawai Negeri Sipil yang bekerja/bertugas pada daerah Provinsi Papua. Tunjangan ini diatur
dalam Keputusan Presiden RI No. 68 Tahun 2002 tanggal 31 Agustus 2002.

Tunnjangan Khusus Papua diberikan kepada PNS,Hakim, Anggota TNI/Polri termasuk calon
Pegawai Negeri Sipil yang bekerja/bertugas pada daerah Provinsi Papua. Tunjangan ini diatur
dalam Keputusan Presiden RI No. 68 Tahun 2002 tanggal 31 Agustus 2002.

Tabel Tunjangan Khusus Papua :

No Gol/Ruang Pangkat Rp

1 I/a Juru Muda 200.000

2 I/b Juru Muda Tingkat I 225.000

3 I/c Juru 250.000

4 I/d Juru Tingkat I 275.000

5 II/a Pengatur Muda 300.000

6 II/b Pengatur Muda Tingkat I 325.000


7 II/c Pengatur 350.000

8 II/d Pengatur Tingkat I 375.000

9 III/a Penata Muda 425.000

10 III/b Penata Muda Tingkat I 450.000

11 III/c Penata 475.000

12 III/d Penata Tingkat I 500.000

13 IV/a Pembina 525.000

14 IV/b Pembina Tingkat I 550.000

15 IV/c Pembina Utama Muda 575.000

16 IV/d Pembina Utama Madya 600.000

17 IV/e Pembina Utama 625.000

6. Tunjangan Risiko

Tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri yang diangkat dan ditugaskan secara penuh di
K/L sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk kompensasi atas
risiko bahaya keselamatan dan kesehatan dalam melaksanakan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai