Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

No : ………./……………./ ………./2019

Yang bertanda tangan di bawah ini :

I. Nama : Sri Wahyuni


Pekerjaan : Pimpinan SPBU 44.581.05
Wirosari – Grobogan
Alamat : Jl. Raya Wirosari – Purwodadi Km. 01 Kunden Barat
Kecamatan Wirosari Kab Grobogan

Bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk
Umum ( SPBU ) 44.581.05 Wirosari – Grobogan selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA atau bisa disebut juga PERUSAHAAN.

II. Nama :
Tempat / Tgl. Lahir :
Pekerjaan :
Alamat :

Bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama sendiri. Selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA atau bisa disebut juga PEKERJA.

Selanjutnya para pihak menerangkan hal – hal sebagai berikut :


1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah pemilik dan pimpinan SPBU 44.581.05
Wirosari – Grobogan.
2. Bahwa untuk melaksanakan fungsi SPBU, PIHAK PERTAMA membutuhkan
tenaga operasional.
3. Bahwa PIHAK KEDUA telah mengajukan permohonan lamaran kerja, membuat
surat pernyataan bersedia dan mampu menjalankan tugas fungsi SPBU sesuai syarat
dan ketentuan yang diberlakukan.
4. Bahwa pekerjaan tersebut dilaksanakan dalam masa tertentu dan diikat didalam
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

Berdasarkan hal – hal tersebut di atas para pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu, yang selanjutnya disebut “PERJANJIAN”dengan syarat – syarat
dan ketentuan seperti yang termaktub dalam pasal – pasal di bawah ini :

Pasal 1
KETENTEUAN UMUM

1.1 PIHAK KEDUA adalah pekerja aktu tertentu yang ditugaskan sebagai pengawas
SPBU 44.581.05 Wirosari – Grobogan Kab. Grobogan.
1.2 PIHAK PERTAMA tidak menyediakan sarana perumahan / penginapan serta
transportasi bagi PIHAK KEDUA.
1.3 PIHAK KEDUA bersedia dan mampu melaksanakan tugas pekerjaan serta
memenuhi dan mentaati semua persyaratan, peraturan dan tata tertib yang
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA, dan / atau peraturan – perundangan yang
dikeluarkan instansi yang mempunyai kaitan kewenangan dalam penyelenggaraan
pengoperasian SPBU.
1.4 Lingkup pekerjaan dan tata tertib akan dibuat lampiran tersendiri dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 2
JANGKA WAKTU KERJA

2.1 Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ………………. dan akan berakhir
demi hokum dengan berakhirnya kontrak kerja antara PIHAK PERTAMA dengan
PIHAK KEDUA pada tanggal ………………………….
2.2 Masa kerja PIHAK KEDUA dengan PIHAK PERTAMA dinyatakan mulai dengan
nol ( 0 ) tahun terhitung mulai tanggal ………………….
2.3 Terhadap masa kerja sebelum penetapan perjanjian ini disepakati sebagai masa uji
coba kerja , dan atas masa uji coba tersebut PIHAK KEDUA sudah menerima
semua yang menjadi haknya.
2.4 Perjanjian dapat dibatalkan oleh PIHAK PERTAMA ataupun PIHAK KEDUA.
Dalam hal pembatalan dilakukan PIHAK PERTAMA apabila PIHAK KEDUA
tidak dapat melaksanakan, melalaikan tugasnya dan / atau melakukan hal – hal yang
merugikan PIHAK PERTAMA. Dalam hal pembatalan diajukan PIHAK KEDUA
terlebih dahulu secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA sekurang – kurangnya
satu bulan sebelumnya.
Pemutusan hubungan kerja demikian tidak mengikat atas pembayaran apapun
kecuali pembayaran gaji dari hasil kerja yang telah dijalankan PIHAK KEDUA.

Pasal 3
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

3.1 PIHAK KEDUA dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya dan setiap saat meningkatkan
kecakapan, kemampuan dan mutu kerjanya serta selalu menjaga dan melindungi
perusahaan PIHAK PERTAMA.
3.2 Jadwal kerja pekerja adalah sebagaimana yang telah ditetapkan PIHAK
PERTAMA, dan PIHAK KEDUA wajib mentaati semua perintah, instruksi yang
diberikan PIHAK PERTAMA atua orang yang ditunjuk mewakili PIHAK
PERTAMA atau lazim disebut PENGAWAS SPBUsebagai atasannya.
3.3 PIHAK KEDUA wajib masuk kerja tepat waktu dan tetap akan tinggal ditempat
kerjanya serta tidak menerima tamu pribadi selama jem kerja tanpa ijin atasan yang
berwenang.
3.4 PIHAK KEDUA tidak diijinkan untuk membawa dan / atau mengaktifkan alat
komunikasi dalam bentuk apapun selama waktu kerja.
3.5 Setiap kehadiran kerja PIHAK KEDUA wajib mengisi absensi kerja yang telah
disediakan perusahaan.
3.6 Ketidak hadiran kerja harus mengajukan ijin disertai alas an yang jelas. Dalam
keadaan tertentu surat ijin dilengkapi tanda bukti yang sah yang dikeluarkan oleh
pihak berwenang, misalnya dokter / Rumah Sakit / Puskesmas.
3.7 PIHAK KEDUA wajib memelihara dan menggunakan secara baik dan benar semua
sarana dan fasilitas perlengkapan kerja yang dipercayakan kepadanya dan dilarang
memindahkan dan / atau memindah tangankan alat – alat serta barang – barang dari
lokasi kerja. Kehilangan dan kerusakan atas barang atau sarana perusahaan yang
berada dalam lingkup tugasnya yang diakibatkan karena kelalaian menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
3.8 Selama jangka perjanjian ini, PIHAK KEDUA dilarang untuk bekerja pada
perusahaan lain dengan cara atau maksud apapun tanpa ijin tertulis PIHAK
PERTAMA.
3.9 PIHAK KEDUA bertanggung jawab apabila didalam menjalankan tugasnya tidak
sesuai prosedur tetap yang diberlakukan, sehingga menimbulkan kerugian dan
akibat hukum bagi pihak lain. Dalam hal demikian tersebut PIHAK PERTAMA
terbebaskan dari tuntutan hukum PIHAK KETIGA.
3.10PIHAK KEDUA wajib menghormati dan bekerja sama secara baik dan positif
dengan sesame pekerja serta memelihara hubungan yang kondusif dengan
masyarakat lingkungan sekitar perusahaan.
3.11PIHAK KEDUA wajib menempatkan uang jaminan kepada PIHAK PERTAMA
sebesar Rp. 2.000.000,00 ( Dua Juta rupiah ) yang akan disimpan dalam tabungan
dan / atau sesuai kesepakatan bersama.
3.12PIHAK KEDUA bisa mengambil kembali uang jaminan pada saat akhir masa kerja
atau pada saat mengundurkan diri setelah menyelesaikan kewajibannya terhadap
perusahaan dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
JAM KERJA DAN HARI LIBUR

Dikarenakan sifat dan tuntutan situasi pekerjaan di lingkup SPBU, PIHAK KEDUA
melaksanakan pekerjaan sesuai kebutuhan perusahaan dengan selalu mengacu dan berpedoman
kepada peraturan ketenaga kerjaan.
Kelebihan jam kerja dan hari libur diatur menyesuaikan situasi dan jadwal jam kerja dengan
selalu memperhatikan peraturan ketenaga kerjaan.

Pasal 5
IJIN DAN TIDAK MASUK KERJA

5.1 Ijin tidak masuk kerja diberikan dalam hal PIHAK KEDUA :
5.1.1. Melaksanakan pernikahan pertama 5 hari
5.1.2. Kematian : suami, isteri, anak, orang tua 3 hari
5.1.3. Melahirkan dan mengkhitankan anak 3 hari
5.1.4. Lain – lain hal menurut kebijaksanaan perusahaan
5.2 Menderita sakit dan dirawat di Rumah Sakit disertai surat keterangan resume
dan melebihi 15 ( lima belas ) hari kerja.
Pasal 6
HAK PEKERJA

6.1 PIHAK KEDUA dengan jabatannya berhak mendapa upah dan bonus ( sesuai
kondisi yang ada ) setiap bulan, yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan.
6.2 Jumlah keseluruhan upah dan bonus yang diterima, sekurang – kurangnya sama
dengan Upah Minimum Regional ( UMR ) dari Kabupaten Grobogan.
6.3 Penerimaan gaji jatuh pada tanggal 30 / 31 setiap bulannya, apabila tanggal 30 / 31
jatuh pada pada hari libur kerja maka pembayaran berlaku pada tanggal
sebelumnya.
6.4 PIHAK KEDUA akan diikutkan program JAMSOSTEK, meliputi : jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan yang
ditanggung PIHAK PERTAMA dan jaminan hari tua ditanggung PIHAK KEDUA
sebesar 2% dari upah rata – rata setiap bulan.
6.5 PIHAK KEDUA berhak atas cuti tahunan sebesar 12 ( dua belas ) hari kerja dan
pengajuannya harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
6.6 Setiap tahun perusahaan akan memberikan seragam kerja 2 ( dua ) set, Tunjangan
Hari Raya ( THR ) yang akan diberikan selambat – lambatnya 10 ( sepuluh ) hari
sebelum hari raya.
6.7 PIHAK PERTAMA mengupayakan pelatihan – pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia PIHAK KEDUA.

Pasal 7
PELANGGARAN DAN SANKSI

7.1 Perusahaan berhak dan dapat menjatuhkan sanksi perupa peringatan lisan / tertulis
maupun sanksi administrasi sampai kepada pemutusan hubungan kerja apabila
PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang telah ditetapkan
perusahaan.
7.2 Setiap bentuk pelanggaran terhadap peraturan, tata tertib perusahaan atau
mengabaikan instruksi / perintah atasannya yang sesuai dengan bidang tugasnya,
PIHAK KEDUA akan diberi sanksi PERTMA dan KEDUA , bila PIHAK KEDUA
masih melakukan pelanggaran setelah peringatan kedua maka perusahaan akan
melakukan pemutusan hubungan kerja ( PHK )
7.3 Pemutusan hubungan kerja seketika ( tanpa peringatan ) akan dilakukan apabila
PIHAK KEDUA terbukti melakukan pelanggaran dikategorikan berat terhadap
perusahaan, yaitu :
7.3.1. Membuat, memberikan laporan palsu atau dipalsukan.
7.3.2. Mabuk, madat, memakai narkoba.
7.3.3. Mencuri, menggelapkan, menipu atau melakukan kejahatan sejenisnya.
7.3.4. Menganiaya, menghina dengan kasar,mengancam pekerja lain, atasan,
pimpinan ataupun pekerja perusahaan lain yang melayani perusahaan.

7.3.5. Menghasut teman sekerja / orang lain untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan hokum, tata tertib, maupun SARA ( suku, agama, ras dan
golongan )
7.3.6. Menyebarkan rahasia perusahaan dan / atau mencemarkan nama baik
perusahaan.
7.3.7. Tidak masuk kerja / bolos / mangkir selama 7 ( tujuh ) hari berturut – turut
tanpa pemberitahuan tertulis, dalam hal demikian PIHAK KEDUA dianggap
mengundurkan diri secara sepihak.

Pasal 8
KERAHASIAAN

8.1 PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menjamin dan bertanggung jawab atas
kerahasiaan ini. Perjanjian ini dan segala dokumen serta informasi teknis maupun
non teknis yang berhubungan dengan kegiatan yang sesuai dengan maksud
perjanjian ini.
8.2 PIHAK PERTMA dan PIHAK KEDUA dapat mengungkapkan kerahasiaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 1, apabila diperlikan dan didasarkan oleh
Ketentuan Hukum yang berlaku di dalam wilayah Repuplik Indonesia.

Pasal 9
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

Perjanjian kerja waktu tertentu ini akan berakhir bila,

9.1 Hubungan kerja berakhir demi hukum sesuai pasal 2 ayat 1 perjanjian ini
9.2 PIHAK KEDUA mengundurkan diri yang disampaikan secara tertulis sedikitnya 1
( satu ) bulan sebelumnya kepada PIHAK PERTAMA, sehingga dengan demikian
hubungan berakhir tanpa syarat, kecuali yang sudah diatur dalam perjanjian ini.
9.3 Pekerja diberhentikan karena melakukan pelanggaran salah satu butir atau lebih dari
pasal 7 perjanjian ini.
9.4 Kondisi kegiatan perusahaan PIHAK PERTAMA secara keekonomian dan
operasional tidak memungkinkan lagi untuk mempekerjakan PIHAK KEDUA.
9.5 PIHAK KEDUA mennggal dunia, sakit berat yang berakibat tidak mampu bekerja
dan / atau kondisi lain yang membuat PIHAK KEDUA secara fisik atau mental
tidak lagi bisa bekerja secara wajar sebagai operator SPBU.

Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

10.1 Dalam hal terjadi perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian ini dengan segala
akibat hukumnya, para pihak sepakat akan menyelesaikan secara musyawarah
mufakat.
10.2 Apabila dengan musyawarah mufakat tidak menyekesaikan perselisihan, para
pihak sepakat akan meneruskan permasalahan ke Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi setempat.
Pasal 11
PENUTUP

PIHAK KEDUA menyatakan sanggup melaksanakan kewajibannya dengan menerima


syarat – syarat yang tercantum dalam perjanjian ini.

Syarat – syarat maupun ketentuan – ketentuan yang berlaku cukup jelas diatus dalam
perjanjian ini, akan diatur lebih lanjut dan merupakan tambahan ( addendum ) yang
tidak terpisah dari perjanjian ini.

Demikian perjanjian ini dibuat rangkap 2 ( dua ), masing – masing bermeterai cukup
dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
tanpa tekanan / paksaan oleh karenanya berlaku mengikat para pihak untuk
dilaksanakan.

Wirosari, ____ November 2019


PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

……………….. Sri Wahyuni

Anda mungkin juga menyukai