MANAJEMEN KINERJA
Oleh
NPM 2016.530.256
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
Penyusun
i
DAFTAR ISI
3. Tujuan ....................................................................................................... 2
1. Kesimpulan ............................................................................................... 17
2. Saran ......................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil adalah salah satu unsur Aparatur Negara yang dalam
pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna diperlukan PNS yang
dilaksanakan melalui sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititikberatkan
memberikan semangat kerja PNS yang tinggi. Pembinaan PNS yang berbasis
diperlukan, tidak hanya sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja PNS, tetapi lebih
kinerjanya).
kredit PNS dilakukan hanya ketika seorang PNS akan naik jabatan/pangkat yang
biasanya dilakukan setiap 2 tahun sekali (bagi tenaga pendidik guru pada
1
umumnya), maka dengan peraturan yang baru ini, hal tersebut tidak akan
berlaku lagi. PNS diwajibkan untuk membuat SKP di awal tahun (Januari) yang
kemudian di akhir tahun (Desember) akan dinilai oleh atasan langsung untuk
melihat seberapa besar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang didapat
berdasarkan bukti fisik dokumen kerjanya. Dengan kata lain, penyusunan SKP
tidak tergantung pada timing karena seseorang PNS akan mengusulkan naik
pemantauan kinerja PNS yang lebih efektif karena dilakukan setiap tahunnya.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pegawai negeri sipil sebagai abdi negara mengemban tanggung jawab yang
profesional, jujur, adil dan bertanggung jawab seperti yang diamanatkan oleh
kenaikan gaji berkala, dan lain-lain. Sejauh ini, untuk menilai kinerja seorang
pegawai negeri sipil dibuat dalam bentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Sipil atau yang lebih dikenal dengan DP3 PNS dan selanjutnya diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979. Pada kenyataannya, DP3 PNS yang
rahasia dan si penilai mempunyai otoritas yang mutlak dalam menilai kinerja
seseorang. Dengan penilaian yang bersifat rahasia tersebut, mungkin saja pegawai
3
yang dinilai kurang puas terhadap hasil penilaian karena tidak adanya indikator
yang digunakan secara jelas. Untuk kondisi saat ini, ada banyak hal yang
membuat DP3 tidak sesuai untuk dilaksanakan dalam menilai kinerja PNS. Salah
satunya adalah DP3 cenderung menilai kinerja PNS hanya dari sudut pandang si
penilai bukan atas dasar prestasi kerja. Lebih lanjut Mamat (Mamat , 2012 : 73)
dilakukan oleh penilai seperti : 1.The hallo effect merupakan kesan sesaat yang
Secara garis besar, DP3 tidak dapat digunakan dalam menilai dan mengukur
seberapa besar produktivitas dan kontribusi PNS terhadap organisasi. Hal ini
tidak didasarkan pada target tertentu. Karena pengukuran dan penilaian prestasi
kerja tidak didasarkan pada suatu target tertentu, maka proses penilaian cenderung
bersifat subyektif. Dalam hal atasan langsung pun sebagai pejabat penilai, ia
hanya sekedar menilai dan belum tentu memberi klarifikasi dari hasil penilaian
PNS dalam bentuk DP3 tersebut, sekaligus sebagai pengejawantahan pasal 12 dan
4
baru dalam menilai prestasi kerja PNS yaitu dengan menggunakan pendekatan
per 1 Januari 2014 seluruh pegawai negeri sipil (PNS) diharapkan sudah membuat
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sebagai salah satu acuan dalam menilai prestasi
kerja PNS.
Salah satu fungsi penilaian kinerja adalah untuk dapat mengetahui kondisi
kerja setiap pegawai, seberapa baik dan seberapa buruk setiap PNS dalam
kepadanya. Di samping itu penilaian kinerja juga dapat dipergunakan sebagai alat
evaluasi terhadap potensi yang dimiliki oleh setiap PNS. Adapun pengertian
penilaian kinerja PNS adalah penilaian yang dilakukan oleh atasan langsungnya
secara sistematik untuk menilai kinerja yang dicapai seorang PNS, dengan
yang nyata dengan standar yang telah ditentukan serta mengidentifikasi potensi
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa per 1 Januari
2014 seluruh pegawai negeri sipil (PNS) diharapkan sudah membuat Sasaran
Kerja Pegawai (SKP) sebagai salah satu acuan dalam menilai prestasi kerja PNS.
Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 tanggal 3 Januari 2013, antara lain
5
jika sebelumnya hasil penghitungan angka kredit (PAK) PNS hanya dilakukan
saat PNS akan mengajukan kenaikan pangkat, maka selanjutnya SKP sebagai
(tiga) kelompok penilaian, seperti Kegiatan Tugas Jabatan, Angka Kredit, serta
Target yang meliputi aspek Kuantitas (target output), aspek Kualitas (target
kualitas), aspek Waktu (target waktu), aspek Biaya (target biaya), dan (2) jika
sebelumnya PAK boleh dikatakan hampir tidak berhubungan dengan DP3, maka
mulai tahun depan SKP, sebagai pengganti PAK dan Perilaku Kerja, sebagai
disebabkan karena laju kecepatan kenaikan pangkat menjadi otoritas PNS untuk
mengatur ritmenya.
adalah Rencana Kerja dan Target yang akan dicapai oleh seorang PNS setiap
Target terbagi atas 4 (empat) kelompok, yaitu kuantitas (output), kualitas (mutu),
waktu, serta biaya (Rp). Disebutkan bahwa penilaian prestasi kerja PNS
didasarkan pada 2 (dua) unsur, yaitu (1) unsur SKP dengan bobot 60% dan (2)
unsur Perilaku Kerja dengan bobot 40%. Jika format SKP hampir sama seperti
dengan format PAK, maka format Perilaku Kerja hampir sama dengan format
DP3.
6
Landasan hukum tentang peniliaian PNS dengan SKP ini juga tercantum
Tahun 2011. Di sini dimuat petunjuk dalam pelaksanaan SKP bagi Pegawai
Negeri Sipil.
Pengamatan tentang SKP di tempat kerja dapat diuraikan dalam beberapa poin
sebagai berikut.
penting dikarenakan prestasi dan kinerja seluruh pegawai PNS akan dinilai lewat
SKP tersebut.
sekolah dasar negeri, untuk menilai peningkatkan kompetensi guru tersebut adalah
melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG). Penilaian kinerja Guru adalah penilaian
dari tiap butir kegiatan tugas utama Guru dalam rangka pembinaan karier
atau pembimbingan dan tugas lain yang relevan didasarkan didasarkan pada
penilaian PKG tersebut akan menjadi acuan penyusunan SKP bagi Guru PNS.
7
2. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
seluruh guru PNS di sekolah untuk memberikan informasi pentingnya SKP dan
PKG sebagai sarana penilaian prestasi dan kinerja guru sebagai pendidik. Semua
guru PNS diberikan informasi terkait SKP dan PKG sehingga semua bisa
Hubungan antara PKG dan SKP Guru mempunyai keterkaitan yang sangat
erat yang mana untuk butir kegiatan dari Unsur Utama dalam SKP Guru angka
kreditnya terdiri dari Paket dan Laporan Hasil PKG, oleh karena itu dalam
menyusun SKP Guru tidak terlepas dari PKG, dalam menyusun SKP Guru Butir
Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya (SKP) adalah rencana kerja dan
target yang akan dicapai oleh seorang pegawai. Target adalah jumlah beban kerja
yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan. Perilaku kerja adalah
setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh pegawai atau tidak
kegiatan tahunan dan target yang akan dicapai sebagai penjabaran dari sasaran dan
program yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintah. Melalui metode SKP
8
antara penilaian SKP dengan bobot penilaian 60% dan dengan penilaian perilaku
SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari dan akan digunakan sebagai
dasar penilaian prestasi kerja. Selain melakukan Kegiatan Tugas Jabatan yang
sudah menjadi tugas pokok dan fungsi, apabila ternyata terdapat tugas tambahan
terkait dengan jabatan seorang pegawai, maka dapat dinilai dan ditetapkan
diberikan oleh pimpinan/ pejabat penilai yang berkaitan dengan tugas pokok
jabatan, akan turut dinilai hasilnya sebagai bagian dari capaian SKP.
Selain hal tersebut diatas, kreativitas pegawai yang bermanfaat bagi organisasi
dan memiliki keterkaitan dalam pelaksanaan tugas pokok jabatan, akan dinilai
dengan target.
b. Dalam hal realisasi kerja melebihi target, maka penilaian capaian SKP
penilai pada formulir Penilaian SKP, dibuat menurut contoh yang merupakan
9
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
ini.
Tahapan Penilaian Perilaku Kerja PNS dilakukan dengan cara sebagai berikut
a. Nilai perilaku kerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai
berikut:
2) 76 90 : Baik
3) 61 75 : Cukup
4) 51 60 : Kurang
5) 50 ke bawah : Buruk
1) orientasi pelayanan;
2) integritas;
3) komitmen;
4) disiplin;
5) kerjasama; dan
6) kepemimpinan.
ini.
10
d. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus).
a. Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekali dalam
1 (satu) tahun.
b. Penilaian prestasi kerja dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang
d. Rekomendasi
yang dinilai.
f. Dalam hal PNS yang dinilai tidak menandatangani hasil penilaian prestasi
kerja, maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh Atasan Pejabat
Penilai.
kerja, maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh Atasan Pejabat
Penilai.
h. Dalam hal PNS yang dinilai dan Pejabat Penilai tidak menandatangani
hasil penilaian prestasi kerja, maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan
11
i. Pejabat Penilai wajib menyampaikan hasil penilaian prestasi kerja kepada
Atasan Pejabat Penilai paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak
j. Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada pengesahan dari
3.4.Tahap Pelaporan
Penyampaian Formulir SKP yang telah dibuat dilakukan dengan cara sebagai
berikut,
a. Formulir Penilaian prestasi kerja yang dibuat dan telah ditandatangani oleh
Pejabat Penilai diberikan secara langsung kepada PNS yang dinilai oleh Pejabat
Penilai.
b. Apabila tempat bekerja antara Pejabat Penilai dengan PNS yang dinilai
berjauhan, maka formulir penilaian prestasi kerja tersebut dikirimkan pada PNS
yang dinilai.
disediakan.
Pejabat Penilai paling lambat 14 (empat belas) hari kalender terhitung mulai yang
12
e. Formulir penilaian prestasi kerja yang telah dibubuhi tanda tangan oleh PNS
yang dinilai, dikirimkan oleh Pejabat Penilai kepada Atasan Pejabat Penilai dalam
f. Dalam hal seorang PNS pindah unit organisasi tetapi masih tetap dalam instansi
yang sama, maka formulir penilaian prestasi kerja tetap disimpan oleh pejabat
g. Dalam hal seorang PNS pindah dari instansi yang satu kepada instansi yang
lain, maka formulir penilaian prestasi kerja dikirimkan oleh pimpinan instansi
Penyimpanan SKP SKP yang telah dibuat dilakukan dengan cara sebagai
berikut,
a. Penilaian prestasi kerja disimpan dan dipelihara dengan baik oleh pejabat yang
3) dan seterusnya.
c. Penilaian prestasi kerja yang telah lebih dari 3 (tiga) tahun tidak digunakan lagi.
SKP, yang pada dasarnya berisi uraian tugas pokok dan fungsi dari masing-
masing pegawai dengan jabatannya. Setiap jabatan tentu sudah disertai dengan
uraian tugas pokok dan fungsinya, sehingga pada dasarnya SKP hanya
13
pokok dan fungsi terisi kemudian akan dinilai dalam beberapa aspek, yaitu
kuantitas, kualitas, waktu dan biaya. Pada kenyataannya untuk menilai seseorang
kinerja, yaitu:
1. Halo Effect, kendala ini muncul ketika orang yang menilai memiliki hubungan
menimbulkan bias.
memberikan penilaian yang terlalu baik atau terlalu buruk sehingga hanya
3. Bias Terlalu Lunak dan Terlalu Keras, bila standar penilaian prestasi tidak jelas
domonan dalam proses penilaian. Bila suatu pekerjaan atau tugas berakhir maka
penilaian akan baik pula namun jika berakhir buruk maka keseluruhan penilain
14
3.6. Usulan Perbaikan
Selain sebagai bagian penilaian prestasi kerja SKP juga dapat dijadikan
sebagai kaca untuk mengukur kepantasan diri sendiri seorang pegawai dalam
dengan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai yang memuat uraian tugas pokok dan
fungsi serta kuantitas dan kualitas pekerjaan akan dapat menilai diri sendiri,
betapa besar penghargaan yang telah diberikan oleh negara berupa gaji dan
tunjangan serta remunerasi untuk pekerjaan yang selama ini dilakukan. Jangan
sampai setelah menyusun Sasaran Kerja Pegawai, justru malahan sebenarnya apa
yang kita kerjakan tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkan oleh negara
untuk menggaji kita. Target yang akan dicapai secara jelas menggambarkan
mensosialisasikan SKP tersebut? Kiranya hal itu menjadi pertanyaan yang harus
dan tidak merasa asing terhadap apa yang disebut dengan SKP.Sangat penting
bagi BAKN dan Menpan RB sebagai instansi yang secara langsung membawahi
para PNS untuk mengetahui seberapa baik kinerja para pegawai dan salah satu
apabila SKP ini tidak hanya untuk mengukur kinerja pegawai namun dengan
15
kesadaan diri pegawai sendiri dapat menjadi bahan evaluasi bagi masing-masing
pendidikan tempat saya bekerja bahwasanya SKP dan perilaku kinerja ini selain
sebagai sebuah keharusan dalam pemenuhan syarat sebagai Pegawai Negeri Sipil
juga hasil akhirnya akan dijadikan sarana untuk peningkatan prestasi dan kinerja
bagi masing-masing individu. Oleh karena itu diharapkan instansi terkait dapat
lebih terbuka dan fleksibel dalam menanggapi setiap pertanyaan dan hal-hal yang
berhubungan dengan penyusunan SKP ini, karena bagaimanapun juga tujuan dari
adanya SKP ini selain sebagai sebuah keharusan sebagai PNS juga dapat sebagai
bahan evaluasi dan perbaikan bagi pegawai. Serta kepada atasan terkait yang
terlibat dalam proses penilaian dan pembuatan SKP diharapkan dapat mendukung
yang jujur dan terbuka agar adanya perbaikan dan peningkatan kinerja dari
16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
dalam bentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil atau
yang lebih dikenal dengan DP3 PNS yang karena banyak kekurangan-kekurangan
2011 disebutkan bahwa per 1 Januari 2014 seluruh pegawai negeri sipil (PNS)
diharapkan sudah membuat Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sebagai salah satu
Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya (SKP) adalah rencana kerja dan
target yang akan dicapai oleh seorang pegawai. Target adalah jumlah beban kerja
yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan. Perilaku kerja adalah
setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh pegawai atau tidak
kegiatan tahunan dan target yang akan dicapai sebagai penjabaran dari sasaran dan
Melalui metode SKP inilah, Penilaian prestasi kerja pegawai secara sistemik
akan menggabungkan antara penilaian SKP dengan bobot penilaian 60% dan
17
Unsur Penilaian SKP antara lain: Kuantitas, Kualitas, Waktu, Biaya. Sedangkan
2. Saran
berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan,
tujuan, jalur, rencana dan pengembangan kariernya. Apabila hasil dari penilaian
tersebut memberikan hasil nilai yang positif, maka diharapkan bisa memberikan
18
DAFTAR PUSTAKA
Pdf. Juknis penilaian SKP Perka BKN No.1 Tahun 2013 Petunjuk Teknis PP 46
Tahun 2011
Rindo. 2015. SKP Sasaran Kerja Pegawai sebagai pengganti DP3. Online.
http://www.kompasiana.com/rindo/skp-sasaran-kerja-pegawai-sebagai-
pengganti-dp3-daftar-penilaian-pelaksanaan-pekerjaan-
pns_55285f946ea834697f8b45be (diakses pada 30 Maret 2017)
19