Anda di halaman 1dari 56

A.

HASIL DIKLAT
Materi Diklat Hasil Diklat
Informasi Informasi aktual bagi PNS Pasca UU Nomor 5 Tahun 2014
Pegawai 1. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan PP
(Sungendi, Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS.
S.H., M.M) 2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Penilaian Kinerja
PNS
3. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin PNS.
4. Permenpan Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai
ASN.
5. Peraturan tentang Manajemen Kesejahteraan Pegawai ASN (Gaji,
Tunjangan dan Fasilitas ASN)….belum keluar…..
Transformasi Kesejahteraan Pegawai ASN :
1. Gaji/penghasilan
2. Penghargaan motivasional
3. Tunjangan dan Fasilitas
4. Lingkungan kerja
5. Kesempatan pengembangan dini
ISTILAH BADAN KEPEGAWAIAN
BKD : Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 30


Tahun 2008

Peraturan Bupati Magelang Nomor 9 Tahun 2009


BKPPD : Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 19 Tahun 2016
JUNTO Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 10 Tahun 2020
Peraturan Bupati Magelang no 72 tahun 2021
Pembinaan DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
Kepegawaian (PP 94/2021)
(Rujito, S.H., Dasar hukum : Pasal 86 ayat (4) , UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN
M.M) Pasal 86
 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran
pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS.
 Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin
terhadap PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan
disiplin.
 PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman
disiplin.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Berdasarkan Pasal 134 UU ASN, PP ini seharusnya ditetapkan paling
lama 2 tahun terhitung sejak UU ASN berlaku, namun butuh waktu 7
tahun untuk menyelesaikan PP ini.
Prinsip Dasar :
 Yang bertanggung jawab terhadap disiplin PNS adalah Atasan
Langsung masing-masing.
 Pelanggaran disiplin PNS bukan Delik Aduan, oleh karena itu
setiap atasan langsung mengetahui/mendapat informasi tentang
dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukan bawahannya, maka
atasan langsung tersebut wajib menindaklanjuti.
Psl. 26 ayat (1).
 Atasan langsung yang telah mengetahui pelanggaran disiplin
yang dilakukan bawahannya, tetapi tidak memanggil, memeriksa,
menghukum atau tidak melaporkan kepada atasannya, maka atasan
langsung tersebut juga dijatuhi hukuman disiplin yang lebih
berat dengan hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan kepada
PNS yang melakukan pelanggaran. (Psl. 28)
 Pelanggaran disiplin = setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan
PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan
ketentuan Disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja. (Psl. 1 angka 6)
 PP disiplin PNS juga berlaku untuk CPNS (Psl.43)
Instrumen Pembinaan Disiplin
 Peraturan Disiplin PNS
 Daftar Hadir
 Apel Pagi
 Inspeksi mendadak (SIDAK)
 Penilaian Prestasi Kerja
 Pengawasan Atasan
 Tambahan Penghasilan Pegawai

Permasalahan Pembinaan Pns


 PNS sakit tidak diajukan cuti sakit
 Tugas Belajar (Melebihi Waktu/DO)
 PNS mangkir tidak diperiksa secara kumulatif
 Atasan langsung yang melakukan pembiaran
 Presensi manual / td tngn abesnesi di rapel
 Mangkir dengan alasan lupa absen namun dilakukan berulang kali
 Penyalahgunaan wewenang
 Nikah siri/perselingkuhan
 Cerai: Tanpa ijin/ket, Terlambat lapor
KEWAJIBAN PNS (PASAL 3)
 setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
 menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
 melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah
yang berwenang;
 menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
 melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
 menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan;
 menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
 bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
KEWAJIBAN PNS (PASAL 4)
 menghadiri dan mengucapkan sumpah/ janji PNS;
 menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan;
 mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi,
seseorang, dan/ atau golongan;
 melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan keamanan negara atau
merugikan keuangan negara;
 melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
 menggunakan dan memelihara barang rnilik Negara dengan sebaik-
baiknya;
 memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
kompetensi;
 menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
LARANGAN PNS
 Menyalahgunakan wewenang;
 Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain yang
diduga terjadi konflik kepentingan dengan jabatan;
 menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
 bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau
tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
 bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian;
 Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
 melakukan pungutan di luar ketentuan;
 melakukan kegiatan yang merugikan negara;
 bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
 menghalangi berjalannya tugas kedinasan; ;
 menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/ atau
pekerjaan;
 meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;;
 melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
LARANGAN PNS (PASAL 5)
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau
calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
 ikut kampanye;
 menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau
atribut PNS;
 sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
 sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
 membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan
 calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
 mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi
 peserta pemilu sebelum, selarna, dan sesudah masa kampanye
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat; dan/ a tau
 memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
SANKSI HUKUMAN DISIPLIN TIDAK MASUK KERJA
Pasal 11 Ayat (2) huruf d angka 4 jo. Pasal 15 ayat 2
 Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan
yang sah secara terus menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja;
 Diberhentikan pembayaran gajinya sejak bulan berikutnya;
Setiap PNS wajib datang, pulang dan melaksanakan tugas sesuai
ketentuan jam kerja. Keterlambatan dan pulang awal akan dihitung
secara kumulatif dan dikonversi 1 hari kerja sama dengan 7 ½ jam.

Tingkat Dan Jenis Hukuman Disiplin


Ketentuan tingkat dan jenis hukuman disiplin sedang berlaku setelah PP
mengenai gaji dan tunjangan berlaku serta masih diatur dalam Psl. 7 ayat
3 PP No. 53 tahun 2010. (Pasal 42)
 Ringan
Teguran Lisan
Teguran Tertulis
Pernyataan Tidak Puas
Secara Tertulis
 Sedang
pemotongan Tunkin 25% selama 6 bulan
pemotongan Tunkin 25% selama 9 bulan
pemotongan Tunkin 25% selama 12 bulan
 Berat
Turun jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan
pembebasan jabatann menjadi pelaksana selama 12 bulan
PDH tidak APS

Layanan Klinik Psikologi Bagi Asn Kabupaten Magelang


TUJUAN :
 mengoptimalkan peran konseling psikologis dalam penanganan
kasus dan ijin perceraian ASN di Kabupaten Magelang, sehingga
peran analis kepegawaian/psikologis dalam membantu pegawai
untuk mengatasi masalah mental pegawai dan memunculkan insight
(wawasan) akan kesadaran untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi agar mampu menampilkan kinerja terbaik.;
MANFAAT :
a. Dalam Mendukung Reformasi Birokrasi
- Peningkatan kualitas pelayanan publik;
- Peningkatan profesionalisme SDM aparatur.
b. Bagi BKPPD Kabupaten Magelang
- Peningkatan kualitas pelayanan kepegawaian;
- Meminimalisir tingkat pelanggaran disiplin dan perceraian PNS.
c. Bagi Stakeholder
Tersedianya pelayanan fasilitasi pelayanan klinis psikologis / konseling
secara cepat dan tepat, tercipta aparatur yang berdaya guna dan berhasil
guna.
d. Bagi Masyarakat
Peningkatan kualitas pelayanan sehingga dapat meningkatnya kesejahteraan
masyarakat.

Pengembangan Otoritas Kewenangan :


Karir ASN 1. KEMENTERIAN PANRB
(Herlina Pola Karier PNS (PermenpanRB No 22 tahun 2021)
Nurrohmah 2. BKN
S.Stp., M.Si) Rencana Pengembangan Karier PNS (Peraturan BKN No.28 Tahun 2020)
3. LAN
Regulasi yang mendukung pengembangan kompetensi berbasis
Merit System
4. KASN
Kendali Merit System
PRINSIP POLA KARIER PNS
1. Kepastian
2. Profesionalisme
3. Transparan
4. Integritas
5. Keadilan
6. Nasional
7. Rasional

Perencanaan Pola Karier PNS


1. Penyusunan
Urutan Karier yang berkesinambungan (Kecuali dari JF ke JPT)
JPT melalui rencana suksesi, seleksi terbuka / sesuai ketentuan
perundang-undangan
JA melalui suksesi, rotasi, dan mutasi
JF melalui pengangkatan pertama, perpindahan jabatan,
penyesuaian/inpassing, dan promosi
Tugas Serumpun, Kompetensi yang berkaitan dan Kualifikasi
Pendidikan
2. Rencana Pengembangan karier yang disusun oleh BKN
3. Rencana Pola Karier
Rencana Pola Karier meliputi jumlah, komposisi, distribusi calon pemegang
Jabatan, dan jangka waktu melintasi alur karier/Jabatan, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kompetensi Manajerial, Kompetensi Teknis, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai dengan peraturan perundangundangan.
b. Komposisi dalam pembinaan karier harus seimbang untuk seluruh
calon peserta seleksi yang ada di instansi bersangkutan. dalam arti
bagi setiap 1 (satu) Jabatan yang akan diisi, para calon harus
memiliki syarat kompetensi, kualifikasi, dan kinerja.
c. Distribusi calon pemegang jabatan harus merata dalam arti tidak
terlalu banyak untuk Jabatan tertentu dan terlalu sedikit untuk
Jabatan lainnya.

Penyusunan Rencana Pengembangan Karier PNS


1. Jenis, rumpun/klasifikasi, dan profil jabatan;
2. Standar kompetensi;
3. Pengembangan kompetensi dan pembinaan Karier;
4. Profil pegawai;
5. Masa kerja;
6. Kelas jabatan;
7. Pengalaman jabatan;
8. Profil dan struktur organisasi;
9. Peta jabatan; dan
10. Penilaian kinerja dan pembinaan disiplin

Pengembangan Karier PNS

a. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KARIER


Upaya sistematik, terencana yang mencakup struktur dan proses yang
menghasilkan keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan
organisasi

b. ASESMEN KEBUTUHAN KARIER PNS


Hasil asesmen sebagai dasar penyusunan matrik talent pool PNS dan
sebagai dasar rencana pengembangan karier.
Kebutuhan organisasi
Penyelarasan kompetensi

Perencanaan karir : Proses manajemen karier menggambarkan pergerakan


posisi atau jabatan menuju peningkatan dan kemajuan PNS sepanjang
pengabdiannya di instansi pemerintah yang digambarkan dalam pola karier
PNS
a. Perencanaan Karier Organisasi
Pola Karier
Pola dasar mengenai urutan penempatan dan/ perpindahan PNS
dalam dan antar posisi di setiap jenis jabatan secara
berkesinambungan
b. Perencanaan Karier Individu
Pengembangan Kompetensi
Pengembangan Karier

PBB PBB (Peraturan Baris Berbaris) adalah suatu wujud latihan fisik yang
(Peraturan diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang
Baris diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Berbaris)/PPM Tujuan dari PBBadalah menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan
tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat
mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara
tidak langsung juga menanamkan rasa tanggungjawab.
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seorang komandan
kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut turut.
A. Macam aba-aba
1. Aba-aba petunjuk
Digunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba
peringatan/pelaksanaan
2. Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu
3. Aba-aba pelaksanaan
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
petunjuk/peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
B. Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan yang dipakai:
1. Gerak
Untuk gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau
anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
2. Jalan
Untuk gerakan kaki yang digunakan dengan meninggalkan tempat.
Catatan: bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas
jaraknya, maka didahului dengan aba-aba peringatan “maju”.
3. Mulai
Untuk pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
C. PBB terdiri dari 2 gerakan, yaitu:
1. Gerakan ditempat
Diperlukan untuk mempersiapkan atau merapikan barisan dalam
menghadapi upacara-upacara dalam pelaksanaan apel kerja, apel
belajar atau persiapan pelaporan belajar di kelas.
2. Gerak berjalan
Diperlukan pada saat menggerkan, memindahkan, atau menggeser
barisan dari suatu tempat ke tempat lain
D. Gerakan perorangan tanpa senjata/gerakan dasar
1. Sikap sempurna
2. Istirahat
3. Lencang kanan/kiri
4. Setengah lencang kanan/kiri
5. Lencang depan
6. Berhitung
7. Hadap kanan/kiri
8. Hadap serong kanan/kiri
9. Hormat
dsb.
Kode Etik
ASN (Eko
Tavip
Haryanto,
S.E.)
ETIKA PROFESI
Permenpan 14 tahun 2020

KODE ETIK ASN DIATUR DALAM


UU NO 5 TAHUN 2014 TTG MANAJEMEN ASN
KHUSUSNYA PASA 3, 4, DAN 5 Serta Pasal 36 ttg kewenangan
KASN
Pasal 3
ASN sebagai PROFESI berlandaskan pada PRINSIP sebagai
berikut:
1. Nilai dasar;
2. Kode etik dan kode perilaku;
3. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan
publik;
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. Kualifikasi akademik;
6. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan
7. Profesionalitas jabatan.
Pasal 4 ; NILAI DASAR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a meliputi:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan UUD 1945 serta pemerintahan yang
sah;
3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karier.
Pasal 5
(1) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 huruf b bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN.
(2) (2) KODE ETIK dan kode perilaku sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berisi pengaturan perilaku (next ppt)
(3) (3) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) KODE ETIK dan kode perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang
lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
DIMENSI ETIKA PUBLIK
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral,
sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.
2. Dimensi Modalitas
Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa. Pemerintahan
korup menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi, rentan konflik dan
penyalahgunaan kekuasaan. Korupsi disebabkan lemahnya integritas
pejabat publik, kurangnya partisipasi dan lemahnya pengawasan.
Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan
sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik,
yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika?
Cara bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja? Struktur seperti apa yang
mampu mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika? Infrastruktur
semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi? Unsur-unsur
modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi dan
netralitas.
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak melakukan korupsi atau
kecurangan. Adapun maknanya secara luas yakni tindakan yang sesuai
dengan nilai, tujuan dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral
yang tercermin dalam kesederhanaan hidup. Integritas publik juga
dimaksudkan kualitas dari pejabat publik yang sesuai nilai, standar, aturan
moral yang diterima masyarakat. Integritas publik juga merupakan niat baik
seorang pejabat publik yang didukung oleh institusi sosial seperti hukum,
PERILAKU PEJABAT PUBLIK
• Adanya mindset birokrasi sebagai sarana melanggengkan kekuasaan
untuk memuaskan pimpinan
• Loyalitas diartikan hanya sebatas menyenangkan pimpinan atau
berusaha memenuhi kebutuhan pribadi pemimpinnya
• Sehingga peningkatan kinerja organisasi tidak mungkin terwujud

PELAYAN PUBLIK PROFESIONAL


• Memiliki kompetensi teknis
• Memiliki jiwa leadership
• Memiliki kompetensi etika
KODE ETIK PNS di LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
MAGELANG
Diatur dalam Peraturan Bupati Magelang Nomor 56 Tahun 2015
Selama belum ada pengaturan bagi PPPK maka peraturan Kode Etik
PNS berlaku juga (mutatis mutandis) bagi PPPK di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Magelang
KODE ETIK meliputi :
( Pasal 4 Peraturan Bupati Magelang Nomor 56 Tahun 2015 )
• Etika dalam Bernegara
• Etika dalam Berorganisasi
• Etika dalam Bermasyarakat
• Etika terhadap Diri Sendiri
• Etika terhadap sesama ASN
MAJELIS KODE ETIK
• DAERAH
• Berjumlah ganjil paling sedikit 5 orang
• Pangkat dan jabatan tidak boleh lebih rendah dari asn yang
diperiksa
• Ditetapkan dengan keputusan bupati
• Memiliki sekretariat majelis kode etik yang dibentuk dengan
keputusan sekda
• SKPD
• Berjumlah ganjil paling sedikit 5 orang
• Pangkat dan jabatan tidak boleh lebih rendah dari asn yang
diperiksa
• Ditetapkan dengan keputusan kepala skpd
• Apabila keanggotaan tidak memenuhi ketentuan dapat
mengajukan permohonan anggota kepada sekda melalui
BKPPD
K. Rangkuman
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.
Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik.
Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak
peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama
pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika
publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain
dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat.
Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil
Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’;
Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Kode Etik PNS meliputi:
• Etika Dalam Bernegara;
• Etika Dalam Berorganisasi;
• Etika Dalam Bermasyarakat;
• Etika Terhadap Diri Sendiri;
• Etika Terhadap Sesama PNS.
Etika bernegara
1. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945;
2. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
3. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
4. menaati semua peraturan perundang-undangan dalam melaksanakan
tugas;
5. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa;
6. menjauhi perbuatan yang mendorong/mengarah pada praktek KKN;
7. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam
melaksanakan setiap kebijakan dan program pemerintah;
8. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya negara secara
efisien dan efektif; dan
9. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.
Etika dalam berorganisasi
1. menjunjung tinggi institusi dan menempatkan kepentingan
organisasi di atas kepentingan pribadi atau golongan;
2. menjujung tinggi kehormatan institusi dalam pelaksanaan tugas
kedinasan maupun di luar kedinasan;
3. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai peraturan perundang-
undangan;
4. melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang;
5. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan perintah sesuai
dengan tata cara dan peraturan yang berlaku;
6. tidak menyampaikan dan menyebarluaskan informasi yang bersifat
rahasia baik karena sifat maupun perintahnya kepada orang lain
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
7. menunjukkan sikap kepemimpinan melalui keteladanan, ketulusan
dan kewibawaan dalam pelaksanaan tugas untuk tujuan organisasi;
8. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;
9. menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang
terkait dalam rangka pencapaian tujuan organisasi;
10. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
11. patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
12. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi; dan
13. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.
Etika dalam bermasyarakat
1. mewujudkan pola hidup sederhana;
2. memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun tanpa
pamrih, serta tanpa unsur pemaksaan;
3. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta
tidak diskriminatif;
4. bersikap terbuka dan responsif terhadap kritik, saran, keluhan,
laporan serta pendapat dari lingkungan masyarakat;
5. berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat untuk kepentingan
masyarakat umum;
6. menunjukkan sikap keteladanan dan kewibawaan dalam kehidupan
bermasyarakat; dan
7. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas.
Etika terhadap diri sendiri
1. jujur terhadap diri sendiri;
2. terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
3. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
4. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun
golongan;
5. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, dan sikap;
6. memiliki daya juang yang tinggi;
7. memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
8. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
9. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan; dan
10. tidak melakukan perkataan maupun perbuatan yang dapat
menurunkan harkat dan martabat sebagai pribadi maupun PNS.
Etika terhadap sesama PNS
1. menghormati dan menjujung tinggi toleransi antar sesama, suku dan
umat beragama/kepercayaan;
2. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama PNS;
3. saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal
maupun horisontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar
instansi;
4. menghargai perbedaan pendapat;
5. menjunjung tinggi harkat dan martabat PNS;
6. menjunjung tinggi kesetaraan gender;
7. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama PNS; dan
8. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia
yang menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua PNS
dalam memperjuangkan hak-haknya.

Jam kerja dan SURAT EDARAN


Pakaian Dinas NOMOR 064/697/01.08/2022 TANGGAL 3 JANUARI 2022 TENTANG
ASN JAM KERJA ASN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
(Drs. Arief MAGELANG
Koestanto Dasar Hukum:
Setiadi) 1. UU no 13 thn 1950 ttg pembentukan daerah-daerah kabupaten dlm
lingk provinsi jateng;
2. UU no 25 thn 2009 ttg pelayanan publik;
3. Kepres no. 68 thn 1995 ttg hari kerja di lingkungan pemda;
4. Kepmenpan no 08 thn 1996 ttg pedoman pelaks hari keja di
lingkungan lembaga pemerintah;
5. Kepmendagri no 900-4700 thn 2020 ttg tata cara persetujuan
mendagri thdp TPP di lingkungan Pemda;
6. Perda Kab. Magelang no 10 thn 2020 ttg perub atas Perda Kab.
Magelang no 19 thn 2016 ttg pembentukan & susunan perangkat daerah
kab. Magelang.
Pelaksanaan :
1. hari kerja Pemkab Magelang ditetapkan 5 (lima) hari kerja dimulai
hari Senin s/d Jum’at dgn jmlh jam kerja efektif dlm seminggu 37,5 jam &
jam kerja komulatif dalam seminggu 42,5 jam dengan pengaturan :
a. hari senin s/d kamis : 07.00 s/d 15.30 WIB
istirahat : 11.45 s/d 12.30 WIB
b. hari jum’at : 07.00 s/d 15.30 WIB
jam krida : 07.00 s/d 08.00 WIB
istirhat : 11.30 s/d 12.30 WIB
2. bagi unit kerja yang memberikan pelayanan kpd masyarakat, pelaks
pelayanan / jam istirahat diatur dan ditetapkan oleh ka unit kerja masing-
masing.
3 ketentuan 5 HK dikecualikan bagi pegawai pada :
a. lembaga pendidikan sprti TK, SD, SMP dan SKB dgn pengaturan
hari & jam kerja sesuai perat UUan yang berlaku;
b. unit yankes seperti org bersifat khusus (OBK), org bersifat
fungsional (OBF) dan unit pelaks teknis (UPT) tetap menerapkan 6 (enam)
HK. Pengaturan shift layanan menjadi kewenangan ka unit kerja.
4. unit kerja yg menerapkan 6 HK tetap berpedoman pada jmlh jam
kerja efektif dlm seminggu 37,5 jam dan bagi pegawai yg mendapat TPP
harus memenuhi jam kerja komulatif dlm seminggu 42,5 jam.
5. Pengaturan jam kerja pada unit kerja yang menerapkan 6 HK
ditetapkan oleh ka unit kerja masing
Pengembangan
Kompetensi
ASN
(dr.Rr. Sri
Wahyuningsih
)

Kompetensi DINAS KESEHATAN


Teknis Bidang  Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati
Tugas Tenaga menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan
Kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan
(Wawan yang diberikan kepada Daerah
Diyantana,  Susunan Organisasi :
S.ST, M.K.M)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang


 Sebagai salah satu bentuk upaya implementasi cita-cita Bupati
Magelang yang dituangkan dalam visi
 Rencana strategis Perangkat Daerah harus berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Magelang.
 Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Magelang juga mempertimbangkan Sistim Kesehatan Nasional
(SKN) dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
 Penetapan kegiatan dalam Rencana Strategis salah satunya
didasarkan pada pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Kepemimpina
n (Mayor Inf.
Nodelismen
Hulu, S. Pd. )

Bagaimana 1.
Cara
Komunikasi
yang Runtut?
(Mayor Inf.
Sairin)

Wawasan
Kebangsaan
(Kol. Inf.
Efdal Nazra,
S.I.P)

Kerukunan
Hidup Antar Tujuan : agar peserta pelatihan mengetahui ttg kerukunan hidup
Umat antar umat beragama
Beragama Referensi : NS KEP KADISBINTALAD NO : KEP / 14 / II / 2019 TGL
(Letkol. Inf. 26 FEB 2019 TTG KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT
Moh. Ahsanul BERAGAMA
Haq) Pengertian:
PEMBINAAN : segala ush tindakan giat yg berhub dgn perenc,
penyusunan, pengembangan, pengerahan, penggunaan & pengendalian
(rensunbangrah gundal) segala sesuatu scr berdaya guna & berhasil guna.

KERUKUNAN : kondisi hidup & kehidupan yg mencerminkan suasana


damai, tertib & tenteram, sejahtera, hormat menghormati, harga
menghargai, tanggap rasa, gotong royong, sesuai ajaran agama &
kepribadian pancasila.
HIDUP BERAGAMA : pengamalan ajaran agama dlm hidup & kehidupan
umat manusia, baik sbgi insan individu maupun insan sosial yg taat & saleh
serta berbudi luhur yg tercermin dlm kehidupan antar golongan di tengah2
masyarakat.

KHAUB : suatu konsos dimana semua umat beragama bisa hidup bersama-
sama mempunyai hak dasar masing2 utk melaks kewajiban agamanya,
masing2 hidup berdampingan sbg pemeluk agama yg baik & dlm keadaan
damai.

HAKEKAT AGAMA
AGAMA ADALAH “WAHYU”
 Setiap Ajaran Agama Mengandung Ajaran Keimanan atau kaidah-
kaidah Azasi yg dipercayai Kebenarannya Scr Mutlak, Sbg
Kebenaran’s yg Bersumber Kpd Wahyu yg Diturunkan dari Tuhan
yg Dijabarkan dlm Segenap Sikap & Tingkah laku Pribadi.
“PEDOMAN HIDUP ”
 Tuhan Yang Maha Esa Menyatakan KehendakNya melalui Ajaran
Agama Guna Menjadi Pegangan Umat Manusia dlm Hidupnya,
Ajaran Agama Memberikan Pedoman Mengenai Hubungan
Manusia dgn Tuhan Yg Maha Esa, dengan Dirinya Sendiri, dengan
Sesama Manusia dan Dengan Alam Sekitarnya Termasuk didlmnya
Bermasyarakat, Bernegara dan Bertanah Air yang Keseluruhannya
itu merupakan Bagian dari Ibadah.

Tuhan YME menghendaki terwujudnya kerukunan diantara sesama


manusia, tdk menghendaki adanya pertentangan & permusuhan melainkan
menghendaki persatuan/ persaudaraan & perdamaian. Umat manusia dgn
berbagai agama yg dianutnya adalah mahluk ciptaan Tuhan YME dan dgn
kebebasannya dpt memiliki jalan yg hendak dipergunakan dlm menyembah
Tuhan YME.

Agama memberikan nilai-nilai moral dan kaidah-kaidah sosial untuk


mengendalikan tingkah laku atau perbuatan manusia dlm masyarakat agar
tercipta kedamaian dan tata tertib dlm pergaulan hidup bangsa dan umat
manusia

SIKAP UMAT DLM HIDUP BERAGAMA


 HIDUP LAPANG DADA
Umat manusia dalam hidup beragama dan bermasyarakat harus
Bersifat Lapang Dada, dan Berjiwa Besar,
Dlm hidup beragama meskipun hrs Meyakini Kemutlakan
Kebenaran Agamanya Sendiri, Tdk Blh Memaksakan Kebenaran itu
kepada orang lain, bahkan Hrs Menghargai dan Menghormati
keyakinan orang lain terhadap kebenaran agama yg dianutnya.
Sikap yang dimaksud ialah baik sikap dalam lingkungan agama
sendiri maupun sikap terhadap agama lain
 MENERIMA ADANYA PERBEDAAN
Kesediaan menerima adanya perbedaan-perbedaan agama yg ada
merupakan sikap yg hrs dimiliki dalam hidup beragama dan
bermasyarakat.

HAKEKAT KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA


Setiap agama mengajarkan kerukunan dlm hidup
 Pancasila sbg dasar falsafah
Negara & bangsa indo menerima adanya bermacam-macam agama utk
tumbuh subur di bumi indonesia.
Kepribadian pancasila menghendaki kerukunan dlm setiap hidup &
kehidupan seluruh bangsa termasuk dlm hidup beragama.
Berarti bahwa adanya perpecahan-2 & pertentangan-2 tdk sesuai dgn
pancasila & hrs dihindari oleh setiap wnri

MENGHORMATI KEMERDEKAAN ORG LAIN DLM


BERAGAMA
Beragama secara baik, jujur dan benar : Berarti bersedia menahan diri utk
tdk melakukan tindakan yg merugikan, melainkan sllu berusaha berbuat
kebaikan bagi diri dan golongan sendiri maupun golongan lain, mengakui
dan menghormati kemerdekaan orang lain untuk memilih agama dan
mengamalkan ajaran agama pilihannya dan kesediaan berbuat kebaikan
kepada semua umat manusia tanpa membedakan suku bangsa dan agama

TOLERANSI SOSIAL HIDUP BERAGAMA


 TOLERANSI MENGANDUNG
PENGERTIAN KESEDIAAN MENERIMA KENYATAAN ADANYA
PENDAPAT YG BERBEDA - BEDA TTG KEBENARAN YG DIANUT.
menghargai keyakinan orang lain thdp kebenaran agama yg dianut, serta
memberikan kebebasan utk menjalankan apa yg dianut / dipercayainya
dgn tidak bersikap mencela & atau memusuhinya
 TOLERANSI YG DIMAKSUD
Bukan terbatas antara penganut agama yg berbeda melainkan juga pd
penganut’s agama tertentu dimana dpt timbul penafsiran yg berbeda-beda
yg diterima sbg suatu kebenaran. Tdk bersikap reaktif & menentang

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI


 Antara penganut agama yang berbeda, toleransi perlu
dikembangkan, berdampingan secara damai dan hidup saling
bantu-membantu, sikap saling terbuka sehingga iklim saling
pengertian dapat tercapai terpelihara dan ditingkatkan.
 Dengan demikian tumbuh rasa turut bertanggung jawab terhadap
kesulitan yang dialami penganut salah satu agama dan bersedia
untuk membantu.
 DGN SALING BANTU MEMBANTU
DLM KEHIDUPAN BERMASY & TDK MENCAMPURI URUSAN
MASING2 AGAMA SALING PENGERTIAN DLM KEHIDUPAN
MASY AKAN SEMAKIN BERKEMBANG KEARAH KESELARASAN
& KEHARMONISAN HIDUP BERMASY

KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA DAN PELAKSANAANNYA

 Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Menegakan


Kemerdekaan Telah Membuktikan, Bahwa Kerukunan Umat
Beragama Telah Mempersatukan Seluruh Lapisan Masyarakat
Indonesia, yang Membuat Kita Berhasil dalam Perjuangan tersebut.
Meskipun kita berbeda-beda agama yang kita peluk janganlah
dijadikan perpecahan dan perbedaan sehingga persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia akan tetap kokoh. Jangan kita mencari-cari perbedaan
diantara kita, lebih-lebih kita menggunakan perbedaan agama untuk

Tata Upacara Referensi : Lembaga Administrasi Negara Tahun 2006


Sipil (Kap. Inf. Upacara adlh : rangkaian suatu tindakan a/ grkn dg susunan scr baik &
Hadi Suyanto) benar serta ditata dengan tertib & disiplin
Tata upacara bendera adlh tindakan a/ gerakan yg dirangkaikan & ditata
dgn tertib & disiplin yg pada hakekatnya mrpkn :
p’cerminan dari nilai2 budaya bangsa yg mrpkn salah satu pancaran
p’adaban bangsa, hal ini mrpkn ciri khas yg m’bedakan dgn bangsa lain
Manfaat Upacara :
 M’berikan p’hormatan kpd para pahlawan yg tlh m’bangun pondasi
bngs ini shg mjd bngs yg besar
 M’mupuk rasa cinta tanah air yg akhirnya akan b’muara kpd
kerelaan u/ b’korban demi bngs & neg
 Mrpk wahana u/ m’sampaikan & m’jabarkan k’bijakan pimp dlm
rangka pembangunan sat/inst yg solid & profesional
Pejabat Upacara :
 Penanggung jawab upacara
B’tg jwb t’laks upcr dg t’tib & khidmat
M’siapkan & m’susun tata urutan acara upcr
M’siapkan sarpras ( lap, kap dll )
M’siapkan p’tgs bendera
M’siapkan p’tgs p’baca pembukaan uud tahun 1945 dan panca
prasetya korpri (kalau ada),
M’siapkan pembawa acara
M’hubungi & koord dgn p’mimpin upcr
Sblm pembina upcr m’masuki lap upcr, p’tg jwb upcr m’lapkan hal2
yg penting dlm upcr & m’lapkan bahwa upcr siap dimulai
Baik buruknya pelaks upcr m’jadi tg jwb p’tg jwb upcr
 Pemimpin upacara
M’nerima lap dr p’mimpin barisan & m’gambil alih pimp slrh
barisan p’serta upcr
M’mimpin p’hormatan umum kpd p’bina upcr
M’sampaikan laporan kpd p’bina upcr
M’mimpin p’hormatan kpd bendera merah putih
 Pembina upacara
M’mahami & m’kuasai tata urutan upcr
M’nerima lap kesiapan upcr dr p’tg jwb upcr sblm m’masuki lap
upcr
M’nerima & m’balas p’hormatan umum dr peserta upcr
M’mimpin m’heningkan cipta
M’berikan amanat kpd p’serta upcr

Perlengkapan Upacara :
 Bendera merah putih. Ukuran p’bandingan 2 : 3
 Ukuran terbesar 2 x 3 meter
 Ukuran terkecil 1 x 1,5 meter
 Tiang bendera
 Minimal 5 meter maksimal 17 meter
 Perbandingan bendera dengan tiang 1 : 7
 Tali bendera m’gunakan tali layar b’warna putih
 Naskah-naskah
 Pancasila
 Pembukaan undang-undang dasar 1945
 Naskah do’a
 Naskah acara

Susunan Barisan Upacara :


 Bentuk satu garis
 Bentuk L

 Bentuk U
Susunan Acara Upacara
 Acara persiapan
 M’milih p’tugas2 upcr
 M’yiapkan bendera, tali, tiang, teks, pengeras suara, mimbar, dll
 P’hatikan sktar lap agar tdk t’jadi k’kacauan pd saat p’laks.
 Acara pendahuluan
 p’mimpin barisan m’siapkan psk-nya
 p’mimpin upcr m’masuki lap upcr
 p’hormatan kpd p’mimpin upcr
 lap p’mimpin barisan kpd p’mimpin upcr
 p’mimpin upcr m’ambil alih pimpinan psk
 lap p’tg jwb upcr kpd p’bina upcr
 Acara pokok
 P’bina upcr m’masuki lap upcr
 P’hormatan kpd p’bina upcr
 Lap p’mimpin upcr kpd p’bina upcr
 P’kibaran sang merah putih
 M’heningkan cipta di pimpin oleh p’bina upcr
 P’bacaan teks pembukaan undang-undang dasar 1945
 P’bacaan teks pancasila oleh p’bina upcr ditirukan slrh peserta
upcr
 Amanat
 M’nyanyikan lagu nasional
 P’bacaan do’a
 Lap pemimpin upcr kpd p’bina upcr
 P’hormatan kpd p’bina upcr
 P’bina upcr m’ninggalkan lap upcr
 Lap p’tg jwb upcr kpd p’bina upcr
 Acara penutup
 P’hormatan kpd p’mimpin upcr
 P’mimpin upcr m’ninggalkan lap upcr
 Acara tambahan
 pengumuman – pengumuman
 acara sertijab, penyerahan piala, dsb
 peserta upacara dapat dibubarkan

Referensi : Modul pelatihan dasar calon pns, tentang analisis isu


kontemporer (lembaga administrasi negara) tanggal, 17 desember 2017
Analisa Isu
Kontemporer
Pengertian : ISU
(Mayor Inf.
Kamus Besar Bahasa Indonesia :
Suroso)
Masalah yg dikedepankan, utk ditanggapi
Kabar yg tdk jelas asal usulnya & tdk terjamin kebenarannya; Kabar angin,
desas desus dsb
Barry Jones dan Chase ;
‘’Isu adalah Suatu hal yg terjadi baik didalam maupun di luar organisasi yg
apabila tdk ditangani scr baik akan memberikan efek negatif terhadap
organisasi dan berlanjut pd tahap krisis
KONTEMPORER : ’’Sesuatu hal yang modern / eksis dan terjadi dan
masih berlangsung sampai sekarang / segala hal yang berkaitan dg saat
ini’’.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu


memahami ;
Konsepsi perubahan lingkungan strategis
Isu-isu strategis kontemporer
Teknik Analisis Isu-Isu dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis

Perubahan Lingkungan Strategis


Ada 4 Level Lingk Strategis yg dpt m’pengaruhi kesiapan PNS dlm melak.
bid tugas masing2 ;
a) Individu, Keluarga [Family]
b) Masy pd Level lokal & regional [Community / Culture]
c) Nasional [Society]
d) Dunia [Global]

Perubahan :
Sesuatu yg tidak bisa dihindari & menjadi bagian dari p’jalanan peradaban
manusia.
‘’PERUBAHAN ITU MUTLAK & KITA AKAN DITINGGAL JIKA
TIDAK SEGERA MENYADARI & BERBUAT DALAM PERUBAHAN
TSB’’
Perubahan Lingkungan Strategis
a) Individual
b) Family
c) Community/Culture
d) Society
e) Global
Berdasarkan gambar diatas dapat dikatakan bahwa perubahan Global,
memaksa semua Bangsa / Negara untuk berperan serta.
Perubahan Global ditandai dg hancurnya batas (border) suatu bangsa dg
m’bangun pemahaman dunia ini satu tdk dipisahkan oleh batas negara
Hal yg menjadi pemicunya adl berkembang pesatnya teknologi informasi
global.
Modal pribadi mengatasi perbedaan :
a) Etika/Moral
b) Kesehatan
c) Spritual
d) Intelektual
e) Emosional
f) Sosial
g) Ketabahan
Modal Insani dlm m’hadapi perubahan lingk.
Modal Insani yg dimaksud, bentuk modal yg tercermin dalam bentuk
pengetahuan, gagasan (ide), kretivitas, ketrampilan, dan produktivitas kerja.
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam organisasi.
Ada Enam Komponen dari modal manusia :
a) Modal Intelektual.
Perangkat yg diperlukan utk menemukan peluang & m’gelola
perubahan orgas melalui p’gembangan SDM
b) Modal Emosional.
K’puan lainnya dlm menyikapi perubahan ditentukan oleh kecerdasan
emosional. Setiap PNS pasti bekerja dg org lain & utk org lain.
c) Modal Sosial.
Jaringan kerjasama di antara warga masy yg memfasilitasi pencarian
solusi dari permasalahan yg dihadapi mereka
d) Modal Ketabahan (adversity).
Modal utk sukses dlm kehidupan, baik dlm kehidupan pribadi maupun
kehidupan yg sehat sebuah orgas birokrasi.
Quitter, org yg bila berhadapan dg masalah memilih utk
melarikan diri
Camper, Tipe yg berusaha tetapi tdk sepenuh hati
Climber, Memiliki stamina yg luar biasa didlam menyelesaikan
masalah

e) Modal Etika/Moral.
Kecerdasan moral sbg kepastin mental yg menentukan
prinsip2 universal kemanusiaan hrs diterakan ke dlm tata nilai,
tujuan & tindkan, Ada empat komponen modal moral/etika;
- Integritas
- Bertanggung-jawab
- Penyayang
- Pemaaf

f) Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani.


Kesehatan bagian dari modal manusia agar bisa bekerja & berpikir
secara produktif.
Tolak ukur kesehatan, bebas dari penykit
Tolak ukur kekuatan fisik, tenaga, daya tahan, kekuatan,
kecepatan, ketepatan, kelincahan, koordinasi dan keseimbangan.

Isu-isu Strategis Kontemporer


Saat ini konsep Negara, Bangsa & Nasionalisme dlm konteks Indonesia
sedang b’hadapan dg dilema antara globalisasi & etnik Nasionalisme yg
harus disadari sbg perubahan lingkungan strategis.
Perlu disadari bahwa PNS sbg Aparatur Negara dihadapkan pd
pengaruh yg datang dari eksternal juga internal yg kian lama kian
menggerus kehidupan b’bangsa & b’negara; Pancasila, UUD 1945, NKRI
& Bhineka Tunggal Ika sbg konsensus dasar berbangsa & bernegara

Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan


memahami secara kritis terkait isu-isu Strategis Kontemporer, diantaranya:

- Korupsi
- Narkoba
- Paham Radikalisme/Terorisme
- Money Loundry
- Proxy war
- Kejahatan Komunikasi Masa
(Cyber crime, Hate Speech, Hoax )

KORUPSI
a. Sejarah Korupsi Dunia

Pasca perang dunia kedua, diman terdpt fenomena mewabahnya


korupsi yg menandai periode pasca perang pd masa kemerdekaan negara2
Asia dari pemerintah Kolonial Barat, Beberapa gejala umum tumbuh
suburnya korupsi disebabkan oleh hal2 berikut:
1. Membengkaknya urusan pemerintah
2. Generasi pemimpin yg rendah martabat moralnya
3. Manipulasi melalui politik, kekuatan keuangan & kepentingan
bisnis asing
b. Sejarah Korupsi Indonesia
1) Zaman Kerajaan
2) Zaman Penjajahan
3) Zaman Modern
Berbagai peraturan dan badan atau lembaga dibentuk, diantranya :

1) Komisi Penyelidik Kekayaan Penyelenggaraan Negara (KPKPN)


2) Komisi Pengawasan Persaingn Usaha (KPPU)
3) TIM Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK)

Dari semua lembaga tsb, hasilnya tetap tdk mampu memberantas korupsi.
C. Memahami Korupsi

1) Faktor Individu
a) Sifat Tamak
b) Moral Lemah
c) Gaya Hidup Konsumtif

2) Faktor Lingkungan
a) Aspek Sikap Masyarakat
b) Aspek Ekonomi
c) Aspek Politis
d) Aspek Organisasi

Dampak Korupsi
Korupsi sangat berpengaruh buruk thd p’bangunan & kesejahteraan masy.
Korupsi b’dampak m’hancurkan tatanan bidang kehidupan masy, b’bangsa
& b’negara, mulai dari bidang sosial budaya, ekonomi serta psikologi
masyarakat.
Membangun Sikap Korupsi
Tindakan m’bangun sikap antikorupsi sederhana, dg cara
1. Bersikap jujur
2. Mengindarinprilaku yg merugikan
3. Menghindri konplik kepentingan dlm hub kerja
4. Melapor pd penegak hukum apabila menjadi korban

 NARKOBA
Pengertian.

Di kalangan masy luas atau scr umum dikenal istilah Narkoba atau
Napza, dimana keduanya mempunyai kandungan yg sama. Kedua istilah tsb
sama2 digunakan dlm dunia obat obatan, dpt m’akibatkan ketergantungan
apabila disalahgunakan / penggunaannya tdk sesui dosis yg dianjurkan oleh
dokter.
 Penggolongan.

Narkoba adalah zat atau obat yg dpt berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yg dpt
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
dpt menimbulkan ketergantungan.
Contoh :
 Opiat (Morfin, Heroin, Petidin & Candu.
 Ganja atau Kanabis, Marijuana & Hashis.
 Kokain (Serbuk Kokain, Pasta Kokain & Daun Koka.

Psikotropika dibedakan ke dlm empat golongan :


Gol I : Utk kepentingan ilmu pengetahuan & tdk utk terapi, berpotesi
m’akibatkan k’gantungan, (Ekstasi, LDS.)

Gol II : Utk p’obatan & Yan Kes, b’potesi tinggi m‘akibatkan k’gantungan,
(amfetamin, shabu, metilfenidat atau ritalin.)

Gol III : Utk p’obatan & Yan Kes, berpotensi sedang m’kibatkann
k’gantungan, (pentobarbital & flunitrazepam.)

Gol IV : Berkhasiat p’obatan & banyak digu utk Yan Kes, berpotensi
ringan m’akibatkn k’gantungan, (diazepam, bromazepam, fenobarbital,
klonazepam, klordiazepoxide & nitrazepam.)

TERORIS DAN RADIKALISME


a. Teroris.

Teroris bukan hal baru, namun selalu menjadi aktual dimulai dari terjadinya
:
1. Ledakan Bom di gedung World Trade Center.
2. New York 11 Sept 2001 & sebuah pesawat menubruk pusat
keamana AS Pentagon.
3. Bom Bali Tahun 2002.
4. Ledakan Bom bunuh diri di jln Tamrin Jakarta Tahun 2017.
Tindak Pidana Terorisme.
Dalan rangka memahami tindak pidana terorisme, perlu diawali dg
memahami karakteristik & mitifnya, yaitu :
1. Karakteristik Organisasi, Yg meliputi : bentuk orgas, rekrutmen,
pendanaan & hub Internasional.
2. Karakteristik Operasi, Yg meliputi : perencanaan, waktu, taktik &
kolusi.
3. Karakteristik Perilaku, Yg meliputi : motivasi, dedikasi, disiplin,
keinginan membunuh & keinginan menyerah hidup-hidup.
4. Karakteristik sumber daya, Yg meliputi : Latihan/kemanpuan,
pengalaman perorangan di bidang teknologi, persenjataan &
perlengkapan transportasi.
Motif Terorisme dpt diklasifikasikan menjadi tiga kategori :
1. Rasional
2. Psikologi
3. Budaya
Langkah2 tanggap strategi supaya ancaman teror tdk terjadi yaitu dg cara :
1. Pencegahan.
Unsur utama yg bisa melakukan pencegahan adalah Intelejen. (Deteksi dini
& Pencegahan dini)
2. Penindakan.
Salah satu upaya pemerintah dlm memberantas terorisme adalah
mendirikan lembaga2 khusus, seperti :
a) Intelejen (Keppres No. 6 Tahun 2003)
b) TNI & POLRI (Satuan Anti Teror)
3. Pemulihan.
Struktur organisasi BNPT yg relevan utk membangun kesadaran.
MONEY LAUNDRING
a. Pengertian Pencucian Uang.
Istilah “money laundering” dlm terjemahan bahasa indonesia adalah
aktivitas pencucian uang. Sejarah munculnya money laundring dlm
perspektif sbg salah satu tindak kejahatan.
b. Sejarah Pencucian Uang.
Sejak tahun 1980-an praktik pencucian uangsbg suatu indak
kejahatan telh menjadi pusat perhatian dunia barat, seperti negara-negara
maju.

CYBER CRIME
Adalah semua tindakan illegal yang dilakukan melalui jaringan computer
dan internet untuk mendapatkan keuntungan denga merugikan pihak lain.
Major cause : akses internet yang mudah memberikan kesempatan untuk
melakukan cyber crime

RADIKAL
Paham politik kenegaraan yang menghendaki perubahan dan perombakan
besar sebagai jalan mencapai kemajuan

Referensi : NASKAH SEKOLAH TENTANG PANCASILA KEP


Pancasila
KADISBINTALAD NO : KEP/13/II/2019 TGL 26 FEBRUARI 2019.
(Kapten Inf.
Pengertian : Pancasila adalah lima dasar/lima azas nama negara kita
Deng Sibeta)
adalah negara republik indonesia.
Pancasila dikenal sejak zaman majapahit abad XIV terdapat pada buku
nagarakertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sotasoma karangan
Mpu Tantular.
Dlm buku sontasoma istilah ps berarti berbatu sendi
Yg kelima (bhs sangsekerta) atau pelaksanaan
kesusilaan yg kelima (pancasila krama) yaitu :
 Tdk boleh melakukan kekerasan.
 Tdk boleh mencuri.
 Tdk boleh berjiwa dengki.
 Tdk boleh berbohong.
 Tdk boleh mabuk minuman kerPengertian. Tgl 1 juni 1945 dlm
sidang bpupki ir soekarno mengusulkan agar dsr negara indonesia
diberi nama pancasila, hal tsb diterima oleh ppki yg disyahkan pd
18-8-1945 bersamaan itu disahkannya pembukaan uud 1945 dan
batang tubuh uud 1945.
Pengertian. Tgl 1 juni 1945 dlm sidang bpupki ir soekarno mengusulkan
agar dsr negara indonesia diberi nama pancasila, hal tsb diterima oleh ppki
yg disyahkan pd 18-8-1945 bersamaan itu disahkannya pembukaan uud
1945 dan batang tubuh uud 1945.
 KETUHANAN YANG MAHA ESA.
 KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB.
 PERSATUAN INDONESIA.
 KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/
PERWAKILAN.
 KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.
Fungsi Pancasila : fungsi dan kedudukan pancasila sebagai pokok-pokok
kaidah negara yg fundamental.
a. sbg dsr neg pd pemb uud 1945, hakekatnya mrpkn
sumber sgl sumber hkm dan tib hkm.
b. Ps bersifat sosiologis dlm fungsinya sbg pengatur hdp
kemasyarakatan, tingkah laku/kepribadian dlm cari kebenaran. Pd hal
kebenaran absolut dan mutlak adalah kebenaran yg ada pd tuhan yme.

Peran Pancasila : Pancasila sbg pandangan hidup bangsa indonesia


 Pancasila disebut juga way of life (pdgn dunia, pdgn hdp, pegangan
hdp, pedoman hdp & petunjuk hdp.
 Pancasila sbg pdgn hdp menjelma sbg falsafah hdp dlm kehidupan
sehari’s tdk boleh bertentangan dgn norma agama, kesusilaan, sopan
santun dan norma hkm.
 Pancasila mempunyai kddk yang tinggi sesuai cita’s & pndgn hdp.
Fungsi utama pcl sbg dasar negara dilihat dari segi materi pancasila
merupakan jiwa dan kepribadian bangsa indonesia.
PERANAN PANCASILA DLM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA
 PS SBG JIWA BANGSA INDONESIA.
 PS SBG KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA.
 PS SBG PANDANGAN HDP BANGSA INDONESIA.
 PS SBG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
 PS SBG SUMBER DR SGL SBR HKM.
PANCASILA DLM TAP MPRS NO XX/MPRS/1966, TAP MPR NO
V/MPR/1973 & TAP MPR NO IX/MPR/1978 DIJELASKAN SBR TIB
HKM DAN CITA’S MORAL MELIPUTI SUASANA JIWA DAN
WATAK.
PANCASILA SBG PERJANJIAN LUHUR BANGSA INDONESIA.
 PS DIUCAPKAN PD PIDATO PRES SOEHARTO TGL 16-8-
1967.
 PROKLAMASI 17-8-45 BANGSA INDONESIA BLM PUNYA
UUD.
 TGL 18-8-45 DISAHKAN PEMBUKAAN DAN BATANG
TUBUH UUD 1945 OLEH PPKI.
PANCASILASBG CITA’S DAN TUJUAN BANGSA INDONESIA :
CITA’S LUHUR NEGARA TERMUAT DLM PEMBUKAAN UUD 45
SBG PENUANGAN JIWA PROKLAMASI.

-PANCASILA SBG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

 PANCASILA DIGUNAKAN SBG DASAR NEGARA UTK


MENGATUR PENYELENGGARAAN NEGARA :
PS SBG DASAR NEGARA SESUAI DGN BUNYI
PEMBUKAAN UUD 45 “MAKA DISUSUNLAH
KEMERDEKAAN KEBANGSAAN INDONESIA ITU DLM
SUATU DST”.

 PS SBG DASAR NEGARA MENURUT PROF DR


NOTONAGORO, KUAT SH DGN JUDUL BERITA PIKIRAN
ILMIAH TTG JLN KELUAR DR KESULITAN PS SBG DASAR
NEGARA RI BAHWA PANCASILA MEMPUNYAI KDDK
ISTIMEWA DLM KEHIDUPAN BERNEGARA & HKM
BANGSA INDONESIA.
 NORMA HKM YG POKOK SBG FUNDAMENTAL DR PD
NEGARA SHG HKM MEMPUNYAI KDDK YG TETAP, KUAT
DAN TDK BERUBAH. KATA LAIN HKM TDK DPT DIUBAH.
Sejarah Perumusan Pancasila
SEJARAH PERJUANGAN BGS INDONESIA DLM CAPAI CITA-
CITANYA BERJALAN BERABAD’S DGN CARA BERMACAM’S
DAN BERTHP. SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA ERAT HUB
DGN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA, PERLU
DITETAPKAN TONGGAK SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA.
SEJARAH SINGKAT PERUMUSAN PANCASILA :
 TGL 29 MEI 1945 SIDANG BPUPKI Dr MUH YAMIN.
 TGL 18 AGTS 1945 SIDANG PPKI MENGHASILKAN UUD 45.
 TGL 29 DES 1950 RUMUSAN PS DLM KONSTITUSI RIS.
 TGL 17 AGTS 1950 S.D 5 JULI 1959 UUD SEMENTARA.
 RUMUSAN PS YG SYAH TERDPT DI PEMBUKAAN UUD 45.

Tonggak Sejarah Perjuangan Bangsa


 KEHIDUPAN BGS INDONESIA PADA ABAD KE VII - XVI.
1. BERDIRINYA KERAJAAN SRIWIJAYA DI SUMSEL dan
MAJAPAHIT DI JAWA TIMUR, MRPKN NEGARA NEGARA
BERDAULAT, BERSATU SERTA M’PUNYAI WILAYAH YG
MELIPUTI SELURUH NUSA .
2. UNSUR KEHIDUPAN PD SAAT ITU TERDAPAT PADA PS.
3. MEMILIKI KEHIDUPAN BERAGAMA DGN ADANYA SIFAT
TOLERANSI ANTAR GOL, AGAMA DAN YG LAINNYA.

Masa Penjajahan Dan Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia Abad VII - XX


1. MASA PENJAJAHAN BARAT :
A. KRN KESUBURANNYA IND TTG HASIL BUMI.
B. PENJAJAHAN MRPKN TONGGAK PERJUNGAN BGS
INDONESIA.
C. MASA PENJAJAHAN JEPANG.
2. PERLAWANAN FISIK BGS IND :
A. MEMUSNAHKAN KEMAKMURAN BGS INDONESIA.
B. MENGENAL ADANYA NAMA PAHLAWAN.
D. MENYATUKAN KEKUATAN BGS, MELALUI SUMPAH
PEMUDA TGL 28 OKT 1928.
3. KEBANGKITAN NASIONAL 20 MEI 1908 :
a. KEGAGALAN PERLAWANAN SCR FISIK THP BELANDA UTK
BERSATU MBENTUK ORGANISASI POL & PENDIDIKAN/SOSIAL
DIPELOPORI BUDI UTOMO.
b. MUNCUL ORGANISASI.
- SERIKAT ISLAM 1912.
- INDISCHE PARTY 1912.
- KI HAJAR DEWANTORO.
4. SUMPAH PEMUDA 28 OKT 1928 :
a. MUH. YAMIN, KUNCORO PURBO PRANOTO & WONGSO
NEGORO.
c. BERBANGSA SATU BANGSA IND.
d. BERTANAH AIR.
E. BERBAHASA SATU BHS INDONESIA.
5. PENJAJAH JEPANG 9 MAR 1942.
a. PERANG PASIFIK TGL 7-12-1941.
b. PROPAGANDA JEPANG UTK BEBASKAN DR CENGKRAMAN
BLD.
c. PERANG PASIFIK JEPANG KALAH.
d. BPUPKI 29-4-1945 MERUMUSKAN SYARAT’S
KEMERDEKAAN/.

Sejarah Perumusan Pancasila


 RUMUSAN -1 PROF. Mr. MUHAMAD YAMIN. (PIDATO
LISAN TGL 29 MEI 1945).
 Peri Kebangsaan.
 Peri Kemanusiaan.
 Peri Ketuhanan.
 Peri Kerakyatan.
 Kesejahteraan rakyat.

2. USULAN TERTULIS NASKAH RANCANGAN UUD RI TGL 29


MEI 1945.
 Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Kebangsaan Persatuan Indonesia.
 Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

2 . RUMUSAN-2 PROF. DR . Mr. SUPOMO PADA TGL 31 MEI 1945.


 Paham Negara Kesatuan.
 Perhubungan Negara dengan Agama.
 Sistem Badan Permusyawaratan.
 Sosialisasi Negara.
 Hubungan antar Bangsa yang bersifat Asia Timur Raya.
3. Ir. SUKARNO, PADA TGL 1 JUNI 1945
(KELIMA DASAR NEG DIBERI NAMA) “PANCASILA“.
 Kebangsaan Indonesia.
 Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
 Mufakat atau Demokrasi.
 Kesejahteraan Sosial.
 Ketuhanan yg berkebudayaan.
4. PIAGAM JAKARTA TGL 22 JUNI
1945 (9 TOKOH NASIONAL).
 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
 Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Persatuan Indonesia.
 Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dlm
permusyawarat-an/perwakilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. RUMUSAN PS YG SYAH DAN DISYAHKAN OLEH PPKI/
PEMBUKAAN UUD 45 TGL 18 AGTS 1945 DGN NAMA
“PANCASILA”.
 Ketuhanan YME.
 Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Persatuan Indonesia.
 Kerakyatan yang di Pimpin oleh hikmat kebijak sanaan dalam
permu yawaratan/perwkilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 PANITIA KETATANEGARAAN /KONSTITUSI RIS, PD TGL


27 DES 1949 = PANITIA BERSAMA UUDS 1950, TGL 17
AGUSTUS 1950.
Ketuhanan YME.
Peri Kemanusiaan.
Kebangsaan.
Kedaulatan Rakyat.
Keadilan Sosial.
7. INSTRUKSI PRESIDEN NO.12/1968, MENETAPKAN
PENEGASAN ttg TATA URUT/ RUMUSAN PS.
NAMA “PANCASILA” SBG DASAR NEG RI DITEGASKAN DLM TAP
MPRS No. XX/MPRS/1966.
1 Ketuhanan YME.
2 Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3 Persatuan Indonesia.
 Kerakyatan yang di Pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwkilan.
5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila Sebagai Idiologi Negara


PANCASILA MRPK SUATU KESATUAN, SILA YG SATU TDK BISA
DILEPASKAN DR SILA LAINNYA, MERUPAKAN SATUAN
ORGANIS DAN BULAT.

PANCASILA SBG IDIOLOGI DSR NEGARA.


 PANCASILA SBG DASAR FALSAFAH NEGARA.
 PANCASILA SBG DASAR PEMERSATU.
 OTENTIK UUD 1945 PD PEMBUKAAN.
 NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADL MODUALISME SBG
INDIVINDU & MAHLUK SOSIAL.
PENJELASAN UUD 1945 TELAH MENYEBUTKAN JMH POKOK
PIKIRAN YG TDK BISA BERDIRI SENDIRI TETAPI MENJADI SATU
SISTIM PEMERINTAH.
 INDONESIA NEGARA YG BERDASARKAN HUKUM.
 SISTIM KONSTITUSIONAL.
 PRESIDEN TDK BERTANGGUNG JWB KPD DPR.
 PENGAWASAN PARLEMEN.
 PERADILAN BEBAS.
 OTONOMI DEARAH.

Pengamalan Pancasila Sebagai Dasar Negara


 POKOK’S PIKIRAN TERKANDUNG DLM PEMBUKAAN UUD
1945.
 PRINSIP’S TERKANDUNG DLM BATANG TUBUH.
 BIDANG LAIN (BID IDPOLESOSBUDHANKAM).
 BIDANG KEHIDUPAN MANUSIA (SOS, EK, TEK, BUD,
SUSILA, DIK, ILPENG, KEJIWAAN, KEAGAMAAN &
KEPERCAYAAN).
 BIDANG KEHIDUPAN BERNEGARA (PEMERINTAH,
PERUNDANG, POL & HANKAM).

Pancasila Sbg Kepribadian Bangsa Indonesia


PANCASILA SBG KEPRIBADIAN BANGSA.
 BANGSA INDONESIA MENGAKUI ADANYA ZAT YG KUAT
DILUAR MANUSIA (ANIMISME, BERAGAMA) SLL HDP
RUKUN.
 SEJARAH MENGHARGAI MANUSIA DGN MARTABATNYA.
 BANGSA INDONESIA BERASAL DR LELUHUR YG SAMA.
 BANGSA INDONESIA SUKA BERMUSYAWARAH.
 BERSIKAP ADIL DAN BERSIFAT SOSIAL MENJADI WATAK
DARI BANGSA INDONESIA.
Pancasila Sbg Pandangan Bangsa Indonesia
PANCASILA SBG PANDANGAN HIDUP BANGSA.
 PANCASILA SBG PETUNJUK HIDUP SEHARI’S AGAR
HIDUP KITA MENCAPAI SEJAHTERA DAN BAHAGIA
LAHIR BATIN.
 NORMA HKM YG DPT DIGALI SBB :
- SILA-SILA PANCASILA (AJARAN AGAMA).
- PEMBUKAAN UUD 1945 (4 POKOK PIKIRAN).
- BATANG TUBUH UUD 1945 (PRINSIP’S).
- TAP MPRS.
- NORMA PERJUANGAN.
PENGAMALAN PS SBG PANDANGAN HIDUP BANGSA
 BUTIR-BUTIR PANCASILA.
- SILA KE-1 TERDIRI 4 BUTIR.
- SILA KE-2 TERDIRI 8 BUTIR.
- SILA KE-3 TERDIRI 5 BUTIR.
- SILA KE-4 TERDIRI 7 BUTIR.
- SILA KE-5 TERDIRI 12 BUTIR.

Mengetahui, Kota Mungkid, April 2021


Peserta

Anda mungkin juga menyukai