DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS JEULINGKE
Jl. Batee Timoh Desa Jeulingke Kec.Syiah Kuala Banda Aceh
Email : puskesmas_jeulingke@yahoo.com No.Telp. 081360026130
Pada hari ini Senin tanggal Dua bulan Januari tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga kami yang bertanda tangan
dibawah ini:
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Banda Aceh, yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
selaku pihak yang menerima pekerjaan yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama dirinya
sendiri yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut para pihak dalam kedudukannya masing-
masing sebagaimana tersebut di atas, sepakat untuk mengadakan perjanjian kerja sebagai Tenaga Sukarela
pada UPTD Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh, yang ditugaskan sebagai tenaga Rekam
Medik/Pendaftaran dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Maksud dan tujuan perjanjian ini adalah sebagai dasar PIHAK PERTAMA untuk melakukan hubungan kerja
dengan PIHAK KEDUA yang bersifat mengikat guna melaksanakan pekerjaan sebagai Tenaga Sukarela pada
UPTD Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh yang wajib dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 3
PENGHASILAN
Pasal 5
(1) Penghasilan yang diterima oleh PIHAK KEDUA berupa jasa pelayanan yang dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang bersumber dari Dana JKN Puskesmas Jeulingke Tahun Anggaran
2023.
(2) Penghasilan dibayarkan pada awal bulan berikutnya setiap bulannya selama berlakunya masa kerja.
(3) Poin Pendidikan yang diperhitungkan pada jasa pelayanan adalah setara dengan Diploma 3 sesuai
dengan kompetensi yang dipersyaratakan untuk pelayanan Rekam Medik
(1) PIHAK PERTAMA dapat melakukan pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada pasal 4
ayat (1) huruf e apabila :
a. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja PIHAK KEDUA tidak menunjukkan kinerja yang baik;
b. Tidak mematuhi ketentuan jam kerja;
c. Tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya tanpa izin PIHAK PERTAMA;
d. PIHAK KEDUA mengundurkan diri secara sepihak;
e. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran disiplin.
(2) Pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e antara lain :
a. Melakukan tindakan-tindakan diluar ketentuan atau prosedur yang diatur oleh peraturan atau
Undang-Undang yang berlaku;
b. Menganiaya/menghina atau mengancam atasan atau teman sekerja baik secara langsung atau
tidak langsung dan membujuk orang lain untuk melakukan penganiayaan tersebut;
c. Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
Undang-Undang kesopanan dan ketertiban umum;
d. Melakukan kelalaian walaupun sudah mendapatkan peringatan terakhir dan melakukan pekerjaan
secara serampangan yang mengakibatkan kerugian bagi instansi;
e. Mabuk, minum minuman keras, penyalahgunaan obat-obatan terlarang ditempat kerja atau dalam
lingkungan kerja;
f. Dijatuhi hukuman/menjalani hukuman atas keputusan pengadilan;
g. Mencemarkan nama baik instansi, pimpinan instansi dan keluarganya;
h. Melakukan/mencoba penyuapan atau menerima suap dalam bentuk apapun dan dari siapapun
terhadap atau dari seseorang/beberapa orang dan atau pegawai instansi, pejabat/pimpinan
instansi dan atau keluarganya;
i. Main judi, melakukan pekerjaan sebagai rentenir baik diwaktu jam kerja maupun diluar ketentuan
jam kerja didalam maupun diluar instansi;
j. Melakukan tindakan asusila ditempat kerja atau dilingkungan instansi;
k. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan dalam keadaan bahaya milik
instansi;
l. Melakukan tindakan kejahatan misalnya : mencuri, menggelapkan, menipu, memperdagangkan
/membawa barang terlarang baik didalam maupun diluar lingkungan instansi;
m. Berkelahi/pukul-memukul secara fisik dilingkungan instansi;
n. Melakukan perbuatan-perbuatan/tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan kerugian terhadap
instansi maupun sesama teman sekerja baik sengaja maupun disebabkan kecerobohannya yang
dilakukan didalam lingkungan instansi;
o. Menempel, menyebarluaskan pamflet-pamflet, pengumuman-pengumuman, isyu-isyu dan lain
sebagainya di dalam lingkungan instansi yang dapat menimbulkan keresahan, kerawanan dan
gangguan keamanan lainnya bagi instansi/pegawai;
p. Melakukan tindakan dengan sengaja atau ceroboh merusak atau membiarkan diri dan teman
sekerjanya dalam keadaan bahaya dilingkungan tempat kerja;
q. Melakuan perbuatan-perbuatan/tindakan-tindakan yang dapat mengganggu ketenangan, ketertiban
dan keamanan kerja diantara sesama rekan kerja di lingkungan instansi.
PENGUNDURAN DIRI
Pasal 7
(1) PIHAK KEDUA dapat mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf d dari
pekerjaan sebagai Tenaga Sukarela dengan menyampaikan permohonan berhenti bekerja kepada
PIHAK PERTAMA sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan di muka;
(2) PIHAK PERTAMA dapat mengabulkan permohonan pengunduran diri PIHAK KEDUA;
(3) Akibat pengunduran diri, PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut konpensasi dalam bentuk apapun
pada PIHAK PERTAMA.
LAIN-LAIN
Pasal 8
(1) Apabila ada ketentuan dalam perjanjian kerja ini yang dilarang, cacat dan dapat dimintakan
pembatalannya atau bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku atau dilarang atau
dibatalkan oleh pejabat berwenang, maka hanya ketentuan itu saja yang tidak berlaku. Sedangkan
ketentuan-ketentuan lainnya tetap berlaku dan kedua belah pihak dengan itikad baik akan mencari
ketentuan penggantinya.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerja ini, akan diatur lebih lanjut oleh PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA wajib mengikuti semua ketentuan dan peraturan yang berlaku di kemudian hari.
Pasal 9
Perjanjian kerja ini dibuat dalam rangkap 1 (satu) dibubuhi materai yang cukup dan ditanda tangani
oleh para pihak dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun dan berlaku sejak tanggal mulai
ditanda tanganinya perjanjian kerja ini.
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
Mengetahui:
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA BANDA ACEH,
Pada hari ini Senin tanggal Dua bulan Januari tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga kami yang bertanda tangan
dibawah ini:
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Banda Aceh, yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
selaku pihak yang menerima pekerjaan yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama dirinya
sendiri yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut para pihak dalam kedudukannya masing-
masing sebagaimana tersebut di atas, sepakat untuk mengadakan perjanjian kerja sebagai Tenaga Sukarela
pada UPTD Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh, yang ditugaskan sebagai Tenaga Pembantu Pengelola
Keuangan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Maksud dan tujuan perjanjian ini adalah sebagai dasar PIHAK PERTAMA untuk melakukan hubungan kerja
dengan PIHAK KEDUA yang bersifat mengikat guna melaksanakan pekerjaan sebagai Tenaga Sukarela pada
UPTD Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh yang wajib dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 3
PENGHASILAN
Pasal 5
(1) Penghasilan yang diterima oleh PIHAK KEDUA berupa jasa pelayanan yang dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang bersumber dari Dana JKN Puskesmas Jeulingke Tahun Anggaran
2023.
(2) Penghasilan dibayarkan pada awal bulan berikutnya setiap bulannya selama berlakunya masa kerja.
(3) Poin Pendidikan yang diperhitungkan pada jasa pelayanan adalah setara dengan Diploma 3 sesuai
dengan kompetensi yang dipersyaratakan untuk pelayanan pengelola keuangan
(1) PIHAK PERTAMA dapat melakukan pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada pasal 4
ayat (1) huruf e apabila :
a. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja PIHAK KEDUA tidak menunjukkan kinerja yang baik;
b. Tidak mematuhi ketentuan jam kerja;
c. Tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya tanpa izin PIHAK PERTAMA;
d. PIHAK KEDUA mengundurkan diri secara sepihak;
e. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran disiplin.
(2) Pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e antara lain :
a. Melakukan tindakan-tindakan diluar ketentuan atau prosedur yang diatur oleh peraturan atau
Undang-Undang yang berlaku;
b. Menganiaya/menghina atau mengancam atasan atau teman sekerja baik secara langsung atau
tidak langsung dan membujuk orang lain untuk melakukan penganiayaan tersebut;
c. Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
Undang-Undang kesopanan dan ketertiban umum;
d. Melakukan kelalaian walaupun sudah mendapatkan peringatan terakhir dan melakukan pekerjaan
secara serampangan yang mengakibatkan kerugian bagi instansi;
e. Mabuk, minum minuman keras, penyalahgunaan obat-obatan terlarang ditempat kerja atau dalam
lingkungan kerja;
f. Dijatuhi hukuman/menjalani hukuman atas keputusan pengadilan;
g. Mencemarkan nama baik instansi, pimpinan instansi dan keluarganya;
h. Melakukan/mencoba penyuapan atau menerima suap dalam bentuk apapun dan dari siapapun
terhadap atau dari seseorang/beberapa orang dan atau pegawai instansi, pejabat/pimpinan
instansi dan atau keluarganya;
i. Main judi, melakukan pekerjaan sebagai rentenir baik diwaktu jam kerja maupun diluar ketentuan
jam kerja didalam maupun diluar instansi;
j. Melakukan tindakan asusila ditempat kerja atau dilingkungan instansi;
k. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan dalam keadaan bahaya milik
instansi;
l. Melakukan tindakan kejahatan misalnya : mencuri, menggelapkan, menipu, memperdagangkan
/membawa barang terlarang baik didalam maupun diluar lingkungan instansi;
m. Berkelahi/pukul-memukul secara fisik dilingkungan instansi;
n. Melakukan perbuatan-perbuatan/tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan kerugian terhadap
instansi maupun sesama teman sekerja baik sengaja maupun disebabkan kecerobohannya yang
dilakukan didalam lingkungan instansi;
o. Menempel, menyebarluaskan pamflet-pamflet, pengumuman-pengumuman, isyu-isyu dan lain
sebagainya di dalam lingkungan instansi yang dapat menimbulkan keresahan, kerawanan dan
gangguan keamanan lainnya bagi instansi/pegawai;
p. Melakukan tindakan dengan sengaja atau ceroboh merusak atau membiarkan diri dan teman
sekerjanya dalam keadaan bahaya dilingkungan tempat kerja;
q. Melakuan perbuatan-perbuatan/tindakan-tindakan yang dapat mengganggu ketenangan, ketertiban
dan keamanan kerja diantara sesama rekan kerja di lingkungan instansi.
PENGUNDURAN DIRI
Pasal 7
(1) PIHAK KEDUA dapat mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf d dari
pekerjaan sebagai Tenaga Sukarela dengan menyampaikan permohonan berhenti bekerja kepada
PIHAK PERTAMA sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan di muka;
(2) PIHAK PERTAMA dapat mengabulkan permohonan pengunduran diri PIHAK KEDUA;
(3) Akibat pengunduran diri, PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut konpensasi dalam bentuk apapun
pada PIHAK PERTAMA.
LAIN-LAIN
Pasal 8
(1) Apabila ada ketentuan dalam perjanjian kerja ini yang dilarang, cacat dan dapat dimintakan
pembatalannya atau bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku atau dilarang atau
dibatalkan oleh pejabat berwenang, maka hanya ketentuan itu saja yang tidak berlaku. Sedangkan
ketentuan-ketentuan lainnya tetap berlaku dan kedua belah pihak dengan itikad baik akan mencari
ketentuan penggantinya.
(2)
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerja ini, akan diatur lebih lanjut oleh PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA wajib mengikuti semua ketentuan dan peraturan yang berlaku di kemudian hari.
Pasal 9
Perjanjian kerja ini dibuat dalam rangkap 1 (satu) dibubuhi materai yang cukup dan ditanda tangani
oleh para pihak dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun dan berlaku sejak tanggal mulai
ditanda tanganinya perjanjian kerja ini.
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
Mengetahui:
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA BANDA ACEH,
Pada hari ini Senin tanggal Dua bulan Januari tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga kami yang bertanda tangan
dibawah ini:
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Banda Aceh, yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
selaku pihak yang menerima pekerjaan yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama dirinya
sendiri yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut para pihak dalam kedudukannya masing-
masing sebagaimana tersebut di atas, sepakat untuk mengadakan perjanjian kerja sebagai Tenaga Sukarela
pada UPTD Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh, yang ditugaskan sebagai tenaga Perawat dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Maksud dan tujuan perjanjian ini adalah sebagai dasar PIHAK PERTAMA untuk melakukan hubungan kerja
dengan PIHAK KEDUA yang bersifat mengikat guna melaksanakan pekerjaan sebagai Tenaga Sukarela pada
UPTD Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh yang wajib dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 3
PENGHASILAN
Pasal 5
(1) Penghasilan yang diterima oleh PIHAK KEDUA berupa jasa pelayanan yang dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang bersumber dari Dana JKN Puskesmas Jeulingke Tahun Anggaran
2023.
(2) Penghasilan dibayarkan pada awal bulan berikutnya setiap bulannya selama berlakunya masa kerja.
(3) Poin Pendidikan yang diperhitungkan pada jasa pelayanan adalah setara dengan Diploma 3 sesuai
dengan kompetensi yang dipersyaratakan untuk pelayanan Keperawatan
(1) PIHAK PERTAMA dapat melakukan pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada pasal 4
ayat (1) huruf e apabila :
a. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja PIHAK KEDUA tidak menunjukkan kinerja yang baik;
b. Tidak mematuhi ketentuan jam kerja;
c. Tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya tanpa izin PIHAK PERTAMA;
d. PIHAK KEDUA mengundurkan diri secara sepihak;
e. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran disiplin.
(2) Pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e antara lain :
a. Melakukan tindakan-tindakan diluar ketentuan atau prosedur yang diatur oleh peraturan atau
Undang-Undang yang berlaku;
b. Menganiaya/menghina atau mengancam atasan atau teman sekerja baik secara langsung atau
tidak langsung dan membujuk orang lain untuk melakukan penganiayaan tersebut;
c. Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
Undang-Undang kesopanan dan ketertiban umum;
d. Melakukan kelalaian walaupun sudah mendapatkan peringatan terakhir dan melakukan pekerjaan
secara serampangan yang mengakibatkan kerugian bagi instansi;
e. Mabuk, minum minuman keras, penyalahgunaan obat-obatan terlarang ditempat kerja atau dalam
lingkungan kerja;
f. Dijatuhi hukuman/menjalani hukuman atas keputusan pengadilan;
g. Mencemarkan nama baik instansi, pimpinan instansi dan keluarganya;
h. Melakukan/mencoba penyuapan atau menerima suap dalam bentuk apapun dan dari siapapun
terhadap atau dari seseorang/beberapa orang dan atau pegawai instansi, pejabat/pimpinan
instansi dan atau keluarganya;
i. Main judi, melakukan pekerjaan sebagai rentenir baik diwaktu jam kerja maupun diluar ketentuan
jam kerja didalam maupun diluar instansi;
j. Melakukan tindakan asusila ditempat kerja atau dilingkungan instansi;
k. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan dalam keadaan bahaya milik
instansi;
l. Melakukan tindakan kejahatan misalnya : mencuri, menggelapkan, menipu, memperdagangkan
/membawa barang terlarang baik didalam maupun diluar lingkungan instansi;
m. Berkelahi/pukul-memukul secara fisik dilingkungan instansi;
n. Melakukan perbuatan-perbuatan/tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan kerugian terhadap
instansi maupun sesama teman sekerja baik sengaja maupun disebabkan kecerobohannya yang
dilakukan didalam lingkungan instansi;
o. Menempel, menyebarluaskan pamflet-pamflet, pengumuman-pengumuman, isyu-isyu dan lain
sebagainya di dalam lingkungan instansi yang dapat menimbulkan keresahan, kerawanan dan
gangguan keamanan lainnya bagi instansi/pegawai;
p. Melakukan tindakan dengan sengaja atau ceroboh merusak atau membiarkan diri dan teman
sekerjanya dalam keadaan bahaya dilingkungan tempat kerja;
q. Melakuan perbuatan-perbuatan/tindakan-tindakan yang dapat mengganggu ketenangan, ketertiban
dan keamanan kerja diantara sesama rekan kerja di lingkungan instansi.
PENGUNDURAN DIRI
Pasal 7
(1) PIHAK KEDUA dapat mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf d dari
pekerjaan sebagai Tenaga Sukarela dengan menyampaikan permohonan berhenti bekerja kepada
PIHAK PERTAMA sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan di muka;
(2) PIHAK PERTAMA dapat mengabulkan permohonan pengunduran diri PIHAK KEDUA;
(3) Akibat pengunduran diri, PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut konpensasi dalam bentuk apapun
pada PIHAK PERTAMA.
LAIN-LAIN
Pasal 8
(1) Apabila ada ketentuan dalam perjanjian kerja ini yang dilarang, cacat dan dapat dimintakan
pembatalannya atau bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku atau dilarang atau
dibatalkan oleh pejabat berwenang, maka hanya ketentuan itu saja yang tidak berlaku. Sedangkan
ketentuan-ketentuan lainnya tetap berlaku dan kedua belah pihak dengan itikad baik akan mencari
ketentuan penggantinya.
(2)
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerja ini, akan diatur lebih lanjut oleh PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA wajib mengikuti semua ketentuan dan peraturan yang berlaku di kemudian hari.
Pasal 9
Perjanjian kerja ini dibuat dalam rangkap 1 (satu) dibubuhi materai yang cukup dan ditanda tangani
oleh para pihak dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun dan berlaku sejak tanggal mulai
ditanda tanganinya perjanjian kerja ini.
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
Mengetahui:
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA BANDA ACEH,