Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERJANJIAN KERJA

Nomor : 800/DINKES-KP/2017/3032

Pada hari ini Senin, Tanggal Dua Bulan Oktober,  Tahun Dua Ribu Tujuh Belas


bertempat di Kantor Dinas Kabupaten Rokan Hilir kami yang bertanda tangan dibawah
ini :

1. Nama : Ners. DAHNIAR,S.Kep,M.Kes


NIP : 19600911 198207 2 001
Pangkat/ Golongan : Pembina Utama Muda ( IV/c )
Jabatan : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir
Alamat : Bagansiapiapi

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang
selanjutnya dalam Perjanjian Kerja ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : YANTI, AMK


Tempat /Tanggal lahir : Tebing Tinggi, 25 Mei 1986
Pendidikan : D III Keperawatan
Tempat Tugas : Puskesmas Simpang kanan
Alamat : Simpang Kanan

Bertindak untuk dan atas namanya sendiri, yang selanjutnya dalam Perjanjian Kerja ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Menerangkan bahwa kedua belah pihak secara bersama-sama saling setuju dan
sepakat untuk mengadakan perjanjian kerja dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
HUBUNGAN KERJA
1. PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA setuju untuk menerima pekerjaan dari PIHAK PERTAMA sebagai Pegawai
Tidak Tetap pada Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan bersedia bekerja dengan
sungguh-sungguh serta bertanggungjawab melaksanakan tugas pekerjaannya
sebagai Pegawai Tidak Tetap.
2. PIHAK KEDUA wajib mentaati segala ketentuan kedinasan yang ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA
Pasal 2
JENIS PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dengan jenis


pekerjaan sebagai (pilih jenis pekerjaan yang sesuai ) :
I. JENIS PEKERJAAN YANG BERSIFAT PROFESIONAL/AHLI :
1. Tenaga Medis/ Para Medis

2. Uraian Pekerjaan (Job Descriptions) yang memuat rincian tugas dan tanggung-
jawab PIHAK KEDUA akan diberikan oleh atasan langsung PIHAK KEDUA
sebagai pedoman umum bagi PIHAK KEDUA dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya

1
Pasal 3
HARI KERJA, JAM KERJA DAN PAKAIAN KERJA

1. Hari kerja ditetapkan adalah setiap hari sesuai jadwal /SIP yang ditetapkan
2. Apabila ada pekerjaan yang memerlukan/mengharuskan PIHAK KEDUA untuk
bekerja diluar jam kerja yang disepakati, maka PIHAK KEDUA dimaksud wajib untuk
masuk kerja.
3. PIHAK KEDUA wajib mengikuti apel pagi dan apel siang serta olah raga bersama
pada hari kamis dimulai jam 6.30 sampai selesai di tempat yang telah ditentukan.
4. Pakaian kerja ditentukan dengan mengikuti peraturan/surat edaran yang berlaku
oleh pejabat yang berwenang.

Pasal 4
GAJI/HONORARIUM

1. Atas pekerjaan sebagaimana dimaksud pada pasal 1, PIHAK KEDUA berhak atas
gaji/honorarium setiap bulannya sebesar Rp. 1.950.000,-.
2. Disamping memperoleh gaji/honorarium sebagai mana ayat (1) PIHAK KEDUA
dapat juga memperoleh penghasilan lainya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Besaran Gaji PIHAK KEDUA dibayarkan pada setiap bulan yang bersumber dari
APBD Kabupaten Rokan Hilir, disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
4. Apabila kondisi keuangan daerah tidak memungkinkan/mengalami defisit anggaran
maka pembayaran gaji PIHAK KEDUA bisa ditangguhkan ataupun tidak dibayar
hingga kondisi keuangan daerah mampu untuk membiayai pembayaran gaji PIHAK
KEDUA

Pasal 5
ISTIRAHAT SAKIT
1. Jika PIHAK KEDUA tidak masuk kerja selama 1 (satu) hari, karena sakit harus
memberitahukan kepada Atasannya melalui telepon/surat.
2. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan pekerjaan karena sakit lebih dari 1 (satu)
hari, maka harus melampirkan Surat Keterangan Dokter.
3. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan pekerjaannya lebih dari 1 (satu) bulan
berturut-turut karena sakit dan hal lainnya, maka PIHAK PERTAMA berhak
mengakhiri perjanjian kerja ini secara sepihak.

Pasal 6
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA dapat memberikan izin kepada PIHAK KEDUA untuk tidak bekerja
dengan gaji penuh dengan catatan harus dibuktikan dengan surat-surat yang sah,
dalam hal-hal sebagai berikut :

1. Perkawinan pertama PIHAK KEDUA sendiri : 3 hari


2. Isteri sah melahirkan anak : 2 hari
3. Suami/Isteri/anak PIHAK KEDUA meninggal dunia : 3 hari
4. Orang tua/mertua PIHAK KEDUA meninggal dunia : 2 hari
5. Saudara kandung PIHAK KEDUA meninggal dunia : 1 hari
6. Perkawinan anak PIHAK KEDUA : 2 hari
7. Perkawinan saudara kandung PIHAK KEDUA : 1 hari
8. Khitanan/baptisan anak PIHAK KEDUA: 1 hari.

2
Pasal 7
CUTI BERSALIN

1. Cuti bersalin diberikan kepada PIHAK KEDUA yang melahirkan anak pertama,
kedua dan ketiga, kecuali untuk persalinan anak keempat dan seterusnya PIHAK
KEDUA diberikan cuti diluar tanggungan Negara;
2. Lamanya cuti bersalin adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah
persalinan.
3. Cuti bersalin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat diambil dalam satu
waktu bersamaan.
4. Apabila cuti 1 (satu) bulan sebelum melahirkan tidak diambil, maka gugurlah haknya
akan 1 (satu) bulan dimaksud.
5. Untuk mendapatkan Cuti Bersalin PIHAK KEDUA mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari atasan langsung.
6. Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA
7. Selama menjalankan cuti bersalin PIHAK KEDUA berhak menerima
penghasilan/gaji secara penuh.

Pasal 8
MANGKIR DAN SANKSI

1. Jika PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa izin dan bukti yang sah maka akan
dinyatakan mangkir dan kepada PIHAK KEDUA diberikan Surat Peringatan.
2. Jika PIHAK KEDUA pulang lebih awal dari jam kerjanya dan tanpa adanya izin maka
diberikan Surat Peringatan.
3. Jika PIHAK KEDUA tidak masuk kerja selama 7 (tujuh) hari berturut-turut tanpa
adanya izin dan bukti yang sah, maka PIHAK KEDUA dianggap telah
mengundurkan diri secara sepihak.

Pasal 9
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
PEGAWAI TIDAK TETAP

1. Dalam menjalankan tugasnya PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban :


a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Pemerintah;
b. mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
d. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah dan martabat Pegawai Tidak
Tetap Daerah;
e. mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan;
f. memegang rahasia pekerjaan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;

3
g. bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara;

h. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama
dibidang keamanan, keuangan dan materiil;
i. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
j. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
k. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara/daerah dengan
sebaik-baiknya;
l. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat;
m. mentaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
2. Dalam menjalankan tugasnya PIHAK KEDUA dilarang:
a. menyalahgunakan wewenang;
b. menjadi perantara untuk mandapakan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewennangan orang lain;
c. tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional;
d. bekerja pada instansi lain atau diluar instansi tempat PIHAK KEDUA
berkerja/bertugassehingga menerima honorarium ganda, untuk waktu tertentu
maupun jangka panjangyang diterima setiap bulannya baik yang bersumber dari
APBD maupun APBN.
e. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
f. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga
milik negara secara tidak sah;
g. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, atau orang lain di
dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara;
h. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun yang
berhubungan dengan pekerjaannya;
i. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan pekerjaannya;
j. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
k. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
l. Menjadi anggota atau pengurus partai poltik tertentu;
m. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dengan cara:
1) ikut serta sebagai pelaksana kampanye:
2) menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut
pegawai;
3) sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan pegawai lain; dan/atau
4) sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;

n. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:


4
1) membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
2) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau
pemberian barang kepada pegawai lainnya dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat;
o. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah,
Dewan Perwakilan RakyatDaerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto copi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundng-
undangan; dan
p. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara:
1) terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah;
2) menggunakan fasilitas negara dalam kegiatan kampanye;
3) membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
4) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada pegawai lainnya dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat.
q. melakukan kritikan melalui media sosial atau media lainnya yang mengandung
hasutan dan menyebarkan berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan
sehingga dapat mengganggu stabilitas jalannya roda pemerintahan di Kabupaten
Rokan Hilir.

Pasal 10
Pelanggaran Disiplin Ringan

1. PIHAK KEDUA dinyatakan telah melakukan pelanggaran disiplin ringan apabila :


a. tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 1 (satu) hari kerja.
b. tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 2-3 (dua s/d tiga) hari kerja.
c. tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 4-5 (empat s/d lima ) hari kerja.
2. Terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dijatuhi hukuman disiplin ringan berupa :
a. Pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dijatuhi
hukuman disiplin berupa teguran lisan.
b. Pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dijatuhi
hukuman disiplin berupa teguran tertulis.
c. Pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dijatuhi
hukuman disiplin berupa pernyataan tidak puas secara tertulis.

Pasal 11
Pelanggaran Disiplin Sedang

1. PIHAK KEDUA dinyatakan telah melakukan pelanggaran disiplin sedang apabila


tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6 (enam) hari kerja.

2. Pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan


absensi kehadiran dan hasil monitoring dan evaluasi dari PIHAK PERTAMA.
3. Terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dijatuhi hukuman disiplin berupa penahanan gaji selama 1
(satu) bulan.
5
4. Penahanan gaji PIHAK KEDUA dimaksud ditetapkan dengan Keputusan Bupati
yang di delegasikan kepada Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kab. Rokan Hilir.
5. Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud ayat (4) ditetapkan berdasarkan
rekomendasi dari PIHAK PERTAMA.
6. Setelah masa hukuman selesai, pembayaran gaji PIHAK KEDUA akan dikembalikan
seperti semula, dan sejumlah gaji yang ditahan dimaksud dikembalikan ke kas
daerah oleh Bendahara Gaji atas sepengetahuan PIHAK PERTAMA.

Pasal 12
Pelanggaran Disiplin Berat

1. PIHAK KEDUA dinyatakan telah melakukan pelanggaran disiplin berat apabila:


a. tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 7 (tujuh) hari kerja terus
menerus atau lebih dan secara kumulatif selama 14 (empat belas) hari kerja atau
lebih, dibuktikan dengan absensi kehadiran atau hasil monitoring dan evaluasi
dari PIHAK PERTAMA.
b. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan karena melakukan tindak
pidana yang merupakan putusan/petikan putusan Ketua Pengadilan Negeri.
c. melakukan perbuatan asusila.
d. menjadi isteri kedua, ketiga, dan keempat dari Pegawai Negeri Sipil atau bukan
Pegawai Negeri Sipil tanpa alasan yang jelas.
e. melakukan perkawinan kedua, ketiga, dan keempat tanpa persetujuan isteri dan
atasan, kecuali adanya ijin tertulis dari isteri pertama.
f. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa/Penghulu atau aparat
desa/kepenghuluan secara definitif.
g. merangkap sebagai wartawan dari salah satu atau lebih media, baik wartawan
lokal maupun luar.
h. melakukan penyelewengan terhadap pancasila, UUD 1945 dan kegiatan yang
menentang Negara dan Pemerintah.
i. menjadi anggota atau pengurus partai politik dan/atau mencalonkan diri sebagai
anggota legislatif atau mencalonkan diri sebagai calon Bupati/Wakil Bupati,
Walikota/Wakil Walikota atau jabatan politik yang lebih tinggi.
j. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
k. melakukan kritikan melalui media sosial yang mengandung hasutan dan
menyebarkan berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan sehingga dapat
mengganggu stabilitas jalannya roda pemerintahan di Kabupaten Rokan Hilir.
2. Terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dijatuhi hukuman disiplin berupa Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat sebagai Pegawai Tidak Tetap.

Pasal 13
TATA TERTIB DAN PROSEDUR KERJA
1. Tata Tertib diatur dengan berpedoman berdasarkan Peraturan Bupati Rokan Hilir.
2. Prosedur Kerja, Job Description, diatur tersendiri di bagian/unit kerja, yang
mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.

6
Pasal 14
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA apabila
PIHAK KEDUA :
a. Meninggal dunia;
b. Mengajukan permohonan berhenti;
c. Tidak memenuhi syarat kesehatan (sakit tidak dapat melaksanakan tugas);
d. Menunjukan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat mengganggu
lingkungan pekerjaan;
e. Melanggar perjanjian kerja yang telah disepakati;
f. Tidak masuk kerja 7 (tujuh) hari berturut-turut dan 14 (empat belas) hari secara
komulatif dalam masa kontrak dengan tanpa keterangan yang syah atau
keterangan yang tidak dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA;
g. Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan atau uang milik
instansi;
h. Melakukan tindakan pelanggaran hukum yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
i. Tugas-tugas PIHAK KEDUA telah dapat digantikan/diisi oleh PNS;
j. Menjadi pengurus atau anggota partai politik.
k. Menjadi/ditunjuk sebagai perangkat kepenghuluan dan/atau sebagai anggota
Badan Permusyawaratan Kepenghuluan
2. Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan juga apabila kondisi keuangan daerah
tidak mampu lagi membayar gaji/honor PIHAK KEDUA
3. Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan sepihak oleh PIHAK PERTAMA
mempunyai kekuatan hukum mengakhiri perjanjian kerja ini.
4. Surat Pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja akan di tembuskan ke Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rokan Hilir
untuk diterbitkan Surat Pemberhentian oleh Pejabat yang berwenang.

Pasal 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Jika terjadi perselisihan sehubungan dengan perjanjian kerja ini, maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musawarah dan mufakat dilandasi
suasana kekeluargaan.

Pasal 16
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Bea materai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerja ini menjadi beban
PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut untuk diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri
Sipil.
3. Hal-hal mengenai disiplin bagi PIHAK KEDUA yang belum diatur dan Perjanjian
Kerja ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya berpedoman pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
4. perjanjian ini berlaku selama 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal 2 Februari s/d 31
Maret 2022, dan dapat diperpanjang bulan berikutnya.
5. Untuk perpanjangan satu bulan berikutnya terlebih dahulu dilakukan evaluasi
terhadap disiplin dan kinerja oleh PIHAK PERTAMA terhadap PIHAK KEDUA dan
memperhatikan keuangan daerah.
6. Apabila dalam evaluasi dan penilaian disiplin serta kinerja terhadap PIHAK KEDUA
oleh PIHAK PERTAMA dianggap kinerja dan disiplinnya kurang baik maka PIHAK
PERTAMA dapat tidak memperpanjang Perjanjian kerja ini.
7. selama jangka waktu 1 (satu) bulan PIHAK KEDUA tidak diizinkan untuk mengajukan
permohonan pindah ke instansi lain.

7
Pasal 17
Hal-hal lain yang tidak atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerja ini, akan diatur
lebih lanjut berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan ketentuan tidak
menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di
Bagansiapiapi pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana disebut pada awal
Perjanjian Kerja ini, dibuat dalam rangkap 2 (Dua), bermaterai cukup dan masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, 1 (satu) untuk PIHAK PERTAMA dan
1 (satu) untuk PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

YANTI, Amk Ners. DAHNIAR,S.Kep.M.Kes


Pembina Utama Muda IV.c
Nip. 19600911 198207 2 001

Anda mungkin juga menyukai