Anda di halaman 1dari 36

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2021
Dasar
Hukum
UU NO 5 TAHUN 2014
TENTANG MANAJEMEN
01
ASN

PP NO 11 TAHUN 2017 jo PP NO 17 TAHUN2020


02
TENTANG MANAJEMEN PNS

PP NO 94 TAHUN 2021
03
TENTANG
DISIPLIN PNS
DISIPLIN PNS

Disiplin PNS adalah


kesanggupan PNS untuk
menaati kewajiban dan
menghindari larangan
yang ditentukan dalam
peraturan perundang-
undangan.
Pasal 1 angka 4 PP 94
Tahun2021
PELANGGARAN DISIPLIN PNS

Pelanggaran Disiplin adalah


setiap ucapan, tulisan, atau
perbuatan PNS yang tidak
menaati kewajiban dan/atau
melanggar larangan ketentuan
Disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja.

Pasal 1 angka 6 PP 94 Tahun2021


Ucapan
setiap kata-kata yg diucapkan dihadapan atau dapat
didengar oleh orang lain seperti dalam rapat, ceramah,
diskusi, melalui telepon, radio, televisi, rekaman, atau
alat komunikasi lainnya

Tulisan

pernyataan pikiran dan/atau perasaansecara


tertulis baik dalam bentuk tulisan maupun
gambar, karikatur, coretan, dll yang serupa
dengan itu.

Perbuatan

setiap tingkah laku, sikap, atau tindakan yang


dilakukan oleh PNSatau tidakmelakukan sesuatu
yang seharusnya dilakukan sesuai peraturan
perundang-undangan..
Kewajiban setia dan taat sepenuhnya kepada

ePNS
melaksanakan tugas kedinasan
Pancasila, Undang- Undang Dasar
dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan a Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia,
tanggung jawab
dan Pemerintah
menunjukkan integritas dan
keteladanan dalam sikap, perilaku, menjaga persatuan dan kesatuan
ucapan, dan tindakan kepadasetiap f b bangsa
orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan melaksanakan kebijakan yang

menyimpan rahasia jabatan dan


c ditetapkan oleh pejabatpemerintah
yang berwenang
hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuarı g
peraturan perundang-undangan
menaati ketentuan peraturan
d perundang-undangan
bersedia ditempatkan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan h
Republik Indonesia
PASAL 3
Selain memenuhi kewajiban di atas, PNS juga wajib:
a. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS;
PASAL 4 b.menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan; c.
mengutamakan kepentingan negara daripada
Kepentingan pribadi,seseorang, dan/ataugolongan;
d. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan keamanan negara atau merugikan
keuangan negara;
e. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
(Pasal 15 : dihitung secara kumulatif, dan diberhentikan
pembayaran gajinya sejak bulan berikutnya apabila tidak masuk
secara terus menerus selama 10hari kerja)
g. menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
h. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan kompetensi; dan
i. Menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Larangan Pasal 5
menyalahgunakan wewenang a
menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan
kewenangan orang lain yang diduga terjadikonflik b
kepentingan dengan jabatan
menjadi pegawai atau bekerja untuk negaralain c
bekerja pada lembaga atau organisasi
internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan d
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau


lembaga swadaya masyarakat asing kecuali e
ditugaskan oleh Pejabat PembinaKepegawaian

memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,


menyewakan, atau meminjamkan barang baik bergerak
atau tidak bergerak, dokumen,atau surat berharga
f
milik negara secara tidak sah

melakukan pungutan di luar ketentuan g


Larangan Pasal 5
melakukan kegiatan yang merugikan negara h

bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan


i

menghalangi berjalannya tugas kedinasan j

menerima hadiah yang berhubungan dengan


jabatan dan/atau pekerjaan
k

meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan L

melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakanyang


dapat mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani; dan m
memberikan dukungan 1. ikut kampanye;
n 2. menjadi peserta kampanye
kepada calon menggunakan
dengan atribut partai atau atribut PNS;
Presiden/Wakil Presiden,
3. mengerahkan
sebagai PNSpeserta
lain kampanye
calon Kepala
dengan
Daerah/Wakil Kepala
Daerah, calon anggota 4. sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara;
Dewan Perwakilan 5. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
Rakyat, calon anggota menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah
Dewan Perwakilan masa kampanye;
Daerah, atan calon DPRD 6. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
dengan cara: keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
7. memberikan surat dukungan disertai fotokopi
Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan
Tanda Penduduk

Larangan Pasal 5
TINGKAT & JENIS HUKUMAN
DISIPLIN a. Penurunan Pangkat 1tingkat lebih
rendah selama 3tahun;
b. Pemindahan dalam
rangka penurunan
jabatan 1tingkat lebihrendah;
c. Pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentian dengan hormat tidak
a. Penundaan kenaikan gaji berkala; atas permintaan sendiri sebagai PNS;
b. Penundaan kenaikan pangkat; dan dan
e. PTDH.
a. teguran lisan; c. Penurunan Pangkat 1 tingkat lebih
b. teguran tertulis; dan rendah selama 1 tahun. HUKUMAN DISIPLIN BERAT
c. pernyataan tidak puas secara
tertulis. HUKUMAN DISIPLIN a. penurunan jabatan setingkat lebih
rendah selama 12 bulan;
SEDANG b. Pembebasan dari jabatannya
HUKUMAN DISIPLIN a. pemotongan tukin sebesar 25 %
selama 6 bulan; menjadi jabatan pelaksana selama 12
RINGAN b. tukin sebesar 25 % selama 9 bulan; dan
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan bulan; dan c. Pemberhentian dengan hormat
c. pernyataan tidak puas secara c. Pemotongan tukin sebesar 25 tidak atas permintaan sendiri
tertulis. persen selama 12 bulan sebagai PNS
TINGKAT&JENIS HUKUMAN
DISIPLIN
Pasal 11:
Ayat (1) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap
kewajiban Pasal 3 huruf a apabila berdampak negatif
pada unit kerja, instansi, dan/atau negara, Pasal 3
Pasal 10: huruf b s.d. huruf h, apabila berdampak negatif pada
Ayat (1) dijatuhkan bagi pelanggaran negara.
terhadap kewajiban Pasal 3 huruf b s.d. Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNSyang tidak memenuhi
huruf h, apabila berdampak negatif pada ketentuan Pasal 4 huruf c dan huruf d apabila
instansi yang bersangkutan. berdampak negatif pada negara dan/atau pemerintah,
Pasal 9: pasal 4 huruf e jika dilakukan PPT, ketentuan masuk
Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNS yang tidak
Ayat (1) Dijatuhkan bagi pelanggaran kerja dan Pasal 4 huruf i, apabila berdampak negatif
memenuhi ketentuan Pasal 4 huruf a s.d. padanegara.
kewajiban Pasal 3 huruf a s.d. huruf h,
huruf e, ketentuan masuk kerja, Pasal 4
apabila berdampak negatif pada unit kerja.
huruf g dan huruf h, apabila berdampak
Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNS yang tidak HUKUMAN DISIPLIN BERAT
negatifpada instansi yang bersangkutan.
memenuhi ketentuan Pasal 4 huruf c, huruf
g, dan huruf h, apabila berdampak negatif
pada unit kerja. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG Pasal 14:
Dijatuhkan bagi PNSyang melanggar
HUKUMAN DISIPLIN Pasal 13: ketentuan larangan Pasal 5 huruf as.d
RINGAN Dijatuhkan bagi PNS yang melanggar huruf g, huruf k, huruf l, dan huruf n
ketentuan larangan Pasal 5 huruf f, huruf h, angka 3 s.d. angka 7, apabila berdampak
Pasal 12: huruf I, huruf j, dan huruf m, apabila
Dijatuhkan bagi PNSyang melanggar negatif pada negara dan/atau
berdampak negatif pada instansi yang
ketentuan larangan Pasal 5 huruf f, pemerintah.
bersangkutan, huruf g apabila berdampak
huruf h, huruf i, dan huruf j, apabila negatif pada unit kerja dan/atau instansi yang
berdampak negatif pada unit kerja. bersangkutan, dan huruf n angka 2.
Catatan untuk pelanggaran tidak masuk
k e r j a d a n m e na a t i j a m k e r j
a
HUKUM AN D I S I P LI N RI N GAN .

1. teguran lisan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja


tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 3
hari kerja dalam 1 tahun;
2. teguran tertulis bagi PNSyang tidak Masuk
Kerja tanpaalasan yang sah secara kumulatif
selama 4 sampai dengan 6 hari kerja dalam 1
tahun; dan
3. pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS
yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah
secara kumulatif selama 7 sampai dengan 10 hari
kerja dalam 1(satu) tahun.
Catatan untuk pelanggaran tidak masuk
k e r j a d a n m e na a t i j a m k e r j
a
HUKUM AN D I S I P LI N SEDAN G.

1. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25%selama


6 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan
yang sah secara kumulatif selama 11 sampai dengan
13hari kerja dalam 1(satu)tahun;
2. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25%selama
9 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan
yang sah secara kumulatif selama 14 sampai dengan
16hari kerja dalam 1(satu) tahun;dan
3. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 % (dua puluh
lima persen) selama 12 bulan bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif
selama 17 sampai dengan 20 hari kerja dalam 1(satu)
tahun.
Catatan untuk pelanggaran tidak masuk
k e r j a d a n m e na a t i j a m k e r j
a
H U K U MAN D I S I P LI N BERAT.

1. penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan bagi


PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 21 - 24 hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
2. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12
bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang satt
secara kumulatif selama 25 - 27 hari kerja dalam 1(satu) tahun;
3. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang
sah secara kumulatif selama 28 (dua puluh delapan) hari kerja
atau lebih dalam 1 (satu} tahun; dan
4. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang
sah secara terus menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja.
PEJABAT YANG BERWENANG
MENGHUKUM

1. PRESIDEN

Ayat (1)
JPTUtama Jenis HD Berat:
dan JPT Pasal 8 ayat (2),
Madya yang ayat (3), dan
merupakan ayat (4).
PPK

JPTMadya, JF
Ahli Utama dan
Jabatan lain yang
pengangkatan dan
Jenis HD Berat:
pemberhentian Pasal 8 ayat (4)
menjadi huruf c
wewenang Penjatuhan HD ditetapkan berdasarkan usul:
Presiden a. Menteri: JPTUtama
b. PPK: JPTMadya, dan jabatan lain yang menjadi
kewenangan Presiden.
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
(PASAL 18 ayat (2))

2. PPK Pusat dan PPK Provinsi


bagi:
Pejabat Pimpinan Jenis HD: Pasal 8 ayat
Tinggi Madyadi (2), ayat (3), danayat
lingkungannya (4) huruf a dan huruf b.

Pejabat Pimpinan Jenis HD:


Tinggi Pratamadi Pasal 8 ayat (3)dan
lingkungannya ayat (4).

Pejabat Fungsional Jenis HD: Pasal 8 ayat


jenjang Ahli Utama (2), ayat (3), danayat
di lingkungannya (4) huruf a dan huruf b.

Pejabat
Administrator ke Jenis HD:
bawah di Pasal 8 ayat (4)
lingkungannya

Pejabat Fungsional
selain Pejabat Jenis HD:
Fungsional jenjang Pasal 8ayat (4).
Ahli Utama di
lingkungannya
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
(Pasal 18 ayat (3))

3. PPK Kabupaten/Kota bagi:


Pejabat Pimpinan Jenis HD:
Tinggi Pratamadi Pasal 8 ayat (2), ayat
lingkungannya (3), dan ayat (4).

Pejabat Fungsional Jenis HD: Pasal 8 ayat


jenjang Ahli Utama (2), ayat (3), danayat
di lingkungannya (4) huruf a dan huruf b.

Pejabat Jenis HD:


Administrator ke Pasal 8 ayat (3)dan
bawah di ayat (4)
lingkungannya

Pejabat Fungsional
selain Pejabat Jenis HD:
Fungsional jenjang Pasal 8ayat (4).
Ahli Utama di
lingkungannya
PEJABAT YANG BERWENANG
MENGHUKUM
(Pasal 19)
4. Kepala Perwakilan RI bagi:

PNSdi
Jenis HD ringan
lingkungannya
sebagaimana
yang berada 1
dimaksud dalam
(satu) tingkat di
Pasal 8 ayat (2).
bawahnya

PNSdi
Jenis HD sedang
lingkungannya
sebagaimana
yang berada 2
dimaksud dalam
(dua) tingkat di
Pasal 8 ayat (3).
bawahnya
PEJABAT YANG BERWENANG
MENGHUKUM
(Pasal 20 danPasal 21)
PPT Madya Pusat atau
5.
Provinsi atau setara bagi:
1. PNS di lingkungannya yang berada 1(satu) tingkat di
bawahnya untuk Jenis HD ringansebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2);dan
2. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di
bawahnya untuk Jenis HD sedang sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3).

PPT Pratama atau pejabat lain yang setara di


6.
lingkungan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota
bagi:
1. PNS di lingkungannya yang berada 1(satu) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat(2);
2. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); dan
3. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dan
ayat (3).
Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara
7.
lingkungan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota
di
bagi:
1. PNSdi lingkungannya yang berada 1(satu) tingkat dibawahnya
untuk Jenis HD ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2);
2. PNSdi lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya
untuk Jenis HD sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3); dan
3. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dan ayat(3).

Catatan:
Dalamhal tidak terdapat jabatan administrator padaunit kerja di
lingkungan Pusat, Provinsi, danKabupaten/ Kota, Pejabat
Fungsional jenjangAhli Madya tertentu yangditetapkan
dengankeputusanPPK dapat menjatuhkan HukumanDisiplin
bagi PNSyangmenjadi kewenanganAdministrator.

Pasal22
Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara
9.
lingkungan
di Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota
bagi:
1. PNSdi lingkungannya yang berada 1(satu) tingkat dibawahnya
untuk Jenis HD ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2);
2. PNSdi lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya
untuk Jenis HD sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3); dan
3. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenisHD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).

Catatan:
Dalamhal tidak terdapat jabatan pengawaspadaunit kerja
di lingkungan Pusat, Provinsi, danKabupaten/ Kota, Pejabat
Fungsional jenjangAhli Mudatertentu yangditetapkan
dengankeputusanPPK dapat menjatuhkan HukumanDisiplin
bagi PNSyangmenjadi kewenangan Pengawas.

Pasal23
Pejabat yang Berwenang Menghukum wajib menjatuhkan
Hukuman Disiplin kepada PNSyang melakukan Pelanggaran
Disiplin

Dalam hal Pejabat yang Berwenang Menghukum tidak


menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada PNSyang melakukan
Pelanggaran Disiplin, Pejabat yang Berwenang Menghukum
dijatuhi Hukuman Disiplin olehatasannya.

Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman


Disiplin yang lebih berat.

Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dijatuhkan setelah


melalui proses pemeriksaan.

Atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum juga menjatuhkan Hukuman


Disiplin terhadap PNSyang melakukan PelanggaranDisiplin
PEMANGGILAN DAN PEMERIKSAAN,
PENJATUHAN, DAN PENYAMPAIAN KEPUTUSAN
HUKUMAN
A. Pemanggilan DISIPLIN

PNSYANG PEMANGGILA HADI PEMERIKSAAN


DIDUGA N1 SECARA
TERTULIS
R

MELANG OLEH ATASAN TIDAK PEMANGGILAN


LANGSUNG II
GA R HADIR 7Har
i
DISIPLIN 7Hari Kerj
Kerja HADI TIDAK a
R HADIR

PEMERIKSAAN PENJATUHAN HD
(tatap muka OLEH PYBM
atau BERDASARKAN
virtual) ALAT BUKTI &
KETERANGAN
YANGADA
Tujuan Pemeriksaan
1. bersangkutan benar/tidak
2. faktor yg mendorong/ menyebabkan
3. mengetahui dampak/akibat

Wajib Memeriksa
1. Atasan langsung: untuk jenis
HukdisRingan Pemeriksaan
2. Tim Pemeriksa:
a. Hukdis sedang: dapat dilakukan (dituangkan dalam
olehtim pemeriksa.
b. Hukdis berat: dilakukan oleh BAP
1. Teliti dan obyektif,
2. PYBM mempertimbangkan dengan
timpemeriksa
seksama. )
TIM PEMERIKSA TERDIRI
DARI ATASAN LANGSUNG,
DALAM HAL TERTENTU UNSUR
DAPAT MELIBATKAN PENGAWASAN,
PEJABAT LAIN YANG DAN UNSUR
DITUNJUK KEPEGAWAIAN
TIM PEMERIKSA DIBENTUK
OLEH
PEJABAT PEMBINA
Dalam hal atasan langsung PNS yang diduga
melakukan Pelanggaran Disiplin terlibat dalam KEPEGAWAIAN ATAU
pelanggaran tersebut, maka yang menjadi anggota tim PEJABAT LAIN YANG
pemeriksa adalah atasan yang lebih tinggi secara DITUNJUK
berjenjang.

DAPAT MEMINTA
KETERANGAN DARI
PEMANGGILAN DAN PEMERIKSAAN, PENJATUHAN,
DAN PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN
A. Pemeriksaan

PNS YANG PENJATUHAN HD


PEMERIKSAAN
DIDUGA
MELANGG
OLEH ATASAN
LANGSUNG/TIM
BAP OLEH PYBM
BERDASARKAN ALAT
BUKTI &
A R Mempersulit akandijatuhi KETERANGAN YANG
ADA
DISIPLIN HADI
sanksi sesuai bukti yang
ada
R DISEBUTKAN JENIS
Ttd pejabat yang
PELANGGARAN
memeriksa & pns yang
TIDAK DISIPLIN YANG
diperiksa baik secara
HADIR DILAKUKAN
lansung maupunvirtual
TIDAK PNS tidak bersedia
HADIR menandatangani BAP,
tetap dijadikan dasar
penjatuhan hukdis

PNS diberi Salinan


BAP
 PNS yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin dan kemungkinan dijatuhi HD berat,
dapat dibebaskan sementara dari tugas
jabatannya sejak diperiksa.
 Sampai dengan ditetapkan keputusan HD.
 Diangkat pejabat pelaksana harian.
 Diberikan hak kepegawaian.
 Jika tidak ada atasan, oleh pejabat lebih tinggi.
Hasil pemeriksaan unsur pengawasan dan/atau unit yang mempunyai
tugas pengawasan dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan
pemeriksaan dan/atau melengkapi pertimbangan untuk menjatuhkan
Hukuman Disiplin terhadap PNSyang diduga melakukan Pelanggaran
Disiplin

Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan atasanlangsung


terdapat indikasi penyalahgunaan wewenang yang
menimbulkan kerugian keuangan negara, maka atasan langsung
atau tim pemeriksa wajib berkoordinasi dengan aparat
pengawas intern pemerintah.

Dalam hal indikasi tersebut terbukti, aparat pengawas intern


pemerintah merekomendasikan Pejabat Pembina
Kepegawaian untuk melaporkan kepada aparat penegak
hukum.
Penjatuhan Hukuman
Disiplin
Setiap penjatuhan HD ditetapkan dengan keputusan
pejabat yang berwenang menghukum. 1
PNSberdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
beberapa pelanggaran, kepadanya hanya dijatuhi satu
jenis HD yg terberat.
2

PNS yang pernah dijatuhi HD,kemudian melakukan


pelangaran yang sifatnya sama, maka dijatuhiHD yang 3
lebih berat dari HD yang pernah dijatuhkan.

PNStidak dapat dijatuhi hukdis 2 kali atau


lebih untuk pelanggaran disiplin yangsama. 4

Hukuman Disiplin yang akan dijatuhkan padaPNS yang


mendapatkan penugasan khusus dan bukan merupakan
kewenangan pimpinan instansi atau Kepala Perwakilan tempat 5
penugasan khusus, maka pimpinan instansiatau Kepala
Perwakilan mengusulkan penjatuhan HukumanDisiplin kepada
pimpinan instansi induk disertai berita acara pemeriksaan.
Penyampaian HD
Apabila kedudukan jauh dapat
menunjuk pejabat lain 5 1 Ditetapkan oleh Keputusan PYBM.

Penyampaian Kep. HD dilakukan


paling lambat 14hari kerja 6 2 Dilakukan sendiri oleh PYBM.

PNSybs dipanggil secara tertulis


3 untuk menerima keputusan HD.
Apabila PNSybs tidak hadir maka
Keputusan HD dikirim kepada ybs 7
Disampaikan oleh PYBMatau
4 Pejabat lain yang ditunjuk
BERLAKUNYA HUKUMAN DISPLIN

01 Keputusan Hukuman Disiplin berlaku


pada
hari ke-15 (lima belas) sejak diterima.

02 Keputusan Hukuman Disiplin yang


diajukan Upaya Administratif berlaku
sesuai dengan keputusan upaya
administratifnya

03
Ketentuan lebih lanjut mengenai
Upaya Administratif diatur dalam
Peraturan Pemerintah tersendiri
Pendokumentasian
Keputusan
Di
Hukuman
Keputusan Hukuman Disiplin harus
01 didokumentasikan oleh pejabat
pengelola
kepegawaian di instansi yang
bersangkutan.
02 Dokumen keputusan Hukuman Disiplin
digunakan sebagai salah satu bahan
penilaian dalam pembinaan PNS yang
bersangkutan.
Pendokumentasian keputusan Hukuman
03 Disiplin termasuk dokumen dalam
pemeriksaan diunggah ke dalam
sistemyang terintegrasi dengan Sistem
Informasi Aparatur Sipil Negara.
KETENTUAN PERALIHAN
1. Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini
dansedang dijalani oleh PNS yang 05 PNSyang melanggar ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 10Tahun 1983

2.
bersangkutan dinyatakan tentang lzin Perkawinan dan Perceraian
tetap berlaku. bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
Keberatan yang diajukan kepada atasan telah diubah dengan Peraturan
Pejabat
yang Berwenang Menghukum atau banding
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990
administratif kepada Badan Pertimbangan tentang Perubahan atas Peraturan
Kepegawaian sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10Tahun 1983
Pemerintah ini diselesaikan sesuai dengan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 bagi Pegawai Negeri Sipil dijatuhi salah
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil beserta satu jenis Hukuman Disiplin berat

03 peraturan pelaksanaannya.
Pelanggaran Disiplin yang dilakukan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan
belum dilakukan pemeriksaan, maka berlaku 06
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
Ketentuan HD sedang dalam Pasal 8
ayat (3) berlaku setelah PPGaji dan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. Tunjangan berlaku.
Pelanggaran Disiplin yang telah
04 dilakukan pemeriksaan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah, maka
07 Tetap berlaku Pasal 7 ayat (3) PPNomor
53
Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

08
hasil pemeriksaan tetap berlaku dan
Ketentuan Peraturan Pemerintah ini
proses selanjutnya berlaku ketentuan
mutatis mutandis berlaku untuk calon
dalam Peraturan Pemerintah ini.
PNS.
Peraturan Pemerintah Nomor 6
Peraturan perundang- 2 Tahun 1974 tentang Pembatasan
1 undangan yang Kegiatan Pegawai Negeri Dalam
merupakan pelaksanaan Usaha Swasta (Lembaran Negara
dari peraturan perundang- Republik Indonesia Tahun 1974
undangan mengenai Nomor 8, Tambahan Lembaran
Disiplin PNSyang ada Negara Republik lndonesia Nomor
sebelum berlakunya 3021)dicabut dan dinyatakan tidak
Peraturan Pemerintah ini berlaku;dan
dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak
bertentangan dan belum Peraturan Pemerintah Nomor 53
diubah berdasarkan 3 Tahun 2010 tentang Disiplin
Peraturan Pemerintah ini; Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun
2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 5135}, sepanjang
Ketentuan tidak mengatur jenis Hukuman
Disiplin sedang, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Penutup
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai