Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KEGIATAN PEMBEKALAN CPNS 2019

dr Deny Rahmawati
NIP 199203062020122014
UPT PUSKESMAS TALUN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR


2021
PEMBUKAAN
Oleh: dr. Christine (Dinkes)
Puskesmas : Mengurusi orang sehat / Sakit tidak berat
RS: Pelayanan kuratif
1. Etika dalam bekerja
2. Kepedulian
3. Jabatan Fungsional
4. Tupoksi promotif dan preventif
5. Bila ada keluhan lapor 7 kepala di puskesmas (KaPus, Ka TU, PJ Program)
6. Dinkes membawahi puskesmas dan RS
7. Bisa menjaga rahasia

MATERI 1 (KEPEGAWAIAN)
Oleh: M. Said Abdullah, SKM

Lolos seleksi CPNS  (tidak langsung PNS)  Melalui tahap percobaan (kerja di isntansi
masing-masing) untuk menjalani Latsar ASN  kemungkinan LOLOS/GUGUR bila lolos
maka dilantik PNS.
Metode, tempat, waktu diatur oleh BKPSM.

Struktur Kepegawaian Dinkes Kabupaten Blitar :


- Kepala dinas
- Kesekretaritan : Subbag Penyusunan Program, Subbag Keuangan, Subbag Umum dan
Kepegawaian
- Bidang Kesehatan Masyarakat
- Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Bidang Pelayanan Kesehatan
- Bidang Sumber Daya Kesehatan
Mengacu pada PP Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil
Ketentuan Umum :
- Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan pegawai negeri sipil untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan dan/ atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin.
- Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS pusat dan PNS daerah.
- Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak
menaati kewajiban dan/ atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
- Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar
peraturan disiplin PNS
- Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat, Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi,
dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota adalah sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur wewenang
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS.
- Upaya administratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau banding
administratif.
- Keberatan adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum
kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.
- Banding administratif adalah upaya administrative yang dapat ditempuh oleh PNS yang
tidak puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang
dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum, kepada Badan Pertimbangan
Kepegawaian.

Kewajiban PNS (Pasal 3) :


1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau
golongan;
8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil;
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
14. Memberikan pelayanan sebaikbaiknya kepada masyarakat;
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

Larangan PNS (Pasal 4) :


1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga
atau organisasi internasional;
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
asing;
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-
barang baik bergerak atau tidak bergerakdokumen atau surat berharga milik negara secara
tidak sah;
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di
dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung
atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan
dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9. Bertindak sewenang - wenang terhadap bawahannya;
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi
atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi
yang dilayani;
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, atau DPRD
dengan cara: a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye; b. menjadi peserta kampanye
dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS; c. sebagai peserta kampanye
dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau d. sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara;
13. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara: a. membuat
keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan
calon selama masa kampanye; dan/atau b. mengadakan kegiatan yangmengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama,
dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat;
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai
foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundangundangan; dan
15. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk b. mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah; c. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye; d. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau e. mengadakan
kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi
peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat

Hukuman disiplin :
PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan/atau Pasal 4
dijatuhi hukuman disiplin.
Tujuan hukuman dispilin : pembinaan kepada PNS agar tidak mengulangi lagi perbuatannya
dana tau pembinaan kepada PNS lain agar tidak melakukan pelanggaran disiplin.

Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin


1. Jenis hukuman disiplin ringan :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
3. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari:
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; e.
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Hukuman disiplin yang harus dijatuhkan khusus TMK :
- 5 hari (teguran lisan)
- 6 s/d 10 hari (teguran tertulis)
- 11 s/d 15 hari (pernyataan tidak puas secara tertulis)
- 16 s/d 20 hari (penundaan KGB selama 1 tahun)
- 21 s/d 25 hari (penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun)
- 26 s/d 30 hari (penurunan pangkat selama 1 tahun)
- 31 s/d 35 hari (penurunan pangkat selama 3 tahun)
- 36 s/d 40 hari (penurunan jabatan setingkat lebih rendah)
- 41 s/d 45 hari (pembebasan dari jabatan)
- 46 hari s/d lebih (pemberhentian)
- Tidak mentaati jam kerja (7,5 jam = 1 hari)

Pelanggaran terhadap kewajiban masuk jam kerja dan menaati ketentuan jam kerja dihitung
secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan.
Pejabat yang berwenang menghukum wajib menghukum.
Apabila pejabat tersebut tidak menghukum maka pejabat itu sendiri harus dihukum lagi oleh
atasanya lagi, bersamaan dengan PNS yang melanggar disiplin.
Hukuman pejabat tersebut adalah sama dengan hukuman yang seharusnya dia jatuhkan kepada
PNS yang melanggar disiplin.

Tata cara pemanggilan :


1. PNS yang diduga melanggar disiplin, dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk
diperiksa
2. Panggilan untuk diperiksa cukup 2 kali
3. Pemanggilan paling lambat 7 hari sebelum tanggal pemeriksaan
4. Jika panggilan kedua yang bersangkutan tidak hadir juga, maka yang bersangkutan
dihukum atas dasar bukti yang ada
Tata cara pemeriksaan :
1. Yang wajib melakukan pemeriksaan yang pertama kepada PNS yang melanggar disipiln
adalah atasan langsung
2. Apabila penjatuhan hukuman disiplin tersebut merupakan kewenangan atasan langsung,
maka atasan langsung tersebut wajib menghukum
3. Bila kewenangan atasan yang lebih tinggi maka atasan langsung wajib melaporkan ke
atasan
4. Khusus hukuman disiplin sedang dan berat, walaupun telah di BAP atasan langsung,
dapat juga diperiksa oleh tim.

Tim pemeriksa terdiri dari :


- Atasan langsung
- Inspektorat
- BKD

Dokumen yang wajib dimiliki PNS :


1. Kartu Pegawai (Karpeg)
2. Kartu isteri/suami (karis/karsu) bagi yang sudah menikah
3. Kartu tabungan dan asuransi pegawai negeri (Taspen)
4. Kartu Pegawai Elektronik (KPE)

Bagi CPNS tenaga fungsional kesehatan setelah diangkat PNS untuk segera mengajukan
permohonan untuk diangkat dalam jabatan fungsional tertentu.
Bagi PNS yang baru pertama diangkat dalam jabatan fungsional tertentu untuk persyaratan
kenaikan pangkat pertama, minimal satu tahun masa pengangkatan dalam jabatan fungsional
tertentu.
RANGKUMAN MATERI UMUM DAN KEPEGAWAIAN (BAPAK M. SAID ABDULLAH)
 Dinas Kesehatan :
a. Sekretariat :
1. Sungram
2. Keuangan
3. Umum dan kepegawaian
b. Bidang :
1. Kesmas
2. Pencegahan dan pengendalian penyakit
3. Yankes
4. Sumber daya kesehatan
 PP 53 th. 2010 tentang disiplin PNS
 Pasal 1
1. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar
dijatuhi hukuman disiplin.
2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS Pusat dan PNS Daerah.
3. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di
dalam maupun di luar jam kerja.
4. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar
peraturan disiplin PNS.
5. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat, Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi,
dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota adalah sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur wewenang pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PNS.
6. Upaya administratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau banding
administratif.
7. Keberatan adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum
kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.
8. Banding administratif adalah upaya administrative yang dapat ditempuh oleh PNS yang
tidak puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan
oleh pejabat yang berwenang menghukum, kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian.
 Kewajiban setiap PNS :
- Mengucapkan sumpah/janji PNS dan jabatan
- Setia & taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, Pemerintah serta menaati peraturan
perundangan
- Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab
- Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS
- Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri
- Memegang rahasia jabatan
- Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat
- Melapor bila mengetahui hal yang merugikan Negara
- Masuk kerja, menaati ketentuan jam kerja, dan mencapai sasaran kerja pegawai
- Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
- Memberikan pelayanan sebaik-baiknya
- Membimbing bawahan & memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengembangkan
karier
- Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
 Larangan setiap PNS :
- Menyalahgunakan wewenang
- Menjadi perantara mendapatkan keuntungan menggunakan kewenangan orang lain
- Tanpa izin Pemerintah bekerja untuk negara lain/ lembaga internasional
- Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, LSM asing
- Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, meminjamkan barang negara
secara tidak sah
- Melakukan kegiatan untuk keuntungan pribadi
- Memberi/ menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun untuk diangkat dalam
jabatan
- Menerima pemberian yang berhubungan dengan jabatan
- Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
- Mempersulit pihak yang dilayani
- Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
- Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD
 Tingkat hukuman disiplin :
1. Hukuman disiplin ringan = teguran lisan, tertulis, pernyataan tidak puas
2. Hukuman disiplin sedang = penundaan kenaikan gaji, pangkat, penurunan pangkat
3. Hukuman disiplin berat = penurunan pangkat, pemindahan, pembebasan jabatan,
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri, pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS.
 Pasal 21  Pejabat penghukum wajib menghukum PNS yang melanggar disiplin. Jika
penghukum tidak menghukum, maka dihukum oleh atasannya yang juga menghukum PNS.
Hukumannya sama dengan hukuman disiplin PNS.
 Tata cara hukuman disiplin :
- PNS terduga pelanggaran disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan paling lambat 7 hari
kerja sebelum pemeriksaan. Sampai dua kali panggilan tidak hadir, maka penghukum
menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa
dilakukan pemeriksaan.
- Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin, setiap atasan langsung wajib memeriksa PNS
terduga secara tertutup dan hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan.
- Khusus pelanggaran disiplin sedang & berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa yang terdiri
dari atasan langsung, pengawasan, kepegawaian yang dibentuk oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
MATERI II SUBBAG KEUANGAN
Oleh : Ibu Muji Samiati, S.SOS, MM

Peraturan Gaji PNS/CPNS tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1977
 Kepada PNS yang diangkat dalam satu pangkat menurut peraturan pemerintah diberikan
gaji pokok berdasarkan golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut.
 Kepada seorang yang diangkat CPNS diberikan gaji pokok sebesar 80% dari gaji yang
seharusnya.
Gaji terdiri dari :
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan Keluarga
c. Tunjangan Beras
d. Tunjangan Jabatan
e. Tunjangan Jabatan Fungsional
f. Tunjangan Jabatan Fungsional Umum
g. Tunjangan PPH
h. Tunjangan PPP
 Tunjangan Keluarga
a. Tunjangan suami/istri
yaitu 10% dari gaji pokokdengan ketentuan apabila kedua-duanya PNS diberikan kepada
salah satu yanggaji pokok lebih tinggi
b. Tunjangan Anak
Diberikan 2% dari gaji pokok untuk tiap anak maksimal 2 orang anak termasuk anak tiri
dan anak angkat yang disahkan oleh pengadilan setempat
Yang dimaksud dengan anak yang berhak menerima tunjangan adalah
 Anak kandung / anak tiri / anak adopsi yang berusia dibawah 21 tahun belum menikah
dan tidak bekerja
 Anak kandung / anak tiri / anak adopsi berusia 21-25 tahun tetapi masih bersekolah
dibuktikan dengan surat dari universitas
Setiap PNS/CPNS harus segera melaporkan jika ada perubahan dalam susunan keluarganya
Potongan Gaji
Potongan gaji PNS/CPNS terdiri dari :
 Iuran Wajib PNS sebesar 10% dari gaji pokok yang dibagi menjadi 2 bagian
a. 8% terbagi menjadi
3,25 % (Tabungan hari tua) dan 4,75% Premi pensiun yang selanjutnya dikelola oleh
PT Taspen
b. 2% untuk jaminan kesehatan yang kemudian dikelola BPJS
 Iuran TAPERUM (Tabungan Perumahan)
Besarnya iuran tergantung golongan besarannya adalah 3000, 5000, 7000, 10.000

MATERI III : SUNGRAM (SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM)


Pemateri : Mardiana Sari, S.STP

Adapun kegiatannya meliputi :


a. Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perencanaan,
penganggaran dan kinerja pembangunan kesehatan kepada pengelola program dan UPTD
b. Penyiapan bahan penelaahan terhadap usulan perencanaan program dikaitkan dengan
rencana kinerja kepada pengelola program dan UPTD
c. Penyiapan bahan pengelolaan informasi, dokumentasi dan kehumasan di bidang
kesehatan
d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman evaluasi dan pelaporan pembangunan kesehatan
e. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah
f. Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perencanaan,
penganggaran dan kinerja pembangunan kesehatan kepada pengelola program
g. Penyiapan bahan penelaahan terhadap usulan perencanaan program dikaitkan dengan
rencana kinerja kepada pengelola program dan UPTD
h. Penyiapan bahan pengelolaan informasi dokumentasi dan kehumasan di bidang
kesehataN
i. Penyiapan bahan penyusunan pedoman evaluasi dan laporan kesehatan
j. Pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan dan evalusi kinerja bidang kesehatan dengan
lintas program serta UPTD
k. Pembinaan dan pengawasan terhadap perencanaan, penganggaran pengelola program dan
UPTD memastikan apakah puskesmas sudah mendokumentasikan dengan benar.
l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh sekretaris.

Dokumen Sungram :
1. Renstra (rencana strategi)  dokumen perencanaan 5tahunan.
2. Renja (rencana kerja) rencana 1 tahunan
3. RKA (rencana kerja dan anggaran ) di bagian keuangan untuk menjadi ke DKA
Dinkes tidak boleh ada kegiatan tanpa dibuat di renstra dan renja dulu.
4. SAKIP (sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah)penilaian rangkaian kinerja
yang dilakukan.
5. Perjanjian Kinerja setiap ASN harus punya perjanjian kinerja.
Perjanjian apa yang akan dilakukan untuk setahun ke depan.
6. LKPJ dokumentasi pertanggung jawaban kepala daerah.
Diukur sebagai peran besar (sector kesehatan dan rumah sakit mendapatkan 10% dari
total APBD Kab.Blitar) ,oleh karenanya 12 indikator SPM kesehatan harus tercapai
100 %.
7. SIRUP (bagian breakdown dari DPA.
Dalam pengadaan barang dan jasa dokumentasi anggaran barang dan jasa tugas kita
isi SIRUP
Sebelum belanja anggaran harus tulis di dokumentasi di aplikasi SIRUP
8. Profil Kesehatan:
 Jumlah sasaran
 penduduk Dirangkum dalam
profil kesehatan
 faskes
 segala macam kesehatan
9. .LPPD (Laporan Penilaian Pemerintah Daerah)rapor bupati
Ketika nilai LPPD naikmenaikkan besaran anggaran yang diterima pemerintah daerah
(skor yang tinggi )
Apabila kinerja belum sesuai skor rendah
10. Data Lainnya
Aplikasi ( Simpustroni) peran serta puskesmas mengisi secara teratur dalam aplikasi
tersebut mulai kedatangan di loket,pelayanan yang diberikan,sampai pada pemberian
obat.

MATERI IV KGM (KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI MASYARAKAT)


1. Struktur organisasi bidang kesmas seksi KGM
Kabid kesmas : dr. Miftakhul Huda
Kasi KGM : Yuliati, S.ST
Programer KIA dan ARU : Rita Hartini, S. ST
Programer gizi Masyarakat : Erma Trifalufi, Amd
Programer Kespro : Etti Suryani, SKM
2. Kesehatan keluarga terdiri dari :
a. Kesehatan bayi
b. Kesehatan anak
c. Kesehatan remaja
d. Kesehatan dewasa (PUS dan WUS)
e. Kesehatan lansia
3. Program pelayanan ibu hamil
a. Kohort ibu hamil semua bumil yg domisili di kecamatan di kohort walaupun KTPnya
ada diluar kota/ kabupaten.
b. ANC terpadu target 100% ibu hamil diwilayah PKM harus di ANC. Dicek laborat
meliputi kadar HB, Albumin, HBsAG
c. Pendampingan bumil risti besama bidan dan SP. OG.
d. Drill emergency kasus maternal dan neonatal bersama bidan dan SP. OG.
4. Pelayanan ibu nifas
a. kunjungan ibu nifas.
b. Pemberian vitamin A, diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi 2x segera setelah
melahirkan dan minimal 24 jam kemudian.
c. Pelayanan KB pasca salin diutamakan pasca plasenta maksimal 42 hari setelah
melahirkan. Agar mau di berikan pelayanan KB dengan segera perlu ada nya KIE
pada waktu kehamilan. Penggunaan alat kontrasepsi diutamakan jangka panjang jika
tidak ada indikasi masalah kesehatan disarankan menggunakan alat kontrasepsi IUD.
5. Pelayanan bayi
a. Kohort bayi
b. Pemantauan perkembangan melalui posyandu dan SDIDTK, pemantauan
perkembangan. bayi minimal 8x dalam setahun dan deteksi dini tumbuh kembang
bayi dilakukan selama 3 bulan sekali.
c. Pemberian vitamin A, diberikan vitamin A warna biru pada waktu usia 6-11
bulan.
d. Imunisasi dasar, imunisasi dasar dilaksanakan di dinkes oleh P2P, sedangkan
diwilayah dilaksanakan oleh bidan.
6. Pelayanan anak
a. Kohort anak usia 13 bulan sampai 59 bulan (60 bulan kurang 1 hari).
b. Pemantauan perkembangan dan pertumbuhan melalui posyandu dan SDIDTK,
deteksi dini tumbuh kembang anak dilakukan 2x pada saat usia ulang tahun anak dan
pertengahan tahun usia anak.
c. Pemberian vitamin A diberikan 2x dalam satu tahun.
7. Pelayanan anak pra- sekolah
a. Kohort anak pra sekolah usia 60 bulan – 72 bulan. Apabila anak lebih dari 72 bulan
datang di posyandu maka tidak perlu dilakukan kohort, akan tetapi dimasukkan di
buku kunjungan.
b. Pemantauan tumbuh kembang melalui penimbangan dan SDIDTK. Penimbangan
minimal 8x dalam satu tahun dan deteksi dini tumbuh kembang 2x dalam satu tahun.
8. Pelayanan remaja
a. Skrining anak usia remaja. Fungsi skrining adalah apabila ada anak anemia maka
diberikan tablet tambah darah yang berbeda dengan anak yg tidak anemia.
b. Pemberian tablet tambah darah diawasi pemberiannya oleh guru UKS. Merupakan
program nasional yang diberikan pada usia 12-18 tahun.
c. Posyandu remaja idealnya 1 desa 1 posyandu.
d. Puskesmas PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) membantu remaja mengatasi
masalah tidak hanya kesehatan namun bisa masalah hukum atau sosial.
e. BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) laporan menggunakan kalender pendidikan.
Di dinkes dilaksanakan oleh P2P, sasarannya kesehatan keluarga.
9. Pelayanan wanita usia subur (dewasa)
a. Status gizi, diukur lingkar lengan atas <23,5 status gizi KEK
b. KB
10. Pelayanan lansia
a. Kohort lansia. Apabila ada pra lansia maka boleh dimasukkan kohort.
b. Skrining lansia meliputi kemandirian lansia, tensi 8x dalam satu tahun, cek laborat
meliputi gula darah dan kolesterol. Di wilayah jawa timur meminta tambahan cek HB
dan asam urat
11. Gizi masyarakat
a. Status gizi ibu hamil diberikan biskuit apabila KEK
b. Status gizi bayi
c. Status gizi balita
d. Penanganan gizi buruk untuk balita
e. Pemantauan gizi remaja
f. Pemberian tablet tambah darah remaja putri
12. SPM kesehatan keluarga tahun 2021
a. ANC bumil tidak hanya 4x tapi menjadi 6x
b. Persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di faskes, bidan tidak boleh
sendiri minimal 4 tangan di jawa timur sendiri meminta 6 tangan karena kasus
kematian ibu hamil tinggi.
c. Bayi baru lahir
d. Balita, balita paripurna apabila minimal 8x pnimbangan, dan pemantauan tumbuh
kembang 2x, vitamin A 2x dalam 1 tahun
e. Usia dasar saat SD dan SMP
f. Usia produktif
g. Usia lanjut
MATERI V SEKSI KESLING KESJAOR
1. Tupoksi rincian tugas unit dan tata kerja :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan tekhnis kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja, dan olah raga
b. Pelaksanaan pengelolaan dan fasilitasi kesehatan lingkungan , kesehatan kerja , dan
olah raga.
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan seksi kesehatan lingkungan , kesehatan kerja ,
dan olah raga.
d. Pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi nya.
e. Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan tekhnis pembinaan penanganan limbah
medis dan radiasi, melaksanakan pengamanan limbah medis dan radiasi.
f. Melaksanakan monitoring pelaksanaan kesehatan lingkungan , kesehatan kerja , dan
olah raga.

2. Garis besar kegiatan Kesehatan Lingkungan


Kegiatan kesehatan lingkungan meliputi kegiatan pengelolaan serta pengawasan
yang berkaitan dengan sanitasi dasar, limbah medis, limbah domestik, sarana air bersih,
sarana air minum, tempat pengolahan makanan, pencemaran udara, tanah, vektor
penyakit serta radiasi.
Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi target yang harus di tingkatkan capaian nya
dari tahun ke tahun sebagaimana tertuang pada indicator kesehatan lingkungan di
RPJMN Tahun 2020-2024, yaitu :
1. Presentase stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
2. Jumlah Kecamatan/ kabupaten sehat
3. Jumlah fasyankes yang mengolah limbah medis sesuai standart
4. Jumlah Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat
5. Jumlah Tempat Fasilitas Umum Memenuhi Syarat
3. Pengelolaan Limbah sebagai salah satu Tupoksi Kesehatan Lingkungan
Pengelolaan Limbah baik itu limbah medis ataupun limbah domestic perlu
dikelola dengan memperhatikan regulasi yang ada mengacu pada berbagai peraturan per
undang-undangan merujuk pada Permekes maupun Permen LHK.
Dalam pengelolaan limbah domestic atau sampah organic tidak di perbolehkan
untuk dibakar karena dapat menimbulkan pencemaran yang efeknya akan lebih besar,
sampah domestic dapat dikelola menjadi pupuk.
Selain itu di era pandemic Covid-19 pengelolaan limbah medis harus dilakukan
tata laksana yang baik dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19. Limbah
Medis harus di lakukan desinfeksi sebanyak dua kali sebelum dan sesudah dikemas,
untuk kemudian dilimpahkan ke pihak ketiga.

4. Garis besar kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga


Kegiatan Kesehatan Kerja di fasyankes khususnya puskesmas meliputi
pengelolaan lingkungan fisik puskesmas agar tercapai keselamatan baik itu keselamatan
pasien maupun petugas kesehatan contohnya penerapan pemakaian APD/Masker pada
saat pelayanan, pemasangan sekat pembatas plastic pada layanan depan. Selain itu
kegiatan kesehatan kerja dapat dilakukan di home industry, pos UKK, UKM.
Sedangkan untuk kegiatan olahraga meliputi kegiatan pengukuran kebugaran,
yang selama ini dilakukan pemeriksaan kebugaran pada SD, SMP maka tahun ini dan
tahun depan akan di agendakan pengukuran kebugaran fisik pada seluruh tenaga
kesehatan.

MATERI VI : PROMOSI KESEHATAN


Pemateri : Yuli Susilowati, S.T., M.Mkes

Rangkuman materi :
1. Promosi Kesehatan
Adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,
oleh untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial
budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan Kesehatan.
2. Promosi Kesehatan Puskesmas
Promosi kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan
kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu,
keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya bersumber
masyarakat kesehatan
3. Strategi Promosi Kesehatan Puskesmas
1.Advokasi
2.Bina Suasana
3. Gerakan Pemberdayaan
4. Kemitraan
4. Pendukung dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan
1. Metode dan Media
2. Sumber daya
5. Kegiatan Promkes Di Luar Gedung Puskesmas
1. Kunjungan Rumah ( Survey PHBS, Keluarga Sehat )
2. Pemberdayaan Berjenjang Pengorganisasian masyarakat
3. A. Survei Mawas Diri (SMD)
B. Musyawarah Masyarakat Desa
6. Kegiatan Promkes Di Dalam Gedung Puskesmas
1. Tempat Pendaftaran
2. Di Poliklinik
3. Ruang Pelayanan KIA dan KB 4. Di Ruang Perawatan Inap
5. Di Laboraturium
6. Halaman Puskesmas
7. dll
7. Puskesmas
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya.
MATERI VII : P2PTM DAN KESEHATAN JIWA
Pemateri : Bpk. Eko Wahyudi, S. KM, MKes
Bagian : Seksi PTM dan Keswa

1. Domain kegiatan program Seksi PTM dan Keswa


a. Penyakit tidak menular : pencegahan dan pengendalian penyakit paru kronik,
gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah,
diabetes dan gangguan metabolic gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi
dan mulut, kesehatan jiwa dan NAPZA.
b. Kesehatan Jiwa : Pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan
remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia dan penyalahgunaan NAPZA.
2. Tugas Pokok dan fungsi
Di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit paru kronik dan gangguan
imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, DM,
gangguan indera, gangguan metabolic, penyakit gigi dan mulut serta Kesehatan
jiwa dan NAPZA :
a. Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, yaitu pada
program PTM dan Keswa tersebut di atas.
b. Menyiapkan bahan pelaksaan kebijakan, yaitu berdasarkan dari program PTM
dan Keswa
c. Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, yaitu
berdasarkan program bidang P2PTM dan Keswa tersebut.
d. Menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervise, yaitu dilakukannya
bimbingan secara berkelanjutan dan adanya pelatihan-pelatihan untuk
membantu jalnnya program yang ditentukan.
e. Menyiapkan pemantauan, evaluasi dan pelaporan, yaitu tetap dilakukan
pengawasan baik dari Dinas Kesehatan maupun di wilayah kerja masing-
masing, dengan tetap memperhatikan evaluasi berdasakan pelaporan yang
telah dibuat.
Di bidang pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan remaja,
kesehatan jiwa dewasa dan usia lanjut dan penyalahgunaan NAPZA, terdiri dari :
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan
b. Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan
c. Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
d. Menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi
e. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
f. Menyiapkan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, LSM
dalam program P2PTM, KLL dan kesehatan jiwa
g. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang.

3. Kegiatan Program dan PTM dan Keswa Tahun 2021


a. Posbintu PTM tiap Kecamatan harus ada
b. Cetak Buku kader
c. Pertemuan petugas/kader
d. Rapat koordinasi petugas lintas sektor
e. Mengundang narasumber
f. Pengadaan Stik gula darah, kolesterol asam urat (untuk deteksi dini PTM)
g. Kunjungan psikiater 2x tiap bulan dari RSJ Lawang
h. Supervisi supportif
i. Bimbingan teknis
j. Workshop kader
k. Mengikuti jamboree kesehatan jiwa.
MATERI VIII : P2PM (PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR)
Pemateri : Bpk. Eko Wahyudi, S. KM, MKes
Bagian : Seksi PTM dan Keswa

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM)


 Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan
pengendalian tuberculosis, ISPA, HIV AIDS, dan penyakit menular seksual, hepatitis dan
penyakit infeksi pencernaan dan penyakit tropis menular langsung
 Penyiapan bahan penyusunan norma, standard, prosedur dan kriteria di bidang
pencegahan dan pengendalian tuberculosis, ISPA, HIV AIDS, dan penyakit menular
seksual, hepatitis dan penyakit infeksi pencernaan dan penyakit tropis menular langsung
 Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian malaria,
zoonosis, filariasis dan kecacingan, arbovirosis serta vector dan binatang pembawa
penyakit.
 Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian malaria,
zoonosis, filariasis dan kecacingan, arbovirosis serta vector dan binatang pembawa
penyakit.
 Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian malaria,
zoonosis, filariasis dan kecacingan, arbovirosis serta vector dan binatang pembawa
penyakit.
 Pelaksanaan koordinasi dengan lintas program, UPTD, lintas sector, organisasi profesi,
institusi pendidikan, LSM dan pihak swasta dalam melaksanakan program pencegahan
dan pengendalian penyakit menular langsung dan penyakit menular bersumber binatang
serta program pengamatan dan pengendalian vector penular penyakit.
 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Bidang.
Ruang lingkup program atau kegiatan P2PM
1. PP Penyakit Menular Langsung
 Tuberculosis (TBC)
 HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
 Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA)
 Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (HPISP)
 Kusta
2. PP Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (Penyakit bersumber dari binatang)
 Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya
 Malaria
 Zoonosis
 Filariasis dan kecacingan
Masalah atau kendala dalam pelaksanaan program
1. Komitmen
2. Peran serta masyarakat LS, LP
3. Pencatatan dan pelaporan
4. Logistic masih kurang
5. Kondisi wabah
6. Koordinasi atau kerjasama LS, LP
7. Ketenagaan / SDM

MATERI IX : PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


Pemateri : Bapak Hendro Subagyo, SKM, M.Kes

TUPOKSI
a. Pelayanan Medik dan Keperawatan
b. Penunjang
c. Gawat Darurat Terpadu
d. Kecelakaan lalu lintas
e. Penanggulangan bencana
f. Pemantauan mutu dan akreditasi RS
g. Fungsi lain yang diberikan kepala bidang

System Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu ada 2 macam :


a. SPGDT-S (sehari-hari)
Adalah rangkaian pelayanan gadar yang saling terkait yang dilaksanakan ditingkat pra-
RS, RS dan antar RS yang terjalin dalam suatu system
b. SPGDT-B (Bencana)
Adalah kerja sama multi sector, multi profesi, multi disiplin yang terpadu dalam bentuk
pelayanan gawat darurat pra-RS, RS dan antar RS sebagai peningkatan/eskalasi dari
kegiatan pelayanan sehari-hari (upaya menyelamatkan korban sebanyak-banyaknya)
Cara meningkatkan layanan Pra-Hospital
a. Memastikan SDM terlatih
b. Dukungan pembiayaan
c. Ambulans (darat, udara, air, roda 2, sepeda)
d. Dukungan sarana dan prasarana
e. Seragam Pra-Hospital
f. Respon evakuasi yang cepat dan tepat
g. Akses dan system komunikasi yang mudah di jangkau
h. Ketersediaan SOP
Penguatan dalam pelayanan kegawat daruratan bagi masyarakat pada kondisi pandemi Dinas
Kabupaten Blitar membentuk Public Safety Center 119
Diharapkan dalam satu kecamatan memiliki 2 buah ambulans yang difungsikan sebagai
a. Ambulans
Suatu kendaraan atau alat transportasi untuk mendatangi, menjemput / memindahkan
korban hidup / pasien dalam rangka mendapat pertolongan tindakan medis baik yang
bersifat gawat darurat maupun tidak
b. Kendaraan Jenazah
Alat transportasi yang diperuntukkan untuk mengangkut jenazah
SDM Ambulans
Ambulans Transport
 1 pengemudi yang memiliki kemampuan BHD, Memiliki sertifikat mengemudi aman,
Memiliki SIM
 Minimal 1 tenaga kesehatan kemampuan kegawatdaruratan dasar
Ambulans Gawat Darurat
 1 pengemudi yang memiliki kemampuan BHD, Memiliki sertifikat mengemudi aman,
Memiliki SIM
 2 tenaga kesehatan kemampuan PPGD
Kategori Layanan
a. Emergensi
 Medis (trauma KLL, non trauma KLL, non trauma)
 Non medis (Bencana, huru-hara)
b. Non Emergensi
 Medis (layanan perawatan, ambulans transport, rujukan antar fasyankes,
konsultasi/edukasi)
 Non medis (informasi pelayanan kesehatan lainnya BPJS/administrasi kesehatan)
c. Non Kategori
 Salah sambung
 Panggilan palsu

MATERI X : SDM KESEHATAN

Pemateri :

a. Pengertian Sumber Daya Manusia Kesehatan

Menurut WHO, 2006 SDM Kesehatan diartikan “all people engaged in actions whose
primary intent is to enhance health.

Sumber daya manusia kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang
kesehatan baik yang mempunyai pendidikan formal kesehatan maupun tidak untuk yang
jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam upaya melakukan upaya kesehatan.
(Kemenkes, 2015)

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan /atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan (Kemenkes 2015)
Ruang Lingkup Tugas :
1. Perencanaan kebutuhan , distribusi, pendayagunaan, pengembangan SDM Kes
2. Penyusunan data dan informasi SDM kesehatan berbasis teknologi informasi
3. Penerbitan surat ijin praktek dan ijin kerja bagi SDM Kes
4. Fasilitasi diklat teknis fungsional
5. Fasilitasi dengan instansi pendidikan kesehatan, organisasi profesi kesehatan,
6. Penilaian angka kredit jabatan fungsional rumpun kesehatan.

Perencanaan SDM Kesehatan


Dengan menggunakan aplikasi perencanaan kebutuhan SDM Kes dengan Permenkes no.
33 Tahun 2015

Penyusunan Data SDM Kesehatan


Dengan aplikasi sisdmk kemkes, bila di puskesmas harap menghubungi pengelola data
sisdmk Puskesmas masing-masing

Alur Penertiban Ijin Praktek Tenaga Kesehatan


Menjadi anggota organisasi profesi melengkapi persyaratan pengajuan SIP  setor ke
seksi SDM Kes proses di Dinkes organisasi profesi

Fasilitasi diklat teknis fungsional


Pelatihan tenaga fungsional, tugas belajar, pmbekalan tenaga baru

Fasilitasi dengan institusi pendidikan kesehatan, OP dan pihak terkait


Program paktek mahasiswa
Binwasdal organisasi profesi tenaga kesehatan

Penilaian angka kredit jabatan fungsional tenaga kesehatan


Untuk penilaian AK fungsional baik untuk pengangkatan pertama ,kenaikan jenjang
jabatan,

Kenaikan pangakat, serta PAK pemeliharaan.


MATERI XI : SEKSI SURVEILENS DAN IMUNISASI

Pemateri : Eko Wahyudi SKM, M.Kes

Materi :

1. Tugas Pokok Seksi Survim : melaksanakan surveilens epidemiologi dan imunisasi serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.

2. Fungsi survim :
a. Melaksanakan pembinaan administrasi dan ketatausahaan surveilens epidemiologi
dan imunisasi.
b. Melaksanakan kegiatan surveilens epidemiologi, yaitu dilakukan pengamatan melalui
data yang dibuat secara rutin baik secara harian/mingguan/bulanan/tahunan. Sebagai
contoh wabah dapat dilaporkan secara aplikasi (Earky Warning system) sehingga data
dapat diikuti dan diamati untuk dievaluasi untuk menurunkan angka kematian.
c. Melaksanakan kegiatan imunisasi, yaitu imunisasi harus tetap terjadwal dan
dilakukan secara rutin terutama untuk balita, meskipun adanya pandemic akan
diusahajan tetap dilakukan, sebagai tambahan vaksin covid akan dilakukan bulan
depan untuk Nakes di Kab. Blitar.
d. Melaksanakan kegiatan penanggulangan wabah dan KLB, KLB yang dimaksud
adalah kenaikan angka kematian 2x dari waktu sebelumnya. Sebagai contoh : DBD,
keracunan makanan/air tidak bersih)
e. Melaksanakan kegiatan kesehatan matra, calon haji disiapkan secara spiritual (oleh
kementrian agama) dan secara fisik (oleh kementrian kesehatan) dan juga diberikan
imunisasi seperti imunisasi meningitis, influenza ataupun covid-19 untuk
kedepannya.
f. Menyusun standard an prosedur surveilens epidemiologi dan imunisasi
g. Melaksanakan pembinaan dan bimbinganteknis penyelenggaraan surveilans
epidemiologi dan imunisasi. SOP dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan itu sendiri.
h. Mengkoordinasikan dengan lintas program dan lintas sector terkait penyelenggaraan
surveilans epidemiologi dan imunisasi.
MATERI XII PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

Oleh Siwi Lestari, S.TP

Pengertian

Menurut UU Nomor 36 Tahun 2019 tentang Kesehatan, Pelayanan Kesehatan Tradisional adalah
pengobatan dan/perawatan dengan cara dan obat mengacu pada pengalaman dan keterampilan
turun temurun secara empiris yang di pertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.

Jenis Pelayanan Tradisional menurut Peraturan Perundangan No 103 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional:

Empiris Komplementer Integrasi

Pengertian Penerapan kesehatan Penerapan kesehatan Merupakan


tradisional yang tradisional yang kombinasi dari
manfaat dan memanfaatkan ilmu pelayanan kesehatan
keamanannya biomedis dan konvensional dengan
terbukti secara biokultural yang pelayanan tradisional
empiris manfaat dan komplementer
keamanannya telah
terbukti secara ilmiah

SDM Penyehat Tradisional Tenaga Kesehatan Bersamaan oleh


Tradisional nakes dan nakestrad

Pendidikan Informal, nonformal PT Minimal D3 PT Minimal D3

Area/Upaya Promotif, Preventif Promotif, Preventif, Promotif, Preventif,


Kuratif, rehabilitatif Kuratif, rehabilitatif

Perizinan STPT STRTKT-SIPTKT STR-SIP

Tempat Pelayanan Panti sehat (mandiri, Manidiri, fasilitas Fasilitas pelayanan


berkelompok) Pelayanan Kesehatan kesehatan
Tradisional
Program Kesehatan Tradisional

Berdasarkan Permenkes No 9 Tahun 2016 merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan


serta mencegah dan mengatasi masalah /gangguan ringan secara mandiri oleh individu dalam
keluarga, kelompok atau masyarakat dengan memanfaatkan TOGA dan keterampilan.

Prestasi Kabupaten Blitar dalam Pelayanan Kesehatan Tradisional

Pada tahun 2017 dan 2018 Kabupaten Blitar meraih Juara Nasional penilaian Kelompok Asuhan
mandiri Pelayanan Kesehatan Tradisional dengan pemanfaatan TOGA dan keterampilan.

MATERI XIII BIDANG KEFARMASIAN DAN P-IRT

Pemateri : drg. Ragawanti Dewi

1. Bidang SDK, meliputi :


a) Seksi Kefarmasian
b) Seksi Alkes
c) Seksi SDM Kes

2. Tupoksi Kefarmasian
 Menyusun rencana kegiatan dan SOP Kefarmasian
 Menyusun rencana kebutuhan anggaran kefarmasian
 Menyusun pedoman juklak,juknisdan protab bindalas kefarmasian
 Menyusun bahan koordinasi lintas program, lintas sektor, LSM, pihak swasta dan pihak
lain.
 Menyusun bahan rekomendasi ijin apotek dan tokoobat
 Menyusun bahan evaluasi bindalwas kefarmasian
 Menyusun bahan kegiatan TKP2MO
 Melaksanakan kegiatan dan SOP Kefarmasian.

3. Bindalwas Kefarmasian meliputi Monitoring,Evaluasi dan Pelaporan.

4. Kegiatan seksi kefarmasian


 Memberikan rekomendasi ijin apotek,toko obat dan P-IRT
 Pemberian bimtek keamanan pangan
 Melakukan supervisi apotek, toko obat dan sarana P-IRT
 Memberikan sertifikat keamanan pangan dan nomor P-IRT
 Melakukan pengawasan obat dan makanan bersama lintas sektor terkait
 Memberikan pelayanan P-IRT
 Monitoring pelaksanaan pengelolaan obat di Puskesmas

5. Alur pemberian sertifikat P-IRT

 Melengkapi persyaratan administrasi dan dikumpulkan di PKM


 Bimtek keamanan pangan dan pemeriksaan air
 Verifikasi administrasid dinkes
 Penerbitan sertifikat P-IRT

6. Sediaan farmasi harus aman, berkhasiat atau bermanfaat, bermutu dan terjangkau.

7. Sistem Kesehatan Nasional

 Subsistem Sediaan Faralkes dan makanan


 Tersedianya sediaan farmasi,alkes, dan makanan yang terjamin aman,
berkhasiat/bermanfaat dan bermutu.
 Dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya
 Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

MATERI XIV : SEKSI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER (YANMER)

Pemateri: Bp. Hasnan Efendi,S.Sos,MM

TUPOKSI YAMMER :

1. Menyiapkan bahan untuk perencanaan program dan kelembagaan pelayanan kesehatan


primer termasuk jaminan kesehatan.
2. Menyiapkan bahan untuk pedoman teknis dan standar program pelayanan kesehatan
primer termasuk jaminan kesehatan.
3. Menyiapkan bahan pembinaan,pengawasan,evaluasi,dan pengendalian program
pelayanan kesehatan primer termasuk jaminan kesehatan.
4. Melaksanakan fasilitasi , pembinaan,dan pengawasan program pelayanan kesehatan
primer termasuk jaminan kesehatan.
5. Melaksanakan pengembangan mutu pelayanan kesehatan primer termasuk jaminan
kesehatan.
6. Menyiapkan bahan pembinaan pengendalian dan pengawasan untuk melaksanakan
pelayanan, registrasi dan akreditasi pelayanan kesehatan primer.
7. Menyiapkan bahan koordinasi dan sinkronisasi dengan lintas sector, organisasi profesi,
institusi pendidikan dan LSM program pelayanan kesehatan primer.
8. Menyiapkan bahan penyusunan rekomendasi perijinan untuk fasilitas pelayanan
kesehatan primer.
9. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan program pelayanan kesehatan primer termasuk jaminan kesehatan.
10. Menyiapkan bahan kerjasama dengan BPJS.
11. Melaksanakan fasilitasi, pembinaan, dan pengawasan kepada PPK I yang bekerjasama
dengan BPJS.
12. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang.

PROSES PERENCANAAN PUSKESMAS :


1. Pengumpulan dan analisa data
Data dasar, profil puskesmas,PISPK, cakupan kinerja,Analisa resikodianalisis
kegiatan terpilih puskesmas.
2. Identifikasi peluang pengembangan
a. Prioritas program
b. Prioritas puskesmas
c. Inovasi/pengembangan
3. Penetapan jenis layanan/ kegiatan
4. Penyusunan RUK/RBA (dokumen perencanaan lengkap sesuai data).
5. Penyusunan RPK (alokasi anggaran)
6. Monitoring pelaksanaan

MATERI XV ALAT KESEHATAN

(BAPAK MUDIANTO, S.SOS, M.KES)

 Alkes hanya dapat beredar setelah mendapat izin beredar  UU No. 36 th. 2009 tentang
Kesehatan pasal 106
 Alkes adalah sesuatu yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan,
meringankan penyakit, merawat orang sakit, dan lain-lain yang berhubungan dengan
kesehatan manusia.
 Penggunaan alkes :
1. Periksa izin edar  contoh : AKL No. … xxx
2. Cek masa kadaluwarsa  jangan sampai kelewat
3. Perhatikan cara penyimpanan  supaya awet tidak memperngaruhi kinerja
4. Perhatikan cara penggunaan  alat awet, hasil baik
5. Perhatikan tujuan penggunaan  optimal
 Resiko penggunaan alkes :
 Penyebab :
- Tidak mengerti penggunaan
- Tidak mengetahui perhatian dan peringatan
- Waktu & tempat penggunaan dan kondisi penyimpanan tidak sesuai
 Akibat :
- Hasil tidak akurat
- Keracunan
- Alergi
- Tujuan tidak tercapai
 PMK No. 3 th. 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit  menyelenggarakan
yankes perorangan secara paripurna (rawat inap, rawat jalan, gawat darurat)
 ASPAK = Aplikasi Sarana Prasarana Alat Kesehatan  SPA > 60%

PKRT

1. Definisi PKRT ( Peralatan Kesehatan Rumah Tangga)


PKRT merupakan alat, bahan ataupun campuran bahan untuk memelihara kesehatan
manusia yang biasa digunakan di Rumah Tangga dan Fasilitas Umum. CONTOH :
Tissue, Kapas, Pembalut dan sebagainya.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan PKRT
- Izin Edar
Dalam penggunaan PKRT perlu dilakukan pemeriksaan nomor izin edar pada
kemasan, apabila tidak ada maka belum boleh digunakan. Izin edar dapat di cek pada
halaman http://infoalkes.depkes.go.id
- Masa Kadaluarsa
- Cara Penyimpanan
Beberapa PKRT perlu disimpan dalam suhu tertentu/suhu optimal agar kualitas nya
tetap terjaga
- Cara Penggunaan
Cara Penggunaan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan sebelum
menggunakan baik alkes maupun PKRT, dengan cara penggunaan yang benar maka
akan diperoleh hasil yang optimal. Contohnya apabila menggunakan pembersih
kamar mandi maka harus digunakan pada noda dan pada lantai tidak digunakan untuk
tempat atau jenis bahan yang lain.
3. Pembinaan dan Pemberian Informasi Masyarakat
Masyarakat boleh diberdayakan untuk memproduksi PKRT apabila masyarakat tersebut
telah mengikuti pelatihan, mempunyai sertifikat kemudian akan diterbitkan izin produksi.

Anda mungkin juga menyukai