Anda di halaman 1dari 35

SOSIALISASI PP NO.

94 THN 2021
TENTANG DISIPLIN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
BAGI GURU TENAGA KEPENDIDIKAN
23 NOVEMBER 2021

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG


SUBID. PEMBINAAN PEGAWAI
DASAR HUKUM
Pasal 86 ayat (4)
UU No.5 Tahun 2014 tentang
ASN
Pasal 86
1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam
kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi
disiplin PNS.
2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan
disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai
upaya peningkatan disiplin.
3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi
hukuman disiplin.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan Pasal 134 UU ASN, PP ini seharusnya ditetapkan paling lama 2 tahun
terhitung sejak UU ASN berlaku, namun butuh waktu 7 tahun untuk menyelesaikan
PP ini.
DISIPLIN PNS
Pasal 1 angka 6
PP 94/2021

Kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan


menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang undangan.
PELANGGARAN DISIPLIN

Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang


tdk menaati kewajiban dan / atau melanggar
larangan ketentuan disiplin PNS, baik yg
dilakukan didalam mapun diluar jam kerja.

1. Ucapan
Setiap kata kata yang diucapkan dihadapan atau dpt didengar org lain,
sprt dalam rapat, ceramah, diskusi, telepon, dll
2. Tulisan
Pernyataan pikiran dan / atau perasaan secr tertulis baik dalam bentuk
tulisan, gambar, karikatur, coretan dll, serupa sprti itu
3. Perbuatan
Setiap tingkah laku sikap atau tindakan yg dilakukan atau tdk
melakukan sesuatu yg seharusnya dilakukan sesuai peraturan UU.
PRINSIP DASAR
1. Yang bertanggung jawab terhadap disiplin PNS adalah Atasan
Langsung masing-masing.
2. Pelanggaran disiplin PNS bukan Delik Aduan, oleh karena itu setiap
atasan langsung mengetahui/mendapat informasi tentang dugaan
pelanggaran disiplin yang dilakukan bawahannya, maka atasan
langsung tersebut wajib menindaklanjuti.
Psl. 26 ayat (1).
3. Atasan langsung yang telah mengetahui pelanggaran disiplin
yang dilakukan bawahannya, tetapi tidak memanggil, memeriksa,
menghukum atau tidak melaporkan kepada atasannya, maka atasan
langsung tersebut juga dijatuhi hukuman disiplin yang lebih
berat dengan hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan kepada
PNS yang melakukan pelanggaran. (Psl. 28)
4. Pelanggaran disiplin = setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan
PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan
ketentuan Disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja. (Psl. 1 angka 6)
5. PP disiplin PNS juga berlaku untuk CPNS (Psl.43)
DAFTAR REKAPITULASI PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PNS
KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2020
No Jenis Hukuman Jumlah
1. Teguran lesan 0
2. Teguran Tertulis 1
3. Perny Tdk Puas Scr Tertulis 3
4. Tund. KGB 1 thn 1
5. Tund. KP 1 thn
6. Tund. Pangkt Set lbh rend slma 1 thn
7. Trn Pangkt Set lbh rend slma 3 thn 3
8. Pemind dlm rng trn jabt set lbh rndh 1
9. Pembebas jabtan
10. PDH / tdk ats permin sendr sbg PNS 3
11. PTDH 1

Jumlah : 13
PNS mangkir
PNS sakit Tugas Belajar tidak diperiksa
tidak diajukan (Melebihi secara
cuti sakit Waktu/DO) kumulatif

Cerai:
Tanpa ijin/ket
Atasan
Terlabat lapor langsung yang
PERMASALAHAN melakukan
PEMBINAAN pembiaran

PNS
Nikah siri/
perselingkuhan

Mangkir dengan Presensi manual


Penyalahguna alasan lupa / td tngn
an wewenang absen namun abesnesi di
dilakukan rapel
berulang kali
KEWAJIBAN PNS
(PASAL 3)
1. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan;
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
KEWAJIBAN PNS
(PASAL 4)
1. menghadiri dan mengucapkan sumpah/ janji PNS;
2. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang,
dan/ atau golongan;
4. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan
negara;
5. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
7. menggunakan dan memelihara barang rnilik Negara dengan sebaik-baiknya;
8. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
kompetensi;
9. menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan
Pasal 5
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang; PNS
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau orang lain dengan menggunakan
kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan jabatan;
3. menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
4. bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian;
5. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing kecuali
ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
6. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
7. melakukan pungutan di luar ketentuan;
8. melakukan kegiatan yang merugikan negara;
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
10. menghalangi berjalannya tugas kedinasan; ;
11. menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/ atau pekerjaan;
12. meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;;
13. melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi yang
dilayani;
LARANGAN PNS
(PASAL 5)

14  ikut kampanye;
 menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
memberikan atau atribut PNS;
dukungan kepada  sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
calon Presiden/Wakil  sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
Presiden, calon  membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
Kepala Daerah/Wakil atau merugikan salah satu pasangan
Kepala Daerah, calon
 calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
anggota Dewan
 mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
Perwakilan Rakyat,
calon anggota Dewan terhadap pasangan calon yang menjadi
Perwakilan Daerah,  peserta pemilu sebelum, selarna, dan sesudah masa kampanye
atau calon anggota meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
Dewan Perwakilan barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
Rakyat Daerah keluarga, dan masyarakat; dan/ atau
dengan cara:
 memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
SANKSI HUKUMAN DISIPLIN
TIDAK MASUK KERJA
JUMLAH MANGKIR HUKUMAN DISIPLIN

HUKUMAN RINGAN (PASAL 9)

3 HARI KERJA Teguran lisan

4 s.d. 6 hari kerja Teguran tertulis

7 s.d. 10 hari kerja Pernyataan tidak puas secara tertulis

HUKUMAN SEDANG (PASAL 10)

11 s.d. 13 hari kerja pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen)
selama 6 (enam) bulan;
14 s.d. 16 hari kerja pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen)
selama 9 (sembilan) bulan;
17 s.d. 20 hari kerja pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (duapuluh lima persen)
selama 1 (satu) tahun.
HUKUMAN BERAT (PASAL 11)

21 s.d. 24 hari kerja penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan ;

25 s.d. 27 hari kerja pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua
belas) bulan
28 hari kerja atau lebih pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
Pasal 11 Ayat (2)
huruf d angka 4 jo.
Pasal 15 ayat 2

 Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan


sendiri sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa
alasan yang sah secara terus menerus selama 10 (sepuluh)
hari kerja;

 Diberhentikan pembayaran gajinya sejak bulan berikutnya;

Setiap PNS wajib datang,


pulang dan melaksanakan
tugas sesuai ketentuan
jam kerja. Keterlambatan
dan pulang awal akan
dihitung secara kumulatif
dan dikonversi 1 hari kerja
sama dengan 7 ½ jam.
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN

SEDANG
Description
Add text
of the sub
in here BERAT
RINGAN  contents Tunkin 25%
pemotongan
selama 6 bulan
 pemotongan Tunkin 25%
selama 9 bulan
 pemotongan Tunkin 25%
selama 12 bulan

 Turun jabatan setingkat lebih


 Teguran Lisan
rendah selama 12 bulan
 Teguran Tertulis  pembebasan jabatann menjadi
 Pernyataan Tidak Puas pelaksana selama 12 bulan
Secara Tertulis  PDH tidak APS

Ketentuan tingkat dan jenis hukuman disiplin sedang berlaku setelah PP


mengenai gaji dan tunjangan berlaku serta masih diatur dalam Psl. 7 ayat 3
PP No. 53 tahun 2010. (Pasal 42)
PROSEDUR
TETAP
PEMANGGILA
N,
PEMERIKSAAN

DAN
PENJATUHAN
HUKUMAN
DISIPLIN
PEMANGGILAN
Setiap PNS bawahan yg diketahui diduga melakukan pelanggaran
disiplin

Atasan langsung memperkaya informasi / mencari


bukti yang diperlukan dari orang yang dianggap
mengetahui/ pemberi informasi (Psl. 30)
1. Atasan langsung melakukan pemanggilan secara tertulis (Psl.
26 ayat 1 ).
2. Jarak antara tanggal pembuatan srt panggilan dgn tanggal
disuruh menghadap untuk diperiksa minimal 7 hari kerja.( Psl.
26 ayat 2)

1. Apabila PNS tersebut hadir pada tanggal yang ditentukan


pada srt panggilan tersebut , maka dilakukan pemeriksaan,
tetapi apabila tdk hadir maka dilakukan pemanggilan ke dua
( Psl. 26 ayat 3).
2. Pemanggilan ke dua dibuat selambat-lambatnya 7 hari
setelah tanggal seharusnya ybs hadir pada panggilan
pertama (Psl. 26 ayat 4)

1. Jarak antara tanggal pembuatan srt panggilan ke 2 dengan tanggal disuruh


menghadap untuk diperiksa tetap minimal 7 hari kerja.
2. Apabila PNS tsb hadir pada tanggal yang ditetntukan pada srt panggilan ke 2,
maka dilakukan pemeriksaan.
3. Apabila tidak hadir, maka seluruh pelanggaran disiplin yang diduga
dilakukannya dianggap diakui, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan
menentukan jenis hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya ( Psl. 26 ayat 4).
PEMERIKSAAN
1. Wujud Pemeriksaan dituangkan
dalam BAP.
2. Format BAP dibuat dalam
bentuk “Pertanyaan “dan
“Jawaban.”
3. BAP dapatdilakukan dengan
VIRTUAL maupun tatap muka
secara langsung (Psl. 27 (2))
4. Utarakan bahwa kejujuran ybs
merupakan pertimbangan
menentukan hukuman
5. Utarakan bahwa pengakuan dlm
BAP hanya salah satu bukti
MATERI
BAP
1. Kesehatan ybs (hanya jawaban orang sehat yang dapat dipertanggung jawabkan).
2. Kebenaran dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukannya ( jangan beritahukan tentang bukti-bukti atau
informasi tambahan yang telah sdr peroleh atau orang yang mengetahui perbuatan ybs, kecuali ybs tdk
mengaku atau untuk menggali yang sebenarnya).
3. Pertanyaan berikutnya sebaiknya bersumber dari jawaban ybs atas pertanyaan sebelumnya.
4. Dalam hal ybs tdk mengaku, utarakanlah satu demi satu bukti / informasi yang ada pada saudara sesuai
dengan substansi pertanyaan saudara.
5. Jika belum mengaku juga, utarakanlah bukti/ informasi berikutnya, demikian seterusnya sampai ybs
mengaku.
6. Jika telah mengaku, tanyakanlah faktor faktor yang mendorong ybs melakukan perbuatan tersebut.
7. Tanyakan juga tetang akibat/ dampak perbuatannya terhadap ybs, kantor, pemerintah ( untuk
mengetahui tingkat kesadaran dan kesengajaan ybs dalam melakukan perbuatan tsb)
8. Tanyakan juga tentang kebenaran jawabannya, keterpaksaan ybs dalam menjawab ( utk menghindari
pencabutan keterangan kemudian).
1. BAP harus ditanda tangani pemeriksa dan
yang diperiksa, jika ybs tdk bersedia
menandatangani, buat catatan pada kolom
tanda tangan ybs bahwa dia tdk bersedia
menanda tangani, dengan demikian BAP
sah. (Psl. 32 ayat 1, 2)
2. Serahkan satu set BAP kepada ybs, bila tdk
bersedia menerima, buat catatan pada
kolom tanda tangan ybs bahwa ybs tdk
bersedia menerima copi BAP tersebut,
dengan demikian dianggap telah diterima.
( Psl. 32 ayat 3)
LAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN (LHP)

Bila kewenangan menjatuhkan jenis hukuman disiplin


ada pd atasan yg lebih tinggi atau pejabat lain

1. Setelah pemeriksaan atau setelah ybs tdk hadir


untuk diperiksa, disusun LHP yang memuat intisari
dari pemeriksaan ybs, yang terkait, bukti-bukti,
informasi yang diperoleh pemeriksa.
2. LHP juga memuat analisa antara perbuatan ybs
dengan peraturan yang terkait.
3. LHP juga memuat Kesimpulan dan Saran.
PERTIMBANGAN DLM
MENENTUKAN JENIS
HUKUMAN YANG AKAN
DIJATUHKAN

1.Latar belakang perbuatannya :


• Terpaksa dilakukan atau tidak.
• Disengaja atau tidak.
• Direncanakan atau tidak.
• Ada atau tidak keuantungan ybs / orang lain atas perbuatan tsb.
2. Berat / ringannya dan banyaknya pelanggaran :
• Pernah dilakukan PNS atau tidak.
• Bertentangan atau tidak dengan program pemerintah.
• Melanggar prinsip-pronsip kenegaraan atau tidak.
• Resistensi tinggi atau tidak terhadap PNS lain atau masyarakat.
3. Akibat pelanggaran :
• Ada dampak negatif terhadap unit kerja / Instansi / Pemerintah.
• Menurunkan citra negatif PNS pada unit kerja / Instansi/ Pemerintah.
• Menghalangi pelaksanaan tugas unit kerja / Instansi / Pemerintah.
4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs.
• Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak
terhadap ybs.
• Cepat atau tidak dampaknya kepada ybs.
• Hukuman tersebut mempengaruhi psikologis ybs atau tidak.

5. Kesesuaian dengan peraturan


• Apakah telah ditetapkan limitatip dalam peraturan atau tidak
( mis : KawIn/ Cerai , TMK)

6. Kejujuran / Penyesalan ybs.


• Apakah mempersulit atau tidak.
• Apakah ada kemungkinan akan mengulangi perbuatannya atau
tidak.
• Apakah perbuatan tersebut telah pernah dilakukan sebelumnya
atau tidak.
• Kondite ybs sebelum pelanggaran tersebut.
Pejabat yg Berwenang Menghukum
di Kabupaten (Psl. 18 (3), 21, 22, 23
PEJABAT YANG KEWENANGAN
BERWENANG
MENGHUKUM
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama; dan
b. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan PPK, untuk jenis HD ringan, sedang,
Presiden dan berat
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;
b. Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Utama; dan
c. Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang
Presiden, untuk jenis HD berat berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS (PDHTAPS)
PPK Instansi a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungannya untuk jenis HD ringan, sedang, dan
Pusat dan PPK berat kecuali PDHTAPS
Instansi Daerah b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD sedang dan berat.
Provinsi c. Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Utama untuk jenis HD ringan, sedang, dan berat
kecuali PDHTAPS
d. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis HD berat.
e. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya
untuk jenis HD berat.
PPK Instansi a. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD untuk jenis HD
Daerah ringan, sedang, dan berat
Kabupaten/Kota b. Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Utama untuk jenis HD ringan, sedang, dan berat
kecuali PDHTAPS
c. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis HD untuk jenis HD
sedang, dan berat
d. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya
untuk jenis HD berat.
LA
NJU
TA
N

PEJABAT YANG BERWENANG KEWENANGAN


MENGHUKUM
Kepala perwakilan RI a. PNS di lingkungannya yang berada 1 tingkat di
  bawahnya untuk jenis HD ringan; dan
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya b. PNS di lingkungannya yang berada 2 tingkat di
atau pejabat lain yang setara bawahnya untuk jenis HD sedang.
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama a. PNS di lingkungannya yang berada 1 tingkat di
atau pejabat lain yang setara di bawahnya untuk jenis HD ringan; dan
lingkungan Pusat, Provinsi, dan b. PNS di lingkungannya yang berada 2 tingkat di
Kabupaten/Kota bawahnya untuk jenis HD sedang.
  c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD
Pejabat Administrator atau ringan dan sedang.
pejabat lain yang setara di
lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Pejabat Pengawas atau pejabat a. PNS di lingkungannya yang berada 1 tingkat di
lain yang setara di lingkungan bawahnya untuk jenis HD ringan; dan
Pusat, Provinsi, dan b. PNS di lingkungannya yang berada 2 tingkat di
Kabupaten/Kota bawahnya untuk jenis HD sedang.
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD
ringan.
P
berwe ejabat yan
nang g
meng
hukum
.
1. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung bahwa hukuman yang
setimpal untuk bawahannya tersebut masih kewenangannya untuk
menjatuhkan, maka atasan langsung tersebut membuat, menandatangani
dan menyerahkan SK hukuman disiplin tsb kepada bawahannya (Psl. 33
ayat 3 ).
2. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung hukuman yang setimpal
dengan pelanggaran bawahannya telah menjadi kewenangan atasan yang
lebih tinggi untuk menjatuhkan, maka atasan langsung tersebut membuat
laporan dan dilampiri BAP, LHP serta disampaikan secara khirarhis (Psl. 27
ayat 3 ).
3. Laporan atasan langsung tersebut memuat dasar-dasar pertimbangan dan
saran.
4. Apabila menurut pertimbangan pejabat yang menerima laporan bahwa
saran atasan langsung dapat disetujui, maka pejabat tersebut menjatuhkan
hukuman disiplin, tetapi apabila menurut pertimbanganya BAP,LHP yang ada
belum memadai, dapat dibentuk Tim pemeriksa (Psl. 29).
5. Apabila menurut pejabat yang menerima laporan bahwa hukuman yang
setimpal untuk pelanggaran tersebut adalah hukuman yang lebih berat lagi,
dan kewenangan menjatuhkannya berada pada pejabat yang lebih tinggi
lagi, maka pejabat tersebut membuat laporan lagi.
PEMBERHENTIAN SEMENTARA KARENA DIDUGA MELAKUKAN
PELANGGARAN DISIPLIN

 Untuk kelancaran pemeriksaan, PNS yang


diduga melakukan Pelanggaran Disiplin
dan kemungkinan akan dijatuhi Hukuman
Disiplin berat, dapat dibebaskan sementara
dari tugas jabatannya oleh atasan langsung
sejak yang bersangkutan diperiksa (Pasal
31 Ayat (1))
 Pembebasan sementara dari tugas
jabatannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berlaku sampai dengan
ditetapkannya keputusan Hukuman
Disiplin (Pasal 31 Ayat (2)).
 Selama PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibebaskan sementara dari tugas
jabatannya, diangkat pejabat pelaksana
harian (Pasal 31 Ayat (3).
PENYERAHAN SK
HUKUMAN DISIPLIN

1. Pada perinsipnya, SK hukuman disiplin diserahkan


langsung kepada yang dihukum (Psl. 37 ayat 2).
2. SK hukuman disiplin diserahkan kepada ybs dalam
tempo 14 hari setelah ditetapkan (Psl. 37 ayat 3).
3. Dalam hal PNS yang dihukum tidak berada di kantor
atau tidak bersedia hadir untuk menerima SK
hukuman disiplin, maka dibuat surat panggilan
secara tertulis (Psl. 37 ayat 4).
4. Apabila ybs tidak hadir pada tanggal yang
ditentukan dalam surat panggilan, maka SK
dikirim ke alamat domisili ybs terakhir dilaporkan
di kantor, dgn demikian dianggap telah diterima
(Psl. 37 ayat 4).
5. PNS yg dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian,
sejak menerima SK atau dianggap telah diterima,
tidak dapat bekerja dan tidak dapat dibayarkan
gajinya lagi, kecuali bagi yang mengajukan
banding dan mengajukan permohonan izin untuk
dapat tetap bekerja selama banding serta
mendapat izin dari PPK.
K R I T E R I A YA N G D A PAT D I I Z I N K A N / T I D A K D A PAT D I I Z I N K A N
T E TA P B E K E R J A S A M PA I D E N G A N A D A K E P U T U S A N B A P E K

Keahliannya sangat
Dapat diizinkan, dibutuhkan
apabila : Sedang mengerjakan pekerjaan
yang tidak mungkin dilanjutkan PNS
lain

Tidak Dapat Tidak memenuhi syarat yang dapat diizinkan


diizinkan,
apabila :
Memenuhi syarat yang dapat diizinkan, tetapi Apabila ybs tetap
bekerja, ada kemungkinan ybs :
1. akan melanjutkan/mengulang perbuatannya;
2. menghilangkan bukti pelanggarannya;
3. meresahkan PNS lain;
4. merusak citra PNS atau unit kerja, instansi, pemerintah.
Keberatan/ Banding

Diatur dengan Peraturan


Pemerintah Nomor 79 Tahun
2021 tentang Upaya
Administratif dan Badan
Pertimbangan ASN
PERU
BAHA
N L AI
N
• Pembentukan Tim Pemeriksa bersifat pilihan untuk dugaan pelanggaran
hukuman disiplin tingkat sedang dan bersifat wajib untuk dugaan
pelanggaran disiplin tingkat berat
1 • Sebelumnya dalam PP 53/2010 ditentukan bahwa untuk pelanggaran disiplin
yang ancaman hukumannya sedang atau berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa
(bersifat pilihan).

• Atasan langsung yang tidak melakukan pemanggilan dan pemeriksaan


terhadap PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin, dan/ atau
melaporkan hasil pemeriksaan kepada Pejabat yang Berwenang Menghukum
2 dijatuhi Hukuman Disiplin dijatuhi Hukuman Disiplin yang lebih berat.

• Dalam hal Pejabat yang berwenang menghukum tidak menjatuhkan HD kepada


PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, tidak menjatuhkan HD yang sesuai
3 Pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh PNS, maka Pejabat yang Berwenang
Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin yang lebih berat.
• Sebelumnya dalam PP 53/2010 hanya dijatuhi HD yang sama dengan jenis
hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan kepada PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin.
• PNS yang melanggar ketentuan mengenai izin perkawinan dan
perceraian PNS dijatuhi salah satu jenis HD berat sesuai
4 dengan ketentuan dalam PP 94/2021.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban PNS Masuk Kerja


dan menaati ketentuan jam kerja yang akan diatur dalam
5 Peraturan Menteri PANRB.

• Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih


lanjut dengan Peraturan Badan Kepegawaian Negara.
6

• Peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari


7 peraturan perundang-undangan mengenai Disiplin PNS yang ada sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini.
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil

Maka:
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6
TAHUN 1974 TENTANG PEMBATASAN
KEGIATAN PEGAWAI NEGERI DALAM USAHA
SWASTA; DAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53
TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI
NEGERI SIPIL, SEPANJANG TIDAK
MENGATUR JENIS HUKUMAN DISIPLIN
SEDANG

DICABUT DAN DINYATAKAN TIDAK BERLAKU


GASS
POLLLL....
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai