4
1. Setiap Pegawai wajib menyusun SKP untuk
menentukan rencana kerja dan target yang akan
dicapai.
2. SKP memiliki karakteristik:
a. kejelasan;
b. dapat diukur;
c. relevan;
d. dapat dicapai; dan
e. memiliki target waktu.
3. SKP memuat kegiatan tugas Jabatan dan tugas
tambahan dengan target kerja yang harus dicapai
dalam kurun waktu penilaian (tahunan dan
bulanan). 5
2. Aspek kuantitas merupakan target dari jumlah hasil kerja yang
diperoleh dari perjanjian kerja/program kegiatan/uraian tugas
pekerjaan; ditetapkan secara hierarki mengacu pada target
kerja Pimpinan Unit Kerja; dan satuan yang digunakan
tergantung pada hasil kerja atau aktivitas kerja yang dilakukan.
Untuk pejabat fungsional selain mengacu pada target kerja
Pimpinan Unit Kerja harus disesuaikan dengan target pencapaian
angka kredit minimal dalam 1 (satu) tahun.
7
a. Perubahan/mutasi Jabatan;
b. perubahan tugas dan fungsi Jabatan;
c. perubahan anggaran;
d. Pegawai melaksanakan cuti di luar
tanggungan negara, cuti hamil, cuti besar,
dan cuti sakit; dan/atau
e. keadaan kahar yang mempengaruhi
pelaksanaan program/kegiatan/sub
kegiatan.
8
1. Penilaian Kinerja Pegawai terdiri atas unsur capaian SKP
dan perilaku.
2. Capaian SKP meliputi capaian target kerja atas tugas
Jabatan, tugas tambahan, dan/atau Kreativitas.
3. Capaian SKP untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas
Jabatan diukur dengan 4 (empat) aspek meliputi kuantitas,
kualitas, waktu, dan biaya.
4. Penilaian capaian SKP dilakukan setiap bulan sebagai
bahan evaluasi Kinerja Pegawai.
5. Penilaian SKP setiap bulan dilakukan dengan
membandingkan antara realisasi kerja selama 1 (satu)
bulan dengan target kerja yang telah ditetapkan untuk
1 (satu) bulan.
6. Penilaian Kinerja Pegawai dalam 1 (satu) tahun dihitung
dengan mengakumulasi tingkat capaian SKP setiap bulan
dan perilaku. 9
1. Penugasan Menteri sebesar 30% (tiga puluh
per seratus);
2. Penugasan Pimpinan Unit Kerja Eselon I
sebesar 25% (dua puluh lima per seratus);
3. Penugasan Pimpinan Unit Kerja Eselon II
sebesar 20% (dua puluh per seratus);
4. Penugasan Kepala Unit Pelaksana Teknis
(UPT) sebesar 15% (lima belas per seratus);
dan/atau
5. Penugasan oleh atasan langsung selain
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d
sebesar 15% (lima belas per seratus).
10
a. Perubahan/mutasi Jabatan;
b. perubahan tugas dan fungsi Jabatan;
c. perubahan anggaran;
d. Pegawai melaksanakan cuti di luar
tanggungan negara, cuti hamil, cuti besar,
dan cuti sakit; dan/atau
e. keadaan kahar yang mempengaruhi
pelaksanaan program/kegiatan/sub
kegiatan.
11
Penilaian kreativitas terhitung mulai tanggal
pengakuan kemanfaatan hasil kreativitas oleh
Presiden, Menteri, atau Pimpinan Unit Kerja
Eselon I.
13
Nilai capaian Kinerja Pegawai dinyatakan
dengan angka dan sebutan:
91 – ke atas : Sangat Baik;
76 – 90 : Baik;
61 – 75 : Cukup;
51 – 60 : Kurang; dan
50 – ke bawah : Buruk.
15
Penyusunan SKP dan penilaian Kinerja Pegawai
menggunakan aplikasi elektronik berbasis
website/ekinerja
17
Penyusunan SKP dan penilaian Kinerja Pegawai
menggunakan aplikasi elektronik berbasis
website/ekinerja
8 AREA PERUBAHAN
Indeks Penguatan Sistem
E-procurement Manajemen ASN
PENERAPAN
Penuntasan rekrutmen
Indeks Reformasi Birokrasi TIK DALAM
Birokrasi BIROKRASI
ASN
yang
efektif Indeks e-Government Percepatan operasionalisasi
dan KASN
efisien Indeks Profesionalitas ASN Evaluasi akuntabilitas kinerja,
evaluasi zona integritas,
penerbitan kebijakan perjanjian
Birokrasi kinerja dan pelaporan kinerja
Indeks Integritas Nasional
yang PENGUATAN
SISTEM Kompetisi inovasi pelayanan
memiliki
MANAJEMEN publik nasional
pelayanan SKM
publik SDM ASN
berkualita Penilaian pengelolaan
s % Kepatuhan UU Yanlik pengaduan pelayanan publik
19
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI NASIONAL 2015-2019
Terwujudnya
Birokrasi yang bersih dan
pemerintahan yang bersih
akuntabel
dan bebas KKN
Meningkatnya kapasitas
Birokrasi yang efektif dan
dan akuntabilitas kinerja
efisien
birokrasi
20
Pasal 18
Penyelenggaraan pemerintahan daerah
memprioritaskan pelaksanaan urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar.
Pasal 298
Belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai
Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait
Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar
pelayanan minimal
21
PRODUK HUKUM DAERAH
PENETAPAN
PENGATURAN (Konkrit,
Individual, final)
SWOT
25
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMERINTAHAN
Membangun Kepemerintahan
Yang Baik (Good Governance),
sektor publik menjadi pelopor KINERJA
BINWAS dalam penyelenggaraan PEMERIN-
PEMERINTAHAN
pemerintahan dan dalam TAHAN
meningkatkan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan
26
1. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan
umum, desentralisasi dan otonomi daerah guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
2. Terciptanya hubungan yang serasi antara
pemerintah pusat dan daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan umum dan daerah
;
3. Meningkatkan kapasitas dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan dan pemberdayaan
dan pelayanan masyarakat;
4. Menigkatkan akuntabilitas kelembagaan
pemerintahan daerah yang berbasis kinerja
pemerintahan;
5. Menghindari penyalahgunaan kewenangan,
keuangan dan materiil yang dilakukan
pemerintahan daerah dan melindungi masyarakat
masyakat. 27
Pembinaan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah adalah upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Gubernur
selaku Wakil Pemerintah di daerah untuk
mewujudkan tercapainya tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah
30
Proses kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan
secara efisien dan efektif sesuai dengan
rencana dan ketentuan peraturan
perundangundangan.
PEMERINTAH
Pembinaan Pengawasan
MENDAGRI K/L
Secara Nas.
DIKOORDINASIKAN
MENDAGRI Provinsi
Gubernur sebagai wakil Pem.
Binwas umum dan teknis
Kab/Kota
32
1. MENGHADIRKAN KESEJAHTERAAN BAGI
MASYARAKAT (PUBLIC WELFARE).
Pemerintah
Pusat
Staf
Pelayanan
Organisasi Kepuasan
Transfer Pemerintah Pemerintah Dinas Prima Kepada Masyarakat
kewenangan Daerah Masyarakat
Daerah
Lemtekda
DPRD
Daerah
Otonom Badan Semi
Otonom
Masyarakat
Keterangan :
Daerah
: Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf)
: Pelayanan langsung kepada masyarakat luas (Unsur lini)
: Pelayanan langsung kepada masyarakat relatif terbatas (Auxiliary)
KEAHLIAN KETERAMPILAN
37 37
JABATAN JABATAN PIMPINAN
JABATAN FUNGSIONAL
ADMINISTRASI TINGGI
• Jabatan Administrator • Jabatan fungsional • JPT utama;
memimpin pelaksanaan keahlian, terdiri atas: • JPT madya; dan
seluruh kegiatan a. ahli utama; • JPT pratama.
pelayanan dan administrasi b. ahli madya;
c. ahli muda; dan Berfungsi memimpin dan
• Jabatan Pengawas d. ahli pertama. memotivasi setiap Pegawai
mengendalikan ASN melalui:
pelaksanaan kegiatan • Jabatan fungsional • kepeloporan
keterampilan, terdiri atas: • pengembangan kerja sama;
• Jabatan Pelaksana a. penyelia; dan
melaksanakan kegiatan b. mahir; • keteladanan.
pelayanan dan administrasi c. terampil; dan
pemerintahan dan d. pemula.
pembangunan
DEVELOPMENT
42
Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi antara lain melalui: pendidikan
dan pelatihan, seminar, kursus, dan
penataran.
Harus dievaluasi oleh Pejabat yang
Berwenang (PyB) dan digunakan sebagai
salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan
dan pengembangan karier.
Wajib disusun dalam rencana pengembangan
kompetensi tahunan dalam rencana kerja
anggaran
PNS diberikantahunan
kesempataninstansi.
untuk melakukan praktik kerja di
instansi lain di pusat/daerah yang dilakukan melalui
pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta dalam waktu
paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya
dikoordinasikan oleh LAN dan BKN. 43
Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang
sama untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih
tinggi.
Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan
objektif antara:
Kompetensi;
Kualifikasi;
Persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan;
Penilaian atas prestasi kerja;
Kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan
Pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada instansi
pemerintah; “Tanpa membedakan jender, suku, agama,
ras, dan golongan.”
Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS
dilakukan oleh PPK setelah mendapat pertimbangan Tim
Penilai Kinerja PNS pada Instansi yang dibentuk oleh PyB.
44
Unsur pemerintah dan/atau Mewujudkan:
non-pemerintah, yang terdiri: Sistem Merit
1 orang Ketua merangkap ASN yg profesional
anggota. Pemerintahan yang efektif,
1 orang Wakil Ketua efisien, terbuka, dan bebas KKN;
merangkap anggota ASN yg netral;
5 orang anggota Profesi ASN yg dihormati;
ASN dinamis & berbudaya.
Mengawasi proses pengisian
Tugas: menjaga netralitas;
JPT;
melakukan pengawasan atas
Penerapan asas, nilai
pembinaan profesi; dan
dasar, serta kode etik dan kode
melaporkan hasilnya kepada
perilaku (mengawasi dan
Presiden
mengevaluasi serta meminta
Fungsi: mengawasi norma dasar,
informasi, memeriksa dan
kode etik dan kode perilaku ASN,
klarifikasi laporan
serta penerapan Sistem Merit
pelanggaran) 45
Sifat Dasar pengisian: Dilakukan secara kompetitif dan
terbuka dikalangan PNS
46
JPT utama dan madya tertentu dapat berasal dari non-PNS
dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan
secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam
KEPRES.
JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri setelah
mengundurkan diri dari dinas aktif apabila dibutuhkan dan
sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan melalui proses
secara terbuka dan kompetitif.
47
Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.
Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti
seleksi/uji kompetensi kembali untuk menduduki jabatan
yang sama pada periode berikutnya.
Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang
diperjanjikan dengan atasan.
Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan
dalam waktu 1 (satu) tahun pada suatu jabatan, diberikan
kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki
kinerjanya.
Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak
menunjukan perbaikan kinerja, maka Pejabat yang
bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi
kembali. Dari hasil seleksi ulang tersebut Pejabat ybs dapat
dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih
rendah. 48
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap
jabatan PNS dilakukan penyetaraan:
jabatan eselon Ia kepala Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK) setara dengan JPT utama;
jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan JPT
madya;
jabatan eselon II setara dengan JPT pratama;
jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;
jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; dan
jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan
jabatan pelaksana,
52
• Promosi merupakan bentuk pola karier yang dapat
berbentuk vertikal atau diagonal.
• PNS dapat dipromosikan di dalam dan/atau antar
Jabatan Administrasi dan Jabatan Fungsional ketrampilan,
ahli pertama, dan ahli muda sepanjang memenuhi
persyaratan jabatan.
• Dalam hal instansi belum memiliki kelompok suksesi (talent
pool), promosi dalam jabatan administrasi dapat
dilakukan melalui seleksi internal oleh panitia seleksi
yang dibentuk oleh PPK.
• PNS yang menduduki jabatan administrator dan jabatan
fungsional jenjang ahli madya dapat dipromosikan ke
dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama sepanjang
memenuhi persyaratan jabatan, mengikuti dan lulus
seleksi. 53
• PNS yang menduduki jabatan fungsional jenjang ahli utama dapat
melamar ke dalam jabatan pimpinan tinggi sepanjang memenuhi
persyaratan jabatan, mengikuti dan lulus seleksi.
4 54
55