Anda di halaman 1dari 16

STANDAR OPERATING PROSEDUR

SISTEM PENGUKURAN PRESTASI KERJA (SIRANSIJA) APARATUR


SIPIL NEGARA BERBASIS REVOLUSI MENTAL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

A. LATAR BELAKANG
Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Desain I Reformasi Birokrasi ditegaskan bahwa visi reformasi birokrasi
adalah "Menjadi Pemerintahan Kelas Dunia (World Class Governance)".
Lebih lanjut, dalam rumusan lebih rinci, visi reformasi birokrasi adalah:
"Terwujudnya birokrasi pemerintahan yang profesional dan berintegritas
tinggi, yang mampu menyelenggarakan pelayanan prima dan manajemen
pemerintahan demokratis dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik pada tahun 2025".
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan (business process) dan sumber daya manusia aparatur.
Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Selain itu dengan sangat pesatnya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan informasi reformasi birokrasi
juga menuntut birokrasi pemerintahan untuk melakukan e-government.
Dalam konteks penguatan tata kelola pemerintahan sebagaimana
diuraikan di atas, maka dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara ditegaskan potret dalam manajemen ASN adalah
pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Dalam konteks mewujudkan Good Government, salah satu hal yang perlu
diperkuat adalah peningkatan kualitas pembangunan manusia. Karena itu, salah

1
satu prioritas Pemerintah (dalam Sembilan Agenda Prioritas atau Nawacita)
dalam mendorong pembangunan manusia Indonesia adalah melakukan
revolusi karakter bangsa atau revolusi mental, dengan sasaran meningkatkan
integritas, meningkatkan etos kerja dan meningkatkan gotong royong. Khusus
untuk pembangunan karakter aparatur dilakukan melalui kebijakan reformasi
birokrasi pemerintahan.
Sampai dengan saat ini, revolusi mental belum berjalan efektif baik
di Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penguatan dan upaya yang intens untuk merubah mental dan
perilaku ASN. Sehingga kinerja dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan
ASN memberi efek pada pencapaian sasaran. Melihat kondisi ini, perlu
upaya dan pilihan instrumen untuk mendorong perubahan sikap, karakter ASN
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya sehingga bermuara pada perbaikan
perilaku (termasuk perilaku dalam memberikan pelayanan).
Dalam konteks perubahan sikap dan karakter ASN untuk berkinerja dan
berprestasi tinggi, maka Pemerintah Provinsi Gorontalo menerapkan Sistem
Pengukuran Prestasi Kerja (Siransija) ASN dengan menggunakan 3 (tiga) unsur
dalam Revolusi Mental yaitu Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong.
Dalam rangka implementasi Penilaian Prestasi Kerja (Siransija) di atas,
maka perlu dibuatkan Standar Operating Prosedur yang memuat kerangka umum
penilaian sebagai panduan manual bagi seluruh SKPD untuk melaksanakan
pengukuran prestasi kerja PNS.

B. DASAR HUKUM
Standar Operating Prosedur ini merupakan petunjuk teknis atas Peraturan
Gubernur Provinsi Gorontalo Nomor 50 Tahun 2016 tentang Sistem Pengukuran
Prestasi Kerja Aparatur Sipil Negara Berbasis Revolusi Mental di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Gorontalo.

2
C. TIM PELOPOR
Seluruh SKPD wajib membentuk tim pelopor, melalui Biro Hukum Setda
Provinsi Gorontalo dan minimal berjumlah 5 orang maksimal berjumlah 9
orang. Tim pelopor bertugas dalam memfasilitasi dan mengajukan penilaian
Siransija.

D. TUJUAN DAN SASARAN (OUTPUT)


Penyusunan Standar Operating Prosedur bertujuan memberikan petunjuk
bagi Tim Pelopor Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Unit Kerja untuk dapat
menilai kinerja PNS sesuai dengan tata cara yang diatur dalam Peraturan
Gubernur Nomor 50 Tahun 2016. Sedangkan sasaran penilaian kinerja adalah
kinerja para PNS di Lingkungan Pemerintah Provinsi Gorotalo berdasarkan
indikator kinerja yang ditetapkan.
Sasaran yang hendak dicapai (output) dari hasil penilai kinerja berupa
angka kuantitatif pencapaian kinerja setiap PNS dalam masa penilaian kinerja,
seperti pada Tabel III.1 di bawah ini.

Hasil penilaian kinerja seperti disajikan pada Tabel III.1 di atas dijadikan
dasar perhitungan tunjangan kinerja yang akan dibayarkan kepada masing-
masing PNS sebagaimana Tabel III.2 di bawah ini.

3
E. PENGUKURAN KINERJA
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 50 Tahun 2016, kinerja
berbasis Revolusi Mental yang dinilai mencakup tiga indikator utama Integritas,
Etos Kerja, dan Gotong Royong, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Integritas
Dari tiga indikator utama, Integritas diberi bobot 40% dengan sub
indikator terdiri dari:
a. Absensi, dengan bobot 75%
b. LHKPN/LHKASN, dengan bobot 10%
c. SPT, dengan bobot 5%
d. Temuan, dengan bobot 5%, dan
e. Pakta Etika Perilaku ASN, dengan bobot 5%
2. Etos kerja
Dari tiga indikator utama, Etos Kerja diberi bobot 70% dengan sub
indikator terdiri dari:
a. Pencapaian SKP, dengan bobot 70%
b. Pencapaian Target Fisik berdasarkan Data E-Monev, dengan bobot
30%.
3. Gotong Royong
Dari Gotong Royong diberi bobot 10% dengan 2 (dua) sub indikator,
sebagai berikut:
a. Keikutsertaan dalam Kegiatan Kebersamaan, dengan bobot 3%.
b. Keikutsertaan dalam kegiatan Apel Pagi dan Apel Sore 7%.

F. PERHITUNGAN KINERJA
Perhitungan kinerja bagi setiap PNS untuk masa kinerja tertentu
dilakukan dengan prosedur berikut:
1. Integritas
a. Absensi Kehadiran

4
Tujuan penilaian absensi kehadiran adalah untuk menentukan
kinerja bagi PNS terkait sesuai dengan tingkat kehadiran di kantor
sesuai dengan waktu kerja.
Prosedur penilaian absensi kehadiran, sebagai berikut:

No Penanggung
Kegiatan Output
. Jawab
1. Data absensi kehadiran bisa bersumber dari
absensi manual atau bersumber dari finger
print yang ada di masing-masing
SKPD/Unit Kerja.
Jika mesin finger print sudah terkoneksi
dengan aplikasi Siransija, maka kinerja
secara otomatis dinilai melalui Aplikasi
Siransija.

2. Petugas absensi menyampaikan data Data Absensi Petugas


kehadiran manual kepada Tim Pelopor. Absensi

3. Petugas absensi menyampaikan print out Data Absensi Petugas


kehadiran (jika menggunakan finger print) Absensi
kepada Tim Pelopor.

4. Berdasarkan data absensi Tim Pelopor Kertas Kerja Tim Pelopor


menghitung tingkat kehadiran, sebagai Penilaian
berikut: Tingkat
a. Poin kehadiran tepat waktu dan pulang Kehadiran.
tepat waktu = 1 poin
b. Jadwal absensi mulai pukul 07.30 wita
c. Datang tepat waktu s/d 08.00 wita,
penalti 0, nilai 1
d. Datang 08.00-08.15, penalti 0,2, nilai 0,8
e. Datang 08.16-08.30, penalti 0,4, nilai 0,6
f. Datang 08.31-08.45, penalti 0,6, nilai 0,4
g. Datang 08.46-09.00, penalti 0,8, nilai 0,2
h. Datang lebih dari 09.00, penalti 1, nilai 0

5. PNS yang terkena penalti sebagaimana Surat Tugas PNS Ybs dan
angka 4, karena mendapat tugas dari atau Surat Tim Pelopor
Pimpinan baik pada pagi hari maupun sore Keterangan
hari sehingga tidak sempat absen,
menyampaikan info ke Tim Pelopor dan
disertai bukti (surat tugas atau surat

5
keterangan dari Pimpinan SKPD atau atasan
langsung).

6. PNS yang mendapat tugas khusus dan tidak


menyampaikan info sebagaimana angka 5,
dianggap tidak hadir (tidak mengisi absen
manual dan finger print).

7. Contoh formulir Surat Keterangan disajikan Lampiran 1.


pada Lampiran 1.

8. Tim Pelopor melakukan penilaian Absensi Lampiran 2.


menggunakan formulir seperti disajikan
pada Lampiran 1.

b. LHKPN/LHKASN
Tujuan penilaian LHKPN/LHKASN adalah untuk menilai
kepatuhan pejabat dan pegawai terhadap penyelenggaran/penyediaan
dokumen LHKPN/LHKASN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Prosedur penilaian penyelenggaraan LHKPN/LHKASN, sebagai
berikut:

No Penanggung
Kegiatan Output
. Jawab
1. Penyelenggaraan LHKPN dan LHKASN
(salah satu saja). LHKPN diselenggarakan
oleh yang wajib mengisi LHKPN dan
LHKASN.

2. ASN atau Tim Pelopor mengisi formulir Softcopy PNS Ybs atau
LHKPN dan LHKASN (file dapat diunduh Formulir Tim Pelopor
di http://bkppd.gorontaloprov.go.id/). LHKPN dan
LHKASN)

3. Formulir LHKPN/LHKASN diisi dan Dokumen PNS Ybs atau


dibuatkan Surat Pengantar dari SKPD yang LHKPN/ Tim Pelopor
ditujukan ke Inspektorat Provinsi Gorontalo, LHKASN
untuk mendapatkan Surat Tanda Terima
yang ditandatangani dan berstempel serta
bertanggal sesuai waktu pemasukan.

6
4. Surat Tanda Terima Asli, disampaikan Surat Tanda PNS Ybs dan
Kepada Tim Pelopor Siransija SKPD. Terima Tim Pelopor

5. Penilaian LHKPN/LHKASN sebagai Surat Tanda PNS Ybs


berikut: Terima
a. PNS wajib LHKPN telah yang memiliki
Tanda-Terima = Nilai 10
b. PNS wajib LHKPN tidak memiliki
Tanda-Terima = Nilai 0
c. PNS wajib LHKASN memiliki Tanda-
Terima = Nilai 10
d. PNS wajib LHKASN tidak memiliki
Tanda-Terima = Nilai 0

6. Pemberian nilai dilakukan selama masa


berlakunya dokumen tersebut.

7. Tim Pelopor menginput penilaian Lampiran 3


LHKPN/LHKASN ke Dalam Format
Penilaian, Lampiran 3.

c. SPT (Surat Pemberitahuan Pajak)


Tujuan penilaian SPT adalah untuk menilai kepatuhan pejabat
dan pegawai terhadap penyelenggaran/penyediaan SPT sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Prosedur penilaian penyelenggaraan SPT, sebagai berikut:

No Penanggung
Kegiatan Output
. Jawab
1. SPT adalah SPT tahunan Pph orang pribadi
tahun pajak 2016.

2. Mendapatkan formulir SPT melalui Formulir SPT PNS Ybs


Sekretariat/KTU SKPD (hard atau
softcopy).

3. Pengisian dan untuk kemudian disampaikan SPT PNS Ybs


ke Kantor Pajak Pratama Gorontalo,
dikoordinasikan melalui Sekretariat/KTU
SKPD.

7
4. Masing-masing PNS mendapatkan tanda- Tanda Terima PNS Ybs
terima SPT dari Kantor Pajak Pratama dan SPT
tanda-terima SPT disampaikan ke Tim
Pelopor SKPD.

5. Penilaian SPT, sebagai berikut:


a. PNS memiliki tanda terima SPT tahunan
= nilai 5
b. PNS tidak memiliki tanda terima spt
tahunan = nilai 0

6. Pemberian nilai dilakukan selama masa


berlakunya dokumen tersebut.

7. Tim pelopor menginput penilaian spt ke Lampiran 4 Tim Pelopor


dalam format penilaian, pada Lampiran 4.

d. Etika Perilaku
Tujuan penilaian Etika Perilaku adalah untuk menilai kepatuhan
pejabat dan pegawai terhadap kode etik perilaku sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Prosedur penilaian Etika Perilaku, sebagai berikut:

No Penanggung
Kegiatan Output
. Jawab
1. PNS harus mematuhi kode etik sebagai
Pegawai Negeri Sipil. Jika PNS yang
bersangkutan mematuhi kode etik dimaksud,
maka PNS yang bersangkutan akan
memperoleh nilai kinerja 5 selama tidak
melanggar kode etik.

2. Etika perilaku yang harus ditaati oleh PNS Dokumen Manajemen


sebagaimana pada Lampiran 5. Etika
Perilaku
3. Pejabat penilai (Kepala SKPD atau atasan Kepala SKPD
langsung) memberikan penilaian terkait atau Atasan
pelanggaran etika perilaku yang dilakukan Langsung
PNS.

8
4. Penilaian pelanggaran etika perilaku Bukti BAP
dibuktikan oleh:
a. Surat Penahanan/BAP oleh pihak yang
berwajib (Kepolisian dan Lembaga
Hukum Lainnya).
b. Bukti BAP yang diterbitkan oleh Satpol-
PP.
c. Bukti BAP yang diterbitkan oleh APIP.
d. Bukti BAP yang diterbitkan oleh Kepala
SKPD atau atasan langsung.

5. Penilaian pelanggaran etika perilaku,


sebagai berikut:
a. PNS tidak melakukan pelanggaran etika
perilaku = nilai 5
b. PNS melakukan pelanggaran salah satu
atau lebih etika perilaku = nilai 0

6. Penjatuhan nilai 0 dilakukan sejak terbitnya


bukti BAP dan berakhir pada bulan ke enam.

7. Tim pelopor menginput penilaian etika Lampiran 5 Tim Pelopor


perilaku ke dalam format pada Lampiran 5.

e. Temuan Pemeriksaan
Tujuan penilaian Temuan Pemeriksaan adalah untuk menilai
kepatuhan pejabat dan pegawai terhadap pengelolaan keuangan dan
BMD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Prosedur penilaian Temuan Pemeriksaan, sebagai berikut:

No Penanggung
Kegiatan Output
. Jawab
1. PNS harus mematuhi peraturan perundangan
terhadap pengelolaan keuangan dan BMD.
Jika PNS yang bersangkutan mentaati
peraturan perundangan, maka PNS yang
bersangkutan akan memperoleh nilai kinerja
5.

2. Temuan pemeriksaan adalah temuan yang

9
merugikan keuangan daerah dan Aset
Daerah yang dibebankan kepada individu
berdasarkan hasil pemeriksaan APIP dan
BPK baik pemeriksaan reguler maupun
pemeriksaan kasus.

3. Penilaian hasil pemeriksaan, sebagai


berikut:
a. Terdapat temuan merugikan keuangan
derah dan Aset = nilai 0
b. Tidak terdapat temuan merugikan
keuangan derah dan Aset = nilai 5

4. Pemberian nilai 0 sejak terbitnya Laporan


Hasil Pemeriksaan dan berakhir sampai
dengan kerugian tersebut dilunasi.

5. Sekretariat/KTU menyampaikan hasil


pemeriksaan kasus kepada Tim Pelopor dan
Tim Pelopor melakukan penilaian seperti
pada Lampiran 6.

2. Etos Kerja
a. SKP (Sasaran Kinerja Pegawai)
Tujuan Penilaian SKP adalah untuk menentukan pencapaian
kinerja bagi PNS terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
masing-masing.
Prosedur Penilaian SKP, sebagai berikut:

No Penanggung
Kegiatan Output
. Jawab
1. Setiap pegawai membuat SKP bulanan pada Dokumen PNS
akhir bulan sebelum masa penilaian kinerja. SKP

2. SKP yang dibuat masing-masing pegawai PNS


diajukan kepada pejabat penilai untuk
mendapat persetujuan dan memperoleh
penetapan.

3. Setelah SKP ditetapkan, setiap Pegawai Daftar PNS

10
membuat rincian kegiatan bulanan ke dalam kegiatan
kegiatan harian. harian

4. Kegiatan harian yang dilaksanakan PNS


maksimal selama 1 (satu) minggu, diajukan
ke pejabat penilai untuk mendapat
persetujuan disertai dengan bukti kegiatan.

5. SKP target bulanan dapat ditambahkan,


apabila dalam 1 masa penilaian terdapat
tugas tambahan.

6. PNS mengajukan tugas tambahan kepada


pejabat penilai untuk disetujui.

7. Penilaian kinerja SKP, sebagai berikut: Tim Pelopor


Dihitung dengan cara membandingkan
realisasi dengan target bulanan (Capaian
kegiatan/target dalam SKP) x 70 %

8. Format SKP bulanan dan kegiatan harian


pada Lampiran 7.

b. Produktivitas (Sesuai e-Monev)


Tujuan penilaian Produktivitas adalah untuk menentukan kinerja
bagi PNS terkait dengan pencapaian target pelaksanaan kegiatan
sebagaimana tercantum dalam masing-masing DPA.
Prosedur penilaian Produktivitas, sebagai berikut:

No Penanggung
Kegiatan Output
. Jawab
1. Produktifitas dinilai berdasarkan hasil
evaluasi pada e-monev.

2. Unsur yang dinilai berdasarkan pada


realisasi fisik dan keuangan.

3. Jika DAK pada saat perhitungan belum


dilaksanakan karena belum tersedia Juknis,
maka kegiatan DAK tidak menjadi bagian
yang dinilai.

11
3. Untuk DAK, jika realisasi keuangan 0 %
sebagai akibat belum ditransfer dari pusat,
maka realisasi keuangan sama dengan %
realisasi fisik.

4. Kinerja Kepala SKPD berdasarkan target


SKPD atas seluruh kegiatan SKPD yang
bersangkutan.

5. Kinerja Pejabat Administrator (Eselon III)


berdasarkan target kegiatan pada lingkup
Eselon III besangkutan.

6. Jika Pejabat Administrator (Eselon III) tidak


mempunyai kegiatan tersendiri, maka nilai
produktifitas mengikuti nilai Sekretaris.

7. Kinerja Pejabat Pengawas (Eselon IV)


berdasarkan target kegiatan pada lingkup
Eselon IV bersangkutan.

8. Jika Pejabat Pengawas (Eselon IV) tidak


mempunyai kegiatan tersendiri, maka nilai
produktifitas mengikuti nilai Eselon III.

9. Kinerja Pelaksana (Staf) berdasarkan target


kegiatan pada lingkup Eselon IV terkait
penugasan staf yang bersangkutan.

10. Untuk Pejabat Fungsional mengikuti nilai:


a. JFT Utama mengikuti nilai Kepala SKPD
b. JFT Madya mengikuti nilai Eselon III
c. JFT Muda dan JFT dibawahnya
mengikuti nilai Eselon IV

11. Data target dan realisasi kegiatan diperoleh


melalui link http://e-monev.gtloprov.go.id
atau melakukan print out realisasi di e-
monev.

12. Berdasarkan data pada angka 8, kemudian


nilai dari etos kerja dihitung:
Capaian realisasi fisik/target x 100%.
Capaian realisasi keuangan/target x 100%.

12
13. Nilai akhir adalah rata-rata capaian fisik dan
keuangan dikali bobot 30%, sebagaimana
pada Lampiran 8.

3. Gotong Royong
a. Kerjasama pada Kegiatan Bersama
Tujuan penilaian Kerjasama pada Kegiatan Bersama adalah
untuk menentukan pencapaian kinerja bagi PNS terkait kontribusi
terhadap kebersamaan (rasakorsa).
Prosedur penilaian Kerjasama pada Kegiatan Bersama, sebagai
berikut:

No Penanggung
Kegiatan Output
. Jawab
1. Badan Kepegawaian Daerah, menerbitkan BKD
surat penetapan kegiatan bersama yang
direncanakan diikuti oleh seluruh PNS di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo,
melalui Surat Sekretaris Daerah.

2. Kegiatan bersama tersebut mencakup


kegiatan bidang keagamaan, sosial dan
kegiatan bersama lainnya bagi PNS baik
tingkat provinsi maupun tingkat SKPD.
Kegiatan kebersamaan tersebut harus
meningkatkan rasakorsa sesama PNS dan
bermanfaat bagi masyarakat.

3. Untuk kegiatan kebersamaan lingkup Kepala SKPD


internal SKPD, maka kegiatan bersama
tersebut ditetapkan dalam surat keputusan
Kepala SKPD untuk satu bulan dan jika
terjadi perubahan maka, SK tersebut harus
direvisi sebelum kegiatan tersebut
dilaksanakan.

4. Sekretaris membuat administrasi kehadiran Sekretaris


semua PNS pada saat kegiatan besama
(berbentuk absensi manual maupun finger
print). Daftar kehadiran tersebut harus
ditandatangai masing-masing Pejabat

13
Administrator.

5. Administrasi kegiatan bersama dibuat


manual atau memakai finger print.

6. PNS yang tidak hadir sebagaimana angka 5,


karena mendapat tugas dari pimpinan baik
pada pagi hari maupun sore hari sehingga
tidak hadir, menyampaikan info ke tim
pelopor dan disertai bukti (surat tugas atau
surat keterangan dari Pimpinan SKPD atau
atasan langsung).

7. PNS yang mendapat tugas khusus dan tidak


menyampaikan info sebagaimana angka 5,
dianggap tidak hadir.

8. Tim Pelopor melakukan penilaian pada Tim Pelopor


kegiatan bersama dengan perhitungan:
Total kehadiran pada kegiatan
bersama/jumlah kegiatan bersama) x 100

9. Nilai akhir adalah rata-rata pencapaian


kegiatan Kebersamaan dikali bobot 3%,
sebagaimana pada Lampiran 9.

b. Kegiatan Apel Pagi dan Sore


Tujuan penilaian Kegiatan pada Apel Pagi dan Apel Sore adalah
untuk menentukan pencapaian kinerja bagi PNS terkait kontribusi
terhadap kebersamaan membangun kebersamaan atas budaya disiplin
waktu dan rasakorsa.
Prosedur Penilaian keikutsertaan pada Apel Pagi dan Apel Sore,
sebagai berikut:

Penanggung
No Kegiatan Output
Jawab
1. Badan Kepegawaian Daerah, menerbitkan BKD
surat ketentuan pelaksanaan Apel Pagi dan
Apel Sore ke seluruh SKPD, melalui
Sekretaris Daerah.

2. SKPD/Unit Kerja, melaksanakan Apel Pagi Kepala

14
dan Apel Sore sesuai waktu yang telah SKPD/Unit
ditetapkan dalam Surat Sekretaris Daerah. Kerja

3. Sekretaris SKPD membuat administrasi Sekretaris


kehadiran semua PNS pada saat kegiatan
Apel Pagi dan Apel Sore berbentuk absensi
manual maupun finger print). Daftar
kehadiran tersebut harus ditandatangai
masing-masing Pejabat Administrator.

4. Administrasi kegiatan Apel Pagi dan Apel


Sore dibuat manual atau memakai finger
print.

5. PNS yang tidak hadir sebagaimana angka 4,


karena mendapat tugas dari pimpinan baik
pada apel pagi maupun apel sore sehingga
tidak hadir, menyampaikan info ke Tim
Pelopor dan disertai bukti (surat tugas atau
surat keterangan dari Pimpinan SKPD atau
atasan langsung).

6. PNS yang mendapat tugas khusus dan tidak


menyampaikan info sebagaimana angka 5,
dianggap tidak hadir.

7. Tim Pelopor melakukan penilaian pada Tim Pelopor


kegiatan Apel Pagi dan Apel Sore
perhitungan;
Total kehadiran pada Apel Pagi dan Sore) x
100

8. Nilai akhir adalah rata-rata pencapaian


Keikutsertaan kegiatan Apel Pagi dan Apel
Sore dikali bobot 7%, sebagaimana pada
Lampiran 10.

G. KETENTUAN LAINNYA
1. Penilaian Etika Perilaku Berdasarkan poin-poin yang tertuang dalam Pakta
Etika Perilaku pada Lampiran 11.

15
2. Penjatuhan hukuman disiplin terhadap Penilaian Prestasi Kerja berpedoman
pada Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Tunjangan Kinerja Daerah.
3. PNS yang melanggar etika perilaku dan mendapat hukuman disiplin, maka
dikenakan aturan sesuai dengan hukuman disiplin.
4. Sekretariat/KTU masing-masing SKPD/Unit Kerja menyiapkan papan
kontrol kegiatan harian PNS.
5. Penyusunan dan penetapan target SKP bulanan dilaksanakan pada akhir
bulan sebelum masa penilaian.
6. SKPD menyampaikan usul nama-nama Tim Pelopor ke Biro Hukum dan
Organisasi untuk ditetapkan dengan SK Gubernur Gorontalo.

16

Anda mungkin juga menyukai