Anda di halaman 1dari 52

DISIPLIN PNS

Sumardi, S.E., M.Si.


Pembinaan Disiplin PNS
DI LINGKUNGAN PEMKAB KEPAHIANG
BIROKRAT FAVORITADALAH

SALAMDAMAI
TIADAAKHIR
Mindset Sebagian ASN saat ini

How we See...
Sebagai ASN saya sih aman
Basic Change Model
sampai pensiun, K/L/D tempatsaya
bekerja tidak bakal bubar. PGPS?

What we Do...
Saya bekerja secukupnya aja,
nggak usah terlalu ngoyo, yang
penting ada sampingan atau
The results we Get... koneksi
Birokrasi yang kurang profesional
Jika mindset berhasil dirubah

How we See...
Keberlangsungan karir saya
Basic Change Model
sebagai ASN sangat ditentukan
oleh kinerja dan kapasitas saya

What we Do...
Saya akan berusaha untuk
berkinerja baik dan belajar keras
untuk meningkatkan kapasitas
The results we Get... saya
Birokrasi yang profesional
Ekspetasi kepada seluruh ASN
• Segera pahami dan selaraskan perilaku Anda dengan Core Values ASN
mengacu kepada panduan perilaku yang sudah ditetapkan, karena ke
depannya ini akan sangat menentukan masa depan Anda sebagai ASN,
mencakup dan tidak terbatas pada aspekterkait evaluasi kinerja, Tunkin,
Bonus, Talent Class, peluang pengembangan karir dan kesempatan untuk
learning & development.
• Ayo Bersama-sama kita bangun Employer Branding ASN yang kuat di
masyarakat : “Bangga Melayani Bangsa".
Ekspetasi kepada seluruh unsur Pimpinan K/L/D
• Ayo bersama-sama menjadi Change Leader bagi ASN
• Tidak cukup hanya menjadi role model, tapi harus menjadi guardian bagi
Core Values ASN sesuai panduan perilaku BerAKHLAK
Perubahan Ketentuan Disiplin PNS
dan Upaya Administratif
Perubahan Ketentuan Disiplin PNS
dan Upaya Administratif
Perubahan Ketentuan Disiplin PNS
dan Upaya Administratif
Perubahan Ketentuan Disiplin PNS
dan Upaya Administratif
01 Bab I - Ketentuan Umum
Sistematika
PP 94/2021 01 Bab II - Kewajiban dan Larangan

01 Bab III - Hukuman Disiplin

Bab IV - Berlakunya Hukuman Disiplin dan


01 Pendokumentasian Keputusan Hukuman Disiplin

01 Bab V - Ketentuan Peralihan

01 Bab VI - Ketentuan Penutup


BAB I Pasal 1 ayat 4
Add a little bit of body
Pasal 1 ayat 6
Disiplin PNStext
adalah Pelanggaran disiplin adalah setiap
Ketentuan kesanggupan PNS untuk ucapan,
Addtulisan, atauofperbuatan
a little bit body text
menaati dan menghindari PNS yang tidak menaati kewajiban
Umum larangan yang ditentukan dan/atau melanggar larangan
oleh peraturan ketentuan disiplin PNS, baik yang
perundang-undangan. dilakukan di dalam maupun di luar
jam kerja.

Pasal 1 ayat 7 Pasal 1 ayat 8


Add a little bit of body text Add a little bit of body text
Hukuman disiplin adalah Upaya administratif adalah
hukuman yang dijatuhkan oleh prosedur yang dapat ditempuh
Pejabat yang Berwenang oleh PNS yang tidak puas terhadap
menghukum kepada PNS hukuman disiplin yang dijatuhkan
karena melanggaran peraturan kepadanya.
disiplin PNS.
Add a little bit of body
Pasal 2
BAB II
textmenaati kewajiban dan menghindari larangan.
PNS wajib

Pasal 3
Kewajiban dan
PNS Wajib:
• setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- Undang dasar Negara Republik
Larangan
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
• menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang;
• menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
• melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan
tanggung jawab;
• menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan,
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
• menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB III Pasal 4 Add a little bit of body text
• Selain memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, PNS Wajib:
Kewajiban dan • menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS;

Larangan •

menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan;
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau
golongan;
• melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan negara;
• melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undanga;
• Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
• menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
• memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan komptensi;
• menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan fungsi kecuali
penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III Pasal 5
Add a little bit of body text
PNS dilarang:

Kewajiban dan • menyalahgunakan wewenang


• menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
Larangan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan
jabatan;
• menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
• bekerja pada Lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
• bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
• memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang
baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secarat
tidak sah;
• melakukan pungutan di luar ketentuan;
• melakukan kegiatan yang merugikan negara;
• bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
• menghalangi berjalannnya tugas kedinasan;
• menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/pekerjaan;
BAB III Pasal 5
Add dengan
• meminta sesuatu yang berhubungan a littlejabatan;
bit of body text

Kewajiban dan • melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapatmengakibatkan kerugian bagi
yang dilayani; dan
• Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil presiden, calon Kepala Daerah/Wakil
Larangan Kepala Daerah, calong anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
⚬ ikut kampanye;
⚬ menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
⚬ sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS yang lain;
⚬ sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
⚬ membuat keputusan dan/atau Tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
⚬ Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, salama dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga dan masyarakat; dan/atau
⚬ memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk
BAB III - Hukuman
Disiplin

Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin


Ringan Sedang Berat
Jenis Hukuman
Pasal 8

Hukuman Disiplin Ringan Hukuman Disiplin Sedang Hukuman Disiplin Berat


• Teguran lisan • Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% • Penurunan jabatan setingkat lebih
• Teguran tertulis; atau (duapuluh lima persen) selama 6 (enam) rendah selama 12 (dua belas bulan);
• Pernyataan tidak puas secara tertulis bulan; • Pembebasan jabatan setingkat lebih
• Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% rendah selama 12 (dua belas bulan); dan
(duapuluh lima persen) selama 9 (sembilan) • pemberhentian dengan hormat tidak atas
bulan; atau permintaan sendiri sebagai PNS.
• Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25%
(duapuluh lima persen) selama 12 (dua belas)
bulan.
Pasal 9 - Hukuman Disiplin Ringan

Kewajiban
• Hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (8) ayat (1) huruf a dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban:
• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada Unit kerja
• menaati ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, apabila pelanggaran berdampak negative pada
Unit Kerja;
• melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh tanggungjawab, kejujuran, kesadaran, dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud dalamPasal 3
huruf e, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja;
• menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
• menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf g, apabila pelanggaran berdampak negative pada Unit Kerja; dan
• bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf h, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja.
Pasal 9 - Hukuman Disiplin Ringan

Larangan
• Hukuman Disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam pasal (8) ayat (1) huruf a dijatuhkan bagi PNS yang tidak memenuhi ketentuan:
• Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja;
• Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f yang berdampak pada Unit Kerja berupa:
• teguran lisan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 3 (tiga) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
• teguran tertulis bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) hari kerja dalam
1 (satu) tahun; dan
• pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 7 (tujuh) sampai dengan 10
(sepuluh) hari kerja dalam 1 (satu) tahun.
• Menggunakan dan memelihara barang milik Negara dengan sebaik-baiknya sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 huruf g, apabila pelanggaran
berdampak negative pada Unit Kerja; dan
• Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf h, apabila pelanggaran
berdampak negative pada Unit Kerja;
Pasal 10 - Hukuman Disiplin Sedang

Kewajiban
• Hukuman Disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban:
• menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, apabila pelanggaran berdampak negative pada Unit Kerja
dan/atauinstansi yang bersangkutan;
• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
• menaati ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan;
• melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
instansi yang besangkutan;
• menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf f, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
• menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf g, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; dan
• bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h, apabila pelanggaran berdampak
negative pada instansi yang bersangkutan.
Pasal 10 - Hukuman Disiplin Sedang

Larangan
• Hukuman Disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b dijatuhkan bagi PNS yang tidak memenuhi ketentuan:
• menghadiri dan mengucapkansumpah/janji PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah;
• menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah;
• mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, apabila
pelanggaran berdampak negatifa pada instansi yang bersangkutan;
• melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf d, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
• Melaporkan harta kekayaankepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
e yang dilakukan pejabat administrator dan pejabat fungsional;
Pasal 10 - Hukuman Disiplin Sedang

Larangan
f. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f berupa:
• pemotongan tunjangan 25% (dua puluh lima persen selama 6 (enam) bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11
(sebelas) sampai dengan 13 (tiga belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
• Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 9 (sembilan) bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 14 (empat belas) sampai dengan 16 (enam belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun; dan
• pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 17 (tujuh belas) sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja dalam 1 (satu) tahun.
g. Menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
instansi yang bersangkutan;
h. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf h, apabila pelanggaran berdampak negatif
pada instansi yang bersangkutan.
Pasal 11 - Hukuman Disiplin Berat

Kewajiban
• Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban:
• setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara KesatuanRepublik Indonesia dan
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja, instansi, dan/atau negara;
• menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, apabila pelanggaran berdampak negative pada negara;
• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada negara;
• menaati ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, apabila pelanggaran berdampak negatif pada negara;
• melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada negara;
• menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf f, apabila pelanggaran berdampak negative pada negara;
• menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 huruf g, apabila pelanggaran berdampak negative pada negara; dan
• bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada negara
Pasal 11 - Hukuman Disiplin Berat

Larangan
• Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c dijatuhkan bagi PNS yang tidak memenuhi ketentuan:
• Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, apabila
pelanggaran berdampak negative pada negara dan/pemerintah;
• Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan negara
sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 huruf d, apabila pelanggaran berdampak negative pada negara dan/atau pemerintah;
• Melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 4
huruf e yang dilakukan pejabat pimpinan tinggi dan pejabat lainnya.
• Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f berupa:
• Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (duabelas) bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 21
(duapuluhsatu) sampai dengan 24 (duapuluhempat) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
• Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (duabelas) bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 25 (duapuluh lima) sampai dengan 27 (duapuluhtujuh) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
• Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama
28 (dua puluh delapan) hari kerja atau lebih dalma 1 (satu) tahun; dan
• Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara terus menerus
selama 10 (sepuluh) hari kerja.
• Menolaksegalabentukpemberian yang berkaitandengantugas dan fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf i.
PRESIDEN

P E J A B AT P E M B I N A K E P E G AWA I A N

K E PA L A P E RWA K I L A N R E P U B L I K I N D O N E S I A

PASAL 16 P E J A B AT P I M P I N A N T I N G G I M A D YA ATA U
P E J A B AT L A I N YA N G S E TA R A
Pejabat yang
Berwenang P E J A B AT P I M P I N A N T I N G G I P R ATA M A ATA U
Menghukum terdiri P E J A B AT L A I N YA N G S E TA R A
atas:
P E J A B AT A D M I N I S T R AT O R ATA U P E J A B AT
L A I N YA N G S E TA R A , D A N

P E J A B AT P E N G AWA S ATA U P E J A B AT L A I N
YA N G S E TA R A
Pasal 17
(1) Presiden menetapkan penjatuhan (2) Presiden menetapkan penjatuhan
Hukuman Disiplin bagi PNS yang Hukuman Disiplin bagi PNS yang
•jabatan Pimpinan Tinggimenduduki:
Utama; dan •Jabatan Pimpinan Tinggimenduduki:
Madya;
• Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan Pejabat Pembina • Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Utama; dan
Kepegawaian. • Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi
•Untuk semua jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal wewenang Presiden,
8 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4). •Untuk jenis Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (4) huruf c.

(3) Penjatuhan Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan berdasarkan usul:
• Menteri yang mengoordinasikan bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Utama; dan
• Pejabat Pembina Kepegawaian bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan jabatan lain
yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden.
BUPATI
● PPT ringan, sedang dan berat
● JFT Utama ringan, sedang dan berat
● Administrator ke bawah u sedang dan berat
● PF kecuali PF Utama, untuk hukuman berat
PPT PRATAMA
1. Ringan bagi PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya;
2. Sedang bagi PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya;
3. Ringan dan Sedang bagi Pejabat Fungsional di lingkungannya.
SEKRETARIS/KABAG/KABID
1. Ringan bagi PNS yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya dan bagi Pejabat
Fungsional jenjang Ahli Muda di lingkungannya;
2. Sedang bagi PNS yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya dan bagi PNS
yang menduduki Jabatan Fungsional jenjang Ahli Pertama di lingkungannya
Dalam hal tidak terdapat Pejabat Administrator pada Unit Kerja tersebut, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya

tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin ringan bagi PNS yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya.

Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan PPK.
PEJABAT PENGAWAS
● Ringan bagi PNS yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya dan bagi Pejabat Fungsional jenjang Ahli Pertama
di lingkungannya; dan
● Ringan dan sedang bagi PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya.
● Dalam hal tidak terdapat Pejabat Pengawas pada Unit Kerja tersebut, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda
tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin ringan bagi PNS yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya.
● Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan
PPK.
Pasal 18
1. Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Daerah Provinsi menetapkan
penjatuhan Hukuman Disiplin bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) huruf a dan huruf b.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Daerah Provinsi menetapkan
penjatuhan Hukuman Disiplin bagi:
• Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3) dan ayat (4);
• Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama untuk jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal * ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) huruf a dan huruf b;
• Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(4); dan
• Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (4).
3. Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Daerah Kabupaten/Kota menetapkan penjatuhan Hukuman Disiplin bagi:
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (2) ringan, ayat (3) sedang, dan ayat (4) berat;
b. Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama untuk jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2),
ayat (3) dan ayat (4) huruf a dan huruf b;
c. Pejabat administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (3) dan ayat (4); dan
d. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4)
Pasal 20
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau pejabat lain yang setara di lingkungan Pusat dan Provinsi, berwenang
menjatuhkan Hukuman Disiplin bagi:
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2); dan
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3);

Pasal 21
PejabatPimpinan Tinggi Pratamaatau pejabat lain yang setara di lingkungan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/
Kota berwenang menjatuhkan HukumanDisiplin bagi:
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat dibawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3);
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3).
Pasal 22
1. Pejabat Pimpinan Administrator atau pejabat lain yang setara di lingkungan Pusat dan Provinsi, dan
Kabupaten/Kota berwenang menjatuhkan Hukuman Disiplin bagi:
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); dan
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3)
2. Dalam hal tidak terdapat jabatan administrator pada Unit Kerja di lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin
bagi PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
3. Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan
keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.
Pasal 26
Tata Cara Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian
Keputusan Hukuman Disiplin
1. PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk
dilakukan pemeriksaan.
2. Jarak waktu antara tanggal surat panggilan dengan tanggal pemeriksaan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja.
3. Apabila pada tanggal yang ditentukan pada suta panggilan pertama yang bersangkutan tidak hadir, maka
dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal seharusnya yang
bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama.
4. Apabila pada pemanggilan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) PNS yang bersangkutan tidak
hadir juga, maka Pejabat yang Berwenang Menghukum menjatuhkan Hukuman Disiplin berdasarkan alat
bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.
Pasal 27
1. Atasan langsung wajib memeriksa PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin sebelum PNS
dijatuhi Hukuman Disiplin.
2. Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertutup melalui tatap muka langsung
maupun virtual dan hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan.
3. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyatakan kewenangan
menjatuhkan Hukuman Disiplin merupakan kewenangan atasan langsung, maka atasan langsung tersebut
wajib menjatuhkan Hukuman Disipilin.
4. Dalam hal sesuai hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyatakan kewenangan
penjatuhan Hukuman Disiplin merupakan kewenangan pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsung
wajib melaporkan berita acara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan secara hierarki.

Pasal 28
1. Atasan langsung yang tidak melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap PNS yang diduga
melakukan Pelanggaran Disiplin, dan/atau melaporkan hasil pemeriksaan kepada Pejabat yang
Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin.
2. Pejabat yang Berwenang Menghukum menjatuhkan Hukuman Disiplin yang lebih berat kepada atasan
langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah melalui proses pemeriksaan.
Pasal 29
1. Pelanggaran terhadap kewajiban dan/atau larangan dengan Hukuman Disiplin sedang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 13 (SEDANG) dapat dilakukan pemeriksaan oleh tim pemeriksa.
2. Pelanggaran terhadap kewajiban dan/atau larangan Hukuman Disiplin berat sebagaimanan dimaksud
dalam Pasal 11 dan Pasal 14 dilakukan pemeriksaan oleh tim pemeriksa.
3. Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) terdiri dari atasan langsung, unsur
pengawasan, dan unsur kepegawaian.
4. Dalam hal tertentu tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat melibatkan pejabat lain
yang ditunjuk.
5. Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibentuk oelh Pejabat Pembina Kepegawaian atau
pejabat lain yang ditunjuk.
6. Dalam hal atasan langsung PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin terlibat dalam pelanggaran
tersetut, maka yang menjadi anggota tim pemeriksa adalah atasan yang lebih tinggi berjenjang.
Pasal 31
1. Untuk kelancaran pemeriksaan, PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin dan
kemungkinanakan dijatuhi Hukuman Disiplin berat, dapat dibebaskan sementara dari tugas jabatannya
oleh atasan langsung sejak yang bersangkutan diperiksa.
2. Pembebasan sementara dari tugas jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sampai
dengan ditetapkannya keputusan Hukuman Disiplin.
3. Selama PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebaskan sementara dari tugas jabatannya, diangkat
pejabat pelaksana harian.
4. PNS yang dibebaskan sementara dari tugas jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
diberikan hak-hak kepegawaiannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Dalam hal atasan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ada, maka pembebasan sementara
dari tugas jabatannya dilakukan oleh pejabat yang lebih tinggi.

Pasal 28
1. Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) harus ditandatangani oleh
pejabat yangmemeriksadan PNS yang diperiksa secara langsung maupun virtual.
2. Dalam hal PNS yang diperiksa tidak bersedia menadantangani berita acara pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), berita acara tersebut tetap dijadikan sebagai dasar untuk menjatuhkan Hukuman
Disiplin.
3. PNS yang diperiksa berhak mendapat salinan berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
Pasal 33
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 28 Pejabat yang
Berwenang Menghukum menjatuhkan Hukuman Disiplin.
2. Dalam keputusan Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disebutkan Pelanggaran
Disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.

Pasal 34
Hasil pemeriksaan unsur pengawasan dan/atau unit yang mempunyai tugas pengawasan dapat digunakan
sebagai bahan untuk melakukan pemeriksaan dan/atau melengkapi pertimbangan untuk menjatuhkan
Hukuman Disiplin terhadap PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin.
Pasal 35
1. PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan beberapa Pelanggaran Disiplin,
terhadapnya hanya dapat dijatuhi 1 (satu) jenis Hukuman Disiplin yang terberat setelah
mempertimbangkan pelanggaran yang dilakukan.
2. PNS yang pernah dijatuhi Hukuman Disiplin, kemudian melakukan Pelanggaran Disiplin yang sifatnya
sama, kepadanya dijatuhi jenis Hukuman Disiplin yang lebih berat dari Hukuman Disiplin terakhir yang
pernah dijatuhkan kepadanya.
3. PNS tidak dapat dijatuhi Hukuman Disiplin 2 (dua) kali atau lebih untuk 1 (satu) Pelanggaran Disiplin.
4. Dalam hal PNS yang akan dijatuhi Hukuman Disiplin merupakan PNS yang mendapatkan penugasan
khusus dan jenis Hukuman Disiplin yang akan dijatuhkan bukan merupakan kewenangan pimpinan
instansi atau Kepala Perwakilan tempat penugasan khusus, maka pimpinan instansi atau Kepala
Perwakilan mengusulkan penjatuhan Hukuman Disiplin kepada pimpinan instansi induk disertai berita
acara pemeriksaan.

Pasal 36
1. Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) terdapat
indikasi penyalahgunaan wewenang yang menimbulkan kerugian keuangan negara, maka atasan
langsung atau tim pemeriksa wajib berkoordinasi dengan aparat pengawas intern pemerintah.
2. Dalam hal indikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti, aparat pengawas intern pemerintah
merekomendasikan Pejabat Pembina Kepegawaian untuk melaporkan kepada aparat penegak hukum.
BAB IV - Berlakunya Hukuman Disiplin dan
Pendokumentasian Keputusan Hukuman
Disiplin
Berlakunya Hukuman Disiplin
Pasal 38

• Keputusan Hukuman Disiplin pada hari ke-15 (lima belas) sejak diterima.
• Keputusan Hukuman Disiplin yang diajukan Upaya Administratif berlaku
sesuai dengan keputusan upaya administratifnya.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai Upaya Administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 (dua) diatur dalam Peraturan Pemerintah tersendiri.
BAB IV - Berlakunya Hukuman Disiplin dan
Pendokumentasian Keputusan Hukuman
PendokumentasianDisiplin
Keputusan Hukuman Disiplin
Pasal 39

• Keputusan Hukuman Disiplin harus didokumentasikan oleh pejabat


pengelola kepegawaian di instansi yang bersangkutan.
• Dokumen keputusan Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) digunakan sebagai salah satu bahan penilaian dalam Pembinaan PNS
yang bersangkutan.
• Pendokumentasian keputusan Hukuman Disiplin termasuk dokumen
dalam pemeriksaan diunggah ke dalam sistem yang terintegrasi dengan
Sistem Informasi Sipil Negara.
Bab V - Hukuman disiplin yang telah dijatuhkan sebelum
1
Ketentuan berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan sedang dijalani
oleh PNS yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaku

Peralihan
Pasal 40 2 Keberatan yang diajukan kepada atasan Pejabat yang
Berwenang Menghukum atau banding administratif
kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini di selesaikan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 74, Tambahan
Lemabran Negara Republik Indonesia Nomor 5153)
beserta peraturan pelaksananya.
Bab V - 3 Pelanggaran Disiplin yang dilakukan
sebelum berlakunya Peraturan
Ketentuan Pemerintah ini dan belum dilakukan
pemeriksaan, maka berlaku ketentuan
Peralihan dalam Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 40
Pelanggaran Disiplin yang telah
4
dilakukan pemeriksaan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah,
maka hasil pemeriksaan tetap berlaku
dan proses selanjutnya berlaku
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
ini.
Bab VI
Ketentuan Pasal 44
Penutup Ketentuan pelaksanaan Peraturan
Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Badan kepegawaian Negara.
Perubahan Ketentuan Disiplin PNS dan
Upaya Administratif

Terkait dengan jenis hukuman disiplin berat berupa Kejelasan Pejabat yang Berwenang menghukum dan
penurunan jabatan selama 12 (dua belas) bulan berpotensi telah disesuaikan dengan nomenklatur jabatan saat ini
menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Permasalahan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5
tersebut dapat terjadi manakala Pejabat Pembina Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Misalnya
Kepegawaian akan mengembalikan ke jabatan semua akan Nomenklatur Jabatan Pimpinan Tinggi Utama,
sulit karena jabatan tersebut telah diisioleh PNS lain. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan Jabatan Tinggi
Kekosongan selama satu tahun akan tidak baik jika diisi oleh Pratama.
Pelaksana Tugas (Plt) atau Pelaksana Harian (Plh).
Perubahan Ketentuan Disiplin PNS dan
Upaya Administratif

Ketentuan atas pelanggaran terhadap Peraturan Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 94
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 juncto Peraturan Tahun 2021 tentang Disiplin PNS khusus untuk
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang ijin pengenaan hukuman disiplin tingkat sedang masih
Perkawinan dan Perceraian bagi PNS maka dijatuhi menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
salah satu hukuman disiplin berat menurut Peraturan 2010 tentang Disiplin PNS, selama Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pemerintah yang mengatur mengenai gaji dan
PNS. tunjangan belum diberlakukan oleh Pemerintah.
Terima
kasih!

Anda mungkin juga menyukai