Anda di halaman 1dari 37

Dalam Peraturan ini yang dimaksud (Pasal 1) :

1. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri


Sipil utk mentaati kewajiban, dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan per-UU dan atau peraturan kedianasan
apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin;
2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS
Pusat dan PNS Daerah;
3. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan
PNS yang tidak mentaati kewajiban dan/atau melanggar larangan
ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja;
4. Hukuman Disiplin adalah hukuman yg dijatuhkan kpd PNS krn
melanggar peraturan disiplin PNS;
5. PPK Pusat, PPK Daerah Provinsi, dan PPK Daerah Kab/Kota adalah
sebagaimana dimaksud dalam peraturan per-uu yang mengatur
wewenang, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian;
6. Upaya Administratif adalah prosedur yg dapat ditempuh oleh
PNS yg tidak puas terhadap hukuman disiplin yg dijatuhkan
kepadanya berupa keberatan atau banding administratif;
7. Keberatan adalah upaya administratif yg dapat ditempuh oleh
PNS yg tidak puas terhadap hukuman disiplin yg dijatuhkan
oleh PYBM kepada atasan PYBM;
8. Banding administratif adalah upaya administratif yg dpt
ditempuh oleh PNS yg tidak puas terhadap hukuman disiplin
berupa PDHTAPS atau PTDH sebagai PNS yg dijatuhkan oleh
PYBM, kepada BAPEK;
9. Jabatan adalah jabatan struktural dan jabatan fungsional;
10. Ucapan adalah setiap kata-kata yang diucapkan dihadapan
atau dapat didengar oleh orang lain, seperti dalam rapat ,
ceramah, diskusi, melalui telepon, radio, televisi, rekaman
atau alat-alat komunikasi lainnya;
11. Tulisan adalah pernyataan pikiran dan/atau perasaan secara
tertulis baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk
gambar, karikatur, coretan, dll yang serupa dengan itu;
12. Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan
yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan sesuai peraturan per-UU;
13. Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang
diberi wewenang menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin;
14. Atasan PYBM adalah atasan langsung dari PYBM.

Pasal 2
Ketentuan Peraturan Pemerintah ini berlaku juga bagi calon PNS
BAB II
KEWAJIBAN DAN
LARANGAN
Pasal 3
Setiap PNS wajib :
1. Mengucapkan sumpah / janji PNS;
2. Mengucapkan sumpah / janji jabatan;
3. Setia dan taat sepenuhnya kpd Pancasila, UUD RI 1945 &
Negara Kesatuan RI dan Pemerintah;
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundangan undangan
5. Melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran , dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan
martabat PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang dan / atau golongan;
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya sifatnya
atau menurut perintah harus dirahasiakan;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
10. Melaporkan dengan segera kepada atasanya apabila
mengetahui ada hal yg dapat membahayakan atau merugikan
Negara atau pemerintah, terutama dibidang keamanan,
keuangan dan materil;
11. Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja;
12. Mencapai sasaran kerja yang ditetapkan;
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat,
bawahan dalam melaksanakan tugas;
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
17. Mentaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh PYBW
Pasal 4

Setiap PNS dilarang :


1. menyalahgunakan wewenang;
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan /
atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3. tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk
negara lain dan / atau lembaga atau organisasi internasional;
4. bekerja dengan perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing;
5. memiliki menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak ,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat,
bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan
atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara;
7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada
siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dengan
dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari
siapapun juga yg berhubungan dgn jabatan dan / atau
pekerjaannya;
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. melakukan sesuatu tindakan atau tdk melakukan suatu
tindakan yg dapat menghalangi atau mempersulit salah satu
pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yg
dilayani;
11. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12. memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil
Presiden, DPR, DPD atau DPRD dengan cara :
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut
partai atau atribut PNS;
c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
dan / atau;
d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara.
13. memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil
Presiden dengan cara :
a. membuat keputusan dan / atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan
calon selama masa kampanye dan / atau;
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama dan atau sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga
dan masyarakat;
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan
surat dukungan disertai foto kopi KTP atau surat KTP sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
15. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, dengan cara :
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung Calon
Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah;
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan / atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon
selama masa kampanye dan / atau;
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama dan atau sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga dan masyarakat;
Pasal 5
PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 dan/atau Pasal 4 dijatuhi hukuman disiplin.
 
Pasal 6
Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan pidana, PNS yang melakukan pelangggaran
disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN
(Ps.7 ayat 1)

1. Hukuman disiplin ringan;


2. Hukuman disiplin sedang; dan
3. Hukuman disiplin berat.
JENIS HUKUMAN DISIPLIN RINGAN
(Ps.7 ayat 2)

a. Tegoran lisan;
b. Tegoran tertulis;
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
JENIS HUKUMAN DISIPLIN SEDANG
(Ps.7 ayat 3)

a. Penundaan Kenaikan Gaji Berkala selama 1 tahun


b. Penundaan Kenaikan Pangkat selama 1 tahun
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun
JENIS HUKUMAN DISIPLIN BERAT
(Ps.7 ayat 4)

a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun


b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat
lebih rendah;
c. Pembebasan dari jabatan
c. Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan
Sendiri sebagai PNS
d. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat sebagai PNS
Pasal 8, 9 dan 10
Pelanggaran kewajiban

Pasal 11, 12,13 dan 14


Pelanggaran larangan
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
(PYBM)

 Pasal 15
(1)Presiden menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki jabatan struktural eselon I dan jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden untuk
jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e.
(2)Penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian.
PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN PUSAT (PPK)
Pasal 16

MENTERI
AGAMA
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I TDK DPT
1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA DIAJUKAN UPAYA
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/d DAN IV/e ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I TDK DPT


2. TEGORAN TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA DIAJUKAN UPAYA
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/d DAN IV/e ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I TDK DPT


3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS 3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/d DAN IV/e ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I DAN II TDK DPT


4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, DIAJUKAN UPAYA
TAHUN MADYA DAN PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a S.D. IV/e
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I DAN II TDK DPT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, DIAJUKAN UPAYA
TAHUN MADYA DAN PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a S.D. IV/e
6. PENURUNAN PANGKAT SE- 1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I KE BAWAH TDK DPT
TINGKAT LEBIH RENDAH 2. FUNG. TERTENTU JENJANG UTAMA , MADYA , DIAJUKAN UPAYA
SELAMA 1 TAHUN MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH ADMINISTRATIF
3. FUNG. UMUM GOL.RUANG IV/e KE BAWAH
7. PENURUNAN PANGKAT SE- 1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON I KE BAWAH TDK DPT
TINGKAT LEBIH RENDAH 2. FUNG. TERTENTU JENJANG UTAMA, MADYA, DIAJUKAN UPAYA
SELAMA 3 TAHUN MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/e KE
BAWAH
8. PEMINDAHAN DALAM 1. FUNG. TERTENTU JENJANG UTAMA, MADYA, TDK DPT
RANGKA PENURUNAN JAB. MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH DIAJUKAN UPAYA
SETINGKAT LEBIH RENDAH 2. STRUKTURAL ESELON II KE BAWAH ADMINISTRATIF
1. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, TDK DPT
9. PEMBEBASAN DARI MADYA, MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH DIAJUKAN UPAYA
JABATAN 2. STRUKTURAL ESELON II KE BAWAH ADMINISTRATIF
1. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, DAPAT
10. PDH TAPS MADYA, MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH DIAJUKAN UPAYA
2. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/e KE ADMINISTRATIF
BAWAH
3. STRUKTURAL ESELON II KE BAWAH
1. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG UTAMA, DAPAT
11. PTDH SEBAGAI PNS MADYA, MUDA DAN PENYELIA KE BAWAH DIAJUKAN UPAYA
2. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/e KE ADMINISTRTIF
BAWAH
3. STRUKTURAL ESELON II KE BAWAH
PEJABAT STRUKTURAL
ESELON I
DAN PEJABAT YANG SETARA
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON II TDK DPT
1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MADYA DIAJUKAN UPAYA
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a DAN IV/c ADMINISTRATIF

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON II TDK DPT


2. TEGORAN TERTULIS
TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MADYA DIAJUKAN UPAYA
ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a DAN IV/c
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON II TDK DPT
3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MADYA DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG IV/a DAN IV/c
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III DAPAT
4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
TAHUN PENYELIA ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/b S.D. III/d
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III DAPAT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
TAHUN PENYELIA ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/b S.D. III/d
PEJABAT STRUKTURAL
ESELON II
DAN PEJABAT YANG SETARA
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III TDK DPT
1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/c DAN III/d
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III TDK DPT
2. TEGORAN TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/c DAN III/d
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON III TDK DPT
3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG MUDA DAN DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS PENYELIA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG III/c DAN III/d
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV DAPAT
4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
TAHUN PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c S.D. III/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV DAPAT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
TAHUN PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c S.D. III/b
PEJABAT STRUKTURAL ESELON
III
DAN PEJABAT YANG SETARA
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV TDK DPT
1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c DAN III/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV TDK DPT
2. TEGORAN TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c DAN III/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV TDK DPT
3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PERTAMA DAN DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS PELAKSANA LANJUTAN ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/c DAN III/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V DAPAT
4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
TAHUN DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a S.D. II/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V DAPAT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
TAHUN DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRTIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a S.D. II/b
PEJABAT STRUKTURAL ESELON IV
DAN PEJABAT YANG SETARA

1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V TDK DPT


1. TEGORAN LISAN 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a DAN II/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V TDK DPT
2. TEGORAN TERTULIS
TERTULIS 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a DAN II/b
1. PEJABAT STRUKTURAL ESELON V TDK DPT
3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 2. FUNGSIONAL TERTENTU JENJANG PELAKSANA DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS DAN PELAKSANA PEMULA ADMINISTRATIF
3. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG II/a DAN II/b
DAPAT
4. PENUNDAAN KGB SELAMA 1 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a S.D. I/d DIAJUKAN UPAYA
TAHUN ADMINISTRTIF
DAPAT
5. PENUNDAAN KP SELAMA 1 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a S.D. I/d DIAJUKAN UPAYA
TAHUN ADMINISTRTIF
PEJABAT STRUKTURAL ESELON
V
DAN PEJABAT YANG SETARA

TDK DPT
1. TEGORAN LISAN 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a DAN I/d DIAJUKAN UPAYA
ADMINISTRATIF
TDK DPT
2. TEGORAN TERTULIS 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a DAN I/d DIAJUKAN UPAYA
ADMINISTRATIF
TDK DPT
3. PERNYATAAN TDK PUAS SE- 1. FUNGSIONAL UMUM GOL.RUANG I/a DAN I/d DIAJUKAN UPAYA
CARA TERTULIS ADMINISTRATIF
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
(PYBM)
 Pasal 17
Kepala Perwakilan RI menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pd Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk jenis hukuman disiplin sbgmana dimaksud dlm Psl 7 ayat (2) dan ayat (4) hrf b dan hrf c.
Pasal 18
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi
Pasal 19
Gubernur selaku wakil Pemerintah
Pasal 20
(1) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota
(2) Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 21
(1) Pejabat yang berwenang menghukum wajib menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
(2) Apabila Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin oleh atasannya.
(3) Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sama dengan jenis hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
(4) Atasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), juga menjatuhkan hukuman disiplin terhadap PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.

Pasal 22
Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang menghukum, maka kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi.
TATA CARA
PEMANGGILAN, PEMERIKSAAN, PENJATUHAN, DAN PENYAMPAIAN
KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN

Pasal 23 s.d. 31

BAP
&
LHP

29
1. PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, dipanggil
secara tertulis dan dilakukan paling lambat 7 hari kerja
sebelum tanggal pemeriksaan.
2. Pemeriksaan dilakukan oleh atasan langsung atau Tim
Pemeriksa.
3. Apabila PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
pada tanggal yang seharusnya diperiksa tidak hadir, maka
dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 hari kerja
sejak tanggal seharusnya ybs diperiksa pada pemanggilan
pertama.
4. Apabila pada tanggal pemeriksaan yang ditentukan dalam
surat pemanggilan kedua PNS ybs tidak hadir juga, PYBM
menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan
keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.
1. Sebelum melakukan pemeriksaan secara tertutup, atasan
langsung atau Tim Pemeriksa mempelajari lebih dahulu
dengan seksama laporan-laporan atau bahan-bahan
mengenai pelanggaran disiplin yang diduga dilakukan oleh
PNS yang bersangkutan.
2. PNS yang diperiksa wajib menjawab segala pertanyaan
yang diajukan, apabila tidak mau menjawab dianggap
mengakui pelanggaran disiplin yang dituduhkan kepadanya.
3. Apabila atasan langsung terlibat dalam pelanggaran, yang
menjadi anggota Tim Pemeriksa adalah atasan yang lebih
tinggi secara berjenjang.
1. Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, atasan langsung
wajib memeriksa lebih dahulu dan untuk ancaman hukuman
disiplin tingkat sedang atau berat dapat membentuk Tim
Pemeriksa (PMA 59 Thn 2010).
2. Tujuan pemeriksaan untuk mengetahui apakah PNS ybs
benar atau tidak melakukan pelanggaran disiplin dan untuk
mengetahui faktor-faktor yg mendorong atau menyebabkan
PNS ybs melakukan pelanggaran disiplin serta untuk
mengetahui dampak atau akibat dari pelanggaran disiplin.
3. Hasil pemeriksaan disampaikan kepada PYBM untuk
dilakukan Sidang Dewan Pertimbangan Kepegawaian (DPK).
4. Pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti dan objektif,
sehingga PYBM dapat mempertimbangkan dengan seksama
tentang jenis hukuman disiplin yang akan dijatuhkan.
5. Hasil putusan Sidang DPK diproses dan diterbitkan surat
keputusannya berdasarkan kewenangan.
1. Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan
keputusan pejabat yang berwenang.
2. Pada prinsipnya penyampaian keputusan hukuman disiplin
dilakukan sendiri oleh pejabat yang berwenang menghukum
(PYBM).
3. PNS yang dikenakan sanksi penjatuhan hukuman disiplin
dipanggil secara tertulis untuk hadir menerima keputusan
hukuman disiplin secara tertutup oleh PYBM atau pejabat
lain yang ditunjuk.
4. PYBM atau pejabat lain yang ditunjuk dapat menyampaian
hukuman disiplin dengan ketentuan jabatan dan pangkatnya
tidak boleh lebih rendah dari PNS yang dijatuhi hukuman
disiplin.
5. Apabila PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir
pada saat penyampaian hukuman disiplin dapat dikirim
melalui alamat terakhir yang diketahui dan tercatat.
34
BAB IV
UPAYA ADMINISTRATIF

Pasal 32 dan 33

I. Keberatan Atasan Pejabat yang berwenang menghukum

Yg dijatuhkan oleh Pejabat yang berwenang menghukum (eselon I -


eselon IV):
Hukuman Disiplin tingkat sedang berupa:
1. Tunda Kenaikan Gaji Berkala
2. Tunda Kenaikan Pangkat
3. Turun Kenaikan Pangkat 1 thn

II. Banding Administratif Badan Pertimbangan


Kepegawaian

Yg dijatuhkan PPK & Gubernur, berupa :


1. Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri
sebagaiPNS
BANDING ADM KE BAPEK

 Diajukan secara tertulis oleh PNS yang bersangkutan dan tembusan


Pejabat Pembina Kepegawaian
 Gaji tetap dibayar = PNS yang bersangkutan masuk kerja melaksankan tugas
 Mengajukan permohonan ijin masuk kerja kepada Panitia Pertimbangan
Kepegawaian
 PNS yang banding administrasi bila melakukan pelanggaran dinas dijatuhi
HD maka keputusan tentang ijin masuk kerja batal dan gajinya dihentikan
 Kenaikan Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala dan PI tidak diberikan s/d
keputusan yang punya kekuatan hukum tetap

35
HAK-HAK KEPEGAWAIAN

 PNS yg MD sblm ada Kepts atas Upaya Adm


diberhentikan DH sbg PNS & diberikan hak-haknya
sesuai per uu
 PNS yg BUP sblm ada kpts atas keberatan, dianggap tlh
slsai menjalani HD & diberhentikan DH sbg PNS mdpt
hak-hak kepeg sesuai per uu.
 PNS yg Banding Adm & tlh BUP apbl MD diberhentikan
DH mendpt hak-hak kepeg sesuai per uu.
 PNS yg BUP sblm ada kpts atas banding adm,
dihentikan gajinya s/d dttpkan kpts banding adm.

36
37

SEKIAN
TERIMA KASIH

Semoga
bermanfaat
37

Anda mungkin juga menyukai