Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU

No.1501/EBJ/HRD/PKWT/IV/2023

Pada hari ini, Kamis tanggal 04 April 2023 telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Kerja untuk waktu
tertentu oleh dan antara :

Nama/Name : Eko Nugroho Budhisangkoyo


Jabatan/Position : HRGA Director

Bertindak untuk dan atas nama PT.Era Bangun Telecomindo yang beralamat di Perkantoran Mitra Matraman,
Jl. Matraman Raya Jakarta No.148, RT.1/RW.4, Kb. Manggis, Kec. Matraman, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13150, untuk selanjutnya dalam hal ini disebut Perusahaan dan:

Nama : ARVAN AFFANDI


Tempat & Tgl. Lahir : KOTABUMI, 28-12-1989
No KTP : 1803022612890001
Alamat : Jl. OK III Kaliburung RT/RW 004/003 Kelurahan KOTABUMI
Kecamatan KOTABUMI
Jenis kelamin : Laki-Laki
No HP : 081224981550
Alamat email : -

Bertindak untuk dan atas namanya sendiri, selanjutnya dalam hal ini disebut Karyawan.

Perusahaan setuju menerima Karyawan untuk bekerja selama waktu tertentu dan Karyawan setuju menerima
tugas untuk melaksanakan pekerjaan bagi kepentingan Perusahaan, dengan syarat-syarat dan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam perjanjian di bawah ini:

PASAL 1 : MAKSUD PERJANJIAN KERJA


Perusahaan memberi pekerjaan kepada Karyawan dan Karyawan setuju menerima pekerjaan dari Perusahaan
untuk jangka waktu tertentu sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.

PASAL 2 : JANGKA WAKTU KERJA


Perusahaan setuju untuk mempekerjakan Karyawan dan Karyawan setuju untuk bekerja pada Perusahaan
selama 6 (enam) bulan dimulai sejak tanggal 04 April 2023 sampai dengan 04 Oktober 2023.

PASAL 3 : EVALUASI
1. Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sebelum jangka waktu Perjanjian ini berakhir, Perusahaan akan
melakukan evaluasi terhadap kinerja Karyawan. Berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud, akan
diinformasikan mengenai hasil dan keputusan atas evaluasi kontrak kerjanya, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Dalam hal Karyawan lulus evaluasi kerja maka Karyawan dapat diperpanjang kontrak kerjanya
b. Dalam hal Karyawan tidak lulus evaluasi kerja maka hubungan kerja antara Perusahaan dan Karyawan
akan dinyatakan berakhir.
2. Selama masa kontrak, salah satu pihak dapat memutuskan Perjanjian ini setelah memberitahukan kepada
pihak lainnya dan tanpa harus memperoleh ijin dari pihak lainnya ataupun ijin/penetapan instasi pemerintah
di bidang ketenagakerjaan atau lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang berwenang.
PASAL 4 : LINGKUP PEKERJAAN
1. Jabatan yang diberikan pada Karyawan pada awalnya adalah sebagai Helper, dengan lokasi kerja di Bogor
dengan jabatan tersebut, tugas dan tanggung jawab Karyawan termasuk tetapi tidak terbatas pada
deskripsi yang nantinya akan disampaikan oleh atasan langsung.
2. Selama hubungan kerja berlangsung, sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan Perusahaan, Perusahaan
seketika waktu dapat mengubah perincian tugas dan tanggungjawab Karyawan atas jabatannya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Karyawan.
3. Karyawan wajib melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan Perusahaan di lokasi-lokasi luar kantor sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan dan operasional perusahaan.
4. Karyawan akan mengerahkan seluruh waktu, perhatian dan tanggungjawab atas kesanggupannya terhadap
kinerja Perusahaan, guna mencapai tujuan Perusahaan sesuai dengan kebijakan dan petunjuk yang
diberikan oleh Direksi atau pihak lain yang berwenang di Perusahaan dari waktu ke waktu.
5. Atas kebutuhan Perusahaan, Perusahaan mempunyai hak untuk memindah-tugaskan Karyawan baik untuk
sementara ataupun untuk seterusnya dan karyawan wajib memenuhi permintaan Perusahaan untuk
memindahkan karyawan dari:
a. Satu bagian ke bagian lainnya dalam satu Perusahaan;
b. Lokasi kerja satu ke lokasi kerja lainnya;
c. Perusahaan ke Perusahaan Affiliasi dari Perusahaan.
6. Masa kerja Karyawan yang dipindah-tugaskan sebagaimana ayat (5) pasal ini akan diteruskan dan
karyawan tidak berhak untuk meminta uang pesangon.
7. Penolakan atas pemindah-tugasan ini dianggap sebagai bentuk pelanggaran perjanjian kerja ini dan
Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

PASAL 5 : LOKASI PEREKRUTAN


Para Pihak melalui Perjanjian ini telah sepakat bahwa lokasi perekrutan Karyawan adalah Jakarta.

PASAL 6 : PENGUPAHAN
1. Rincian Gaji diatas terdiri dari :
Gaji Pokok : Rp. 2.000.000,
Tunjangan Lapangan : Rp. 500.000
Tunjangan Komunikasi : Rp. 500.000
---------------------------------------------------------------------------- +
Total : Rp. 3.000.000,-

Terbilang : Tiga Juta Rupiah


2. Jika Karyawan tidak hadir tanpa keterangan maka upah Karyawan akan dipotong sesuai dengan upah
perhari.
3. Upah akan diberikan apabila administrasi kepegawaian telah dilengkapi dan diselesaikan dengan
Departemen Human Resources PT. Era Bangun Telecomindo.
a. Upah sebagaimana dimaksud akan dibayarkan setiap tanggal 01 awal bulan, dengan mengkreditkannya
pada rekening bank atas nama Karyawan.
b. Karyawan bertanggungjawab atas seluruh pajak penghasilan (Pph 21) terhadap upah yang diterimanya,
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 7 : WAKTU KERJA


1. Hari kerja dan jam kerja yang ditetapkan untuk Karyawan adalah :
a. Hari kerja / Weekdays : Senin – Minggu
b. Jam Kerja / Working Hours : 08.30 – 17.30 > Patroli Patroli
(Standby 24 jam)
2. Pimpinan Perusahaan berhak menetapkan hari kerja dan jam kerja lainnya, sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya mengenai ketenagakerjaan.
3. Karyawan tidak diwajibkan untuk bekerja pada saat istirahat mingguan, hari libur resmi atau hari raya yang
ditetapkan Pemerintah.
4. Apabila Karyawan diperlukan dan diminta oleh Perusahaan, Karyawan setuju untuk bekerja diluar waktu
kerja normal, termasuk selama waktu istirahat mingguan dan hari libur resmi yang ditetapkan pemerintah
tanpa upah lembur, oleh karena fungsi dan jabatan Karyawan memerlukan pencurahaan waktu, perhatian
dan dedikasinya terhadap kelangsungan Perusahaan.

PASAL 8 : CUTI dan IZIN


1. Karyawan berhak atas 12 (dua belas) hari kerja per-tahun untuk menjalankan cuti pribadi. Setelah
menyelesaikan masa kerja 12 bulan berturut-turut tanpa terputus dengan Perusahaan, Karyawan berhak
atas cuti tahunannya sesuai dengan jumlah haknya pada saat itu atau sesuai dengan jumlah yang telah
disetujui oleh atasan dan atasan dari atasannya. Cuti ini harus diajukan dan disetujui terlebih dahulu 1 (satu)
minggu sebelum waktu pengambilan cuti dengan memberikan tembusan kepada Human Resources
Department dan hanya dapat diambil pada saat yang menurut Perusahaan paling tepat dengan
mempertimbangkan tugas-tugas Karyawan dan keperluan usaha Perusahaan.
2. Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Karyawan tidak diwajibkan bekerja apabila
sakit. Akan tetapi, Karyawan wajib untuk segera memberitahukan pihak yang tepat di Perusahaan sesuai
kebijakan Perusahaan yang berlaku pada saat itu apabila ia absen karena sakit. Apabila Karyawan tidak
dapat memberikan Surat Keterangan Sakit dari dokter maka akan dihitung sebagai mangkir dan akan
dianggap sebagai ijin tidak dibayar dengan perhitungan pemotongan upah per-hari.
3. Selama Karyawan absen karena sakit, Gaji Pokok karyawan dibayarkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Dengan mengajukan permohonan tertulis kepada pihak yang diberikan wewenang oleh Perusahaan, jika
dimungkinkan, Perusahaan dapat memberikan izin kepada karyawan untuk meninggalkan pekerjaan
dengan pembayaran upah penuh, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Perusahaan dapat mempertimbangkan, tetapi tidak harus mengabulkan permohonan izin meninggalkan
pekerjaan tanpa pembayaran upah, untuk keperluan Karyawan.

PASAL 9 : BENEFIT
1. Karyawan akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (“THR”) sebesar 1 (satu) bulan upah yang akan
dibayarkan kepada Karyawan setidaknya 1 (satu) minggu sebelum hari raya keagamaan masing-masing
karyawan, dengan ketentuan bahwa Karyawan telah melewati masa percobaan. Apabila Karyawan masa
kerjanya kurang dari 12 (dua belas) bulan, maka pemberian THR dilakukan secara proporsional.
2. Sebagaimana halnya upah, THR dan/atau Bonus dikenakan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku,
dan merupakan kewajiban Karyawan terhadap Negara. Perusahaan akan memotong sejumlah dana dari
THR dan/atau Bonus sebagai pembayaran pajak yang berlaku atas nama Karyawan, yang untuk selanjutnya
akan disetorkan kepada kas Negara, sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.

PASAL 10 : PELATIHAN
1. Karyawan berhak atas pelatihan guna pengembangan kemampuan dan keilmuan yang ada pada dirinya,
berdasarkan kebijakan Perusahaan ataupun berdasarkan program pelatihan yang dikutinya secara pribadi.
2. Segala kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh Karyawan atas dana yang dikeluarkan oleh Perusahaan,
Karyawan wajib menyerahkan bukti sertifikat pelatihan tersebut kepada Perusahaan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari dari hari terakhir pelaksanaan pelatihan dimaksud, dan Karyawan terikat kerja selama 1 (satu)
tahun. Apabila Karyawan melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, maka Karyawan
akan dikenakan denda sebesar harga pelatihan yang diikutinya.
3. Apabila Karyawan mengikuti program pelatihan berdasarkan kemauan dan dana pribadi, maka Karyawan
wajib untuk memberikan fotocopy sertifikat pelatihan yang diikutinya kepada Human Resources
Department.

PASAL 11 : BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


1. Karyawan diikutsertakan oleh Perusahaan di dalam program Jamsostek, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP) sesuai ketentuan yang
berlaku setelah 1 tahun bekerja.
2. Premi BPJS Ketenagakerjaan, khususnya untuk JHT dan JP, sebesar 2% dan 1% dari upah Karyawan akan
dibayar oleh Karyawan. Perusahaan akan memotong jumlah premi ini dari upah karyawan untuk disetorkan
kepada PT. BPJS Ketenagakerjaan (Persero) sebagai penyelenggara Jaminan sosial atas nama Karyawan.
3. Karyawan akan mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku setelah 1 tahun
bekerja.
4. Premi BPJS Kesehatan, sebesar 1% dari upah Karyawan akan dibayar oleh Karyawan. Perusahaan akan
memotong jumlah premi ini dari upah karyawan untuk disetorkan kepada PT. BPJS Kesehatan (Persero)
sebagai penyelenggara Jaminan sosial atas nama Karyawan.

PASAL 12 : SYARAT DAN TATA TERTIB KERJA


1. Karyawan bersedia mentaati segala peraturan tata-tertib perusahaan yang telah di tetapkan oleh
Perusahaan dalam Peraturan Perusahaan. Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tersebut di atas
dapat mengakibatkan Karyawan diberhentikan atau di kenai hukuman administratif sebagaimana tersebut
dalam peraturan tata-tertib perusahaan.
2. Kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian ini, ketentuan-ketentuan mengenai syarat-syarat kerja dan tata
tertib kerja yang ditentukan dalam Peraturan Perusahaan, serta kebijakan, peraturan kerja, etika kerja,
prosedur kerja, panduan kerja dan kebijakan-kebijakan lainnya yang ditentukan oleh Perusahaan dari waktu
ke waktu berlaku bagi Karyawan, dan Karyawan wajib memahami dan mentaati ketentuan-ketentuan syarat
kerja dan tata tertib kerja.
3. Karyawan setuju untuk senantiasa bertindak demi kepentingan Perusahaan dalam melaksanakan
pekerjaannya, melaksanakan tugasnya secara baik dan professional, serta mematuhi setiap dan seluruh
penugasan yang layak dari Perusahaan.
4. Karyawan wajib melaksanakan dan mematuhi seluruh petunjuk dan instruksi kerja kerja yang layak dari
atasannya.
5. Sesuai dengan tuntutan bisnis dan pekerjaan, Karyawan diharapkan untuk beradaptasi dengan cara
berpakaian dan menghormati kebudayaan di lingkungan kerja yang ada.

PASAL 13 : PERBEDAAN KEPENTINGAN


1. Karyawan tidak akan, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perusahaan (yang tidak akan ditahan
tanpa alasan yang jelas) selama berlangsungnya hubungan kerjanya dengan Perusahaan, terlibat atau
mempunyai kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam setiap perdagangan, usaha,
pekerjaan, atau kegiatan yang dapat menghalangi atau dengan cara lain mengganggu pelaksanaan
tugasnya atau yang dapat bertentangan dengan kepentingan dan usaha Perusahaan atau affiliasinya.
2. Bilamana karyawan bermaksud untuk memiliki pekerjaan lain diluar perusahaan, karyawan wajib
mendiskusikan hal tersebut pada Perusahaan untuk mendapatkan ijin tertulis sebelum pada akhirnya
menjalani pekerjaan lain di luar perusahaan. Karyawan hendaknya menyadari pentingnya menjaga sikap
professional yang terkait dengan citra Perusahaan mengingat karyawan masih terikat hubungan kerja
dengan Perusahaan.

PASAL 14 : PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


1. Pemutusan hubungan kerja, baik oleh Perusahaan maupun Karyawan, harus dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Tanpa mengesampingkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian ini, dan dengan memperhatikan serta
mematuhi ketentuan yang berlaku berdasarkan peraturan perundang-undangan mengenai ketenagakerjaan,
Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja karena kesalahan berat yang dilakukan oleh Karyawan,
seperti:
a. Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan/atau uang milik Perusahaan;
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan;
c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukan pada waktu kerja, menggunakan dan/atau
mengedarkan narkotika, prikotropika dan zat adiktif lainnya dilingkungan Perusahaan;
d. Melakukan perbuatan asusila atau berjudi di lingkungan Perusahaan;

e. Menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi karyawan lain atau manajemen Perusahaan
dan keluarganya secara fisik dan keluarganya secara fisik atau prikologis di lingkungan Perusahaan;

f. Membujuk karyawan lain atau manajemen Perusahaan untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan;

g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan barang milik Perusahaan atau karyawan lain
dan/atau manajemen Perusahaan dalam keadaan bahaya di lingkungan kerja;

h. Membongkar atau mengungkapkan informasi rahasia Perusahaan yang seharusnya dirahasiakan


kecuali untuk kepentingan Negara;

i. Melakukan perbuatan yang diancam dengan pidana penjara;

j. Dengan sengaja atau memaksa mengakses (login) atau masuk dalam computer karyawan lainnya
tanpa izin dari karyawan yang bersangkutan dan/atau atasan langsung yang berhak atas computer
tersebut;

k. Tidak memberikan data pribadi Karyawan yang lengkap dan akurat dan/atau tidak memberitahukan
Perusahaan mengenai kemungkinan adanya perselisihan kepentingan dan tidak memberitahukan ini
terbukti dilakukan secara sengaja;

1. Berkelahi dengan karyawan lain, manajemen Perusahaan, atasan langsung, atasan dari atasan
langsung, klien, pelanggan, pemasok, rekanan dan pihak lainnya dengan siapa Perusahaan melakukan
hubungan usaha, tamu Perusahaan dan orang lain di lingkungan Perusahaan;
m. Tetap melakukan pelanggaran meskipun telah menerima peringatan terakhir dari Perusahaan;
n. Melakukan tindakan pidana maupun bukan pidana yang menyebabkan kerugian terhadap Perusahaan
atau karyawan lainnya.
o. Melakukan tindakan disipliner sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 Perjanjian ini.
3. Dengan memperhatikan dan mematuhi ketentuan perundang-undangan mengenai ketenagakerjaan yang
berlaku, Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja karena tutupnya Perusahaan karena keadaan
memaksa (Force Majeure), yang termasuk, namun tidak terbatas pada:
a. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, angin topan/badai, tsunami dan kejadian-
kejadian lainnya yang ditetapkan sebagai bencana alam oleh Pemerintah;
b. Perang atau keadaan darurat sebagaimana dinyatakan oleh Pemerintah;
c. Huru-hara dan/atau kerusuhan massa;
d. Peraturan perundang-undangan dan/atau kebijaksanaan yang dikeluarkan dan/atau ditetapkan oleh
Pemerintah;
4. Hal-hal lain yang merupakan peristiwa yang berada di luar kendali Perusahaan dan tidak dapat diduga oleh
Perusahaan sebelumnya.
5. Perusahaan atau Karyawan dapat mengakhiri hubungan kerja dengan memberikan pemberitahuan tertulis
kepada pihak lainnya paling lambat (30) hari sebelum tanggal efektif berakhirnya hubungan kerja.
6. Pada saat berakhirnya Perjanjian ini atas alasan apapun, Karyawan :
a. Segera mengembalikan kepada (atau sebagaimana ditentukan oleh) Perusahaan seluruh surat-
menyurat, dokumen, piranti lunak dan barang lainnya milik Perusahaan, perusahaan-perusahaan terkait
dan/atau Afiliasinya yang berada dalam kekuasaan atau kendali Karyawan diatas, dan tidak akan
menyimpan salinan daripadanya;
b. Segera mundur dari setiap jabatan yang dipegang oleh Karyawan dalam Perusahaan, perusahaan-
perusahaan terkait dan/atau Afiliasinya, dimana penunjukan untuk jabatan tersebut dilakukan oleh
Perusahaan, perusahaan-perusahaan terkait dan/atau Afiliasinya, sesuai kasusnya.
6. Karyawan setuju untuk tidak melakukan pengungkapan terhadap seluruh informasi-informasi terkait
Perusahaan, Hak Kekayaan Intelektual yang dimiliki Perusahaaan baik saat maupun setelah putusnya
hubungan kerja Karyawan dengan Perusahaan.

PASAL 15 : LARANGAN PENGUNGKAPAN


1. Karyawan akan mematuhi kewajiban-kewajiban larangan pengungkapan sebagai berikut:
a. Karyawan akan menjaga penuh kerahasiaan seluruh rahasia dagang dan informasi rahasia dan milik
perusahaan lainnya, perusahaan-perusahaan terkait dan afiliasi, termasuk namun tidak terbatas pada
informasi yang berkaitan dengan usahanya, transaksi bisnisnya, operasinya, proses, rencana, maksud,
informasi produk, teknologi, tata cara, desain, piranti lunak, peluang pasar, pelanggan, kebijakan dan
praktik (“Informasi Rahasia”) yang diterimanya atau dipercayakan kepadanya selama Karyawan Bekerja.
b. Karyawan tidak akan pada saat kapanpun, kecuali dalam pelaksanaan tugasnya yang layak atau
apabila diperintahkan oleh pengadilan yang kompeten,dengan cara, bentuk atau sikap apapun baik
secara langsung maupun tidak langsung, membongkar, mengungkapkan atau mengkomunikasikan
kepada orang, firma, perusahaan atau badan apapun dengan cara apapun, atau menggunakan untuk
kepentingannya sendiri atau kepentingan pihak lain, Informasi Rahasia apapun baik selama masa
kerjanya menurut Perjanjian ini maupun setelah putusnya hubungan kerja dengan perusahaan, kecuali
dan sampai dengan informasi tersebut telah dipublikasikan oleh Perusahaan, perusahaan-perusahaan
terkait dan Afiliasinya, sesuai kasusnya. Selain itu Karyawan selama bekerja pada Perusahaan, akan
senantiasa berusaha sebaik mungkin untuk mencegah terungkapnya Informasi Rahasia tersebut oleh
pihak ketiga.
c. Seluruh catatan-catatan, memoranda, akun, daftar-daftar, tulisan-tulisan, film-film, foto-foto, bagan-
bagan, rumus-rumus, gambar-gambar, sketsa-sketsa dan dokumen-dokumen lain yang disiapkan,
dibuat,disimpan atau dipakai Karyawan selama masa kerjanya adalah milik dan tetap menjadi milik dari
Perusahaan, dan wajib dikembalikan kepada Perusahaan jika diminta kapanpun dan dalam hal
putusnya hubungan kerja karena alasan apapun.
d. Dilarang menggunakan IP Address PT.Era Bangun Telecomindo untuk menggunakan Social Media
apapun selama Karyawan bekerja
2. Perlindungan terhadap informasi rahasia tidak mencakup informasi yang:
a. Tidak penting atau sudah cukup jelas; atau
b. Dapat dibuktikan dengan suatu bukti yang nyata bahwa informasi tersebut tersedia bagi publik atau
yang kemudian menjadi tersedia bagi publik selain dengan cara atau selain sebagai akibat dari
pelanggaran Perjanjian ini oleh Karyawan;atau
c. Dapat dibuktikan dengan suatubukti yang nyata bahwa telah diketahui oleh Karyawan tanpa melawan
hak pada tanggal Perjajian ini dan tidak didapatkan secara langsung maupun tidak langsung dari
Perusahaan; atau
d. Dapat dibuktikan dengan suatu bukti yang nyata bahwa telah dikembangkan oleh Karyawan tanpa
merujukpada Informasi Rahasia; atau
e. Dapat dibuktikan dengan suatu bukti yang nyata telah diberikan kepada Karyawan oleh Pihak Ketiga
yang tidak melanggar kewajiban mengenai kerahasiaan;atau
f. Harus diungkapkan berdasarkan hukum yang berlaku atau atas perintah pengadilan yang kompeten
atau bursa saham yang dikenal ataudepartemen atau badan pemerintah,dengan ketentuan tersebut,
Karyawan telah berkonsultasi dengan Perusahaan mengenai bentuk, sifat dan tujuan dari
pengungkapan tersebut.
3. Pelanggaran ketentuan larangan pengungkapan sebagaimana diatur dalam Pasal ini dapat menjadi dasar
untuk tindakan disipliner terhadap Karyawan, hingga dan termasuk pemutusan hubungan kerja.

PASAL 16 : PENYELESAIAN PERSELISIHAN


1. Apabila terjadi perbedaan penafsiran atas pasal-pasal dalam perjanjian ini, maka penafsiran yang
digunakan adalah menggunakan ketentuan yang menggunakan bahasa Indonesia.
2. Segala perselisihan yang timbul antara Perusahaan dan Karyawan sehubungan dengan Perjanjian ini akan
diselesaikan secara damai melalui musyawarah mufakat.
3. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara damai melalui musyawarah untuk mufakat,
Perusahaan dan Karyawan sepakat bahwa perselisihan tersebut akan diselesiakan menurut mekanisme
penyelesian perselisihan hubungan ketenagakerjaan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 17 : ADDENDUM
1. Hal-hal yang telah diatur dalam Perjanjian ini dapat diubah dan atau ditambah sesuai dengan kesepakatan
para Pihak
2. Hasil musyawarah yang disetujui oleh kedua belah pihak secara tertulis merupakan ketentuan tambahan
yang akan dituangkan dalam perjanjian tersendiri dan akan dinamakan "ADDENDUM" yang merupakan
bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

PASAL 18 : LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam Surat Kesepakatan Kerja ini diatur sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Perusahaan dan atau dapat diatur kemudian atas persetujuan kedua belah pihak.
2. Segala perubahan terhadap sebagian atau seluruh ketentuan Surat Kesepakatan Kerja ini dilakukan hanya
dengan persetujuan kedua belah pihak.
Perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap dan bertandatangan sama, serta mempunyai kekuatan hukum
yang sama bagi Para Pihak.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak dalam keadaan sadar dan tanpa adanya
tekanan dari pihak manapun.

Company, Employee,
PT. Era Bangun Telecomindo

Eko Nugroho Budhisangkoyo ARVAN AFFANDI


HRGA Director

Anda mungkin juga menyukai