BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 5 TAHUN 2014
1
2
PEGAWAI NEGERI SIPIL
PNS (Pasal 7)
1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7) 2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)
• Berstatus pegawai tetap • Diangkat dengan perjanjian
dan Memiliki NIP secara kerja sesuai kebutuhan
Nasional; instansi dan ketentuan
• Menduduki jabatan Undang-Undang.
pemerintahan. • Melaksanakan tugas
pemerintahan.
PIMPINAN TINGGI
UTAMA
MADYA
PRATAMA
Utama
ADMINSTRATOR Penyelia
Madya
Mahir
Muda
Terampil
PENGAWAS Pertama
Pemula
PELAKSANA KEAHLIAN
KETERAMPILAN
JABATAN ASN
JABATAN PIMPINAN
JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL
TINGGI
• Jabatan Administrator • Jabatan fungsional keahlian, • JPT utama;
memimpin pelaksanaan terdiri atas: • JPT madya; dan
seluruh kegiatan pelayanan a. ahli utama; • JPT pratama.
dan administrasi b. ahli madya;
c. ahli muda; dan Berfungsi memimpin dan
• Jabatan Pengawas d. ahli pertama. memotivasi setiap Pegawai
mengendalikan pelaksanaan ASN melalui:
kegiatan • Jabatan fungsional • kepeloporan
keterampilan, terdiri atas: • pengembangan kerja sama;
• Jabatan Pelaksana a. penyelia; dan
melaksanakan kegiatan b. mahir; • keteladanan.
pelayanan dan administrasi c. terampil; dan
pemerintahan dan d. pemula.
pembangunan
PNS PPPK
• Setia dan taat pada Pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI, dan pemerintah
yg sah;
• Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
• Melaksanakan kebijakan yg dirumuskan pejabat pemerintah yg
berwenang;
• Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
• Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
• Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, prilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
• Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pejabat Pembina Kepegawaian 9
• dilakukan berdasarkan:
- kualifikasi;
- Kompetensi (teknis, manajerial, sosial
kultural);
- penilaian kinerja, dan
- kebutuhan Instansi Pemerintah.
• Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas
dan moralitas.
Pengembangan Kompetensi 14
15
HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT PLAN (HCDP )
KINERJA
Soft
Pengalaman Kecakapan apa
Competency
Apa yang seseorang pernah
Kepribadian
yang
kerjakan
seseorang
Hard kuasai
Competency
Apa yang seseorang Bagaimana karakter
ketahui seseorang
Program Pengembangan Kompetensi
Coaching &
Mentoring
Self Development In Class
(15% - 25%)
(50% - 70%)
(15% - 25%)
Bestpractice: Coaching dan Mentoring memiliki prosentase paling besar dalam efektivitas
pengembangan kompetensi, dibandingkan program Self Development dan In Class karena atasan
berperan langsung sebagai pembimbing dan langsung aplikasi di tempat kerja
RE-ENTRY PROGRAM DALAM HCDP
28
PROMOSI PNS 29
• Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara:
- kompetensi;
- kualifikasi;
- persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan;
- penilaian atas prestasi kerja;
- kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan
- pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah
“tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.”
• Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh
PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada
Instansi yang dibentuk oleh PyB.
MUTASI PNS 30
• Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi
Pusat, antar-Instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah,
antar-Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar
negeri.
• Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya.
• Perpindahan PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan
oleh Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
• Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah
memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
• Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh
Pejabat yang Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari
Kepala BKN.
• Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.
• Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan “konflik
kepentingan”.
• Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD.
PENILAIAN KINERJA PNS 31
Dilakukan berdasarkan:
• perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi;
Memperhatikan
• target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
Metode
• objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
• Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang
kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan
pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
• Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS.
41