2016
• Keahlian
• ahli utama;
• ahli madya;
• ahli muda;
• ahli pertama
5
Manajemen PNS
1. penyusunan dan penetapan kebutuhan
2. pengadaan
3. pangkat dan jabatan
4. pengembangan karier
5. pola karier
6. promosi
7. mutasi
8. penilaian kinerja
9. penggajian dan tunjangan
10. penghargaan
11. disiplin
12. pemberhentian
13. pensiun dan tabungan hari tua
14. perlindungan
(Pasal 55)
6
Manajemen PPPK
1. penetapan kebutuhan
2. pengadaan
3. penilaian kinerja
4. gaji dan tunjangan
5. pengembangan kompetensi
6. pemberian penghargaan
7. disiplin
8. pemutusan hubungan perjanjian kerja
9. perlindungan
(Pasal 93)
7
PENATAAN SISTEM MANAJEMEN PNS
• Penataan Sistem Perencanaan Pegawai
• Penataan Sistem Rekrutmen Pegawai
• Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial dan Teknis
• Disiplin
• Pendidikan dan Pelatihan
• Penguatan Jabatan Fungsional Tertentu
• Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian
• Peningkatan Pelayanan PNS
• Remunerasi dan Kesejahteraan PNS 8
1. DASAR PENETAPAN KEBUTUHAN :
a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian
per tahun berdasarkan prioritas kebutuhan
c. Ditetapkan oleh Menteri secara nasional.
2. METODE: analisis jabatan dan analisis beban kerja
(Pasal 56 UU ASN)
9
• Jumlah PNS tahun 2003 lebih kurang 3,7 juta menjadi
Perkembangan 4.553.847, keadaan Feb 2016
Jumlah PNS
10
RASIO PNS TERHADAP PENDUDUK
Rasio PNS terhadap penduduk Indonesia adalah 1,81 % masih
cukup moderat.
Sebagai perbandingan beberapa negara ASEAN:
11
RASIO BELANJA PEGAWAI TERHADAP
BELANJA PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH
I ≤ 30 52 9,92 Growth
(pro growth, pro poor, & pro job)
II 31 s.d. 40 76 14,50 Zero growth
III 41 s.d. 50 105 20,23 Minus growth
IV 51 s.d .60 145 27,67 Moratorium
V 61 s.d. 76 145 27,68 Moratorium
Sumber data : Kementerian Keuangan
12
HAL YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PERENCANAAN
KEPEGAWAIAN DAN FORMASI PNS:
13
13
II. PENATAAN SISTEM REKRUTMEN PEGAWAI
UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 58
1. DASAR PENGADAAN:
- pengisian kebutuhan jabatan yang lowong
- sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan Menteri
2. TAHAPAN :
a. Perencanaan
b. Pengumuman lowongan
c. Pelamaran
d. Seleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi
bidang)
e. Pengumuman hasil seleksi
f. Masa percobaan
g. Pengangkatan menjadi PNS
d. Pengembangan rekrutmen & seleksi CPNS dgn Computer Asissted Test (CAT)
WASDAL
EVALUASI
III. ASSESSMEN INDIVIDU DAN PENGEMB. KOMPETENSI
UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 70
Peta Profil
Kompetensi Individu:
Hard-competency
Assessmen Individu dan pengemb. Kompetensi
Soft-competency
17
IV. PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI
MANAJERIAL DAN TEKNIS
UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 69
DASAR:
-kualifikasi;
-Kompetensi (teknis, manajerial, sosial kultural);
-penilaian kinerja, dan
-kebutuhan Instansi Pemerintah.
Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan moralitas.
PERKA BKN NO. 7 TAHUN 2013 tentang Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial PNS
PERKA BKN NO. 8 TAHUN 2013 tentang Penyusunan Standar Kompetensi Teknis PNS
Hard Competency 18
V. PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PNS
UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 75,76,77
DASAR:
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi;
MEMPERHATIKAN
target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
METODE
objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang
kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan
pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja
PNS.
20
SKEMATIS PENILAIAN PRESTASI KERJA
ASS-CEN
REWARD PSI-TEST
ASPEK:
•KUANTITAS
PRESTASI S BOBOT BAIK REKOMENDASI
•KUALITAS
KERJA KONTRAK 60 %
K KINERJA
•WAKTU
PNS •BIAYA
KINERJA P FEEDBACK TINDAK
HASIL
PNS HASIL LANJUT
PENILAIAN
ASPEK: PENILAIAN HASIL
• OBYEKTIF PERILAKU PENG- • ORIENTASI PENILAIAN
KERJA AMAT- PELAYANAN
• TERUKUR PNS • INTEGRITAS BOBOT
AN BURUK
• KOMITMEN 40 %
• AKUNTABEL • DISIPLIN
• KERJASAMA REKOMENDASI
• PARTISIPASI • KEPEMIMPINAN • PEMBINAAN
• TRANSPARAN MINAT
• PUNISHMENT ASS-CEN
BAKAT PNS PSI-TEST
POTENSI REKOMEN-
PNS DASI
PSIKOTES
ASSESSMENT
CENTER
21
VI. DISIPLIN ASN
UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 86
1. DASAR
a. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran
pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS.
b. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap
PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
c. PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
2. PENGERTIAN :
a. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
b. Terdapat empat faktor yang perlu diperhatikan dalam
menumbuhkan disiplin dikalangan PNS yaitu Faktor kesadaran,
Faktor keteladanan, Faktor motivasi, dan Faktor penegakan
peraturan.
c. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peningkatan disiplin PNS
didasarkan kepada reward and punishment
22
PP No 53 Tahun 2010 tentang DISIPLIN PNS
a. butir-butir kewajiban dari 26 butir menjadi 17 butir, sedangkan butir
larangan dari 18 butir menjadi 15 butir (Pasal 3 dan 4)
b. penambahan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sbg kewajiban dan sanksi
hukumnya. (Pasal 3 angka 12, pasal 9 angka 12)
c. butir larangan dalam mendukung capres/ cawapres dan anggota
legislatif (DPR, DPD, dan DPRD) (Pasal 4 angka 12, 13 dan 14)
d. butir larangan dalam mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah (Psl 4 angka 15)
e. Untuk tingkat hukuman sedang, terdapat perubahan jenis hukuman
penurunan pangkat 1 (satu) tingkat untuk selama 1 (satu) tahun,
yang selama ini sebagai tingkat hukuman berat. (Pasal 7 ayat (3)
huruf c)
f. Untuk tingkat hukuman berat terdapat perubahan jenis hukuman
berupa penurunan pangkat 1 (satu) tingkat untuk paling lama 1 (satu)
tahun menjadi selama 3 (tiga) tahun. (Pasal 7 ayat (4) huruf a)
23
g. Untuk tingkat hukuman berat terdapat penambahan jenis
hukuman berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
dalam jabatan setingkat lebih rendah. (Pasal 7 ayat (4) huruf b)
h. Menambah ketentuan mengenai kewajiban untuk masuk kerja,
terlambat atau pulang sebelum waktunya dan sanksi
hukumnya, yang dirumuskan secara rinci dan dihitung secara
kumulatif. (Pasal 3 angka 11, Pasal 8 angka 9, Pasal 9 angka 11,
Pasal 10 angka 9)
i. Pengaturan mengenai pejabat yang berwenang menghukum
secara lebih tegas dan rinci untuk menghindari ketidakpastian
(Pasal 15-20)
j. Mempertegas pendelegasian kewenangan secara berjenjang
kepada setiap pejabat struktural untuk dapat menjatuhkan
hukuman disiplin terhadap PNS yang melakukan pelanggaran
disiplin. (Pasal 15-20)
24
k. Ketentuan yang mengatur mengenai Pejabat yang berwenang
menghukum wajib menjatuhkan HD kepada PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin (Pasal 21)
l. Pemanggilan kpd PNS yg diduga melakukan pelanggaran disiplin
dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal
pemeriksaan. Apabila 2 (dua) kali dipanggil dengan tenggang
waktu 7 hari kerja, ybs tidak hadir, maka dapat langsung dijatuhi
HD. (Pasal 23)
m. Sebelum PNS dijatuhi HD setiap atasan langsung wajib memeriksa
terlebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.
Pemeriksaan dilakukan secara tertutup dan hasilnya dituangkan
dalam bentuk BAP. (Pasal 24)
n. PNS yg diduga melakukan pelanggaran disiplin & kemungkinan
akan dijatuhi HD tingkat berat, dapat dibebaskan sementara dari
tugas jabatannya oleh atasan langsung sejak ybs diperiksa (Pasal
27)
25
o. Khusus utk pelanggaran disiplin yg ancaman hukumannya sedang
dan berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa oleh PPK atau pejabat lain
yang ditunjuk. Tim pemeriksa terdiri atas atasan langsung, unsur
pengawasan dan unsur kepegawaian atau pejabat lain yang
ditunjuk. (Pasal 25)
p. Penyampaian keputusan HD dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak keputusan ditetapkan. (Pasal 31 ayat (3))
q. PNS yang melakukan beberapa pelanggaran disiplin, hanya dijatuhi
satu jenis HD yg terberat . PNS yg pernah dijatuhi HD kemudian
melakukan pelanggaran disiplin yg sifatnya sama, kepadanya
dijatuhi jenis HD yg lebih berat. (Pasal 30)
26
r. Keberatan terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan (Pasal 34-37) :
1) Keberatan diajukan secara tertulis pada atasan pejabat yg
berwenang menghukum (APYBM) yg tembusannya disampaikan
kpd pejabat yg berwenang menghukum (PYBM)
2) Diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai
tanggal ybs menerima keputusan hukuman disiplin.
3) PYBM harus memberi tanggapan secara tertulis kepada APYBM
dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja terhitung mulai tanggal ybs
menerima tembusan surat keberatan.
4) APYBM wajib mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan
oleh PNS dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja terhitung
mulai tanggal ybs menerima surat keberatan.
5) Keputusan APYBM, dapat berupa penguatan, peringanan,
pemberatan, atau pembatalan hukuman disiplin serta bersifat final
dan mengikat.
6) Apabila dalam waktu lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja,
APYBM tidak mengambil keputusan atas keberatan maka
keputusan PYBM batal demi hukum. Dan kepada APYBM tersebut
dikenakan hukuman.
27
s. HD yang dapat diajukan banding administratif ke BAPEK (Pasal 34
ayat (2)) adalah untuk jenis hukuman tingkat berat berupa:
1) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri;
2)Pemberhentian tidak dengan hormat.
t. PNS yang sedang mengajukan banding administratif gajinya tetap
dibayarkan sepanjang PNS ybs tetap masuk kerja dan
melaksanakan tugas. PNS ybs harus mengajukan permohonan izin
kepada PPK. (Pasal 39)
u. Apabila tidak mengajukan banding administratif, maka gajinya
dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak hari ke 15 (lima
belas) keputusan hukuman disiplin diterima. (Pasal 39 ayat (1) huruf
b)
v. PNS yang mengajukan banding administratif kepada BAPEK tidak
diberikan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, dan pindah
instansi sampai dengan ditetapkannya keputusan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap. (Pasal 41)
28
w. PNS yg mencapai BUP atau meninggal dunia pada saat menjalani
HD:
1) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
2) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun;
3) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu)
tahun;
4) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun,
dianggap telah selesai menjalani HD dan diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS
x. PNS yg meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya
administratif diberhentikan dengan hormat sebagai PNS (Pasal 40)
29
VII. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Syarat Kompetensi
Jabatan GAP Pegawai
30
ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT
TINGKAT PERTANYAAN
KEBUTUHAN INTI YG HARUS REKOMENDASI PROSES
DIKLAT DIJAWAB
31
VIII. PENGUATAN JABATAN FUNGSIONAL
TERTENTU
Penguatan
Jabatan Fungsional Tertentu
32
JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL
4.553.847 orang
SLTA
Diploma
Sarjana
Pasca Sarjana
34
IX. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
KEPEGAWAIAN
UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 127, 128, 133
Pengembangan Database
Kepegawaian
35
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
a. Database PNS Nasional yang akurat dan mutakhir.
Peraturan Kepala BKN Nomor 20 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pendataan Ulang PNS Secara Elektronik Tahun 2015
(e-PUPNS).
b. Akurasi Database Pensiun
c. Akurasi Database Pejabat Negara
d. MIS Kepegawaian Nasional secara bertahap
e. Sistem Informasi yang terintegrasi secara On line System
melalui Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) :
• BKN Pusat dengan seluruh Kanreg
• BKN dgn Instansi Pusat & Daerah
• BKD Prop dengan BKD Kab/Kota
f. Update informasi layanan mutasi kepegawaian melalui
http://www.bkn.go.id/layanan-mutasi-kepegawaian
g. Penetapan NIP Baru secara Nasional
h. Kartu Pegawai Elektronik (KPE)
36
X. PENINGKATAN PELAYANAN PNS
a. Standar Mutu Pelayanan berbasis ISO 9001:2000 Cepat, Murah,
Zero Deffect , dan Empati K5 (Kecepatan, Keakurasian,
Kepastian, Keramahan dan Kenyamanan)
b. Pelayanan Prima meliputi :
1) Pengangkatan CPNS;
2) Penetapan karpeg, karis/karsu;
3) Kenaikan pangkat PNS;
4) Pensiun PNS;
5) Pensiun pejabat negara;
6) Penyelesaian permasalahan kepegawaian
c. Menetapkan Standar Operatin Procedure (SOP)
d. Peningkatan kemampuan teknis kepegawaian pejabat pengelola
kepegawaian di setiap instansi
e. Right Seizing secara bertahap
37
REMUNERASI DAN KESEJAHTERAAN PNS
a. Sistem remunerasi yang adil dan layak :
1) Perbaikan struktur gaji PNS didasarkan pada beban kerja
2) Perbaikan rasionalitas kesenjangan gaji terendah dan tertinggi
(rasio gaji saat ini adalah 1 : 4)
GAJI POKOK
Kenaikan
PP No. 34 Th 2014 PP No. 30 Th 2015
No Gol
Terendah Tertinggi
Terendah Tertinggi Terendah Tertinggi
Rp Rp
38
3) Penataan Tunjangan :
Jabatan (akan dimasukkan dalam komponen gaji)
Kinerja
Kemahalan
Tunjangan Jabatan Struktural
Kepres 3 Th 2006 Perpres 26 Th 2007
ESELON PANGKAT
(1-1-2006) (1-1-2007)
I-a IV/e Rp 4.500.000 Rp 5.500.000
39
Peningkatan manfaat/benefit
40
Jaminan Kematian Bapertarum –
(PP 70 Tahun 2015) tabungan perumahan
41
BESARAN PENSIUN POKOK PNS
42
PENUTUP
MANAJEMEN ASN BERBASIS SISTEM MERIT