Anda di halaman 1dari 4

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. Pengertian disiplin pegawai pegawai negeri sipil


Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

2. Tujuan disiplin pegawai PNS


a. Untuk lebih terjaminnya ketertiban dan kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi PNS;
b. Mendorong peningkatan kinerja dan perubahan sikap dan perilaku PNS;
c. Meningkatkan kedisiplinan PNS;
d. Meningkatkan tanggung jawab PNS;
e. Mempercepat proses perubahan kearah peningkatan profesionalisme dalam bekerja;

3. Kewajiban bagi PNS


a. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
b. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
c. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
d. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
f. Menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah dan martabat PNS;
g. Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang
dan/atau golongan;
h. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;
i. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara
j. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keaman,
keuangan dan materil;
k. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
l. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya;
n. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
o. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
p. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karir; dan
q. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

4. Larangan bagi PNS


a. Menyalahgunakan wewenang;
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain;
c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional;
d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
asing;
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, meyewakan, atau meminjamkan barang-
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik Negara
secara tidak sah;
f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain
di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara;
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
h. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
i. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
j. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan
kerugian bagi yang dilayani;
k. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
l. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara
:
Ø Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
Ø Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
Ø Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
Ø Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.
m. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara :
Ø Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
Ø Mengadakan kegiatan mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
n. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan
disertai foto copi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk
sesuai peraturan perundang-undangan; dan
o. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan
cara :
Ø Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah;
Ø Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
Ø Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
Ø Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
p. Menjadi anggota dan/atau pengurus Partai Politik.
5. Hukuman disiplin
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak
menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
a. Umum
1) PNS dan CPNS yang tidak menaati kewajiban atau melanggar larangan dijatuhi
Hukuman Disiplin
2) Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang melanggar kewajiban dan larangan
dijatuhi hukuman disiplin
3) Dengan tidak megesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
pidana, PNS yang melakukan pelanggaraan disiplin dijatuhi hukuman disiplin
b. Jenis Hukuman Disiplin
1) Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari :
Ø Teguran lisan;
Ø Teguran tertulis; dan
Ø Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2) Jenis hukuman sedang terdiri dari :
Ø Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
Ø Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (tahun) tahun; dan
Ø Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
3) Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari :
Ø Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
Ø Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
Ø Pembebasan dari jabatan;
Ø Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, dan
Ø Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

6. Pejabat yang berwenang menghukum


Pejabat yang berwenang menghukum wajib menjatuhkan hukuman disiplin kepada
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin apabila pejabat yang berwenang
menghukum tetapi tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melanggar
disiplin, maka pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat atasannya sama
dengan hukuman yang seharusnya dijatuhkan kepada bawahannya. Pejabat yang
berwenang menghukum, meliputi :
a. Presiden, bagi pelanggar PNS yang :
1) Berpangkat Pembina Tingkat I (Gol IV/b ke atas) sepanjang mengenai jenis hukuman
berat (Pasal 6 ayat (4) huruf c dan d)
2) Yang memangku jabatan struktur Eselon I (Khusus untuk membebaskan jabatan).
b. Menteri, untuk semua jabatan struktural Eselon I (khusus untuk membebaskan
jabatan).
c. Pejabat yang berwenang (menteri) dapat mendelegasikan wewenang kepada pejabat
lain (kecuali untuk Pasal 6 ayat (4) huruf c dan d) dengan ketentuan :
1) Untuk hukuman disiplin ringan, dapat didelegasikan kepada eselon IV.
2) Untuk hukuman disiplin ringan dan sedang (penundaan kenaikan gaji berkala), dapat
didelegasikan kepada eselon III.
3) Untuk hukuman disiplin ringan dan sedang kepada Eselon II.
4) Untuk hukuman disiplin ringan, sedang dan berat (kecuali huruf c dan d) kepada
Eselon I.
d. Gubernur, dapat memerintahkan pejabat bawahannya untuk memeriksa PNS yang
disangka
e. Perwakilan RI di luar negeri
f. Bupati/walikota seperti yang diatur dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan daerah.

7. Pendelegasian wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin


Untuk lebih menjamin daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya dalam
pelaksanaan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka Pejabat Pembina
Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dapat mendelegasikan
sebagian wewenang penjatuhan hukuman disiplin kepada pejabat lain di lingkungan
masing-masing, kecuali mengenai hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil dan pemberhentian
tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina Tingkat I
golongan ruang IV/b ke bawah.
Pendelegasian wewenang menjatuhkan hukuman disiplin dilaksanakan dengan surat
keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai