PNS
P P 94 TAHUN
2021
Ba l a i Be s a r Pe n gu j i a n S t a
n da r I n s t r u me n Me k a n i s a s i
Pe r t a n i a n
2023
PRINSIP DASAR
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
Pasal 86: Disiplin
1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS.
2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
1
KEWAJIBAN PNS
Pasal 3
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
Melaksanakan ketentuan UUD Tahun 1945, kebijakan negara dan pemerintah
Tidak menentang pancasila dan UUD Tahun 1945
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang
berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara dan
pemerintah
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 4
a. Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS;
b. Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan;
c. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan atau
golongan;
d. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan negara;
e. Melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
f. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
g. Menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
h. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi;
Memberi kesempatan mengikuti rapat, seminar, pelatihan, dan pendidikan formal
lanjutan sesuai ketentuan peraturan perundangan
i. Menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan fungsi kecuali
penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2
LARANGAN PNS
a. Menyalahgunakan wewenang;
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan
jabatan;
c. Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
d. Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian;
e. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing
kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
f. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang
baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secara
tidak sah;
g. Melakukan pungutan di luar ketentuan;
h. Melakukan kegiatan yang merugikan negara;
i. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
j. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
k. Menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan;
l. Meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;
m. Melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan kerugian
bagi yang dilayani; dan
n. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota
Dewan Perwakilan Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dengan cara:
1. Ikut Kampanye;
Hadir mendengar, menyimak visi-misi dan program peserta pemilu tanpa
menggunakan atribut partai atau PNS
2. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
Atribut Partai: Pakaian, kendaraan atau media lain bergambar partai politik,
capres, cawapres, calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah, calon anggota
DPR/ DPD/ DPRD
Atribut PNS: Seragam Korpri/ Dinas, kendaraan dinas
3. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
Sebagai peserta kampanye: PNS sebagai pelaksana, petugas/ tim sukses,
tenaga ahli, penyandang / penyari dana
3
LARANGAN PNS
4. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
5. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
6. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
7. Memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk.
4
PERIJINAN & PELAPORAN
PERKAWINAN - PERCERAIAN
Ijin perkawinan dan perceraian PNS diberikan oleh Walikota atau dapat dilimpahkan
sebagian wewenangnya kepada pejabat lain di lingkungan pemerintah daerah yang
ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
PERKAWINAN
5
3. Surat pernyataan/ jaminan PNS yang menyatakan bahwa ybs menjamin berlaku
adil kepada istri dan anak-anaknya
PERCERAIAN
a. PNS yang berkedudukan sebagai penggugat (akan melakukan perceraian) wajib
memperoleh ijin dulu dari pejabat yang berwenang melalui saluran hirarki dengan
mengajukan surat permintaan ijin secara tertulis dengan mencantumkan alasan yang
mendasari.
b. Perceraian dapat dilakukan apabila ada alasan yang sah, sebagai berikut:
1. Salah satu pihak berbuat zinah
2. Salah satu pihak menjadi pemabok, pemadat, atau penjudi yang sulit
disembuhkan
3. Salah satu pihak dihukum penjara 5 tahun atau lebih secara terus menerus
setelah perkawinan berlangsung
4. Salah satu pihak melakukan KDRT atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak lain
5. Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran sehingga
tidak lagi ada harapan untuk hidup berumah tangga secara rukun
c. Perijinan perceraian diberikan bila:
1. Tidak bertentangan dengan ajaran agama/ kepercayaan PNS ybs
2. Memenuhi salah satu alasan di poin b
3. Tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangan
4. Alasan yang dikemukakan tidak bertentangan dengan akal sehat
d. PNS yang berkedudukan sebagai tergugat wajib mendapat surat keterangan dari
Pejabat yang berwenang dengan memberitahukan secara tertulis adanya gugatan
suami/ istri (maks. 6 hari kerja setelah menerima gugatan perceraian) melalui saluran
hirarki.
e. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 Pasal 41 disebutkan bahwa PNS
yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang lzin
Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil dijatuhi salah satu jenis Hukuman
Disiplin tingkat berat.
6
PELAPORAN
a. Perkawinan pertama atau perkawinan selanjutnya setelah menjadi duda/ janda wajib
diberitahukan tertulis kepada Pejabat yang berwenang (secara hierarki), maksimal 1
tahun setelah perkawinan dilangsungkan.
b. Pelaporan perceraian kepada Pejabat yang berwenang melalui saluran hierarki maks.
1 bulan terhitung dari tanggal perceraian.
Apabila, tidak melaporkan perceraian maka dijatuhi HD berat.
PEMBAGIAN GAJI
7
d. Perceraian terjadi karena kehendak bersama, maka pembagian gaji:
Apabila Anak Pembagian
Mengikuti mantan istri 1 gaji untuk anak (diberikan ke mantan istri)
3
Sebagian anak ikut PNS & sebagian 1 gaji untuk anak dibagi menurut jumlah
3
lainnya ikut mantan istri anak
Tidak memiliki anak Berdasarkan kesepakatan kedua
e. Pembayaran gaji untuk anak dihentikan apabila memenuhi salah 1 kondisi:
pihak
1. Anak berusia 21 tahun
2. Anak kawin
3. Anak mempunyai penghasilan sendiri
Pembayaran gaji anak yang memenuhi salah satu kondisi di atas,
dibayarkan ke PNS yang bersangkutan.
f. Pembayaran gaji untuk anak diberikan sampai usia 25 tahun bila memenuhi seluruh
kondisi:
1. Anak masih menempuh pendidikan (dibuktikan dengan surat keterangan yang
ditanda tangani pimpinan instansi pendidikan)
2. Anak belum kawin
3. Anak belum mempunyai penghasilan sendiri
g. Bila PNS menceraikan istrinya dan menikah lagi kedua/ kettiga/ keempat kalinya
dengan wanita lain lalu menceraikannya lagi, maka mantan istri berhak:
Apabila Anak ... Pembagian Gaji
Mengikuti mantan istri 2
gaji
3
1
Mengikuti PNS gaji
3
1
Sebagian anak ikut PNS & 3 gaji untuk anak dibagi menurut
sebagian lainnya ikut mantan istri jumlah anak
Tidak mempunyai anak 1
gaji
2
h. Pemotongan gaji PNS yang menjadi hak mantan istri dan anak-anaknya dilakukan
Bendahara yang mengurusi gaji pada OPD PNS yang bersangkutan, berdasarkan
akta cerai dan surat perintah kepala perangkat daerah.
8
JENIS HUKUMAN DISIPLIN
HUKUMAN DISIPLIN
RINGAN SEDANG BERAT
Teguran Lisan Pemotongan Tunjangan Kinerja Penurunan jabatan setingkat
Bentuk: Surat 25%: 6 bulan lebih rendah:12 bulan
Keputusan Pejabat
yang Berwenang
Menghukum (PyBM)
Penyampaian: lisan
ke PNS ybs
Teguran Tertulis Pemotongan Tunjangan Kinerja Pembebasan dari jabatannya
Penyampaian: tertulis 25%: 9 bulan menjadi jabatan pelaksana: 12
oleh Pejabat yang bulan
Berwenang
Menghukum (PyBM)
ke PNS ybs
Pernyataan Tidak Puas Pemotongan Tunjangan Kinerja Pemberhentian dengan hormat
Secara Tertulis 25%: 12 bulan tidak atas permintaan sendiri
Penyampaian: tertulis sebagai PNS
oleh Pejabat yang
Berwenang
Menghukum (PyBM)
ke PNS ybs
Note:
1. Hukuman Disiplin Sedang sesuai dengan PP No. 94 Tahun 2021 berlaku, apabila PP
tentang Gaji dan Tunjangan Kinerja sudah berlaku.
2. Sebelum PP tentang Gaji dan Tunjangan Kinerja berlaku, maka penjatuhan Hukuman
Disiplin Sedang masih menggunakan aturan PP No. 53 Tahun 2010 Pasal 7,
sebagaimana berikut:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun
9
JENIS PELANGGARAN & HUKUMAN
PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN
6 Menunjukkan integritas dan keteladanan Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada
dalam sikap, perilaku, ucapan, dan unit kerja instansi negara
tindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan
7 Menyimpan rahasia jabatan dan Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada
hanya dapat mengemukakan unit kerja instansi negara
1
JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG DITERIMA
NO KEWAJIBAN YANG DILANGGAR
RINGAN SEDANG BERAT
rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan
8 Bersedia ditempatkan di seluruh Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada
wilayah Negara Kesatuan Republik unit kerja instansi negara
Indonesia
9 Menghadiri dan mengucapkan --- Dilakukan tanpa alasan sah ---
sumpah/janji PNS
10 Menghadiri dan mengucapkan --- Dilakukan tanpa alasan sah ---
sumpah/janji jabatan
11 Mengutamakan kepentingan negara Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada
daripada kepentingan pribadi, unit kerja instansi negara dan/ atau
seseorang, dan atau golongan pemerintah
12 Melaporkan dengan segera kepada --- Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada
atasannya apabila mengetahui ada hal instansi negara dan/ atau
yang dapat membahayakan keamanan pemerintah
negara atau merugikan
keuangan negara
13 Melaporkan harta kekayaan kepada --- Dilakukan pejabat Dilakukan pejabat pimpinan
pejabat yang berwenang sesuai dengan administrator dan pejabat tinggi dan pejabat lainnya
ketentuan peraturan perundang- fungsional
undangan
14 Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam Berdampak pada Unit Kerja a. Pemotongan tunjangan a. Penurunan jabatan
kerja berupa: kinerja 25%: 6 bulan PNS setingkat lebih rendah:
a. Teguran Lisan tidak masuk kerja tanpa 12 bulan
PNS tidak masuk kerja alasan sah, kumulatif PNS tidak masuk kerja
tanpa alasan sah, kumulatif 11 - 13 hari kerja dalam 1 tanpa alasan sah,
3 hari dalam 1 tahun tahun. kumulatif 21 - 24 hari
b. Pemotongan tunjangan kerja dalam 1 tahun
kinerja 25%: 9 bulan
1
JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG DITERIMA
NO KEWAJIBAN YANG DILANGGAR
RINGAN SEDANG BERAT
b. Teguran Tertulis PNS tidak masuk kerja b. Pembebasan dari
PNS tidak masuk kerja tanpa alasan sah, kumulatif jabatannya menjadi
tanpa alasan sah, kumulatif 14 - 16 hari kerja dalam 1 jabatan pelaksana: 12
4 - 6 hari kerja tahun. bulan
dalam 1 tahun c. Pemotongan tunjangan PNS tidak masuk kerja
c. Pernyataan Tidak Puas kinerja 25%: 12 bulan PNS tanpa alasan sah,
Secara Tertulis tidak masuk kerja tanpa kumulatif 25 - 27 hari
PNS tidak masuk kerja alasan sah, kerja dalam 1 tahun
tanpa alasan sah, kumulatif kumulatif 17 - 20 hari c. Pemberhentian dengan
7 – 10 hari kerja dalam 1 kerja dalam 1 tahun. hormat tidak atas
tahun permintaan sendiri sebagai
PNS
1) PNS tidak masuk kerja
tanpa alasan sah,
kumulatif 28 hari
kerja atau lebih dalam
1 tahun
2) PNS tidak Masuk
Kerja tanpa alasan sah,
terus menerus
10 hari kerja (dan
diberhentikan
pembayaran gajinya
sejak bulan
berikutnya tanpa
menunggu
keputusan HD)
15 Menggunakan dan memelihara barang Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada ---
milik negara dengan sebaik- baiknya unit kerja instansi
1
JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG DITERIMA
NO KEWAJIBAN YANG DILANGGAR
RINGAN SEDANG BERAT
16 Memberikan kesempatan kepada Berdampak negatif pada Berdampak negatif pada ---
bawahan untuk mengembangkan unit kerja instansi
kompetensi
17 Menolak segala bentuk pemberian yang --- ---
berkaitan dengan tugas dan fungsi
kecuali penghasilan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan
Note:
Pelanggaran kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan (Januari – Desember
tahun ybs).
Keterlambatan masuk kerja dan/ atau pulang cepat dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7,5 jam dihitung 1 hari kerja (berlaku pada tahun berjalan).
1
JENIS PELANGGARAN & HUKUMAN
PELANGGARAN TERHADAP LARANGAN
1
JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG DITERIMA
NO LARANGAN YANG DILANGGAR
RINGAN SEDANG BERAT
pemerintah
8 Melakukan kegiatan yang merugikan negara Berdampak pada unit kerja Berdampak pada instansi ---
9 Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan Berdampak pada unit kerja Berdampak pada instansi ---
10 Menghalangi berjalannya tugas kedinasan Berdampak pada unit kerja Berdampak pada instansi ---
11 Menerima hadiah yang berhubungan dengan --- ---
jabatan dan/atau pekerjaan
12 Meminta sesuatu yang berhubungan dengan --- ---
jabatan
13 Melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan --- Berdampak pada instansi ---
yang dapat mengakibatkan kerugian bagi yang
dilayani
14 Memberikan dukungan a. Ikut kampanye
kepada calon Presiden/ Wakil b. Menjadi peserta --- ---
kampanye dengan
Presiden, calon Kepala menggunakan atribut
Daerah/Wakil Kepala Daerah, partai atau atribut PNS
calon anggota Dewan c. Sebagai peserta --- ---
kampanye dengan
Perwakilan Rakyat, calon mengerahkan PNS lain
anggota Dewan Perwakilan d. Sebagai peserta kampanye --- ---
Daerah, atau calon anggota dengan menggunakan
fasilitas
Dewan Perwakilan Rakyat negara
Daerah e. Membuat keputusan --- ---
dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau
merugikan salah satu
1
JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG DITERIMA
NO LARANGAN YANG DILANGGAR
RINGAN SEDANG BERAT
pasangan calon
sebelum, selama, dan
sesudah masa
kampanye
f. Mengadakan kegiatan yang --- ---
mengarah kepada
keberpihakan terhadap
pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye
meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian
barang kepada PNS
dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota
keluarga, dan
masyarakat
1
TATA CARA PENEGAKAN DISIPLIN PNS
DUGAAN
PELANGGARAN
BERLAKUNYA PEMANGGILAN
HUKUMAN DISIPLIN
PENJATUHAN
HUKUMAN DISIPLIN PEMERIKSAAN
1. PEMANGGILAN
1
Alur Pemanggilan Dugaan Pelanggaran Disiplin
PEMANGGILAN PNS
oleh Atasan Langsung
(SURAT PANGGILAN
PEMERIKSAAN PEMANGGILAN II
PNS (SURAT
PANGGILAN II)
Alat Bukti
Keterangan
PEMERIKSAAN PENJATUHAN HD
2. PEMERIKSAAN
1
f. Bentuk hasil pemeriksaan berupa BAP yang ditandatangani pejabat yang memeriksa
dan PNS ybs.
Salinan BAP diberikan ke PNS ybs.
d. Bila PNS yang diperiksa mempersulit pemeriksaan, maka dituangkan dalam BAP
dan menjadi hal yang memberatkan untuk bahan penjatuhan HD.
e. Jika PNS tidak bersedia menandatangani BAP, maka BAP tetap dijadikan dasar
menjatuhkan HD.
f. Apabila hasil BAP adalah dijatuhkan HD, maka menjadi kewenangan atasan
langsung.
g. Bila hasil BAP penjatuhan HD menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi,
maka atasan langsung wajib melaporkan BAP secara hierarki.
h. Tim pemeriksa bersifat sementara, dengan susunan: 1 ketua, 1 sekretaris, dan min. 1
anggota. Jabatan min. tim pemeriksa setingkat dengan jabatan PNS yang diperiksa.
i. Tim pemeriksa untuk HD Sedang dan Berat terdiri dari:
1) Atasan langsung
2) Unsur pengawas (Inspektorat)
3) Unsur Kepegawaian
4) Pejabat Lain yang ditunjuk
Note: 1) – 3) dibentuk oleh Pejabat Pembina Kepegawaian/ Pejabat Lain yang
Ditunjuk.
1
Alur Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Disiplin
Keterangan
Virtual PEMERIKSAAN PNS
Pihak Lain
BERITA
ACARA
PEMERIKSAA
PENANDA
TANGANAN BAP
PEJABAT PNS
PEMERIKS
TT PENJATUHAN HD TIDAK
D TTD
BA BAP
2
3. PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
2
Tidak diberikan kenaikan pangkat pengabdian
b) PNS yang menjalani HD tingkat Sedang atau Berat
Tidak dapat dipertimbangkan kenaikan gaji berkala dan kenaikan
pangkatnya
l. PNS yang menjalani HD dan ybs melakukan pelanggaran disiplin yang dijatuhi HD
lebih berat, maka:
1) HD yang dijalani sebelumnya dianggap selesai
2) PNS ybs menjalani HD terakhir yang dijatuhkan kepadanya
m. PNS yang menjalani HD dan ybs melakukan pelanggaran disiplin yang dijatuhi HD
lebih ringan, maka:
1) HD yang pertama kali dijatuhkan sampai selesai
2) Dilanjutkan dengan HD yang terakhir dijatuhkan
2
menjadi kewenangan instansi induk berdasarkan data dan informasi dari
instansi tempat PNS menjalani penugasan.
2
Pejabat Yang Berwenang Menghukum
Usulan HD dilengkapi laporan hasil pemeriksaan, berita acara pemeriksaan, bukti pelanggaran disiplin,
bahan lain yang diperlukan.
2
PEJABAT YANG JENIS HUKUMAN DISIPLIN
BERWENANG MENGHUKUM RINGAN SEDANG BERAT
(PyBM) PNS YANG DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN
Pejabat Pembina Pejabat Pimpinan Tinggi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di a. Penurunan jabatan
Kepegawaian (PPK) Instansi Madya di Lingkungannya Lingkungannya setingkat lebih
Pusat rendah selama 12
dan bulan; dan
Pejabat Pembina b. Pembebasan dari jabatan
Kepegawaian (PPK) Instansi menjadi jabatan
Daerah Provinsi pelaksana selama 12
bulan
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
Lingkungannya
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pejabat Pimpinan Tinggi
di Lingkungannya Pratama di Lingkungannya
Pejabat Fungsional jenjang Pejabat Fungsional jenjang Ahli a. Penurunan jabatan
Ahli Utama Utama setingkat lebih
rendah selama 12
bulan; dan
b. Pembebasan dari jabatan
menjadi jabatan
pelaksana selama 12
bulan
Pejabat Fungsional jenjang Ahli
Utama
Pejabat Administrator ke
Bawah di Lingkungannya
Pejabat Fungsional Selain Pejabat
Fungsional jenjang Ahli
Utama di Lingkungannya
*Pejabat Pembina Pejabat Pimpinan Tinggi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pejabat Pimpinan Tinggi
Kepegawaian (PPK) Pratama di Lingkungannya di Lingkungannya Pratama di Lingkungannya
Instansi Daerah Kabupaten/ Pejabat Fungsional jenjang Pejabat Fungsional jenjang Ahli a. Penurunan jabatan
Kota* Ahli Utama Utama setingkat lebih
2
Walikota rendah
selama 12 bulan; dan
2
PEJABAT YANG JENIS HUKUMAN DISIPLIN
BERWENANG MENGHUKUM RINGAN SEDANG BERAT
(PyBM) PNS YANG DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN
b. Pembebasan dari jabatan
menjadi jabatan
pelaksana selama 12
bulan
Pejabat Fungsional jenjang Ahli
Utama
Pejabat Administrator (Eselon III) Pejabat Administrator ke
ke Bawah di Lingkungannya Bawah di Lingkungannya
Pejabat Fungsional Selain
Pejabat Fungsional jenjang Ahli
Utama di Lingkungannya
Kepala Perwakilan RI PNS di Lingkungannya PNS di Lingkungannya yang
yang berada 1 Tingkat di berada 2 Tingkat di Bawahnya
Bawahnya
Pejabat Pimpinan Tinggi PNS di Lingkungannya PNS di Lingkungannya yang
Madya/ yang berada 1 Tingkat di berada 2 Tingkat di Bawahnya
Pejabat Lain yang Setara di Bawahnya
Lingkungan Pusat dan
Provinsi
*Pejabat Pimpinan Tinggi a. PNS di Lingkungannya a. PNS di Lingkungannya yang
Pratama/ Pejabat Lain yang yang berada 1 Tingkat di berada 2 Tingkat di Bawahnya
Setara di Lingkungan Bawahnya b. Pejabat Fungsional di
Pusat, Provinsi, dan b. Pejabat Fungsional di Lingkungannya
Kabupaten/ Kota* Lingkungannya
*Pejabat Administrator/ a. PNS di Lingkungannya a. PNS di Lingkungannya yang
Pejabat Lain yang Setara di yang berada 1 Tingkat di berada 2 Tingkat di Bawahnya
Lingkungan Pusat, Bawahnya b. Pejabat Fungsional Ahli
Provinsi, dan Kabupaten/ # Pejabat yang Berwenang Pertama di Lingkungannya
Kota* Menghukum (PyBM) dapat
2
PEJABAT YANG JENIS HUKUMAN DISIPLIN
BERWENANG MENGHUKUM RINGAN SEDANG BERAT
(PyBM) PNS YANG DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN
digantikan: Pejabat
Fungsional jenjang Ahli
Madya (ditetapkan oleh
PPK)
b. Pejabat Fungsional Ahli
Muda di Lingkungannya
Pejabat Pengawas/ Pejabat b. PNS di Lingkungannya PNS di Lingkungannya yang berada 2 PNS di Lingkungannya yang
Lain yang Setara di yang berada 1 Tingkat di Tingkat di Bawahnya berada 2 Tingkat di Bawahnya
Lingkungan Pusat, Provinsi, Bawahnya
dan Kabupaten/ Kota # Pejabat yang Berwenang
Menghukum (PyBM) dapat
digantikan: Pejabat Fungsional
jenjang Ahli Muda (ditetapkan
oleh PPK)
c. Pejabat Fungsional Ahli
Pertama di Lingkungannya
Note:
a. Bila tidak terdapat Pejabat yang Berwenang Menghukum (PyBM), maka penjatuhan HD menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi.
b. PNS yang menduduki Jabatan Fungsional dan diberi tugas tambahan untuk memimpin satuan Unit Kerja atau Unit Pelaksana Teknis tertentu sesuai dengan
ketentuan perundan-undangan,
2
4. PENDOKUMENTASIAN KEPUTUSAN HD
5. PEMBINAAN
6. PELAPORAN
Pejabat yang Berwenang Menghukum (PyBM) wajib memberikan laporan secara berkala
kepada atasan pejabat ybs.
2
TIM PENEGAK DISIPLIN
c. Dalam membantu kelancaraan pelaksanaan tugas tim penegak disiplin, maka ketua tim
dapat membentuk sub tim.
Pemerintah Indonesia. 1990. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1990 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil. Menteri/ Sekretaris Negara Republik Indonesia: Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia: Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia: Jakarta.
Badan Kepegawaian Negara. 2022. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 6 Tahun 2022
tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 202 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil. Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia: Jakarta.