PROTEKSI KEBAKARAN
(RISPK)
Kabupaten Garut
2018
PENGANTAR
Laporan Pendahuluan
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karuniaNya,
sehingga kita semua masih dalam perlindunganNya.
Laporan Akhir ini merupakan produk ke tiga dari serangkaian produk Pekerjaan
Penyusunan RENCANA INDUK SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN (R.I.S.P.K)
KABUPATEN GARUT – Tahun 2018 Yang dilaksanakan atas kerjasama antara
Pemerintah Kabupaten Garut Cq Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut
dengan PT. RAHMANDHIKA Konsultan, konsultan yang berkedudukan di Kota
Bandung.
Untuk kelanjutannya pada proses penyempurnaan laporan-laporan yang berikutnya,
kami sangat membutuhkan masukan-masukan, koreksi dan kritik demi
kesempurnaan proses penyusunan dan penanganan pekerjaan. Atas segala koreksi
dan evaluasi, kami mengucapkan terima kasih.
Daftar Isi
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Kabupaten Garut Hal i
2018
Laporan Akhir
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
DAFTAR ISI
Laporan Pendahuluan
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Daftar Isi
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Kabupaten Garut Hal ii
2018
Laporan Akhir
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
3.1.
Letak Geografis ............................................................................... 3-1
3.2.
Luas Wilayah ................................................................................... 3-1
3.3.
Topografi ......................................................................................... 3-3
3.4.
Jarak Kota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten ................................. 3-4
3.5.
Desa dan Kelurahan ....................................................................... 3-5
3.6.
Nama-Nama Sungai ........................................................................ 3-6
3.7.
Banyaknya Curah dan Hari Hujan ................................................... 3-8
3.8.
Kependudukan ................................................................................ 3-9
3.8.1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin .......................... 3-9
3.8.2. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ............ 3 -10
3.8.3. Tingkat Kepadatan Penduduk ............................................... 3 -13
3.8.4. Banyaknya Rumah Tangga ................................................... 3 -14
3.9. Fasilitas Umum dan Sosial .................................................................... 3 -15
3.9.1. Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan ................................... 3 -15
3.9.2. Sekolah Madrasah Menurut Jenjang Pendidikan ................... 3 -19
3.9.3. Fasilitas Kesehatan ............................................................... 3 -20
3.9.4. Fasilitas Peribadatan ............................................................. 3 -22
3.9.5. Fasilitas Hotel dan Losmen ................................................... 3 -23
3.9.6. Fasilitas Perdagangan dan Jasa ........................................... 3 -24
Daftar Isi
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Kabupaten Garut Hal iii
2018
Laporan Akhir
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Daftar Isi
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Kabupaten Garut Hal iv
2018
Laporan Akhir
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Daftar Isi
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Kabupaten Garut Hal v
2018
Laporan Akhir
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
DAFTAR TABEL
Laporan Pendahuluan
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Tabel 3.1.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016 .............. 3–2
Tabel 3.3.1 Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Garut Tahun 2016 ........................................................... 3–3
Tabel 3.4.1 Jarak Kota Kecamatan Ke Ibukota Kabupaten Tahun 2016 .............. 3–4
Tabel 3.5.1 Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten
Garut Tahun 2016 ............................................................................. 3–5
Tabel 3.6.1 Nama-Nama Sungai Menurut Kecamatan dan Panjang (Km) di
Kabupaten Garut Tahun 2016 ........................................................... 3–6
Tabel 3.7.1 Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan dan Rata-rata Hujan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016..................................... 3–8
Tabel 3.8.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2010, 2015 dan 2016 ........... 3–9
Tabel 3.8.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Garut Tahun 2016 ........................................................... 3 – 11
Tabel 3.8.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
di Kabupaten Garut Tahun 2016 ....................................................... 3 – 12
Tabel 3.8.4 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Garut Tahun 2016 ........................................................... 3 – 13
Tabel 3.8.5 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut
Tahun 2016 ....................................................................................... 3 – 14
Tabel 3.9.1 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid Guru SD Menurut
Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016..................................... 3 – 15
Tabel 3I.9.2 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid Guru SMP Menurut
Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016..................................... 3 – 17
Tabel 3.9.3 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid Guru SMA/ Kejuruan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016 ....................... 3 – 18
Tabel 3.9.4 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid Guru Madrasah
Ibtidiyah Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2012 ........ 3 – 19
Daftar Isi
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Kabupaten Garut Hal vi
2018
Laporan Akhir
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Tabel 5.1.1. Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kabupaten Garut ..................... 5-5
Tabel 5.2.1. Indeks Resiko Bencana Multi Ancaman Per Kabupaten/Kota .......... 5 - 50
Tabel 5.2.2. Indeks Resiko Bencana Tanah Longsor Kabupaten/Kota ................ 5 - 51
Tabel 5.2.3. Lokasi Desa-Desa Rawan Bencana Zona Tanah Longsor ............... 5 - 52
Tabel 5.2.4. Indeks Resiko Bencana Banjir Kabupaten/Kota ............................... 5 - 54
Tabel 5.2.5. Lokasi Desa-Desa Rawan Bencana Banjir ....................................... 5 - 56
Tabel 5.2.6. Indeks Resiko Bencana Gempa Bumi Kabupaten/Kota .................... 5 - 56
Tabel 5.2.7. Lokasi Desa-Desa Rawan Bencana Letusan Gunung
Berapi/Gempa Bumi .......................................................................... 5 - 57
Tabel 5.2.8. Indeks Resiko Bencana Tsunami Kabupaten/Kota ........................... 5 - 59
Tabel 5.2.9. Lokasi Desa-Desa Rawan Bencana Tsunami................................... 5 - 59
Daftar Isi
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Kabupaten Garut Hal vii
2018
Laporan Akhir
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
DAFTAR GAMBAR
Laporan Pendahuluan
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Daftar Isi
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Kabupaten Garut Hal viii
2018
Bab 1 : Pendahuluan
Pendahuluan 1
Laporan Akhir
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
masyarakat dan kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM).
RISPK juga memuat rencana tentang penanggulangan kebakaran yang terdiri dari
rencana kegiatan pemadaman kebakaran serta penyelamatan jiwa dan harta benda.
Tujuan
Cakupan wilayah yang menjadi lokasi kegiatan penyusunan RISP Kabupaten Garut
mencakup seluruh wilayah administrasi Kabupaten Garut yang terdiri dari 42 wilayah
Kecamatan.
16) Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2013-2017 (Lembaran Daerah Kabupaten
Garut Tahun 2012 Nomor 15);
17) Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran
Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014 Nomor 4);
18) Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2016 tertanggal 5 Oktober 2016 tentang
Kedudukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut ;
Bab I. Pendahuluan, terdiri dari latar belakang; maksud, tujuan dan sasaran; ruang
lingkup / batasan kajian; dasar hukum; dan sistematika kajian.
Bab II. Proteksi Kebakaran, terdiri dari pendekatan teoritik, pendekatan
komunitas / pasrtisipatif, pendekatan pengembangan wilayah dan metode / Alur
Pikir Perencanaan
Bab III. Gambaran Umum Wilayah, terdiri dari pemaparan mengenai kondisi umum
Kabupaten Garut yang antara lain membahas kondisi geografis dan administrasi,
topografi, klimatologi, penggunaan lahan, demografi, perekonomian, serta
pemahaman terhadap sarana prasarana yang ada saat ini
Bab IV. Analisis Kelembagaan dan SDM DAMKAR, terdiri dari bahasan mengenai
instansi pemadam kebakaran, sumber daya manusia (SDM), operasional
pengelolaan, sarana dan prasarana kantor DAMKAR dan peristiwa kebakaran yang
pernah terjadi.
Bab V. Analisis Tata Ruang dan Proteksi Kebakaran, terdiri dari analisis RTRW -
Kabupaten Garut dan Kawasan Perkotaan Muara Garut yang dikaitkan dengan
analisis pencegahan kebakaran baik dalam skala bangunan gedung, lingkungan
maupun perkotaan.
Proteksi
Kebakaran 2
Laporan Antara
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 1
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
e. Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) adalah merupakan suatu teritorial /
pembagian perwilayahan dalam upaya penanggulangan kebakaran yang
tingkatannya dapat dibedakan menjadi skala perkotaan, lingkungan dan gedung.
WMK dibentuk oleh pengelompokkan hunian yang memiliki kesamaan kebutuhan
proteksi kebakaran dalam batas wilayah yang ditentukan secara alamiah maupun
buatan.
f. Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota (City Fire Protection Master Plan)
adalah sebuah proses partisipatif yang menghasilkan penetapan sistem proteksi
kebakaran pada sebuah wilayah yang berorientasi pada tujuan, berjangka panjang,
kemudian menyajikan beban anggaran yang disesuaikan dengan perubahan
komunitas secara terus menerus.
g. Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL) adalah suatu mekanisme untuk
mendayagunakan seluruh komponen masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dari sebuah komunitas / lingkungan.
h. Analisis Resiko Kebakaran adalah suatu analisis untuk menentukan jumlah
kebutuhan air yang diperlukan bagi kepentingan pemadaman kebakaran di setiap
WMK. Jumlah kebutuhan air minimum dinyatakan dengan suatu rumus.
i. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran (ARK) adalah angka klasifikasi resiko
bahaya kebakaran yang ditentukan dengan skala angka 3 sampai dengan 7 sesuai
peruntukan bangunan. Bila terdapat lebih dari satu jenis peruntukan yang bebeda,
maka akan ditentukan angka yang tertinggi sesuai peruntukkan yang ada.
j. Angka Klasifikasi Konstruksi Resiko Kebakaran adalah angka klasifikasi resiko
bahaya kebakaran (type I sampai IV) yang ditentukan atas dasar type konstruksi
dan bahan bangunan yang dipergunakan. Jika terdapat bangunan yang berdekatan
(jarak ± 15 m), maka bangunan lain tersebut dipandang sebagai bangunan
berdekatan yang mempunyai resiko ancaman kebakaran (exposure hazard).
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 2
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 3
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
b. Pemadaman Kebakaran
Fungsi manajemen dalam pemadaman kebakaran adalah pemberian pelayanan
secara cepat, akurat dan efisien mulai dari informasi kebakaran diterima sampai
api padam, kegiatannya berupa :
1. Penetapan prefire plan yang telah disusun dan disimulasikan terhadap
kejadian yang sebenarnya sesuai dengan strategi dan taktik yang harus
digunakan
2. Menjalankan seluruh fungsi-fungsi pendukung yang diperlukan seperti :
Memudahkan jalur pencapaian lokasi kebakaran melalui koordinasi
dengan Polisi Lalu Lintas dan DLLAJR
Mengamankan lokasi kebakaran (oleh Polisi atau Hansip)
Memperbesar debit suplai air, melalui koordinasi dengan PDAM
Mematikan listrik di sekitar lokasi, melalui koordinasi dengan PLN
Menginformasikan kepada Rumah Sakit (118) agar menyiapkan
ambulance untuk mengangkut korban dari lokasi kebakaran ke Rumah
Sakit
Mengatur / mengamankan jalur komunikasi radio (ORARI)
Meminta bantuan unit pemadam kebakaran lainnya, bila diperlukan
c. Perlindungan Jiwa
Fungsi manajemen dalam penyelamatan (rescue) adalah pemberian pelayanan
untuk memperkecil korban dan kerugian harta benda akibat kebakaran dan
bencana lainnya, dalam bentuk :
1) Pelayanan evakuasi dan pertolongan pertama dari tempat kejadian
2) Bekerjasama dengan instansi terkait untuk melakukan pertolongan
Fungsi penyelamatan (rescue) pada daerah yang tidak ada instansi pemadam
kebakaran dapat dilaksanakan oleh masyarakat / satuan relawan kebakaran
(SATLAKAR / BALAKAR) yang telah dibentuk. Setiap pelaksanaan kegiatan tersebut
ditujukan pada sasaran yaitu mempersiapkan penduduk, petugas termasuk tim
medis serta instansi terkait, dan peralatannya untuk mencapai basis penyelamatan
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 4
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
kebakaran yaitu : memindahkan orang dari lokasi bencana ke tempat yang lebih
aman, mencegah timbulnya kebakaran, mengurangi kerugian harta benda dan jiwa
pada saat kebakaran dan bencana lain, melokalisasi penjalaran api dan
memadamkan kebakaran.
d. Pembinaan Masyarakat
Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam mengatasi ancaman
bahaya kebakaran
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 5
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Berikut ini akan dijelaskan secara lebih rinci tentang tingkatan klasifikasi resiko
bahaya kebakaran sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 6
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 7
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Fungsi dan peruntukkan bangunan dengan resiko bahaya kebakaran dalam skala
5 antara lain : tempat hiburan, pabrik pakaian, gudang pendingin, gudang
kembang gula, gudang hasil pertanian, ruang pamer dagang, binatu, pabrik
penyamakan kulit, perpustakaan (dengan gudang buku yang besar), kios sablon,
toko mesin, toko besi, asrama perawat, pabrik farmasi, percetakan, rumah
makan, pabrik tali, pabrik gula, pabrik perekat, pabrik tekstil, gudang
tembakau, dan bangunan kosong
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 8
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 9
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 10
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
kebakaran, dan 5 menit waktu menggelar sarana pemadam kebakaran sampai siap
untuk melaksanakan pemadaman.
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 11
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
identifikasi nama serta nomor pasokan air. Angka dan nomor tersebut harus
berukuran tinggi setidaknya 75 mm dan lebar 12,5 mm, bersinar dan
reflektif
3. Aksesibilitas
Setiap jalur masuk selayaknya direncanakan dan dibuat sesuai dengan
ketentuan dan standar yang berlaku. Jalur tersebut akan difungsikan untuk
keperluan pemadam kebakaran setempat, harus memenuhi batas pembebanan
maksimum yang aman dari jalan, belokan, jalan penghubung, jembatan dan
menetapkan jalur masuk ke lokasi sumber air pada berbagai kondisi yang ada
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 12
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
5. Sistem Komunikasi
Fasilitas sistem komunikasi terdiri dari :
a. Pusat Alarm Kebakaran, diutamakan pada bangunan vital yang beresiko
tinggi terhadap ancaman kebakaran yang terhubung secara langsung ke
Kantor Wilayah Pemadam Kebakaran
b. Telepon Darurat Kebakaran, berupa nomor telepon khusus yang mudah
diingat, diakses dan dinformasikan pada semua lapisan masyarakat
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 13
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 14
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 15
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Pendekatan pada masyarakat perlu dilakukan karena masyarakat lokal adalah orang-
orang yang paling tahu kondisi fisik, sosial dan budayanya. Setiap perencanaan
pembangunan sewajarnya bila memperhitungkan nilai-nilai sosial budaya yang
berkembang di sekitar wilayah perencanaan. Setiap keputusan perencanaan dilakukan
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 16
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
melalui proses upaya untuk melibatkan masyarakat secara aktif. Dengan pelibatan
masyarakat sejak awal diharapkan akan lebih menjamin kesesuaian program
pengembangan dengan aspirasi mayarakat setempat, kesesuaian dengan kapasitas
yang ada, serta menjamin adanya komitmen masyarakat karena adanya rasa memiliki
yang kuat.
1. Kegiatan pengembangan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran pada suatu kota
akan berpengaruh pada sitem pelayanan dan keamanan pada masyarakat dari
gangguan bahaya kebakaran. Dalam konteks tersebut perencanaan ruang yang
telah dilakukan pada masa yang lalu / sebelumnya dapat dijadikan sebagai bahan
masukan sekaligus rujukan bagi pengembangan rencana induk kebakaran.
Perencanaan ruang akan selalu terkait dengan perkembangan aktivitas masyarakat.
Dengan demikian perencanaan ruang akan selalu mengalami dinamika dari waktu
ke waktu.
2. Sistem tata kehidupan pada suatu lingungan / daerah tentu saja mengalami
perkembangan dan kemajuan yang merupakan hasil akumulasi dari kegiatan
masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Dalam kondisi yang demikian tentu dapat
digambarkan melalui seuatu kajian / analisis tentang kebutuhan-kebutuhan (need)
masyarakat yang terkait dengan perencanaan ruang sekaligus sistem keamanan
terhadap bahaya kebakaran yang dapat diantisipasi menurut permintaan tertentu,
seberapa besar pengembangan sistem penanggulangan bahaya kebakaran dapat
diantisipasi menurut skala permintaan yang tertentu, seberapa besar
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 17
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 18
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 19
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
8. Strategi Implementasi.
Penjabaran program dan strategi implementasi termasuk di dalamnya adalah skala
prioritas pentahapannya, serta koordinasi inter sektoral sebagai pelaku yang akan
melaksanakan berbagai program yang akan dikembangkan
Secara skematik kerangka metodologi dan alur pikir, dapat dilihat pada diagram 2.1.
berikut ini :
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 20
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
PENGEMBANGAN
RONA KAWASAN KAWASAN ▫ PERENCANAAN
KAJIAN PUSTAKA : INSTANSIONAL:
Terkait dengan: ▫ Analisis Fisik R.I.S.P.K - GARUT
▫ Studi Pendahuluan ▫ RTRW Propinsi
▫ RTRW Kab.Garut ▫ Analisis Sos-Bud-Ek ▫ PERENCANAAN
▫ KAK ▫ RTRW Kabupaten
▫ RDTR Kota Garut ▫ Identifikasi Str.Ruang SKALA KOTA
▫ Peraturan-Peraturan ▫ RUTR / RDTR
▫ Renstra Kab.Garut ▫ Fungsi Kawasan ▫ PERENCANAAN
▫ Standar-Standar ▫ Rencana Lainnya
▫ Rencana lainnya ▫ Kecendrungan SKALA LINGKUNGAN
▫ BPS
Perkembangan Ruang ▫ PERENCANAAN
SKALA GEDUNG
▫ PRASARANA &
SURVEY ▫ SARANA
▫ DETAIL :
KEBIJAKSANAAN DAN . Lokasi Pos Pemadam
PERSIAPAN SURVEY LAPANGAN: RONA KAWASAN STRATEGI . Lokasi Sumber Air
▫ Metodologi ▫ Fsik dasar Terkait dengan: ▫ Pengemb.Fisik . Sistem Jaringan
▫ Mobilisasi ▫ Land-Use ▫ Kondisi Fisik ▫ Pengemb.Str.Ruang . Accessibilitas
(Peralatan dan SDM) ▫ Fungsi Bangunan ▫ Sosial-Budaya ▫ Pengemb.Sistem Kbkr . Sistem Komunikasi
▫ Perijinan ▫ Zona / Wilayah ▫ Ekonomi ▫ Bangunan Gedung . Sistem Penyelamatan
▫ Time Schedule ▫ Kependudukan ▫ Sarana Prasarana ▫ Skala Lingkungan . Model Hydrant
▫ Sosial - Ekonomi ▫ Zona Spesifik ▫ Skala Kota . Signage
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 21
Kabupaten Garut
2018
Bab 2 : Proteksi Kebakaran
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 2 - 22
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tinjauan Umum
Kawasan Studi
3
Laporan Antara
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Berdasarkan hasil Podes 2014, ada sebanyak 442 wilayah setingkat desa yang tersebar di 42
Kecamatan.
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 1
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
yang terkecil di Kabupaten Garut dengan luas wilayah 1.650 Km2 atau 0,54 %. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat Tabel III.1.1.
Tabel III.1
Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 2
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
3.3 TOPOGRAFI
Daerah sebelah Utara, Timur dan Barat secara umum merupakan daerah dataran tinggi
dengan kondisi alam berbukit –bukit dan pegunungan. Kondisi alam daerah sebelah Selatan,
sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang relatif cukup curam.
Corak alam di daerah sebelah Selatan ini diwarnai oleh iklim Samudra Indonesia dengan
segenap potensi alam dan keindahan pantainya.
Kecamatan Pasirwangi merupakan kecamatan yang tertinggi diatas permukaan laut di
Kabupaten Garut, yaitu 1.300 m, sedang Kecamatan Cikelet merupakan kecamatan yang
terendah diatas permukaan laut di Kabupaten Garut, yaitu 10 m. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat Tabel III.3.1.
Tabel III.3.1
Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL)
Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 3
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.4.1
Jarak Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten (Km) di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 4
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.5.1
Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 5
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.6.1
Nama Sungai Menurut Kecamatan dan Panjang (Km) di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 6
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 7
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.7.1
Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan dan Rata-rata Hujan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 8
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
3.8 KEPENDUDUKAN
3.8.1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Jumlah penduduk di Kabupaten Garut Tahun 2010 sebanyak 2.407.086 jiwa dan tahun 2016
menjadi 2.569.505 jiwa, mengalami pertambahan jumlah penduduk tahun 2010 – 2016
sebanyak 162.419 jiwa atau sebesar 1,12 % pertahun.
Selama periode tahun 2010 – 2016, Kecamatan Tarogong Kidul merupakan kecamatan yang
mengalami pertumbuhan penduduk terbesar di Kabupaten Garut sebesar 16,66 %,
Kecamatan Leuwigoong merupakan kecamatan yang mengalami pertumbuhan penduduk
terkecil di Kabupaten Garut sebesar 0,73 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel
III.8.1.
Tabel III.8.1
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Garut Tahun 2010, 2015 dan 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 9
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 10
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Jumlah penduduk berdasarkan usia sekolah (5 – 19 tahun) di Kabupaten Garut Tahun 2016
sebanyak 766.246 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 392.262 jiwa dan perempuan
sebanyak 373.984 jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan usia tidak produktif (0 – 4 tahun dan 60+) di
Kabupaten Garut Tahun 2016 sebanyak 498.402 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak
247.512 jiwa dan perempuan sebanyak 250.890 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel III.8.2
Tabel III.8.2
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Garut Tahun 2016
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk
laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.
Jumlah perempuan di Kabupaten Garut Tahun 2016 sebanyak 1.294.616 jiwa lebih banyak
dari pada jumlah laki-laki sebanyak 1.274.889 jiwa. Rasio jumlah laki-laki dengan jumlah
perempuan di Kabupaten Garut Tahun 2016 sebesar 1,02. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat Tabel III.8.3
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 11
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.8.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 12
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.8.4
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Garut Tahun 2016
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Persentase Penduduk
(Jiwa/Km2)
1 Cisewu 1,31 195,39
2 Caringin 1,23 320,17
3 Talegong 1,23 290,86
4 Bungbulang 2,43 425,38
5 Mekarmukti 0,65 304,71
6 Pamulihan 0,71 138,15
7 Pakenjeng 2,74 355,42
8 Cikelet 1,75 260,82
9 Pameungpeuk 1,62 944,23
10 Cibalong 1,69 203,79
11 Cisompet 1,99 296,46
12 Peundeuy 0,89 404,33
13 Singajaya 1,87 709,96
14 Cihurip 0,73 464,05
15 Cikajang 3,35 689,73
16 Banjarwangi 2,30 477,80
17 Cilawu 4,13 1.366,60
18 Bayongbong 3,94 2.122,93
19 Cigedug 1,60 1.320,29
20 Cisurupan 4,01 1.274,09
21 Sukaresmi 1,59 1.159,99
22 Samarang 2,96 1.273,82
23 Pasirwangi 2,57 1.421,48
24 Tarogong Kidul 4,92 6.500,67
25 Taragong Kaler 3,67 1.866,46
26 Garut Kota 5,08 4.710,00
27 Karangpawitan 4,99 2.460,86
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 13
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Persentase Penduduk
(Jiwa/Km2)
28 Wanaraja 1,83 1.335,56
29 Sucinaraja 1,04 791,58
30 Pangatikan 1,60 2.079,87
31 Sukawening 2,01 1.327,32
32 Karangtengah 0,64 711,47
33 Banyuresmi 3,53 1.895,82
34 Leles 3,17 1.106,34
35 Leuwigoong 1,63 2.160,57
36 Cibatu 2,74 1.699,73
37 Kersamanah 1,45 2.253,21
38 Cibiuk 1,24 1.597,04
39 Kadungora 3,57 2.459,56
40 Blubur Limbangan 3,10 1.083,12
41 Selaawi 1,49 1.126,06
42 Malangbong 4,98 1.385,61
Kabupaten Garut 100,00 838,29
Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010 - 2035
BPS Kabupaten Garut Tahun 2017
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 14
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.9.1
Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid-Guru SD Menurut Kecamatan
di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 15
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Garut Tahun 2016 sebanyak 364
buah dengan jumlah siswa sebanyak 105.406 jiwa dan jumlah guru sebanyak 5.363 jiwa.
Rasio siswa – guru SMP di kabupaten Garut Tahun 2016 adalah 19,65. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat Tabel III.9.2.
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 16
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.9.2
Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid-Guru SMP Menurut Kecamatan
di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 17
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA)/Kejuruan di Kabupaten Garut Tahun 2016 sebanyak
291 buah dengan jumlah siswa sebanyak 81.460 jiwa dan jumlah guru sebanyak 4.739 jiwa.
Rasio siswa – guru SMA/Kejuruan di kabupaten Garut Tahun 2016 adalah 17,19. Di
Kecamatan Pangatikan tidak mempunyai sekolah SMA/Kejuruan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat Tabel III.9.3.
Tabel III.9.3
Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid-Guru SMA/Kejuruan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 18
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.9.4
Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid-Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2012
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 19
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.9.5
Jumlah Fasilitas Kesehatan (Unit) Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 20
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 21
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.9.6
Jumlah Fasilitas Peribadatan (Unit) Menurut Kecamatan
di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 22
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 23
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 24
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.9.8
Jumlah Kegiatan Usaha (Unit) Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 25
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 26
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.9.9
Jumlah Koperasi Menurut Jenisnya dan Kecamatan di Kabupaten Garut
Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 27
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 28
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
21 Sukaresmi 8 0 0 15 0 0 7 0 15 2 42 0 4 85
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 29
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
32 Karangtengah 1 1 0 11 15 12 0 0 32 0 0 0 0 70
35 Leuwigoong 10 11 53 19 16 0 38 1 17 0 0 0 6 97
36 Cibatu 33 26 1 29 3 17 0 0 68 0 0 0 0 117
38 Cibiuk 0 14 0 35 0 49 0 0 23 0 0 0 60 167
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 30
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
3.11 JALAN
3.11.1 Kondisi Jalan
Kondisi jalan di Kabupaten Garut Tahun 2016 sepanjang jalan 362,92 Km pada umumnya
dalam kondisi baik sepanjang 222,65 Km. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
III.34.
Tabel III.34
Panjang Jalan (Km) Menurut Kecamatan dan Kondisi Jalan
di Kabupaten Garut Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Hal 3 - 32
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Bab 3 : Tinjauan Umum Kawasan Studi
KABUPATEN GARUT
Tabel III.35
Panjang Jalan (Km) Menurut Kecamatan dan Jenis Permukaan Jalan
di Kabupaten Garut Tahun 2016
Analisis
Kelembagaan Dan 4
SDM DAMKAR
Laporan Antara
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Di dalam Peraturan Bupati Garut Nomor 27 Tahun 2016 Paragraf 22 Dinas Pemadam
Kebakaran Pasal 60 tentang Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dijelaskan
mengenai :
Susunan Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran terdiri dari :
1 (satu) Kepala Dinas,
1 (satu) Sekretariat,
2 (dua) Subbagian,
3 (tiga) Bidang,
9 (sembilan) Seksi, Unit Pelaksana Teknis dan Kelompok Jabatan Fungsional.
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; dan
2. Subbagian Keuangan dan Barang Milik Daerah.
c. Bidang Pencegahan Kebakaran, membawahkan:
1. Seksi Pengurangan Resiko Kebakaran; dan
2. Seksi Inspeksi Kesiapsiagaan Masyarakat dan Lembaga.
d. Bidang Sarana dan Prasarana, membawahkan:
1. Seksi Peralatan dan Perlengkapan; dan
2. Seksi Bina Teknik dan Pemeliharaan.
e. Bidang Operasi dan Penyelamatan, membawahkan:
1. Seksi Operasi Penanggulangan Kebakaran;
2. Seksi Pelayanan Penyelamatan Non Kebakaran; dan
3. Seksi Analisis dan Evaluasi.
f. Unit Pelaksana Teknis; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional
(2) Bagan Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan UPTD
akan dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha dengan Uraian tugas sebagai berikut :
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemadam Kebakaran di bagian Tata Usaha
2. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai
fungsi yaitu :
a. Menyusun rencana dan program serta evaluasi dan laporan kegiatan UPTD
Pemadam Kebakaran
b. Melaksanakan pemungutan retribusi pemeriksanaan alat pemadam kebakaran
c. Memimpin dan menyelenggarakan kegiatan ketata usahaan di lingkungan UPTD
Pemadam Kebakaran
d. Menyelenggarkan pembinaan organisasi dan tata laksana di lingkungan UPTD
dan pengembangannya
e. Memberikan pelayanan ketata usahaan dalam rangka rekomendasi rencana
bangunan dan izin usaha yang berkaitan pemadam kebakaran
f. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA)
g. Melaksanaan kegiatan opersional rutin UPTD
Hal 1 - 4
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 4
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Instansi Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut terletak di jalan Merdeka, dengan
wilayah pelayanan :
1. Garut Kota
2. Tarogong Kidul
3. Tarogong Kaler
4. Karangpawitan
5. Cilawu
6. Wanaraja
7. Sucinaraja
8. Samarang
9. Pasirwangi
10. Pangatikan
11. Banyuresmi
12. Banyongbong
13. Sukaresmi
14. Sukawening
15. Karangtengah
16. Leles
17. Kadungora
18. Leuwigoong
19. Cikajang
20. Cigedug
21. Cihurip
22. Cisurupan
Dimana Markas/ Kantor Dinas merupakan unsur utama pada pelaksana pemadam
kebakaran Pemerintah Kabupaten Garut yang dibantu oleh 3 (tiga) UPTD yaitu :
Hal 1 - 5
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 5
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 6
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 6
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 7
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 7
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 8
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 8
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Gambar 4.2.1.
Struktur Organisasi Kantor Dinas Pemadam kebakaran
Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat
Hal 1 - 10
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 10
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Susunan Organisasi Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Daerah Kabupaten Garut terdiri
dari :
Kepala Dinas
Kepala Dinas, membawahkan:
a. Sekretariat;
Uraian Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dari masing-masing bagian dari struktur
organisasi Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut adalah :
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, merumuskan kebijakan teknis
operasional, mengkoordinasikan, melaksanakan kerjasama dan mengendalikan
pelaksanaan urusan pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat yang meliputi kesekretariatan, pencegahan
kebakaran, sarana dan prasarana, operasi dan penyelamatan dan unit pelaksana
teknis serta kelompok jabatan fungsional.
Dalam menyelenggarakan tugas , Kepala Dinas mempunyai fungsi:
Hal 1 - 11
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 11
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
tugasnya; dan
teknis;
a. Sekretariat;
Hal 1 - 14
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 14
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 15
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 15
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 16
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 16
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
tugasnya;
u. menyusun dan memeriksa konsep surat dinas berdasarkan tata naskah dinas
yang berlaku;
Hal 1 - 17
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 17
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
cc. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya; dan
Sekretaris, membawahkan:
Hal 1 - 18
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 18
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 20
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 20
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
bb. membagi tugas kepada staf sesuai dengan bidang tugas masing-masing;
ff. mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui penilaian Sasaran Kerja Pegawai
(SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan
serta upaya tindak lanjut;
hh. melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai
kebutuhan kepada pimpinan;
ii. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya; dan
Hal 1 - 21
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 21
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Subbagian Keuangan dan Barang Milik Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris,
mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan pengelolaan keuangan dan
barang milik daerah/Aset.
Dalam melaksanakan tugas Kepala Subbagian Keuangan dan Barang Milik Daerah
mempunyai fungsi:
Uraian tugas Kepala Subbagian Keuangan dan Barang Milik Daerah adalah
sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja Subbagian Keuangan dan Barang Milik Daerah
berdasarkan sasaran, kebijakan teknis, strategi dan program kerja Dinas;
b. penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran;
c. melaksanakan teknis penatausahaan keuangan dan aset;
d. melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tunjangan daerah serta
pembayarannya;
e. melaksanakan perbendaharaan keuangan dan aset Dinas;
f. menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan administrasi dan
pembukuan keuangan dan aset;
g. melakukan verifikasi terhadap pelaksanaan anggaran;
h. melaksanakan akuntansi keuangan;
i. melaksanakan penyusunan laporan keuangan;
j. melaksanakan administrasi penyetoran dan pelaporan pajak sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
k. menyiapkan bahan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;
Hal 1 - 22
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 22
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 23
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 23
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
mempunyai fungsi:
Hal 1 - 24
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 24
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 25
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 25
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Uraian tugas Kepala Seksi Pengurangan Resiko Kebakaran adalah sebagai berikut:
Hal 1 - 26
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 26
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
o. membuat dan memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf untuk
memperoleh konsep surat yang benar;
Hal 1 - 28
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 28
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
o. membuat dan memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf untuk
memperoleh konsep surat yang benar;
Hal 1 - 29
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 29
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
tugasnya; dan
Bidang Sarana dan Prasarana dipimpin oleh Seorang Kepala Bidang yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan
penyusunan rencana kerja Bidang Sarana dan Prasarana, meliputi peralatan dan
perlengkapan dan bina teknik dan pemeliharaan.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai
fungsi:
Hal 1 - 30
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 30
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 31
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 31
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 32
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 32
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Uraian tugas Kepala Seksi Peralatan dan Perlengkapan adalah sebagai berikut:
Seksi Bina Teknik dan Pemeliharaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang, mempunyai tugas
menyiapkan bahan kebijakan teknis operasional, memfasilitasi
pembinaan teknologi serta menyusun dan melaksanakan rencana kerja Seksi Bina
Teknik dan Pemeliharaan.
Dalam melaksanakan tugas, kepala Seksi Bina Teknik dan Pemeliharaan mempunyai
fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Bina Teknik dan
Hal 1 - 34
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 34
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Pemeliharaan;
Uraian tugas Kepala Seksi Bina Teknik dan Pemeliharaan adalah sebagai berikut:
pemeliharaan;
o. membuat dan memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf untuk
memperoleh konsep surat yang benar;
Bidang Operasi dan Penyelamatan dipimpin oleh Seorang Kepala Bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan
penyusunan rencana kerja Bidang Operasi dan Penyelamatan, meliputi
penanggulangan kebakaran, penyelamatan/rescue dan investigasi dan pelaporan.
Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Operasi dan Penyelamatan
mempunyai fungsi:
Hal 1 - 37
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 37
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
u. menyusun dan memeriksa konsep surat dinas berdasarkan tata naskah dinas
Hal 1 - 38
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 38
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
yang berlaku;
Hal 1 - 40
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 40
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
o. membuat dan memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf untuk
memperoleh konsep surat yang benar;
Seksi Pelayanan Penyelamatan Non Kebakaran dipimpin oleh Seorang Kepala seksi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang, mempunyai
tugas menyiapkan bahan kebijakan teknis operasional, menyusun dan
melaksanakan rencana kerja Seksi Pelayanan Penyelamatan Non Kebakaran.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pelayanan Penyelamatan Non Kebakaran
mempunyai fungsi:
Hal 1 - 42
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 42
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
p. membuat dan memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf untuk
memperoleh konsep surat yang benar;
Seksi Analisis dan Evaluasi dipimpin oleh Seorang Kepala seksi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang, mempunyai tugas
menyiapkan bahan kebijakan teknis operasional, menyusun dan melaksanakan
rencana kerja Seksi Analisis dan Evaluasi.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Analisis dan Evaluasi mempunyai fungsi:
Hal 1 - 43
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 43
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Uraian tugas Kepala Seksi Analisis dan Evaluasi adalah sebagai berikut:
Hal 1 - 44
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 44
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
(SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta
upaya tindak lanjut;
l. membuat dan memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh staf untuk
memperoleh konsep surat yang benar;
m. melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan
kepada pimpinan;
Hal 1 - 45
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 45
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 46
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 46
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
(2) Pejabat di lingkungan Dinas, diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Uraian tugas Kepala Unit Pelaksana Teknis Pemadam Kebakaran adalah sebagai
berikut:
a. membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kebijakan umum Dinas di lingkup
kerjanya;
b. mengumpulkan dan mengolah data basis pelaksanaan program pelayanan
pemadam kebakaran sebagai Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran (RSCK)
berdasarkan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) dan rencana kegiatan
Penanggulangan kebakaran dan bencana lain yang meliputi rencana kegiatan
Hal 1 - 47
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 47
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
pemadaman kebakaran dan bencana lain serta penyelamatan jiwa dan harta benda
sebagai Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran (RSPK);
c. menyiapkan bahan, menyusun dan melaksanakan program kerja pelayanan
pemadam kebakaran berdasarkan standar pelayanan minimal, kebijakan teknis,
sasaran dan program kerja Dinas serta kondisi dinamis masyarakat di lingkup
kerjanya;
d. melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan program pelayanan
pemadam kebakaran terhadap kesiapan, kesigapan dan keberdayaan masyarakat,
pengelola gedung serta Dinas terkait dalam pelaksanaan Sistim Ketahanan
Kebakaran Lingkungan (SKKL) di lingkup kerjanya;
e. melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan program pelayanan
pemadam kebakaran di lingkup kerjanya;
f. melaksanakan koordinasi dengan lembaga/organisasi terkait;
g. mendistribusikan tugas kepada staf dan/atau tenaga fungsional sesuai dengan
bidang tugasnya;
h. memberi petunjuk kepada staf dan/atau tenaga fungsional untuk kelancaran
pelaksanaan tugasnya;
i. memeriksa hasil kerja staf dan/atau tenaga fungsional serta menyelia kegiatan staf
dan/atau tenaga fungsional untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana
kerja;
j. mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan tugas staf dan/atau tenaga
fungsional berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan;
k. mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui penilaian Sasaran Kerja Pegawai
(SKP) untuk mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta
upaya tindak lanjut;
l. menyusun dan/atau memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh bawahan
untuk memperoleh konsep surat yang benar;
m. melaporkan pelaksanaan tugas dalam lingkup program pelayanan pemadam
kebakaran, secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;
n. memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai bidang tugasnya; dan
o. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
Hal 1 - 48
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 48
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 49
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 49
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 50
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 50
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Kepala Dinas
Pemadam Kebakaran
WaDan.Regu I Wa.Dan.Regu II
Hal 1 - 52
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 52
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
WaDan.Regu I Wa.Dan.Regu II
4.3.2 Penyuluhan
Disamping upaya-upaya peningkatan kesiagaan dan kewaspadaan pada petugas, tidak
kalah pentingnya adalah melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat melalui :
Pelatihan dan penyuluhan di lingkungan masyarakat secara umum dan organisasi
perkantoran serta kegiatan industri yang ada
Membuat Poster yang ditempelkan pada tempat strategis, membuat media cetakan
yang dipublikasi melalui Media Cetakan (Koran) ataupun Media Elektronik (Radio
dan Televisi)
Menerbitkan pengumuman dan Surat Edaran
Hal 1 - 53
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 53
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Selain staff dan petugas yang menjadi bagian dari organisasi Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Garut, untuk penanganan dan antisipasi kejadian kebakaran di wilayah
Kabupaten Garut, telah dibentuk beberapa Satuan Relawan Pemadam Kebakaran
(SATLAKAR) di beberapa Kelutahan/desa di berbagai kecamatan dengan jumlah
anggota mencapai 740 orang, berikut kegiatan operasi. Rinciannya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Hal 1 - 54
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 54
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Tabel 4.3.1
Satuan Relawan Pemadam Kebakaran (Satlakar)
Di Kabupaten Garut
DESA/ DESA/
JML
No KELURAHAN KECAMATAN NO KELURAHAN KECAMATAN JML RELAWAN
RELAWAN
TAHUN 2017 TAHUN 2018
2 Muara Sanding Garut Kota 50 Orang 2 Kota Kulon Garut Kota 40 Orang
Hal 1 - 55
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 55
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Tabel 4.3.2
Kegiatan Bidang Operasi
Bulan Januari s/d Mei 2018
No Bulan Januari
1 Kamis, 11 Januari 2018,Kegiatan Kebakaran di Kp Bentar Lebak Rt 05 Rw 20
2 Kamis, 11 Januari 2018, Kegiatan kebakaran di Kp Cigadog Desa karya Mekar Kec Cilawu
3 Rabu, 17 Januari 2018, Kegiatan Kebakaran di Kp Legok ringgit desa Sukamentri Kec Garut Kota '
4 Kamis, 18 Januari 2018, Kegiatan Kebakaran di Jl Papandayan Kel Kota Kulon Kec Garut Kota
No Bulan Februari
1 Jum’at, 09 Februari, Kegiatan kebakaran di Kp Ciharashas Desa Panembong Kec Bayongbong
2 Jum’at, 09 Februari, Kegiatan kebakaran di Kp Bentar hilir Kel Sukamentri Kec Garut kota
5 Selasa,20 Februari, kegiatan kebakaran di Kp Bojong Pulus desa Margaluyu Kec Leles
No Bulan Maret
1 Jum’at 2 Maret kegiatan kebakaran di Kp Bojong Bebedahan Wanaraja
2 Senin, 05 Maret 2018, kegiatan kebakaran di Kp Paseban desa Sukagalih Kec Tarogong Kidul
3 sabtu,10 Maret 2018, kegiatan pemadaman di Kp Cilimus desa Sukarame Kec Bayongbong
4 jumat,16 Maret 2018, kegiatan pemadaman di Kp Babakan stasiun desa Sindangsari Kec Leuwigoong
5 jumat,23 Maret 2018,kegiatan pemadaman di Kp Bantar jati desa Bagendit Kec Banyuresmi
No Bulan April
MINGGU, 29 APRIL 2018,Kegiatan kebakaran 1 unit mobil dan 1 unit motor di Kp Cileungsi desa
2
Tanjing Kemuning Kec Tarogong Kaler
No bulan Mei
selasa,01 Mei 2018 kegiatan pemadaman di Kp Cireunde RT 01 RW 05 desa Tanjungsari Kec
1
Karangpawitan
2 selasa,01 Mei 2018, kegiatan pemadaman di Kp Ciela desa Ciela Kec Bayongbong
3 kamis,10 Mei 2018, kegiatan pemadaman di Kp Kudang desa Wanajaya Kec Wanaraja
4 jumat,11 Mei 2018, kegiatan pemadaman di Perum Oma indah desa Godog Kec Karangpawitan
5 jumat,11 Mei 2018, kegiatan pemadaman di Kp Bojong jarang Kel Sukamentri Kec Garut kota
total 23
Hal 1 - 56
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 56
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Sampai dengan bulan Mei 2018, jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas
Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut untuk melaksanakan tugasnya adalah
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3
Daftar Inventaris Mobil Operasional Dan Peralatan Penunjang Lainnya
Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut
Tahun Anggaran 2018
Tahun
No Nama Barang Nomor Polisi Volume Keterangan
Pembuatan
1 MOBIL
1. HINO Z 8000 D 1995 1 buah APBD 1995
2. MITSHUBISHI Z 8008 E 2000 1 buah APBD 2000
3. ISUZU Z 8085 E 2007 1 buah APBD 20007
4. ISUZU Z 8026 E 2003 1 buah BANPROP
5. ISUZU Z 8025 D 2003 1 buah BANPROP/RUSAK
6. CERY Z 8113E 1997 1 buah APBD 1997
7. HINO Z 8197 D 2017 1 buah APBD 2017
8. HINO Z 9964 D 2000 1 buah HIBAH JEPANG
9. ISUZU Z 9966 D 1999 1 buah HIBAH JEPANG
10.ISUZU Z 9965 D 1999 1 buah HIBAH JEPANG
ll.TOYOTA HI ACE Z 9962 D 1997 1 buah HIBAH JEPANG
12.SUZUKY FUTURA Z 196 D 2002 1 buah APBD 2002
13.HINO DALAM PROSES 2018 1 buah APBD 2018
14. HINO DALAM PROSES 2018 1 buah APBD 2018
15. WATER SUPLY DALAM PROSES 2018 1 buah APBD 2018
2 FIREE HOSE
-UKURAN 2,5” - - 13 roll APBD 2016 -2018
- Ukuran 2,5” - - 23 roll HIBAH JEPANG
-UKURAN 2” - - 22 roll HIBAH JEPANG
- UKUURAN 1,5” - - 29 roll APBD 2016-2017
3 NOZZLE
- UKURAN 2,5” - - 5 buah APBD 2016 -2018
- UKURAN 2,5” - - 8 buah APBD 2017-2018
- UKURAN 2” - - 2 buah HIBAH JEPANG
- UKURAN 1,5” - - 5 buah APBD 2017
Hal 1 - 57
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 57
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
4 PISTOL NOZZLE
Berdasarkan data tersebut di atas terlihat jumlah Fire Truck sebanyak 15 (Lima
Belas) buah belum sebanding dengan layanan jumlah penduduk dan luas teritorial
wilayah manajemen kebakaran yang meliputi seluruh wilayah Kabupaten Garut. Selain
mobil sarana lain yang diperlukan adalah peralatan personal yang memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI) meliputi : alat bantu pernafasan, baju tahan api, Ploting Pump,
pompa portable dan water supply perlu ditambahkan di kemudian hari. Jumlah dan
macam peralatan perlu diperhitungkan kembali disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
dan persyaratan minimal yang memadai / memenuhi persyaratan.
Hal 1 - 58
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 58
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 59
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 59
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 60
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 60
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 61
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 61
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 62
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 62
Kabupaten Garut
2018
Bab 4 : Analisis Kelembagaan Dan
SDM DAMKAR
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT
Hal 1 - 63
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 4 - 63
Kabupaten Garut
2018
Bab 5 : Analisis Tata Ruang, Kebencanaan dan
DINAS PEMADAM KEBAKARAN Proteksi Kebakaran
KABUPATEN GARUT
Analisis
Tata Ruang,
Kebencanaan Dan
5
Proteksi Kebakaran
Laporan Antara
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Khusus untuk pusat PKWp yaitu perkotaan Rancabuaya akan dianalisis lebih
lanjut terkait jenis kegiatan yang akan dikembangkan, apabila kegiatan tersebut bukan
kegiatan yang cenderung merupakan kegiatan yang rentan menimbulkan bencana
kebakaran, seperti kegiatan pariwisata, perkebunan, dan lain-lain yang bukan
perkotaan, maka prioritas pengembangan WMK akan lebih dulu ditujukan kepada level
PKL. Selanjutnya pada level PKLp akan dikembangkan sebagai pusat bantu WMK, terkait
dengan pola aksesibilitas pelayanan pada lokasi-lokasi pusat tertentu yang relatif sulit
dicapai dari pusat PKL, sedangkan untuk level PPK yang merupakan pusat kegiatan
kawasan, akan dipertimbangkan untuk menjadi prioritas pengembangan pusat-pusat
sistem Satlakar dalam kurun waktu 5 tahun pertama.
a. penetapan pelayanan angkutan kota dan perdesaan yang melayani seluruh wilayah
kecamatan;
b. usulan penataan rute tempuh trayek antar perkotaan;dan
c. pengembangan pada wilayah yang belum terjangkau pelayanan transportasi.
b. peningkatan fungsi ruas jalan menjadi kolektor primer 2 (dua) terdiri atas:
1. Bungbulang - Sukarame;
2. Bungbulang - Cijayana;
3. Pamegatan - Singajaya;
4) Jaringan jalan desa berupa peningkatan fungsi ruas jalan menjadi kolektor primer 4 (empat)
meliputi:
5) Jembatan meliputi :
a. pembangunan jembatan terdiri atas:
Cimurah pada ruas Jalan Cimurah - Cipicung;
Mekarsari/ Cimanuk pada ruas Jalan Mekarsari - Sekarwangi;
Maleer pada ruas Jalan By Pass Garut;
Cipacing pada ruas Jalan Lingkar Pasar Cibatu;
Haruman pada ruas JalanTutugan- Haruman;
Tegal Jambu pada ruas JalanLingkar Cipanas;
Cileungsing pada ruas Jalan Lingkar Cipanas
Ciojar Hulu pada ruas Jalan Hampor - Cipanas;
Cipanday pada ruas Jalan Padarek - Banjarsari;
Mandalawangi pada ruas Jalan Mandalawangi - Rancasalak;
Saparantu pada ruas Jalan Cisangkal- Cisanggiri;
Cijambe pada ruas Jalan Cisangkal - Cisanggiri;
Cikerenceng pada ruas Jalan Cisangkal - Cisanggiri;
Untuk lebih jelasnya jaringan jalan di Kabupaten Garut dapat dilihat pada Gambar 5.1.3.
Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan berupa jaringan trayek angkutan penumpang
terdiri atas:
a. antar kota antar provinsi (AKAP); dan
b. antar kota dalam provinsi (AKDP).
Pengembangan stasiun kereta api berupa reaktivasi dan renovasi stasiun meliputi :
a. stasiun Garut Kota;
b. stasiun Samarang;dan
c. stasiun Cikajang.
Rencana sistem jaringan transportasi laut berupa pembangunan pelabuhan pengumpan terletak
di:
a. Kecamatan Caringin; dan
b. Kecamatan Pakenjeng.
Untuk jelasnya sistem transportasi di Kabupaten Garut dapat dilihat pada Gambar 5.1.4.
1. Kecamatan Banyuresmi;
2. Kecamatan Cilawu;
3. Kecamatan Cisurupan;
4. Kecamatan Pameungpeuk; dan
5. Kecamatan Bungbulang.
c. peningkatankapasitaspembangkitlistrikterdiri atas:
1. PLTP Darajat berada di Kecamatan Pasirwangi; dan
2. PLTP Kamojangberadadi KecamatanSamarang.
a. pengembangan pemanfaatan sumber energi panas bumi berupa Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP) meliputi :
1) pembangunan PLTP Gunung Papandayan berada di Kecamatan Cisurupan;
2) pembangunan PLTP Cilayu berada di Kecamatan Cisewu;
3) pembangunan PLTP Ciarinem berada di Kecamatan Pakenjeng;
4) pembangunan PLTP Gunung Guntur Masigit berada di Kecamatan Tarogong Kaler;
5) pembangunan PLTP Karaha Bodas berada di Kecamatan Karangtengah; dan
6) pembangunan PLTP Talaga Bodas berada di Kecamatan Wanaraja.
b. pengembangan pemanfaatan sumber energi air skala kecil berupa Pembangkit Listrik Tenaga
Piko Hidro, Mikro Hidro, dan Mini Hidro berada di wilayah pengelolaan Sungai Ciwulan -
Cilaki dan Sungai Cimanuk - Cisanggarung.
Untuk lebih jelasnya jaringan perlistrikan di Kabupaten Garut dapat dilihat pada gambar 5.1.5 di
bawah ini
Untuk lebih jelasnya jaringan telekomunikasi di Kabupaten Garut dapat dilihat pada gambar 5.1.6
di bawah ini
Untuk lebih jelasnya pola tata ruang wilayah Kabupaten Garut dapat dilihat pada gambar 5.7 di
bawah ini
Kawasan hutan lindung dengan luas 75.928,37 (tujuh puluh lima ribu sembilan ratus dua puluh
delapan koma tiga tujuh) hektar dengan rincian sebaran per kecamatan sebagai berikut :
1. Kecamatan Cisewu;
2. Kecamatan Caringin;
3. Kecamatan Talegong;
4. Kecamatan Bungbulang;
5. Kecamatan Pamulihan;
6. Kecamatan Pakenjeng;
7. Kecamatan Cikelet;
8. Kecamatan Cisompet;
9. Kecamatan Peundeuy;
10. Kecamatan Singajaya;
11. Kecamatan Cihurip;
12. Kecamatan Banjarwangi;
13. Kecamatan Cikajang;
14. Kecamatan Cilawu;
15. Kecamatan Bayongbong;
16. Kecamatan Cigedug;
5.Kecamatan Pamulihan.
d. CA Kamojang dengan luas 4.903,53 (empat ribu sembilan ratus tiga koma lima
tiga) hektar terletak di:
1.Kecamatan Tarogong Kaler;
2.Kecamatan Leles;
3.Kecamatan Samarang;
4.Kecamatan Pasirwangi; dan
5.Kecamatan Banyuresmi.
Kawasan Cagar Alam Laut (CALaut) berupa CA Laut Leuweung Sancang dengan luas
1.150 (seribu seratus lima puluh) hektar berada di Kecamatan Cibalong.
Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) meliputi:
a. TWA Talaga Bodas dengan luas 27,88 (dua puluh tujuh koma delapan delapan)
hektar beradadi Kecamatan Pangatikan;
b. TWA Gunung Guntur dengan luas 250 (dua ratus lima puluh)
hektar berada di Kecamatan Tarogong Kaler;
c. TWA Gunung Papandayan dengan luas 203,19 (dua ratus tiga koma satu sembilan)
hektar berada di Kecamatan Cisurupan; dan
d. TWA Kamojang dengan luas 350,24 (tiga ratus lima puluh koma dua empat) hektar
berada di Kecamatan Samarang.
Kawasan Taman Buru (TB) Gunung Masigit Kareumbi dengan luas 2.471,92 (dua ribu
empat ratus tujuh puluh satu koma sembilan dua) hektar berada di Kecamatan
Selaawi.
k. Kecamatan Sukawening;
l. Kecamatan Bayongbong;
m. Kecamatan Cisurupan;
n. Kecamatan Cilawu;
o. Kecamatan Cikajang;
p. Kecamatan Banjarwangi;
q.Kecamatan Singajaya;
r. Kecamatan Peundeuy;
s. Kecamatan Cisompet;
t. Kecamatan Cibalong;
u. Kecamatan Cikelet;
v. Kecamatan Bungbulang;
w. Kecamatan Pakenjeng;
x. Kecamatan Talegong; dan
y. Kecamatan Pamulihan.
(5) Ruang terbuka hijau (RTH) kawasan perkotaan berupa RTHsebesar 30 (tiga puluh
persen) dari luas kawasan perkotaan.
i. Kecamatan Karangpawitan;
j. Kecamatan Leles;
k. Kecamatan Leuwigoong;
l. Kecamatan Pakenjeng;
m. Kecamatan Pamulihan;
n. Kecamatan Pangatikan;
o. Kecamatan Samarang;
p. Kecamatan Sucinaraja;
q. Kecamatan Tarogong Kaler;
r. Kecamatan Tarogong Kidul; dan
s. Kecamatan Wanaraja.
(3) Kawasan rawan tsunami dengan luas kurang lebih 3.975 (tiga ribu sembilan ratus
tujuh puluh lima) hektar terletak di:
a. Kecamatan Cibalong;
b. Kecamatan Pameungpeuk;
c. Kecamatan Cikelet;
d. Kecamatan Pakenjeng;
e. Kecamatan Mekarmukti; dan
f. Kecamatan Caringin
Kawasan Lindung Geologi berupa perlindungang ekologi karst dengan luas kurang lebih
56 (lima puluh enam) hekta rberada di Kecamatan Singajaya.
2. Kawasan peruntukan hutan rakyat berupa lahan di luar kawasan hutan dengan
luas kurang lebih 44.010 (empat puluh empat ribu sepuluh) hektar terletak di :
1) Kecamatan Cisewu;
2) Kecamatan Caringin
3) Kecamatan Talegon
4) Kecamatan Bungbulang
5) Kecamatan Mekarmukti;
6) Kecamatan Pamulihan;
7) Kecamatan Pakenjeng;
8) Kecamatan Cikelet;
9) Kecamatan Pameungpeuk;
10) Kecamatan Cibalong;
11) Kecamatan Cisompet;
12) Kecamatan Peundeuy;
13) Kecamatan Singajaya;
14) Kecamatan Cihurip;
15) Kecamatan Banjarwangi;
16) Kecamatan Cikajang;
17) Kecamatan Cilawu;
18) Kecamatan Bayongbong;
19) Kecamatan Cigedug;
20) Kecamatan Cisurupan;
21) Kecamatan Sukaresmi;
22) Kecamatan Samarang;
23) Kecamatan Pasirwangi;
24) Kecamatan TarogongKaler;
25) Kecamatan GarutKota;
26) Kecamatan Karangpawitan;
27) Kecamatan Karangtengah
28) Kecamatan Wanaraja;
29) Kecamatan Pangatikan;
30) Kecamatan Sukawening;
31) Kecamatan Banyuresmi;
32) Kecamatan Leles;
2) Kawasan peruntukan hortikultura luas kurang lebih 32.108 (tiga puluh dua
ribu seratus delapan) hektar terletak di seluruh kecamatan.
Untuk lebih jelasnya kawasan budi daya di Kabupaten Garut dapat dilihat pada Gambar
5.1.9
KSN berupa kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan SDA dan/atau
teknologi tinggi meliputi:
o KSN Fasilitas Uji Terbang Roket Pameungpeuk berada di Kecamatan Cikelet; dan
o KSN Pengamat Dirgantara Pameungpeuk berada di Kecamatan Cikelet.
KSP meliputi:
a. KSP Panas Bumi Kamojang - Darajat - Papandayan dengan sudut kepentingan
pendayagunaan SDA dan/atau teknologi tinggi terletak di:
1) Kecamatan Samarang;
2) Kecamatan Pasirwangi; dan
3) Kecamatan Cisurupan.
b. KSP Garut Selatan dan sekitarnya dengan sudut kepentingan daya dukung lingkungan
hidup terletak di:
1) Kecamatan Cisewu;
2) Kecamatan Caringin;
3) Kecamatan Talegong;
4) Kecamatan Bungbulang;
5) Kecamatan Mekarmukti;
6) Kecamatan Pamulihan;
7) Kecamatan Pekenjeng;
8) Kecamatan Cikelet;
9) Kecamatan Pameungpeuk;
10) Kecamatan Cibalong;
11) Kecamatan Cisompet;
12) Kecamatan Peundeuy;
13) Kecamatan Singajaya;
14) Kecamatan Cihurip;
15) Kecamatan Banjarwangi; dan
16) Kecamatan Cikajang.
17)
3) Kecamatan Cigedug;
4) Kecamatan Sukaresmi;
5) Kecamatan Pasirwangi; dan
6) Kecamatan Bayongbong.
2. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
berupa Kawasan Cagar Budaya terdiri atas:
Kampung Adat Dukuh berada di Kecamatan Cikelet; dan
Kampung Adat Pulo berada di Kecamatan Leles.
3. Kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
berupa Kawasan Wisata Cipanas berada di Kecamatan Tarogong Kaler.
Untuk lebih jelasnya lokasi kawasan strategis dapat dilihat pada gambar 5.1.10
A. Permukiman Perkotaan
PKWp berupa Perkotaan Rancabuaya berada di Kecamatan Caringin.
PKL terletak di:
a. Perkotaan Garut;
b. Perkotaan Pameungpeuk;
c. Perkotaan Cikajang; dan
d. Perkotaan Bungbulang.
PKLp sebagaimana dimaksud terletak di:
a. Perkotaan Kadungora;
b. Perkotaan Malangbong;
c. Perkotaan Cibatu; dan
d. Perkotaan Singajaya.
PPK sebagaimana dimaksud di:
a. Perkotaan Cisewu;
b. Perkotaan Caringin;
c. Perkotaan Talegong;
d. Perkotaan Mekarmukti;
e. Perkotaan Pamulihan;
f. Perkotaan Pekenjeng;
g. Perkotaan Cikelet;
h. Perkotaan Cibalong;
i. Perkotaan Cisompet;
j. Perkotaan Peundeuy;
k. Perkotaan Cihurip;
l. Perkotaan Banjarwangi;
m. Perkotaan Cilawu;
n. Perkotaan Bayongbong;
o. Perkotaan Cigedug;
p. Perkotaan Cisurupan;
q. Perkotaan Sukaresmi;
r. Perkotaan Samarang;
s. Perkotaan Pasirwangi;
t. Perkotaan Karangpawitan;
u. Perkotaan Wanaraja;
v. Perkotaan Pangatikan;
w. Perkotaan Sucinaraja;
x. Perkotaan Sukawening;
y. Perkotaan Karangtengah;
z. Perkotaan Banyuresmi;
aa. Perkotaan Leles;
bb. Perkotaan Leuwigoong;
cc. Perkotaan Kersamanah;
dd. Perkotaan Cibiuk;
ee. Perkotaan Balubur Limbangan; dan
ff. Perkotaan Selaawi.
B. Permukiman Perdesaan
PPL terletak di:
a. Desa Sukajaya Kecamatan Cisewu;
b. Desa Sukarame Kecamatan Caringin;
c. Desa Sukamulya Kecamatan Talegong;
d. Desa Cijayana Kecamatan Mekarmukti;
e. Desa Pananjung Kecamatan Pamulihan;
f. Desa Panyindangan Kecamatan Pekenjeng;
g. Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet;
h. Desa Gunamekar Kecamatan Bungbulang;
i. Desa Sancang Kecamatan Cibalong;
j. Desa Depok Kecamatan Cisompet;
k. Desa Toblong Kecamatan Peundeuy;
l. Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk;
m. Desa Cisangkal Kecamatan Cihurip;
n. Desa Wangunjaya Kecamatan Banjarwangi;
o. Desa Ciudian Kecamatan Singajaya;
p. Desa Mangkurakyat Kecamatan Cilawu;
Untuk lebih jelasnya rencana sebaran kepadatan penduduk dapat dilihat pada gambar
5.11 di bawah ini
Untuk lebih jelasnya jaringan DAS/ Aliran Sungai dapat dilihat pada gambar 5.1.12
Jaringan sumber daya air lintas Kabupaten berupa rehabilitasi dan pemeliharaan
meliputi:
1) Sungai Cimanuk;
2) Sungai Ciwulan; dan
3) Sungai Cilaki.
Gambar 5.1.12
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Irigasi
Untuk lebih jelasnya rencana pelestarian situ dan mata air dapat dilihat di gambar
5.1.13 di bawah ini
Gambar 5.1.13
Peta Rencana Pelestarian Situ dan Mata Air
5.2 KEBENCANAAN
5.2.1 Pengertian
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau
faktornon alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus,banjir, kekeringan, angin topan,dan tanah longsor.
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa kegagalan teknologi, gagal
modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok dan antar komunitas masyarakat serta teror.
Bahaya/Ancaman(hazard) adalah suatu situasi atau kejadian atau peristiwa yang
mempunyai potensi dapat menimbulkan kerusakan, kehilangan jiwa manusia, atau
kerusakan Iingkungan.
Risiko(risk) adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, jumlah orang mengungsi, kerusakan atau kehilangan
harta dan infrastruktur, dan gangguan kegiatan masyarakat secara sosial dan ekonomi.
Kerentanan(vulnerability) adalah suatu kondisi yang ditentukan oleh faktor-faktor
atau proses-proses fisik,sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mengakibatkan
menurunnya kemampuan dalam menghadapi bahaya (hazards).
Kemampuan (capacity)adalah penguasaan terhadap sumber daya, teknologi, cara, dan
kekuatan yang dimiliki masyarakat, yang memungkinkan mereka untuk, mempersiapkan
diri, mencegah, menjinakkan, menanggulangi, mempertahankan diridalam menghadapi
ancaman bencana serta dengan cepat memulihkan diri dari akibat bencana.
Masyarakat Rentan adalah anggota masyarakat yang membutuhkan bantuan karena
keadaan yang di sandangnya diantaranya masyarakat lanjut usia, penyandang cacat,
anak- anak, serta ibu hamil dan menyusui.
JiwaTerpapar adalah jumlah populasi di suatu daerah yang berada dalam daerah atau
jangkauan ancaman bencana sehingga potensial untuk menjadi korban dari suatu
bencana.
Korban adalah orang/sekelompok orang yang mengalami dampak buruk akibat
bencana, seperti kerusakan dan atau kerugian harta benda, penderitaan dan atau
kehilangan jiwa. Korban meliputi korban meninggal, hilang, luka/sakit menderita dan
mengungsi.
Korban meninggal adalah orang yang dilaporkan tewas atau meninggal dunia akibat
bencana.
Korban hilang adalah orang yang dilaporkan hilang atau tidak ditemukan atau tidak
diketahui keberadaannya setelah terjadi bencana
Korban luka/ sakit adalah orang yang mengalami luka-luka atau sakit,dalam keadaan
luka ringan, luka sedang maupun luka berat/parah, baik yang berobat jalan maupun
rawat inap.
Korban menderita adalah orang atau sekelompok orang yang terkena dampak bencana,
namun masih menempati tempat tinggalnya sendiri atau di tempat sanak saudara dan
bukan berada di lokasi pengungsian.
Korban mengungsi adalah orang/ sekelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar
dari tempat tinggalnya ke tempat yang lebih aman dalam upaya menyelamatkan
diri/jiwa untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
Kerusakan harta benda dan Infrastruktur meliputi rumah, fasilitas, pendidikan
(sekolah, madrasah atau pesantren),fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas,
puskemas pembantu), fasilitas peribadatan (masjid, gereja, vihara, dan pura), bangunan
lain (kantor, pasar, kios) dan jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan (rusak
ringan, sedang dan berat atau hancur maupun roboh) serta sawah yang terkena
bencana dan puso (gagal panen).
Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang
berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang
datar dengan skala tertentu.
Peta Bahaya (hazardmap) adalah peta petunjuk zonasi tingkat bahaya satu jenis
ancaman bencana pada suatu daerah pada waktu tertentu.
Peta Kerentanan (vulnerability map) adalah peta petunjuk zonasi tingkat kerentanan
satu jenis ancaman bencana pada suatu daerah pada waktu tertentu.
Peta RisikoBencana adalah peta petunjuk zonasi tingkat risiko suatu jenis ancaman
bencana pada suatu daerah pada waktu tertentu. Peta ini bersifat dinamis,sehingga
harus direvisi tiap waktu tertentu dan merupakan hasil perpaduan antara peta bahaya
(hazard map) dan peta kerentanan (vulnerability map). Peta Risiko Bencana disajikan
berupa gambar dengan warna dan simbol. Penjelasan dimuat dalam bentuk keterangan
pinggir.
Kejadian bencana adalahperistiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal
kejadian, lokasi (kabupaten/ kota), jenis bencana, korban dan atau kerusakan harta
benda jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu
kabupaten/kota dan atau provinsi, maka dihitung sebagai satu kejadian.
Disaster Risk Index (DRI) merupakan perhitungan rata-rata kematian per Negara dalam
bencana skala besar dan menengah yang diakibatkan oleh gempa bumi, siklon tropis
dan banjir berdasarkan data tahun 1980-2000. Hal ini memungkinkan identifikasi
sejumlah variable sosial ekonomi dan lingkungan yang berkorelasi dengan risiko
kematian serta menunjukkan sebab akibat dalam proses risiko bencana. Setiap Negara
memiliki indeksnya masing-masing untuk setiap jenis bahaya menurut tingkat
eksposure fisik, tingkat kerentanan relative dan tingkat risikonya. Berdasarkan DRI
pula, konsep risiko bencana tidak disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang berbahaya,
namun lebih kepada sejarah kejadian yang dibangun melalui kegiatan manusia dan
proses-prosesnya. Dengan demikian risiko kematian dalam bencanaini hanya
tergantung sebagian pada keberadaan fenomena fisik seperti gempa bumi, siklon
tropis,dan banjir. Dalam DRI, faktor utamanya adalah risiko kehilangan nyawa dan
tidak termasuk aspek risiko lainnya, seperti mata pencaharian dan perekonomian. Hal
ini disebabkan karena kurangnya data yang tersedia pada skala global dengan resolusi
nasional.
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang diakibatkan oleh pergeseran/
pergerakan pada bagian dalam bumi (kerakbumi) secara tiba-tiba. Tipe gempa bumi
yang umum ada dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik.
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
‘erupsi’. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar),
hujan abu, lava, gas racun dan banjir lahar.
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan
oleh gangguan impulsive dari dasar laut. Tsunami dapat disebabkan oleh:
(1) gempa bumi diikuti dengand islokasi/ perpindahan massa/ batuan yang sangat
besar di bawah air (laut/danau);
(2) tanah longsor didalam laut;
(3) letusan gunung api di bawah laut atau gunung api pulau.
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, maupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan
tanah atau batuan penyusun lereng.
Banjir merupakan limpasan air yan gmelebihi tinggi muka air normal, sehingga
melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di
sisi sungai. Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di atas
normal sehingga system pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah
serta system drainase dangkal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu
menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap. Adapun yang dimaksud
banjir di bidang pertanian adalah banjir yang terjadi di lahan pertanian yang ada
tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan.
Banjir bandang biasanya terjadi pada aliran sungai yang kemiringan dasar sungai curam.
Aliran banjir yang tinggi dan sangat cepat dan limpasannya dapat membawa batu
besar atau bongkahan dan pepohonan serta merusak atau menghanyutkan apa saja
yang dilewati namun cepat surut kembali.
Kebakaran lahan dan hutan merupakan suatu keadaan dimana hutan dan lahan dilanda
api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan atau hasil hutan yang menimbulkan
kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran lahan dan hutan seringkali
menyebabkan bencana asap yang mengganggu kepada masyarakat sekitar.
Cuaca Ekstrim dalam hal ini adalah angin topan merupakan pusat angin kencang
dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis
diantara agraris balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat dekat
dengan khatulistiwa. Angin topan ini disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu
sistem cuaca.
Gelombang Ekstrim atau badai adalah gelombang tinggi yang yang ditimbulkan
karena efek terjadinya siklon tropisdi sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat
menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi
keberadaan siklon tropisakan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin kencang,
gelombang tinggi disertai hujan deras.
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut
yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai
akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut.
Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut
sebagai penyebab utama abrasi.
Berdasarkan sumber informasi dari BNPB tahun 2013, Kabupaten Garut merupakan
daerah dengan kelas resiko bencana multi ancaman tinggi dengan skor 238, yang dilihat
dari parameter aspek Gempa Bumi, Tsunami, Letusan Gunung Api, Banjir, Tanah
Longsor, Kekeringan, Kebakaran Lahan dan Hutan, Cuaca Ekstrim, Gelombang. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2.1
Tabel 5.2.1 Indeks Risiko Bencana Multi Ancaman Per Kabupaten/Kota Tahun2013
5.2.1 Longsor
Berdasarkan informasi dari BNPB Pusat tahun 2013 di jelaskan bahwa Kabupaten Garut
termasuk dalam indeks resiko bencana tanah longsor paling tinggi dengan skor 36,
sehingga diperlukan perhatian khusus dalam penanganan nya sesuai dengan strategi dan
kebijakan yang ada untuk menekan dan proses pencegahan terjadinya bencana tanah
longsor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2.2 di bawah ini
5.2.4 Banjir
Berdasarkan informasi dari BNPB Pusat tahun 2013 di jelaskan bahwa Kabupaten Garut
termasuk dalam indeks resiko bencana banjir tinggi dengan skor 24, sehingga
diperlukan perhatian khusus dalam penanganan nya sesuai dengan strategi dan
kebijakan yang ada untuk menekan dan proses pencegahan terjadinya bencana banjir.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2.4.
Berdasarkan informasi dari BNPB Pusat tahun 2013 di jelaskan bahwa Kabupaten Garut
termasuk dalam indeks resiko bencana letusan Gunung Berapi dengan skor 22, sehingga
diperlukan perhatian khusus dalam penanganan nya sesuai dengan strategi dan
kebijakan yang ada untuk menekan dan proses pencegahan terjadinya bencana letusan
gunung berapi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2.6 di bawah ini
Tabel 5.2.6
Indeks Risiko Bencana
Gempa bumi
Kabupaten/Kota
Sumber :
BNPB Pusat Tahun 2013
Tabel 5.2.7 Lokasi Desa-Desa Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi/ Gempa Bumi
No Kecamatan Desa Resiko Tingkat Resiko
1 Leles Ciburial 3 Tinggi
2 Leles Cipancar 3 Tinggi
3 Leles Kandangmukti 3 Tinggi
4 Tarogong Kaler Pananjung 3 Tinggi
5 Tarogong Kaler Langensari 3 Tinggi
6 Tarogong Kaler Cimanganten 3 Tinggi
7 Cisurupan Cisero 3 Tinggi
8 Samarang Tanjung Karya 3 Tinggi
9 Cisurupan Sirnagalih 3 Tinggi
10 Cisurupan Pakuwon 2 Sedang
Sumber : BNPB Kabupaten Garut Tahun 2017
5.2.6 Tsunami
Berdasarkan informasi dari BNPB Pusat tahun 2013 di jelaskan bahwa Kabupaten Garut
termasuk dalam indeks resiko bencana Tsunami dengan skor 24, sehingga diperlukan
perhatian khusus dalam penanganan nya sesuai dengan strategi dan kebijakan yang ada
untuk menekan dan proses pencegahan terjadinya bencana Tsunami. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2.8 di bawah ini
Gambar 5.2.3
Peta Rawan Bencana Bencana Letusan Gunung Berapi/ Gempa Bumi - Kabupaten Garut
h) Analisis Resiko Kebakaran adalah suatu analisis untuk menentukan jumlah kebutuhan
air yang diperlukan bagi kepentingan pemadaman kebakaran di setiap WMK. Jumlah
kebutuhan air minimum dinyatakan dengan suatu rumus.
i) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran (ARK) adalah angka klasifikasi resiko
bahaya kebakaran yang ditentukan dengan skala angka 3 sampai dengan 7 sesuai
peruntukan bangunan. Bila terdapat lebih dari satu jenis peruntukan yang bebeda,
maka akan ditentukan angka yang tertinggi sesuai peruntukkan yang ada.
j) Angka Klasifikasi Konstruksi Resiko Kebakaran adalah angka klasifikasi resiko bahaya
kebakaran (type I sampai IV) yang ditentukan atas dasar type konstruksi dan bahan
bangunan yang dipergunakan. Jika terdapat bangunan yang berdekatan (jarak ± 15
m), maka bangunan lain tersebut dipandang sebagai bangunan berdekatan yang
mempunyai resiko ancaman kebakaran (exposure hazard).
4. Pembinaan masyarakat
Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam mengatasi ancaman
bahaya kebakaran.
• Setiap regu jaga, maksimal terdiri dari 6 (enam) orang yang terdiri dari :
a. 1 (satu) orang kepala regu (juru padam utama)
b. 1 (satu) orang operator mobil kebakaran (juru padam muda)
c. 2 (dua) orang anggota tenaga padam (juru padam muda dan madya)
d. 2 (dua) orang anggota tenaga penyelamat (juru padam muda)
C. Pola Kemitraan
Pola kemitraan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat profesi, perguruan
tinggi dan institusi lain serta pihak swasta dapat dilakukan dalam kegiatan antara lain :
1. Perolehan Data dan Informasi
Dalam rangka memperoleh data dan informasi mengenai daya tahan bahan
bangunan dan konstruksi terhadap bahaya kebakaran, Pemerintah dapat meminta
bantuan dari masyarakat profesi, perguruan tinggi dan instansi yang terkait
2. Inspeksi
• Inspeksi bangunan gedung yang beresiko kebakaran dilakukan oleh pihak
pemilik/pengelola bangunan gedung atau oleh Konsultasn pengkaji teknis di
bidang kebakaran
• Hasil inspeksi menjadi bagian tidak terpisahkan dari penerbitan Sertifikat Laik
Fungsi Bangunan Gedung dari Pemerintah Daerah
3. SistemTanda Bahaya Kebakaran Kota
• Sistem tanda bahaya kebakaran kota adalah sistem pemeritahuan bahaya
kebakaran dengan menggunakan alat yang secara otomatis atau manual
berhubungan langsung dengan Instansi Pemadam Kebakaran
• Pemilik/Pengelola bangunan gedung umum, vital dan beresiko kebakaran tinggi
harus memasang/menggunakan peralatan yang dapat bekerja otomatis
berhubungan dengan Instansi Pemadam Kebakaran
Untuk keperluan pemadaman kebakaran yang diperoleh dari sumber alam (kolam
air, danau, sungai, sumur dalam) maupun buatan (tangki air, kolam renang,
reservoar air, mobil yangki dan hidran)
Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan dengan lebar jalan minimum 3,5 meter yang pada saat terjadi
kebakaran harus bebas dari segala hambatan apapun yang dapat mempersulit
akses mobil pemadam
Sarana Komunikasi
Terdiri dari telepon umum dan alat-alat lain yang dapat dipakai untuk
pemberitahuan terjadinya kebakaran
Data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang terletak di dalam ruang
kendali utama dalam bangunan gedung yang terpisah dan mudah diakses
Fasos/Fasum yang dialokasikan untuk bangunan pos kebakaran dengan luas tanah
minimal 900 m² dan bangunan minimal 400 m²
• Umpan balik yang merupakan evaluasi terhadap pelatihan dan hasilnya yang meliputi:
tingkat keberhasilan, tingkat pemahaman anggota, personal yang terlibat, kesesuaian
POS (SOP), proses simulasi dan sebagainya
Sumber daya manusia adalah seluruh personal yang terlibat dalam kegiatan dan
fungsi MPK bangunan gedung.
Untuk mendapat hasil yang optimal haruslah didukung oleh SDM yang mempunyai
dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian di bidang proteksi kebakaran, meliputi
: keahlian bidang pengamanan kebakaran (fire safety), keahlian bidang
penyelamatan darurat (P3K dan Medik Darurat) dan keahlian bidang manajemen
Kualifikasi masing-masing jabatan dalam MPK harus mempertimbangkan kompetensi
keahlian.
SDM yang berada dalam MPK secara berkala harus dilatih dan ditingkatkan
kemampuannya
Klasifikasi SDM ditentukan berdasarkan struktur organisasi keadaan darurat
Konsep
Penanggulangan
Kebakaran
6
Laporan Akhir
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Hal 1 - 1
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 1
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Tabel 6.1.
Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran (KRBK)
ANGKA KETERANGAN
KRBK
Harus dipertimbangkan sebagai hunian resiko bahaya paling rawan, dimana jumlah
dari isi bahan mudah terbakarnya sangat tinggi
3
Bangunan yang berdekatan harus dianggap sebagai bangunan dari klasifikasi ini,
bila jaraknya kurang dari 15 meter
Harus dipertimbangkan sebagai hunian resiko bahaya kebakaran tinggi, dimana
kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya tinggi
4
Bangunan yang berdekatan harus dianggap sebagai bangunan klasifikasi ini bila
jaraknya kurang dari 15 meter
Harus dipertimbangkan sebagai hunian resiko bahaya kebakaran sedang, dimana
kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya sedang dan tinggi tumpukan
5 bahan tidak melebihi 3,7 meter
Kebakaran diperkirakan berkembang sedang dan mempunyai nilai pelepasan panas
sedang
Harus dipertimbangkan sebagai hunian resiko bahaya kebakaran rendah, dimana
kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya rendah dan tinggi tumpukan
6 bahan tidak melebihi 2,5 meter
Kebakaran diperkirakan berkembang sedang dan mempunyai nilai pelepasan panas
sedang
Hal 1 - 2
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 2
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Klasifikasi resiko bahaya kebakaran bila dikaitkan dengan perlu atau tidaknya
dibuat RTDK (Rencana Tindakan Darurat Kebakaran) dalam kaitannya dengan
Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK) dan fungsi-fungsi bangunan dapat dilihat
pada arahan tabel sebagai berikut :
Tabel 6.2.
Klasifikasi Fungsi Bangunan dan Penerapan RTDK
Hal 1 - 3
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 3
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 4
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 4
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 5
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 5
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 6
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 6
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
c. Pelatihan Personal
Penanggung jawab TPK, Kepala Bagian Teknik Pemeliharaan, Kepala Bagian
Keamanan, Tim Pemadam Api (TPA), Tim Evakuasi Kebakaran (TEK), Tim
Penyelamat Kebakaran (TPK) dan Tim Pengamanan (TP) sebagai bagian dari
TPK secara periodik wajib mengikuti pelatihan pemadaman kebakaran yang
diselenggarakan oleh Diklat Instansi Pemadam Kebakaran setempat
Tim Penanggulangan Bahaya Kebakaran (TPBK), minimal sekali dalam 3 (tiga)
bulan menyelenggarakan pertemuan untuk mendiskusikan secara internal
masalah-masalah yang menyangkut kasiapan seluruh anggota TPK dalam
penanggulangan bahaya kebakaran
TPK, minimal sekali dalam 6 (enam) bulan menyelenggarakan latihan
penyelamatan kebakaran yang diikuti oleh seluruh penghuni bangunan
Setiap kegiatan latihan penyelamatan kebakaran harus mengikuti POS yang
telah disusun oleh TPK
Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Instansi Pemadam Kebakaran,
harus mengikuti POS yang telah disusun oleh Diklat Instansi Pemadam
Kebakaran setempat
Untuk keseragaman sistem komunikasi yang menyangkut informasi
penanggulangan kebakaran, disusun POS yang menyangkut tata cara
komunikasi sehubungan dengan terjadinya kebakaran. Dalam penyusunan POS
Komunikasi selain melibatkan Instansi Pemadam Kebakaran, dilibatkan juga
Telkom dan Orari
Hal 1 - 7
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 7
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 8
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 8
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Audit awal (Preliminary audit) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali dan
dapat dilaksanakan oleh operator / teknisi setempat
Audit lengkap (complete audit) perlu dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali
oleh Konsultan Ahli yang ditunjuk
5. Rencana Aksi (Action Plan)
Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK) perlu mengadakan Rencana
Aksi dalam rangka meningkatkan budaya aman kebakaran melalui rencana
aksi yang telah disusun
Rencana Aksi tersebut meliputi antara lain : penetapan minggu aman
kebakaran pada bangunan gedung dan sekitarnya, penyusunan brosur dan
poster mengenai pengamanan terhadap bahaya kabakaran
6. Hubungan dengan Lingkungan
Apabila bangunan gedung berada pada lingkungan permukiman, TPK
membantu Instansi Pemadam Kebakaran dalam penyiapan anggota Satlakar
Apabila bangunan gedung berada dalam lingkungan kawasan, TPK
merupakan bagian (sub sistem) yang dikoordinasikan dengan instansi
pemadam kebakaran kawasan
2. Pemadaman kebakaran
a. Informasi adanya Kebakaran dan Pemadaman Awal
Laporan melalui telepon, radio dan dari pemilik / masyarakat adanya asap /
api dari daerah kebakaran di dalam gedung
Penerima informasi segera membunyikan alarm kebkaaran dengan cara
mengaktifkan titik panggil manual
Berusaha secara dini untuk memadamkan kebakaran yang terjadi dengan
menggunakan peralatan pemadam kebakaran yang tersedia
b. Evakuasi Orang dan Barang
Petugas TPK memandu semua penghuni atau penyewa gedung untuk segera
berevakuasi mempergunakan tangga darurat terdekat menuju tempat
berhimpun pada saat : diumumkan untuk berevakuasi, diaktifkannya alarm ke-
dua dan diintruksikannya oleh petugas kebakaran
Hal 1 - 9
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 9
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
3. Pasca kebakaran
a. Laporan Kebakaran, meliputi :
Waktu dan alamat kejadian
Penyebab dan jumlah objek yang terbakar
Jumlah kerugian materi dan korban manusia
Awal dan akhir pemadaman
Hal 1 - 10
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 10
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Lingkungan dianggap sebagai bagian atau sub bagian dari Wilayah Manajemen
Kota (WMK). Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran lingkungan dapat dibedakan menjadi
2 (dua), yaitu :
1. Lingkungan beresiko kebakaran rendah adalah lingkungan yang berada dalam WMK
beresiko rendah dan mempunyai bangunan-bangunan gedung yang juga beresiko
kebakaran rendah
2. Lingkungan beresiko kebakaran tinggi adalah lingkungan yang berada dalam WMK
beresiko tinggi dan mempunyai bangunan-bangunan gedung yang juga beresiko
kebakaran tinggi
Wilayah Manajemen Kebakaran Lingkungan yang mempunyai manajemen estat,
merupakan bagian dari manajemen estat tersebut yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab khusus dalam penanggulangan kebakaran pada lingkungan yang bersangkutan,
sedangkan untuk lingkungan yang tidak mempunyai manajemen estat harus dibentuk
Tim SATLAKAR / BALAKAR yang terlatih. Sistem pemberitahuan kebakaran lingkungan
dapat dirancang untuk menjamin respons yang tepat terhadap berbagai masalah yang
mungkin terjadi.
Hal 1 - 12
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 12
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
2. Sarana Penanggulangan Kebakaran Lingkungan, terdiri dari alat pemadam api ringan
(APAR) dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) buah dengan isi bersih 10 kg untuk
setiap buahnya, mobil pompa dan mobil tangga.
3. Peralatan P3K yang dipergunakan untuk pertolongan pertama pada saat terjadi
peristiwa kebakaran ataupun kecelakaan yang lain.
6.2.3. Organisasi
1. Struktur Organisasi, minimal terdiri dari unit-unit yang bertugas dan bertanggung
jawab terhadap : pemeriksaan prasarana dan sarana; penanggulangan dini;
terselenggaranya hubungan dengan Instansi Pemadam Kebakaran; P3K, rencana
penanggulangan kebakaran dan pembinaan pada masyarakat dan SATLAKAR.
2. Tugas dan fungsi, dari unit-unit tugas tersebut dapat dibedakan menjadi :
koordinator keselamatan bangunan, sub koordinator pencegahan kebakaran, sub
koordinator pemadam kebakaran, sub koordinator operasi dan pemeliharaan, urusan
pendataan, urusan penyuluhan, urusan pengembangan, urusan operasional, urusan
komunikasi, urusan bantuan teknis operasional, urusan jalan lingkungan dan hidran,
urusan alat pemadam, dan urusan sarana komunikasi
3. Kedudukan Manajemen, khususnya pada manajemen penanggulangan kebakaran
lingkungan yang mempunyai manajemen estat merupakan bagian dari manajemen
estat tersebut, mempunyai tangung jawab khusus pada lingkungannya. Untuk
lingkungan yang tidak mempunyai manajemen estat harus dibentuk Tim SATLAKAR.
4. Hubungan dengan Masyarakat dan Instansi, dengan cara melakukan koordinasi
dengan masyarakat pengguna / penghuni serta instansi Pemadam Kebakaran.
Hal 1 - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 13
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
1. Prosedur Manajemen Estat terdiri dari : upaya pencegahan, pemadaman dini dan
pemeriksaan berkala pada peralatan yang ada
Hal 1 - 14
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 14
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 15
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 15
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
penghuni dan masyarakat terhadap kegiatan pemadaman kebakaran yang terjadi pada
bangunan dan atau lingkungan di dalam kota.
Perencanaan sistem proteksi kebakaran di perkotaan didasarkan pada
penentuan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) yang dimulai dengan evaluasi
terhadap tingkat resiko kebakaran baik dari sisi teritorial maupun penentuan klasifikasi
tingkat skala fungsi dan konstruksi bangunan dalam suatu WMK oleh instansi kebakaran
setempat. WMK ditentukan pula oleh waktu tanggap (response time) dari pos terdekat
dalam kaitaannya proses pemberitahuan dan daerah layanan mulai dari lingkup
terkecil (POS), menengah (SEKTOR) dan tingkat kota (WILAYAH).
WMK dibentuk oleh pengelompokan hunian yang memilki kesamaan kebutuhan
proteksi kebakaran dalam batas wilayah yang ditentukan secara alamiah ataupun
buatan. Secara kuantitas daerah pelayanan WMK tidak melebihi radius pelayanan 7,5
km, di luar daerah tersebut dikategorikan sebagai daerah yang tidak terlindung
(unprotected area). Daerah yang sudah terbangun harus mendapatkan perlindungan
dari mobil pemadam kebakaran yang pos terdekatnya berada dalam jarak 2,5 km dan
berjarak 3,5 km dari sektor.
Hal 1 - 16
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 16
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
dengan tingkat kepadatan penduduk 838 jiwa/ km² secara teoritis diperlukan
pelayanan 1.735 (satu) buah WMK (Wilayah Manajemen Kebakaran). Tentu saja hal ini
sangat mustahil untuk direalisasikan karena besarnya sumber daya yang harus
disiapkan untuk memenuhi kebutuhan itu. Karenanya untuk Kabupaten Garut
diperlukan penyesuaian dan modifikasi perhitungan agar lebih realistis untuk
dilaksanakan.
Secara administratif Kabupaten Garut terdiri dari 42 wilayah kecamatan yang
membawahi 21 kelurahan dan 421 desa yang tersebar di wilayah administratif
Kabupaten Garut yang bergunung-gunung dan berbukit-bukit. Hal ini harus menjadi
faktor pertimbangan dalam pembentukan WMK selain keterhubungan antar satu
kecamatan dengan kecamatan lainnya berdasarkan jaringan jalan yang tersedia.
Idealnya di setiap kecamatan terdapat 1 Pos Pemadam Kebakaran untuk melayani
wilayah administrasi kecamatannya masing-masing. Tetapi dengan jumlah total
kecamatan yang mencapai 42, hal ini masih terasa berat untuk direalisasikan dalam
waktu dekat.
Saat ini secara eksisting sistem kewilayah satuan pemadam kebakaran terbagi
menjadi 4 wilayah yang terdiri dari 1 Pusat (Markas Komando) yang berlokasi di Kota
Garut (Tarogong Kidul) serta 3 Pos Pemadam Kebakaran yang berada di Blubur
Limbangan, Bungbulang dan Pameungpeuk. Markas Komando juga merangkap sebagai
Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut, sedangkan 3 Pos Pemadam
Kebakaran secara administrasi pemerintah dibentuk setingkat Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD). Untuk lebih jelasnya sistem kewilayahan satuan pemadam kebakaran
Kabupaten Garut yang ada saat ini dapat dilihat pada Gambar 6.3.2 Peta Eksisting
Wilayah Pelayanan Damkar Di Kabupaten Garut.
Berpedoman pada kondisi ekisting serta berdasarkan sebaran kecamatan, faktor
hambatan gunung perbukitan serta ketersediaan jaringan jalan, maka sistem
kewilayahan satuan pemadam kebakaran di Kabupaten Garut akan terbagi menjadi 10
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) sebagaimana ditampilkan pada Tabel 6.3.1.
Markas Komando merangkap menjadi kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten
Garut sedangkan 9 WMK yang dibentuk secara administrasi menjadi setingkat UPTD
Hal 1 - 17
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 17
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Gambar 6.3.1
Peta Eksisting Wilayah Pelayanan Damkar Di Kabupaten Garut
Hal 1 - 18
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 18
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
1 Kec. Garut Kota Pakuwon 11 130.514 26.103 4.710 Kawasan perkotaan Mobil pompa dengan
Pemukiman padat tangki 4000 liter
2 Kec. Tarogong Kidul Sukakarya 12 126.503 25.301 6.500 Jalan relatif lebar Mobil Pompa 2000 lt
Terdapat pemukiman Mobil Tangga
3 Kec. Tarogong Kaler Cimanganten 13 94.387 18.877 1.866 di perbukitan dengan Floating Pump
jalan yang kecil ( L=2- Perahu Karet
4 Kec. Banyuresmi Bagendit 15 90.772 18.154 1.895 3meter) Tandon Air 4000 liter
Sumber Air : Hidran, Perlengkapan Standar
5 Kec. Samarang Samarang 13 76.060 15.212 1.273 Kel. Haur
Artesis & Sungai Anggota Damkar
Panggung
6 Kec. Pasirwangi Pasirwangi 12 65.963 13.193 1.412
Hal 1 - 19
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 19
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 20
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 20
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 21
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 21
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 22
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 22
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 23
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 23
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Sumber : Hasil Analisis Studio - 2018
TABEL 6.4.
Jumlah Kebutuhan SEKTOR dan Fasilitas Penunjang
Macam Standar JUMLAH
No RINCIAN / KETERANGAN
Kebutuhan (setiap SEKTOR) KEBUTUHAN
1 SEKTOR 1 buah Lokasi lama
2 Bangunan 400 m² 1 x 400 m² Rehab Bangunan yang ada
3 Tandon Air 24.000 lt 1 Buah Evaluasi kapasitas yang ada
2 Mobil Pompa Sudah tersedia dalam keadaan rusak
2 Mobil
(Kapasitas 4.000 lt) ringan, perlu segera diperbaiki
1 Mobil Tangga
2 Mobil Diusahakan minimal 1 unit mobil
(17 meter)
2 Mobil Tangga
2 Mobil Diusahakan minimal 1 unit
(30 meter)
4 Armada
2 Mobil Rescue 2 Mobil Diusahakan minimal 1 unit
1 Mobil Pemadam
1 Mobil Belum terlalu mendesak
Khusus
1 Mobil Alat Bantu
1 Mobil Belum terlalu mendesak
Pernafasan
2 Perahu Karet 2 Perahu Untuk mengantisipasi bencana banjir
4 Kepala Regu (Juru Padam Utama)
4 REGU JAGA 4 Operator Mobil (Juru Padam Muda)
5 Personal 4 Regu Jaga
6 anggota / REGU 8 Pemadam (Juru Padam Muda-Madya)
8 Penyelamat (Juru Padam Muda)
Peralatan pendobrak : kapak, gergaji, dongkrak, linggis, spreader
Peralatan Pemadam : pompa jinjing, (portable pomp)
Peralatan
6 Peralatan Ventilasi : Blower jinjing (portable blower)
TEKNIK
Peralatan penyelamat (rescue) : sliding roll, davy escape, fire blanket, alat
pernafasan buatan, usungan / tandu
Peralatan Pakaian, sepatu tahan panas, topi (helm tahan api), alat pernafasan buatan jinjing
7
Perorangan (self contained breathing apparatus), peralatan komunikasi (HT)
Sumber : Hasil Analisis Studio – 2018
Hal 1 - 24
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 24
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 25
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 25
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
2. Pemadaman Kebakaran
Fungsi manajemen dalam pemadaman kebakaran adalah pemberian pelayanan
secara cepat, akurat dan efisien, mulai dari informasi kebakaran diterima sampai
api padam, beberapa kegiatannya diantaranya :
a. Penerapan prefire plan yang telah disusun dan disimulasikan terhadap kejadian
yang sebenarnya sesuai dengan strategi dan taktik yang harus digunakan
b. Menjalankan seluruh fungsi-fungsi pendukung yang diperlukan seperti :
Memudahkan jalur pencapaian lokasi kebakaran melalui koordinasi dengan
Polisi Lalu Lintas dan DLLAJR
Mengamankan lokasi kebakaran (Polisi atau Hansip)
Memperbesar debit suplai air melalui koordinasi dengan PDAM
Mematikan listrik di sekitar lokasi melalui koordinasi dengan PLN
Menginformasikan Rumah Sakit (118), agar menyiapkan ambulance untuk
mengangkut korban
Mengatur / mengamankan jalur komunikasi radio (ORARI)
Meminta bantuan unti pemadam lainnya bila diperlukan
c. Fungsi pemadaman pada daerah yang tidak tercakup oleh layanan instansi
pemadam kebakaran dapat dilaksanakan oleh masyarakat / SATLAKAR yang telah
dibentuk
d. Pelaksanaan tugas bantuan pemadaman kebakaran sesuai dengan permintaan
dari daerah yang bersebelahan, perlu didukung dengan adanya naskah
kesepakatan bersama diantara dua atau lebih wilayah kabupaten / kota dalam
bentuk Memorandum of Understanding / MOU
Hal 1 - 26
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 26
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
3. Perlindungan Jiwa
Fungsi manajemen dalam penyelamatan (rescue) adalah pemberian pelayanan
untuk memperkecil korban dan kerugian harta benda akibat kebakaran dan bencana
lainnya dalam bentuk : pelayanan evakuasi sebagai wujud pertolongan pertama dan
bekerjasama dengan Instansi terkait untuk melakukan pertolongan. Bagi daerah
yang tidak mempunyai instansi pemadam kebakaran, upaya tersebut dapat
dilakukan oleh masyarakat (SATLAKAR) yang telah dibentuk
4. Pembinaan Masyarakat
Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat dalam rangka
meningktakan partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam mengatasi ancaman
bahaya kebakaran
Hal 1 - 27
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 27
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Dalam perencanaan bangunan dan lingkungan harus mengikuti ketentuan
persyaratan teknis tata bangunan dan lingkungan (urban guide lines, sekurang-
kurangnya berisi rencana darurat pemadam kebakaran (fire emergency plan)
Prasarana dan sarana kebakaran yang disediakan harus dirawat termasuk
penggantian secara berkala komponennya (apparatus replecement schedule)
2. Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan (Rescue)
Proses pemadaman dan penyelamatan terdiri dari : tindakan pemadaman dan
penyelamatan, rencana operasi pemadaman, dan pelaksanaan operasi pemadaman
dan penyelamatan.
a. Tindakan pemadaman dan penyelamatan, meliputi :
Penyelamatan / pertolongan jiwa dan harta benda
Pengendalian penjalaran api
Pencarian sumber dan pemadaman api
b. Rencana operasi pemadaman dan penyelamatan
Merupakan skenario yang disusun secara garis besar dan menggambarkan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan pada saat darurat. Rencana dibuat
secara fleksibel agar memungkinkan petugas melakukan penyesuaian pada saat
proses operasi. Rencana operasi harus diuji coba secara periodik dengan
melibatkan instansi terkait. Rencana operasi berisi :
Informasi bangunan dan atau lingkungan yang berupa gambar denah bangunan
Informasi sumber daya yang ada
Fungsi perintah dan pembagian tanggung jawab semua regu yang terlibat
Panduan keselamatan operasi berisi panduan yang menggambarkan prioritas
taktik dan hubungan fungsi yang saling mendukung
Penempatan regu atau unit, logistik dan pusat komando
Hubungan dengan Instansi terkait
c. Pelaksanaan operasi pemadaman dan penyelamatan
Tindakan awal kebakaran merupakan upaya yang dilakukan oleh penghuni
pada saat mulai terjadi kebakaran meliputi : menginformasikan pada seluruh
penghuni, membantu proses evakuasi, melakukan tindakan pemadaman dan
meberitahukan kepada Instansi Pemadam Kebakaran, PLN, dan Polisi
Hal 1 - 28
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 28
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Operasi pemadaman merupakan proses pelaksanaan dari rencana yang telah
disiapkan dibawah koordinasi Komandan Operasi Pemadaman, mencakup
tindakan size up, locate, confine dan extinguish.
Dalam rangka melakukan operasi pemadaman diperlukan adanya strategi dan
taktik yang terkait dengan tata cara, prosedur dan pelibatan personal dalam
proses pelaksanaan.
Hal 1 - 29
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 29
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Jabatan Eselon IV dapat diduduki setelah mengikuti dan lulus DIKLAT Pimpinan
kebakaran III dengan nilai baik
Jabatan Eselon III dapat diduduki setelah mengikuti dan lulus DIKLAT Pimpinan
kebakaran IV dengan nilai baik
Jabatan Eselon II dapat diduduki setelah mengikuti dan lulus DIKLAT Pimpinan
kebakaran V dengan nilai baik
Jenjang karir pimpinan kebakaran pada organisasi komando terdiri dari 5 jenajng
karir yaitu : kepala regu, kepala sektor (Pleton), kepala sub-wilayah (Kompi) dan
kepala wilayah kebakaran
Hal 1 - 30
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 30
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 31
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 31
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Hal 1 - 32
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 32
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 6 : Konsep Penanggulangan Kebakaran
Laboratorium Uji Api : untuk pengujian terhadap bahan bangunan dan konstruksi
bangunan dengan tujuan untuk mendapatkan sertifikasi bahan dan konstruksi tahan
api.
Inspeksi : terutama pada bangunan gedung dengan tingkat resiko kebakaran tinggi
yang dilakukan oleh masyarakat profesi untuk mendapat sertifikat layak huni.
Hasilnya dipergunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah untuk memberikan
Ijin Perpanjangan Penggunaan Bangunan (IPPB) dan pernyataan layak huni tersebut
menjadi tanggung jawab masyarakat profesi.
Peringatan Dini (Early Warning) : dilakukan dengan menggunakan alat yang secara
otomatis atau manual berhubungan langsung dengan Instansi Pemadam Kebakaran.
Peralatan ini tertuma dipasang pada bangunan dengan klasifikasi tingkat kebakaran
tinggi dengan memberikan kontribusi subsidi kepada peralatan yang dipasang pada
tempat-tempat fasilitas sosial dan umum
Hal 1 - 33
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 6 - 33
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
Perencanaan
Wilayah Manajemen
Kebakaran
7
Kabupaten Garut
Laporan Akhir
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Hal 1 - 1
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 1
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
km, di luar daerah tersebut dikategorikan sebagai daerah yang tidak terlindung
(unprotected area). Daerah yang sudah terbangun harus mendapatkan perlindungan
dari mobil pemadam kebakaran yang pos terdekatnya berada dalam jarak 2,5 km dan
berjarak 3,5 km dari sektor.
Hal 1 - 3
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 3
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
Hal 1 - 4
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 4
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
Hal 1 - 5
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 5
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
Hal 1 - 6
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 6
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
Hal 1 - 7
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 7
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
Hal 1 - 8
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 8
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
Sesuai dengan hasil analisis perhitungan (sesuai sebaran kecamatan dan bentuk
bentang alamnya) kebutuhan jumlah Pelayanan Kebakaran Kabupaten Garut sampai
dengan tahun 2028, dibutuhkan sebanyak 10 buah tingkat pelayanan PPK dengan 1
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). Sepuluh (10) Pos Pemadam Kebakaran (PPK)
akan tersebar di 10 kecamatan yang masing-masing PPK akan melayana 2-4 kecamatan
sekitarnya. Kecuali di WMK Garut Kota yang melayani 9 kecamatan, selain terdapat
PPK juga terdapat satuan Sektor Pemadam Kebakaran. Untuk lebih jelasnya dari
masing-masing lingkup pelayanan, akan ditentukan jumlah sarana dan prasarana
berdasarkan Standar yang berlaku (Kep.Men.PU No.11/KPTS/2000) seperti berikut ini :
SPK akan ditempatkan di kota Garut. Markas SPK akan merangkap menjadi lokasi
kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut. Untuk memudahkan
penggambaran kebutuhan fasilitas pada setiap Sektor Pemadam Kebakaran (SPK) baik
yang terkait dengan kebutuhan armada, jumlah personal, peralatan teknik maupun
peralatan personal untuk SPK Garut Kota dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
TABEL 7.2.1.
Jumlah Kebutuhan SEKTOR dan Fasilitas Penunjang
Macam Standar JUMLAH
No RINCIAN / KETERANGAN
Kebutuhan (setiap SEKTOR) KEBUTUHAN
1 SEKTOR 1 buah Sementara diasumsikan di Lokasi lama
2 Bangunan 400 m² 1 x 400 m² Rehab Total Bangunan yang ada
3 Tandon Air 24.000 lt 1 Buah Evaluasi kapasitas yang ada
2 Mobil Pompa Sudah tersedia dalam keadaan rusak
2 Mobil
(Kapasitas 4.000 lt) ringan, perlu segera diperbaiki
2 Mobil Pompa
2 Mobil Sudah tersedia
(Kapasitas 2.000 lt)
1 Mobil Tangga
2 Mobil Diusahakan minimal 1 unit mobil
(17 meter)
2 Mobil Tangga
2 Mobil Diusahakan minimal 1 unit
(30 meter)
4 Armada 2 Mobil Rescue 2 Mobil Diusahakan minimal 1 unit
1 Mobil Pemadam
1 Mobil Belum terlalu mendesak
Khusus
1 Mobil Alat Bantu
1 Mobil Belum terlalu mendesak
Pernafasan
2 Perahu Karet 2 Perahu Untuk mengantisipasi bencana banjir
1 Floating Pump 1 unit Sudah tersedia
1 Mobil Tanki Air
1 Unit Mobil Sudah Dianggarkan di APBD 2018
(Kapasitas 5000 lt)
5 Personal 4 REGU JAGA 4 Regu Jaga 4 Kepala Regu (Juru Padam Utama)
Hal 1 - 9
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 9
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
6 anggota / REGU 4 Operator Mobil (Juru Padam Muda)
8 Pemadam (Juru Padam Muda-Madya)
8 Penyelamat (Juru Padam Muda)
Peralatan pendobrak : kapak, gergaji, dongkrak, linggis, spreader
Peralatan Pemadam : pompa jinjing, (portable pomp)
Peralatan
6 Peralatan Ventilasi : Blower jinjing (portable blower)
TEKNIK
Peralatan penyelamat (rescue) : sliding roll, davy escape, fire blanket, alat
pernafasan buatan, usungan / tandu
Peralatan Pakaian, sepatu tahan panas, topi (helm tahan api), alat pernafasan buatan jinjing
7
Perorangan (self contained breathing apparatus), peralatan komunikasi (HT)
Hal 1 - 10
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 10
Kabupaten Garut
2018
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KABUPATEN GARUT Bab 7 : Perencanaan WMK Kabupaten Garut
TABEL 7.3.1
Jumlah Kebutuhan POS dan Fasilitas Penunjang
Macam Standar JUMLAH
No RINCIAN / KETERANGAN
Kebutuhan (setiap POS) KEBUTUHAN
1 POS (PPK) 10 buah Lokasi Lahan Lama & Baru
Saat kini tersedia 4 Unit tapi kurang
2 Bangunan @ 200 m² 10 buah
memunuhi syarat
3 Tandon Air @ 12.000 lt 10 Buah Belum tersedia
2 Mobil Pompa
4 Buah Untuk Garut Kota dan Pangatikan
(Kapasitas 4.000 lt)
2 Mobil Pompa Target Minimal 1 buah untuk kebutuhan
4 Armada 20 Buah
(Kapasitas 2.000 lt) masing-masing Pos
Sudah tersedia 4 unit, tinggal sisanya
1 Floating Pump 10
Untuk masing-masing Pos
Perahu Pemadam 1 Khusus untuk WMK Pameungpeuk
20 Kepala Regu (Juru Padam Utama)
2 Regu Jaga 20 Operator Mobil (Juru Padam Muda)
5 Personal 20 Regu Jaga
(6 Anggota / REGU) 30 Pemadam (Juru Padam Muda-Madya)
30 Penyelamat (Juru Padam Muda)
Peralatan pendobrak : kapak, gergaji mesin, dongkrak, linggis, spreader
Peralatan Pemadam : pompa jinjing, (portable pomp)
Peralatan
6 Peralatan Ventilasi : Blower jinjing (portable blower)
TEKNIK
Peralatan penyelamat (rescue) : sliding roll, davy escape, fire blanket, alat
pernafasan buatan, usungan/tandu, Perahu Karet
Peralatan Pakaian Tahan Panas, sepatu tahan panas, topi (helm tahan api), alat pernafasan
7
Perorangan buaatan jinjing (self contained breathing apparatus), peralatan komunikasi (HT)
Sumber : Hasil Analisis Studio - 2018
Sementara ini lokasi Pos Pemadam Kebakaran di tiap WMK direncanakan akan
ditempatkan di masing-masing ibu kota kecamatan yang bersangkutan.
Untuk wilayah WMK yang rawan terdampak bencana (banjir, longsong, tsunami) markas
PPK akan diarahkan untuk dijadikan tempat penampungan atau shelter pengungsian.
Hal 1 - 11
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 7 - 11
Kabupaten Garut
2018
Bab 8 : Indikasi Dan Tahapan Program
Indikasi Dan 8
Tahapan Program
Laporan Akhir
Penyusunan RIS-PK
Kabupaten Garut
2018
Hal 1 -
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 8 - 3
Kabupaten Garut
2018
Bab 8 : Indikasi Dan Tahapan Program
Hal 1 -
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 8 - 4
Kabupaten Garut
2018
Bab 8 : Indikasi Dan Tahapan Program
Hal 1 -
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 8 - 5
Kabupaten Garut
2018
Bab 8 : Indikasi Dan Tahapan Program
b. Meningkatkan penyediaan jasa pelayanan umum dengan tarif retribusi yang layak,
sehingga dapat lebih efisien dengan tidak menimbulkan distorsi ekonomi. Dalam
recovery, diupayakan iklim yang mendukung bagi partisipasi swasta / investor
c. Penyempurnaan pelaksanaan program pengembangan kemampuan manajerial dan
administrasi keuangan dan pendapatan daerah. Didalamnya termasuk unsur
personalia dan pembagian tugas, penyempurnaan teknik dan administrasi pungutan
serta penyederhanaan prosedur pengesahan peraturan daerah
d. Diberlakukannya deregulasi tentang pajak dan retribusi untuk disesuaikan dengan
tuntutan pelaksanaan pembangunan dan perkembangan keadaan
e. Penyederhanaan proses administrasi pungutan pajak dan retribusi
Hubungan kerja Dinas Pemadam Kebakaran dengan antar dinas/ instansi terkait sangat
penting untuk membantu proses mempercepat pemadaman kebakaran di suatu lokasi,
karena dengan adanya keterlibatan dinas instansi tersebut aspek pencegahan dan
penggulangan kebakaran dapat segera diatasi dan di harapkan dapat menekan dampak
kerugian materi dan korban seminimal mungkin.
Hubungan kerja antar dinas/ instansi terkait ini sebaiknya dilakukan dengan adanya
penerbitan SK. Bupati atau MOU yang diharapkan dapat membantu Dinas Pemadam
Kebakaran dalam melaksanakan kinerjanya secara optimal.
Hubungan kerja ini dapat dilihat dari peran dan fungsinya seperti terlihat dalam tabel
8.3.1
Hal 1 -
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 8 - 6
Kabupaten Garut
2018
Bab 8 : Indikasi Dan Tahapan Program
Hal 1 -
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 8 - 7
Kabupaten Garut
2018
Bab 8 : Indikasi Dan Tahapan Program
Dengan telah disusunnya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) – Kabupaten
Garut, maka untuk realisasi pelaksanaannya perlu ditentukan / diidentifikasi program-
program kegiatan diantaranya :
a. Sosialisasi Pada Masyarakat
b. Penggalangan Kerjasama kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat
(public private community partnership)
c. Mengadakan pelatihan dan model-model (simulasi) pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
d. Penambahan dan peningkatan kualifikasi SDM Damkar
e. Realisasi Pembangunan Unit Wilayah Pemadam Kebakaran (WPK) / Markas Damkar
f. Realisasi Pembangunan Unit Sektor Pemadam Kebakaran (SPK)
g. Realisasi Pembangunan Unit Pos Pemadam Kebakaran (PPK)
h. Pembentukan SATLAKAR di setiap kelurahan/desa
i. Penambahan dan peningkatan sarana-prasarana Damkar
j. Pemeliharaan Gedung dan sarana prasarana Damkar
k. Pembentukan Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK) bangunan publik
l. Penambahan dan perbaikan hydrant kota
m. Perbaikan dan pembuatan tempat pengambilan air dari sumber-sumber air pada
tempat dan lokasi yang tersedia
n. Melakukan evaluasi dan pengecekan (usaha preventif) terhadap sistem
penanggulangan kebakaran dalam lingkup gedung, lingkungan dan kota
sarana dan prasarana pendukung alat utama sistim pemadam kebakaran berikut
penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih handal.
Hal 1 -
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Hal 8 - 9
Kabupaten Garut
2018
Bab 8 : Indikasi Dan Tahapan Program
Tabel 8.3.1. Tahapan Pelaksanaan Program Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Kabupaten Garut Tahun 2019 - 2028
Pelaksanaan Program Pelaksanaan Program
Macam Program / Instansi Pelaksana Sumber Dana Target
No 5 Tahun I 5 Tahun II KETERANGAN
Kegiatan Program (Anggaran) (Sasaran)
'19 '20 '21 '22 '23 '24 '25 '26 '27 '28
Pencerahan ke masyarakat
1 Sosialisasi Pada Dinas Damkar dan
■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ APBD Tk.II Masyarakat di Tingkat RT, RW,
Masyarakat PLN
Kelurahan
Terciptanya bentuk
Penggalangan Kerjasama
2 Dinas Damkar, Kalangan swasta kerjasama dan kemitraan
Pemerintah, Swasta dan ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ APBD Tk.II
Assosiasi PLN, Kadin dan dunia usaha antara Pemerintah dan
Masyarakat
masyarakat / swasta
Mengadakan Pelatihan
Peningkatan kemampuan
3 dan Model Dinas Damkar, PLN, APBD Tk.II & Masyarakat dan
■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ dari anggota Manajemen
Penanggulangan Pengusaha/Swasta Swasta dunia usaha
Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran
Penambahan dan Peningkatan kemampuan
4 APBN, APBD
Peningkatan SDM ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ Dinas Damkar Staff DAMKAR staff dan ketrampilan
Tk.I dan Tk.II
Damkar petugas di lapangan
Pembentukan Sesuai dengan Peningkatan kualitas
5 Manajemen Dinas Damkar, APBN, APBD ketentuan dan pelayanan kepada
■ ■ ■ ■ ■
Penanggulangan Pengusaha/Swasta Tk.I dan Tk.II peraturan yang masyarakat lebih optimal
Kebakaran (MPK) ada dan terjangkau
Evaluasi Kinerja Sesuai dengan Peningkatan kualitas dan
6 Manajemen Dinas Damkar, APBN, APBD ketentuan dan kemampuan kinerja
■ ■
Penanggulangan Pengusaha/Swasta Tk.I dan Tk.II peraturan yang Kepegawaian Dinas
Kebakaran (MPK) ada Pemadam Kebakaran
Program Fisik
2 Realisasai Pembangunan Dinas Damkar, Dinas APBN, APBD Sesuai dengan Diutamakan jenis dan type
■ ■
Markas/Pusat Damkar Cipta Karya & Tk.I dan Tk.II klasifikasi bangunan sesuai dengan