HAK
APARATUR SIPIL NEGARA
17 kewajiban
yg harus ditaati
(Pasal 3)
15 Larangan
jangan
PASAL 5
dilanggar PNS YANG TIDAK MENAATI
(PASAL 4 KETENTUAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 3
DAN/ATAU PASAL 4 DIJATUHI
HUKUMAN DISIPLIN.
KEWAJIBAN
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, NKRI
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn penuh pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab
6. Menjungjung tinggi kehormatan negara , Pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara
10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila mengetahui ada hal yg dpt membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil
4
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan oranglain
3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utk negara lain dan/ atau lembaga atau organisasi
internasional
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing
7
12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, atau DPRD
dgn cara :
a. ikut serta sbg pelaksana kampanye
b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai
atau atribut PNS
c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara
13. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden dgn cara :
a. membuat keputsan dan/atau tindakan yg menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye
b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan
terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd
PNS dlm lingkungan unit kerja, anggota keluarga dan
masyarakat 8
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon Kepala Daerah/ Wakil
Kepala Daerah dgn cara memberikan surat dukungan disertai fotokopi KTP atau
Surat Ket. Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan; dan
11
Dasar Hukum Cuti
1. UU ASN No 5 Tahun 2014
Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, maka dapat diambil pada tahun
berikutnya paling lama 18 hari kerja termasuk cuti tahunan dalan tahun yang sedang berjalan
Cuti tahunan yang tidak diambil 2 tahun berturut-2 atau lebih, mk dpt diambil tahun berikutnya
paling lama 24 hari kerja termasuk cuti tahunan dalan tahun yang sedang berjalan
Tidak diambil secara penuh dalam tahun yang bersangkutan, maka dapat diambil tahun berikutnya
paling lama 18 hari kerja
Usulan cuti tahunan yg ditangguhkan oleh PYB, maka dapat diambil tahun berikutnya paling lama 24
hari kerja
Dosen dan guru yg mendapat hak libur sesuai UU tidak berhak atas cuti tahunan
CUTI BESAR
PNS telah bekerja se-kurang-2nya 5 tahun secara terus menerus
Lamanya cuti besar adalah 3 bulan
Tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan
PNS menderita sakit lebih 2 hari s.d 14 hari berhak cuti, dengan ketentuan ybs mengajukan permintaan cuti
secara tertulis kepada PYB dilampiri surat ket. Dokter (pemerintah maupun swasta)
PNS menderita sakit lebih 14 hari, dengan ketentuan ybs mengajukan permintaan cuti secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang dilampiri surat keterangan Dokter yang ditunjuk olen Menteri kesehatan
Cuti sakit sebagaimana dimaksud di atas dapat diberikan paling lama 1 tahun, apabila dipandang perlu dapat
ditambah paling lama 6 bulan
Setelah menjalani cuti sakit sebagaimana dimaksud di atas ternyata ybs belum sembuh, maka ia
diberhentikan dengan hormat karena sakit dengan mendapat uang tunggu
mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya, sehingga ia memerlukan
perawatan berhak atas cuti sakit sampai sembuh ybs menerima penghasilan penuh.
Besaran tunjangan cacat diberikan berdasarkan persentase tertentu dari Gaji atas
berkurangnya atau hilangnya fungsi organ tubuh.
Tunjangan cacat diberikan sejak keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai PNS
atau pemutusan hubungan perjanjian kerja sebagai PPPK karena Cacat sampai dengan
Peserta meninggal dunia.
Rincian besaran persentase tunjangan cacat sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
Cacat
adalah kelainan fisik dan/atau mental sebagai akibat Kecelakaan Kerja yang
dapat mengganggu atau menjadi rintangan bagi Peserta dalam melakukan
pekerjaan.
●
Keadaan
Keadaan berkurang
berkurang atau
atau hilangnya
hilangnya sebagian
sebagian anggota
anggota badan
badan
Cacat
●
Keadaan
Keadaan berkurang
berkurang atau
atau hilangnya
hilangnya sebagian
sebagian fungsi
fungsi anggota
Cacat anggota
●
●
badan
badan yang
yang secara
secara langsung
langsung atau
atau tidak
tidak langsung
langsung
mengakibatkan
mengakibatkan berkurang
berkurang atau
atau hilangnya
hilangnya kemampuan
kemampuan bekerja
Penurunan Fungsi untuk
untuk menjalankan
menjalankan pekerjanaannya
pekerjanaannya
bekerja
Cacat ●
● Cacat yang mengakibatkan ketidakmampuan
seseorang untuk melakukan pekerjaan
Total Tetap
Dalam hal terjadi beberapa cacat, maka besarnya tunjangan Cacat
ditetapkan dengan menjumlahkan persentasi dari tiap cacat dengan
ketentuan paling tinggi 100% (seratus persen) dari Gaji sebulan
Tabel Persentase Santunan Cacat, Tetap
Sebagian dan Cacat Lainnya
SANTUNAN
Meliputi :
a.penggantian biaya pengangkutan Peserta yang mengalami
kecelakaan kerja ke rumah sakit dan/atau ke rumah Peserta,
termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan;
b.santunan sementara akibat kecelakaan kerja;
c.santunan cacat sebagian anatomis, cacat sebagian fungsi, dan
cacat total tetap;
d.penggantian biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese)
dan/atau alat ganti (prothese) bagi Peserta yang anggota
badannya hilang atau tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja;
e.penggantian biaya gigi tiruan;
f.santunan kematian kerja;
g.uang duka tewas;
h.biaya pemakaman; dan/atau
i.bantuan beasiswa.
SANTUNAN KEMATIAN KERJA
diberikan kepada ahli waris dari Peserta
yang tewas sebesar 60% (enam puluh
persen) dikali 80 (delapan puluh) Gaji
terakhir yang dibayarkan 1 (satu) kali.
PEMAKAMAN
Uang Duka Tewas diberikan sebesar 6 (enam)
kali Gaji terakhir yang dibayarkan 1 (satu) kali.
Biaya pemakaman diberikan sebagai penggantian
atas biaya yang meliputi:
a. peti jenazah dan perlengkapannya; dan
b. tanah pemakaman dan biaya di tempat
pemakaman;
diberikan oleh Pengelola Program sebesar
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
dan dibayarkan 1 (satu) kali.
TEWAS
a. meninggal dunia dalam menjalankan tugas kewajibannya;
b. meninggal dunia dalam keadaan yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga
kematiannya itu disamakan dengan meninggal dunia dalam menjalankan tugas
kewajibannya; atau
c. meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab atau
sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu dalam menjalankan tugas kewajibannya.
Bantuan beasiswa diberikan kepada 1(satu) orang Anak dari Peserta dengan ketentuan:
a. masih sekolah/kuliah;
b. berusia paling tinggi 25 (dua puluhlima) tahun;
c. belum pernah menikah; dan
d. belum bekerja.
SIMULASI PEMBERIAN SANTUNAN TEWAS