Anda di halaman 1dari 106

BIDANG PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN DAERAH KABUPATEN
BOYOLALI
NAMA
IDENTITAS

DHENDY BHASKORO DHAMARDJATI, S.Psi.


BIODATA
TEMPAT, TANGGAL LAHIR BOYOLALI, 15 MARET 19XX NARASUMBER
ALAMAT SINGKIL - BOYOLALI
PENDIDIKAN S1- PSIKOLOGI UMS

JABATAN ANALIS KEPEGAWAIAN AHLI MUDA

UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN


DAN PELATIHAN DAERAH KAB.
BOYOLALI
KARIR
2017- AGUSTUS 2021 KEPALA SEKSI REKAYASA KENDARAAN
DAN PERBENGKELAN – DISHUB
SEPTEMBER – DESEMBER 2021 KEPALA SUB BIDANG PEMBINAAN DAN
DISIPLIN – BKP2D
2022 - Sekarang ANALIS KEPEGAWAIAN AHLI MUDA –
BKP2D
KONTAK

No. Telepon / W.A. 0821 3574 5859


Dasar Hukum
U U N O 5 TA H U N 2 0 1 4 T E N TA N G
01
MANAJEMEN ASN

P P N O 1 1 TA H U N 2 0 1 7 j o
02
P P N O 1 7 TA H U N 2 0 2 0
T E N TA N G M A N A J E M E N P N S

P P N O 9 4 TA H U N 2 0 2 1
03
T E N TA N G D I S I P L I N P N S
DISIPLIN PNS

Disiplin PNS adalah


kesanggupan PNS untuk
menaati kewajiban dan
menghindari larangan
yang ditentukan dalam
peraturan perundang-
undangan.
Pasal 1 angka 4 PP 94
Tahun 2021
PEL ANGGARAN DISIPLIN PNS

Pelanggaran Disiplin adalah


setiap ucapan, tulisan, atau
perbuatan PNS yang tidak
menaati kewajiban dan/atau
melanggar larangan ketentuan
Disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja.

Pasal 1 angka 6 PP 94 Tahun 2021


Ucapan
setiap kata-kata yg diucapkan dihadapan atau dapat
didengar oleh orang lain seperti dalam rapat, ceramah,
diskusi, melalui telepon, radio, televisi, rekaman, atau alat
komunikasi lainnya

Tulisan
pernyataan pikiran dan/atau perasaan secara tertulis
baik dalam bentuk tulisan maupun gambar,
karikatur, coretan, dll yang serupa dengan itu.

Perbuatan
setiap tingkah laku, sikap, atau tindakan yang dilakukan
oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan..
Kewajiban PNS setia dan taat sepenuhnya kepada
melaksanakan tugas
Pancasila, Undang- Undang Dasar
kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, 5 1 Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia,
kesadaran, dan
dan Pemerintah
tanggung jawab
menunjukkan integritas dan
keteladanan dalam sikap, perilaku, menjaga persatuan dan kesatuan
ucapan, dan tindakan kepada 6 2 bangsa
setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan melaksanakan kebijakan yang

menyimpan rahasia jabatan


3 ditetapkan oleh pejabat
pemerintah yang berwenang
dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan 7
ketentuarı peraturan perundang-
menaati ketentuan peraturan
undangan 4 perundang-undangan
bersedia ditempatkan di
seluruh wilayah Negara 8
Kesatuan Republik
Indonesia PASAL 3
Selain memenuhi kewajiban di atas, PNS PASAL 4
juga wajib:
1. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji
jabatan; kepentingan
3. pribadi,
mengutamakan kepentingan
seseorang, dan/atau negara
golongan;
daripada
4. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan keamanan negara atau
merugikan keuangan negara;
5. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
(Pasal 15: dihitung secara kumulatif, dan diberhentikan
pembayaran gaji nya sejak bulan berikutnya apabila tidak masuk
secara terus menerus selama 10 hari kerja)
7. menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
8. memberikan kepada bawahan
kesempatan
mengembangkan kompetensi; danuntuk
9. menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Larangan Pasal 5
menyalahgunakan wewenang 1
menjadi perantara untuk mendapatkan
keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain yang 2
diduga terjadi konflik
kepentingan dengan jabatan
menjadi pegawai atau bekerja untuk negara 3
lain
bekerja pada lembaga atau
organisasi internasional tanpa izin atau 4
tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian
bekerja pada perusahaan asing, konsultan
asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing 5
kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian
memiliki, menjual, membeli,
menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang baik bergerak atau tidak bergerak,
6
dokumen, atau surat berharga milik negara
secara tidak sah
melakukan pungutan di luar ketentuan 7
Larangan Pasal 5
melakukan kegiatan yang merugikan 8
negara

bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan


9

menghalangi berjalannya tugas 10


kedinasan

menerima hadiah yang berhubungan


dengan
11
jabatan dan/atau pekerjaan

meminta sesuatu yang berhubungan dengan 12


jabatan

melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan


yang 13
dapat mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani; dan
14 memberikan dukungan a. ikut kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan
kepada menggunakan atribut partai atau atribut
calon Presiden/Wakil PNS;
c. sebagai peserta kampanye dengan
Presiden, mengerahkan PNS lain;
calon d. sebagai peserta kampanye
Kepala Daerah/Wakil dengan menggunakan fasilitas
negara;
Kepala Daerah, calon e. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
anggota Dewan menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon sebelum, selama, dan
Perwakilan Rakyat, sesudah masa kampanye;
calon anggota f. mengadakan kegiatan yang mengarah
Dewan kepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
Perwakilan Daerah, selama, dan sesudah masa kampanye
atan calon DPRD meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dengan cara: dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat; dan/atau
g. memberikan surat dukungan disertai
fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk

Larangan
Pasal 5
TINGKAT & JENIS HUKUMAN
DISIPLIN a. Penurunan Pangkat 1 tingkat
lebih rendah selama 3 tahun;
b. Pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan 1 tingkat lebih
rendah;
c. Pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentian dengan hormat
a. Penundaan kenaikan gaji berkala; tidak atas permintaan sendiri
b. Penundaan kenaikan pangkat; sebagai PNS; dan
e. PTDH.
a. teguran lisan; dan
c. Penurunan Pangkat 1 tingkat lebih
b. teguran tertulis; dan rendah selama 1 tahun. HUKUMAN DISIPLIN BERAT
c. pernyataan tidak puas
secara tertulis. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG a. penurunan jabatan setingkat
lebih rendah selama 12 bulan;
a. pemotongan tukin sebesar 25% b. Pembebasan dari jabatannya
HUKUMAN DISIPLIN RINGAN
selama 6 bulan; menjadi jabatan pelaksana
a. teguran lisan; b. tukin sebesar 25% selama 9 selama 12 bulan; dan
b. teguran tertulis; dan bulan; dan c. Pemberhentian dengan hormat
c. pernyataan tidak puas c. Pemotongan tukin sebesar 25 tidak atas permintaan sendiri
secara tertulis. persen selama 12 bulan sebagai PNS
TINGKAT & JENIS HUKUMAN
DISIPLIN Pasal 11:
Ayat (1) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap
kewajiban Pasal 3 huruf a apabila berdampak
negatif pada unit kerja, instansi, dan/atau
Pasal 10: negara, Pasal 3 huruf b s.d. huruf h, apabila
Ayat (1) dijatuhkan bagi pelanggaran berdampak negatif pada negara.
terhadap kewajiban Pasal 3 huruf b s.d. Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNS yang tidak
huruf h, apabila berdampak negatif memenuhi ketentuan Pasal 4 huruf c dan huruf d
pada instansi yang bersangkutan. apabila berdampak negatif pada negara dan/atau
Pasal 9: pemerintah, pasal 4 huruf e jika dilakukan PPT,
Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNS yang tidak
Ayat (1) Dijatuhkan bagi pelanggaran ketentuan masuk kerja dan Pasal 4 huruf i, apabila
memenuhi ketentuan Pasal 4 huruf a berdampak negatif pada negara.
kewajiban Pasal 3 huruf a s.d. huruf h,
s.d. huruf e, ketentuan masuk kerja,
apabila berdampak negatif pada unit
Pasal 4 huruf g dan huruf h, apabila
kerja. Ayat (2) Dijatuhkan bagi PNS yang HUKUMAN DISIPLIN BERAT
berdampak negatif pada instansi yang
tidak memenuhi ketentuan Pasal 4 huruf
bersangkutan.
c, huruf g, dan huruf h, apabila
berdampak negatif pada unit kerja. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG Pasal 14:
Dijatuhkan bagi PNS yang melanggar
HUKUMAN DISIPLIN RINGAN Pasal 13: ketentuan larangan Pasal 5 huruf a
Dijatuhkan bagi PNS yang melanggar s.d huruf g, huruf k, huruf l, dan
ketentuan larangan Pasal 5 huruf f, huruf huruf n angka 3 s.d. angka 7, apabila
Pasal 12: h, huruf I, huruf j, dan huruf m, apabila
Dijatuhkan bagi PNS yang berdampak negatif pada negara
berdampak negatif pada instansi yang dan/atau pemerintah.
melanggar ketentuan larangan bersangkutan, huruf g apabila berdampak
Pasal 5 huruf f, huruf h, huruf i, dan negatif pada unit kerja dan/atau instansi
huruf j, apabila berdampak negatif yang bersangkutan, dan huruf n angka 2.
pada unit kerja.
Catatan untuk pelanggaran tidak masuk
kerja dan menaati jam kerja
H U K U M A N D IS IPLI N RIN GA N.

1. teguran lisan bagi PNS yang tidak Masuk


Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif
selama 3 hari kerja dalam 1 tahun;
2. teguran tertulis bagi PNS yang tidak Masuk
Kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 4 sampai dengan 6 hari
kerja dalam 1 tahun; dan
3. pernyataan tidak puas secara tertulis bagi
PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan
yang sah secara kumulatif selama 7 sampai
dengan 10 hari kerja dalam 1 (satu) tahun.
Catatan untuk pelanggaran
tidak masuk k e r j a d a n m e n a a t I
jam kerja
HUKUMAN DISIPLIN SEDANG
1. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama
6 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa
alasan yang sah secara kumulatif selama 11 sampai
dengan 13 hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
2. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama
9 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa
alasan yang sah secara kumulatif selama 14 sampai
dengan 16 hari kerja dalam 1 (satu) tahun; dan
3. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua
puluh lima persen) selama 12 bulan bagi PNS yang
tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 17 sampai dengan 20 hari kerja
dalam 1 (satu) tahun.
Catatan untuk pelanggaran tidak masuk
kerja dan menaati jam kerj
a
H U K U M A N D I S I P L I N BERAT.

1. penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan


bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah
secara kumulatif selama 21 - 24 hari kerja dalam 1 (satu)
tahun;
2. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana
selama 12 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa
alasan yang sah secara kumulatif selama 25 - 27 hari kerja
dalam 1 (satu) tahun;
3. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan
yang sah secara kumulatif selama 28 (dua puluh delapan) hari
kerja atau lebih dalam 1 (satu} tahun; dan
4. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan
yang sah secara terus menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja.
PEJABAT YANG BERWENANG
MENGHUKUM

1. PRESIDEN

Ayat (1)
JPT Jenis HD Berat:
Utama Pasal 8 ayat
dan JPT (2),
Madya ayat (3), dan
yang ayat (4).
merupakan
PPK
J PT Madya, JF
Ahli Utama dan
Jabatan lain
yang
Jenis HD
pengangkatan Berat: Pasal 8
dan ayat (4) huruf
pemberhentian c Penjatuhan HD ditetapkan berdasarkan usul:
menjadi a. Menteri: JPT Utama
wewenang b. PPK: JPT Madya, dan jabatan lain yang
Presiden menjadi kewenangan Presiden.
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM (PASAL
18 ayat (2))

2. PPK Pusat dan PPK Provinsi


bagi:
Pejabat Pimpinan Jenis HD: Pasal 8
Tinggi Madya ayat (2), ayat (3),
di dan ayat
lingkungannya (4) huruf a dan huruf
Pejabat Pimpinan Jenis
b. HD:
Tinggi Pratama di Pasal 8 ayat (3) dan
lingkungannya ayat (4).

Pejabat Jenis HD: Pasal 8


Fungsional ayat (2), ayat (3),
jenjang Ahli dan ayat
Utama di (4) huruf a dan
Pejabat
lingkungannya huruf b.
Administrator ke Jenis HD:
bawah di Pasal 8 ayat (4)
lingkungannya

Pejabat
Fungsional selain Jenis HD:
Pejabat Pasal 8ayat (4).
Fungsional jenjang
Ahli Utama di
lingkungannya
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM (Pasal
18 ayat (3))

3. PPK Kabupaten/Kota bagi:


Pejabat Pimpinan Jenis HD:
Tinggi Pratama Pasal 8 ayat (2), ayat
di (3), dan ayat (4).
lingkungannya
Pejabat Fungsional Jenis HD: Pasal 8 ayat
jenjang Ahli Utama (2), ayat (3), dan ayat
di lingkungannya (4) huruf a dan huruf b.

Pejabat Jenis HD:


Administrator ke Pasal 8 ayat (3) dan
bawah di ayat (4)
lingkungannya

Pejabat
Fungsional selain Jenis HD:
Pejabat Pasal 8ayat (4).
Fungsional jenjang
Ahli Utama di
lingkungannya
PEJABAT YANG BERWENANG
MENGHUKUM
(Pasal 19)
4. Kepala Perwakilan RI bagi:

PNS di
Jenis HD ringan
lingkungannya
sebagaimana
yang berada 1
dimaksud dalam
(satu) tingkat
Pasal 8 ayat
di bawahnya
(2).

PNS di
Jenis HD
lingkungannya
sedang
yang berada 2
sebagaimana
(dua) tingkat
dimaksud dalam
di bawahnya
Pasal 8 ayat
(3).
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
(Pasal 20 dan Pasal 21)
PPT Madya Pusat atau Provinsi
5.
atau setara bagi:
1. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di
bawahnya untuk Jenis HD ringan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2); dan
2. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di
bawahnya untuk Jenis HD sedang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3).

6.
PPT Pratama atau pejabat lain yang setara di lingkungan
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota bagi:
1. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD
ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
2. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk Jenis HD
sedang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); dan
3. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2) dan ayat (3).
7.
Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara di lingkungan
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota bagi:

1.PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di


bawahnya untuk Jenis HD ringan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2);
2.PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di
bawahnya untuk Jenis HD sedang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3); dan
3.Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dan ayat
(3).

Catatan:
Dalam hal tidak terdapat jabatan administrator pada unit
kerja di lingkungan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/
Kota, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu
yang ditetapkan dengan keputusan PPK dapat
menjatuhkan Hukuman Disiplin bagi PNS yang menjadi
kewenangan Administrator.

Pasal 22
9.
Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara di lingkungan
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota bagi:

1.PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di


bawahnya untuk Jenis HD ringan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2);
2.PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di
bawahnya untuk Jenis HD sedang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3); dan
3.Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis
HD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).

Catatan:
Dalam hal tidak terdapat jabatan pengawas pada unit
kerja di lingkungan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/
Kota, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda tertentu
yang ditetapkan dengan keputusan PPK dapat
menjatuhkan Hukuman Disiplin bagi PNS yang menjadi
kewenangan Pengawas.

Pasal 23
Pejabat yang Berwenang Menghukum wajib menjatuhkan
Hukuman Disiplin kepada PNS yang melakukan
Pelanggaran Disiplin

Dalam hal Pejabat yang Berwenang Menghukum tidak


menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada PNS yang
melakukan Pelanggaran Disiplin, Pejabat yang Berwenang
Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin oleh atasannya.

Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman


Disiplin yang lebih berat.

Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dijatuhkan setelah


melalui proses pemeriksaan.

Atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum juga menjatuhkan


Hukuman Disiplin terhadap PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin
PEMANGGILAN DAN PEMERIKSAAN,
PENJATUHAN, DAN PENYAMPAIAN KEPUTUSAN
A. Pemanggilan HUKUMAN DISIPLIN
PNS YANG PEMANGGILAN HADI PEMERIKSAAN
DIDUGA 1 SECARA R
MELANGGAR TERTULIS OLEH
ATASAN TIDAK PEMANGGILAN II
DISIPLIN LANGSUNG HADIR 7
Hari
7 Kerja
Hari HADI TIDAK
Kerja R HADIR

PENJATUHAN HD OLEH
PEMERIKSAAN PYBM BERDASARKAN
(tatap muka ALAT BUKTI &
atau KETERANGAN YANG ADA
virtual)
Tujuan Pemeriksaan
1.bersangkutan benar/tidak
2.faktor yg mendorong/ menyebabkan
3.mengetahui dampak/akibat

Wajib Memeriksa
1. Atasan langsung: untuk jenis Hukdis Ringan
2. Tim Pemeriksa: Pemeriksaan
a. Hukdis sedang: dapat dilakukan oleh tim (dituangkan dalam BAP)
pemeriksa.
b. Hukdis berat: dilakukan oleh tim pemeriksa 1. Teliti dan obyektif,
2. PYBM mempertimbangkan
dengan seksama.
TIM PEMERIKSA TERDIRI
DARI ATASAN LANGSUNG,
DALAM HAL TERTENTU
UNSUR PENGAWASAN, DAN
DAPAT MELIBATKAN UNSUR KEPEGAWAIAN
PEJABAT LAIN YANG
DITUNJUK
TIM PEMERIKSA DIBENTUK OLEH
PEJABAT PEMBINA
KEPEGAWAIAN ATAU PEJABAT
Dalam hal atasan langsung PNS yang diduga LAIN YANG DITUNJUK
melakukan Pelanggaran Disiplin terlibat dalam
pelanggaran tersebut, maka yang menjadi
anggota tim pemeriksa adalah atasan yang lebih
tinggi secara berjenjang.
DAPAT MEMINTA KETERANGAN DARI
PIHAK LAIN DALAM
PEMERIKSAAN DUGAAN
PELANGGARAN DISIPLIN
PEMANGGILAN DAN PEMERIKSAAN, PENJATUHAN, DAN
PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN
A. Pemeriksaan

PNS YANG PEMERIKSAAN


PENJATUHAN HD OLEH
PYBM BERDASARKAN
DIDUGA
MELANGGAR
OLEH ATASAN
LANGSUNG/TI
BAP ALAT BUKTI &
KETERANGAN YANG
M ADA
DISIPLIN Mempersulit akan
dijatuhi sanksi sesuai
HADI bukti yang ada
R DISEBUTKAN JENIS
Ttd pejabat yang
PELANGGARAN
memeriksa & pns yang
TIDAK DISIPLIN YANG
diperiksa baik secara
HADIR DILAKUKAN
lansung maupun virtual
TIDAK PNS tidak bersedia
HADIR menandatangani BAP,
tetap dijadikan dasar
penjatuhan hukdis

PNS diberi Salinan


BAP
PNS yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin dan
kemungkinan dijatuhi HD berat,
dapat dibebaskan sementara dari
tugas jabatannya sejak diperiksa.
Sampai dengan ditetapkan
keputusan HD.
Diangkat pejabat pelaksana harian.
Diberikan hak kepegawaian.
Jika tidak ada atasan, oleh pejabat
lebih tinggi.
Hasil pemeriksaan unsur pengawasan dan/atau unit yang
mempunyai tugas pengawasan dapat digunakan sebagai bahan
untuk melakukan pemeriksaan dan/atau melengkapi
pertimbangan untuk menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap
PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin

Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan atasan


langsung terdapat indikasi penyalahgunaan wewenang
yang menimbulkan kerugian keuangan negara, maka
atasan langsung atau tim pemeriksa wajib berkoordinasi
dengan aparat pengawas intern pemerintah.

Dalam hal indikasi tersebut terbukti, aparat pengawas


intern pemerintah merekomendasikan Pejabat Pembina
Kepegawaian untuk melaporkan kepada aparat
penegak hukum.
Penjatuhan Hukuman
Disiplin
Setiap penjatuhan HD ditetapkan dengan
keputusan pejabat yang berwenang
1
menghukum.
PNS berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
beberapa pelanggaran, kepadanya hanya dijatuhi
satu
2
jenis HD yg terberat.
PNS yang pernah dijatuhi HD, kemudian
melakukan pelangaran yang sifatnya sama, maka 3
dijatuhi HD yang lebih berat dari HD yang pernah
dijatuhkan.
PNS tidak dapat dijatuhi hukdis 2 kali atau
lebih untuk pelanggaran disiplin yang 4
sama.
Hukuman Disiplin yang akan dijatuhkan pada
PNS yang mendapatkan penugasan khusus dan
bukan merupakan kewenangan pimpinan instansi 5
atau Kepala Perwakilan tempat penugasan khusus,
maka pimpinan instansi atau Kepala Perwakilan
mengusulkan penjatuhan Hukuman Disiplin kepada
pimpinan instansi induk disertai berita acara
pemeriksaan.
Penyampaian HD
Apabila kedudukan jauh dapat
menunjuk pejabat lain 5 1 Ditetapkan oleh Keputusan PYBM.

Penyampaian Kep. HD
dilakukan paling lambat 14 hari 6 2 Dilakukan sendiri oleh PYBM.
kerja

PNS ybs dipanggil secara tertulis


3 untuk menerima keputusan HD.
Apabila PNS ybs tidak hadir
maka Keputusan HD dikirim 7
kepada ybs
Disampaikan oleh PYBM
4 atau Pejabat lain yang
ditunjuk
Berlakunya
Hukuman Disiplin
0 Keputusan Hukuman Disiplin berlaku
pada hari ke-15 (lima belas) sejak
diterima.
1
0 Keputusan Hukuman Disiplin yang
diajukan Upaya Administratif berlaku
sesuai dengan keputusan upaya
2 administratifnya
Ketentuan lebih lanjut mengenai
0 Upaya Administratif diatur dalam
Peraturan Pemerintah tersendiri
3
Pendokumentasian
Keputusan Hukuman Disiplin

Keputusan Hukuman Disiplin harus


0 didokumentasikan oleh pejabat
pengelola kepegawaian di instansi

1 yang bersangkutan.

02 Dokumen keputusan Hukuman Disiplin


digunakan sebagai salah satu bahan
penilaian dalam pembinaan PNS yang

0
bersangkutan.
Pendokumentasian keputusan
Hukuman Disiplin termasuk dokumen
dalam pemeriksaan diunggah ke dalam
3 sistem yang terintegrasi dengan Sistem
Informasi Aparatur Sipil Negara.
KETENTUAN PERALIHAN
1. Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan sedang
dijalani oleh PNS yang bersangkutan dinyatakan
0 PNS yang melanggar ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang

2.
lzin Perkawinan dan Perceraian bagi

5
tetap berlaku.
Keberatan yang diajukan kepada atasan Peja- Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
bat yang Berwenang Menghukum atau banding diubah dengan Peraturan Pemerintah
administratif kepada Badan Pertimbangan Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan
Kepegawaian sebelum berlakunya Peraturan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
Pemerintah ini diselesaikan sesuai dengan 1983 tentang Izin Perkawinan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil beserta
dijatuhi salah satu jenis Hukuman Disiplin
peraturan pelaksanaannya.
berat berdasarkan Peraturan Pemerintah
ini.
0
Pelanggaran Disiplin yang dilakukan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan belum
dilakukan pemeriksaan, maka berlaku ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah ini.
0 Ketentuan HD sedang dalam Pasal 8 ayat
(3) berlaku setelah PP Gaji dan Tunjangan
berlaku.
3 6
0 Pelanggaran Disiplin yang telah dilakukan
pemeriksaan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah, maka hasil pemeriksaan tetap
0 Tetap berlaku Pasal 7 ayat (3) PP Nomor
53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

4 berlaku dan proses selanjutnya berlaku


ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. 7 Ketentuan Peraturan Pemerintah ini
mutatis
mutandis berlaku untuk calon PNS.
Peraturan Pemerintah Nomor
Peraturan perundang- 2
6 Tahun 1974 tentang
1 undangan Pembatasan Kegiatan Pegawai
yang merupakan Negeri Dalam Usaha Swasta
pelaksanaan dari (Lembaran Negara Republik
peraturan perundang- Indonesia Tahun 1974 Nomor 8,
undangan mengenai Tambahan Lembaran Negara
Disiplin PNS yang ada Republik lndonesia Nomor
sebelum berlakunya 3021) dicabut dan dinyatakan
Peraturan Pemerintah ini tidak berlaku; dan
dinyatakan tetap berlaku
sepanjang Peraturan Pemerintah Nomor
tidak bertentangan dan 3 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
belum diubah Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
berdasarkan Peraturan Negara Republik lndonesia Tahun
Pemerintah ini; 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 5135},
Ketentuan sepanjang tidak mengatur jenis
Hukuman Disiplin sedang,
dicabut dan dinyatakan tidak
Penutup berlaku.
IZIN PERKAWINAN &
PERCERAIAN PEGAWAI
NEGERI SIPIL
BIDANG PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN
BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
DASAR HUKUM
I. UU NO. 1 TAHUN 1974
II. UU NO. 5 TAHUN 2014
III. PP NO. 9 TAHUN 1975
IV. PP NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS
V. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990
VI. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983
VII. PERKA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010
VIII.SE KEPALA BAKN NO.08/SE/1983
IX. SE KEPALA BAKN NO. 48/SE/1990
X. SURAT KEPALA BKN NOMOR K.26-30/V.252.2535/99 TGL. 22
AGUSTUS 2011
Perkawinan :

adalah ikatan lahir batin


antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga atau
rumah tangga yg bahagia
dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yg Maha Esa
Perkawinan yang Sah
menurut Pasal 2 UU No 1 / 1974

Ayat (1) :
Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu

Ayat (2) :
Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku
 Penjelasan Pasal 2 :
Dengan rumusan pada pasal 2 ayat (1)
ini, tidak ada perkawinan di luar
hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaannya itu

 Penjelasan Umum UU No. 1/ 1974


angka 4 huruf b :
Pencatatan tiap-tiap perkawinan adalah
sama halnya dengan pencatatan
peristiwa-peristiwa penting dalam
kehidupan seseorang, misalnya :
Kelahiran, kematian.
Keterangan :

1. Sepanjang perkawinan dilakukan menurut Agamanya/


Kepercayaan- nya, maka perkawinan tersebut adalah sah,
baik sebagai penganut agamanya maupun sebagai WNI

2. Pasal 2 ayat (2), mengatur agar tiap perkawinan


dicatatkan, tentu yang dicatatkan adalah perkawinan yang
telah sah, kalau perkawinan yang belum sah tidak disuruh
dicatatkan.

3. Dengan demikian “Pencatatan Perkawinan” tidak


termasuk syarat yang menentukan sah atau tidaknya
suatu perkawinan tetapi merupakan bukti administratif
terjadinya perkawinan.
4. Pasal 2 ayat (2) mengatur agar tiap
perkawinan dicatatkan, dengan demikian
harus terlebih dahulu ada perkawinan baru
kemudian dicatatkan.

5. Jika yang disuruh dicatatkan itu adalah


perkawinan yang telah sah, maka
pencatatan perkawinan tidak termasuk
syarat yang menentukan sah atau tidaknya
suatu perkawinan
PP.10 / 1983 Jo PP.45 / 1990
Mengatur Tentang :

1.Perkawinan PNS
2. Perceraian PNS
3. PNS Pria yang akan beristri lebih dari seorang.
4. PNS Wanita Dilarang Menjadi istri ke- II dst.
5. Prosedur pemberian dan penolakan ijin.
6. Pembagian gaji terhadap istri
7. PNS yg Hidup bersama
8. SANKSI
DASAR POKOK PIKIRAN DITETAPKANNYA
PP NO 10 TAHUN 1983
JO PP NO 45 TAHUN 1990

1. Azas monogami (Psl 3 UU No 1 Thn 1974).


2. Beristri lebih dari seorang dan perceraian
harus dihindarkan.Dapat dilakukan jika
dalam keadaan sangat terpaksa.
3. PNS harus menjadi
teladan yg baik bagi
masyarakat dan mampu
menunjang kehidupan
berkeluarga yg serasi,
sehingga tidak banyak
mengganggu pelaksanaan
tugas kantor.
PERKAWINAN PNS

• PNS yang melangsungkan perkawinan


Wajib memberitahukan selambat-
lambatnya 1 (satu) tahun setelah
perkawinan itu dilangsungkan,
termasuk duda / janda.
PERCERAIAN PNS

PNS yang akan melakukan perceraian


wajib memperoleh ijin atau surat
keterangan lebih dahulu dari Pejabat.
Bagi PNS yang berkedudukan
sebagai Penggugat wajib ijin dan
bagi PNS yang berkedudukan
sebagai Tergugat wajib memperoleh
surat keterangan.

Dalam permohonan izin harus


disebutkan alasan-alasan perceraian.
STUDI KASUS
• Bu Lady merupakan PNS Pemprov DKI Jakarta, sejak 3
tahun yang lalu hubungannya dengan sang suami, Pak Lery,
tidak baik dan mereka sudah tidak tinggal bersama (pisah
rumah).
• Sejak meninggalkan rumah pada tahun 2017, tidak ada
kabar lagi dari suaminya.
• Suatu hari pada awal Juni 2021, Bu Lady mendapat surat
relaas panggilan dari pengadilan agama Jakarta Timur untuk
panggilan sidang mengenai perceraiannya dengan pak Lery.
• Bu Lady belum melaporkan mengenai rencana
perceraiannya kepada atasannya, namun ia sudah dipanggil
pengadilan untuk sidang perceraiannya.
Pertanyaan
•Sebagai seorang PNS,
langkah apa yang harus
dilakukan bu lady
selanjutnya?
• Melaporkan kepada atasannya dan mengurus Surat Keterangan
Melakukan Perceraian.
• Meminta penundaan sidang perceraian ke pengadilan atau hakim sampai
mendapatkan Surat Keterangan melakukan perceraian.
PNS hanya dapat melakukan perceraian apabila ada alasan-
alasan yang syah yaitu salah satu atau lebih alasan sebagai
tersebut di bawah ini :

1. Salah satu Pihak Berbuat Zina;


2. Salah satu pihak menjadi Pemabuk, Pemadat / Penjudi yang
sulit disembuhkan;
3. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa ijin dan tanpa alasan yang syah;
4. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat secara terus menerus setelah
perkawinan berlangsung;
5. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat
yang membahayakan pihak lain;
6. Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan &
pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam
rumah tangga.
Permintaan ijin untuk BERCERAI
TIDAK dapat diberikan apabila :

1. Alasan bercerai karena isteri mendapat cacat badan atau


penyakit.
2. Bertentangan dengan ajaran / peraturan agama yang
dianut PNS tersebut.
3. Tidak ada alasan yg sah untuk melakukan perceraian.
4. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
5. Alasan yang dikemukakan bertentangan dengan akal
sehat.
 Persyaratan Permintaan Izin :
1. Harus tertulis.
2. Memuat alasan.
3. Disertai bukti.

 Tugas Pejabat :
1. PNS pria yg akan berisMemanggil suami dan istri
2.Mendamaikan (khusus perceraian).
3. Memberikan nasehat (khusus tri lagi).

 Keputusan Pejabat :
1. Penolakan pemberian izin.
2. Pemberian izin.
3. Dengan surat keputusan
PERCERAIAN YANG SAH menurut
Pasal 39 UU No. 1 / 1974

Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang


pengadilan setelah pengadilan berusaha dan tidak
berhasil mendamaikan keduanya.

Cape
dech !
!!
STUDI KASUS
• Cindy merupakan PNS Pemerintah
Kabupaten Boyolali dengan status
lajang/ belum menikah.
• Suatu hari ia dekat dan jatuh cinta
dengan koleganya yang merupakan
PNS di Pemerintah Kabupaten
Boyolali yang bernama Fian.
• Fian berstatus telah menikah dengan
seorang istri dan memiliki 1 anak.
Akan tetapi, hubungan Fian dan
istrinya tidak harmonis, bahkan
mereka berdua telah tidak serumah.
Namun, status Fian dan istri belum
Pertanyaan
• Apakah Tindakan Cindy
menikah dengan Fian telah
sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku?
• Apakah Cindy dan/ Fian dapat
dijatuhi hukuman disiplin?
Ketentuan apa yang dilanggar
oleh Cindy dan/ Fian?
Pasal 4

1. PNS pria yang akan beristeri lebih dari seorang, wajib


memperoleh ijin lebih dahulu dari Pejabat.
2. PNS wanita tidak diijinkan menjadi isteri kedua, ketiga
dan keempat.
3. Permintaan ijin diajukan secara tertulis.
4. Dalam surat permintaan ijin harus disebutkan alasan-alasan
yang lengkap.
QUIZ 4
• Pak James seorang PNS di Pemerintah
Kabupaten Boyolali dan memiliki
seorang istri bernama Bu Ariana. Mereka
berdua memiliki 1 orang anak yang
bernama Julia.
• Bu Ariana merupakan ibu rumah tangga
yang cantik, baik, sehat, dan selalu
melayani Pak James dengan kasih dan
sayang.
• Suatu hari Pak James bertemu dengan
seorang Janda bernama bu Bella yang
memiliki 2 orang anak.
•Seiring berjalannya waktu, Pak James pun
jatuh cinta dan bermaksud menikahi Bu Bella
karena ingin mensejahterakan janda miskin
dan anaknya.
•Pak James mengungkapkan maksudnya kepada
Bu Ariana (istrinya), dan Bu Ariana setuju dan
tidak keberatan.
•Akhirnya pada bulan Juni 2021 Pak James dan
Bu Bella melangsungkan pernikahan.
•Pak James belum memberitahu kolega atau
atasannya tentang pernikahannya dan
bermaksud memberitahu setelah pandemi
corona berakhir.
Pertanyaan
• Apakah Tindakan Pak James
untuk menikahi Bu Bella
sesuai dengan ketentuan?
• Jika tidak, ketentuan apa saja
yang dilanggar oleh Pak
James?
• Pak James beristri lebih dari 1 tanpa mendapat izin terlebih dahulu dari
pejabat.
• Apakah Pak James telah memenuhi syarat untuk dapat memiliki istri lebih
dari 1?
PNS
PNSPria
PriaYang
YangAkan
AkanBeristeri
BeristeriLebih
Lebihdari
dariSeorang
Seorang

1. PNS yang akan beristeri lebih dari seorang


wajib memperoleh ijin tertulis dari Pejabat.

2. Ijin untuk beristeri lebih dari seorang


dapat diberikan apabila memenuhi
sekurang-kurangnya 1 (satu) syarat
alternatif dan 3 (tiga) syarat komulatif.
SYARAT ALTERNATIF
1. Isteri tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai isteri dalam
arti isteri menderita penyakit
jasmani atau rohani yang sukar
disembuhkan yang dibuktikan
dengan surat keterangan Dokter
Pemerintah. Kumat lagi
nih..
Waa…waa
Kukuk.kakakngu
k..nguk
2. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit lain
yang tidak dapat disembuhkan yang
dibuktikan dengan surat keterangan Dokter
Pemerintah.

3. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan


setelah menikah sekurang - kurangnya 10
tahun yang dibuktikan dengan surat
keterangan Dokter Pemerintah.
SYARAT KUMULATIF
1. Ada persetujuan tertulis yang dibuat secara ikhlas dari isteri
PNS yang bersangkutan.
2. PNS Pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup
untuk membiayai lebih dari seorang isteri dan anak-anaknya
yang dibuktikan dengan surat keterangan pajak penghasilan.
3. Ada jaminan tertulis dari PNS Pria yang bersangkutan bahwa ia
akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya.
Permintaan ijin untuk beristeri
lebih dari seorang
dapat disetujui apabila

1. Tidak bertentangan dengan ajaran/Agama yang


dianutnya/Kepercayaan terhadap Tuhan YME.
2. Memenuhi salah satu syarat alternatif dan semua syarat
kumulatif.
3. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Alasan yang dikemukakan untuk beristeri lebih dari seorang
tidak bertentangan dengan akal sehat.
5. Tidak ada kemungkinan mengganggu pelaksanaan tugas
kedinasan.
Dengan demikian :
1. PNS pria yg menikah dgn istri ke dua, baik itu yg hanya dilakukan
sesuai hukum agama (Siri), maupun yg tlh dicatatkan, sepanjang tanpa
izin Pjbw, PNS tsb harus dijatuhi hukuman disiplin tingkat Berat.

2. PNS pria yg baru hanya menyatakan Talak kpd istrinya, bila kawin
lagi dgn wanita lain, baik itu yg hanya dilakukan sesuai hukum agama
(Siri) maupun yg tlh dicatatkan,maka perkawinan tsb merupakan
perkawinan dgn istri ke dua, sepanjang tdk minta izin dari Pjbw
sebelumnya, maka PNS tsb hrs dijatuhi hukuman disiplin tingkat Berat.
3. PNS pria yg nikah dgn wanita yg mengaku Janda,
baik itu pernikahan yg hanya dilakukan sesuai
hukum agama (Siri) maupun yg tlh dicatatkan,
tetapi ke Jandaan wanita tsb baru hanya Talak,
maka pernikahan PNS pria tsb adalah pernikahan
dgn istri orang lain, maka sepanjang tdk ada izin
dari Pjbw, PNS tsb hrs dijatuhi huk. dis. Tk. Berat.
4. PNS wanita yg hanya di Talak oleh suaminya, bila
menikah dgn pria lain, baik itu pernikahan hanya
dilakukan secara hukum agama (Siri) maupun yg
tlh dicatatkan, maka secara juridis PNS wanita tsb
telah Poliandri,maka PNS wanita tsb hrs dihuk.
dis. tk. Berat.
5. PNS wanita yg nikah dgn pria yg mengaku
Duda, baik itu pernikahan yang hanya
dilakukan sesuai hukum agama (Siri) maupun
yg tlh dicatatkan, tapi ke Dudaan pria tsb
baru hanya Talak kpd istrinya, maka PNS
wanita tsb secara juridis adalah istri ke dua,
maka hrs diberhentikan tdk dgn hormat sbg
PNS.
6. PNS wanita yg nikah dgn pria yg masih
mempunyai istri, baik itu pernikahan yg
hanya dilakukan secara hukum agama (Siri)
maupun yg tlh dicatatkan,maka PNS wanita
tsb adalah istri ke dua, shg hrs diberhentikan
tdk dgn hormat sbg PNS.
Pasal 5
1. Permintaan ijin untuk bercerai atau beristeri lebih dari
seorang diajukan kepada Pejabat melalui saluran hirarki.
2. Setiap atasan yang menerima permintaan ijin dari PNS dalam
lingkungannya, baik untuk melakukan perceraian atau untuk
beristeri lebih dari seorang, wajib memberikan
pertimbangan dan meneruskannya kepada Pejabat melalui
saluran hirarki dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan TMT ia menerima permintaan ijin dimaksud.
Pasal 6
1. Pejabat yang menerima permintaan ijin untuk
melakukan perceraian, wajib memperhatikan
dengan seksama alasan-alasan yang dikemukakan
dalam surat permintaan ijin dan pertimbangan dari
atasan PNS tersebut.
2. Apabila alasan-alasan dan syarat-syarat yang
dikemukakan dalam permintaan ijin tersebut kurang
meyakinkan, maka Pejabat harus meminta
keterangan tambahan dari isteri/suami PNS tersebut
atau dari pihak lain yang terkait.
3. Sebelum mengambil keputusan Pejabat berusaha lebih
dahulu merukunkan kembali suami / isteri tersebut.
Pasal 12

Pemberian atau penolakan ijin


melakukan perceraian dan
untuk beristeri lebih dari
seorang dilakukan oleh
Pejabat secara tertulis dalam
jangka waktu selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan TMT
ia mulai menerima
permintaan ijin tersebut.
Pasal 13
Pejabat dapat mendelegasikan sebagian
wewenangnya kepada Pejabat lain di
lingkungannya serendah-rendahnya Pejabat
eselon IV atau yang dipersamakan untuk
memberikan atau menolak ijin cerai atau
beristeri lebih dari seorang bagi PNS
golongan II ke bawah atau yang
dipersamakan.
BKD
memproses
Pemberian/
penolakan Izin
Perkawinan/
Perceraian
PNS
Golongan III/a
ke atas

Apabila
memenuhi
persyaratan
yang ada.
Bagaimana apabila tidak
melaporkan perkawinan,
perceraian, atau kematian
suami/ istri?
HUKUMAN PENGEMBALIAN
DISIPLIN TUNJANGAN
SANKSI
Dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkan PP No. 94 Tahun 2021,
apabila:
1. Tidak memberitahukan perkawinan pertama dalam jangka waktu 1 th setelah
perkawinan;
2. Cerai tanpa izin /surat keterangan dari Pejabat;
3. Beristri lebih dari seorang tanpa izin Pejabat;
4. Hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yg sah;
5. Tidak melaporkan perceraian dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 bulan
setelah perceraian;
6. Tidak melaporkan perkawinan kedua/ketiga/ keempat dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 1 tahun setelah perkawinan.
PNS wanita yg melanggar ketentuan
Pasal 4 ayat (2) dijatuhi HD
pemberhentian dg hormat TAPS
sebagai PNS (Pasal 15 ayat (2) PP
45/90 jo Psl. 87 ayat (3) UU ASN);
Atasan yg melanggar ketentuan
Pasal 5 ayat (2) & Pjb yg melanggar
ketentuan Pasal 12, dijatuhi salah
satu HD berat berdasarkan
PP.53/2010;

Gawat..
nih
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN

Dampak
No. Tingkat Jenis Hukdis Selama
Potongan TPP

Ringan Teguran Lisan 20 % 1 bulan


(Ps. 7 Teguran Tertulis 20 % 2 bulan
1
ayat 2) Pernyataan tidak puas secara
20 % 3 bulan
tertulis
Penundaan kenaikan gaji
30 % 6 bulan
berkala selama 1 tahun
Sedang
Penundaan kenaikan pangkat
2 (Ps. 7 30 % 9 bulan
selama 1 tahun
ayat 3)
Penurunan pangkat setingkat
30 % 12 bulan
lebih rendah selama 1 tahun
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2020
tentang Tambahan Penghasilan Pegawai 02/12/2024
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN (Lanjutan)
Dampak
No. Tingkat Jenis Hukdis Selama
Potongan TPP

Penurunan pangkat setingkat


40 % 15 bulan
lebih rendah selama 3 tahun
Pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat 40 % 18 bulan
Berat lebih rendah
3 (Ps. 7 Pembebasan dari jabatan 40 % 24 bulan
ayat 4) Pemberhentian dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri - -
sebagai PNS
Pemberhentian tidak dengan
- -
hormat sebagai PNS
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2020 02/12/2024
tentang Tambahan Penghasilan Pegawai
DAMPAK HUKUMAN DISIPLIN BAGI TUNJANGAN KINERJA DAERAH UNTUKKEPALA
SEKOLAH, WAKIL KEPALA SEKOLAH, GURU, PENGAWAS SEKOLAH, PENILIK DAN PAMONG
BELAJAR
TIDAK
No. Tingkat Jenis Hukdis MENDAPAT
TKD Selama

Ringan Teguran Lisan 1 bulan


(Ps. 7 Teguran Tertulis 2 bulan
1
ayat 2)
Pernyataan tidak puas secara tertulis 3 bulan

Penundaan kenaikan gaji berkala


6 bulan
selama 1 tahun
Sedang
Penundaan kenaikan pangkat selama
2 (Ps. 7 12 bulan
1 tahun
ayat 3)
Penurunan pangkat setingkat lebih
18 bulan
rendah selama 1 tahun

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 22 Tahun 2017


DAMPAK HUKUMAN DISIPLIN BAGI TUNJANGAN KINERJA DAERAH UNTUKKEPALA
SEKOLAH, WAKIL KEPALA SEKOLAH, GURU, PENGAWAS SEKOLAH, PENILIK DAN
PAMONG BELAJAR
TIDAK
No. Tingkat Jenis Hukdis MENDAPAT TKD
Selama
Penurunan pangkat setingkat lebih rendah
24 bulan
selama 3 tahun

Pemindahan dalam rangka penurunan


30 bulan
jabatan setingkat lebih rendah
Berat
3 (Ps. 7 ayat Pembebasan dari jabatan 36 bulan
4)
Pemberhentian dengan hormat tidak atas
-
permintaan sendiri sebagai PNS

Pemberhentian tidak dengan hormat


-
sebagai PNS

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 22 Tahun 2017


• Pak Nino seorang PNS Pemprov DKI
Jakarta memiliki istri bernama Bu Rani
dan kedua orang anak bernama Tia dan
Tio.
• Suatu hari ia digugat cerai oleh istrinya
Quiz 5
karena terjadi pertengkaran yang terjadi
terus menerus dan tidak dapat
diselesaikan.
• Mereka pun bercerai dengan kesepakatan
anak lelakinya bernama Tio tinggal
bersama Pak Nino dan anak
perempuannya bernama Tia tinggal
bersama sang istri.
• Sang istri meminta uang pendapatan per
bulan sejumlah 1/2 pendapatan (gaji
dan tkd) Pak Nino dengan alasan untuk
biaya kehidupannya dengan Tia dan uang
sekolah Tia.
Pertanyaan
•Apakah permintaan sang
istri mengenai pembagian
pendapatan wajib dilakukan
oleh Pak Nino? Apakah
jumlah tersebut telah tepat?
PEMBAGIAN GAJI
1. Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria,
maka ia wajib menyerahkan sebagian gajinya untuk
penghidupan bekas isteri dan anak-anaknya.
2. Pembagian gajinya ialah sepertiga untuk PNS pria,
sepertiga untuk bekas isterinya, dan sepertiga untuk
anak-anaknya.
3. Apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak
maka gaji dibagi 2 (dua) antara PNS tersebut dengan
bekas isterinya.
4. Pembagian gaji kepada bekas isteri tidak diberikan apabila
perceraian terjadi karena isteri berzina, dan atau melakukan
kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir maupun bathin
terhadap suami, pemabuk, pemadat, penjudi, meninggalkan
suami selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa ijin suami.

5. Apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri, maka ia


tidak berhak atas bagian penghasilan dari bekas suaminya.
QUIZ 6
Pak Zul memiliki istri bernama bu
Nur. Pada tahun 2018 lalu, Pak Zul
menggugat cerai bu Nur karena
terjadi pertengkaran yang terjadi terus
menerus. mereka belum memiliki
anak dari perkawinannya.
Setelah perceraian, Pak Zul secara
rutin memberikan nafkah kepada bu
Nur. Pada awal Juni 2020, Bu Nur
Kembali menikah dengan pria lain,
sedangkan pak Zul masih menjadi
duda.
Pertanyaan
• Apakah Pak Zul masih
tetap harus memberikan
pembagian gaji nya kepada
bu Nur?
6. Ketentuan (apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri,
maka ia tidak berhak atas bagian penghasilan dari bekas
suaminya), tidak berlaku apabila isteri minta cerai karena
dimadu dan atau suami berzina, melakukan kekejaman,
pemabuk, pemadat, penjudi, meninggalkan isteri selama 2
(dua) tahun berturut-turut tanpa ijin isteri.

7. Apabila bekas isteri PNS tsb kawin lagi,maka haknya atau


bagian gaji dari bekas suaminya hapus TMT ia kawin lagi.
Quiz Lanjutan
•Apabila Pak Nino ternyata yang menggugat
istrinya dan ia memiliki penghasilan bersih
dari jumlah gaji dan tunjangan lainnya
sejumlah Rp 21.000.000,00:
• Berapakah pembagian penghasilannya untuk Bu
Rani?
• Berapakah pembagian penghasilannya untuk Tia?
• Berapakah pembagian penghasilannya untuk Tio?
Pembagian
•Suami : 1/3
•Istri : 1/3
•Anak : 1/3, karena anaknya 2, maka masing-masing mendapatkan 1/6

•Jumlah pembagiannya:
•Pak Nino : 1/3 x 21.000.000 = 7.000.000
•Istri : 1/3 x 21.000.000 = 7.000.000
•Tia : 1/6 x 21.000.000 = 3.500.000
•Tio : 1/6 x 21.000.000 = 3.500.000
PEMBAGIAN GAJI AKIBAT PERCERAIAN
APABILA ADA ANAK
SUAMI MANTAN
1/3 ISTRI
1/3

ANAK
1/3

NB.Tidak tergantung pada jumlah anak 94


PEMBAGIAN GAJI AKIBAT PERCERAIAN
APABILA TIDAK ADA ANAK

SUAMI MANTAN
1/2 ISTRI
1/2

95
PEMBAGIAN GAJI AKIBAT PERCERAIAN
APABILA ANAK IKUT MANTAN ISTRI

SUAMI MANTAN ISTRI : 1/3


ANAK : 1/3
1/3
JML : 2/3

96
PEMBAGIAN GAJI AKIBAT PERCERAIAN
APABILA ANAK IKUT SUAMI

SUAMI : 1/3 MANTAN


ANAK : 1/3 ISTRI
JML : 2/3 1/3

97
PEMBAGIAN GAJI AKIBAT PERCERAIAN
APABILA MEMILIKI 2 ANAK, 1 ANAK IKUT
SUAMI DAN 1 ANAK IKUT MANTAN ISTRI

SUAMI : 1/3 MANTAN ISTRI :1/3


ANAK : 1/6 ANAK : 1/6
JML : 3/6 JML : 3/6

98
PEMBAGIAN GAJI AKIBAT PERCERAIAN
APABILA MEMILIKI 3 ORANG ANAK
1 ANAK IKUT SUAMI DAN
2 ORANG ANAK IKUT MANTAN ISTRI

1/3 dari 1/3 gaji : 1/9 2/3 dari 1/3 gaji :


diberikan kepada 2/9 diberikan kepada
suami mantan istri

NB
Gaji yang menjadi hak anak dibagi menurut jumlah anak.
99
PEMBAGIAN GAJI AKIBAT PERCERAIAN
APABILA ANAK IKUT MANTAN ISTRI
KEMUDIAN MANTAN ISTRI MENIKAH LAGI

MANTAN ISTRI TDK DAPAT


SUAMI: 1/3+1/3 :2/3
ANAK : 1/3

NB: Anak yang ikut mantan istri yg menikah lagi tetap


mendapat bagian gaji 1/3

100
PEMBAGIAN GAJI AKIBAT PERCERAIAN
APABILA ANAK IKUT MANTAN ISTRI
KEMUDIAN SUAMI MENIKAH LAGI
SUAMI: 1/3 MANTAN ISTRI : 1/3
ANAK : 1/3
JML : 2/3

101
Pasal 16

PNS yang menolak melaksanakan


ketentuan pembagian gaji (Pasal 8),
dijatuhi salah satu jenis hukuman
disiplin berat berdasarkan PP. 53, Th.
2010.
Quiz 7
•Bu Alya adalah PNS Pemprov DKI
Jakarta yang belum menikah. Ia
berpacaran dengan kolega di tempat
kerjanya bernama Pak Rendi yang
seorang PNS juga dan berstatus belum
menikah.
•Keduanya memiliki komitmen bersama
namun sama-sama belum siap untuk
menikah. Akan tetapi, mereka berdua
telah hidup dan tinggal bersama di salah
satu apartemen di Jakarta Pusat.
Pertanyaan
• Apakah Tindakan hidup
bersama tanpa ikatan
perkawinan yang sah
antara Bu Alya dan Pak
Rendi adalah benar?

• Apakah Bu Alya atau Pak


Rendi dapat dikenakan
sanksi hukuman disiplin?
Pasal 14
PNS dilarang hidup bersama dengan wanita yang bukan
isterinya atau dengan pria yang bukan suaminya sebagai
suami isteri tanpa ikatan perkawinan yang sah.

Catatan : Hidup bersama adalah:


Melakukan hubungan sebagai suami isteri diluar ikatan
perkawinan yang sah, yang seolah-olah merupakan
suatu rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai