Anda di halaman 1dari 41

Badan Kepegawaian Negara

Kantor Regional VII

Disiplin Pegawai Negeri


Sipil

Walter Marianus Simarmata


Hp.08117882896
E-mail : walter.simarmata@gmail.com
Dasar Hukum

• UU 5 Tahun 2014
tentang Aparatur
Sipil Negara
• PP 94 Tahun 2021
tentang Disiplin
PNS
Materi Pendahuluan :
DISKUSI PEMBUKAAN

3
PNS : Profesional yang
menyerahkan
sebagian kedaulatan
yang dimilikinya
kepada Negara,
Diikat oleh Peraturan
Perundang-Undangan
Bidang Kepegawaian
Amanat UU 5/2014 :
Aparatur Sipil Negara

PNS sebagai PROFESI


• Wajib mengelola dan mengembangkan dirinya
• Wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya
• Wajib menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan
manajemen ASN;
DISIPLIN PNS

1.Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib


dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS.

2.Instansi Pemerintah wajib melaksanakan


penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan
disiplin.

3.PNS yang melakukan pelanggaran disiplin


dijatuhi hukuman disiplin.
Empat faktor yang perlu diperhatikan
dalam menumbuhkan disiplin
dikalangan PNS :
1) Faktor kesadaran
2) Faktor keteladanan
3) Faktor motivasi
4) Faktor penegakan peraturan
PRINSIP DASAR DISIPLIN PNS

• Yang bertanggung jawab


terhadap disiplin PNS adalah
atasan langsung masing
masing.
• Pelanggaran disiplin PNS
Bukan Delik Aduan, oleh
karena itu setiap atasan
langsung mengetahuai /
mendapat informasi tentang
dugaan pelanggaran disiplin
yang dilakukan bawahannya,
maka atasan langsung
tersebut wajib menindak
lanjuti.
PELANGGARAN DISIPLIN

Setiap perbutan, ucapan, tulisan yang


melanggar KEWAJIBAN dan atau LARANGAN.
1. UCAPAN
Setiap kata-kata yg diucapkan dihadapan atau dapat
didengar orang lain; dalam rapat, ceramah, diskusi, melalui
telepon, TV, rekaman atau alat komunikasi dll.
2. TULISAN
Pernyataan pikiran dan/atau perasaan secara tertulis baik
dalam bentuk tulisan, gambar karikatur, coretan yg serupa itu.
3. PERBUATAN
Setiap tingkah laku, sikap atau tindakan.
KEWAJIBAN PNS (17)
Pasal 3 PP 94/2021

1. Setia & taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 45, NKRI, & Pemerintah;
2. Menjaga persatuan & kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
KEWAJIBAN PNS (17)
Pasal 4 PP 94/2021

9. Menghadiri & mengucapkan sumpah/janji PNS


10. Menghadiri & mengucapkan sumpah/janji PNS
11. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan /
atau golongan;
12. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan Negara
13. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan Negara
14. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
15. Menggunakan dan memelihara BMN dengan sebaik-baiknya;
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi;
17. Menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan fungsi kecuali
penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
LARANGAN PNS (15)
Pasal 5 PP 94/2021

1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi
konflik kepentingan dengan jabatan;
3. Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
4. Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa
ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
5. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
6. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau
surat berharga milik negara secara tidak sah
LARANGAN PNS (15)
Pasal 5 PP 94/2021

7. Melakukan pungutan di luar ketentuan;


8. Melakukan kegiatan yang merugikan negara
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
10. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
11. Menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau
pekerjaan;
12. Meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;
13. Melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
LARANGAN PNS (15)
Pasal 5 PP 94/2021

14. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kada / Wakil
Kada, calon anggota DPR, calon anggota DPD, atau calon anggota DPRD dengan
cara:
 ikut kampanye;
 menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
 sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
 sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
 membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
 mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat;
 memberikan surat dukungan disertai fotokopi KTP atau Surat Keterangan Tanda Penduduk
TINGKAT & JENIS
HUKUMAN DISIPLIN PNS

Berlaku setelah Peraturan Pemerintah mengenai


Gaji dan Tunjangan berlaku
Tujuan penjatuhan HD pada prinsipnya bersifat pembinaan
yaitu untuk memperbaiki dan mendidik PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin agar ybs mempunyai sikap menyesal
dan berusaha tidak mengulangi serta memperbaiki diri pada
masa yg akan datang. Juga dimaksudkan agar PNS lainnya
tidak melakukan pelanggaran disiplin.

PEMANGGILAN  Surat Panggilan maks 2 kali


PEMERIKSAAN  BAP dan / atau LHP
Penjatuhan hukuman disiplin berupa jenis hukuman
ringan, sedang dan berat sesuai dengan berat
ringannya perbuatan/pelanggaran yang dilakukan
oleh PNS yang bersangkutan dengan mempertim-
bangkan :
a. latar belakang dilakukannya pelanggaran;
b. protap/SOP yang ditetapkan oleh instansi;
c. dampak dari pelanggaran yang dilakukan terhadap
unit kerja, instansi yang bersangkutan, dan
pemerintah/ negara;
Atasan langsung yang telah
mengetahui pelanggaran disiplin yang
dilakukan bawahannya, tetapi tidak
memanggil, memeriksa, menghukum
atau tidak melaporkan kepada
Penjatuhan HD oleh atasan kepada
atasannya, maka atasan langsung
pejabat yang tidak menjatuhkan HD,
tersebut juga dijatuhi hukuman
dilakukan setelah pemeriksaan
disiplin yang Lebih Berat
IDENTIFIKASI JENIS
HUKUMAN DISIPLIN
Ketentuan Umum

1. Atasan langsung wajib memeriksa PNS yang diduga melakukan Pelanggaran


Disiplin sebelum PNS dijatuhi Hukuman Disiplin
2. Atasan langsung yang tidak melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap
PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin, dan/ atau melaporkan hasil
pemeriksaan kepada Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman
Disiplin.
3. Pelanggaran dengan Hukuman Disiplin dapat dilakukan pemeriksaan oleh tim
pemeriksa.
4. Pelanggaran dengan Hukuman Disiplin berat sebagaimana Pemeriksaan
dilakukan pemeriksaan oleh tim pemeriksa.
pemeriksa
5. Tim pemeriksa :
 Atasan langsung
 Unsur pengawasan
 Unsur kepegawaian.
 Untuk kelancaran pemeriksaan, PNS yang diduga melakukan
Pelanggaran Disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi Hukuman
Disiplin berat, dapat dibebaskan sementara dari tugas
jabatannya oleh atasan langsung sejak yang bersangkutan
diperiksa, sampai dengan diterbitkannya Hukuman Disiplin.
 Untuk melaksanakan Tugas Harian, maka di tunjuk PLH
 Dalam hal berdasarkan terdapat indikasi penyalahgunaan
wewenang yang menimbulkan kerugian keuangan negara, maka
atasan langsung atau tim pemeriksa wajib berkoordinasi dengan
aparat pengawas intern pemerintah.
 Apabila terbukti, aparat pengawas intern pemerintah
merekomendasikan Pejabat Pembina Kepegawaian untuk
melaporkan kepada aparat penegak hukum.
HD untuk Pelanggaran Kewajiban
Jam Kerja

”tidak Masuk Kerja dan tidak menaati ketentuan jam kerja


tanpa alasan yang sah”
• Kum. 3 hr dlm thn berjalan : Teguran Lisan
• Kum. 4 - 6 hr dlm thn berjalan : Teguran Tertulis
• Kum. 7 -10 hr dlm thn berjalan : Pernyataan TP ST
• Kum. 11-13 hr dlm thn berjalan : Pemotongan Tukin 25 % / 6 Bulan
• Kum. 14-16 hr dlm thn berjalan : Pemotongan Tukin 25 % / 9 Bulan
• Kum. 17-20 hr dlm thn berjalan : Pemotongan Tukin 25 % / 12 Bulan
• Kum. 21-24 hr dlm thn berjalan : Turun jabatan setingkat selama 12 bulan
• Kum. 25-27 hr dlm thn berjalan : Pemb. Jab. (Pelaksana) selama 12 bulan
• Kum. 28 hr dlm thn berjalan : PDHTAPS
• Terus Menerus => 10 Har: PDHTAPS
Kewajiban : Perkawinan dan
Perceraian (PP 10 / 1983 jo 45 / 1990)

1. LAPORAN PERKAWINAN
PNS yang telah melangsungkan perkawinan,wajib mengirimkan
laporan perkawinan secara tertulis kepada pejabat secara
hirarki dan harus dikirimkan selambat lambatnya 1(satu) tahun tmt
perkawinan itu dilangsungkan termasuk PNS yang telah menjadi
Janda/Duda yang akan melangasungkan perkawinan lagi atau
PNS pria yang akan melangsungkan perkawinan lebih dari seorang

2. IJIN BERISTRI LEBIH DARI SESEORANG


PNS Pria yg akan beristeri lebih dari seorang, wajib memperoleh
izin lebih dahulu dari Pejabat. Ijin diberikan oleh pejabat apabila
telah memenuhi salah satu syarat alternatif dan semua syarat
komulatif
a. SYARAT ALTERNATIF

(1) Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri dalam


arti isteri menderita penyakit jasmani atau rohani yang sukar
disembuhkan
(2) Isteri mendapat cacat badan atau penyakit lain yang tidak dapat
disembuhkan
(3) Isteri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang-
kurangnya 10 tahun
b. SYARAT KUMULATIF
1) Ada persetujuan tertulis yang dibuat se cara ikhlas dari isteri PNS
yang bersangkutan
2) PNS Pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup
untuk membiayai lebih dari seorang istri dan anak-anaknya
3) Ada jaminan tertulis dari PNS Pria yang bersangkutan bahwa ia akan
berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya.
• Syarat alternatif harus dibuktikan dengan surat
keterangan Dokter Pemerintah
• Syarat komulatif surat persetujuan harus
disahkan oleh atasan PNS yang bersangkutan
serendahnya eselon IV
• Permintaan izin beristri lebih dari seseorang
dapat disetujui apabila tidak bertentangan
dengan agama,memenuhi syarat alternatif dan
komulatif,tidak bertentangan dengan perUUan yg
berlaku,tidak bertentangan dengan akal sehat
dan tidak akan mengganggu tugas kedinasan
3) IJIN PERCERAIAN
Seorang PNS yang melakukan perceraian wajib memperoleh ijin tertulis
dari Pejabat apabila ada alasan-alasan yang syah yaitu salah satu atau
lebih alasan sebagai tersebut di bawah ini :
a.Salah satu Pihak Berbuat Zina;
b.Salah satu pihak menjadi Pemabuk, Pemadat / Penjudi yg sulit
disembuhkan;
c.Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa ijin dan tanpa alasan yang syah;
d.Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat secara terus menerus setelah perkawinan
berlangsung;
e.Salah satu pihak melakukan kekajaman atau penganiayaan berat
yang membahayakan pihak lain;
f. Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam
rumah tangga.
• Permintaan izin bercerai disetujui apabila tidak bertentangan
dengan ajaran agamanya,ada alasan yang sah untuk
bercerai,tidak bertentangan dengan per-UUan yang
berlaku,alasan tidak bertentangan dengan akal sehat
4). PEMBAGIAN GAJI SETELAH PERCERAIAN
Gaji adalah penghasilan PNS yang terdiri atas :
a. Gaji pokok ;
b. Tunjangan keluarga ;
c. Tunjangan jabatan(apabila menduduki jabatan) ;
d. Tunjangan lainnya yang berlaku bagi PNS.

Apabila perceraian tersebut atas kehendak PNS PRIA, maka ia


wajib menyerahkan sebagian gajinya untuk anak anaknya dan bekas
isterinya dengan perhitungan sebagai berikut:
a).1/3 gaji untuk PNS ybs ;
b).1/3 gaji untuk bekas isterinya ;
c).1/3 gaji untuk anak anaknya.
Apabila semua anak anaknya ikut PNS pria maka perhitungannya adalah sebagai
berikut :
a) 2/3 gaji untuk PNS pria dan anak anaknya ; dan
b) 1/3 gaji untuk bekas isterinya

Apabila sebagian anak ikut PNS pria dan sebagian ikut bekas isterinya maka
perhitungannya adalah sebagai berikut :
a) 1/3 gaji untuk PNS ybsa ;
b) 1/3 gaji untuk bekas isterinya ;
c) 1/3 gaji dibagi secara proposional menurut jumlah anak

Apabila semua anak anaknya ikut bekas isteri maka perhitungan nya adalah sebagai
berikut :
a). 1/3 gaji untuk PNS pria; dan
b). 2/3 gaji untuk bekas isteri dan anak anaknya.
Apabila perkawinan tidak melahirkan anak maka gaji dibagi
2 dengan bekas isterinya

Apabila perceraian tersebut atas kehendak ISTERI,


maka pembagian gaji ditetapkan :
a).2/3 gaji untuk PNS pria ybs ;
b).1/3 gaji untuk anak anak
c).bekas isteri tidak mendapat apa apa

Apabila bekas isteri kawin lagi dan atau anak anak telah
dewasa (telah berusia 21 tahun/25 tahun atau telah
mempunyai penghasilan sendiri atau telah kawin) maka
hak gajinya diberikan kepada PNS
5. Pegawai Negeri Sipil WANITA tidak
diizinkan menjadi istri Kedua/Ketiga
/Keempat
6. PNS dilarang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan.
Sanksi
1. Perkawinan I wajib dilaporkan dlm
tempo 1 tahun.
2. Perceraian wajib dilaporkan dlm
tempo 1 bulan.
3. Sebelum bercerai wajib minta izin
Salah Satu
terlebih dahulu dari PJBW.
HD Berat
4. Sebelum kawin dengan istri ke 2,
wajib minta izin terlebih dahulu dari
PJBW.
5. Hidup bersama tanpa ikatan
perkawinan.
HD Berat : PDH
6. PNS wanita yang menjadi istri ke 2.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai