Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BADAN PUSAT STATISTIK


DAN REFORMASI BIROKRASI

Survei Hasil Pelaksanaan


Reformasi Birokrasi Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Latar Belakang Target/Sasaran Output


• Untuk melihat • Target responden survei Survei ini nantinya akan
keberhasilan pelaksanaan adalah masyarakat menghasilkan Laporan
RB terkait pelayanan di pengguna layanan publik SHPRB yang memuat:
setiap Instansi di Instansi Pemerintah • Indeks Kualitas Pelayanan
Pemerintah, KemenPANRB terkait. (IKP) yang
melakukan evaluasi menggambarkan kualitas
eksternal melalui Survei pelayanan
Hasil Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi • Indeks Persepsi Anti
(SHPRB) Korupsi (IPAK) yang
menggambarkan perilaku
koruptif setiap Instansi
Pemerintah.
Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
5. Peraturan MenPANRB Nomor 1 Tahun 2015 tentang Evaluasi Kinerja Pelayanan Publik.
6. Peraturan MenPANRB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi
Instansi Pemerintah.
7. Peraturan MenPANRB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat
Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
8. Perjanjian Kerja Sama antara Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan
Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan
Sekretariat Utama BPS tentang Survei Hasil Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2018
Nomor: 465/PPK-D.I/PANRB/7/2018 – Nomor: 11.11.15/KS.P/20-VII/2018
Tujuan SHPRB

Survei ini bertujuan untuk:


1. Memberikan gambaran kualitas pelayanan publik secara umum untuk setiap K/L,
Pemprov, Pemkab/Kota, dan Unit Kerja ZI melalui indeks kualitas pelayanan (IKP);
2. Membandingkan kualitas pelayanan publik di setiap K/L, Pemprov, Pemkab/Kota,
dan Unit Kerja ZI terhadap terhadap kondisi rata-rata seluruh K/L, Pemprov,
Pemkab/Kota, dan Unit Kerja ZI;
3. Memberikan gambaran perilaku korupsi secara umum untuk setiap K/L, Pemprov,
Pemkab/Kota, dan Unit Kerja ZI melalui indeks persepsi anti korupsi (IPAK) ; dan
4. Menyusun rekomendasi untuk perbaikan kualitas pelayanan publik setiap K/L,
Pemprov, Pemkab/Kota, dan Unit Kerja ZI.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan survei hasil pelaksanaan reformasi birokrasi meliputi:
1. Survei persepsi pelayanan publik dan persepsi anti korupsi untuk evaluasi pelaksanaan
reformasi birokrasi sebanyak 84 Kementerian/Lembaga (K/L) , masing-masing 3 unit
layanan setiap K/L;
2. Survei persepsi pelayanan publik dan persepsi anti korupsi untuk evaluasi pelaksanaan
reformasi birokrasi sebanyak 34 Pemerintah Provinsi (Pemprov), masing-masing 3 unit
layanan setiap Pemprov;
3. Survei persepsi pelayanan publik dan persepsi anti korupsi untuk evaluasi pelaksanaan
reformasi birokrasi sebanyak 231 Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemkab/Kota), masing-
masing 3 unit layanan setiap Pemkab/Kota;
4. Survei persepsi pelayanan publik dan persepsi anti korupsi untuk evaluasi zona integritas
sebanyak 415 unit layanan (Unit Kerja ZI).
Pelaksana SHPRB
Pejabat/pegawai Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur
dan Reformasi Birokrasi Kementerian PANRB
1. Menetapkan instansi pemerintah yang akan disurvei pelaksanaan reformasi birokrasi
2. Menetapkan jenis layanan yang akan disurvei pelaksanaan reformasi birokrasi
3. Menetapkan unit layanan zona integritas yang akan ditetapkan menjadi unit kerja menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)

Pejabat/pegawai BPS
1. Sebagai kelompok kerja (pokja) bersama-sama Kementerian PANRB, meliputi pekerjaan merencanakan Survei, merancang
metodologi survei termasuk merancang kuesioner, menyempurnakan instrumen survei, pengawasan terhadap pelaksanaan
pencacahan dan finalisasi hasil survei;
2. Sebagai pelaksana sesuai dengan PKS antara Kementerian PANRB dan BPS, antara lain pelatihan petugas pencacahan yang
berasal dari mitra BPS, menyeleksi mitra BPS sebagai pelaksanaan pencacahan, pengolahan data, analisis hasil survei, finalisasi
survei dan laporan hasil survei;
3. BPS bertanggungjawab melakukan pelatihan, seleksi, pembinaan dan pengawasan terhadap Mitra BPS sesuai dengan
perjanjian kerja antara setiap Mitra BPS dengan BPS.

Mitra BPS penyedia jasa survei Perencanaan Survei


Peran Mitra BPS adalah melakukan pencacahan dan menginput hasil pencacahan ke dalam aplikasi pengolahan data yang akan
dibuat BPS.
Pembiayaan SHPRB

Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari anggaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun Anggaran 2018 Nomor: 048-01,1,427950/2018
tanggal 5 Desember 2017 sebesar Rp 9.015.000.000,- yang terdiri atas:
- Tahap persiapan dan pelaksanaan : Rp. 8.102.865.000,-
- Tahap pengolahan : Rp. 783.005.000,-
- Tahap penyajian : Rp. 129.130.000,-
Rp. 9.015.000.000,-
Jadwal Pelaksanaan
Bulan Tahun 2018
Kegiatan
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

1. Perencanaan Survei
2. Perancangan Metodologi Survei
3. Penyempurnaan Instrumen Survei
4. Pelatihan Petugas Pencacahan
5. Pelaksanaan Pencacahan
6. Pengawasan Pencacahan
7. Pengolahan Data
8. Analisis Hasil Survei
9. Finalisasi Hasil Survei
10. Laporan Hasil Survei
BAB II
ORGANISASI LAPANGAN
Alur Penanggung Jawab Pelaksanaan SHPRB

Diagram Alur Penanggung Jawab


Pelaksanaan SHPRB 2018
Petugas Lapangan

Koordinator Pengawas • Lokus Pusat : Penanggung jawab K/L dari sekretariat SHPRB
• Lokus Provinsi : Kepala Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik
• Lokus Kabupaten/Kota : Kepala Seksi IPDS

Koordinator Pencacah/ Pengawas • Lokus Pusat : Koordinator K/L dari sekretariat SHPRB
• Lokus Provinsi : staff BPS Provinsi, apabila beban kerja lokus sedikit,
Kepala Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik dapat
merangkap menjadi Pengawas
• Lokus Kabupaten/Kota : staff BPS Kabupaten/Kota, apabila beban kerja lokus
sedikit, Kepala Seksi IPDS dapat merangkap
menjadi Pengawas

Pencacah Pencacah adalah petugas yang merupakan staff BPS atau petugas yang
direkrut untuk melaksanakan pencacahan. Pencacah bertanggung jawab
langsung kepada Pengawas. Satu tim terdiri dari satu pengawas dan tiga
pencacah. Dalam pelaksanaannya, jumlah pencacah disesuaikan dengan
jumlah K/L/OPD yang dicacah pada wilayah pencacahan masing-masing.
Tugas dan Kewajiban Petugas Lapangan
Koordinator pengawas • Mengkomunikasikan dan meminta ijin pelaksanaan survei kepada unit pelayanan
yang akan disurvei.
• Bekerja sama dengan unit pelayanan yang akan disurvei untuk
menginformasikan tentang kegiatan SHPRB kepada pengguna layanan di unit
pelayanan tersebut.

Koordinator Pencacah/ Pengawas • Membantu koordinator pengawas untuk mengidentifikasi unit pelayanan publik
utama di satuan kerja terpilih yang akan menjadi lokus survei.
• Berkoordinasi dengan pencacah dan mengawasi pelaksanaan pengumpulan data.
• Memeriksa dokumen hasil pengumpulan data.
• Melakukan pemilihan sampel secara random
• Mengumpulkan dan menyerahkan dokumen hasil pencacahan ke sekretariat
SHPRB.

Pencacah • Berkoordinasi dengan pengawas.


• Memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan survei,
• Melakukan pengumpulan data dan/atau mendampingi responden dalam
pengisian kuesioner.
• Melakukan pengecekan kuesioner yang telah diisi oleh responden sehingga tidak
ada pertanyaan yang tidak diisi oleh responden.
• Menyerahkan kuesioner yang telah terisi lengkap kepada pengawas.
BAB III
METODOLOGI
Penentuan Responden

Masyarakat pengguna Masyarakat/stake holder


layanan publik dan yang mengakses pelayanan
stake holder terkait publik atau pelaksanaan
yang menerima tugas.
pelayanan
Jenis responden akan
berbeda di setiap layanan
K/L/OPD.
Jumlah Responden
Evaluasi RB

K/L • 84 lokus
setiap lokus terdiri
Pemerintah Provinsi • 34 lokus dari 3 unit layanan
Pemerintah @ 30 Responden
Kabupaten/Kota • 231 lokus
Total
Zona Integritas 52.200
Responden
K/L di Pemerintah
Daerah • 541 lokus
setiap lokus terdiri
Pemerintah Provinsi • 44 lokus dari 1 unit layanan
Pemerintah
@ 30 Responden
Kabupaten/Kota • 108 lokus
Metode Pencacahan (1)
Identifikasi Lokus
IDENTIFIKASI LOKUS
Petugas mendatangi langsung lokus yang telah ditentukan

Jumlah Sampel
JUMLAH SAMPEL
30 responden per lokus

Penarikan Sampel
PENARIKAN SAMPEL
• On the spot dilakukan secara accidental (sesuai responden yang datang)
• Customer list dilakukan dengan cara acak oleh surveyor secara independen tanpa intervensi lokus
penyelenggara layanan, baik melalui tatap muka langsung maupun email

Jenis Kuesioner
JENIS KUESIONER
• Kuesioner SHPRB
• Kuesioner Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Standardisasi (KISS)
Metode Pencacahan (2)

Ya
On The Spot Kuesioner SHPRB
Apakah jumlah
masyarakat/ stake
Ya holder yang
Apakah terdapat datang lebih dari 1. Kombinasi On The
lokus yang 10 setiap hari? Tidak Spot dan Customer List Kuesioner SHPRB
melayani publik 2. Customer List
secara langsung?
Tidak
Kuesioner KISS

*Keterangan: Customer list dilakukan


melalui tatap muka
langsung maupun email

Anda mungkin juga menyukai