Anda di halaman 1dari 41

POKOK – POKOK KEPEGAWAIAN

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 5 TAHUN 2014

1
2
PEGAWAI NEGERI SIPIL

PNS (Pasal 1 butir 3 )


Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.

PNS (Pasal 7)

PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a


merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai
pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan
memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
3
PEGAWAI ASN

1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7) 2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)
• Berstatus pegawai tetap • Diangkat dengan perjanjian
dan Memiliki NIP secara kerja sesuai kebutuhan
Nasional; instansi dan ketentuan
• Menduduki jabatan Undang-Undang.
pemerintahan. • Melaksanakan tugas
pemerintahan.

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara


• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai
politik
JABATAN (UU ASN)

PIMPINAN TINGGI

UTAMA
MADYA
PRATAMA

JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL

 Utama
ADMINSTRATOR  Penyelia
 Madya
 Mahir
 Muda
 Terampil
PENGAWAS  Pertama
 Pemula
PELAKSANA KEAHLIAN
KETERAMPILAN
JABATAN ASN
JABATAN PIMPINAN
JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL
TINGGI
• Jabatan Administrator • Jabatan fungsional keahlian, • JPT utama;
memimpin pelaksanaan terdiri atas: • JPT madya; dan
seluruh kegiatan pelayanan a. ahli utama; • JPT pratama.
dan administrasi b. ahli madya;
c. ahli muda; dan Berfungsi memimpin dan
• Jabatan Pengawas d. ahli pertama. memotivasi setiap Pegawai
mengendalikan pelaksanaan ASN melalui:
kegiatan • Jabatan fungsional • kepeloporan
keterampilan, terdiri atas: • pengembangan kerja sama;
• Jabatan Pelaksana a. penyelia; dan
melaksanakan kegiatan b. mahir; • keteladanan.
pelayanan dan administrasi c. terampil; dan
pemerintahan dan d. pemula.
pembangunan

1. Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.


2. Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari prajurit TNI dan anggota Polri
PENYETARAAN 6

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap jabatan


PNS dilakukan penyetaraan:
•jabatan eselon Ia kepala LPNK JPT utama;
•jabatan eselon Ia dan eselon Ib JPT madya;
•jabatan eselon II JPT pratama;
•jabatan eselon III jabatan administrator;
•jabatan eselon IV jabatan pengawas; dan
•jabatan eselon V dan fungsional umum jabatan
pelaksana,
sampai dengan berlakunya peraturan pelaksanaan mengenai
Jabatan ASN dalam Undang Undang ini.
7
HAK PEGAWAI ASN

PNS PPPK

• PNS berhak memperoleh: • PPPK berhak memperoleh:


• gaji, tunjangan, dan • gaji dan tunjangan;
fasilitas; • cuti;
• cuti; • perlindungan; dan
• jaminan pensiun dan • pengembangan
jaminan hari tua; kompetensi.
• perlindungan; dan
• pengembangan
kompetensi.
8
kewajiban PEGAWAI ASN

• Setia dan taat pada Pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI, dan pemerintah
yg sah;
• Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
• Melaksanakan kebijakan yg dirumuskan pejabat pemerintah yg
berwenang;
• Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
• Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
• Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, prilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
• Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pejabat Pembina Kepegawaian 9

• Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat


mendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan,
dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan
madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada:
– Menteri di kementerian;
– Pimpinan lembaga di LPNK;
– sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS;
– gubernur, di provinsi; dan
– bupati/walikota, di kabupaten/kota.

Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan


menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan
pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pejabat yang Berwenang 10

• Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen


ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekjen/ sekretariat
LN, sekretariat LNS, Sekda provinsi dan kabupaten/kota.
• Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di
Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
• Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
• Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan


melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai
ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Manajemen PNS 11

Manajemen PNS meliputi:


a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;
b. pengadaan;
c. pangkat dan jabatan;
d. pengembangan karier; i. penggajian dan tunjangan;
e. pola karier; j. penghargaan;
f. promosi; k. disiplin;
l. pemberhentian;
g. mutasi; m. pensiun dan tabungan hari
h. Penilaian kinerja tua; dan
n. perlindungan.
Pangkat dan Jabatan 12

• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.


• Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS
yang menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan
pola kerja.
• PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, Jabatan
Administrasi, dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan
Daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian
kinerja.
• PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan
instansi TNI dan Polri yang pangkat/jabatannya disesuaikan
dengan pangkat dan jabatan di lingkungan instansi TNI dan
Polri.
Pengembangan Karier 13

• dilakukan berdasarkan:
- kualifikasi;
- Kompetensi (teknis, manajerial, sosial
kultural);
- penilaian kinerja, dan
- kebutuhan Instansi Pemerintah.
• Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas
dan moralitas.
Pengembangan Kompetensi 14

• Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk


mengembangkan kompetensi antara lain melalui: pendidikan dan
pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.
• Harus dievaluasi oleh PyB dan digunakan sebagai salah satu dasar
dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
• Wajib disusun dalam rencana pengembangan kompetensi tahunan
dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.

PNS diberikan kesempatan untuk melakukan praktik kerja di instansi lain


di pusat/daerah yang dilakukan melalui pertukaran antara PNS dengan
pegawai swasta dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.
AREA PENGEMBANGAN MELALUI DIKLAT
• Kemampuan teknis operasional yang diperlukan oleh
pegawai untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya.
• Pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
Unit Eselon I.
Hard • Pengembangan didasarkan pada Dokumen Human Capital
Competencies Development Plan (HCDP) Kementerian Keuangan.

• Kompetensi manajerial yang diperlukan untuk dapat


mengelola pekerjaannya dengan baik.
• Diukur menggunakan Assessment Center.
Soft • Pengembangan melalui Diklat Berbasis Kompetensi (DBK)
Competencies

15
HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT PLAN (HCDP )

• Merupakan dokumen tunggal yang memuat


perencanaan pengembangan Sumber Daya
Manusia di lingkungan Kementerian Keuangan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
• pada prinsipnya memandang pegawai sebagai
aset penting organisasi, dimana sebagai aset
nilainya dapat ditingkatkan melalui investasi
berupa pendidikan, pelatihan dan pengembangan
lainnya.
• Meliputi Degree, Non-degree Program, dan Re-
entry Program
16
DEGREE PROGRAM

- Terdiri dari Program Sarjana (S1) dan Program


Pasca Sarjana (Magister-S2 dan Program
Doktor-S3)
- Pelaksanaan pengembangan kapasitas dalam
program ini dapat dilaksanakan melalui:
1.Melanjutkan pendidikan atas inisiatif sendiri
(menggunakan biaya pribadi dan dilaksanakan
di luar jam kerja)  RKMK tentang Tata Cara
Pemberian Ijin Belajar di lingkungan Kemenkeu
2.Tugas Belajar (Kementerian Keuangan dan
Mandiri)
17
NON DEGREE PROGRAM

• Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan


Republik Indonesia nomor 137/KMK.01/2001
tentang Pola Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Departemen Keuangan, Diklat secara
umum terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1.Diklat Prajabatan : Gol I, II, III
2.Diklat Dalam Jabatan
3.Pendidikan Tinggi Kedinasan (Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara)
Diklat Dalam Jabatan bagi
Pelaksana/Pejabat Fungsional
• Diklat Teknis Substantif Dasar (DTSD)
Diklat Teknis yang diberikan kepada pegawai yang
baru masuk di Kementerian Keuangan dan telah
ditempatkan pada suatu unit kerja (eselon I) tertentu
di lingkungan Kementerian Keuangan
• Diklat Teknis Substantif Spesialisasi (DTSS)
Diberikan kepada pegawai yang telah cukup
memahami tugas dan fungsi di unit kerjanya, serta
akan atau telah ditempatkan pada suatu jabatan
pelaksana yang sifatnya khusus/spesialistis tertentu
Diklat Dalam Jabatan bagi
Pelaksana/Pejabat Fungsional
• Diklat Teknis Umum (DTU)
Dapat diikuti oleh seluruh pegawai di lingkungan
Kementerian Keuangan. DTU bertujuan untuk
memberikan keterampilan dan pengetahuan tentang
pelayanan teknis atau administratif yang bersifat
umum.
• Diklat Fungsional (DF)
Diberikan kepada pegawai yang akan atau telah
diangkat menjadi pejabat fungsional tertentu
Diklat Dalam Jabatan bagi
Pelaksana/Pejabat Fungsional
• Diklat Penyegaran
Ditujukan pada pegawai yang telah mengikuti diklat
spesialis tertentu dan bermaksud meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya sehubungan
dengan perkembangan kebijakan/peraturan baru
• Diklat Ujian Dinas Tingkat I (DUD Tk. I)
Dapat diberikan pada pegawai yang bermaksud
pindah golongan dari II ke III dan memiliki ijazah
SLTA, serta telah berpangkat Pengatur Tingkat I (II/d)
dengan masa kerja 2 (dua) tahun dalam pangkat
tersebut
Diklat Dalam Jabatan bagi
Pelaksana/Pejabat Fungsional
• Diklat Penyesuaian Ijazah (Diklat UPKP)
Ditujukan pada pegawai yang akan mengikuti Ujian
Penyesuaian Kenaikan Pangkat (UPKP)
Sedang dalam tahap analisis dan evaluasi terkait
urgensi penyelenggaraan Diklat tersebut dengan
UPKP
Diklat Dalam Jabatan bagi Pejabat
Struktural
• Diklat Kepemimpinan
Diklatpim adalah diklat yang dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan
aparatur pemerintah yang sesuai dengan jabatan
struktural tertentu yang dilaksanakan secara
berjenjang
Terdiri dari: Diklatpim I, II, III, dan IV
Ke depan  Disusun Pola Diklat Kepemimpinan yang
khusus ditujukan bagi Pejabat/Pegawai di
Kementerian Keuangan
Diklat Dalam Jabatan bagi Pejabat
Struktural
• Diklat Berbasis Kompetensi (DBK)
DBK dilaksanakan dengan mengingat pengangkatan
pegawai dalam jabatan struktural di lingkungan
Kementerian Keuangan, yang salah satunya
mempersyaratkan nilai JPM (Job Person Match)
DBK merupakan diklat yang bertujuan untuk
mengurangi gap antara tuntutan Standar Kompetensi
Jabatan dengan kondisi aktual kompetensi Pemangku
Jabatan.
Terdiri dari: DBK Eselon II, III, IV
Diklat Dalam Jabatan bagi Pejabat
Struktural
• Diklat Ujian Dinas Tingkat II (DUD Tk. II)
Kepada pejabat yang telah menduduki jabatan struktural
eselon III selama 1 (satu) tahun dan sekurang-kurangnya telah
1 tahun dalam pangkatnya yang terakhir, dan memiliki ijazah
Sarjana atau Diploma IV, serta memenuhi persyaratan
administratif lainnya, dapat diberikan Ujian Dinas Tingkat II
untuk pindah golongan dari golongan III ke golongan IV.
Hubungan antara Kompetensi dan
Kinerja
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya adalah kompetensi

KINERJA

Soft
Pengalaman Kecakapan apa
Competency
Apa yang seseorang pernah
Kepribadian
yang
kerjakan
seseorang
Hard kuasai
Competency
Apa yang seseorang Bagaimana karakter
ketahui seseorang
Program Pengembangan Kompetensi

Coaching &
Mentoring
Self Development In Class
(15% - 25%)
(50% - 70%)
(15% - 25%)

Bestpractice: Coaching dan Mentoring memiliki prosentase paling besar dalam efektivitas
pengembangan kompetensi, dibandingkan program Self Development dan In Class karena atasan
berperan langsung sebagai pembimbing dan langsung aplikasi di tempat kerja
RE-ENTRY PROGRAM DALAM HCDP

• Re-entry program merupakan sebuah program


khusus bagi pegawai yang baru saja
menyelesaikan pendidikan dan pelatihan baik
degree maupun non-degree untuk
membagikan ilmu yang didapat dalam
pendidikan dan pelatihan dimaksud kepada
pegawai lain baik di lingkungan unit yang
bersangkutan maupun unit eselon I lainnya di
lingkungan Kementerian Keuangan.

28
PROMOSI PNS 29

• Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara:
- kompetensi;
- kualifikasi;
- persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan;
- penilaian atas prestasi kerja;
- kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan
- pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah
“tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.”
• Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh
PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada
Instansi yang dibentuk oleh PyB.
MUTASI PNS 30

• Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi
Pusat, antar-Instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah,
antar-Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar
negeri.
• Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya.
• Perpindahan PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan
oleh Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
• Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah
memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
• Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh
Pejabat yang Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari
Kepala BKN.
• Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.
• Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan “konflik
kepentingan”.
• Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD.
PENILAIAN KINERJA PNS 31

Dilakukan berdasarkan:
• perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi;
Memperhatikan
• target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
Metode
• objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
• Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang
kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan
pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
• Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS.

PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan


sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penggajian dan Tunjangan PNS 32

• Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada


PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.
• Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, &
resiko pekerjaan.
• Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
• PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah
dibebankan APBD.
• Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang
meliputi:
– tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja)
– tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di
daerah)
• Tunjangan PNS dibebankan pada APBN dan APBD
Penghargaan PNS 33

• PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,


kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja
dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan
penghargaan.
• Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa
pemberian:
– tanda kehormatan;
– kenaikan pangkat istimewa;
– kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi;
dan/atau
– kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara
kenegaraan.
Pemberhentian PNS 34

PNS diberhentikan dengan hormat karena:


• meninggal dunia;
• atas permintaan sendiri;
• mencapai batas usia pensiun;
• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini; atau
• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
tugas dan kewajiban.
PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena:
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman pidana penjara singkat 2 (dua) tahun dengan tidak berencana.
PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena:
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat 35

PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:


a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI
1945;
b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan
dan/atau pidana umum;
c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
Pemberhentian Sementara PNS 36

PNS diberhentikan sementara, apabila:


• diangkat menjadi pejabat negara;
• diangkat menjadi komisioner atau anggota
lembaga nonstruktural; atau
• ditahan karena menjadi tersangka tindak
pidana.
Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan
sementara dilakukan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
Batas Usia Pensiun 37

Batas usia pensiun PNS yaitu:


– 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat
Administrasi;
– 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan
Tinggi; dan
– sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan bagi Pejabat Fungsional.
Jaminan Pensiun & Jaminan Hari 38
Tua
• Hak bagi PNS yang berhenti bekerja.
• PNS diberikan jaminan pensiun apabila:
– meninggal dunia;
– atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu;
– mencapai batas usia pensiun;
– perampingan organisasi /kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun
dini; atau
– tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
tugas dan kewajiban.
• Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup jaminan
pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program
jaminan sosial nasional.
• Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah selaku
pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.
Perlindungan 39

Pemerintah wajib memberikan perlindungan


berupa:
Mencakup jaminan sosial
 jaminan kesehatan; yg diberikan dalam program
jaminan sosial nasional
 jaminan kecelakaan kerja;
 jaminan kematian; dan
 bantuan hukum.
-> berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di
pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.
ORGANISASI 40

1. Kedudukan: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI untuk menyalurkan


aspirasinya.
2. Tujuan :
a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN: dan
b. Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
3. Fungsi :
a. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN
b. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap dugaan
pelanggaran sistem merit dan masalah hukum dalam melaksanakan
tugas
c. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi
terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi
d. Menyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan kesejahteraan
anggota korps profesi ASN RI sesuai dengan peraturan perudang-
undangan
Pasal 109 RUU ASN
Terima
Kasih

41

Anda mungkin juga menyukai