Anda di halaman 1dari 86

KEWAJIBAN & DISIPLIN PNS (PP

NO 53 TAHUN 2010)

SITI ZULAIKA
KEWAJIBAN PNS PASAL 3, PP 53/2010,
ADA 17 BUTIR
1. mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah;
4. menaati segala ketentuan peraturan
perundangundangan;
2
5. melaksanakan tugas kedinasan yang
dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab;
6. menjunjung tinggi kehormatan negara,
Pemerintah, dan martabat PNS;
7. mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan;
8. memegang rahasia jabatan yang menurut
sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;

3
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat untuk kepentingan negara;
10.melaporkan dengan segera kepada
atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil;
11. masuk kerja dan menaati ketentuan
jam kerja;
12. mencapai sasaran kerja pegawai yang
ditetapkan;

4
13. menggunakan dan memelihara barang-
barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada masyarakat;
15. membimbing bawahan dalam
melaksanakan tugas;
16. memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengembangkan karier;
17. menaati peraturan kedinasan yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

5
POTONGAN PAJAK PENGHASILAN PNS (PPH
21 PNS)
• Selain menerima penghasilan tetap dan
teratur setiap bulan, terkadang PNS
menerima honorarium atau imbalan lain
dengan nama apapun yang menjadi beban
APBN atau APBD, salah satu Pemotongan
dilakukan oleh bendahara pemerintah yang
membayarkan honorarium atau imbalan lain
tersebut. 
BERDASAR PP NO. 80 TAHUN 2010 PPH ATAS
HONOR/IMBALAN DIKENAKAN TARIF SBB: 
a. sebesar 0% bagi PNS Gol. I dan II, Anggota TNI dan
POLRI Pangkat Tamtama dan Bintara, dan
Pensiunannya; 
b. sebesar 5% bagi PNS Golongan III, Anggota TNI dan
POLRI Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya; 
c. sebesar 15% bagi Pejabat Negara, PNS Golongan IV,
Anggota TNI dan POLRI Pangkat Perwira Menengah
dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya. 
LAPORAN PERKAWINAN
• PNS yang telah melangsungkan perkawinan
pertama, wajib mengirimkan laporan perkawinan
secara tertulis kepada pejabat melalui saluran
hierarki selambat-lambatnya 1 (satu) tahun
terhitung mulai tanggal perkawinan itu
dilangsungkan disertai fotokopi salinan sah surat
nikah/akta perkawinan serta pas foto istri/suami
ukuran 3 x 4 sebanyak 5 (lima) lembar. Ketentuan
tersebut di atas berlaku juga bagi PNS yang
menjadi janda/duda yang melangsungkan
perkawinan lagi.
LAPORAN PERCERAIAN PNS

• PNS yang telah melakukan perceraian


wajib melaporkan kepada pejabat yang
memberikan izin perceraian melalui
atasannya dalam jangka waktu
selambat- lambatnya 1 (satu) bulan
terhitung sejak terjadinya perceraian.
IJIN BERISTERI LEBIH DARI SEORANG.

PNS Pria yg akan beristeri lebih dari seorang,


wajib memperoleh izin secara tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat. Ijin diberikan
oleh pejabat apabila telah memenuhi salah
satu syarat alternatif dan semua syarat
kumulatif.

10
SYARAT ALTERNATIF
1. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya
sebagai isteri dalam arti isteri menderita
penyakit jasmani atau rohani yang sukar
disembuhkan
2. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit
lain yang tidak dapat disembuhkan
3. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan
setelah menikah sekurang-kurangnya 10
tahun

11
SYARAT KUMULATIF
1. Ada persetujuan tertulis yang dibuat
secara ikhlas dari isteri PNS
2. PNS Pria yang bersangkutan
mempunyai penghasilan yang cukup
3. Ada jaminan tertulis dari PNS Pria
yang bersangkutan bahwa ia akan
berlaku adil terhadap isteri-isteri dan
anak-anaknya.

12
IJIN PERCERAIAN
wajib memperoleh ijin tertulis dari Pejabat, & perceraian dapat
dilakukan jk ada alasan-alasan yang syah salah satu atau lebih :
1. Salah satu Pihak Berbuat Zina;
2. Salah satu pihak menjadi Pemabuk, Pemadat / Penjudi;
3. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua)
tahun berturut-turut tanpa ijin dan tanpa alasan yang syah;
4. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun
atau yang lebih berat secara terus menerus setelah
perkawinan berlangsung;
5. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan
berat;
6. Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan/
pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi
dalam rumah tangga.
13
PEMBAGIAN GAJI SETELAH PERCERAIAN
Apabila perceraian tersebut atas
kehendak PNS PRIA,
1. 1/3 gaji untuk PNS ybs;
2. 1/3 gaji untuk mantan isterinya;
3. 1/3 gaji untuk anak anaknya.
Apabila perkawinan tidak melahirkan
anak maka gaji dibagi 2 dengan bekas
isterinya.

14
Apabila perceraian tersebut atas
kehendak ISTERI, maka
pembagian gaji ditetapkan :
1. 2/3 gaji untuk PNS pria ybs ;
2. 1/3 gaji untuk anak-anak
3. mantan isteri tdk mendapat
apa2

15
 Apabila mantan isteri kawin lagi dan atau
anak anak telah dewasa (telah berusia 21
tahun atau 25 tahun atau telah mempunyai
penghasilan sendiri atau telah kawin) maka
hak gajinya diberikan kepada PNS ybs.

 PNS Wanita dilarang menjadi isteri kedua/


ketiga/keempat dari pria bukan PNS atau
PNS

 PNS dilarang hidup bersama diluar ikatan


perkawinan.
16
SANKSI
Dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian dengan
hormat sebagai PNS tidak atas permintaan sendiri
apabila :
• melakukan perceraian tanpa memperoleh ijin
terlebih dahulu dari pejabat
• beristeri lebih dari seorang tanpa memperoleh
ijin terlebih dahulu dari pejabat
• menjadi isteri kedua/ketiga/keempat
• melakukan hidup bersama tanpa ikatan
perkawinan
Ketentuan ijin perkawinan dan perceraian ini juga
berlaku bagi CPNS.
17
DISIPLIN
• Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah
kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan dan/atau peraturan kedinasan yang
apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin
PELANGGARAN DISIPLIN
• adalah setiap ucapan, tulisan, atau
perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban dan/atau melanggar larangan
ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam
kerja.
JENIS HUKUMAN DISIPLIN

1. Jenis hukuman disiplin RINGAN :


a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara
tertulis.

20
Lanjutan......

2. Jenis hukuman disiplin sedang :


a. penundaan kenaikan gaji berkala
selama 1 (satu) tahun;
b. penundaan kenaikan pangkat
selama 1 (satu) tahun; dan
c. penurunan pangkat setingkat
lebih rendah selama 1 (satu)

tahun.
21
Lanjutan.....
3. Jenis hukuman disiplin berat :
a. penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan
jabatan setingkat lebih rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri sebagai
PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.
22
HUKUMAN DISIPLIN RINGAN DIJATUHKAN
JIKA :
• Tidak Setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila dan UUD 1945, NKRI,
dan Pemerintah, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja;
LANJUTAN
• Tidak menaati segala peraturan
perundang-undangan apabila
pelanggaran berdampak negatif pada
unit kerja;
LANJUTAN
• Tidak melaksanakan tugas kedinasan
yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab,
apabila pelanggaran berdampak
negatif pada unit kerja.
LANJUTAN
• Tidak menjunjung tinggi
kehormatan negara, Pemerintah,
dan martabat PNS, apabila
pelanggaran berdampak negatif
pada unit kerja;
LANJUTAN
• Tidak mengutamakan kepentingan
negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan apabila
pelanggaran berdampak negatif pada
unit kerja;
LANJUTAN
• Tidak memegang rahasia jabatan
yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan apabila
pelanggaran berdampak negatif pada
unit kerja;
LANJUTAN
• Tidak bekerja dengan jujur, tertib,
cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara apabila
pelanggaran berdampak negatif pada
unit kerja;
LANJUTAN
• Tidak melaporkan dengan segera kepada
atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan,
dan materiil apabila pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja;
LANJUTAN
• Tidak menggunakan dan memelihara
barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja;
• Tidak memberikan pelayanan sebaik-
baiknya kepada masyarakat, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
LANJUTAN
• Tidak membimbing bawahan dalam
melaksanakan tugas, apabila pelanggaran
dilakukan dengan tidak sengaja;
• Tidak memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengembangkan karier,
apabila pelanggaran dilakukan dengan
tidak sengaja; dan
LANJUTAN
• Tidak menaati peraturan kedinasan yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang,
apabila pelanggaran berdampak negatif
pada unit kerja.
HUKUMAN DISIPLIN SEDANG JIKA
• Tidak mengucapkan sumpah/janji PNS,
apabila pelanggaran dilakukan tanpa
alasan yang sah
• Tidak mengucapkan sumpah/janji
jabatan, apabila pelanggaran dilakukan
tanpa alasan yang sah
LANJUTAN
• Tidak setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah, apabila
pelanggaran berdampak negatif bagi
instansi yang bersangkutan
LANJUTAN :
• Tidak menaati segala peraturan perundang-
undangan, apabila pelanggaran berdampak
negatif bagi instansi yang bersangkutan;
• Tidak melaksanakan tugas kedinasan yang
dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab,
apabila pelanggaran berdampak negatif bagi
instansi yang bersangkutan;
LANJUTAN
• Tidak menjunjung tinggi kehormatan negara,
pemerintah, dan martabat PNS, apabila
pelanggaran berdampak negatif bagi instansi
yang bersangkutan;
• Tidak mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan;
LANJUTAN
• Tidak memegang rahasia jabatan yang
menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan;
LANJUTAN
• Tidak bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat untuk kepentingan negara,
apabila pelanggaran berdampak negatif bagi
instansi yang bersangkutan;
• Tidak melaporkan dengan segera kepada
atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara
atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada instansi
yang bersangkutan;
HUKUMAN DISIPLIN BERAT
1. Tidak setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Pemerintah apabila pelanggaran
berdampak negatif pada pemerintah
dan/atau negara;
2. Tidak menaati segala ketentuan
peraturan perundangundangan, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada
pemerintah dan/atau negara;
3. Tidak melaksanakan tugas kedinasan
yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab apabila pelanggaran
berdampak negatif pada pemerintah
dan/atau negara;
4. Tidak menjunjung tinggi kehormatan
negara, pemerintah, dan martabat PNS,
apabila pelanggaran berdampak negatif
pada pemerintah dan/atau negara;
5. Tidak mengutamakan kepentingan
negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada
pemerintah dan/atau negara;
6. Tidak memegang rahasia jabatan yang
menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan apabila pelanggaran
berdampak negatif pada pemerintah
dan/atau negara;
7. Tidak bekerja dengan jujur, tertib, cermat,
dan bersemangat untuk kepentingan negara
apabila pelanggaran berdampak negatif pada
pemerintah dan/atau negara;
8. Tidak melaporkan dengan segera kepada
atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan
negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada
pemerintah dan/atau negara;
TIDAK MASUK KERJA TANPA IJIN/KETERANGAN DAN
JENIS HUKUMAN YANG DIBERIKAN

• 5 HARI • TEGURAN LISAN


• 6-10 HARI • TERTULIS
• 11-15 HARI • PERNYATAAN TDK PUAS
SCR TERTULIS
• 16-20 HARI • PENUNDAAN KGB
• 21-25 HARI • PENUNDAAN KP
• 26-30 HARI • PENURUNAN PANGKAT
1 TINGKAT LBH RENDAH
1 TAHUN
LANJUTAN
• 31-35 HARI • PENURUNAN PANGKAT
1 TINGKAT LBH RENDAH
3 TAHUN
• 36-40 HARI • PENURUNAN JABATAN 1
TK LBH RENDAH
• PEMBEBASAN DARI
• 41-45 HARI
JABATAN
• PEMBERHENTIAN
• 46 HARI ATAU LEBIH DHTAPS/PTDH
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
Calon Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi
hukuman disiplin tingkat sedang atau
berat, dinyatakan tidak memenuhi syarat
untuk diangkat menjadi PNS dan
diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau diberhentikan
tidak dengan hormat sebagai CPNS

47
SEBELUM MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN (HD), PEJABAT
YANG BERWENANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERLEBIH
DAHULU YAITU :

 SECARA LISAN
Apabila menurut pertimbangan pejabat yang berwenang akan
dijatuhi Hukuman Ringan

 SECARA TERTULIS
Apabila menurut pertimbangan pejabat yang berwenang akan
dijatuhi Hukuman Disiplin Sedang dan Berat

TERBUKTI
PEMERIKSAAN BAP
(RUANG TERTUTUP)

HD
(RUANG TERTUTUP)

48
SANKSI CPNS DAPAT DIBERHENTIKAN DENGAN
HORMAT JIKA:
1. Mengajukan Berhenti
2. Tidak Sehat
3. Tidak Lulus Diklat Prajabatan
4. Tidak Menunjukkan Kecakapan Dalam
Melaksanakan Tugas
5. Menunjukan Sikap Budi Pekerti Yang Tidak Baik
Yang Mengganggu Lingkungan Pekerjaan
6. Dijatuhi Hukuman Disiplin Tkt Sedang
7. Mengajukan Berhenti Krn Menjadi Anggota Parpol
8. Tdk Melapor Setelah 1(satu) Bulan Menerima Sk
Cpns

49
SANKSI CPNS DAPAT DIBERHENTIKAN
TIDAK DENGAN HORMAT APABILA :
1. Memberikan Keterangan Dan Bukti
Tidak Benar
2. Dihukum Penjara/Kurungan Karena
Melakukan Kejahatan
3. Dijatuhi Hukuman Disiplin Berat
4. Menjadi Anggota Parpol Tanpa
Mengajukan Berhenti

50
KENAIKAN PANGKAT
Daftar Pangkat/ Golongan / Ruang
• Pangkat Juru Muda : Gol/ Ruang I/a ;
• Pangkat Juru Muda Tk I : Gol/ Ruang I/b ;
• Pangkat Juru : Gol/ Ruang I/c ;
• Pangkat Juru Tk I : Gol/ Ruang I/d ;
• Pangkat Pengatur Muda : Gol/ Ruang II/a ;
• Pangkat Pengatur Muda TkI : Gol/ Ruang II/b ;
• Pangkat Pengatur : Gol/ Ruang II/c ;
• Pangkat Pengatur Tk I : Gol/ Ruang II/d ;
• Pangkat Penata Muda : Gol/ Ruang III/a ;
• Pangkat Penata Muda Tk I : Gol/ RUang III/b ;
• Pangkat Penata : Gol/ RUang III/c ;
• Pangkat Penata Tk I : Gol/ Ruang III/d ;
• Pangkat Pembina : Gol/ Ruang IV/a ;
• Pangkat Pembina Tk I : Gol/ Ruang IV/b ;
• Pangkat Pembina Utama Muda : Gol/ Ruang IV/c ;
• Pangkat Pembina Utama Madya: Gol/ Ruang IV/d ;
• Pangkat Pembina Utama : Gol/ Ruang IV/e .
KENAIKAN PANGKAT
• Kenaikan pangkat adalah penghargaan
yang diberikan kepada PNS atas dasar
prestasi kerja dan pengabdian terhadap
negara.
• Macam kenaikan pangkat :
1. Kenaikan pangkat Reguler;
2. Kenaikan pangkat Pilihan;
3. Kenaikan pangkat Anumerta;
4. Kenaikan pangkat Pengabdian.
KENAIKAN PANGKAT REGULER

Kenaikan pangkat reguler adalah penghargaan yang


diberikan kepada PNS yang telah memenuhi syarat
yang di tentukan tanpa terkait pada jabatan:
a. Minimal telah 4 tahun dalam pangkat terakhir;
b. Setiap unsur penilaian DP3 minimal bernilai baik dalam 2
tahun terakhir.
Diberikan kepada PNS yang:
a. tidak menduduki jabatan struktural/ fungsional
b. melaksanakan tugas belajar;
c. dipekerjakan/ diperbantukan secara penuh di
luar instansi induknya
PANGKAT MAKSIMUM
• Gol/ Ruang I/a s/d II/a ---------- SD;
• Gol/ Ruang I/c s/d II/c ---------- SLTP;
• Gol/ Ruang II/a s/d II/d ----- SLTA, Dipl I;
• Gol/ Ruang II/b s/d III/b ------- Diploma II;
• Gol/ Ruang II/c s/d III/c -------- Sarjana Muda,
Akademi, Diploma III;
• Gol/ Ruang III/a s/d III/d --------- Sarjana, Diploma IV;
• Gol/ Ruang III/b s/d IV/a ------ S2, Spesialis I;
• Gol/ Ruang III/c s/d IV/b ----- S3, Spesialis II.

• Kecuali PNS yang memiliki jabatan tertentu, maka ia


dapat memperoleh kenaikan pangkat melebihi batas
maksimum.
PENGANGKATAN PNS DLM JABTN. STRUKTURAL
( PP Nomor 100/ Tahun 2000 )
• Eselon Ia : terendah Pemb utama madya (IV/d)
tertinggi Pembina Utama ( IV/e )
• Eselon Ib : terendah Pemb utama muda ( IV/c )
tertinggi Pembina Utama ( IV/e )
• Eselon IIa : terendah Pemb utama muda ( IV/c )
tertinggi Pemb utama madya ( IV/d )
• Eselon IIb : terendah Pembina Tk I ( IV/b )
tertinggi Pemb utama muda ( IV/c )
• Eselon IIIa : terendah Pembina ( IV/a )
tertinggi Pembina Tk I ( IV/b )
• Eselon IIIb : terendah Penata Tk I ( III/d )
tertinggi Pembina ( IV/a )
• Eselon IVa : terendah Penata ( III/c )
tertinggi Penata Tk I ( III/c )
• Eselon IV/b : terendah Penata Muda Tk I ( III/b )
tertinggi Penata ( III/c ).
PENGANGKATAN PNS DLM JABTN. STRUKTURAL
( PP Nomor 100/ Tahun 2000 )
• Eselon Ia : terendah Pemb utama madya (IV/d)
tertinggi Pembina Utama ( IV/e )
• Eselon Ib : terendah Pemb utama muda ( IV/c )
tertinggi Pembina Utama ( IV/e )
• Eselon IIa : terendah Pemb utama muda ( IV/c )
tertinggi Pemb utama madya ( IV/d )
• Eselon IIb : terendah Pembina Tk I ( IV/b )
tertinggi Pemb utama muda ( IV/c )
• Eselon IIIa : terendah Pembina ( IV/a )
tertinggi Pembina Tk I ( IV/b )
• Eselon IIIb : terendah Penata Tk I ( III/d )
tertinggi Pembina ( IV/a )
• Eselon IVa : terendah Penata ( III/c )
tertinggi Penata Tk I ( III/c )
• Eselon IV/b : terendah Penata Muda Tk I ( III/b )
tertinggi Penata ( III/c ).
KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
Kenaikan pangkat pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan
yang diberikan kepada PNS atas prestasi kerjanya yang tinggi:
a. Minimal telah 2 tahun dalam pangkat terakhirnya;
b. Setiap unsur penilaian DP3 minimal bernilai baik dalam 2 tahun
terakhir.
Diberikan kepada PNS yang :
a. menduduki jabatan struktural/ fungsional ttt;
b. menunjukan prestasi kerja yg luar biasa baik;
c. menemukan penemuan baru yg bermanfaat bg negara;
d. diangkat menjadi Pejabat Negara;
e. memperoleh ijazah atau STTB;
f. Tugas belajar (sebelumnya menduduki jabatan);
g. Dipekerjakan/ diperbantukan secara penuh di luar instansi
induknya (sebelumnya menduduki jabatan).
• PNS yang menjadi Pejabat Negara :
dinaikkan pangkatnya tanpa terikat pada jenjang
pangkat dengan syarat :
a. minimal 4 th dlm pangkat terakhir;
b. setiap unsur penilaian 1 th terakhir, baik.
• PNS yg melaksanakan tugas belajar dan PNS yg
diperbantukan/dipekerjakan di luar instansi
induknya, dinaikkan pangkatnya dengan syarat :
a. minimal 4 th dalam pangkat terakhir;
b. setiap unsur penilaian 2 tahun terakhir bernilai
baik.
PNS yg menduduki jabtn struktural, Pangkatnya
dibawah jenjang pangkat yang ditentukan,
dinaikkan pangkatnya dengan syarat:
- 2 th dalam pangkat terakhir;
- unsur DP3 bernilai baik dlm 2 th terakhir
PNS yg menduduki jabatan fungsional dinaikan
pangkatnya dengan syarat :
- minimal 2 th dlm pangkat terakhir;
- telah memenuhi angka kredit tertentu;
- unsur penilaian DP3 min bernilai baik 2 th ter
akhir.
PNS yg menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya,
dinaikkan pangkatnya, dg syarat:
a. minimal 1 th dlm pangkat terakhirnya;
b. setiap unsur penilaian DP3 bernilai baik dlm 1 th
terakhir;
c. tanpa terikat pada jenjang pangkat.
PNS yg menemukan penemuan baru, dinaikkan
pangkatnya, dg syarat :
a. minimal 1 th dlm pangkat terakhir;
b. penilaian DP3 rata-2 bernilai baik dlm 1 th
terakhir;
c. tanpa terikat pada jenjang pangkat.
KENAIKAN PANGKAT ANUMERTA

• Kenaikan pangkat anumerta diberikan kepada


PNS yang dinyatakan TEWAS (meninggal dalam
menjalankan tugas kedinasan )
• Kenaikan pangkat anumerta mulai berlaku
mulai tanggal PNS ybs tewas.
KENAIKAN PANGKAT PENGABDIAN

• Diberikan kpd PNS yg diberhentikan dg hormat dg hak


pensiun krn mencapai batas usia pensiun,
Persyaratannya :
a. mempunyai masa kerja 30/25 tahun secara terus
menerus dan minimal 1 bulan/1 tahun dalam pangkat
terakhir;
b. mempunyai masa kerja 20 tahun terus menerus dan
minimal 2 tahun dalam pangkat terakhir;
c. mempunyai masa kerja 10 tahun terus menerus dan
minimal 4 tahun dalam pangkat terakhir;
d. setiap unsur penilaian DP3 minimal baik;
e. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin berat.
• Diberikan 1 bulan sebelum PNS ybs diberhentikan
dengan hormat dengan hak pensiun
MASA KENAIKAN PANGKAT

• Masa kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil


ditetapkan tanggal 1 April dan 1 Oktober
setiap tahun, kecuali kenaikan pangkat
anumerta dan kenaikan pangkat pengabdian.
• Masa kerja untuk kenaikan pangkat pertama
Pegawai Negeri Sipil dihitung sejak
pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri
Sipil.
DAFTAR URUT KEPANGKATAN
(DUK)
DEFINISI DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)

Daftar yang memuat nama PNSl dalam


satuan organisasi Negara & disusun menurut
tingkatan. DUK adalah salah satu bahan
objektif untuk melaksanakan pembinaan
karier PNS berdasarkan sistem karier dan
system Prestasi Kerja, Oleh karena itu DUK
perlu dibuat dan dipelihara secara terus
menurus
• Pada setiap lembaga/institusi pasti
ada daftar pegawai. Sesuai
ketentuan, urutannya adalah tidak
harus menempatkan kepala
lembaga/institusi pada urutan
teratas. Bagaimanakah pedoman
untuk menata urutan daftar urut PNS
• Dalam DUK tidak boleh ada 2 (dua)
nama Pegawai Negeri Sipil yang
sama nomor urutnya, maka untuk
menetapkan nomor urut yang tepat
dalam satu DUK diadakan ukuran
secara berturut-turut sebagai
berikut
PENETAPAN NOMOR URUT DALAM DUK

UNSUR YANG DIGUNAKAN UNTUK MENETAPKAN


NOMOR URUT DALAM DUK SECARA BERTURUT–TURUT

a. PANGKAT
b. JABATAN
c. MASA KERJA
d. LATIHAN JABATAN
e. PENDIDIKAN
f. USIA
Pangkat
PNS yang berpangkat lebih tinggi
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih
tinggi dalam DUK, Jika ada dua orang/lebih
yang memiliki pangkat yang sama maka dari
mereka yang lebih tua dalam pangkat
tersebut dicantumkan dalam nomor urut
yang lebih tinggi.
Jabatan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang
berpangkat sama dan diangkat dalam
pangkat itu dalam waktu yang sama, maka
dari mereka yang memangku jabatan yang
lebih tinggi dicantumkan dalam nomor
urut yang lebih tinggi dan dilihat yang
lebih dahulu diangkat dalam jabatan yang
sama tingkatannya
Masa Kerja
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang
berpangkat sama dan diangkat dalam
pangkat itu dalam waktu yang sama dan
memangku jabatan yang sama, maka dari
mereka yang memiliki masa kerja sebagai
PNS yang lebih banyak dicantumkan
dalam nomor urut yang lebih tinggi
Latihan Jabatan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang
berpangkat sama dan diangkat dalam
pangkat itu dalam waktu yang sama dan
memangku jabatan yang sama dan memiliki
masa kerja yang sama, maka dari mereka
yang pernah mengikuti latihan jabatan yang
ditentukan, dicantumkan dalam nomor urut
yang lebih tinggi dalam DUK
Pendidikan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang
berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat
itu dalam waktu yang sama dan memangku
jabatan yang sama dan memiliki masa kerja
yang sama, dan pernah mengikuti latihan
jabatan yang ditentukan, maka dari mereka
yang lulus dari pendidikan yang lebih tinggi
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih
tinggi dalam DUK.
PEMBUATAN DUK

1. DIBUAT UNTUK SELURUH PNS DARI


SUATU ORGANISASI
2. DIBUAT 1 TAHUN SEKALI
3. DIBUAT OLEH PEJABAT YANG
BERWENANG MINIMAL ESELON V
KEBERATAN ATAS
NOMOR URUT DALAM DUK
1. Diajukan secara tertulis kepada pejabat pembuat
DUK yang melalui hierarki, dimuat alasan-alasan
keberatan dan dilakukan dalam jangka waktu 30
hari sejak pengumuman DUK.
2. Keberatan mempunyai dasar yang kuat, pejabat
pembuat DUK menetapkan perubahan nomor
urut DUK
Mempunyai Diterima
Dasar yang kuat

Pejabat pembuat DUK


menetapkan perubahan nomor
KEBERATAN urut (14 hari sejak tanggal
menerima surat)

Tidak mempunyai
Dasar yang kuat Ditolak

Pejabat pembuat DUK membuat


surat penolakan (14 hari sejak
tanggal menerima surat)
PENGGUNAAN DUK
• Salah satu bahan obyektif dalam
melaksanakan pembinaan karier PNS
• Dengan adanya DUK, maka pembinaan
karier PNS dapat dilakukan dengan lebih
obyektif. Pembinaan karier yang dimaksud,
antara lain meliputi kepangkatan,
penempatan dalam jabatan, pengiriman
untuk mengikuti latihan jabatan, dan lain-
lain.
lanjutan
• Apabila ada lowongan, maka PNS yang
menduduki DUK yang lebih tinggi, wajib
dipertimbangkan lebih dahulu. Tetapi apabila
tidak mungkin diangkat untuk mengisi
lowongan itu karena tidak memenuhi syarat-
syarat lainnya, seperti syarat-syarat
kecakapan, kepemimpinan, pengalaman, dan
lain-lain haruslah diberitahukan kepadanya,
sehingga ia dapat berusaha untuk mengisi
kekurangan itu untuk masa mendatang
DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
UNIT ORGANISASI ………………………….
TEMPAT …………………….
DEPARTEMEN/LEMBAGA/DAERAH TINGKAT ………………………………………

MASA
PANGKAT JABATAN LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN
KERJA CATATAN
NO MUTASI KETE-
NAMA NIP BLN USIA
URUT GOL. JUMLAH LULUS TINGKAT KEPEGA- RANGAN
TMT NAMA TMT THN BLN NAMA DAN NAMA WAIAN
RUANG JAM TAHUN IJAZAH
THN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TANDA KEHORMATAN SATYA LANCANA KARYA SATYA
(PP NO.25 TAHUN 1994)
• PNS yang telah menunjukkan kesetiaan thd PS, UUD 45, Negara
dan Pemerintah serta cakap, jujur, & disiplin, mendapatkan tanda
kehormatan
“Satya Lancana Karya Satya”
• Satya Lencana Karya Satya X tahun berwarna
Perunggu ;
• Satya Lencana Karya Satya XX tahun berwarna Perak
;
• Satya Lencana Karya Satya XXX tahun berwarna
Emas.
PEMBERHENTIAN DALAM LINGKUP PNS MENURUT
KETENTUAN YANG BERLAKU TERDIRI DARI :

a.Pemberhentian sebagai PNS ;


b.Pemberhentian dari Jabatan
Negeri ;
c.Pemberhentian Sementara.
1. PEMBERHENTIAN SEBAGAI PNS

PNS DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT KARENA:


• meninggal dunia;
• atas permintaan sendiri;
• mencapai batas usia pensiun;
• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini; atau
• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
tugas dan kewajiban.
PNS DAPAT DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT ATAU TIDAK DIBERHENTIKAN
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman pidana penjara singkat 2 (dua) tahun dengan tidak berencana.
PNS DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT TIDAK ATAS PERMINTAAN SENDIRI
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT

a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD


1945;
b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan
dan/atau pidana umum;
c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
2. Pemberhentian dari Jabatan Negeri
pemberhentian yang mengakibatkan pegawai
yang bersangkutan tidak bekerja lagi pada
suatu satuan organisasi negara, tetapi
berstatus PNS.
3. Pemberhentian Sementara
PNS yang dikenakan tahanan oleh pejabat
yang berwajib karena disangka telah
melakukan tindak pidana kejahatan sampai
dengan keputusan pengadilan mempunyai
kekuatan hukum yang tetap, dikenakan
pemberhentian sementara. Pemberhentian
sementara dimaksud adalah pemberhentian
sementara dari jabatan negeri bukan
peberhentian sementara sebagai PNS. 85
UANG TUNGGU
• Uang tunggu diberikan kepada PNS yang mengalami
penyederhanaan organisasi, ataupun karena alasan2 dinas lainnya
dapat diberhentikan dengan hak pensiun jika telah memiliki usia
minimal 50 tahun dan masa kerja minimal 10 th. Apabila pada waktu
berakhirnya masa pemberian uang tunggu, PNS ybs telah mencapai
usia sekurang2nya 50 th dan telah memiliki masa kerja sekurang2nya
10 th, diberhentikan dengan hormat sbg PNS dg hak pensiun. Apabila
waktu berakhirnya masa pemberian uang tunggu, belum memiliki
masa kerja 10 th, diberhentikan dengan hormat tanpa hak pensiun.
• Uang tunggu paling lama 1 th & dapat diperpanjang tiap-2 kali paling
lama 1 th dg ketentuan maksimal 5 th. Besarnya uang tunggu 85%
dari gaji pokok untuk th pertama & 75% untuk th2 selanjutnya.  
• Selain uang tunggu, juga diberikan kenaikan gaji berkala, tunjangan
keluarga, tunjangan pangan, dan tunjangan lain berdasarkan
perUUan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai