Anda di halaman 1dari 22

1

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010


Latar Belakang :

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 disusun dalam rangka menyempurnakan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang dirasakan
sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan yang terjadi saat ini.

Tujuan :

Untuk mewujudkan penegakan disiplin PNS pada umumnya dan khususnya PNS dilingkungan Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Penerapan penegakan Disiplin PNS di lingkungan BMKG
dirasakan sangat penting guna mewujudkan dan mendukung percepatan reformasi birokrasi.

Tindak Lanjut :

Dalam upaya mewujudkan penegakan disiplin PNS dilingkungan BMKG dan mendukung percepatan
reformasi birokrasi, maka akan disusun peraturan yang mengacu pada PP 53 Tahun 2010 dalam
bentuk Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penjatuhan Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan BMKG.

Penjelasan Singkat Isi Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010

Definisi Disiplin PNS :

Kesanggupan PNS untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

Definisi Pelanggaran Disiplin :

Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar
larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.

I. Perbedaan Kewajiban dan Larangan PP 30 tahun 1980 dengan PP 53 tahun 2010

PP 30 tahun 1980 PP 53 tahun 2010

Kewajiban PNS Kewajiban PNS

a. setia dan taat sepenuhnya kepada 1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;


Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, 2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
Negara, dan Pemerintah; 3. Setia dan taat sepenuhnya kepada
b. mengutamakan kepentingan Negara di atas Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
kepentingan golongan atau diri sendiri, serta Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
menghindarkan segala sesuatu yang dapat Kesatuan Republik Indonesia, dan
mendesak kepentingan Negara oleh Pemerintah;
kepentingan golongan, diri sendiri, atau 4. Menaati segala ketentuan peraturan
pihak lain; perundang-undangan;
c. menjunjung tinggi kehormatan dan martabat 5. Melaksanakan tugas kedinasan yang
Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri dipercayakan kepada PNS dengan penuh
Sipil; pengabdian, kesadaran, dan tanggung
d. mengangkat dan mentaati sumpah/janji jawab;.
Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji 6. menjunjung tinggi kehormatan negara,
jabatan berdasarkan peraturan perundang- Pemerintah, dan martabat PNS;
undangan yang berlaku; 7. mengutamakan kepentingan negara
e. menyimpan rahasia Negara dan atau daripada kepentingan sendiri, seseorang,
rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya; dan/atau golongan;
f. memperhatikan dan melaksanakan segala 8. memegang rahasia jabatan yang menurut
ketentuan Pemerintah baik langsung sifatnya atau menurut perintah harus
menyangkut tugas kedinasannya maupun dirahasiakan;
yang berlaku secara umum; 9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat untuk kepentingan negara;
2

g. melaksanakan tugas kedinasan dengan 10. melaporkan dengan segera kepada


sebaik-baiknya dan dengan penuh atasannya apabila mengetahui ada hal yang
pengabdian, kesadaran, dan tanggung dapat membahayakan atau merugikan
jawab; negara atau Pemerintah terutama di bidang
h. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan keamanan, keuangan, dan materiil;
bersemangat untuk kepentingan Negara; 11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam
i. memelihara dan meningkatkan keutuhan, kerja;
kekompakan, persatuan, dan kesatuan 12. mencapai sasaran kerja pegawai yang
Korps Pegawai Negeri Sipil; ditetapkan;
j. segera melaporkan kepada atasannya, 13. menggunakan dan memelihara barang-
apabila mengetahui ada hal yang dapat barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
membahayakan atau merugikan 14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya
Negara/Pemerintah, terutama di bidang kepada masyarakat;
keamanan, keuangan, dan material; 15. membimbing bawahan dalam
k. mentaati ketentuan jam kerja; melaksanakan tugas;
l. menciptakan dan memelihara suasana kerja 16. memberikan kesempatan kepada bawahan
yang baik; untuk mengembangkan karier; dan
m. menggunakan dan memelihara barang- 17. menaati peraturan kedinasan yang
barang milik Negara dengan sebaik-baiknya; ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
n. memberikan pelayanan dengan sebaik-
baiknya kepada masyarakat menurut bidang
tugasnya masing-masing;
o. bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan
bijaksana terhadap bawahannya;
p. membimbing bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya;
q. menjadi dan memberikan contoh serta
teladan yang baik terhadap bawahannya;
r. mendorong bawahannya untuk
meningkatkan prestasi kerjanya;
s. memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan
kariernya;
t. mentaati ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang perpajakan;
u. berpakaian rapi dan sopan serta bersikap
dan bertingkah laku sopan santun terhadap
masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil,
dan terhadap atasan;
v. hormat menghormati antara sesama
warganegara yang memeluk agama/
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, yang berlainan;
w. menjadi teladan sebagai warganegara yang
baik dalam masyarakat;
x. mentaati segala peraturan perundang-
undangan dan peraturan kedinasan yang
berlaku;
y. mentaati perintah kedinasan dari atasan
yang berwenang;
z. memperhatikan dan menyelesaikan dengan
sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima
mengenai pelanggaran disiplin.

Larangan PNS Larangan PNS

a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan 1. menyalahgunakan wewenang;


kehormatan atau martabat Negara, 2. menjadi perantara untuk mendapatkan
Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil; keuntungan pribadi dan/atau orang lain
b. menyalahgunakan wewenangnya; dengan menggunakan kewenangan orang
c. tanpa izin Pemerintah menjadi Pegawai atau lain;
bekerja untuk negara asing; 3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau
d. menyalahgunakan barang-barang, uang, bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga
atau surat-surat berharga milik Negara, atau organisasi internasional;
3

e. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, 4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan


menyewakan, atau meminjamkan barang- asing, atau lembaga swadaya masyarakat
barang, dokumen, atau surat-surat asing;
berharga milik Negara secara tidak sah; 5. memiliki, menjual, membeli,
f. melakukan kegiatan bersama dengan menggadaikan, menyewakan, atau
atasan, teman sejawat, bawahan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak
orang lain di dalam maupun di luar atau tidak bergerak, dokumen atau surat
lingkungan kerjanya dengan tujuan berharga milik negara secara tidak sah;
untuk keuntungan pribadi, golongan, 6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan,
atau pihak lain, yang secara langsung teman sejawat, bawahan, atau orang lain di
atau tidak langsung merugikan Negara; dalam maupun di luar lingkungan kerjanya
g. melakukan tindakan yang bersifat dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
negatif dengan maksud membalas golongan, atau pihak lain, yang secara
dendam terhadap langsung atau tidak langsung merugikan
bawahannya atau orang lain di dalam negara;
maupun diluar lingkungan kerjanya; 7. memberi atau menyanggupi akan memberi
h. menerima hadiah atau sesuatu pemberian sesuatu kepada siapapun baik secara
berupa apa saja dari siapapun juga yang langsung atau tidak langsung dan dengan
diketahui atau patut dapat di duga bahwa dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
pemberian itu bersangkutan atau mungkin 8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa
bersangkutan dengan jabatan atau saja dari siapapun juga yang berhubungan
pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
bersangkutan; 9. bertindak sewenang-wenang terhadap
i. memasuki tempat-tempat yang dapat bawahannya;
mencemarkan kehormatan atau 10. melakukan suatu tindakan atau tidak
martabat Pegawai Negeri Sipil, kecuali melakukan suatu tindakan yang dapat
untuk kepentingan jabatan; menghalangi atau mempersulit salah satu
j. bertindak sewenang-wenang terhadap pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan
bawahannya; kerugian bagi yang dilayani;
k. melakukan suatu tindakan atau sengaja 11. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
tidak melakukan suatu tindakan yang dapat 12. memberikan dukungan kepada calon
berakibat menghalangi atau mempersulit Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
salah satu pihak yang dilayaninya sehingga Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau
mengakibatkan kerugian bagi pihak yang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan
dilayani; cara:
l. menghalangi berjalannya tugas kedinasan; a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
m. membocorkan dan atau memanfaatkan b. menjadi peserta kampanye dengan
rahasia Negara yang diketahui karena menggunakan atribut partai atau
kedudukan jabatan untuk kepentingan atribut PNS;
pribadi, golongan, atau pihak lain; c. sebagai peserta kampanye dengan
n. bertindak selaku perantara bagi sesuatu mengerahkan PNS lain; dan/atau
pengusaha atau golongan untuk d. sebagai peserta kampanye dengan
mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari menggunakan fasilitas negara;
kantor/instansi Pemerintah; 13. memberikan dukungan kepada calon
o. memiliki saham/modal dalam perusahaan Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
yang kegiatan usahanya berada dalam a. membuat keputusan dan/atau tindakan
ruang lingkup kekuasaannya; yang menguntungkan atau merugikan
p. memiliki saham suatu perusahaan yang salah satu pasangan calon selama masa
kegiatannya tidak berada dalam ruang kampanye; dan/atau
lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat b. mengadakan kegiatan yang mengarah
pemilikan itu sedemikian rupa sehingga kepada keberpihakan terhadap pasangan
melalui pemilikan saham tersebut dapat calon yang menjadi peserta pemilu
langsung atau tidak langsung menentukan sebelum, selama, dan sesudah masa
penyelenggaraan atau jalannya perusahaan; kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
q. melakukan kegiatan usaha dagang baik himbauan, seruan, atau pemberian barang
secara resmi, maupun sambilan, menjadi kepada PNS dalam lingkungan unit
direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan kerjanya, anggota keluarga, dan
swasta bagi yang berpangkat Pembina masyarakat;
golongan ruang IV/a ke atas atau yang 14. memberikan dukungan kepada calon anggota
memangku jabatan eselon I. Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala
r. melakukan pungutan tidak sah dalam Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
bentuk apapun juga dalam melaksanakan memberikan surat dukungan disertai foto kopi
tugasnya untuk kepentingan pribadi, Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan
golongan, atau pihak lain.
Tanda Penduduk sesuai peraturan
perundangundangan; dan
4

15. memberikan dukungan kepada calon Kepala


Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk
b. mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah;
c. menggunakan fasilitas yang terkait
dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye;
d. membuat keputusan dan/atau tindakan
yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; dan/atau
e. mengadakan kegiatan yang mengarah
kepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan
unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat.

II. TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN


DISIPLIN (Pasal 7)

TINGKAT RINGAN TINGKAT SEDANG TINGKAT BERAT


(2) (3) (4)

a. teguran lisan; a. penundaan kenaikan gaji a. penurunan pangkat setingkat


b. teguran tertulis; dan berkala selama 1 (satu) lebih rendah selama 3 (tiga)
c. pernyataan tidak puas tahun; tahun;
secara tertulis. b. penundaan kenaikan b. pemindahan dalam rangka
pangkat selama 1 (satu) penurunan jabatan setingkat
tahun; dan lebih rendah;
c. c. penurunan pangkat c. pembebasan dari jabatan;
setingkat lebih rendah d. pemberhentian dengan
selama 1 (satu) tahun. hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS.
5

III. PELANGGARAN DAN JENIS


HUKUMAN ( Pasal 8)

A. PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN

PELANGGARAN TERHADAP JENIS HUKUMAN

Pasal 3 angka 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13 dan HUKUMAN DISIPLIN TINGKAT RINGAN


17 apabila pelanggaran berdampak negatif a. teguran lisan;
pada unit kerja; b. teguran tertulis; dan
Pasal 3 angka 14, sesuai dengan ketentuan c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
peraturan perundang-undangan; dan
Pasal 3 angka 15 dan 16, apabila
pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja.

Pasal 3 angka 1 dan 2, apabila pelanggaran HUKUMAN DISIPLIN TINGKAT SEDANG


dilakukan tanpa alasan yang sah; a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
Pasal 3 angka 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, dan (satu) tahun;
17, apabila pelanggaran berdampak negatif b. penundaan kenaikan pangkat selama 1
pada instansi yang bersangkutan; (satu) tahun; dan
Pasal 3 angka 12, apabila pencapaian c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah
sasaran kerja pada akhir tahun hanya selama 1 (satu) tahun.
mencapai 25% s/d 50 %;
Pasal 3 angka 14 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
Pasal 3 angka 15 dan 16, apabila
pelanggaran dilakukan dengan sengaja.

Pasal 3 angka 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, dan HUKUMAN DISIPLIN TINGKAT BERAT


17, apabila pelanggaran berdampak negatif a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah
pada pemerintah dan/atau negara; selama 3 (tiga) tahun;
Pasal 3 angka 12 apabila pencapaian b. pemindahan dalam rangka penurunan
sasaran kerja pada akhir tahun hanya jabatan setingkat lebih rendah;
mencapai kurang dari 25%; dan c. pembebasan dari jabatan;
Pasal 3 angka 14 sesuai dengan ketentuan d. pemberhentian dengan hormat tidak atas
peraturan perundang-undangan. permintaan sendiri sebagai PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.
6

B. PELANGGARAN TERHADAP LARANGAN

PELANGGARAN TERHADAP JENIS HUKUMAN

Pasal 4 angka 5, 6, dan 11, apabila HUKUMAN DISIPLIN TINGKAT RINGAN


pelanggaran berdampak negatif pada unit a. teguran lisan;
kerja; b. teguran tertulis; dan
Pasal 4 angka 9, apabila pelanggaran c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
dilakukan dengan tidak sengaja; dan
Pasal 4 angka 10, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 4 angka 5, 6, dan 11, apabila HUKUMAN DISIPLIN TINGKAT SEDANG


pelanggaran berdampak negatif pada a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
instansi yang bersangkutan; (satu) tahun;
Pasal 4 angka 9, apabila pelanggaran b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)
dilakukan dengan sengaja; tahun; dan
Pasal 4 angka 10, sesuai dengan ketentuan c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah
peraturan perundang-undangan; selama 1 (satu) tahun.
Pasal 4 angka 12 huruf a, b, dan c;
Pasal 4 angka 13 huruf b;
Pasal 4 angka 14; dan

Pasal 4 angka 15 huruf a dan d.

Pasal 4 angka 1, 2, 3, dan 4; HUKUMAN DISIPLIN TINGKAT BERAT


Pasal 4 angka 5, 6, dan 11, apabila a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah
pelanggaran berdampak negatif pada selama 3 (tiga) tahun;
pemerintah dan/atau negara; b. pemindahan dalam rangka penurunan
Pasal 4 angka 7, dan 8; jabatan setingkat lebih rendah;
Pasal 4 angka 10, sesuai dengan ketentuan c. pembebasan dari jabatan;
peraturan perundang-undangan; d. pemberhentian dengan hormat tidak atas
Pasal 4 angka 12 huruf d permintaan sendiri sebagai PNS; dan
Pasal 4 angka 13 huruf a; dan e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
Pasal 4 angka 15 huruf b dan c. PNS.

C. PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN MASUK KERJA DAN


MENAATI KETENTUAN JAM KERJA

C.1. Kewajiban Masuk Kerja :

Yang dimaksud dengan kewajiban masuk kerja adalah setiap PNS wajib datang,
melaksanakan tugas, dan pulang sesuai ketentuan jam kerja yang berlaku serta tidak berada
di tempat umum bukan karena dinas.

Jumlah ketidakhadiran kerja dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan,
maksudnya pelanggaran yang dilakukan dihitung mulai bulan januari sampai dengan bulan
desember pada tahun yang bersangkutan.

C.2. Ketentuan Jam Kerja :

Ketentuan jam kerja PNS selama 1 minggu berjumlah 37.5 jam, dan operasionalisasinya
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kerja di lingkungan unit kerja masing-
masing.

Keterlambatan jam masuk kerja dan/atau pulang lebih awal dihitung secara kumulatif dan
dikonversi 7.5 jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja.
7

C.3. Jenis Hukuman Berdasarkan Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja dan
Menaati Ketentuan Jam Kerja :

BENTUK PELANGGARAN JENIS HUKUMAN

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah a. Teguran lisan


selama 5 (lima) hari kerja;

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah b. Teguran tertulis


selama 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh)
hari kerja; dan

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
selama 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima
belas) hari kerja.

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama
selama 16 (enam belas) sampai dengan 20 1 (satu) tahun
(dua puluh) hari kerja;

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah b. Penundaan kenaikan pangkat selama
selama 21 (dua puluh satu) sampai dengan 25 1 (satu) tahun
(dua puluh lima) hari kerja; dan

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 26 (dua puluh enam) sampai dengan selama 1 (satu) tahun
30 (tiga puluh) hari kerja.

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 31 (tiga puluh satu) sampai dengan 35 selama 3 (tiga) tahun
(tiga puluh lima) hari kerja;

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah b. Pemindahan dalam rangka penurunan
selama 36 (tiga puluh enam) sampai dengan jabatan setingkat lebih rendah
40 (empat puluh) hari kerja;

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah c. Pembebasan dari jabatan
selama 41 (empat puluh satu) sampai dengan
45 (empat puluh lima) hari kerja; dan

Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas
selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau permintaan sendiri ataupun Pemberhentian
lebih. tidak dengan hormat sebagai PNS.
8

IV. PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM

PEJABAT YANG
JENIS HUKUMAN TERHADAP PNS
BERWENANG MENGHUKUM

A. Yang Menduduki jabatan :

1. PEJABAT PEMBINA 1. Pasal 7 angka 2, 3, dan 4 1. Struktur Eselon I


KEPEGAWAIAN PUSAT huruf a;

2. Pasal 7 angka 2,3, dan 4;2. Struktur Eselon II dan Fungsional tertentu
jenjang Utama

3. Pasal 7 angka 2,3, dan 43. Fungsional Umum golongan ruang IV/d
huruf a, d, dan e; dan IV/e

4. Pasal 7 angka 3 dan 4; 4. Struktur Eselon II dan fungsional tertentu


jenjang Madya dan Penyelia

5. Pasal 7 angka 3 dan 5. Fungsional Umum golongan ruang IV/a s/d


4 huruf a, d, dan e; IV/c

6. Pasal 7 angka 3 huruf c dan 6. Struktural Eselon III ke bawah dan


angka 4; dan Fungsional tertentu jenjang Muda dan
Penyelia ke bawah

7. Pasal 7 angka 3 huruf c dan 7. Fungsional Umum golongan ruang III/d ke


angka 4 huruf a, d, dan e. bawah

B. Yang dipekerjakan di lingkungannya :

1. Pasal 7 angka 2; 1. Struktural Eselon I dan Fungsional Umum


golongan ruang IV/d dan IV/e

2. Pasal 7 angka 2 dan angka 2. Fungsional tertentu jenjang Utama


4 huruf b dan c; dan

3. Pasal 7 angka 4 huruf b 3. Struktural Eselon II ke bawah dan


dan c Fungsional tertentu jenjang Madya dan
Penyelia ke bawah

C. Yang diperbantukan di lingkungannya :

1. Pasal 7 angka 2, 3, dan 4 1. Struktural Eselon I dan Fungsional Umum


huruf a; golongan ruang IV/d dan IV/e

2. Pasal 7 angka 2, 3, dan 4 2. Fungsional tertentu jenjang Utama huruf


a, b, dan c;

Struktur Eselon II dan Fungsional


3. Pasal 7 angka 3, dan 4 3. tertentu
huruf a, b, dan c; jenjang Madya

4. Pasal 7 angka 3 dan 4. Fungsional Umum golongan ruang IV/a


angka 4 huruf a; s/d IV/c

5. Pasal 7 angka 3 huruf c dan 5. Struktur Eselon III ke bawah dan


angka 4 huruf a, b, dan c; Fungsional tertentu jenjang Muda dan
dan Penyelia ke bawah

6. Pasal 7 angka 3 huruf c dan 6. Fungsional umum golongan ruang III/d


angka 4 huruf a ke bawah
9

D. Yang dipekerjakan ke luar instansi


induknya yang menduduki
jabatan :

1. Pasal 7 angka 3 dan angka 1. Struktur Eselon I


4 huruf a;

2. Pasal 7 angka 3 dan 2. Struktur Eselon II ke bawah, Fungsional


angka 4 huruf a, d, dan e; tertentu jenjang Utama ke bawah,
dan Fungsional umum golongan ruang IV/e ke
bawah, dan PNS yang dipekerjakan pada
Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri.

3. Pasal 7 angka 2, angka 3 3. PNS yang dipekerjakan pada Negara lain


dan angka 4 huruf a, d, atau badan internasional, atau tugas
dan e. di luar negeri.

E. Yang diperbantukan ke luar instansi


induknya yang menduduki
jabatan :

1. Pasal 7 angka 4 huruf d 1. Struktur Eselon II ke bawah, Fungsional


dan e; tertentu jenjang Utama ke bawah, dan
Fungsional umum golongan ruang IV/e
ke bawah.

2. Pasal 7 angka 3 dan angka 2. PNS yang diperbantukan pada Perwakilan


4 huruf a, d, dan e; dan Republik Indonesia di luar negeri.

3. Pasal 7 angka 3 dan angka 3. PNS yang diperbantukan pada Negara lain
4 huruf a, d, dan e; dan atau badan internasional, atau tugas di luar
negeri.

A. Yang Menduduki jabatan :

2. PEJABAT ESELON I 1. Pasal 7 angka 2; dan 1. Struktur Eselon II dan Fungsional tertentu
jenjang Madya, dan Fungsional Umum
golongan ruang IV/a s/d IV/c

2. Pasal 7 angka 3 huruf a 2. Struktur Eselon III, Fungsional tertentu


dan b jenjang Muda dan Penyelia, dan
Fungsional Umum golongan ruang III/b
s/d III/d

B. Yang dipekerjakan / diperbantukan di


lingkungannya yang
menduduki
jabatan
:

1. Pasal 7 angka 2 1. Struktur Eselon II, Fungsional tertentu


jenjang Madya, dan Fungsional Umum
golongan ruang IV/a s/d IV/c

C. Yang diperbantukan di lingkungannya


yang menduduki jabatan :

1. Pasal 7 angka 3 huruf a 1. Struktur Eselon III, Fungsional tertentu


dan b jenjang Muda dan Penyelia, dan
Fungsional Umum golongan ruang III/b
s/d III/d
10

A. Yang Menduduki jabatan :

3. PEJABAT ESELON II 1. Pasal 7 angka 2; dan 1. Struktur Eselon III, Fungsional tertentu
jenjang Muda dan Penyelia, dan
Fungsional Umum golongan ruang III/c
dan III/d

2. Pasal 7 angka 3 huruf a 2. Struktural Eselon IV, Fungsional tertentu


dan b jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan,
dan Fungsional umum golongan ruang II/c
s/d III/b

B. Yang dipekerjakan / diperbantukan di


lingkungannya yang
menduduki
jabatan:

1. Pasal 7 angka 2 1. Struktur Eselon III, Fungsional tertentu


jenjang Muda dan Penyelia, dan
Fungsional Umum golongan ruang III/c
dan III/d

C. Yang diperbantukan di lingkungannya


yang menduduki jabatan :

1. Pasal 7 angka 3 huruf a 1. Struktural Eselon IV, Fungsional tertentu


dan b jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan,
dan Fungsional umum golongan ruang II/c
s/d III/b

4. PEJABAT ESELON II yang A. Yang Menduduki jabatan :


atasan langsungnya :
a. Pejabat Pembina 1. Pasal 7 angka 3 huruf a,b, 1. Struktural Eselon IV ke bawah, Fungsional
Kepegawaian; dan dan c tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
b. Pejabat Struktural Lanjutan, dan Fungsional umum golongan
Eselon I yang bukan ruang III/d ke bawah
Pejabat Pembina
Kepegawaian

A. Yang Menduduki jabatan :

5. PEJABAT ESELON III 1. Pasal 7 angka 2; dan 1. Struktural Eselon IV, Fungsional tertentu
jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan,
dan Fungsional umum golongan ruang II/c
s/d III/b

2. Pasal 7 angka 3 huruf a 2. Struktur Eselon V, Fungsional tertentu


dan b jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
dan Fungsional umum golongan ruang II/a
dan II/b

B. Yang dipekerjakan / diperbantukan di


lingkungannya :

1. Pasal 7 angka 2 1. Struktural Eselon IV, Fungsional tertentu


jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan,
dan Fungsional umum golongan ruang II/c
s/d III/b

C. Yang diperbantukan di lingkungannya :

2. Pasal 7 angka 3 huruf a 1. Struktur Eselon V, Fungsional tertentu


dan b jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
dan Fungsional umum golongan ruang II/a
dan II/b
11

A. Yang Menduduki jabatan :

6. PEJABAT ESELON IV 1. Pasal 7 angka 2; dan 1. Struktur Eselon V, Fungsional tertentu


jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
dan Fungsional umum golongan ruang II/a
dan II/b

2. Pasal 7 angka 3 huruf a 2. Fungsional umum golongan ruang I/a


dan b sampai dengan I/d

B. Yang dipekerjakan / diperbantukan di


lingkungannya :

1. Pasal 7 angka 2 1. Struktur Eselon V, Fungsional tertentu


jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
dan Fungsional umum golongan ruang II/a
dan II/b

C. Yang diperbantukan di lingkungannya :

1. Pasal 7 angka 3 huruf a 1. Fungsional umum golongan ruang I/a


dan b sampai dengan I/d

Yang Menduduki
A. jabatan :

7. PEJABAT ESELON V 1. Pasal 7 angka 2 1. Fungsional umum golongan ruang I/a


sampai dengan I/d

B. Yang dipekerjakan / diperbantukan di


lingkungannya :

1. Pasal 7 angka 2 1. Fungsional umum golongan ruang I/a


sampai dengan I/d

V. PROSES HUKUMAN DISIPLIN

PEMANGGILAN

Panggilan dibuat secara tertulis


Pemanggilan dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
Apabila PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin tidak memenuhi panggilan pertama
untuk diperiksa tanpa alasan yang jelas maka dibuat panggilan kedua dalam bentuk tertulis
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal yang seharusnya yang bersangkutan diperiksa
pada pemanggilan pertama.
Apabila PNS tersebut tidak juga memenuhi panggilan kedua, maka pejabat yang berwenang
menghukum dapat menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan bahan-bahan /keterangan yang
tersedia tanpa dilakukan pemeriksaan.
12

PEMERIKSAAN

A. Persiapan
Pejabat yang berwenang menghukum memeriksa dan mempelajari kelengkapan laporan
ataupun bahan-bahan yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan.
Pembentukan tim pemeriksa : dilakukan apabila diduga melakukan pelanggaran
disiplin yang yang ancaman hukumannya tergolong jenis hukuman disiplin tingkat
sedang dan aatu berat.

B. Pelaksanaan Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara lisan dan atau
tertulis. Pemeriksaan dilakukan secara tertutup.
Hasil pemeriksaan dituangkan dalam BAP

C. Penyusunan Berita Acara


BAP ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang diperiksa
Apabila PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani maka BAP tersebut tetap
dapat
dijadikan sebagai dasar untuk menjatuhkan hukuman disiplin
Untuk memperkuat berita acara pemeriksaan dan sebagai bahan bukti
dokumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan, diperbolehkan menggunakan
media perekam selama
berlangsungnya pemeriksaan.
Apabila dipandang perlu, pejabat yang berwenang menghukum dapat meminta
keterangan mengenai pelanggaran disiplin itu dari pihak lain. Hal tersebut bertujuan
untuk melengkapi
keterangan dan menjamin objektivitas.
PNS yang diperiksa berhak mendapat foto kopi berita acara pemeriksaan.

PENJATUHAN HUKUMAN

A. Pertimbangan
Mempelajari dengan teliti hasil-hasil pemeriksaan, serta wajib memperhatikan dengan
seksama
faktor-faktor yang mendorong atau yang menyebabkan PNS melakukan pelanggaran
disiplin. Hukuman disiplin yang akan dijatuhkan harus disesuaikan dengan
pelanggaran yang dilakukan
sehingga dapat diterima oleh rasa keadilan.
PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan beberapa pelanggaran
disiplin, hanya dapat dijatuhi satu jenis hukuman disiplin yang terberat setelah
mempertimbangkan
pelanggaran yang dilakukan.
PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian melakukan pelanggaran disiplin
yang sifatnya sama, dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin
terakhir yang pernah dijatuhkan.

B. Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin


Penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dalam keputusan oleh pejabat yang berwenang
menghukum sesuai dengan kewenangannya.
Dalam Keputusan hukuman disiplin harus menyebutkan jenis pelanggaran
disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
13

PENYAMPAIAN HUKUMAN DISIPLIN

Tata Cara Penyampaian Hukuman Disiplin


Hukuman disiplin disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan tembusannya
disampaikan kepada pejabat instansi terkait.
Keputusan tersebut disampaikan secara tertutup oleh pejabat yang berwenang
menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk dengan ketentuan pangkat atau jabatannya
tidak lebih rendah dari PNS yang dijatuhi hukuman disiplin.
Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja sejak keputusan ditetapkan.
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin yang tidak hadir pada waktu penyampaian keputusan
hukuman disiplin, dianggap telah menerima keputusan hukuman disiplin tersebut dan
keputusan akan dikirim kepada yang bersangkutan.

VI. UPAYA ADMINISTRATIF

Upaya administrasi terdiri dari keberatan dan banding administratif

Hukuman Disiplin Yang Dapat Diajukan Keberatan Adiministratif :

Keputusan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat struktural eselon I selain Pejabat
Pembina Kepegawaian dan pejabat yang setara ke bawah, berupa penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 (satu) tahun dan penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun.

Hukuman Disiplin Yang Dapat Diajukan Banding Administratif :

Keputusan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian,


berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan atau pemberhentian
tidak
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
PROSEDUR PENGAJUAN KEBERATAN
14

VI. A. PROSEDUR PENGAJUAN KEBERATAN

ATASAN PEJABAT YANG BERWENANG


MENGHUKUM

Diajukan kepada atasan pejabat


yang berwenang menghukum.
KEBERATAN wajib mengambil keputusan atas
keberatan yang diajukan oleh PNS yang
Terhadap Keputusan bersangkutan dalam jangka waktu 21
hukuman disiplin berupa hari kerja terhitung mulai tanggal yang
penundaan kenaikan gaji bersangkutan menerima surat
berkala selama 1 (satu) keberatan.
tahun dan penundaan Apabila dalam waktu lebih dari 21 hari
kenaikan pangkat selama kerja tidak mengambil keputusan atas
1 (satu) tahun yang keberatan, maka keputusan pejabat
dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum batal
struktural eselon I selain demi hukum
Pejabat Pembina
Kepegawaian dan pejabat
yang setara ke bawah :

diajukan dalam jangka


waktu 14 (empat belas) hari PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
terhitung mulai tanggal
menerima keputusan ditembuskan kepada pejabat yang
berwenang menghukum.
hukuman disiplin. diajukan
secara tertulis dengan wajib menyampaikannya kepada atasan
memuat alasan keberatan. pejabat yang berwenang menghukum
secara hirarkhi dalam jangka waktu 6
hari kerja
terhitung mulai tanggal ia menerima
surat tembusan, disertai dengan :
surat tanggapan secara tertulis atas
keberatan tersebu;
Berita Acara Pemeriksaan; dan

Surat Keputusan Hukuman Disiplin


keberatan.

Apabila dalam jangka waktu 6 hari tidak


memberikan tanggapan atas keberatan
maka atasan pejabat yang berwenang
menghukum mengambil keputusan
berdasarkan data yang ada.
15

VI.B. PROSEDUR PENGAJUAN BANDING

BANDING PEJABAT YANG


BERWENANG
Terhadap keputusan
MENGHUKUM
hukuman disiplin
berupa pemberhentian
Wajib menerima surat
dengan hormat tidak atas
banding administratif atas
permintaan sendiri dan
penjatuhan hukuman disiplin,
atau pemberhentian tidak
dan menyampaikannya
dengan hormat sebagai
kepada Badan Pertimbangan
PNS yang dijatuhkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian secara hirarki
Kepegawaian : dalam jangka waktu 3 hari
kerja terhitung mulai tanggal
dibuat secara tertulis, ia menerima surat banding
didalamnya memuat tersebut, disertai dengan :
alasan-alasan dari
keberatannya secara Surat tanggapan
lengkap. secara tertulis atas
sudah diajukan dalam keberatan tersebut;
jangka waktu 14 hari Berita Acara Pemeriksaan;
terhitung mulai tanggal Surat Keputusan
menerima keputusan Hukuman Disiplin.

VII. BERLAKUNYA HUKUMAN DISIPLIN

JENIS HUKUMAN DISIPLIN MASA BERLAKU


A. Hukuman Disiplin yang dijatuhkan oleh :
1) Presiden
2) Pejabat Pembina Kepegawaian, berupa :
Tegoran Lisan
Tegoran Tertulis
Pernyataan tidak puas secara tertulis
Penundaan Kenaikan Gaji Berkala selama
1 (satu) tahun
Penurunan Gaji
Penundaan Kenaikan Pangkat selama
1 (satu) tahun
Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 (satu) tahun

Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah


selama 3 (tiga) tahun

Pemindahan dalam rangka penurunan


jabatan setingkat lebih rendah
Pembebasan dari jabatan
3) Pejabat yang berwenang menghukum,
berupa : tegoran lisan, tegoran tertulis dan
pernyataan tidak puas secara tertulis.
16

B. Hukuman Disiplin yang dijatuhkan oleh


pejabat selain sebagaimana yang
dimaksud pada
poin A di atas, apabila :
berlaku pada hari ke 15 (lima belas)
1. tidak diajukan keberatan. 1. setelah
keputusan tersebut diterima.

2. diajukan keberatan 2. berlaku pada tanggal ditetapkannya


keputusan atas keberatan tersebut.

C. Hukuman Disiplin yang dijatuhkan oleh


Pejabat
Pembina Kepegawaian/Gubernur berupa :
Pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS dan
Pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS,
apabila :
berlaku pada hari ke 15 (lima belas)
1. tidak diajukan banding administratif 1. setelah
keputusan tersebut diterima.

2. diajukan banding administratif 2. berlaku pada tanggal ditetapkannya


keputusan banding administratif tersebut.

VIII. PENDOKUMENTASIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN

a. Keputusan hukuman disiplin didokumentasikan oleh pejabat


pengelola kepegawaian di instansi yang bersangkutan.
b. Dokumen keputusan hukuman disiplin tersebut di atas digunakan
sebagai salah satu bahan penilaian dalam pembinaan PNS yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai