Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 disusun dalam rangka menyempurnakan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang dirasakan
sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan yang terjadi saat ini.
Tujuan :
Untuk mewujudkan penegakan disiplin PNS pada umumnya dan khususnya PNS dilingkungan Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Penerapan penegakan Disiplin PNS di lingkungan BMKG
dirasakan sangat penting guna mewujudkan dan mendukung percepatan reformasi birokrasi.
Tindak Lanjut :
Dalam upaya mewujudkan penegakan disiplin PNS dilingkungan BMKG dan mendukung percepatan
reformasi birokrasi, maka akan disusun peraturan yang mengacu pada PP 53 Tahun 2010 dalam
bentuk Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penjatuhan Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan BMKG.
Kesanggupan PNS untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar
larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
Yang dimaksud dengan kewajiban masuk kerja adalah setiap PNS wajib datang,
melaksanakan tugas, dan pulang sesuai ketentuan jam kerja yang berlaku serta tidak berada
di tempat umum bukan karena dinas.
Jumlah ketidakhadiran kerja dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan,
maksudnya pelanggaran yang dilakukan dihitung mulai bulan januari sampai dengan bulan
desember pada tahun yang bersangkutan.
Ketentuan jam kerja PNS selama 1 minggu berjumlah 37.5 jam, dan operasionalisasinya
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kerja di lingkungan unit kerja masing-
masing.
Keterlambatan jam masuk kerja dan/atau pulang lebih awal dihitung secara kumulatif dan
dikonversi 7.5 jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja.
7
C.3. Jenis Hukuman Berdasarkan Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja dan
Menaati Ketentuan Jam Kerja :
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
selama 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima
belas) hari kerja.
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama
selama 16 (enam belas) sampai dengan 20 1 (satu) tahun
(dua puluh) hari kerja;
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah b. Penundaan kenaikan pangkat selama
selama 21 (dua puluh satu) sampai dengan 25 1 (satu) tahun
(dua puluh lima) hari kerja; dan
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 26 (dua puluh enam) sampai dengan selama 1 (satu) tahun
30 (tiga puluh) hari kerja.
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 31 (tiga puluh satu) sampai dengan 35 selama 3 (tiga) tahun
(tiga puluh lima) hari kerja;
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah b. Pemindahan dalam rangka penurunan
selama 36 (tiga puluh enam) sampai dengan jabatan setingkat lebih rendah
40 (empat puluh) hari kerja;
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah c. Pembebasan dari jabatan
selama 41 (empat puluh satu) sampai dengan
45 (empat puluh lima) hari kerja; dan
Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas
selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau permintaan sendiri ataupun Pemberhentian
lebih. tidak dengan hormat sebagai PNS.
8
PEJABAT YANG
JENIS HUKUMAN TERHADAP PNS
BERWENANG MENGHUKUM
2. Pasal 7 angka 2,3, dan 4;2. Struktur Eselon II dan Fungsional tertentu
jenjang Utama
3. Pasal 7 angka 2,3, dan 43. Fungsional Umum golongan ruang IV/d
huruf a, d, dan e; dan IV/e
3. Pasal 7 angka 3 dan angka 3. PNS yang diperbantukan pada Negara lain
4 huruf a, d, dan e; dan atau badan internasional, atau tugas di luar
negeri.
2. PEJABAT ESELON I 1. Pasal 7 angka 2; dan 1. Struktur Eselon II dan Fungsional tertentu
jenjang Madya, dan Fungsional Umum
golongan ruang IV/a s/d IV/c
3. PEJABAT ESELON II 1. Pasal 7 angka 2; dan 1. Struktur Eselon III, Fungsional tertentu
jenjang Muda dan Penyelia, dan
Fungsional Umum golongan ruang III/c
dan III/d
5. PEJABAT ESELON III 1. Pasal 7 angka 2; dan 1. Struktural Eselon IV, Fungsional tertentu
jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan,
dan Fungsional umum golongan ruang II/c
s/d III/b
Yang Menduduki
A. jabatan :
PEMANGGILAN
PEMERIKSAAN
A. Persiapan
Pejabat yang berwenang menghukum memeriksa dan mempelajari kelengkapan laporan
ataupun bahan-bahan yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan.
Pembentukan tim pemeriksa : dilakukan apabila diduga melakukan pelanggaran
disiplin yang yang ancaman hukumannya tergolong jenis hukuman disiplin tingkat
sedang dan aatu berat.
B. Pelaksanaan Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara lisan dan atau
tertulis. Pemeriksaan dilakukan secara tertutup.
Hasil pemeriksaan dituangkan dalam BAP
PENJATUHAN HUKUMAN
A. Pertimbangan
Mempelajari dengan teliti hasil-hasil pemeriksaan, serta wajib memperhatikan dengan
seksama
faktor-faktor yang mendorong atau yang menyebabkan PNS melakukan pelanggaran
disiplin. Hukuman disiplin yang akan dijatuhkan harus disesuaikan dengan
pelanggaran yang dilakukan
sehingga dapat diterima oleh rasa keadilan.
PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan beberapa pelanggaran
disiplin, hanya dapat dijatuhi satu jenis hukuman disiplin yang terberat setelah
mempertimbangkan
pelanggaran yang dilakukan.
PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian melakukan pelanggaran disiplin
yang sifatnya sama, dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin
terakhir yang pernah dijatuhkan.
Keputusan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat struktural eselon I selain Pejabat
Pembina Kepegawaian dan pejabat yang setara ke bawah, berupa penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 (satu) tahun dan penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun.