Anda di halaman 1dari 13

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN:

1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi
Pejabat Fungsional;
3. Peraturan Presiden Nomor 17 TH 2013 Tentang Tunjangan Jabatan Fungsional
Analis;
4. Peraturan MENPAN Nomor PER/36/M.PAN/11/2006 Tentang Jabatan
Fungsional Analis Kepegawaian dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan MENPAN Nomor PER/14/M.PAN/6/2008;
5. Peraturan Kepala BKN Nomor 67 TH 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan Angka Kreditnya sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 33 TH 2007;
6. Peraturan Kepala BKN Nomor 1 TH 2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Analis;
7. Peraturan Kepala BKN Nomor 2 TH 2009 Tentang Pedoman Penulisan Karya
Tulis/ Karya Ilmiah Analis;
8. Peraturan Kepala BKN Nomor 3 TH 2009 tentang Pedoman Penyusunan Formasi
Jabatan Analis;
9. Peraturan Kepala BKN Nomor 26 TH 2011 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Analis Kepegawaian Keterampilan dan Angka Kreditnya;
10.Peraturan Kepala BKN Nomor 11 TH 2012 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Analis Kepegawaian Keahlian dan Angka Kreditnya;
11.Peraturan Kepala BKN Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Standar Kompetensi Kerja
Analis Kepegawaian.

INSTANSI PEMBINA:
Badan Kepegawaian Negara (BKN) selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional
Analis Kepegawaian:
1. Instansi yang memiliki tugas untuk mengelola jabatan fungsional Analis
Kepegawaian dalam rangka menjamin profesionalisme dan kontribusi jabatan
dalam pencapaian tujuan organisasi serta pengembangan karir pejabat yang
menduduki jabatan fungsional;
2. Tugas:
a. Menyusun:
1) ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional Analis;
2) standar kompetensi Jabatan Fungsional Analis;
3) pedoman formasi Jabatan Fungsional Analis;
4) pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah/Karya Tulis Inovasi di bidang
tugas jabatan fungsional Analis;
5) Kurikulum pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional/teknis Jabatan
Fungsional Analis;
b. Menganalisis kebutuhan diklat fungsional/teknis di bidang tugas jabatan
fungsional Analis;
c. Menyelenggarakan:
1) diklat fungsional/ teknis jabatan fungsional Analis;
2) uji kompetensi;
3) Sertifikasi Profesi.
d. Memfasilitasi:
1) Pelaksanaan tugas pokok Jabatan Fungsional Analis;
2) Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Analis;
3) Penyusunan dan penetapan kode etik dan etika profesi Jabatan
Fungsional Analis Kepegawaian.
e. Melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian, ketentuan
pelaksanaan, dan ketentuan teknisnya;
f. Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka pembinaan
karier pejabat fungsional Analis;
g. Mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Analis;
h. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis
Kepegawaian.
PENGERTIAN:
1. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan manajemen PNS dan pengembangan
system manajemen PNS;
2. Manajemen PNS adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan
kewajiban kepegawaian yang terdiri dari atas formasi dan pengadaan, mutasi,
pendidikan dan pelatihan (diklat), gaji, tunjangan dan kesejahteraan,
ketatausahaan kepegawaian, disiplin dan pengendalian kepegawaian,
pemberhentian dan laporan;
3. Pengembangan sistem menajemen PNS adalah kebijakan manajemen PNS
mencakup norma, standar, prosedur mengenai sistem pengadaan
kepegawaian, sistem mutasi, sistem ketatausahaan kepegawaian dan sistem
gaji, tunjangan dan kesejahteraan;
4. Analis Kepegawaian Keterampilan adalah Analis Kepegawaian yang dalam
pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu;
5. Analis Kepegawaian Keahlian adalah Analis Kepegawaian yang dalam
pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan,
metodologi dan teknik analisis tertentu.
TUGAS POKOK:
Melakukan kegiatan manajemen PNS dan pengembangan sistem manajemen PNS
sebagaimana diatur dalam Peraturan MENPAN Nomor PER/36/M.PAN/11/2006
tentang Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan Angka Kreditnya sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan MENPAN Nomor PER/14/M.PAN/6/2008.
JENJANG JABATAN:
1. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Keterampilan yang paling rendah
sampai dengan yang paling tinggi, terdiri dari:
a. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Pelaksana; Pengatur, golongan
ruang II/c; dan Pengatur Tk. I, golongan ruang II/d;
b. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan; dan Penata
Muda, golongan ruang III/a dan Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b;
c. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Penyelia. Penata, golongan ruang
III/c; dan Penata Tk. I, golongan ruang III/d.
2. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Keahlian yang paling rendah sampai
dengan yang paling tinggi, terdiri dari:
a. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Pertama; Penata Muda, golongan
ruang III/a; dan Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b;
b. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Muda; dan Penata, golongan ruang
III/c dan Penata Tk. I, golongan ruang III/d;
c. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Madya. Pembina, golongan ruang
IV/a; Pembina Tk. I, golongan ruang IV/b; dan Pembina Utama Muda,
golongan ruang IV/c.
TIM PENILAI:
1. Pengertian: Tim Penilai Angka Kredit adalah Tim penilai yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang dan bertugas untuk menilai prestasi
kerja Analis Kepegawaian;
2. Susunan Tim Penilai:
a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis;
b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota dari unsur kepegawaian;
1) Seorang Sekretaris merangkap anggota;
2) Paling kurang 4 (empat) orang anggota (paling kurang 2 (dua) orang dari
Pejabat Analis Kepegawaian).
3. Kedudukan dan kewenangan Tim Penilai:
a. Tim Penilai Pusat melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi
Analis Kepegawaian Madya di lingkungan BKN dan Instansi lain serta Instansi
yang belum memiliki Tim Penilai;
b. Tim Penilai Sekretaris Utama melakukan penilaian dan penetapan angka
kredit bagi Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis
Kepegawaian Penyelia dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan
Analis kepegawaian Muda di lingkungan BKN Pusat;
c. Tim Penilai Kantor Regional BKN melakukan penilaian dan penetapan angka
kredit bagi Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis
Kepegawaian Penyelia dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan
Analis kepegawaian Muda di lingkungan Kantor Regional BKN masing-
masing;
d. Tim Penilai Instansi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi
Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis Kepegawaian Penyelia
dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan Analis kepegawaian Muda
di lingkungan Instansi Pusat;
e. Tim Penilai Provinsi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi
Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis Kepegawaian Penyelia
dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan Analis kepegawaian Muda
di lingkungan Provinsi masingmasing;
f. Tim Penilai Kabupaten/Kota melakukan penilaian dan penetapan angka
kredit bagi Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis
Kepegawaian Penyelia dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan
Analis kepegawaian Muda di lingkungan Kabupaten/Kota masing-masing;
Apabila Tim Penilai belum terbentuk penilaian dan penetapan angka kredit
bagi Analis Kepegawaian dapat dimintakan kepada Tim Penilai terdekat
sesuai dengan Pasal 20 Peraturan MENPAN Nomor 4 PER-
36/M.PAN/11/2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MENPAN
Nomor PER-14/M.PAN/6/2008. Pembentukan dan Susunan Anggota Tim
Penilai harus mendapat rekomendasi dari Kepala BKN/Kepala Kantor
Regional BKN (Pasal 8 Perka BKN Nomor 67 Tahun 2006)
MEKANISME PENGANGKATAN:
1. Pengangkatan Pertama:
a. Jenjang Analis Kepegawaian Terampil:
1) Berijazah paling rendah Diploma III (DIII) Bidang: Ilmu Kepegawaian, Ilmu
Ekonomi, Manajemen SDM, Ilmu Manajemen Adminitrasi, Ilmu
Administrasi Perkantoran, dan Ilmu Kesekretariatan;
2) Pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c;
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir; dan
4) Telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian
Keterampilan, kecuali yang memiliki ijazah DIII Kepegawaian.
b. Jenjang Analis Kepegawaian Ahli:
1) Berijazah paling rendah Strata Satu (S1)/ Diploma IV (DIV) Kepegawaian.
Strata Satu (S1) Bidang : Ilmu Kepegawaian, Ilmu Manajemen, Ilmu
Politik, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Adminitrasi Publik, Ilmu Hukum,
Ilmu Pemerintahan, Ilmu Sosial Politik, Ilmu Kebijakan Publik, Ekonomi
Manajemen SDM, Ilmu Sosiologi, dan Ilmu Humaniora;
2) Memiliki pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir; dan;
4) Telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian
Keahlian, kecuali yang memiliki ijazah DIV Kepegawaian. Pengangkatan
Pertama sebagaimana dimaksud adalah pengangkatan untuk mengisi
lowongan formasi jabatan Analis Kepegawaian melalui pengangkatan
CPNS.
2. Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan Analis Kepegawaian
(perpindahan jabatan)
a. Berijazah DIII atau S1 sesuai kualifikasi yang ditentukan;
b. Memiliki pengalaman dalam kegiatan manajemen PNS/ pengembangan
sistem manajemen PNS paling singkat 2 (dua) tahun;
c. Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional Analis;
d. Usia paling tinggi 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun dari
jabatan terakhir yang didudukinya; dan
e. Unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
3. Pengangkatan Ketentuan Peralihan:
a. Untuk jenjang keterampilan:
1) Berijazah paling rendah SMA atau yang sederajat;
2) Memiliki pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c;
3) Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;
4) Memiliki pengalaman di bidang Manajemen PNS paling singkat 3 (tiga)
tahun;
5) Unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
dan
6) Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional Analis Kepegawaian
Keterampilan.
b. Untuk jenjang keahlian:
1) Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Dilpoma IV (D.IV) sesuai dengan
kualifikasi yang ditentukan;
2) Memiliki pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;
3) Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;
4) Memiliki pengalaman di bidang Manajemen PNS paling singkat 3 (tiga)
tahun;
5) Unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
6) Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional Analis Kepegawaian Keahlian.
Pengangkatan dalam jabatan Fungsional Analis Kepegawaian ditetapkan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah setelah mendapat
rekomendasi/surat pertimbangan Kepala BKN.
DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN:
1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi
Pejabat Fungsional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 TH 1994 Tentang Jabatan Fungsional PNS Jo
PP Nomor 40 Tahun 2010;
4. Keputusan Presiden Nomor 87 TH 1999 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional
PNS; 4.
5. Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012 Tentang
Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka Kreditnya;
6. Peraturan Kepala BKN Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Audit
7. Peraturan Kepala BKN Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Menpan dan RB Nomor 40 Tahun 2012;
8. Peraturan Kepala BKN Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Penyesuaian/Inpassing Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian.
INSTANSI PEMBINA:
Badan Kepegawaian Negara selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor
Kepegawaian:
1. Instansi yang memiliki tugas untuk mengelola jabatan fungsional Auditor
Kepegawaian dalam rangka menjamin profesionalisme dan kontribusi jabatan
dalam pencapaian tujuan organisasi serta pengembangan karir pejabat yang
menduduki jabatan fungsional Auditor Kepegawaian. 2. Tugas : a. Menyusun :
1) Ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional Auditor 2)
standar kompetensi Jabatan Fungsional Auditor 3) pedoman formasi Jabatan
Fungsional Auditor 4) pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah/Karya Tulis
Inovasi di bidang tugas jabatan fungsional Auditor 5) Kurikulum pendidikan dan
pelatihan (diklat) fungsional/teknis Jabatan Fungsional Auditor b. Menganalisis
kebutuhan diklat fungsional/teknis di bidang tugas jabatan fungsional Auditor 7
8 c. Menyelenggarakan : 1) diklat fungsional/teknis jabatan fungsional Auditor 2)
uji kompetensi; 3) Sertifikasi Profesi. d. Memfasilitasi : 1) Pelaksanaan tugas pokok
Jabatan Fungsional Auditor 2) Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional
Auditor 3) Penyusunan dan penetapan kode etik dan etika profesi Jabatan
Fungsional Auditor Kepegawaian e. Melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional
Auditor Kepegawaian, ketentuan pelaksanaan, dan ketentuan teknisnya; f.
Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka pembinaan karier
pejabat fungsional Auditor g. Mengembangkan sistem informasi Jabatan
Fungsional Auditor h. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan
Fungsional Auditor Kepegawaian. B. PENGERTIAN : 1. Jabatan Fungsional Auditor
Kepegawaian adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan pengawasan dan
pengendalian (wasdalpeg) pada instansi pemerintah pusat dan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan; 2. Auditor Kepegawaian adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan wasdalpeg pada instansi
pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan; 3.
Wasdalpeg adalah seluruh proses kegiatan memeriksa, mengevaluasi, memantau
dan melakukan tindakan korektif terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang kepegawaian yang dapat dilakukan secara reguler, reviu, dan
investigasi. 4. Wasdalpeg kompleksitas rendah adalah pelaksanaan kegiatan
wasdalpeg yang memerlukan analisis dan pertimbangan profesional yang rendah,
disertai dengan supervisi yang ketat; 5. Wasdalpeg kompleksitas tinggi adalah
pelaksanaan kegiatan wasdalpeg yang memerlukan analisis dan pertimbangan
profesional yang tinggi, disertai dengan supervisi yang ketat 8
9 C. KUALIFIKASI AUDITOR KEPEGAWAIAN : Kualifikasi pelaksanaan tugas dan
fungsi Auditor Kepegawaian mensyaratkan penguasaan pengetahuan peraturan
perundangundangan di bidang kepegawaian, analisis permasalahan di bidang
kepegawaian dengan menggunakan teknologi informasi D. TUGAS POKOK
Melaksanakan pengawasan, pengendalian kepegawaian (wasdalpeg) sesuai
dengan Peraturan MENPAN dan RB Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Jabatan
Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka Kreditnya. E. JENJANG JABATAN
Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian yang paling rendah sampai dengan yang
paling tinggi, terdiri dari : 1. Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian Pertama;
Penata Muda, golongan ruang III/a; dan Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b. 2.
Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian Muda; dan Penata, golongan ruang III/c
dan Penata Tk. I, golongan ruang III/d. 3. Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian
Madya. Pembina, golongan ruang IV/a; Pembina Tk. I, golongan ruang IV/b; dan
Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. 4. TIM PENILAI: 1. Pengertian Tim
Penilai Auditor Kepegawaian adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat
yang berwenang dan bertugas untuk memberikan pertimbangan dan menilai
prestasi kerja Auditor Kepegawaian. 2. Susunan Tim Penilai : a. Seorang Ketua
merangkap anggota dari unsur teknis; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Seorang Sekretaris merangkap anggota dari unsur kepegawaian; d. Paling kurang
4 (empat) orang anggota (paling kurang 2 (dua) orang dari Pejabat Auditor
Kepegawaian). 3. Kedudukan dan kewenangan Tim Penilai : 9
10 a. Tim Penilai Pusat melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi
Auditor Kepegawaian Madya pangkat Pembina TK. I golongan ruang IV/b dan
Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c di lingkungan BKN dan Instansi lain; b.
Tim Penilai Deputi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Auditor
Kepegawaian Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan
Auditor Kepegawaian Madya pangkat pembina golongan ruang IV/a di lingkungan
BKN Pusat; c. Tim Penilai Regional melakukan penilaian dan penetapan angka kredit
bagi Auditor Kepegawaian Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a
sampai dengan Auditor Kepegawaian Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a
di lingkungan Kantor Regional BKN; d. Tim Penilai Instansi melakukan penilaian dan
penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian Pertama pangkat Penata Muda
golongan ruang III/a sampai dengan Auditor Kepegawaian Madya pangkat Pembina
golongan ruang IV/a di lingkungan Instansi masing-masing; e. Tim Penilai Provinsi
melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian
Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Auditor
Kepegawaian Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Provinsi;
f. Tim Penilai Kabupaten/Kota melakukan penilaian dan penetapan angka kredit
bagi Auditor Kepegawaian Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a
sampai dengan Auditor Kepegawaian Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a
di lingkungan Kabupaten/Kota; Apabila Tim Penilai belum terbentuk penilaian dan
penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian dapat dimintakan kepada Tim
Penilai terdekat sesuai dengan Pasal 25 ayat (1), (2) dan (3) Peraturan MENPAN dan
Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun MEKANISME PENGANGKATAN : 1.
Pengangkatan Pertama Kali a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/ Diploma IV
(DIV) bidang manajemen, hukum, administrasi, dan sosial politik; b. Paling rendah
pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a; c. Nilai prestasi kerja paling kurang
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; d. Telah lulus uji kompetensi; e. Paling
lama 3 (tiga) tahun sejak diangkat harus mengikuti dan lulus diklat fungsional
dibidang wasdalpeg. Pengangkatan pertama kali sebagaimana tersebut untuk
mengisi lowongan formasi CPNS; 10
11 Jika CPNS belum diangkat dalam jabatan Auditor Kepegawaian dan telah
diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, maka pengangkatan dalam
jabatan ini dilakukan melalui pengangkatan dari jabatan lain. 2. Perpindahan Dari
Jabatan Lain a. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam pengangkatan
pertama dalam Jabatan Fungsional Auditor b. Tersedia formasi untuk Jabatan
Fungsional Auditor c. Memiliki pengalaman kerja dibidang kepegawaian paling
kurang 3 (tiga) tahun; d. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun; e. Telah mengikuti
dan lulus diklat fungsional dibidang wasdalpeg. Pengangkatan dalam jabatan
Fungsional Audiwan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah
setelah mendapat rekomendasi/surat pertimbangan Kepala BKN. 11
12 DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA
APARATUR : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi
Pejabat Fungsional; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 TH 1994 Tentang Jabatan
Fungsional PNS Jo PP Nomor 40 Tahun 2010; 4. Keputusan Presiden Nomor 87 TH
1999 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS; 5. Peraturan Kepala BKN Nomor 23
Tahun 2011 Tentang Pedoman Penilaian Kompetensi PNS; 6. Peraturan MENPAN
dan Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional
Assessor SDM Aparatur dan Angka Kreditnya; 7. Peraturan Kepala BKN Nomor 16
Tahun 2012 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menpan dan Reformasi
Birokrasi Nomor 41 Tahun 2012; 8. Peraturan Kepala BKN Nomor 7 Tahun 2013
Tentang Standar Kompetensi Manajerial; 9. Peraturan Kepala BKN Nomor 8 Tahun
2013 Tentang Standar Kompetensi Teknis; 10. Peraturan Kepala BKN Nomor 23
Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Jabatan Fungsional
Assessor SDM Aparatur; 11. Peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2013 Tentang
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 12. Peraturan
Kepala BKN Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan
Fungsional Assessor SDM Aparatur. INSTANSI PEMBINA : A. Badan Kepegawaian
Negara selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur : 1.
Instansi yang memiliki tugas untuk mengelola jabatan fungsional Assessor SDM
Aparatur dalam rangka menjamin profesionalisme dan kontribusi jabatan dalam
pencapaian tujuan organisasi serta pengembangan karir pejabat yang menduduki
jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur. 2. Tugas : a. Menyusun : 1) ketentuan
pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 2)
standar kompetensi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 12
13 3) pedoman formasi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 4) pedoman
penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah/Karya Tulis Inovasi di bidang tugas jabatan
fungsional Assessor SDM Aparatur; 5) Kurikulum pendidikan dan pelatihan (diklat)
fungsional/teknis Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; b. Menganalisis
kebutuhan diklat fungsional/teknis di bidang tugas jabatan fungsional Assessor
SDM Aparatur; c. Menyelenggarakan : 1) diklat fungsional/ teknis jabatan
fungsional Assessor SDM Aparatur; 2) uji kompetensi; 3) Sertifikasi Profesi. d.
Memfasilitasi : 1) Pelaksanaan tugas pokok Jabatan Fungsional Assessor SDM
Aparatur; 2) Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Assessor SDM
Aparatur; 3) Penyusunan dan penetapan kode etik dan etika profesi Jabatan
Fungsional Assessor SDM Aparatur. e. Melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional
Assessor SDM Aparatur, ketentuan pelaksanaan, dan ketentuan teknisnya; f.
Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka pembinaan karier
pejabat fungsional Assessor SDM Aparatur; g. Mengembangkan sistem informasi
Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; h. Melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; PENGERTIAN 1. Assessor
adalah Pegawai Negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
penilaian kompetensi manajerial; 2. Assessee adalah orang yang akan dinilai
kompetensinya; 3. Jabatan Fungsional Assessor Sumber Daya Manusia Aparatur
yang selanjutnya disebut Jabatan Fungsional Assessor adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
kegiatan penilaian kompetensi manajerial; 4. Penilaian kompetensi manajerial
adalah suatu proses membandingkan kompetensi yang dimiliki PNS dengan
kompetensi 13
14 jabatan yang dipersyaratkan dengan menggunakan metode penilaian tertentu;
5. Kompetensi manajerial adalah karakteristik yang mendasari individu dengan
merujuk pada kriteria efektif dan/atau kinerja unggul dalam jabatan tertentu; 6.
Alat ukur adalah alat untuk menguji atau mengukur kualitas; 7. Simulasi adalah alat
ukur kompetensi dengan menggunakan persoalan yang menggambarkan situasi
dan kondisi yang secara nyata mungkin muncul dalam tugas / pekerjaan sehari-
hari; 8. Administrator adalah Assessor senior yang bertanggungjawab/ mengepalai
pelaksanaan penilaian kompetensi dengan metode Assessment Center; 9.
Assessment Center adalah metode terstandar yang dilakukan untuk
menilai/mengukur kompetensi dan prediksi keberhasilan PNS dalam suatu jabatan
dengan menggunakan alat ukur simulasi paling kurang 2 (dua) simulasi disamping
alat ukur psikotes, kuesioner kompetensi, dan wawancara kompetensi berdasarkan
persyaratan kompetensi jabatan dan dilakukan oleh beberapa Assessor; 10. Quasi
Assessment Center adalah metode terstandar yang dilakukan untuk
menilai/mengukur kompetensi dan prediksi keberhasilan PNS dalam suatu jabatan
dengan menggunakan paling kurang 2 (dua) alat ukur yang salah satunya dapat
berupa simulasi berdasarkan persyaratan kompetensi jabatan dan dilakukan oleh
beberapa Assessor; 11. Psikotes adalah alat ukur yang menggunakan berbagai alat
tes psikologi yang sudah terstandar untuk melihat kecenderungan potensi
kecerdasan dan preperensi Assesse yang dapat dijadikan salah satu prediksi
keberhasilan pegawai dalam suatu pekerjaannya; 12. Assessor meeting adalah
pertemuan antar Assessor dan Administrator untuk membahas nilai kompetensi
assesse yang dinilai oleh masing-masing Assessor untuk diintegrasikan dalam
rangka memutuskan hasil akhir penilaian. B. KUALIFIKASI ASSESSOR SDM
APARATUR : Kualifikasi pelaksanaan tugas dan fungsi Assessor SDM Aparatur
mensyaratkan ilmu pengetahuan, metodologi, teknik analisis berdasarkan
sertifikasi yang setara dengan keahlian yang ditentukan. C. TUGAS POKOK :
Melakukan kegiatan penilaian kompetensi manajerial, yang meliputi pelaksanaan
penilaian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan penilaian dan pemanfaatan hasil
penilaian, serta pengembangan metode penilaian, sesuai dengan Peraturan
MENPAN dan RB Nomor 41 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Assessor SDM
Aparatur dan Angka Kreditnya. 14
15 D. JENJANG JABATAN : Jabatan Fungsional Assessor yang paling rendah sampai
dengan yang paling tinggi, terdiri dari : 1. Jabatan Fungsional Assessor Pertama;
Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b 2. Jabatan Fungsional Assessor Muda;
Penata, golongan ruang III/c dan Penata Tk. I, golongan ruang III/d. 3. Jabatan
Fungsional Assessor Madya; dan Pembina, golongan ruang IV/a; Pembina Tk. I,
golongan ruang IV/b; dan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. 4. Jabatan
Fungsional Assessor Utama. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan
Pembina Utama, golongan ruang IV/e. G. TIM PENILAI: 1. Pengertian Tim Penilai
Jabatan Fungsional Assessor adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat
yang berwenang menetapkan angka kredit, yang bertugas menilai prestasi kerja
Assessor. 2. Susunan Tim Penilai : a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur
teknis yang membidangi penilaian kompetensi manajerial; b. Seorang Wakil Ketua
merangkap anggota; c. Seorang Sekretaris merangkap anggota; d. Anggota paling
sedikit 4 (empat) orang, (paling sedikit 2 (dua) orang dari Pejabat Fungsional
Assessor). 3. Kedudukan dan kewenangan Tim Penilai : a. Tim Penilai Pusat
melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor Madya pangkat
Pembina TK. I golongan ruang IV/b sampai dengan Assessor Utama pangkat
Pembina Utama golongan ruang IV/e di lingkungan BKN dan Instansi lain; b. Tim
Penilai Unit Kerja melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor
Pertama pangkat Penata Muda TK. I golongan ruang III/b sampai dengan Assessor
Madya pangkat pembina golongan ruang IV/a di lingkungan BKN Pusat; c. Tim
Penilai Instansi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor
Pertama pangkat Penata Muda Tk. I 15
16 golongan ruang III/b sampai dengan Assessor Madya pangkat Pembina golongan
ruang IV/a di lingkungan Instansi masingmasing; d. Tim Penilai Provinsi melakukan
penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor Pertama pangkat Penata Muda
Tk. I golongan ruang III/b sampai dengan Assessor Madya pangkat Pembina
golongan ruang IV/a di lingkungan Provinsi; e. Tim Penilai Kabupaten/Kota
melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor Pertama pangkat
Penata Muda Tk. I golongan ruang III/b sampai dengan Assessor Madya pangkat
Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Kabupaten/Kota; Apabila Tim Penilai
belum terbentuk penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor dapat
dimintakan kepada Tim Penilai terdekat sesuai dengan Pasal 21 ayat (1), (2) dan (3)
Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun H. MEKANISME
PENGANGKATAN : 1. Pengangkatan pertama kali : a. PNS yang diangkat untuk
pertama kali dalam Jabatan Fungsional Assessor harus memenuhi syarat : 1)
Berijazah paling rendah Sarjana (S1) dibidang psikologi dan bidang ilmu lainnya
yang berada pada rumpun bidang ilmu humaniora (Ilmu Bahasa, Pendidikan,
Sejarah, Ilmu Hukum, filsafat, Antropologi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ilmu-ilmu Sosial yang bersifat humanistik) yang ditetapkan oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan pertimbangan
Kepala Badan Kepegawaian Negara. 2) Pangkat paling rendah Penata Muda Tingkat
I, golongan ruang III/b; 3) Telah mengikuti diklat dan lulus uji kompetensi fungsional
Assessor; dan 4) Nilai prestasi kerja, paling sedikit bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir. b. PNS yang diangkat sebagaiman dimaksud pada ayat (1) angka kreditnya
ditetapkan paling kurang 150 (seratus lima puluh). c. Jumlah angka kredit
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan pada unsur utama, terdiri dari
pendidikan dan tugas pokok. d. Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi dari calon
PNS. e. Pengangkatan pertama kali dalam jabatan Fungsional Assessor dibuat
menurut contoh formulir sebagaimana tercantum dalam 16
17 Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala
Badan Kepegawaian Negara. 2. Pengangkatan dari Jabatan Lain a. PNS yang
diangkat dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional Assessor dapat
dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Mengikuti proses seleksi
dan dinyatakan memenuhi persyaratan kompetensi sebagai Assessor; 2)
Memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1); 3) Bagi
yang memiliki latar belakang pendidikan lintas kualifikasi pendidikan yang
ditetapkan sebelumnya akan ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi dengan pertimbangan instansi Pembina; 4) Usia
paling tinggi 50 (lima puluh) tahun,; 5) Tersedianya formasi untuk Jabatan
Fungsional Assessor. b. Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) sama dengan pangkat yang dimilikinya, dan jenjang jabatan
ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit. c. Jumlah angka kredit sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang. d.
Angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah angka kredit yang
diperoleh berdasarkan penilaian sejak melaksanakan tugas dibidang penilaian
kompetensi manajerial, sepanjang bukti fisik lengkap dan butir kegiatan yang
diusulkan sesuai dengan tugas pokok Jabatan Fungsional Assessor. Pengangkatan
dalam jabatan Fungsional Assessor ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Pusat/Daerah setelah mendapat rekomendasi/surat pertimbangan Kepala BKN. 17

Anda mungkin juga menyukai