Nomor : 800/DINKES-KP/2017/2966
Pada hari ini Sabtu, Tanggal Satu Bulan Juli, Tahun Dua Ribu Tujuh Belas bertempat
di Kantor Dinas Kabupaten Rokan Hilir kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang
selanjutnya dalam Perjanjian Kerja ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Bertindak untuk dan atas namanya sendiri, yang selanjutnya dalam Perjanjian Kerja ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Menerangkan bahwa kedua belah pihak secara bersama-sama saling setuju dan
sepakat untuk mengadakan perjanjian kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
HUBUNGAN KERJA
1. PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA setuju untuk menerima pekerjaan dari PIHAK PERTAMA sebagai Pegawai
Tidak Tetap pada Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan bersedia bekerja dengan
sungguh-sungguh serta bertanggungjawab melaksanakan tugas pekerjaannya
sebagai Pegawai Tidak Tetap.
2. PIHAK KEDUA wajib mentaati segala ketentuan kedinasan yang ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA
Pasal 2
JENIS PEKERJAAN
2. Uraian Pekerjaan (Job Descriptions) yang memuat rincian tugas dan tanggung-
jawab PIHAK KEDUA akan diberikan oleh atasan langsung PIHAK KEDUA
sebagai pedoman umum bagi PIHAK KEDUA dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya
1
Pasal 3
HARI KERJA, JAM KERJA DAN PAKAIAN KERJA
1. Hari kerja ditetapkan adalah setiap hari sesuai jadwal /SIP yang ditetapkan
2. Apabila ada pekerjaan yang memerlukan/mengharuskan PIHAK KEDUA untuk
bekerja diluar jam kerja yang disepakati, maka PIHAK KEDUA dimaksud wajib untuk
masuk kerja.
3. PIHAK KEDUA wajib mengikuti apel pagi dan apel siang serta olah raga bersama
pada hari kamis dimulai jam 6.30 sampai selesai di tempat yang telah ditentukan.
4. Pakaian kerja ditentukan dengan mengikuti peraturan/surat edaran yang berlaku
oleh pejabat yang berwenang.
Pasal 4
GAJI/HONORARIUM
1. Atas pekerjaan sebagaimana dimaksud pada pasal 1, PIHAK KEDUA berhak atas
gaji/honorarium setiap bulannya sebesar Rp. 1.950.000,-.
2. Disamping memperoleh gaji/honorarium sebagai mana ayat (1) PIHAK KEDUA
dapat juga memperoleh penghasilan lainya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Besaran Gaji PIHAK KEDUA dibayarkan pada setiap bulan yang bersumber dari
APBD Kabupaten Rokan Hilir, disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
4. Apabila kondisi keuangan daerah tidak memungkinkan/mengalami defisit anggaran
maka pembayaran gaji PIHAK KEDUA bisa ditangguhkan ataupun tidak dibayar
hingga kondisi keuangan daerah mampu untuk membiayai pembayaran gaji PIHAK
KEDUA
Pasal 5
ISTIRAHAT SAKIT
1. Jika PIHAK KEDUA tidak masuk kerja selama 1 (satu) hari, karena sakit harus
memberitahukan kepada Atasannya melalui telepon/surat.
2. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan pekerjaan karena sakit lebih dari 1 (satu)
hari, maka harus melampirkan Surat Keterangan Dokter.
3. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan pekerjaannya lebih dari 1 (satu) bulan
berturut-turut karena sakit dan hal lainnya, maka PIHAK PERTAMA berhak
mengakhiri perjanjian kerja ini secara sepihak.
Pasal 6
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA dapat memberikan izin kepada PIHAK KEDUA untuk tidak bekerja
dengan gaji penuh dengan catatan harus dibuktikan dengan surat-surat yang sah,
dalam hal-hal sebagai berikut :
2
Pasal 7
CUTI BERSALIN
1. Cuti bersalin diberikan kepada PIHAK KEDUA yang melahirkan anak pertama,
kedua dan ketiga, kecuali untuk persalinan anak keempat dan seterusnya PIHAK
KEDUA diberikan cuti diluar tanggungan Negara;
2. Lamanya cuti bersalin adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah
persalinan.
3. Cuti bersalin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat diambil dalam satu
waktu bersamaan.
4. Apabila cuti 1 (satu) bulan sebelum melahirkan tidak diambil, maka gugurlah haknya
akan 1 (satu) bulan dimaksud.
5. Untuk mendapatkan Cuti Bersalin PIHAK KEDUA mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari atasan langsung.
6. Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA
7. Selama menjalankan cuti bersalin PIHAK KEDUA berhak menerima
penghasilan/gaji secara penuh.
Pasal 8
MANGKIR DAN SANKSI
1. Jika PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa izin dan bukti yang sah maka akan
dinyatakan mangkir dan kepada PIHAK KEDUA diberikan Surat Peringatan.
2. Jika PIHAK KEDUA pulang lebih awal dari jam kerjanya dan tanpa adanya izin maka
diberikan Surat Peringatan.
3. Jika PIHAK KEDUA tidak masuk kerja selama 7 (tujuh) hari berturut-turut tanpa
adanya izin dan bukti yang sah, maka PIHAK KEDUA dianggap telah
mengundurkan diri secara sepihak.
Pasal 9
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
PEGAWAI TIDAK TETAP
3
g. bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara;
h. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama
dibidang keamanan, keuangan dan materiil;
i. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
j. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
k. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara/daerah dengan
sebaik-baiknya;
l. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat;
m. mentaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
2. Dalam menjalankan tugasnya PIHAK KEDUA dilarang:
a. menyalahgunakan wewenang;
b. menjadi perantara untuk mandapakan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewennangan orang lain;
c. tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional;
d. bekerja pada instansi lain atau diluar instansi tempat PIHAK KEDUA
berkerja/bertugassehingga menerima honorarium ganda, untuk waktu tertentu
maupun jangka panjangyang diterima setiap bulannya baik yang bersumber dari
APBD maupun APBN.
e. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
f. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga
milik negara secara tidak sah;
g. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, atau orang lain di
dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara;
h. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun yang
berhubungan dengan pekerjaannya;
i. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan pekerjaannya;
j. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
k. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
l. Menjadi anggota atau pengurus partai poltik tertentu;
m. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dengan cara:
1) ikut serta sebagai pelaksana kampanye:
2) menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut
pegawai;
3) sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan pegawai lain; dan/atau
4) sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
Pasal 10
Pelanggaran Disiplin Ringan
Pasal 11
Pelanggaran Disiplin Sedang
Pasal 12
Pelanggaran Disiplin Berat
Pasal 13
TATA TERTIB DAN PROSEDUR KERJA
1. Tata Tertib diatur dengan berpedoman berdasarkan Peraturan Bupati Rokan Hilir.
2. Prosedur Kerja, Job Description, diatur tersendiri di bagian/unit kerja, yang
mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
6
Pasal 14
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA apabila
PIHAK KEDUA :
a. Meninggal dunia;
b. Mengajukan permohonan berhenti;
c. Tidak memenuhi syarat kesehatan (sakit tidak dapat melaksanakan tugas);
d. Menunjukan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat mengganggu
lingkungan pekerjaan;
e. Melanggar perjanjian kerja yang telah disepakati;
f. Tidak masuk kerja 7 (tujuh) hari berturut-turut dan 14 (empat belas) hari secara
komulatif dalam masa kontrak dengan tanpa keterangan yang syah atau
keterangan yang tidak dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA;
g. Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan atau uang milik
instansi;
h. Melakukan tindakan pelanggaran hukum yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
i. Tugas-tugas PIHAK KEDUA telah dapat digantikan/diisi oleh PNS;
j. Menjadi pengurus atau anggota partai politik.
k. Menjadi/ditunjuk sebagai perangkat kepenghuluan dan/atau sebagai anggota
Badan Permusyawaratan Kepenghuluan
2. Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan juga apabila kondisi keuangan daerah
tidak mampu lagi membayar gaji/honor PIHAK KEDUA
3. Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan sepihak oleh PIHAK PERTAMA
mempunyai kekuatan hukum mengakhiri perjanjian kerja ini.
4. Surat Pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja akan di tembuskan ke Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rokan Hilir
untuk diterbitkan Surat Pemberhentian oleh Pejabat yang berwenang.
Pasal 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Jika terjadi perselisihan sehubungan dengan perjanjian kerja ini, maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musawarah dan mufakat dilandasi
suasana kekeluargaan.
Pasal 16
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Bea materai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerja ini menjadi beban
PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut untuk diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri
Sipil.
3. Hal-hal mengenai disiplin bagi PIHAK KEDUA yang belum diatur dan Perjanjian
Kerja ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya berpedoman pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
4. perjanjian ini berlaku selama 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal 2 Februari s/d 31
Maret 2022, dan dapat diperpanjang bulan berikutnya.
5. Untuk perpanjangan satu bulan berikutnya terlebih dahulu dilakukan evaluasi
terhadap disiplin dan kinerja oleh PIHAK PERTAMA terhadap PIHAK KEDUA dan
memperhatikan keuangan daerah.
6. Apabila dalam evaluasi dan penilaian disiplin serta kinerja terhadap PIHAK KEDUA
oleh PIHAK PERTAMA dianggap kinerja dan disiplinnya kurang baik maka PIHAK
PERTAMA dapat tidak memperpanjang Perjanjian kerja ini.
7. selama jangka waktu 1 (satu) bulan PIHAK KEDUA tidak diizinkan untuk mengajukan
permohonan pindah ke instansi lain.
7
Pasal 17
Hal-hal lain yang tidak atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerja ini, akan diatur
lebih lanjut berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan ketentuan tidak
menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di
Bagansiapiapi pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana disebut pada awal
Perjanjian Kerja ini, dibuat dalam rangkap 2 (Dua), bermaterai cukup dan masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, 1 (satu) untuk PIHAK PERTAMA dan
1 (satu) untuk PIHAK KEDUA