Anda di halaman 1dari 10

KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU

No : 007-PKWT/NJMI/BPN/IX/2019

Pada hari ini, Kamis, tanggal Satu , bulan September, tahun dua ribu sembilan belas di
Balikpapan, di buat perjanjian kerja waktu tertentu antara :

Nama : Shafri Alias


Jabatan : President Director

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. NUR JATI MINERAL INDONESIA,
berkedudukan di Panin Tower Lt. 8, Jl. Jend. Sudirman No. 7, Komp. Grand Sudirman
Balikpapan 76114, (“Perusahaan”) untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU ; dan

Nama : Rinaldi Rusdin


No. KTP/SIM : 7306053009900001
Tempat, Tgl. Lahir : Sungguminasa, 30 Sept 1990
Alamat : Jl. Mulawarman RT. 32 Manggar
Telepon/Hp : 081253430406

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA ;

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA setuju dan saling mengikat diri dalam suatu perjanjian
kerja waktu tertentu yang diatur dalam ketentuan yang dituangkan dalam pasal – pasal berikut
ini :
PASAL 1
Nama, Alamat Perusahaan dan Jenis Usaha

Nama Perusahaan : PT. NUR JATI MINERAL INDONESIA


Jenis Usaha : Pertambangan Batu Bara dan Mineral lainnya
Alamat Perusahaan : Panin Tower Lt. 8, Jl. Jend. Sudirman No. 7, Komp. Grand Sudirman
Balikpapan 76114

1
PASAL 2
Sifat Hubungan Kerja, Periode Kontrak & Jabatan
1 Hubungan kerja didasarkan pada Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ;

2 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini berlaku mulai 1 September 2019 sampai dengan 1
Maret 2020

3 PIHAK KEDUA diterima bekerja oleh PIHAK KESATU dengan jabatan sebagai GA
(General Affair) , jobdesk di lampiran terpisah dan menjadi satu kesatuan dari perjanjian
kontrak kerja ini, dengan lokasi kerja di Balikpapan, PPU dan Sekitarnya atau sesuai
kebutuhan pekerjaan PIHAK KESATU ;

4 Selambat – lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari sebelum Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu ini berakhir, PIHAK KESATU akan memberitahukan kepada PIHAK KEDUA
apabila hubungan kerja dilakukan perpanjangan.

5 Apabila Perjanjian Kerja ini berakhir karena alasan apapun juga, PIHAK KEDUA harus
mengembalikan seluruh perlengkapan-perlengkapan kerja dan fasilitas-fasilitas lainnya
yang dipinjamkan dari PIHAK PERTAMA pada saat meninggalkan tempat kerja.

6 Bilamana PIHAK KEDUA berkeinginan untuk mengundurkan diri dari perjanjian kerja
yang telah di tanda tangani maka PIHAK KEDUA harus mengajukan surat pengunduran
diri kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal efektif
berlakunya pengunduran diri tersebut. Dan selama satu bulan proses pengunduran diri
tersebut wajib melakukan tanggung jawab handover pekerjaan kepada supervisor maupun
karyawan lainnya yang terkait.

7 Permohonan pengajuan surat pengunduran diri diberikan maksimal diatas tanggal 20


dibulan dimana karyawan mengajukan surat dan di approve oleh Manajemen. Hal ini
berkaitan dengan proses penggajian dan proses administasi di HRD dan proses
administrasi kesehatan yang difasilitasi oleh perusahaan.

PASAL 3
Kriteria Waktu Kerja
Kriteria Waktu Kerja :
 Hari Kerja Biasa :
adalah hari atau waktu kerja untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan pada
siang hari dan atau malam hari ;

 Hari Off :
adalah hari atau kompensasi day off atau hari yang diliburkan oleh Perusahaan ;

2
 Hari Besar Nasional / Hari Libur Resmi :
adalah hari yang menurut kalender Nasional diliburkan secara nasional ;

Waktu kerja adalah :

Senin sampai dengan Minggu


Pukul 07.00 s.d 12.00 – Waktu kerja
Pukul 12.00 s.d 13.00 – Waktu istirahat
Pukul 13.00 s.d 18.00 – Waktu kerja
atau sesuai kebutuhan pekerjaan ;

Rotation Shiff :

Waktu Kerja Normal : 12 Jam kerja/hari


Jam Kerja Reguler Lapangan
 adalah 7 Minggu kerja (52 hari) dengan 12 (dua belas) jam kerja dan 1 Minggu (7
Hari) (Rotation 7:1)
 Rotation pekerjaan akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan

PASAL 4
Pengupahan

1. PIHAK KEDUA setuju dan menerima bekerja untuk kepentingan PIHAK KESATU
dengan menerima Upah per bulan sebesar :

- Gaji Pokok = Rp. 3.500.000,-

2. PIHAK KESATU akan Meninjau Ulang Upah PIHAK KEDUA setiap tahunnya atau
selama masa Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu Berlaku dan mereview / mengevaluasi
hasil kerja dari PIHAK KEDUA ;

3. Gaji yang tersebut dalam pasal 4 ayat 1 di atas, dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA setiap (satu) bulan kerja yaitu paling lambat di awal bulan pada
bulan berikutnya. Pembayaran gaji oleh PIHAK PERTAMA akan dilakukan ke rekening
bank milik PIHAK KEDUA.

4. Apabila PIHAK KEDUA tidak megindahkan peringatan-peringatan tertulis yang


diberikan oleh PIHAK PERTAMA, selanjutnya PIHAK PERTAMA berhak memutuskan
perjanjian kerja secara sepihak tanpa memberikan kompensasi dalam bentuk apapun.
PIHAK PERTAMA berhak untuk memotong gaji sebanyak jumlah kehadiran kerja PIHAK
KEDUA dalam kurun waktu 1 (satu) bulan kerja.

3
5. PIHAK KEDUA yang tidak masuk kerja karena sakit, harus memberitahukan kepada
atasan langsung/Kepala Divisi dimana PIHAK KEDUA bekerja selambat-lambatnya
sebelum memulainya jam kerja pada hari PIHAK KEDUA tidak masuk kerja disertai
dengan Surat Keterangan dari Dokter yang diberikan kepada PIHAK PERTAMA pada saat
hari PIHAK KEDUA bekerja kembali.

6. Gaji bulan pertama PIHAK KEDUA akan dihitung secara proporsional sesuai dengan
jumlah hari kerja PIHAK KEDUA pada bulan bersangkutan.

7. PIHAK PERTAMA akan memberikan Lembur kepada PIHAK KEDUA. jika ada
pekerjaan yang mengharuskan PIHAK KEDUA untuk lembur, mengenai besarannya sesuai
dengan yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA atau sesuai dengan perudangan-
undangan yang berlaku.

8. PIHAK PERTAMA tidak memberikan pesangon kepada PIHAK KEDUA setelah masa
percobaan / kontrak selesai (PKWT).

Net, Pajak Penghasilan atas Gaji tersebut ditanggung oleh PIHAK KEDUA dan dibayarkan ke
Kantor Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

PASAL 5
Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Tunjangan Hari Raya

1 Tunjangan Hari Raya ( THR ) akan diberikan dengan berpedoman pada ketentuan PER
MEN NAKER NO. 04 / 1994 ;

2 PIHAK KEDUA akan diikusertakan dalam Program Asuransi Tenaga Kerja (BPJS
Ketenagakerjaan) sesuai dengan ketentuan Perundangan yang berlaku;

3 PIHAK KEDUA diikutsertakan pada Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (BPJS


Kesehatan) sesuai dengan ketentuan Perundangan yang berlaku.

PASAL 6
Ijin Meninggalkan Pekerjaan

1 Ijin meninggalkan pekerjaan dengan Upah Dibayar adalah dengan alasan – alasan sebagai
berikut :
a. Pernikahan Pihak Kedua ………………………………………..……… 3 (tiga) hari ;
b. Istri/Suami/Anak/Saudara/Orang Tua/Mertua Pihak Kedua

4
meninggal dunia ……………………………………………………………. 2 (dua) hari ;
c. Khitanan / Baptisan Anak Pihak Kedua ………………………….. 2 (dua) hari ;
d. Istri Pihak Kedua melahirkan / keguguran ………………………… 2 (dua) hari ;
e. Pernikahan anak sah Pihak Kedua ……………………………………. 2 (dua) hari ;
f. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia ………… 1 (satu) hari.

Perhitungan jumlah hari meninggalkan pekerjaan diatas hanya berlaku di Balikpapan dan
sekitarnya, dan apabila PIHAK KEDUA berada di luar Balikpapan sehingga memerlukan
perjalanan lebih dari satu atau dua hari pergi pulang, PIHAK KESATU akan menambah
jumlah hari dengan pertimbangan serta melihat lamanya perjalanan;

2 Cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja, setelah masa kerja karyawan
adalah 1 (satu) tahun / 12 Bulan bekerja selama terus menerus, sesuai dengan Pasal 79
ayat 2 c UU ketenagakerjaan No.13 tahun 2003;

3 Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah (mangkir) dan tidak
sesuai dengan Pasal 6 (enam) ayat 1 (satu) maka upah tidak dibayar atau prorate sesuai
hari kerjanya.

4 Jika keperluan ijin diluar dari tugas pekerjaan yang membutuhkan posisi diluar dari kantor,
seperti ijin dengan keperluan pribadi dengan jangka waktu 1 hari full maka karyawan akan
dipotong cuti tahunannya.

Ketentuan-ketentuan dalam hal PIHAK KEDUA akan mengajukan permohonan hak cuti
tahunan sebagai berikut :
a. Jadwal cuti tahunan akan diatur oleh PIHAK PERTAMA dengan memperhatikan
kelancaran tugas yang dikerjakan oleh PIHAK KEDUA.

b. PIHAK KEDUA harus mengajukan permohonan cuti secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal cuti dan harus
mendapatkan persetujuan PIHAK PERTAMA.

c. Cuti tahunan dapat diambil sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan
yaitu setelah masa kerja selama 1 tahun.

d. Setiap hari libur dan hari libur resmi lainnya yang ada diantara masa cuti yang diminta
oleh PIHAK KEDUA, akan ditambahkan pada hari cuti tahunan.

e. Apabila PIHAK KEDUA mengalami sakit selama PIHAK KEDUA menjalani cuti
tahunan, maka tidak dapat ditambahkan pada hari-hari cuti tahunan.

5
f. Hak cuti tahunan akan diperhitungkan terhadap absensi PIHAK KEDUA dalam hal tidak
masuk kerja tanpa alasan-alasan yang sah dan dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA.

g. Hak cuti tahunan dinyatakan gugur apabila hak cuti tersebut tidak diambil oleh PIHAK
KEDUA pada saat hak cuti tersebut ada, kecuali ada penangguhan oleh PIHAK
PERTAMA secara tertulis. Penangguhan cuti tahunan yang telah disetujui oleh PIHAK
PERTAMA tidak melampaui timbulnya hak cuti berikutnya.

h. Untuk kepentingan tugas yang sifatnya mendadak dan mendesak, maka cuti tahunan
dapat ditangguhkan atau ditentukan lain oleh PIHAK PERTAMA walaupun telah
melampaui timbulnya hak cuti berikutnya, dengan tidak mengurangi/merugikan hak cuti
PIHAK KEDUA.

i. Demi kelancaran pelaksanaan pemberian jasa kepada pemberi kerja, PIHAK


PERTAMA berwenang menentukan waktu cuti tahunan yang pengaturannya
berdasarkan Surat Keputusan PIHAK PERTAMA.

j. Selama menjalani hak cuti tahunan, PIHAK KEDUA tidak berhak atas penggantian
biaya-biaya perjalanan.

k. Selama menjalani hak cuti tahunan, fasilitas-fasilitas yang diberikan PIHAK PERTAMA,
misalnya: Kendaraan dan Inventaris lainnya, harus dikembalikan untuk digunakan bagi
keperluan PIHAK PERTAMA.

l. Sisa Hak Cuti yang tidak diambil dapat diganti dengan uang.

PASAL 7
Tata Tertib Karyawan

1 PIHAK KEDUA wajib tunduk dan patuh pada instruksi atau perintah serta peraturan –
peraturan, baik secara lisan maupun tertulis yang dikeluarkan oleh PIHAK KESATU
maupun atasan PIHAK KEDUA berkaitan dengan kegiatan – kegiatan Perusahaan ;

2 PIHAK KEDUA tidak dibenarkan mengalihkan tugas yang dibebankan kepadanya, kepada
orang lain, serta tidak akan mempergunakan atau memperbaiki peralatan Perusahaan tanpa
ijin dari Pimpinan Perusahaan atau atasan PIHAK KEDUA ;

3 PIHAK KEDUA wajib merahasiakan kepada siapapun mengenai keterangan - keterangan


yang didapat selama hubungan kerja, rahasia Perusahaan dalam bentuk apapun yang ada
hubungannya dengan Perusahaan.

4 PIHAK KEDUA berjanji untuk menggunakan serta memelihara barang-barang inventaris


dan alat-alat keselamatan kerja/pelindung diri yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA

6
sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Dan PIHAK KEDUA wajib membayar ganti
rugi kepada PIHAK PERTAMA atas kerusakan barang-barang inventaris yang diakibatkan
oleh kelalaian PIHAK KEDUA.

5 PIHAK KEDUA wajib melaporkan/memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA apabila ada


perubahan status pribadi, seperti susunan keluarga, alamat tempat tinggal, dan lainnya.

6 PIHAK KEDUA berjanji tidak melakukan pelanggaran atau kejahatan yang bertentangan
dengan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku.

7 PIHAK KEDUA bersedia dikenakan sanksi apabila sering tidak hadir dan/atau datang tidak
tepat waktu/terlambat samapi dilokasi kerja dan meninggalkan tempat kerja sebelum waktu
kerja berakhir sebanyak 3 (tiga) kali dalam sebulan kalender tanpa sepengetahuan/seijin
Supervisor ditempat PIHAK KEDUA bekerja. PIHAK PERTAMA akan memberikan Surat
Peringatan Tertulis (SP.1, SP.2, SP.3 ataupun pembebasan tugas/skorsing) secara tertulis
dan tidak perlu berurutan tergantung berat ringannya pelanggaran.

8 Apabila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran hukum dan peraturan-peraturan yang


berlaku, PIHAK PERTAMA dapat memutuskan Perjanjian Kerja secara sepihak tanpa
memberikan kompensasi atau ganti rugi dalam bentuk apapun. Pelanggaran-pelanggaran
kerja termasuk tetapi tidak terbatas pada pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut:

a. Melakukan tindakan korupsi atau tindakan-tindakan lainnya yang termasuk dalam


pengertian manipulasi.

b. Tidak masuk kerja secara berturut-turut 5 (lima) hari tanpa sepengetahuan/seizin


Supervisor di tempat PIHAK KEDUA bekerja.

c. Tertangkap tangan bermain judi, meminum minuman keras, menggunakan obat-obatan


terlarang, pencurian, melakukan perbuatan asusila di tempat kerja, merusak barang-
barang inventaris PIHAK PERTAMA atau Pemberi Kerja/Pemakai Jasa dengan
sengaja, berkelahi dengan rekan sekerja di lingkungan kerja;

d. Melakukan tindakan penghasutan, memfitnah sesama karyawan, atasan, pengurus


perusahaan PIHAK PERTAMA, tidak disiplin, mencemarkan nama baik perusahaan,
atasan maupun sesama karyawan serta membocorkan rahasia perusahaan PIHAK
PERTAMA;

e. Melakukan tindakan mengancam atau menganiaya terhadap sesama karyawan, atasan,


pengurus perusahaan PIHAK PERTAMA.

7
PASAL 8
Surat Peringatan

1 PIHAK KESATU dapat memberikan Surat Peringatan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA yang melakukan pelanggaran tata tertib / larangan kerja Perusahaan, antara lain
sebagai berikut :

a. Sering datang terlambat atau pulang mendahului waktu yang ditetapkan ;


b. Tidak mematuhi ketentuan - ketentuan keselamatan kerja ;
c. Menolak untuk mentaati perintah atau penugasan yang diberikan kepadanya oleh atau
atas nama PIHAK KESATU sedangkan perintah itu sesuai dengan Tanggung Jawabnya
;
d. Melakukan kewajiban secara serampangan / ceroboh ;

2 Kepada PIHAK KEDUA yang telah melakukan pelanggaran tata tertib / larangan
Perusahaan akan diberikan Surat Peringatan secara tertulis yaitu :
 Surat Peringatan I ( Pertama )
 Surat Peringatan II ( Kedua )
 Surat Peringatan III ( Ketiga ) atau terakhir ;

3 Surat peringatan diberikan tidak selalu menurut urut-urutannya, tetapi dapat dinilai dari
besar kecilnya kesalahan yang dilakukan ;

4 Masing – masing Surat Peringatan mempunyai masa berlaku selama 6 (enam) bulan dan
apabila ternyata PIHAK KEDUA belum menunjukkan perbaikan atau melakukan
pelanggaran lagi, maka Pihak Pertama dapat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)
kepada Pihak Kedua sesuai Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 ;

PASAL 9
Pemutusan Hubungan Kerja

1 PIHAK KESATU dapat mengakhiri Perjanjian Kerja Waktu tertentu ini tanpa syarat dalam
hal PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran / kesalahan sebagai berikut :

a. melakukan penipuan, pencurian dan penggelapan barang /uang milik Perusahaan ;

b. melakukan pemalsuan apapun atau memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan
sehingga merugikan Perusahaan atau kepentingan Negara ;

c. mabuk, minum-minuman keras yang memabukan, memakai dan atau mengedarkan


narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja maupun di luar
lingkungan kerja ;

d. melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di lingkungan kerja atau di


tempat lain pada waktu jam kerja ;

8
e. membawa senjata tajam, melakukan tindakan kejahatan, misalnya menyerang,
menganiaya, mengancam, mengintimidasi atau menipu PIHAK KESATU atau teman
sekerja di lingkungan kerja atau yang ada kaitannya dengan Perusahaan ;

f. membujuk PIHAK KESATU atau teman sekerja untuk melakukan suatu perbuatan
yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku ;

g. melakukan sabotase , atau perbuatan lainnya atau dengan ceroboh atau sengaja
merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik PIHAK KESATU yang
menimbulkan / mengakibatkan kerusakan / kerugian bagi Perusahaan ;

h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan PIHAK KESATU atau teman sekerja dalam
keadaan bahaya di tempat kerja ;

i. membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan yang seharusnya dirahasiakan


kecuali untuk kepentingan Negara ;

j. melakukan kesalahan yang bobotnya sama setelah mendapatkan peringatan terakhir


yang masih berlaku ;

k. menghilangkan dengan sengaja atau karena kecerobohan terhadap barang – barang


milik Perusahaan ;

l. meminta atau menerima imbalan di luar Perusahaan atau melanggar hal – hal yang
terdapat dalam etika bisnis yang berlaku di Perusahaan ;

m. dengan sengaja atau tidak melanggar batas – batas kewenangan yang diberikan oleh
Perusahaan atau menyalahgunakan wewenang sehingga dapat merugikan Perusahaan
atau Pihak Lain di luar Perusahaan ;

n. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan Perusahaan yang diancam pidana ;

o. tidak hadir selama 5 (lima) hari berturut – turut tanpa pemberitahuan tertulis yang sah
dan tidak dapat diterima oleh Perusahaan dan telah dipanggil sebanyak 2 (dua) kali ;

2 Apabila PIHAK KEDUA secara tertulis mengundurkan diri dari Perusahaan atas kemauan
sendiri sebelum berakhirnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini maka PIHAK KESATU
hanya berkewajiban untuk membayar hal - hal yang menjadi hak PIHAK KEDUA yaitu gaji
yang sedang berjalan .

PASAL 10
Lain – lain dan Penutup

9
1 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini tidak dapat ditarik kembali dan atau diubah, kecuali
atas persetujuan Kedua Belah Pihak ;

2 PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA akan saling mentaati dan menghormati setiap
peraturan dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dan
melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab tanpa ada paksaan dan pengaruh dari
Pihak Lain ;

3 Hal - hal yang belum tercantum dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini maka atas
persetujuan Kedua Belah Pihak akan dibuatkan Perjanjian tersendiri yang sifat dan isinya
tidak bertentangan dengan Perjanjian ini dan tetap mengacu pada Peraturan Perusahaan
dan Peraturan Ketenagakerjaan ;

4 Apabila timbul perselisihan akibat dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini maka Kedua
Belah Pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah, dan apabila tidak
tercapai penyelesaian dalam musyawarah maka Kedua Belah Pihak sepakat agar sengketa
yang timbul akan diselesaikan sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Pengadilan Negeri
Balikpapan dan atau Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat ;

5 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dibuat rangkap 2 (dua), bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Balikpapan, 1 September 2019

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA,

PT. NUR JATI MINERAL INDONESIA

Shafri Alias Rinaldi Rusdin


President Director Karyawan

10

Anda mungkin juga menyukai