Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami Panjatkan Kepada Allah SWT, atas semua limhan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Analisis Beban
Kerja Laboratorium Kesehatan Kabupaten Temanggung tahun 2021 dapat berjalan
dan terselesaikan dengan baik dan lancar.
Analisis beban kerja merupakan kajian terhadap seberapa besar volume
pekerjaan yang dibebankan pada suatu unit organisasi dalam mengintepretasikan ke-
bijakan-kebijakan strategis dimasa mendatang. Beban kerja merupakan sejumlah
output atau keluaran yang harus dihasilkan dalam periode waktu tertentu, yang diukur
berdasarkan besaran-besaran kuantitatif. Beban kerja untuk tugas-tugas pemerinta-
han merupakan besaran-besaran yang terkesan kualitatif, oleh karena itu perlu
adanya acuan untuk menghitung beban kerja bagi tugas-tugas pemerintahan
berdasarkan prinsip-prinsip organisasi yang efektif dan efisien.
Pelaksanaan analisis beban kerja di lingkungan Laboratorium Kesehatan
Kabupaten Temanggung ini terselesaikan berkat partisipasi berbagai pihak, Pada ke-
sempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah memberikan
arahan dan bimbingan khususnya kepada :
1. dr. Intan Pandanwangi Bandanara Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Temanggung
2. dr. Taryumi Selaku Kepala Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupate
3. Berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Analisis Beban
Kerja Laboratorium Kesehatan Kabupaten Temanggung ini.
4. Seluruh staf yang telah memberikan data, informasi, dan kerja samanya se-
lama dilaksanakan proses pengumpulan dan pengolahan data analisis beban
kerja.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, saran dan kritik pembaca sangat
kami butuhkan sehingga hasil analisis beban kerja ini dapat dipergunakan dan
dimanfaatkan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien untuk
saat ini, dan dimasa mendatang.

Kepala Laboratorium Kesehatan Kabupaten


Temanggung
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien menjadi
tuntutan di era globalisasi yang sarat dengan persaingan dan keterbatasan di
segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya
aparatur dalam melaksanakan urusan pemerintahan namun pada saat ini
profesionalisme yang diharapkan masih belum terwujud sepenuhnya.
Salah satu penyebab utamanya adalah terjadi ketidaksesuaian antara
kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidak sesuaian tersebut
disebabkan oleh keahlian atau ketrampilan pegawai yang belum proporsional.
Demikian pula pendistribusian pegawai masih belummengacu pada kebutuhan
nyata organisasi dalam arti belum didasarkan pada beban kerja organisasi.
Analisis beban kerja dilaksanakan dengan harapan agar dapat memenuhi-
tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektifitas, efisiensi, sertaprofesionalitas
sumber daya aparatur yang memadai pada instansi sehingga mampu melak-
sanakan tugas pokok dan fungsinya dengan dilandasi semangat untuk mem-
berikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional.
Hasil dari pelaksanaan analisis beban kerja adalah adanya tolokukur
bagi pegawai sekaligus unit organisasi dalam melaksanakan kegiatannya,
menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan system prosedur kerja dan
manajemen lainnya. Disamping itu dapa tdijadikan tolokukur untuk meningkatkan
produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangkameningkatkan
pembinaan, penyempurnaan, dan pendayagunaan aparatur negara baik dari segi
kelembagaan, ketatalaksanaan, maupun kepegawaian.
Sebagai tindak lanjut Daerah Nomor 9 Tahun 2009 serta dalam rangka
efisiensi dan efektifitas organisasi, maka dilaksanakananalisisbebankerja pada
Unit PelaksanaTeknis.
B. TUJUAN
Secara umum, tujuan dari analisis beban kerja adalah :
1. mengidentifikasi uraian tugas pada masing-masing unit terendah di UPTD
Laboratorium Kesehatan Kabupaten Temanggung;
2. menghitung beban kerja pada masing-masing unit terendah di Unit Pelaksana
Teknis; dan
3. menghitung jumlah kebutuhan pegawai pada masing-masing unit terendah di
Unit Pelaksana Teknis.

C. MANFAAT
Adapun manfaat dari penyusunan analisis beban kerja antara lain adalah:
1. dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam penataan organisasi;
2. dapat dijadikan dasar penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. dapat dijadikan dasar bagi penentuan reward and punishment terhadap unit
kerja ataupun pegawai;
4. dapat dijadikan tolok ukur dalam penyusunan rencana kebutuhan pegawai
secara riil pada setiap unit terendah sesuai dengan beban kerja organisasi;
dan
5. sebagai bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.
Manfaat Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri
dan Pemerintah Daerah
1. penataan/penyempurnaan struktur organisasi;
2. penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
4. sarana peningkatan kinerja kelembagaan;
5. penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar
susunan pegawai atau bahan penetapan eselonisasi jabatan struktural;
6. penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban
kerja organisasi;
7. program mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit yang kekurangan;
8. program promosi pegawai;
9. reward and punishment terhadap unit atau pejabat;
10.bahan penyempurnaan program diklat; dan
11.bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia
D. HASIL
Analisis beban kerja menghasilkan informasi berupa :
1. Uraian tugas jabatan pada masing-masing unit terendah di Unit PelaksanaTek-
nis;
2. Volume beban kerja pada setiap unit terendah di Unit Pelaksana Teknis
3. Jumlah kebutuhan pegawai pada setiap unit terendah; dan
4. Nama jabatan fungsional umum pada unit terendah di Unit Pelaksana Teknis .

E. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang dipergunakan dalam penyusunan analisis beban kerja adalah :
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapakati diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pedoman
Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman
Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1676)
6. Peraturan menteri kesehatan republik indonesianomor 33 tahun 2015 tentang
pedoman penyusunan perencanaan kebutuhansumber daya manusia
kesehatan
7. Peraturan Bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri,
dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014, Nomor 68 Tahun
2014, dan Nomor 08/SKB/MenPANRB/10/2014, tentang Perencanaan dan
Pemerataan Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Milik
Pemerintah Daerah
8. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2011
tentang Analisis Beban Kerja;
9. Peraturan Daerah Nomor 3Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Temanggung;
10. Perbup 93 tentang Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat
11. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung nomor 3 tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah ;

F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


Laporan Analisis Beban Kerja pada Unit Pelaksana Teknis disusun dengan
sistematika sebahai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PELAKSANAAN ANALISIS BEBAN KERJA
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
PELAKSANAAN ANALISIS BEBAN KERJA

Analisis beban kerja yang dilaksanakan pada Unit Pelaksana Teknis dilakukan
melalui beberapa tahapan kegiatan, dimulai dari persiapan yaitu berupa
pembentukan Tim Analisis Beban Kerja dan pemberitahuan kepada pimpinan unit,
pelaksanaan di lapanganyaitu pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi dan
penyempurnaan hasil olahan, dan terakhir adalah penetapan hasil akhir berupa
penyajian laporan hasil analisis beban kerja. Adapun uraian dari masing-masing
tahapan adalah sebagai berikut :

A. TAHAP PERSIAPAN
1. Pembentukan Tim Analisis Beban Kerja
Dalam pelaksanaan analisis beban kerja dibentuk tim yang bertugas untuk
menyusun rencana, melaksanakan, menyiapkan rumusan, dan melakukan
evaluasi pelaksanaan analisis beban kerja Pemerintah Kota Temanggung.
2. Pemberitahuan Kepada Pimpinan Pusat Kesehatan Masyarakat
Sebelum pelaksanaan analisis beban kerja sampai pada tahap kegiatan di
lapangan, maka disampaikan pemberitahuan kepada Kepala Pusat
Kesehatan Masyarakat. Pemberitahuan dituangkan dalam surat Keputusan
Walikota Temanggung Nomor.069 /55 / 112 Tahun 2017 tanggal 12 Januari
2017 yang berisi tentang bantuan peran serta pimpinan unit beserta
pegawainya sebagai nara sumber dalam pelaksanaan analisis beban kerja.

B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan gabungan beberapa cara, meliputi:
1) Daftar Pertanyaan.
Pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yaitu dengan cara
responden memberikan jawaban pada daftar pertanyaan yang
diberikan. Adapun pelaksanaannya adalah:
a) menyebarkan daftar pertanyaan analisis jabatan kepada
responden.
b) memberikan penjelasan kepada responden tentang isi daftar
pertanyaan. Butir demi butir pertanyaan dijelaskan pengertian dan
maksudnya, sehingga responden dapat memahami maksud
pertanyaan dan memudahkan memberikan jawabannya.
c) pengisian daftar pertanyaan oleh responden.
d) pengambilan daftar pertanyaan dari responden untuk dievaluasi.
Dalam evaluasi, bila terdapat jawaban yang dianggap kurang jelas
dapat dikembalikan kepada responden untuk dilengkapi.
2) Wawancara.
Wawancara merupakan tanya jawab antara pewawan cara dengan
responden. Pengumpulan data dengan cara wawan cara adalah berta-
tap muka langsung dengan responden untuk menanyakan ketugasan
yang dilakukannya deserta waktu yang dibutuhkan untuk menyele-
saikan pekerjaan tersebut.Dalampengumpulan data ini, pegawai yang
menjadi responden adalah diambil dari pegawai pada unit terendah di-
lingkungan Pusat Kesehatan Masyarakat DISI yang dipandang mampu
untuk memberikan informasiterkait dengan ketugasan pada satuan or-
ganisasi dimaksud.
3) Observasi
Dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap proses
pelaksanaan kerja dan hasil kerja yang diperoleh dan untukmenilai tin-
gkat akurasi data dan informasi yang disampaikan oleh setiap unit kerja
dengan pertimbangan adanya data/informasi yang dinilai kurang layak
atau meragukan sehingga perlu diobservasi ke lapangan
4) Referensi.
Referensi yang dipergunakan adalah buku atau dokumen yang dapat
memberikan informasi tentang pekerjaan. Pengumpulan data dari refe-
rensi adalah pengumpulan data daribuku-buku atau dokumen, seperti
laporan kegiatan unit kerja, surat-surat keputusan tentang organisasi,
pedoman keorganisasian dan ketatalaksanaan, atau referensi lain yang
berkaitan dengan misi, fungsi, tugas pokokunit, program kerja atau pro-
gram pembangunan, dan kegiatankeorganisasianlainnya.
2. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan diolah untuk dirumuskan beban kerjanya dan
pada akhirnya dapat diketahui jumlah kebutuhan pegawai dari masing-
masing unit terendah. Asumsi dasar yang dipergunakan dalam melakukan
analisis beban kerja adalah :
a. organisasi sebagai wadah dan sistem kerjasama akan memberikan
keluaran berupa hasil kerja berdasarkan beban kerja
b. beban kerja organisasi sesuai prinsip organisasi akan terbagi habis
kepada unit-unit terendah dan selanjutnya dari unit terbagi habis dalam
jabatan-jabatan
c. beban kerja dihitung berdasarkan volume kerja unit terendah untuk
setiap aktivitas kegiatan yang merupakan penjabaran dari uraian tugas
unit terendah dengan volume kerja dihitung pada periode 1 (satu)
tahun.
d. seluruh kemampuan rata-rata pegawai dalam mengerjakan aktivitas
kegiatan dikonversi ke dalam satuan norma waktu (menit)
e. analisis kebutuhan pegawai didasarkan pada volume uraian tugas yang
dijabarkan dalam uraian kegiatan dan dibagi dengan norma waktu
efektif 1 (satu) tahun.
Pengolahan yang dilakukan tahun 2017 saat ini menggunakan Aplikasi
Perncanaan SDMK berdasarkan metode perhitungan kebutuhan SDMK
berdasrkan Permenkes RI nomor 33 tahun 2015 tentang pedoman
penyusunan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan.
Laboratorium Kesehatan Kabupaten Temanggung menggunakan Aplikasi
Online di Portal Aplikasi Perencanaan SDMK.
3. Verifikasi Data
Verifikasi adalah pengujian kembali hasil olahan data, untuk memastikan
kelengkapan, kebenaran, dan kesesuaian dengan realitas pekerjaan di unit
yang dianalisis. Pelaksanaan verifikasi tersebut adalah mengirimkan hasil
olahan data yang berupa beban kerja per tahun dan jumlah kebutuhan pegawai
pada masing-masing unit terendah kepada pimpinan unit untuk klarifikasi,
koreksi, dan memperoleh masukan penyempurnaan.
4. Penyempurnaan Hasil Olahan
Penyempurnaan adalah perbaikan hasil olahan data berdasarkan masukan
yang diperoleh dari unit yang dianalisis. Masukan unit biasanya diperoleh dalam
verifikasi.

C. TAHAP PENETAPAN HASIL


PenyusunanHasil
Hasil análisis beban verja yang telah dipaparkan disusun dalam bentuk doku-
men dan dipergunakan sebagai salah satu acuan dalam perumusan kebijakan
dibidang kelembagaan, ketatalaksanaan, serta penda yagunaan sumber daya
manusia.
D. TAHAP TAHAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA OMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
1. Langkah-01 Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Faskes (Standar
Ketenagaan Minimal Puskesmas dan Standar Ketenagaan Minimal Rumah
Sakit) Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas menurut Permenkes
No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas, Standar Ketenagaan Minimal
Rumah Sakit (Permenkes No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit)
2. Langkah-02Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Fasyankes
(Puskesmas, Rumah Sakit Umum, dan Rumah Sakit Khusus) 
Membandingkan antara jumlah standar dengan jumlah SDMK yang ada di
fasyankes sehingga terlihat apakah SDMK yang ada sudah sesuai dengan
standar atau belum. Output dari perhitungan dengan menggunakan standar
ini bisa berupa :
a. Perhitungan Kebutuhan SDMK Puskesmas
b. Puskesmas Kawasan Perkotaan
3. Telah dikembangkan aplikasi metode Standar Ketenagaan Minimal yang
melengkapi buku manual 1 ini. Prinsip SKM ini adalah membandingkan
antara standar dengan jumlah SDMK yang saat ini ada
BAB III
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM
1. Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 36 Tahun 2016 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Pemerintah Kota Temanggung , dan ditindaklanjuti dengan
Surat Keputusan Walikota Nomor 36 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas,
Fungsi, dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat DISI ,maka Pusat
Kesehatan Masyarakat DISI Kota Temanggung mempunyai tugas
melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Pusat
Kesehatan Masyarakat DISI mempunyai fungsi :
1. perumusan kebijakan teknis bidang Pusat Kesehatan Masyarakat DISI;
2. pelaksanaan tugas bidang Pusat Kesehatan Masyarakat DISI;
3. penyelenggaraan pelayanan umum bidang UPT Pusk DISI;
4. pembinaan Pusat Kesehatan Masyarakat DISI, dan;
5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Berdasarkan Berput 52 tahun 2009 Susunan organisasi Unit Pelaksana
Teknis Laboratorium Kesehatan Kabupaten Temanggung
Kepala UPT;
a. Subbagian Tata Usaha; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
Berdasarkan Permenkes 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
maka struktur Organisasi Puskesmas di evaluasi dan diterbitkan surat
keputusan Walikota Temanggung no 36 tahun 2016 yaitu tentang Struktur
Organisasi Puskesmas mengacu pada Permenkes adapun strukturnya adalah
sbb :
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan
di Puskesmas kawasan perkotaan adalahsebagai berikut:
1. KepalaPuskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemenkesehatan masyarakat,
masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan
manajemen Puskesmas.
2. Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan
Diantaranya Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian,rumahtangga, dan
keuangan.
3. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
membawahi:
a. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
b. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
c. Pelayanangizi yang bersifat UKM
d. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit\
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan Membawahi upaya pengembangan
yang dilakukan Puskesmas,antara lain:
a. Pelayanan Kesehatan Produksi Remaja
b. Pelayanan Usaha Kesehatan Kerja
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium Membawahi be
Berapa kegiatan, yaitu:
a. Pelayanan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat sederhana
e. pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. pelayanan kefarmasian
g. pelayanan laboratorium
6. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
a.penyusunan rencana kerja Subbagian Tata Usaha;
b.perumusan kebijakan teknis ketatausahaan;
c. penyelenggaraan urusan umum;
d.penyelenggaraan urusan kepegawaian;
e.penyelenggaraan urusan keuangan;
f. penyelenggaraan urusan perencanaan dan evaluasi;
g.pengoordinasian penyelenggaraan tugas satuan organisasi; dan
h.evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbagian Tata
Usaha.

Sesuai dengan bagan susunan organisasi di atas, masing-masing jabatan memiliki


kedudukan, tugas dan fungsi yang sama dengan yang Sebelumnya hanya struktur
Jabatan yang berbeda karena di kelompokan sebagai tupoksi Puskesmas
berdasarkan Berbup 9 tahun 2009 kelompok Jabatan Fungsional dan Tata Kerja UPT
adalah Sbb :
Kelompok Jabatan Fungsional
(1) Kelompok Jabatan Fungsional pada Pusat Kesehatan Masyarakat terdiri
dari jabatan fungsional tertentu dan/atau jabatan fungsional umum.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Pusat Kesehatan Masyarakat sesuai dengan keahlian.
(3) Jenis dan jumlah jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan.

B. TATA KERJA
Kepala UPT :
(1) Kepala Pusat Kesehatan Masyarakatdalam melaksanakan tugas berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.
(2) Kepala Pusat Kesehatan Masyarakatmenyampaikan laporan pelaksanaan
tugas kepada Kepala Dinas secara berkala melalui Sekretaris.
Kepala Subbagian Tata Usaha :
(1) Kepala Subbagian Tata Usaha mengoordinasikan pelaksanaan tugas setiap
satuan organisasi.
(2) Kepala Subbagian Tata Usaha dalam mengoordinasikan pelaksanaan tugas
setiap satuan organisasi berdasarkan arahan Kepala UPT, dan wajib
menyampaikan laporan secara berkala.
Kepala satuan organisasi :
(1) Setiap kepala satuan organisasi bertugas memimpin, mengoordinasikan, dan
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
(2) Setiap kepala satuan organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas
bawahannya dan mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Setiap bawahan dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada
atasannya mengenai langkah pelaksanaan tugas dan fungsi satuan
organisasi masing-masing.
Organisasi :
(1) Setiap kepala satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggungjawab kepada atasannya dan menyampaikan laporan berkala
tepat pada waktunya.
(2) Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh kepala satuan organisasi
diolah dan dipergunakan sebagai bahan laporan kepada atasan serta untuk
memberikan petunjuk kepada bawahan.
(3) Setiap laporan yang disampaikan kepada atasan, untuk tembusan laporan
disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.

Sedangkan Berdasarkan Permenkes 75 tahun 2014 prinsip penyelenggaraan,


tugas, fungsi dan wewenang adalah sbb :
1. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi
a) paradigma sehat
b) Pertanggungjawaban wilayah;
c) kemandirian masyarakat;
d) pemerataan;
e) teknologi tepat guna; dan
f) keterpaduan dan kesinambungan
2. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat
3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
a) penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b) penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
4. Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
5. huruf a, Puskesmas berwenang untuk:
a) melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatanmasyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c) melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d) menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e) melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
f) melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g) memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan memberikan rekomendasi terkait
masalah kesehatan masyarakat,termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
6. Berdasarkan Tugas Pokok Fungsi dan Jabatan Pada Struktur diatas maka perlu
adanya perhitungan SDM dalam penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas
sesuai ketentuan Permenkes 33 tahun 2015 tentang pedoman SDMK.

C. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Hasil perhitungan beban kerja dapat digunakan untuk menghitung jumlah
kebutuhan pegawai per jabatan.Jumlah kebutuhan pegawai/pejabat berdasarkan
beban kerja dapat menggunakan rumus jumlah Volume Beban Kerja per tahun
(menit per tahun) dibagi dengan Jam Kerja Efektif per tahun (75.240 menit). Jika
perhitungan jumlah kebutuhan pegawai lebih besar (>) jumlah pegawai yang ada
maka terdapat kekurangan jumlah pejabat yang disebutkan, dan demikian juga
sebaliknya. Secara rinci kebutuhan jumlah pegawai dan pegawai yang ada di
masing-masing unit terendah dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
DISI
Laboratorium Kesehatan Kabupaten Temanggung
No Jenis SDMK Jumlah SDMK Jumlah SDMK Se-
Kesenjangan Keadaan
Saat Ini (ASN) harusnya
(A) (B) (A)-(B)
K/S/L
1. SANITARIAN PEMULA 0 1 -1 K
2. SANITARIAN PENYELIA 1 1 0 S
3. DOKTER AHLI PERTAMA 0 1 -1 K
4. DOKTER AHLI MUDA 1 2 -1 K
5. DOKTER AHLI MADYA 1 1 0 S
6. DOKTER GIGI AHLI MADYA 1 1 0 S
7. PERAWAT TERAMPIL 2 2 0 S
8. PERAWAT MAHIR 2 2 0 S
9. PERAWAT PENYELIA 3 3 0 S
10. PERAWAT GIGI TERAMPIL 0 1 -1 K
11. PERAWAT GIGI PENYELIA 1 1 0 S
12. BIDAN PELAKSANA LANJUTAN 1 1 0 S
13. BIDAN PELAKSANA PEMULA 1 2 -1 K
14. APOTEKER AHLI PERTAMA 1 1 0 S
15. ASISTEN APOTEKER PEMULA 0 1 -1 K
16. ASISTEN APOTEKER PENYELIA 1 1 0 S
17. EPIDEMIOLOG KESEHATAN PEMULA 0 2 -2 K
18. EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENYELIA 1 1 0 S
PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT
19.
PELAKSANA 0 1 -1 K
20. NUTRISIONIS AHLI MADYA 1 1 0 S
21. NUTRISIONIS PELAKSANA 0 1 -1 K
22. PEREKAM MEDIS PELAKSANA 1 1 0 S
PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN
23.
PELAKSANA LANJUTAN 1 2 -1 K
PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN
24.
PELAKSANA PEMULA 0 1 -1 K
TOTAL 20 32 -12 K
Secara prinsip organisasi, dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa untuk
setiap jabatan struktural harus dijabat oleh satu orang pemangku jabatan dan
jabatan non struktural minimal dijabat oleh satu orang pemangku jabatan.
Untuk itu jabatan non struktural dimungkinkan dijabat oleh beberapa orang
pemangku jabatan, tergantung dari banyaknya ketugasan yang harus
dilakukan pada jabatan tersebut.
Permasalahan di Laboratorium Kesehatan Kabupaten Temanggung
tahun 2018 untuk jabatan fungsinal umum masih kekurangan anggota, petu-
gas kebersihan sudah ada namun masih merangkap jabatan sebagai petu-
gas kebersihan sehinggan perlu penambahan. Pengemudi belum ada masih
kurang 1, pengadministasian keuangan masih kurang 1, pengadministasian
umum, pramubakti dan sarana pengelola iptek masih kurang 1 orang di se-
tiap jabatan.
Pada jabatan funsional tertentu (pelayanan klinis) pada sanitarian
pemula kurang 1,48 dengan perhitungan berdasarkan ABK sesar 1,48 maka
perlu pengusulan 1 orang untuk megisi jabatan sanitarian fungsional.
Jabatan Dokter ahli Madya sudah ada 1 ASN yang mejabat sedangkan
berdasarkan ABK membutuihkan 2 maka Puskesmas megusulkan untuk pe-
nambahan 1 ASN. Belum ada yang mengisi jabatan dokter ahli pertama se-
hingga Puskesmas mengusulkan untuk penambahan 1 ASN sesuai perhitun-
gan ABK.
Berdasarkan hasil Perhitunga Perawat gigi terampil belum ada dengan
perhitungan sesar 0,83 , Asisten apoteker pemula kurang 1 orang, Epide-
mologi kesehatan pemula belum ada dengan perhitungan sesar 1,36, penyu-
luh kesehatan masyarakat pelaksana belum ada kurang 1 orang. Nutrisionis
pelaksana masih kurang dengan perhitungan sesar 1,18, bidan pelaksana
pemula kurang 1. Kebutuhan prata laborat seharusnya berdasarkan ABK
jumlah 3 orang, yang terisi hanya 1 orang pranata laborat pelaksana dan
masih kurang 2 orang pranata laborat pelaksana lanjutan 1orang dan pranata
laborat pelaksana pemula 1 orang. Pustu 1 (satu) dan 2 (dua).
Dapat dijelaskan bahwa untuk setiap jabatan struktural harus dijabat
oleh satu orang pemangku jabatan dan jabatan fungsional minimal dijabat
oleh satu orang pemangku jabatan. Untuk itu jabatan fungsional
dimungkinkan dijabat oleh beberapa orang pemangku jabatan, tergantung
dari banyaknya ketugasan yang harus dilakukan pada jabatan tersebut.
Sesuai prinsip organisasi, struktural harus dijabat oleh satu orang pemangku
jabatan dan diharapkan pada pejabat struktural yang bersangkutan untuk
bisa mencermati ketugasanya, sehingga ketugasan tersebut dapat
didelegasikan kepada pemangku jabatan non struktural yang ada
dibawahnya. Apabila memang tidak ada ketugasan yang bisa didelegasikan,
maka hal ini dapat dipakai sebagai salah satu teknik perhitungan dalam
pemberian insentif atau penghargaan lain kepada pejabat struktural yang
bersangkutan
D. RENCANA TINDAK LANJUT
1. Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan suatu Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan yang membutuhkan pegawai dengan kompetensi teknis
dan administratif untuk melaksanakan visi dan misinya sehingga di
rekomendasikan:
a. perlu kajian kesesuaian kompetensi yang dibutuhkan dalam hal
penempatan pegawai dengan tujuan mewujudkan kesesuaian antara
kompetensi (rumpun kompetensi) pemangku jabatan dengan
ketugasan yang melekat pada jabatan tersebut;
b. perludilakukanpendidikan dan pelatihan yang bersifatteknis dan ad-
ministrative untuk para pegawainya.
2. Perlu ada ketegasan dan kejelasan setiap kedudukan pejabat fungsional
umum terhadap jabatannya masing-masing. Hal ini perlu ada sosialisasi
terhadap setiap pejabat fungsional umum secara terbuka sehingga setiap
pegawai (khususnya pejabat non struktural) mengetahui dirinya sebagai
pemangku jabatan apa dan mengetahui setiap pekerjaan yang terkait
dengan ketugasannya harus melakukan koordinasi dengan sesama
pejabat non struktural.
3. Masih ada jabatan fungsional umum dan fungsional tertentu/khusus yang
belum ada pemangku jabatannya dapat dilihat pada tabel :
Tabel 3
Rekapitulasi Jabatan yang Belum Mempunyai Pemangku Jabatan
N
Sub.bagian Jabatan Fungsional Umum
o
1 Jabatan Fungsional • Petugas keamanan (butuh 1)
Umum • Penemudi (butuh 1)
• Pengadministrasi keuangan (butuh 1)
• Pemgadministasian umum (butuh 3)
• Pengelola sarana iptek (butuh 1)
• Pramu bakti (butuh 1)
2 Pelayanan Klinis JabatanFungsionalTertentu/Khusus
a. Sanitarian pemula (butuh 1)
b. Dokter ahli pertama (butuh 1)
c. Dokter ahli muda (kurang 1)
d. Epidemologi kesehatan pemula (butuH 2)
e. Perawat gigi terampil (butuh 1)
f. Bidan pelaksana pemula (kurang 1)
g. Asisten apoteker pemula(kurang 1)
h. Asisten apoteker penyelia (butuh 1)
i. Penyuluh kesehatan masyarakat (butuh 1)
j. Nutrision pelaksana (butuh 1)
k. Pranata laboratorium kesehatan
pelaksana lanjutan (butuh 1)
l. Pranata laboratorium kesehatan
pelaksana pemula (butuh 1)

Terhadap adanya jabatan jabatan fungsional Umum dan Tertentu/khusus


yang belum ada pemangku jabatannya sebagaimana tampak dalam tablel 3
tersebut diatas, maka pada :
1) Jabatan petugas keamanan kurang 1 (satu) orang.
Rekomendasi : perlu tambahan 1 (satu) telah dijabat .
2) Jabatan pengemudi kurang 1 (satu) orang.
Rekomendasi : perlu tambahan 1 (satu) telah dijabat .
3) Jabatan pengadministrasi umum kurang 3 (tiga) orang untuk itu diper-
bantukan di bagian pendaftaran.
Rekomendasi : Penginventaris kurang 3 (satu) telah dijabat .
4) Jabatan Pengamanan Kurang 1 ( satu ) orang.
Rekomendasi : jabatan pengamanan ditamah 1 orang karena jabatan
pengamanan masih di rangkap oleh petugas kebersihan
5) Jabatan Pengelola sarana iptek kurang 1 (satu) orang.
Rekomendasi : perlu tambahan 1 (satu) telah dijabat .
6) Jabatan Pramu bakti kurang 1 (satu) orang.
Rekomendasi : perlu tambahan 1 (satu) telah dijabat .
7) Jabatan dokter ahli pertama (butuh 1), dokter ahli muda (kurang 1),
sanitarian pemula (butuh 1), Perawat gigi terampil (butuh 1), Bidan
pelaksana pemula (kurang 1), Asisten apoteker pemula(kurang 1),
Asisten apoteker penyelia (butuh 1), Nutrision pelaksana (butuh 1),
Pranata laboratorium kesehatan pelaksana lanjutan (butuh 1), Pranata
laboratorium kesehatan pelaksana pemula (butuh 1)
Rekomendasi :Perlu adanya tambahan dokter ahli pertama 1 orang,
dokter ahli muda 1 orang sanitarian pemula 1 orang, Perawat gigi
terampil 1 orang, Bidan pelaksana pemula 1 orang, Asisten apoteker
pemula 1 orang , Asisten apoteker penyelia 1 orang , Nutrision
pelaksana 1 orang, Pranata laboratorium kesehatan pelaksana
lanjutan 1 orang , Pranata laboratorium kesehatan pelaksana pemula 1
orang
8) Epidemiologi sudah ada 1 namum menurut standar kopetensi belum
sesuai, dan masih kurang kesehatan membutuhkan 2 orang,
Rekomendasi : perlu penambahan 2 (dua) orang untuk memenuhi
kebutuhan petugas lapangan yang berkesinambungan
9) Promosi Penyuluh Kesehatan Masyarakat ( PKM ) membutuhkan 1
( satu ) orang
Rekomendasi : perlu pengusulan tenaga promosi penyuluhan kese-
hatan masyarakat untuk promotif dan preventif terhadap penyakit
maka perlu tenaga penyuluh kesehatan masyarakat yang bertujuan
untuk pencegahan dan perubahan perilaku masyarakat
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Kekurangan tenaga di Pusat Kesehatan Masyarakat DISI sebanyak
(dua puluh ) orang yang terdiri dari
a. Petugas keamanan : 1 orang
b. Penemudi : 1 orang
c. Pengadministrasi keuangan : 1 orang
d. Pemgadministasian umum : 3 orang
e. Pengelola sarana iptek : 1 orang
f. Pramu bakti : 1 orang
g. Sanitarian pemula : 1 orang
h. Dokter ahli pertama : 1 orang
i. Dokter ahli muda : 1 orang
j. Epidemologi kesehatan pemula : 2 orang
k. Perawat gigi terampil : 1 orang
l. Bidan pelaksana pemula : 1 orang
m. Asisten apoteker pemula : 1 orang
n. Asisten apoteker penyelia : 1 orang
o. Penyuluh kesehatan masyarakat : 1 orang
p. Nutrision pelaksana : 1 orang
q. Pranata laboratorium kesehatan pelaksana lanjutan : 1 orang
r. Pranata laboratorium kesehatan pelaksana pemula : 1 orang
2. Beberapa jenis jabatan masih dirangkap oleh pemangku jabatan lain.
3. Beberapa nama jabatan fungsional umum belum ada pemangku jabatan.
4. Beberapa jenis jabatan masih dirangkap oleh pemangku jabatan lainkarena
keterbatasan SDM.
5. Beban kerja yang tidak seimbang dengan jumlah SDM
6. Jenjang dan jenis pendidikan masih ada yang tidak sesuai dengan pe-
megang jabatan.
B. SARAN
1. Sebaiknya satu jenis Pemegang jabatan disesuaikan dengan hasil perhi-
tungan Analisis Beban Kerja.
2. Sebelum melaksanakan analisis beban kerja sebaiknya dilakukan anali-
sis jabatan terlebih dahulu untuk mengetahui keriteria jenis jabatan.
3. Formasi pegawai disesuaikan dengan kebutuhan beban kerja,kriteria je-
nis jabatan,dan penempatannya disesuaikan dengan syarat jabatan.
4. Jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan pemegang jabatan.
5. Perlu dilakukan diklat sesuai dengan rumpun kompetensi pemangku
jabatan dengan ketugasan yang melekat pada jabatan tersebut.
6. Perlu dilakukan diklat análisis beban kerja untuk mendukung pelaksa-
naan análisis beban kerja selanjutnya.
7. Perlu dilakukan evaluasi sesuai ketugasan sehat jasmani dan rohani
BAB V
PENUTUP

Dengan tersusunnya laporan hasil análisis beban kerja pada Pusat


Kesehatan Masyarakat DISI Kota Temanggung semoga dapat dijadikan salah
satu pedoman penataan/penyempurnaan struktur organisasi,penilaian prestasi
kerja jabatan dan prestasi kerja,bahan penyempurnaan sistem dan prosedur
kerja,sarana peningkatan kinerja kelembagaan,penyusunan standar beban kerja
jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar pegawai atau bahan penetapan
eselonisasi jabatan struktural,penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil
sesuai dengan beban kerja organisasi,program mutasi pegawai dari unit yang
berlebihan ke unit yang kekurangan, program promosi pegawai,reward and
punishment terhadap unit atau pejabat,bahan penyempurnaan program
diklat,dan bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,
maka saran dan masukan sangat kami harapkan untuk penyempurnaannya agar
hasil pelaksanaan analisis beban kerja ini dapat digunakan sebagai informasi
beban kerja jabatan.

Anda mungkin juga menyukai