Anda di halaman 1dari 46

INSTANSI PEMBINA JABATAN FUNGSIONAL

 Instansi yang memiliki tugas untuk mengelola jabatan fungsional


dalam rangka menjamin profesionalisme dan kontribusi jabatan
dalam pencapaian tujuan organisasi serta pengembangan karir
pejabat yang menduduki jabatan fungsional.
 Tugas :
• Menyusun :
 ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional;
 standar kompetensi Jabatan Fungsional;
 pedoman formasi Jabatan Fungsional;
 pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah/Karya Tulis
Inovasi di bidang tugas jabatan fungsional;
 Kurikulum pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional/teknis
Jabatan Fungsional;
• Menganalisis kebutuhan diklat fungsional/teknis di bidang tugas
jabatan fungsional;
• Menyelenggarakan :
 diklat fungsional/ teknis jabatan fungsional;
3
Lanjutan :
• Memfasilitasi :
 Pelaksanaan tugas pokok Jabatan Fungsional;
 Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional;
 Penyusunan dan penetapan kode etik dan etika profesi Jabatan
Fungsional; dan
• Melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional, ketentuan pelaksanaan,
dan ketentuan teknisnya;
• Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka
pembinaan karier pejabat fungsional;
• Mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional;
• Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan
Fungsional;

4
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai
berikut:

 Nilai dasar
 Kode etik dan Kode prilaku
 Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik
 Kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas
 Kualifikasi pendidikan

5
Kode etik dan kode perilaku Pejabat Fungsional
Kepegawaian:
Sesuai Pasal 5 Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakannegara;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negarasecara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
6
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan
perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN

7
1. UU Nomor 5 Th 2014 ttg Aparatur Sipil Negara
2. PP 21 tahun 2014 ttg Batas Usia Pensiun Jabatan Fungsional
3. PEPRES Nomor 17 TH 2013 ttg Tujangan Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian
4. PERMENPAN Nomor PER/36/M.PAN/11/2006 ttg Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan
Angka Kreditnya jo PERMENPAN Nomor PER/14/M.PAN/6/2008
5. PERKA BKN Nomor 67 TH 2006 ttg Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis
Kepegawaian dan Angka Kreditnya jo PERKA BKN Nomor 33 TH 2007 sebagaimana telah
diubah dalam PERKA BKN No 34 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksaan Jabatan Fungsional
Analis Kepegawaian
6. PERKA BKN Nomor 1 TH 2009 jo PERKA BKN 35 Tahun 201 ttg Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Analis Kepegawaian
7. PERKA BKN Nomor 2 TH 2009 ttg Pedoman Penulisan Karya Tulis/ Karya Ilmiah Analis
Kepegawaian
8. PERKA BKN Nomor 3 TH 2009 ttg Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Analis Kepegawaian
9. PERKA BKN Nomor 26 TH 2011 dan PERKA BKN Nomor 11 TH 2012 ttg petunjuk Teknis
Jabatan Analis dan Angka Kreditnya;
10. PERKA BKN Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Standar Kompetensi Kerja Analis Kepegawaian;
11. PERKA BKN Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penilaian Butir Kegiatan Jabatan Analis
Kepegawaian dan Angka Kreditnya;
12. PERKA BKN Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Profesi Jabatan
Fungsional Analis Kepegawaian.

8
1. UU Nomor 5 Th 2014 ttg Aparatur Sipil Negara
2. P P Nomor 16 TH 1994 ttg Jabatan Fungsional PNS Jo PP Nomor
40 Tahun 2010
3. KEPPRES Nomor 87 TH 1999 ttg Rumpun Jabatan Fungsional PNS
4. PERMENPAN Dan RB Nomor 40 Tahun 2012 ttg Jabatan
Fungsional Auditor Kepegawaian Dan Angka Kreditnya
5. PERKA BKN Nomor 15 Tahun 2011 ttg Pedoman Audit Kepegawaian
6. PERKA BKN Nomor 4 TH 2013 ttg Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Menpan Dan RB Nomor 40 Tahun 2012
7. PERKA BKN Nomor 2 Tahun 2014 ttg Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Penyesuaian/Inpassing Jabatan Fungsional Auditor
Kepegawaian

9
1. UU Nomor 5 Th 2014 ttg Aparatur Sipil Negara
2. P P Nomor 16 TH 1994 ttg Jabatan Fungsional PNS Jo PP Nomor
40 Tahun 2010
3. KEPPRES Nomor 87 TH 1999 ttg Rumpun Jabatan Fungsional PNS
4. PERMENPAN Dan RB Nomor 41 Tahun 2012 ttg Jabatan
Fungsional Assessor SDM Aparatur Dan Angka Kreditnya
5. PERKA BKN Nomor 16 TH 2012 ttg ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Menpan Dan RB Nomor 41 Tahun 2012
6. PERKA BKN Nomor 23 Tahun 2013 ttg Pedoman
Penyelenggaraan Diklat Jabatan Fungsional Assessor SDM
Aparatur
7. PERKA BKN N omor 24 Tahun 2013 ttg Standar Kompetensi
Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur
8. PERKA BKN Nomor 6 Tahun 2014 ttg Pedoman Penyusunan
Formasi Jabatan Fungsional Assesor SDM Aparatur

10
PNS yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan
manajemen PNS dan pengembangan
sistem manajemen PNS

11
 Analis Kepegawaian Keterampilan
dalam pelaksanaan pekerjaannya
mempergunakan prosedur dan teknik
kerja tertentu.
 Analis Kepegawaian Keahlian dalam
pelaksanaan pekerjaannya didasarkan
atas disiplin ilmu pengetahuan,
metodologi dan teknik analisis tertentu.

12
Tugas Pokok Analis Kepegawaian

Melakukan kegiatan manajemen PNS dan


pengembangan sistem manajemen PNS.

13
Manajemen PNS adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan
efisiensi,efektivitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas,
fungsi dan kewajiban kepegawaian yang terdiri atas:
1. Penyusunan dan penetapan kebutuhan
2. pengadaan;
3. pangkat dan jabatan;
4. pengembangan karier
5. pola karier;
6. promosi;
7. mutasi;
8. penilaian kinerja;
9. penggajian dan tunjangan;
10. penghargaan;
11. disiplin;
12. pemberhentian;
13. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
14. perlindungan.

14
Pengembangan sistem manajemen PNS adalah Kebijakan
manajemen PNS mencakup norma, standar, prosedur meliputi :

1. Pengembangan sistem pengadaan kepegawaian

2. Pengembangan sistem mutasi

3. Pengembangan sistem kesejahteraan

4. Pengembangan sistem ketatausahaan

15
PENGANGKATAN DALAM JABATAN ANALIS
KEPEGAWAIAN
1. Pengangkatan Pertama Kali
A. PNS yang diangkat pertama kali dalam jabatan Analis
Kepegawaian Keterampilan harus memenuhi syarat:
 berijazah paling rendah Diploma III (D-III): Ilmu Kepegawaian,
Ilmu Ekonomi Manajemen SDM, Ilmu Manajemen
Administrasi, Ilmu Administrasi Perkantoran, dan Ilmu
Kesekretariatan.
 pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c;
 setiap unsur penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
 telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis
Kepegawaian Keterampilan.
16
B. PNS yang diangkat pertama kali dalam jabatan Analis
Kepegawaian Keahlian harus memenuhi syarat:
 berijazah paling rendah Strata Satu (S-1)/Diploma IV (D-IV):
Ilmu Kepegawaian, Ilmu Manajemen, Ilmu Politik, Ilmu
Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Publik, Ilmu Hukum,
Ilmu Pemerintahan, Ilmu Sosial Politik, Ilmu Kebijakan
Publik, Ilmu Ekonomi Manajemen SDM, dan Ilmu Sosiologi.
 memiliki pangkat paling rendah Penata Muda golongan
ruang III/a;
 setiap unsur penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai
baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
 telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis
Kepegawaian Keahlian.

17
2. Pengangkatan melalui perpindahan jabatan

 untuk kategori Analis jenjang keterampilan


dan keahlian :

◊ memiliki pengalaman dibidang analis kepegawaian minimal


2 th
◊ usia setinggi-tingginya 5 th sebelum mencapai usia
pensiun jabatan terakhir yang didudukinya
◊ setiap unsur penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai
baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
◊ telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis
Kepegawaian

18
penetapan angka kredit awal, dilakukan dengan
penghitungan angka kredit selama melaksanakan
tugas pengelolaan kepegawaian, mulai dari
pendidikan, diklat, prajabatan, kegiatan manajemen
PNS dan pengembangan sistem manajemen PNS,
penunjang kegiatan lainnya melalui pengusulan
penetapan angka kredit, hasilnya PAK, baru
dibuatkan SK pengangkatannya

19
3.Pengangkatan melalui penyesuaian/inpassing
A. Untuk Analis Kepegawaian Keterampilan :
 berijazah paling rendah Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat;
 memiliki pengalaman di bidang manajemen PNS paling singkat 3
(tiga) tahun secara kumulatif sebelum diangkat menjadi Pejabat
Fungsional Analis Kepegawaian;
 memiliki pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c;
 usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;
 setiap unsur penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
 telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian
Keterampilan.
B. Untuk Analis Kepegawaian Keahlian :
 berijazah paling rendah Strata Satu (S-1)Diploma IV (D-IV,);
 memiliki pengalaman di bidang manajemen PNS paling singkat 3
(tiga) tahun secara kumulatif sebelum diangkat menjadi Pejabat
Fungsional Analis Kepegawaian;
 memiliki pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang III/a;
 usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;
 setiap unsur penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
 telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian
Keahlian.

20
Lanjutan
 Angka kredit kumulatif untuk pengangkatan dalam jabatan
Analis Kepegawaian Keterampilan dan Analis Kepegawaian
Keahlian dalam Lampiran V dan Lampiran VI Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/14/M.PAN/6/2008.
 Pengangkatan PNS dalam jabatan Analis Kepegawaian
dimaksud dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan nyata
yang diperlukan dan setelah mendapat pertimbangan teknis
secara tertulis dari Badan Kepegawaian Negara selaku
Instansi Pembina Jabatan Analis Kepegawaian.
 Pengangkatan PNS melalui penyesuaian/inpassing harus
sudah selesai dilaksanakan paling lambat pada tanggal 31
Desember 2016.

21
Penulisan Karya tulis/ilmiah bagi Analis
Kepegawaian:

Analis kepegawaian yang secara bersama-sama membuat karya


tulis/ilmiah, pembagiannya sbb :
60% bagi penulis utama
40% dibagi rata untuk penulis pembantu (maks.3 orang)

Analis kepegawaian wajib mencatat/menginventarisasi


seluruh kegiatan yang dilakukan.
Penilaian dan penetapan AK paling singkat 2 kali dalam 1 tahun (3
bulan sebelum periode KP).

22
Formasi jabatan fungsional
Auditor kepegawaian
1. Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Auditor
Kepegawaian dilakukan karena adanya lowongan formasi
2. Lowongan Formasi Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian
3. Formasi Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian pada instansi
Pemerintah Pusat/Daerah disusun berdasarkan analisis jabatan
dan penghitungan beban kerja
4. Penetapan formasi didasarkan pada indikator jumlah instansi yg
menjadi beban tugas dan luas wilayah kerja

1. Direktorat wasdalpeg paling banyak 45 org


2. Kantor Regional BKN 15 org
3. Instansi Pusat 9 org
4. Provinsi 9 org
5. Kabupaten/Kota 5 org

23
JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
KEPEGAWAIAN
Jabatan yang mempunyai ruang lingkup,
tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak
untuk melakukan kegiatan pengawasan
dan pengendalian (wasdalpeg) pada
instansi pemerintah pusat dan daerah,
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
24
AUDITOR KEPEGAWAIAN
PNS yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan wasdalpeg pada
instansi pemerintah pusat dan daerah
sesuai peraturan perundang-undangan

25
Tugas Pokok
1) Melaksanakan wasdalpeg (kegiatan memeriksa,
mengevaluasi, memantau dan melakukan tindakan
korektif terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang kepegawaian yang dapat dilakukan
secara reguler, reviu, dan investigasi).
a) wasdalpeg kompleksitas rendah pelaksanaan
kegiatan wasdalpeg yang memerlukan analisis dan
pertimbangan profesional yang rendah, disertai
dengan supervisi yang ketat.
b) wasdalpeg kompleksitas tinggi pelaksanaan
kegiatan wasdalpeg yang memerlukan analisis dan
pertimbangan profesional yang tinggi, disertai
dengan supervisi yang ketat.
26
Wewenang

•meminta
•menetapkan jenis keterangan/
•mengamankan dokumen/
•memeriksa dan meneliti fisik bahan/data
•kewenangan lain

Bertanggung jawab kepada pimpinan instansi/unit kerja

27
Apa saja yang perlu di wasdal ?

● Formasi, pengadaan, pengangkatan (penempatan)


● kedudukan, status
● kewajiban, dan hak
● karir  ren, bang dan pola karir
● skj, diklat, jabatan
Keseluruhan proses dan produk ● pangkat/jabatan PAK untuk JFT
administrasi kepegawaian ● kinerja  skp
sejak masuk hingga berhenti, al: ● disiplin  tidak dijatuhi sanksi , pengaktifan kemba
● kesejahteraan
● penghargaan
● MPP/uang tunggu
● pemberhentian  tanpa alasan yang sah
● pensiun

Kasus-kasus kepeg
Pelaksanaan Tugas

mandiri tim

• Ketua (min.Audiwan Muda)


• Minimal Audiwan Muda
• Anggota (max. 4 org)

29
Jenjang Jabatan/pangkat
Auditor Kepegawaian

a. Jenjang Audiwan Pertama ( III/a - III/b )


b. Jenjang Audiwan Muda ( III/c - III/d )
c. Jenjang Audiwan Madya ( IV/a, IV/b, IV/c )

Jenjang jabatan dan pangkat dapat tidak sesuai seperti


jenjang dan pangkat di atas

30
Formasi jabatan fungsional assesor SDM
Aparatur
1. BKN paling banyak 110
2. Instansi pusat diluar BKN 50
3. Dilingkungan provinsi 30
4. Dilingkungan kabupaten/kota 10
TATA CARA PENGHITUNGAN Formasi jabatan fungsional
assesor sdm aparatur
1. Jabatan Fungsional Assesor SDM Aparatur Pertama :
(Σ Es V + Σ JFU + Σ JFT1) : X
Assesor SDM Aparatur Pertama =
P
Keterangan :
Es IV : Jumlah PNS yang menduduki jabatan struktural eselon IV dalam suatu
instansi.
JFU : Jumlah PNS yang menduduki jabatan fungsional umum dalam suatu organisasi.
JFT1 : Jumlah PNS yang menduduki tertentu (non guru dan non kesehatan) tingkat
terampil dengan jenjang jabatan pelaksana pemula dan pelaksana.
X : Asumsi pelaksanaan penilaian kompetensi terhadap seorang PNS dilakukan setiap
3 (tiga) tahun.
P : Standar kemampuan Assesor mengassess PNS dalam 1 (satu) tahun sebanyak 120
(seratus dua puluh) orang.
2. Jabatan Fungsional Assesor SDM Aparatur Muda:

(Σ Es IV + Σ JFT2) : X
Assesor SDM Aparatur Muda =
Q
Keterangan :
Es V : Jumlah PNS yang menduduki jabatan struktural eselon V
dalam suatu instansi.
JFT2: Jumlah PNS yang menduduki tertentu (non guru dan non
kesehatan) tingkat ahli dengan jenjang pertama dan muda, serta
tingkat terampil dengan jenjang jabatan pelaksana lanjutan dan
penyelia.
X : Asumsi pelaksanaan penilaian kompetensi terhadap seorang
PNS dilakukan setiap 3 (tiga) tahun.
Q : Standar kemampuan Assesor mengassess PNS dalam 1
(satu) tahun sebanyak 72 (tujuh puluh dua) orang.
3. Jabatan Fungsional Assesor SDM Aparatur Madya :

(Σ Es III + Σ JFT3) : X
Assesor SDM Aparatur Madya =
R
Keterangan :
Es III : Jumlah PNS yang menduduki jabatan struktural
eselon III dalam suatu instansi.
JFT3: Jumlah PNS yang menduduki tertentu (non guru dan non
kesehatan) tingkat ahli dengan jenjang Madya yang ada di suatu
instansi.
X : Asumsi pelaksanaan penilaian kompetensi terhadap seorang
PNS dilakukan setiap 3 (tiga) tahun.
R : Standar kemampuan Assesor mengassess PNS dalam 1
(satu) tahun sebanyak 36 (tiga puluh enam) orang.
4. Jabatan Fungsional Assesor SDM Aparatur Utama:
(Σ Es II + Σ JFT4) : X
Assesor SDM Aparatur Utama =
S
Keterangan :
Es II : Jumlah PNS yang menduduki jabatan struktural eselon II dalam suatu
instansi.
JFT4: Jumlah PNS yang menduduki tertentu (non guru dan non kesehatan)
dengan jenjang Utama yang ada di suatu instansi.
X : Asumsi pelaksanaan penilaian kompetensi terhadap seorang PNS
dilakukan setiap 3 (tiga) tahun.
R : Standar kemampuan Assesor mengassess PNS dalam 1 (satu) tahun
sebanyak 36 (tiga puluh enam) orang.
ASSESOR SDM APARATUR
PNS yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk
melakukan Penilaian kompetensi
Manajerial Pegawai Aparatur Sipil
Negara, yaitu: Membandingkan
kompetensi yg dimiliki dengan
kompetensi Jabatan yg dipersyaratkan
Assesor SDM Aparatur dalam
pelaksanaan pekerjaannya dilandasi
pada ilmu pengetahuan, metodologi,
Teknik Analisis berdasarkan
sertifikasi yang setara dengan
keahlian yang ditentukan.
Tugas Pokok
Melakukan kegiatan penilaian kompetensi
manajerial, yang meliputi pelaksanaan penilaian,
monitoring dan evaluasi pelaksanaan penilaian dan
pemanfaatan hasil penilaian, serta pengembangan
metode penilaian.
Assessor
Assessor
•• Pembina
Pembina Utama
Utama Madya,
Madya, golongan
golongan ruang IV/d;dan
ruang IV/d;dan Utama
Utama
•• Pembina
Pembina Utama,
Utama, golongan
golongan ruang IV/e
ruang IV/e
•• Pembina, golongan ruang IV/a
Pembina, golongan ruang IV/a Assessor
Assessor
Madya
Madya
•• Pembina
Pembina Tingkat
Tingkat I,
I, golongan
golongan ruang IV/b
ruang IV/b
•• Pembina
Pembina Utama
Utama Muda,
Muda, golongan
golongan ruang IV/c
ruang IV/c
Assessor
Assessor
•• Penata,
Penata, golongan
golongan ruang III/c
ruang III/c Muda
Muda
• Penata
Penata Tingkat
Tingkat I,
I, golongan
golongan ruang III/d
ruang III/d
Assessor
Assessor
Pertama
Pertama
•• Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
Jenjang Jabatan & Pangkat
•• suatu proses penilaian kompetensi dengan menggunakan alat ukur wawancara
suatu proses penilaian kompetensi dengan menggunakan alat ukur wawancara
kompetensi tingkat
kompetensi tingkat kompleks,
kompleks, psikotes
psikotes dan
dan paling
paling kurang
kurang 33 (tiga)
(tiga) simulasi tingkat
simulasi tingkat Kompleks
kompleks
kompleks
•• merupakan alat ukur yang dipergunakan untuk menggali kompetensi tertentu,
merupakan alat ukur yang dipergunakan untuk menggali kompetensi yang
tertentu, yang
disusun sesuai
disusun sesuai dengan
dengan kebutuhan
kebutuhan antar
antar instansi
instansi dan
dan bersifat nasional.
bersifat nasional.
•• suatu proses penilaian kompetensi dengan menggunakan alat ukur wawancara
suatu proses penilaian kompetensi dengan menggunakan alat ukur wawancara Sedang
tingkat sedang, psikotes dan paling kurang 2 (dua) simulasi tingkat sedang
kompetensi tingkat sedang, psikotes dan paling kurang 2 (dua) simulasi tingkat sedang
kompetensi
•• merupakan
merupakan alat ukur yang dipergunakan untuk menggali
alat ukur yang dipergunakan untuk menggali kompetensi
kompetensi tertentu, yang
tertentu, yang
disusun sesuai
disusun sesuai dengan
dengan kebutuhan
kebutuhan lingkup instansinya.
lingkup instansinya.
•• suatu
suatu proses
proses penilaian
penilaian kompetensi
kompetensi dengan
dengan menggunakan
menggunakan alat
alat ukur
ukur paling kurang
paling kurang
wawancara kompetensi tingkat sederhana, psikotes
wawancara kompetensi tingkat sederhana, psikotes dan/atau
dan/atau ditambah
ditambah dengan paling
dengan paling Sederhana
kurang 11 (satu)
kurang (satu) simulasi
simulasi tingkat sederhana
tingkat sederhana
•• merupakan
merupakan alat
alat ukur
ukur yang
yang dipergunakan
dipergunakan untuk
untuk menggali
menggali kompetensi
kompetensi tertentu, yang
tertentu, yang
disusun sesuai
disusun sesuai dengan
dengan kebutuhan
kebutuhan lingkup
lingkup unit kerjanya.
unit kerjanya.
Metode Penilaian
• Administrator metode kompleks
• Mengendalikan mutu
Assessor Utama
• Merancang kebijakan metode penilaian
• Assessor metode kompleks
• Administrator metode sedang
Assessor Madya
• Merancang psikotes/simulasi
• Assessor metode sedang
• Administrator metode sederhana
Assessor Muda
• Mempersiapkan bahan rancangan pembuatan psikotes
• Assessor metode sederhana
Pertama
• Tester
• Mempersiapkan bahan-bahan penilaian kompetensi
Assessor
Butir Kegiatan
Karya tulis/ilmiah :

Assesor yang secara bersama-sama membuat karya tulis/ilmiah,


pembagiannya sbb :
60% bagi penulis utama
40% dibagi rata untuk penulis pembantu (maks.2 orang)

50% bagi penulis utama


25% bagi penulis pembantu (maks.3 orang)

40% bagi penulis utama


20% bagi penulis pembantu (maks.4 orang)
Penilaian angka kredit
JABATAN FUNGSIONAL KEPEGAWAIAN

Penilaian angka kredit bagi Assesor SDM Aparatur yang melaksanakan


tugas satu tingkat di atas /di bawah jenjang jabatannya, penilaiannya
ditetapkan sebagai berikut :
a. 80 % (delapan puluh persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan
bagi yang melaksanakan tugas satu tingkat di atas jenjang
jabatannya (terampil atau ahli);
b. 100 % (seratus persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan bagi
yang melaksanakan tugas satu tingkat di bawah jenjang jabatannya
(terampil atau ahli);
Jumlah angka kredit kumulatif minimal :
a. Paling rendah 80% dari unsur utama
b. Paling tinggi 20% dari unsur penunjang

 Assesor pertama, pangkat Penata Muda Tingkat 1, golongan


ruang III/b yang akan naik jenjang jabatan/pangkat
Assesor Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c angka
kredit yang disyaratkan paling sedikit 2 dari unsur
pengembangan profesi.
 Assesor Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c yang
akan naik jenjang jabatan/pangkat menjadi Penata Tingkat I
golongan ruang III/d, angka kredit yang disyaratkan paling
sedikit 4 dari unsur pengembangan profesi.
 Assesor Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/d yang
akan naik jenjang jabatan/pangkat menjadi Assesor Madya,
pangkat pembina golongan ruang IV/a, angka kredit yang
disyaratkan paling sedikit 6 dari unsur pengembangan
profesi.
 Assesor Madya, pangkat Penata, golongan ruang IV/a yang
akan naik jenjang pangkat menjadi Penata Tingkat I
golongan ruang IV/b, angka kredit yang disyaratkan paling
sedikit 8 dari unsur pengembangan profesi.
 Assesor Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang
IV/b yang akan naik pangkat menjadi Pembina Utama Muda
golongan ruang IV/c, angka kredit yang disyaratkan paling
sedikit 10 dari unsur pengembangan profesi.
 Assesor Madya, pangkat Pembina Utama Muda golongan
ruang IV/b yang akan naik jenjang jabatan/pangkat menjadi
Assesor Utama pangkat Pembina Utama Madya, golongan
ruang IV/d, angka kredit yang disyaratkan paling sedikit 12
dari unsur pengembangan profesi.
 Assesor Utama, pangkat Pembina Utama Muda, golongan
ruang IV/d yang akan naik jenjang pangkat menjadi
Pembina Utama golongan ruang IV/e, angka kredit yang
disyaratkan paling sedikit 8 dari unsur pengembangan
profesi.
 Assesor yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang
ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi,
kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan
pangkat berikutnya.

 Assesor pada tahun pertama yang telah memenuhi atau melebihi


angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dalam
masa pangkat yang didudukinya, pada tahun kedua wajib
mengumpulkan paling sedikit 20% angka kredit dari jumlah angka
kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan atau pangkat
setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan tugas pokok dan
pengembangan profesi

Anda mungkin juga menyukai