Anda di halaman 1dari 27

Peraturan Pemerintah

Nomor 53
2010
-Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil-
Our Team
D3 PKN STAN 1-11

6 7 9 10
8
Efri Maulida Farhan
Ardhana Novica
Riawan Putri Aunur Rofiq Dafiq Syabani Nasution Nurmustaqim
1302190296 1302190354 1302190551 1302190743 1302190829
Berdasarkan
Pasal 1 Pasal 1
 Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan
PP No. 53 Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam
Tahun 2010 peraturan perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan
 Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan,
atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban
dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin
PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar
jam kerja
Berdasarkan
Pasal 1 Pasal 1
 Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan
PP No. 53 kepada PNS karena melanggar peraturan disiplin
PNS.
Tahun 2010  Upaya administratif adalah prosedur yang dapat
ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap
hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya
berupa keberatan atau banding administratif.
 Keberatan adalah upaya administratif yang dapat
ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap
hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat
yang berwenang menghukum kepada atasan
pejabat yang berwenang menghukum.
Berdasarkan
Pasal 1 Pasal 1
 Banding administratif adalah upaya administratif
PP No. 53 yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian
Tahun 2010 dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
menghukum, kepada Badan Pertimbangan
Kepegawaian.
Kewajiban PNS (Pasal 3)

1. Mengucapkan sumpah/janji PNS


6. Menjunjung tinggi kehormatan negara,
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan; Pemerintah dan martabat PNS

3. Setia dan taat sepenuhnya kepada 7. Mengutamakan kepentingan negara


Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan daripada kepentingan sendiri
Pemerintah
8. Memegang rahasia jabatan yang
4. Menaati segala ketentuan menurut sifatnya
peraturan perundang-undangan
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat,
5. melaksanakan tugas kedinasan yang dan bersemangat untuk kepentingan
dipercayakan kepada PNS negara
Kewajiban PNS (Pasal 3)
10. melaporkan dengan segera kepada atasannya
apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara 14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya
atau Pemerintah kepada masyarakat

11. Masuk kerja dan menaati ketentuan 15. Membimbing bawahan dalam
jam kerja melaksanakan tugas

16. Memberikan kesempatan kepada


12. Mencapai sasaran kerja bawahan untuk mengembangkan
pegawai yang ditetapkan karier
13. Menggunakan dan memelihara 17. Menaati peraturan kedinasan yang
barang-barang milik negara dengan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
sebaik-baiknya
Larangan PNS
Pasal 4
1. menyalahgunakan wewenang;
2. menjadi perantara untuk mendapatkan
keuntungan
3. menjadi pegawai atau bekerja untuk
negara lain dan/atau lembaga atau
organisasi internasional;
4. bekerja pada perusahaan asing,
konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
5. memperjualbelikan surat berharga milik
negara secara tidak sah
Larangan PNS
Pasal 4
6. melakukan kegiatan bersama rekan
dengan tujuan untuk mengambil
keuntungan yang merugikan negara
7. memberi atau menyanggupi memberi
sesuatu untuk diangkat dalam jabatan
8. menerima hadiah yang berhubungan
dengan pekerjaannya
9. bertindak sewenang-wenang terhadap
bawahannya
10. menghalangi berjalannya tugas
kedinasan
11. memberikan dukungan kepada badan
legislatif dalam kampanye
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
Dikenakan hukuman disiplin apabila melanggar suatu kewajiban dan melakukan suatu larangan.

Hukuman Disiplin
Tingkat Berat PASAL 7
Hukuman Disiplin Jenis Hukuman :
Tingkat Sedang 1. Penurunan pangkat
setingkat lebih
Jenis Hukuman : rendah selama
1. Penundaan kenaikan 3tahun
gaji secara berkala 2. Pemindahan dalam
Hukuman Disiplin selama 1tahun rangka penurunan
Tingkat Ringan 2. Penundaan kenaikan jabatan setingkat
pangkat selama lebih rendah
Jenis hukuman : 1tahun 3. Pembebasan dari
1. Teguran lisan 3. Penurunan pangkat jabatan
2. Teguran tertulis setingkat lebih 4. Pemberhentian
3. Pernyataan tidak rendah selama dengan hormat/tidak
puas secara tertulis 1tahun hormat sebagai PNS
Pasal 11 Pasal 11
Hukuman disiplin ringan sebagaimana
PP No. 53 dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dijatuhkan bagi
pelanggaran terhadap larangan:
Tahun 2010
1. barang barang tidak sah
2. kegiatan merugikan negara
3. tindakan semena mena kepada bawahan
4. mempersulit pihak yg dilayani
5. menghalangi tugas kedinasan
Pasal 12 Pasal 12
Hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam
PP No. 53 Pasal 7 ayat (3) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap
larangan:
Tahun 2010 1. barang barang tidak sah
2. kegiatan merugikan negara
3. tindakan semena mena kepada bawahan
4. mempersulit pihak yg dilayani
5. menghalangi tugas kedinasan
6. menjadi pelaksana kampanye
7. berpihak pada salah satu pihak pemilu pd saat kampanye
8. memberi surat dukungan calon kepala daerah
9. terlibat kegiatan kampanye calon kepala daerah
Pasal 13 Pasal 13
Hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud
PP No. 53 dalam Pasal 7 ayat (4) dijatuhkan bagi pelanggaran
terhadap larangan:
Tahun 2010
1. menyalahgunakan wewenang
2. menggunakan kewenangan orang lain
3. menjadi pegawai negara lain tanpa izin
4. bekerja pada perusahaan asing
5. barang barang tidak sah
6. kegiatan merugikan negara
Pasal 13 Pasal 13
7. memberi sesuatu untuk diangkat jabatan
PP No. 53 8. menerima hadiah berhubungan jabatan
9. mempersulit pihak yg dilayani
Tahun 2010 10. menghalangi tugas kedinasan
11. menjadi pelaksana kampanye pemilu dg fasilitas
negara
12. membuat kebijakan memberatkan paslon lain dlm
pemilu
13. membantu kegiatan kampanye calon kepala
daerah dg fasilitas negara
Pejabat Berwewenang yang Mengahukum
Pasal 15
Presiden . Pasal 17
Kepala Perwakilan Republik Indonesia
Pasal 16
• Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat
• Pejabat struktural eselon I dan pejabat yang setara Pasal 18
• Pejabat struktural eselon II dan pejabat yang setara Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
• Pejabat struktural eselon II yang atasan Provinsi
langsungnya: Pasal 19
• Pejabat Pembina Kepegawaian; dan Gubernur selaku wakil Pemerintah
• Pejabat struktural eselon I yang bukan Pejabat
• Pembina Kepegawaian
Pasal 20
• Pejabat struktural eselon III dan pejabat yang
• Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
setara
Kabupaten/Kota
• Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang
• Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota
setara
• Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara
Pasal 21 Ayat (2)
Berdasarkan Pasal 15-20 tentang Pejabat yang Berwenang untuk Menghukum, apabila
pejabat yang berwenang menghukum tersebut tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat tersebut akan dijatuhi hukuman disiplin
oleh atasannya
Pasal 22
Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang menghukum, maka kewenangan
menjatuhkan hukuman disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi
Tata Cara Pemanggilan, Pemeriksaan, Penjatuhan, dan
Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin
1. Tata Cara Pemanggilan (Pasal 23)
a. PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dipanggil secara tertulis
b. Pemanggilan kepada PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dilakukan paling lambat
7hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
c. Apabila pada tanggal yang seharusnya yang bersangkutan diperiksa tidak hadir, maka dilakukan
pemanggilan kedua paling lambat 7hari kerja sejak tanggal seharusnya yang bersangkutan
diperiksa pada pemanggilan pertama.
d. Apabila pada tanggal pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada butir (c) PNS yang bersangkutan
tidak hadir juga maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin
berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.
Tata Cara Pemanggilan, Pemeriksaan, Penjatuhan, dan
Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin
2. Tata Cara Pemeriksaan (Pasal 24-26)
a) Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin setiap atasan langsung wajib memeriksa terlebih dahulu
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.
b) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada butir (a) dilakukan secara tertutup dan hasilnya
dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan.
c) Apabila menurut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada butir (b) kewenangan untuk
menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS tersebut merupakan kewenangan:
1. atasan langsung yang bersangkutan maka atasan langsung tersebut wajib menjatuhkan
hukuman disiplin;
2. pejabat yang lebih tinggi maka atasan langsung tersebut wajib melaporkan secara hierarki
disertai berita acara pemeriksaan.
Tata Cara Pemanggilan, Pemeriksaan, Penjatuhan, dan
Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin
3. Tata cara Penjatuhan (Pasal 27-28)
a) Berita acara pemeriksaan harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang
diperiksa.
b) Dalam hal PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan. Berita
acara pemeriksaan tersebut tetap dijadikan sebagai dasar untuk menjatuhkan hukuman disiplin.
c) PNS yang diperiksa berhak mendapat foto kopi berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud
pada butir (a)
4. Tata Cara Penyampaian Keputusan (Pasal 29-30)
a) Berdasarkan hasil pemeriksaan, pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin.
b) Dalam keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
Pasal 31
penjatuhan hukuman disiplin dilakukan oleh pejabat yg berwenang, disampaikan secara
tertutup , keputusan paling lambat 14 hari, dan jika tidak hadir dalam penyampaian
keputusan maka keputusan dikirim kepada yang bersangkutan.
Upaya Administratif
1. Terdiri atas keberatan dan banding administratif (pasal 32)
2. Hukuman disiplin dijatuhkan oleh Presiden, Pejabat Pembina Kepegawaian, Gubernur,
Kepala Perwakilan Republik Indonesia, Pejabat yg berwenang. (pasal 33)
3. Pengajuan keberatan hanya dapat diajukan adalah jenis hukuman disiplin sebagaimana
pasal 7 ayat( 3) huruf a dan b. (pasal 33)
4. Pengajuan banding admistratif yang dapat diajukan yaitu hukuman disiplin yg
sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat (4) huruf d dan e. (pasal 34)
5. Keberatan diajukan secara tertulis (pasal 35)
6. Pejabat yg berwenang menghukum harus memberikan tanggapan atas keberatan yg
diajukan oleh pns yg bersangkutan. (pasal 36)
7. Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat, memperingan,
memperberat, atau membatalkan hukuman disiplin. (pasal 37)
Upaya Administratif
8. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin dapat mengajukan banding kepada Badan
Pertimbangan Kepegawaian. (pasal 38)
9. PNS yang dijatuhkan hukuman disiplin mengajukan banding administratif gajinya tetap
dibayarkan sepanjang yg bersangkutan melaksanakan tugas dan yg tidak mengajukan
banding gajinya dihentikan mulai bulan berikutnya sejak hari ke 15 keputusan diterima.
(pasal 39)
10.PNS yang meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya administrative
diberhentikan dengan hormat dan diberikan hak-hak kepegawaiannya. (pasal 40)
11.PNS yang mencapai usia pensiun sebelum ada keputusan atas keberatan dianggap telah
selesai menjalani hukuman dan diberhentikan dengan hormat serta diberikan haknya
dan yang banding administratif dihentikan pembayaran gajinya sampai ditetapkan
keputusan. (pasal 40)
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
atau sedang mengajukan upaya administratif

Perlu mengetahui :
PASAL 41
Tidak diberikan kenaikan pangkat dan/atau
kenaikan gaji sampa ada keputusan dengan
kekuatan hokum tetap. Jika putusan dibatalkan
maka dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat
dan/atau kenaikan gaji

PASAL 42
Ketika dalam proses pemeriksaan yang
bersangkutan tidak dapat disetujui untuk pindah
instansi.
Ketentuan Berlakunya Hukuman Disiplin
Berlaku sejak tanggal keputusan ditetapkan Berlaku pada hari ke-15
(jika tidak ada banding administratif)
PASAL 43
a) Presiden; PASAL 44
b) Pejabat Pembina Kepegawaian untuk jenis a) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat
hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, PASAL 45
huruf b, dan huruf c; b) Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur
c) Gubernur selaku wakil pemerintah untuk jenis selaku wakil pemerintah untuk jenis hukuman
hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
Pasal 7 ayat (4) huruf b dan huruf c; ayat (4) huruf d dan huruf e
d) Kepala Perwakilan Republik Indonesia; dan PASAL 46
e) Pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis b) Apabila PNS yang dijatuhi hukuman disiplin
hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam tidak hadir pada waktu penyampaian keputusan
Pasal 7 ayat (2) hukuman disiplin
Ketentuan Peralihan
Masih Berlaku ketika
PASAL 48 AYAT (1)
Telah dijatuhkan sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini dan sedang dijalani
oleh PNS yang bersangkutan

PASAL 48 AYAT (3)


Terjadi pelanggaran disiplin dan telah
dilakukan pemeriksaan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini

PASAL 48 AYAT (4)


Terjadi pelanggaran disiplin sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan
belum dilakukan pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai