Anda di halaman 1dari 47

KEWAJIBAN, LARANGAN &

HAK
APARATUR SIPIL NEGARA

Drs, Mahmun Syarif Nasution, M.AP


BIRO SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI
Dasar Hukum
  Keputusan Presiden Republik
Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Indonesia Nomor 68 Tahun 1995
2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Tentang Hari Kerja Di Lingkungan
 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Lembaga Pemerintah
Tahun 2017 Tentang Manajemen  Peraturan Kepala BKN Nomor 21
Pegawai Negeri Sipil Tahun 2010 Tentang Ketentuan
 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Tahun 2004 Tentang Pembinaan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Jiwa Korps Dan Kode Etik Pegawai
 Dll.
Negeri Sipil
 Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 Tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil 2
KEWAJIBAN, LARANGAN DAN SANKSI
PP 53 TAHUN 2010

17 kewajiban
yg harus ditaati
(Pasal 3)

15 Larangan
jangan
PASAL 5
dilanggar PNS YANG TIDAK MENAATI
(PASAL 4 KETENTUAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 3
DAN/ATAU PASAL 4 DIJATUHI
HUKUMAN DISIPLIN.
KEWAJIBAN
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, NKRI
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn penuh pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab
6. Menjungjung tinggi kehormatan negara , Pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara
10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila mengetahui ada hal yg dpt membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil
4
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja

12. Mencapai sasaran kerja pegawai yg ditetapkan

13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dgn sebaik-baiknya

14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat

15. Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas

16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan

17 Menaati peraturan kedinasan yg ditetapkan oleh pejabat yg berwenang.


5
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang

2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan oranglain

3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utk negara lain dan/ atau lembaga atau organisasi
internasional

4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing

5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik


bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tdk sah
6
6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain
di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya dgn tujuan utk keuntungan pribadi,
golongan,atau pihak lain, yg secara langsung atau tdk langsung merugikan negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secara
langsung atau tdk langsung dan dgn dalih apapun utk diangkat dlm jabatan
8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg
berhubungan dgn jabatan dan/ atau pekerjaannya
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10.Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dpt menghalangi
atau mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehingga mengakibatkan kerugian
bagi yg dilayani
11.Menghalangi berjalannya tugas kedinasan

7
12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, atau DPRD
dgn cara :
a. ikut serta sbg pelaksana kampanye
b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai
atau atribut PNS
c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara
13. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden dgn cara :
a. membuat keputsan dan/atau tindakan yg menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye
b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan
terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd
PNS dlm lingkungan unit kerja, anggota keluarga dan
masyarakat 8
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon Kepala Daerah/ Wakil
Kepala Daerah dgn cara memberikan surat dukungan disertai fotokopi KTP atau
Surat Ket. Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan; dan

15 Memberikan dukungan kepada calon Kepala


Daerah/Wakil Kepala Daerah dgn cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye utk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
b. menggunakan fasilitas yang terkait dgn jabatan dlm kegiatan kampanye
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kpd PNS dlm lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.
9
Peraturan Presiden No. 68 Tahun 1995

Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja


adalah 37,5 ( tiga puluh tujuh setengah ) jam / 7,5
(tujuh setengah) jam per hari kerja, yang terbagi atas :
a. Hari Senin s/d Hari kamis : pukul 07.30 - 16.00
Waktu istirahat : pukul 12.00 – 13.00
b. Hari Jum’at : pukul 07.30 – 16.30
Waktu istirahat : pukul 11.30 – 13.00
Hak
1. Berhak atas Cuti

2. Berhak atas Pengobatan, Perawatan dan Rehabilitasi

3. Berhak atas Tunjangan Cacat

4. Berhak atas Uang Duka dan Biaya Pemakaman

5. Calon PNS Tewas atau Cacat Karena Kedinasan

6. Berhak atas Pensiun

11
Dasar Hukum Cuti
1. UU ASN No 5 Tahun 2014

2. PP No 11 Tahun 2017 (Manajemen PNS)

3. Perka BAKN No 24 Thn 2017 Tata Cara


Pemberian Cuti PNS
Pengertian

Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja


yang diizinkan dalam jangka waktu
tertentu
Tujuannya adalah dalam jangka
usaha untuk menjamin kesegaran
jasmani dan rokhani PNS
Jenis Cuti
1. Cuti Tahunan
2. Cuti Besar
3. Cuti Sakit
4. Cuti Melahirkan
5. Cuti Karena Alasan Penting
6. Cuti Bersama
7. Cuti Di Luar Tanggungan Negara (CLTN)
CUTI TAHUNAN
Telah bekerja se-kurang2nya 1 tahun secara terus menerus
llamanya Cuti tahunan 12 hari kerja

Cuti tahunan dapat diberikan paling kurang untuk 1 hari kerja

Mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang

Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, maka dapat diambil pada tahun
berikutnya paling lama 18 hari kerja termasuk cuti tahunan dalan tahun yang sedang berjalan

Cuti tahunan yang tidak diambil 2 tahun berturut-2 atau lebih, mk dpt diambil tahun berikutnya
paling lama 24 hari kerja termasuk cuti tahunan dalan tahun yang sedang berjalan

Tidak diambil secara penuh dalam tahun yang bersangkutan, maka dapat diambil tahun berikutnya
paling lama 18 hari kerja
Usulan cuti tahunan yg ditangguhkan oleh PYB, maka dapat diambil tahun berikutnya paling lama 24
hari kerja

Dosen dan guru yg mendapat hak libur sesuai UU tidak berhak atas cuti tahunan
CUTI BESAR
PNS telah bekerja se-kurang-2nya 5 tahun secara terus menerus
Lamanya cuti besar adalah 3 bulan
Tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan

Ketentuan 5 tahun dikecualikan bagi PNS yang melaksanakan kewajiban


agama yaitu menenuaikan ibadah haji pertama kali
dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 (dua) tahun,
apabila kepentingan dinas mendesak

Diambil Kurang 3 bulan, maka sisanya hangus


Selama menjalankan cuti besar, PNS menerima penghasilan penuh
CUTI SAKIT
PNS menderita sakit selama (1 atau 2) hari ybs berhak cuti, dengan ketentuan ybs harus memberitahukan
kepada atasannya

PNS menderita sakit lebih 2 hari s.d 14 hari berhak cuti, dengan ketentuan ybs mengajukan permintaan cuti
secara tertulis kepada PYB dilampiri surat ket. Dokter (pemerintah maupun swasta)

PNS menderita sakit lebih 14 hari, dengan ketentuan ybs mengajukan permintaan cuti secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang dilampiri surat keterangan Dokter yang ditunjuk olen Menteri kesehatan

Cuti sakit sebagaimana dimaksud di atas dapat diberikan paling lama 1 tahun, apabila dipandang perlu dapat
ditambah paling lama 6 bulan

Setelah menjalani cuti sakit sebagaimana dimaksud di atas ternyata ybs belum sembuh, maka ia
diberhentikan dengan hormat karena sakit dengan mendapat uang tunggu

mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya, sehingga ia memerlukan
perawatan berhak atas cuti sakit sampai sembuh ybs menerima penghasilan penuh.

PNS mengalami gugur kandung paling lama 1,5 bulan


CUTI MELAHIRKAN

Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga

Untuk persalinan anak keempat dan seterusnya diberikan Cuti


Besar

lamanya cuti bersalin adalah 3 (tiga) bulan

Selama cuti mendapatkan penghasilan, terdiri atas


gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan dan
tunjangan jabatan
CUTI KARENA ALASAN PENTING

Ibu, Bapak, Isteri/Suami, Anak, Adik, Kakak, Mertua, Menantu


mengalami sakit keras atau meninggal dunia
Salah seorang anggota keluarga sebagaiman dimaksud di atas
meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS
yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya
yang meninggal dunia itu
melangsungkan perkawinan
Lamanya cuti ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan
cuti untuk paling lama 1 (satu) bulan
Selama menjalankan cuti , PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan
CUTI BERSAMA
Ditetapkan dengan Keputusan presiden

Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan


PNS yang karena jabatannya tidak diberikan cuti bersama,
maka cuti tahunan ditambah dengan cuti bersama yang tidak
diberikan
Penambahan cuti tahunan tersebut hanya dapat digunakan pada
tahun berjalan
Cuti di Luar Tanggungan Negara
Telah bekerja se-kurang2-nya 5 tahun secara terus menerus
CLTN dapat diberikan paling lama 3 tahun, (dapat diperpanjang paling lama
1 tahun)
Diberhentikan dari jabatan (Bebas Jabatan) kecuali CLTN utk persalinan
anak ke - 4, dst
Tidak berhak menerima penghasilan dari negara
CLTN diberikan oleh pimpinan instansi, setelah men-dpt persetujuan dari
Kepala BKN
Tidak diperhitungkan masa kerja : (KP, KGB, maupun Pensiun)
Segala fasilitas yang diperoleh dikembalikan kepada negara
Jabatan yang lowong segera dapat diisi oleh PNS lain yg memenuhi
persyaratan
CLTN karena alasan pribadi yang mendesak adalah:
a. Mengikuti atau mendampingi suami/ isteri tugas negara/tugas belajar di
dalam/luar negeri;
b. mendampingi suami/isteri bekerja di dalam/luar negeri;
c. menjalani program untuk mendapatkan keturunan;
d. mendampingi anak yang berkebutuhan khusus;
e. mendampingi suami/isteri/anak yang memerlukan perawatan khusus; dan I
atau
f. mendampingi / merawat orang tua/mertua yang sakit/uzur.
TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN
JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI
APARATUR SIPIL NEGARA
PP 70 Tahun 2015
Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja
Dan Jaminan Kematian Bagi
Pegawai Aparatur Sipil Negara

Perka BKN Nomor 5 Tahun 2016 Tentang


Pedoman Kriteria Penetapan Kecelakaan
Kerja, Cacat, Dan Penyakit Akibat Kerja Serta
Kriteria Penetapan Tewas Bagi Pegawai ASN
DEFINISI :
Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya
disingkat JKK adalah perlindungan atas risiko
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
berupa perawatan, santunan, dan tunjangan
cacat.
Jaminan Kematian yang selanjutnya disingkat
JKM adalah perlindungan atas risiko kematian
bukan akibat kecelakaan kerja berupa
santunan kematian
KEWAJIBAN PEMBERI KERJA
(PEMERINTAH)
memberikan perlindungan berupa JKK
dan JKM kepada Peserta, yang meliputi
pendaftaran Peserta dan pembayaran
Iuran.
PESERTA JKK & JKM
Calon PNS;
PNS; dan
PPPK.
DIMULAI DAN BERAKHIRNYA
KEPESERTAAN JKK & JKM
Kepesertaan dimulai sejak tanggal
pengangkatan dan Gajinya dibayarkan.
berakhir apabila Peserta:
a. diberhentikan sebagai PNS; atau
b. diputus hubungan perjanjian kerja
sebagai PPPK.
MANFAAT JKK MELIPUTI
a. perawatan;
b.santunan; dan
c. tunjangan cacat.
KECELAKAAN KERJA
kecelakaan yang terjadi:
a. dalam menjalankan tugas kewajiban;
b. dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga
kecelakaan itu disamakan dengan kecelakaan yang terjadi dalam
menjalankan tugas kewajibannya;
c. karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun
sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu dalam melaksanakan
tugas;
d. dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya;
dan/atau
e. yang menyebabkan Penyakit Akibat Kerja.
PERAWATAN
a. pemeriksaan dasar dan penunjang;
b. perawatan tingkat pertama dan lanjutan;
c. rawat inap kelas I rumah sakit pemerintah dan rumah sakit
swasta yang setara;
d. perawatan intensif;
e. penunjang diagnostik;
f. pengobatan;
g. pelayanan khusus;
h. alat kesehatan dan implant;
i. jasa dokter/medis;
j. operasi;
k. transfusi darah; dan/atau
l. rehabilitasi medik.
TUNJANGAN CACAT KARENA DINAS
(PASAL 21)
 Tunjangan cacat diberikan kepada Peserta dengan ketentuan:
a. mengalami Cacat; dan
b. diberhentikan dengan hormat sebagai PNS atau diputus hubungan
perjanjian kerja sebagai PPPK karena Cacat.

 Besaran tunjangan cacat diberikan berdasarkan persentase tertentu dari Gaji atas
berkurangnya atau hilangnya fungsi organ tubuh.

 Tunjangan cacat diberikan sejak keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai PNS
atau pemutusan hubungan perjanjian kerja sebagai PPPK karena Cacat sampai dengan
Peserta meninggal dunia.

 Rincian besaran persentase tunjangan cacat sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
Cacat
adalah kelainan fisik dan/atau mental sebagai akibat Kecelakaan Kerja yang
dapat mengganggu atau menjadi rintangan bagi Peserta dalam melakukan
pekerjaan.


Keadaan
Keadaan berkurang
berkurang atau
atau hilangnya
hilangnya sebagian
sebagian anggota
anggota badan
badan
Cacat

yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan


yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan
berkurang
berkurang atau
atau hilangnya
hilangnya kemampuan
kemampuan bekerja
bekerja untuk
Sebagian Anatomis menjalankan pekerjaannya
menjalankan pekerjaannya
untuk

Keadaan
Keadaan berkurang
berkurang atau
atau hilangnya
hilangnya sebagian
sebagian fungsi
fungsi anggota
Cacat anggota

badan
badan yang
yang secara
secara langsung
langsung atau
atau tidak
tidak langsung
langsung
mengakibatkan
mengakibatkan berkurang
berkurang atau
atau hilangnya
hilangnya kemampuan
kemampuan bekerja
Penurunan Fungsi untuk
untuk menjalankan
menjalankan pekerjanaannya
pekerjanaannya
bekerja

Cacat ●
● Cacat yang mengakibatkan ketidakmampuan
seseorang untuk melakukan pekerjaan
Total Tetap
Dalam hal terjadi beberapa cacat, maka besarnya tunjangan Cacat
ditetapkan dengan menjumlahkan persentasi dari tiap cacat dengan
ketentuan paling tinggi 100% (seratus persen) dari Gaji sebulan
Tabel Persentase Santunan Cacat, Tetap
Sebagian dan Cacat Lainnya
SANTUNAN
Meliputi :
a.penggantian biaya pengangkutan Peserta yang mengalami
kecelakaan kerja ke rumah sakit dan/atau ke rumah Peserta,
termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan;
b.santunan sementara akibat kecelakaan kerja;
c.santunan cacat sebagian anatomis, cacat sebagian fungsi, dan
cacat total tetap;
d.penggantian biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese)
dan/atau alat ganti (prothese) bagi Peserta yang anggota
badannya hilang atau tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja;
e.penggantian biaya gigi tiruan;
f.santunan kematian kerja;
g.uang duka tewas;
h.biaya pemakaman; dan/atau
i.bantuan beasiswa.
SANTUNAN KEMATIAN KERJA
diberikan kepada ahli waris dari Peserta
yang tewas sebesar 60% (enam puluh
persen) dikali 80 (delapan puluh) Gaji
terakhir yang dibayarkan 1 (satu) kali.
PEMAKAMAN
 Uang Duka Tewas diberikan sebesar 6 (enam)
kali Gaji terakhir yang dibayarkan 1 (satu) kali.
 Biaya pemakaman diberikan sebagai penggantian
atas biaya yang meliputi:
a. peti jenazah dan perlengkapannya; dan
b. tanah pemakaman dan biaya di tempat
pemakaman;
diberikan oleh Pengelola Program sebesar
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
dan dibayarkan 1 (satu) kali.
TEWAS
a. meninggal dunia dalam menjalankan tugas kewajibannya;
b. meninggal dunia dalam keadaan yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga
kematiannya itu disamakan dengan meninggal dunia dalam menjalankan tugas
kewajibannya; atau
c. meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab atau
sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu dalam menjalankan tugas kewajibannya.

Penetapan seseorang dikatakan tewas dilakukan oleh pejabat pembina kepegawaian


sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria
penetapan tewas diatur dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 5
Tahun 2016.
AHLI WARIS / PENERIMA MANFAAT JKM
(PASAL 19)
Pemberian santunan kematian kerja dan uang duka tewas kepada
ahli
waris diberikan dengan ketentuan:
a. Peserta yang tewas dan meninggalkan istri yang sah atau
suami yang sah, ahli waris yang menerima adalah istri yang
sah atau suami yang sah dari Peserta;
b. Peserta yang tewas dan tidak meninggalkan istri yang sah
atau suami yang sah, ahli waris yang menerima adalah Anak; atau
c. Peserta yang tewas dan tidak meninggalkan istri yang sah,
suami yang sahatau Anak, ahli waris yang menerima adalah
Orang Tua
BANTUAN BEASISWA (PASAL 20)
Bantuan beasiswa diberikan kepada Anak dari Peserta yang tewas dengan ketentuan:
a. bagi Anak dari Peserta yang masih duduk di sekolah tingkat dasar diberikan bantuan beasiswa sebesar
Rp45.000.000,00 (empat puluhlima juta rupiah);
b. bagi Anak dari Peserta yang masih duduk di sekolah lanjutan tingkat pertama diberikan bantuan beasiswa
sebesar Rp35.000.000,00(tiga puluh lima juta rupiah);
c. bagi Anak dari Peserta yang masih duduk di sekolah lanjutan tingkat atas diberikan bantuan beasiswa
sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluhlimajuta rupiah); atau
d. bagi Anak dari Peserta yang masih duduk di pendidikan tingkat diploma, sarjana, atau setingkat diberikan
bantuan beasiswa sebesar Rp15.000.000,00(lima belas juta rupiah).

Bantuan beasiswa diberikan kepada 1(satu) orang Anak dari Peserta dengan ketentuan:
a. masih sekolah/kuliah;
b. berusia paling tinggi 25 (dua puluhlima) tahun;
c. belum pernah menikah; dan
d. belum bekerja.
SIMULASI PEMBERIAN SANTUNAN TEWAS

Peserta tewas akibat kecelakaan kerja


Gaji terakhir peserta Rp 5.620.300
Berapa santunan yang akan diterima ahli waris?
Persyaratan Administrasi Penetapan Tewas
1.
1. Surat
Surat Pengantar
Pengantar daridari unit
unit kerja
kerja
2.
2. Berita
Berita Acara
Acara dari
dari pejabat
pejabat yang
yang berwajib
berwajib tentang
tentang kejadian
kejadian yang
yang
mengakibatkan
mengakibatkan yang yang bersangkutan
bersangkutan meninggal
meninggal dunia.
dunia.
3.
3. Visum
Visum etet Repertum
Repertum dari
dari dokter.
dokter.
4.
4. Salinan/
Salinan/ foto
foto copy
copy sah
sah surat
surat perintah
perintah penugasan
penugasan ,, atauatau surat
surat
keterangan
keterangan yangyang menerangkan
menerangkan bahwa bahwa CPNS/PNS
CPNS/PNS tersebut
tersebut
meninggal
meninggal dunia
dunia dalam
dalam rangka
rangka menjalan
menjalan tugas
tugas kedinasan.
kedinasan.
5.
5. Laporan
Laporan Tertulis
Tertulis dari
dari pimpinan
pimpinan unit
unit kerja
kerja serendah-rendahnya
serendah-rendahnya
eselon
eselon III
III kepada
kepada PPKPPK yang
yang bersangkutan
bersangkutan tentang
tentang kronologis
kronologis
kejadian
kejadian mulai
mulai dari
dari tugas
tugas dan
dan kegiatan
kegiatan yang
yang dilaksanakan
dilaksanakan
PNS/CPNS
PNS/CPNS yang yang bersangkutan
bersangkutan sampaisampai ia ia mengalami
mengalami
musibah/kecelakaan.
musibah/kecelakaan.
6.
6. Kelengkapan
Kelengkapan Usul Usul Pensiun
Pensiun Janda/Duda/Anak
Janda/Duda/Anak (SK (SK CPNS,
CPNS,
PNS,
PNS, Pangkat
Pangkat Terakhir,
Terakhir, SKP,
SKP, dll)
dll)
JAMINAN KEMATIAN
(1) Manfaat JKM diberikan bagi Peserta yang wafat.
(2) Manfaat JKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa santunan kematian yang terdiri atas:
a. santunan sekaligus;
b. uang duka wafat;
c. biaya pemakaman; dan
d. bantuan beasiswa.
(3) Santunan kematian diberikan kepada ahli waris dari Peserta
yang wafat.
Simulasi Pemberian Jaminan Kematian (JKM)

Peserta meninggal (wafat), meninggalkan seorang istri dan seorang


anak yang masih sekolah/kuliah

Gaji terakhir : Rp 5.620.300

Berapa nilai santunan kematian yang diperoleh?

- Santunan sekaligus = Rp15.000.000


- Uang Duka wafat = 3 x gaji terakhir
=3 x Rp 5.620.300 = Rp 16.860.900
- Biaya pemakaman = Rp 7.500.000
- Bantuan Beasiswa = Rp 15.000.000 (Kepesertaan >3 Tahun)

Total santunan yang diperoleh :


Rp15.000.000 + Rp16.860.900+ Rp7.500.000 + Rp15.000.000 = Rp
54.360.900
47

Anda mungkin juga menyukai