Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

(NAMA SKPD)
Jalan ………………………………………………………..

KONTRAK KERJA
Nomor :

TENTANG

PENUGASAN Sdr/i. …………(Nama TKK) …………………


PADA ……………………… (SKPD) …………………………………….

Pada hari ini Kamis tanggal dua bulan Januari tahun Dua Ribu Dua Puluh, yang
bertanda tangan dibawah ini :

I. (Nama Kepala SKPD) : ……….. (Jabatan Kepala SKPD)……….., berkedudukan di


………….. (alamat kantor)……………, dalam kedudukan
dan jabatannya bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Kabupaten Garut, yang selanjutnya disebut
PIHAK KESATU;

II. (Nama TKK) : a. Tempat dan Tanggal Lahir : ………………………………


b. Alamat Terakhir : ………………………………
c. Pendidikan Terakhir : ………………………………
d. TMT TKK Awal : ………………………………
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri,
yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dengan berdasarkan :
1. Peraturan Bupati Garut Nomor 5 Tahun 2016, tentang Perubahan atas Peraturan Bupati
Garut Nomor 156 Tahun 2009, tentang Tenaga Kontrak Kerja di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Garut;
2. Keputusan Bupati Garut Nomor 814/Kep.1046-BKD/2019, tanggal 30 Desember 2019
tentang Perpanjangan Kontrak Kerja bagi Tenaga Kontrak Kerja (TKK) di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2020;
3. Keputusan Bupati Garut Nomor 900/Kep.249-Dalbang/2019, tentang Standar Satuan
Harga Belanja Pegawai/Jasa untuk Belanja Daerah Tahun 20120.

BAB I
PENUGASAN
Pasal 1

PIHAK KESATU dengan ini memerintahkan PIHAK KEDUA untuk melaksanakan tugas sebagai
………………………. pada sub bagian/seksi……………….. dengan status Tenaga Kontrak Kerja.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Pasal 2

(1) PIHAK KESATU mempunyai hak sebagai berikut :


a. menempatkan dan mengalihtugaskan PIHAK KEDUA pada unit kerja sesuai dengan
kebutuhan PIHAK KESATU;
b. menjatuhkan sanki kepada PIHAK KEDUA, apabila PIHAK KEDUA melakukan
pelanggaran terhadap peraturan kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati
Garut Nomor 5 Tahun 2016, tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Garut Nomor
156 Tahun 2009, tentang Tenaga Kontrak Kerja di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Garut;
c. mengusulkan pengangkatan kembali dan pemberhentian PIHAK KEDUA kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah; dan
d. mengusulkan perpindahan antar SKPD bagi PIHAK KEDUA yang diangkat kembali.
(2) PIHAK KEDUA mempunyai hak sebagai berikut :
a. menerimana honorarium sesuai standar satuan harga belanja pegawai/jasa untuk
belanja daerah tahun 2020;
b. menerima uang lembur, uang perjalanan dinas dan penghasilan lainnya yang sah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan
c. mendapat cuti sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 3
(1) PIHAK KESATU mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja PIHAK KEDUA;
b. melaporkan hasil pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf a
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah melalui Badan Kepegawaian dan
Diklat Kabupaten Garut;
c. dst.

(2) PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban sebagai berikut :


a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara
dan Pemerintahan;
b. mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan golongan atau diri sendiri,
serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat merusak kepentingan Negara oleh
kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain;
c. menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara dan Pemerintah;
d. menyimpan rahasia Negara dengan sebaik-baiknya;
e. memperlihatkan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah baik yang
langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum;
f. melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
g. bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara;
h. segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan Negara/Pemerintahan, terutama di bidang
keamanan, keuangan dan materiil;
i. mentaati ketentuan jam kerja;
j. menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
k. menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara/Daerah dengan sebaik-
baiknya;
l. memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang
tugasnya masing-masing;
m. mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan;
n. berpakaian rapih dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun
terhadap masyarakat, sesama pegawai dan terhadap atasan;
o. hormat menghormati antar sesama warga yang memeluk agama/kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berlainan;
p. menjadi teladan sebagai warga Negara yang baik dalam masyarakat;
q. mentaati segala peraturan yang berlaku; dan
r. mengindahkan dengan sebaik-baiknya setiap teguran yang diterima mengenai
pelanggaran peraturan kerja.
BAB III
LARANGAN
Pasal 4
(1) PIHAK KESATU dilarang :
a. mengubah data PIHAK KEDUA, yang meliputi tindakan mengganti kedudukan PIHAK
KEDUA dengan pihak lain;
b. melakukan perpanjangan kontrak kerja PIHAK KEDUA tanpa Keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian Daerah;
c. dst.
(2) PIHAK KEDUA dilarang :
a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara dan
Pemerintahan;
b. menyalahgunakan wewenang;
c. tanpa izin menjadi pegawai atau pekerja untuk negara asing;
d. menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik
Negara/Daerah;
e. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan
barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik Negara/Daerah secara
tidak sah;
f. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, sesama pegawai atau orang lain di
dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Negara;
g. melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam
terhadap orang lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya;
h. memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat
TKK, kecuali untuk kepentingan tugas kedinasan;
i. melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
mengakibatkan menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya,
sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani;
j. menghalangi jalannya tugas kedinasan;
k. membocorkan dan/atau memanfaatkan rahasia Negara yang diketahui karena tugas
kedinasan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain;
l. bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk
mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi Pemerintah; dan
m. melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan
tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain.

BAB IV
JANGKA WAKTU KONTRAK KERJA
Pasal 5
Kontrak kerja ini berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari 2020 sampai dengan 31
Desember 2020 dan dapat diperpanjang apabila PIHAK KEDUA diangkat kembali berdasarkan
Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.

BAB V
PEMUTUSAN KONTRAK KERJA
Pasal 6
Dengan mengesampingkan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, PIHAK KESATU dapat melakukan pemutusan kontrak kerja dengan PIHAK KEDUA
dalam hal PIHAK KEDUA melanggar ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (2) yang
dikategorikan pelanggaran berat.
BAB VI
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 7
(1) Dalam hal terjadi perselisihan dalam penafsiran antara PIHAK KESATU dengan PIHAK
KEDUA dalam pelaksanaan Kontrak Kerja ini, akan diselesaikan secara musyawarah;
(2) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dituangkan secara
tertulis sebagai Kontrak Kerja Tambahan (Addendum) yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak Kerja ini;
(3) Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, maka PARA
PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum pada Pengadilan Negeri serta
memilih tempat dan kedudukan hukum yang tetap pada Panitera Pengadilan Negeri
Garut.
BAB VII
ADDENDUM KONTRAK
Pasal 8
Segala sesuatu yang belum atau tidak cukup diatur dalam Kontrak Kerja ini akan diatur dan
ditentukan kemudian secara tersendiri oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dalam Kontrak
Kerja Tambahan (Addendum), yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak
Kerja ini.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
(1) Kontrak Kerja ini tidak berlaku sebagai dokumen untuk menjadi Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) bagi PIHAK KEDUA serta tidak akan menuntut menjadi CPNS dikemudian
hari kecuali apabila ada kebijakan pemerintah pusat;
(2) Kecuali diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, PIHAK KEDUA
tidak dibenarkan untuk memberikan data, informasi dan pengetahuan yang didapatnya
selama menjalankan tugas pada PIHAK KESATU kepada pihak lain.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 10
Demikian Kontrak Kerja ini dibuat dan ditandatangani oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA
serta diketahui oleh Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Garut di Garut
pada hari, tanggal, bulan dan tahun yang sama sebagaimana disebutkan pada awal Kontrak
Kerja ini, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup masing-masing berlaku sebagai
aslinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,

………………………………………….. …………………………………………..
NIP. …………………………………

MENGETAHUI,
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT
KABUPATEN GARUT

Drs. H. DIDIT FAJAR PUTRADI, M.Si


Pembina Utama Muda
NIP. 19670125 199203 1 008

Anda mungkin juga menyukai