dr Deny Rahmawati
NIP 199203062020122014
UPT PUSKESMAS TALUN
MATERI 1 (KEPEGAWAIAN)
Oleh: M. Said Abdullah, SKM
Lolos seleksi CPNS (tidak langsung PNS) Melalui tahap percobaan (kerja di isntansi
masing-masing) untuk menjalani Latsar ASN kemungkinan LOLOS/GUGUR bila lolos
maka dilantik PNS.
Metode, tempat, waktu diatur oleh BKPSM.
Hukuman disiplin :
PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan/atau Pasal 4
dijatuhi hukuman disiplin.
Tujuan hukuman dispilin : pembinaan kepada PNS agar tidak mengulangi lagi perbuatannya
dana tau pembinaan kepada PNS lain agar tidak melakukan pelanggaran disiplin.
Pelanggaran terhadap kewajiban masuk jam kerja dan menaati ketentuan jam kerja dihitung
secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan.
Pejabat yang berwenang menghukum wajib menghukum.
Apabila pejabat tersebut tidak menghukum maka pejabat itu sendiri harus dihukum lagi oleh
atasanya lagi, bersamaan dengan PNS yang melanggar disiplin.
Hukuman pejabat tersebut adalah sama dengan hukuman yang seharusnya dia jatuhkan kepada
PNS yang melanggar disiplin.
Bagi CPNS tenaga fungsional kesehatan setelah diangkat PNS untuk segera mengajukan
permohonan untuk diangkat dalam jabatan fungsional tertentu.
Bagi PNS yang baru pertama diangkat dalam jabatan fungsional tertentu untuk persyaratan
kenaikan pangkat pertama, minimal satu tahun masa pengangkatan dalam jabatan fungsional
tertentu.
RANGKUMAN MATERI UMUM DAN KEPEGAWAIAN (BAPAK M. SAID ABDULLAH)
Dinas Kesehatan :
a. Sekretariat :
1. Sungram
2. Keuangan
3. Umum dan kepegawaian
b. Bidang :
1. Kesmas
2. Pencegahan dan pengendalian penyakit
3. Yankes
4. Sumber daya kesehatan
PP 53 th. 2010 tentang disiplin PNS
Pasal 1
1. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar
dijatuhi hukuman disiplin.
2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS Pusat dan PNS Daerah.
3. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di
dalam maupun di luar jam kerja.
4. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar
peraturan disiplin PNS.
5. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat, Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi,
dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota adalah sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur wewenang pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PNS.
6. Upaya administratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau banding
administratif.
7. Keberatan adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum
kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.
8. Banding administratif adalah upaya administrative yang dapat ditempuh oleh PNS yang
tidak puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan
oleh pejabat yang berwenang menghukum, kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian.
Kewajiban setiap PNS :
- Mengucapkan sumpah/janji PNS dan jabatan
- Setia & taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, Pemerintah serta menaati peraturan
perundangan
- Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab
- Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS
- Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri
- Memegang rahasia jabatan
- Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat
- Melapor bila mengetahui hal yang merugikan Negara
- Masuk kerja, menaati ketentuan jam kerja, dan mencapai sasaran kerja pegawai
- Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
- Memberikan pelayanan sebaik-baiknya
- Membimbing bawahan & memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengembangkan
karier
- Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Larangan setiap PNS :
- Menyalahgunakan wewenang
- Menjadi perantara mendapatkan keuntungan menggunakan kewenangan orang lain
- Tanpa izin Pemerintah bekerja untuk negara lain/ lembaga internasional
- Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, LSM asing
- Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, meminjamkan barang negara
secara tidak sah
- Melakukan kegiatan untuk keuntungan pribadi
- Memberi/ menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun untuk diangkat dalam
jabatan
- Menerima pemberian yang berhubungan dengan jabatan
- Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
- Mempersulit pihak yang dilayani
- Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
- Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD
Tingkat hukuman disiplin :
1. Hukuman disiplin ringan = teguran lisan, tertulis, pernyataan tidak puas
2. Hukuman disiplin sedang = penundaan kenaikan gaji, pangkat, penurunan pangkat
3. Hukuman disiplin berat = penurunan pangkat, pemindahan, pembebasan jabatan,
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri, pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS.
Pasal 21 Pejabat penghukum wajib menghukum PNS yang melanggar disiplin. Jika
penghukum tidak menghukum, maka dihukum oleh atasannya yang juga menghukum PNS.
Hukumannya sama dengan hukuman disiplin PNS.
Tata cara hukuman disiplin :
- PNS terduga pelanggaran disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan paling lambat 7 hari
kerja sebelum pemeriksaan. Sampai dua kali panggilan tidak hadir, maka penghukum
menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa
dilakukan pemeriksaan.
- Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin, setiap atasan langsung wajib memeriksa PNS
terduga secara tertutup dan hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan.
- Khusus pelanggaran disiplin sedang & berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa yang terdiri
dari atasan langsung, pengawasan, kepegawaian yang dibentuk oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
MATERI II SUBBAG KEUANGAN
Oleh : Ibu Muji Samiati, S.SOS, MM
Peraturan Gaji PNS/CPNS tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1977
Kepada PNS yang diangkat dalam satu pangkat menurut peraturan pemerintah diberikan
gaji pokok berdasarkan golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut.
Kepada seorang yang diangkat CPNS diberikan gaji pokok sebesar 80% dari gaji yang
seharusnya.
Gaji terdiri dari :
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan Keluarga
c. Tunjangan Beras
d. Tunjangan Jabatan
e. Tunjangan Jabatan Fungsional
f. Tunjangan Jabatan Fungsional Umum
g. Tunjangan PPH
h. Tunjangan PPP
Tunjangan Keluarga
a. Tunjangan suami/istri
yaitu 10% dari gaji pokokdengan ketentuan apabila kedua-duanya PNS diberikan kepada
salah satu yanggaji pokok lebih tinggi
b. Tunjangan Anak
Diberikan 2% dari gaji pokok untuk tiap anak maksimal 2 orang anak termasuk anak tiri
dan anak angkat yang disahkan oleh pengadilan setempat
Yang dimaksud dengan anak yang berhak menerima tunjangan adalah
Anak kandung / anak tiri / anak adopsi yang berusia dibawah 21 tahun belum menikah
dan tidak bekerja
Anak kandung / anak tiri / anak adopsi berusia 21-25 tahun tetapi masih bersekolah
dibuktikan dengan surat dari universitas
Setiap PNS/CPNS harus segera melaporkan jika ada perubahan dalam susunan keluarganya
Potongan Gaji
Potongan gaji PNS/CPNS terdiri dari :
Iuran Wajib PNS sebesar 10% dari gaji pokok yang dibagi menjadi 2 bagian
a. 8% terbagi menjadi
3,25 % (Tabungan hari tua) dan 4,75% Premi pensiun yang selanjutnya dikelola oleh
PT Taspen
b. 2% untuk jaminan kesehatan yang kemudian dikelola BPJS
Iuran TAPERUM (Tabungan Perumahan)
Besarnya iuran tergantung golongan besarannya adalah 3000, 5000, 7000, 10.000
Dokumen Sungram :
1. Renstra (rencana strategi) dokumen perencanaan 5tahunan.
2. Renja (rencana kerja) rencana 1 tahunan
3. RKA (rencana kerja dan anggaran ) di bagian keuangan untuk menjadi ke DKA
Dinkes tidak boleh ada kegiatan tanpa dibuat di renstra dan renja dulu.
4. SAKIP (sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah)penilaian rangkaian kinerja
yang dilakukan.
5. Perjanjian Kinerja setiap ASN harus punya perjanjian kinerja.
Perjanjian apa yang akan dilakukan untuk setahun ke depan.
6. LKPJ dokumentasi pertanggung jawaban kepala daerah.
Diukur sebagai peran besar (sector kesehatan dan rumah sakit mendapatkan 10% dari
total APBD Kab.Blitar) ,oleh karenanya 12 indikator SPM kesehatan harus tercapai
100 %.
7. SIRUP (bagian breakdown dari DPA.
Dalam pengadaan barang dan jasa dokumentasi anggaran barang dan jasa tugas kita
isi SIRUP
Sebelum belanja anggaran harus tulis di dokumentasi di aplikasi SIRUP
8. Profil Kesehatan:
Jumlah sasaran
penduduk Dirangkum dalam
profil kesehatan
faskes
segala macam kesehatan
9. .LPPD (Laporan Penilaian Pemerintah Daerah)rapor bupati
Ketika nilai LPPD naikmenaikkan besaran anggaran yang diterima pemerintah daerah
(skor yang tinggi )
Apabila kinerja belum sesuai skor rendah
10. Data Lainnya
Aplikasi ( Simpustroni) peran serta puskesmas mengisi secara teratur dalam aplikasi
tersebut mulai kedatangan di loket,pelayanan yang diberikan,sampai pada pemberian
obat.
Rangkuman materi :
1. Promosi Kesehatan
Adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,
oleh untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial
budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan Kesehatan.
2. Promosi Kesehatan Puskesmas
Promosi kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan
kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu,
keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya bersumber
masyarakat kesehatan
3. Strategi Promosi Kesehatan Puskesmas
1.Advokasi
2.Bina Suasana
3. Gerakan Pemberdayaan
4. Kemitraan
4. Pendukung dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan
1. Metode dan Media
2. Sumber daya
5. Kegiatan Promkes Di Luar Gedung Puskesmas
1. Kunjungan Rumah ( Survey PHBS, Keluarga Sehat )
2. Pemberdayaan Berjenjang Pengorganisasian masyarakat
3. A. Survei Mawas Diri (SMD)
B. Musyawarah Masyarakat Desa
6. Kegiatan Promkes Di Dalam Gedung Puskesmas
1. Tempat Pendaftaran
2. Di Poliklinik
3. Ruang Pelayanan KIA dan KB 4. Di Ruang Perawatan Inap
5. Di Laboraturium
6. Halaman Puskesmas
7. dll
7. Puskesmas
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya.
MATERI VII : P2PTM DAN KESEHATAN JIWA
Pemateri : Bpk. Eko Wahyudi, S. KM, MKes
Bagian : Seksi PTM dan Keswa
TUPOKSI
a. Pelayanan Medik dan Keperawatan
b. Penunjang
c. Gawat Darurat Terpadu
d. Kecelakaan lalu lintas
e. Penanggulangan bencana
f. Pemantauan mutu dan akreditasi RS
g. Fungsi lain yang diberikan kepala bidang
Pemateri :
Menurut WHO, 2006 SDM Kesehatan diartikan “all people engaged in actions whose
primary intent is to enhance health.
Sumber daya manusia kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang
kesehatan baik yang mempunyai pendidikan formal kesehatan maupun tidak untuk yang
jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam upaya melakukan upaya kesehatan.
(Kemenkes, 2015)
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan /atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan (Kemenkes 2015)
Ruang Lingkup Tugas :
1. Perencanaan kebutuhan , distribusi, pendayagunaan, pengembangan SDM Kes
2. Penyusunan data dan informasi SDM kesehatan berbasis teknologi informasi
3. Penerbitan surat ijin praktek dan ijin kerja bagi SDM Kes
4. Fasilitasi diklat teknis fungsional
5. Fasilitasi dengan instansi pendidikan kesehatan, organisasi profesi kesehatan,
6. Penilaian angka kredit jabatan fungsional rumpun kesehatan.
Materi :
1. Tugas Pokok Seksi Survim : melaksanakan surveilens epidemiologi dan imunisasi serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
2. Fungsi survim :
a. Melaksanakan pembinaan administrasi dan ketatausahaan surveilens epidemiologi
dan imunisasi.
b. Melaksanakan kegiatan surveilens epidemiologi, yaitu dilakukan pengamatan melalui
data yang dibuat secara rutin baik secara harian/mingguan/bulanan/tahunan. Sebagai
contoh wabah dapat dilaporkan secara aplikasi (Earky Warning system) sehingga data
dapat diikuti dan diamati untuk dievaluasi untuk menurunkan angka kematian.
c. Melaksanakan kegiatan imunisasi, yaitu imunisasi harus tetap terjadwal dan
dilakukan secara rutin terutama untuk balita, meskipun adanya pandemic akan
diusahajan tetap dilakukan, sebagai tambahan vaksin covid akan dilakukan bulan
depan untuk Nakes di Kab. Blitar.
d. Melaksanakan kegiatan penanggulangan wabah dan KLB, KLB yang dimaksud
adalah kenaikan angka kematian 2x dari waktu sebelumnya. Sebagai contoh : DBD,
keracunan makanan/air tidak bersih)
e. Melaksanakan kegiatan kesehatan matra, calon haji disiapkan secara spiritual (oleh
kementrian agama) dan secara fisik (oleh kementrian kesehatan) dan juga diberikan
imunisasi seperti imunisasi meningitis, influenza ataupun covid-19 untuk
kedepannya.
f. Menyusun standard an prosedur surveilens epidemiologi dan imunisasi
g. Melaksanakan pembinaan dan bimbinganteknis penyelenggaraan surveilans
epidemiologi dan imunisasi. SOP dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan itu sendiri.
h. Mengkoordinasikan dengan lintas program dan lintas sector terkait penyelenggaraan
surveilans epidemiologi dan imunisasi.
MATERI XII PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
Pengertian
Menurut UU Nomor 36 Tahun 2019 tentang Kesehatan, Pelayanan Kesehatan Tradisional adalah
pengobatan dan/perawatan dengan cara dan obat mengacu pada pengalaman dan keterampilan
turun temurun secara empiris yang di pertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.
Jenis Pelayanan Tradisional menurut Peraturan Perundangan No 103 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional:
Pada tahun 2017 dan 2018 Kabupaten Blitar meraih Juara Nasional penilaian Kelompok Asuhan
mandiri Pelayanan Kesehatan Tradisional dengan pemanfaatan TOGA dan keterampilan.
2. Tupoksi Kefarmasian
Menyusun rencana kegiatan dan SOP Kefarmasian
Menyusun rencana kebutuhan anggaran kefarmasian
Menyusun pedoman juklak,juknisdan protab bindalas kefarmasian
Menyusun bahan koordinasi lintas program, lintas sektor, LSM, pihak swasta dan pihak
lain.
Menyusun bahan rekomendasi ijin apotek dan tokoobat
Menyusun bahan evaluasi bindalwas kefarmasian
Menyusun bahan kegiatan TKP2MO
Melaksanakan kegiatan dan SOP Kefarmasian.
6. Sediaan farmasi harus aman, berkhasiat atau bermanfaat, bermutu dan terjangkau.
TUPOKSI YAMMER :
Alkes hanya dapat beredar setelah mendapat izin beredar UU No. 36 th. 2009 tentang
Kesehatan pasal 106
Alkes adalah sesuatu yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan,
meringankan penyakit, merawat orang sakit, dan lain-lain yang berhubungan dengan
kesehatan manusia.
Penggunaan alkes :
1. Periksa izin edar contoh : AKL No. … xxx
2. Cek masa kadaluwarsa jangan sampai kelewat
3. Perhatikan cara penyimpanan supaya awet tidak memperngaruhi kinerja
4. Perhatikan cara penggunaan alat awet, hasil baik
5. Perhatikan tujuan penggunaan optimal
Resiko penggunaan alkes :
Penyebab :
- Tidak mengerti penggunaan
- Tidak mengetahui perhatian dan peringatan
- Waktu & tempat penggunaan dan kondisi penyimpanan tidak sesuai
Akibat :
- Hasil tidak akurat
- Keracunan
- Alergi
- Tujuan tidak tercapai
PMK No. 3 th. 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit menyelenggarakan
yankes perorangan secara paripurna (rawat inap, rawat jalan, gawat darurat)
ASPAK = Aplikasi Sarana Prasarana Alat Kesehatan SPA > 60%
PKRT