Anda di halaman 1dari 40

I.

PENGERTIAN
UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang
APARATUR SIPIL NEGARA

1.Aparatur Sipil Negara


ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah

2.Pegawai Aparatur sipil Negara


Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawaai pemerintah
dgn perjanjian kerja yg diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaiandan diserahi tugas dlm suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara dan digaji berdasarkan peraturanperundang-
undangan.

1
UU No. 5
Th2014

•setiap warga negara Republik Indonesia


•yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
•diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
•diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau
•diserahi tugas negara lainnya dan
•digaji berdasarkan peraturan perundangan undangan yangberlaku”

PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA TERDIRI DARI

• Pegawai Negeri Sipil


• Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja

3. Pejabat yang Berwenang


berwenang mengangkat, memindahkan dan memberhentikan pega wai
negeri berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

2
4. Pejabat Pembina Kepegawaian
pimpinan departemen/lembaga pemerintah non departemen/ ke
sekretariatan lembaga tingginegara /daerah propinsi/ kabupaten/
kota yang diberi delegasi sebagian wewenang Presiden untuk
mengangkat, memindahkan dan memberhentikan pegawai negeri
sipil dilingkungannya

Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat


dan
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.

5.Pejabat yang Berwajib


pejabat yang karena jabatan atau tugasnya berwenang melakukan
tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
Contoh : POLRI dan JAKSA.

3
6.Pejabat Negara

pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara sebagai mana dimaksud


dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 yang terdiri atas :
• Presiden dan Wakil Presiden ;
• Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota MPR ;
• Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPR ;
• Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pd Mahkamah
Agung serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan
Peradilan ;
• Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPA;
• Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BPK ;
• Menteri dan Jabatan setingkat menteri ;
• Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai Duta
Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh ;
• Gubernur dan Wakil Gubernur ;
• Bupati dan Wakil Bupati ;
• Walikota dan Wakil Walikota ;
• Pejabat Negara Lainnya yang ditentukan oleh Undang undang.
4
7. Jabatan Negeri
jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang undangan.
8. Jabatan Karier
adalah jabatan struktural dan jabatan fungsional yang hanya dapat diduduki
oleh pegawai negeri sipil.
9. Jabatan Organik
Jabatan Organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok
pada suatu satuan organisasi pemerintah
10. Manajemen Aparatur Sipil Negara
keseluruhan upaya upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas,
dan
derajat prosfesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewa
jiban kepegawaian yang meliputi :
• perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan,
promosi, penggajian,
11. Pegawai Negeri Sipilkesejahteraan dan pemberhentian .
Pusat (PNS Pusat)
Yang dimaksud dengan PNS Pusat adalah PNS yang gajinya
dibebankan pada APBN

5
12. PNS Daerah
PNS yang gajinya dibebankan pada APBD dan bekerja pada
Peme rintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota
13. PNS Diperbantukan di Luar Instansi Induk
PNS yang bekerja di Instansi lain karena diperbantukan dan
gajinya dibebankan pada Instansi yang menerima perbantuan,
sedangkan pembinaan kepegawaiannya dilakukan oleh Instansi PNS
berasal
14. PNS Dipekerjakan di Luar Instansi Induk
PNS yang bekerja di Instansi lain karena dipekerjakan dan
penggajiannya serta pembinaan kepegawaiannya dilakukan oleh
Instansi PNS berasal

6
II. KEDUDUKAN, KEWAJIBAN, DAN HAK PEGAWAI
NEGERI SIPIL

1. KEDUDUKAN PEGAWAI NEGERI (PN) SIPIL


sebagai unsur aparatur negara yang bertugas memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan
merata dalam penyelenggaran tugas negara dan pembangunan.

Pegawai negeri harus bebas


dari pengaruh semua golo Pegawai Negeri dilarang
ngan dan partai politik serta menjadi anggota dan atau
tidak diskriminatif dalam mem pengurus partai politik.
berikan pelayanan kepada
masyarakat.

apabila ada PNS yang menjadi anggota


dan atau pengurus parpol akan
diberhentikan sebagai PNS.

7
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan,
tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan
disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja.

Kewajiban yang harus ditaati PNS ( pasal 3, PP


53/2010) adalah ( ada 17 butir ):

1. mengucapkan sumpah/janji PNS;


2. mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4. menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;

8
5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
10.melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

9
Larangan yang tidak boleh dilanggar ( pasal 4 ) adalah ada 15 butir al :

1. menyalahgunakan wewenang;
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen
atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk
diangkat dalam jabatan;
8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
10
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10.melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11.menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12.memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
atau atribut PNS;
c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
dan/atau
d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara;
13.memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; dan/atau
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;

11
14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah
atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau
Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan; dan
15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah;
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat

Setiap pelanggaran terhadap ketentuan yang dimaksud dalam pasal 3 dan


4 PP No.53/2010 akan DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN.
12
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN
Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

(1) Jenis hukuman disiplin ringan :


a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
(2) Jenis hukuman disiplin sedang :
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu)
tahun.
(3) Jenis hukuman disiplin berat :
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
13
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

Calon Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin


tingkat sedang atau berat, dinyatakan tidak memenuhi syarat
untuk diangkat menjadi PNS dan diberhentikan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri atau diberhentikan tidak
dengan hormat sebagai CPNS

14
SEBELUM MENJATUHKAN HD PEJABAT YANG BERWENANG
MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERLEBIH DAHULU YAITU :

 SECARA LISAN
Apabila menurut pertimbangan pejabat yang berwenang akan
dijatuhi Hukuman Ringan

 SECARA TERTULIS
Apabila menurut pertimbangan pejabat yang berwenang akan
dijatuhi Hukuman Disiplin Sedang dan Berat

TERBUKTI
PEMERIKSAAN BAP
(RUANG TERTUTUP)

HD
(RUANG TERTUTUP)

15
7) Wajib Mematuhi PP no.10 Tahun 1983 jo PP No 45 Tahun 1990
1). Laporan Perkawinan
PNS yang telah melangsungkan perkawinan,wajib mengirimkan
laporan perkawinan secara tertulis kepada pejabat secara hirarki
selambat lambatnya 1(satu) tahun tmt perkawinan dilangsungkan ter
masuk bagi PNS yang telah menjadi Janda/ Duda yang akan melang
sungkan perkawinan lagi atau PNS pria yang akan melangsungkan
perkawinan lebih dari seorang

2). Ijin beristeri lebih dari seorang PNS Pria yg akan beristeri lebih dari
seorang, wajib memperoleh izin secara tertulis terlebih dahulu dari
Pejabat . Ijin diberkan oleh pejabat apabila telah memenuhi salah
satu syarat alternatif dan semua syarat kumulatif.

a.Syarat Alternatif
(1) Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri dalam arti
isteri menderita penyakit jasmani atau rohani yang sukar disem buhkan
(2) Isteri mendapat cacat badan atau penyakit lain yang tidak dapat disem
buhkan
(3) Isteri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang-
kurangnya 10 tahun 16
b. Syarat Kumulatif
1) Ada persetujuan tertulis yang dibuat secara ikhlas dari isteri PNS
2) PNS Pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup
3) Ada jaminan tertulis dari PNS Pria yang bersangkutan bahwa ia
akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya.
3). Ijin Perceraian
wajib memperoleh ijin tertulis dari Pejabat, perceraian dapat dilakukan
apabila ada alasan-alasan yang syah yaitu salah satu atau lebih alasan :
a.Salah satu Pihak Berbuat Zina;
b.Salah satu pihak menjadi Pemabuk, Pemadat / Penjudi ;
c.Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa ijin dan tanpa alasan yang syah;
d.Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau yang
lebih berat secara terus menerus setelah perkawinan berlangsung;
e.Salah satu pihak melakukan kekajaman atau penganiayaan berat;
f. Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan / pertengkaran
dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

17
4). Pembagian gaji setelah perceraian
Gaji adalah penghasilan PNS yang terdiri atas :
a. Gaji pokok ;
b. Tunjangan keluarga ;
c. Tunjangan jabatan(apabila menduduki jabatan) ;
d. Tunjangan lainnya yang ber laku bagi PNS.
Apabila perceraian tersebut atas kehendak PNS PRIA, maka ia wajib
menyerahkan sebagian gajinya untuk anak anaknya dan bekas isterinya
dengan perhitungan sebagai berikut:
a).1/3 gaji untuk PNS ybs ;
b).1/3 gaji untuk mantan isterinya ;
c).1/3 gaji untuk anak anaknya.
Apabila perkawinan tidak melahirkan anak maka gaji dibagi 2 dengan
bekas isterinya

Apabila perceraian tersebut atas kehendak ISTERI, maka pembagian


gaji ditetapkan :
a).2/3 gaji untuk PNS pria ybs ;
b).1/3 gaji untuk anak anak
c). mantan isteri tidak mendapat apa-apa
18
Apabila mantan isteri kawin lagi dan atau anak anak telah dewasa (telah
berusia 21 tahun/25 tahun atau telah mempunyai penghasilan sendiri
atau telah kawin) maka hak gajinya diberikan kepada PNS ybs.

5). PNS Wanita dilarang menjadi isteri kedua/ketiga/keempat dari pria


bukan PNS atau PNS

6). PNS dilarang hidup bersama diluar ikatan perkawinan.

7). Sanksi
Dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat sebagai
PNS tidak atas permintaan sendiri apabila :
• melakukan perceraian tanpa memperoleh ijin terlebih dahulu dari
pejabat
• beristeri lebih dari seorang tanpa memperoleh ijin terlebih dahulu dari
pejabat
• menjadi isteri kedua/ketiga/keempat
• melakukan hidup bersama tanpa ikatan perkawinan

Ketentuan ijin perkawinan dan perceraian ini juga berlaku bagi CPNS.
19
HAK HAK PNS
Dalam Undang undang No.8 Thun 1974 jo Undang undang No.43 Tahun
1999 hak hak PNS telah diatur dalam pasal 7,8,9,10, adapun hak hak PNS
tersebut adalah :
a. Hak atas Gaji (pasal 7)
Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak
sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya. Gaji Pegawai
Negeri yang dibayarkan berdasarkan pangkat dan masa kerja
golongannya.

Sistem Penggajian
Sistem skala tunggal
sistem penggajian yang memberikan gaji yang sama kepada pegawai
yang berpangkat sama dengan tidak memperhatikan sifat pekerjaan yang
dilakukan dan berat tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan
pekerjaan itu.
Sistem skala ganda
sistem pengajian yang menentukan besarnya gaji bukan saja didasarkan
kepada pangkat tetapi juga didasarkan kepada sifat pekerjaan yang
dilakukan, prestasi kerja yang dicapai dan berat ringannya tanggung jawab
dalam melaksanakan pekerjaan itu. 20
Di Indonesia dikenal adanya sistem gabungan yaitu
perpaduan antara sistem skala tunggal dan sistem skala ganda,

gaji pokok PNS yang berpangkat sama ditetapkan sama, disamping itu
diberikan tunjangan bagi PNS yang berdasarkan penilaian pelaksanan
beban tugas yang lebih besar dan memikul tanggung jawab yang lebih
berat.
Kebijaksanaan penggajian yang berlaku sekarang ini adalah mengarah
kepada sistem skala gabungan. Dengan PP 25/2010 telah ditetapkan
gaji pokok PNS dengan sistem skala tunggal.

Namun kepada PNS tertentu diberikan tunjangan yang diatur dengan


peraturan perundang undangan yang berlaku.

21
b. Hak atas Cuti (pasal 8)
Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rohani, maka kepada
PNS setelah bekerja selama jangka waktu tertentu perlu diberikan cuti.
Jenis Cuti
1) Cuti Tahunan (CT)
Lamanya CT adalah 12 hari kerja dan tidak dapat dipecah (-) dari 3 hari
CPNS/PNS yang telah bekerja secara terus menerus selama 1 tahun ber
hak atas CT

2) Cuti Besar (CB)


bekerja (-) 6 tahun secara terus menerus berhak atas CB selama 3 bulan
termasuk CT dalam tahun berjalan dan jika telah mengmbil CT, maka
lamanya cuti besar dikurangi lamanya CT.
PNS yang mengambil cuti kurang dari 3 bulan maka sisa CB yang
menjadi haknya akan hapus.
PNS yang menjalankan CB berhak atas gaji secara penuh kecuali
tunjangan jabatan.

22
sakit 1 atau 2 hari harus memberi tahu
kepada atasannya baik secara tertulis
maupun lisan/telepon

sakit lebih dari 2 hari s/d 14 hari harus


3). Cuti Sakit mengajukan permintan cuti sakit, dengan
melampirkan surat keterangan dokter

sakit lebih dari 14 hari harus mengajukan


permintan cuti sakit, dengan melampirkan
surat keterangan dokter pemerintah atau
dokter swasta yang ditunjuk Menteri
Kesehatan

23
 Cuti sakit
1. untuk paling lama satu tahun dan
2. apabila belum sembuh atas dasar keterangan dokter
3. dapat diperpanjang selama 6 bulan dan apabila belum sembuh juga
4. maka harus diuji kembali oleh Tim Penguji Kesehatan, apabila dari
hasil pengujian ternyata:
(1).Belum sembuh tetapi ada harapan untuk bekerja kembali,
maka PNS tersebut diberhentikan dengan hormat dari jabatannya
de ngan diberikan uang tunggu sesuai dengan ketentuan yang
berla ku
(2).Belum sembuh tetapi tidak ada harapan untuk bekerja
kembali,
maka PNS tersebut diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
dengan diberikan hak hak kepegawaian sesuai dengan keten
tuan yang berlakuPNS wanita yang mengalami
keguguran berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1½ bulan.
PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan kerena menjalankan tugas
berhak atas cuti sampai sembuh dari penyakitnya.
Bagi PNS yang menjalani Cuti Sakit berhak atas gaji beserta tunjangan
24
jabatan selama belum ada pemberhentian dari jabatannya.
4) CUTI BERSALIN

 Untuk persalinan pertama dan kedua dan ketiga PNS wanita


berhak atas cuti bersalin (persalinan pertama dihitung sejak
ybs menjadi CPNS) dan hak cuti tahunan tidak hapus.

 Lamanya cuti bersalin adalah 1 bulan sebelum dan 2 bulan


setelah persalinan

 PNS yang menjalani Cuti Bersalin berhak atas gaji beserta


tunjangan jabatan (bagi yang menduduki jabatan).

 Untuk persalinan keempat dan seterusnya dapat


menggunakan Cuti Besar atau dapat menggunakan Cuti Diluar
Tanggungan Negara(CLTN) dan lamanya adalah 3 bulan.

25
5). Cuti Karena Alasan Penting (CAP)

Ibu/Bapak, suami/isteri, anak,adik, kakak,


mertua/menantu, sakit keras/ meninggal
dunia (MD) ;

Salah seorang anggota keluarga


CAP untuk sebagai mana tersebut diatas yang
paling lama MD dan menurut ketentuan hukum
2 bulan yang berlaku PNS ybs harus mengurus
hak hak dari anggata keluarga yang MD

Melangsungkan
perkawinan pertama

26
6).Cuti diluar tanggungan Negara (CLTN)

Telah bekerja sekurang kurangnya 5 tahun ,


karena alasan pribadi yang mendesak
dapat diberikan CLTN untuk paling lama 3 tahun
dan dapat diperpanjang selama 1(satu) tahun

CLTN/ SK P P K setelah mendapat


perpanjangan CLTN persetujuan dari Kepala BKN.

Tidak berhak menerima penghasilan dari negara


masa CLTN tidak dapat diperhitungkan sebagai
masa kerja untuk kenaikan pangkat/KGB / pensiun

Selesai CLTN wajib melapor secara tertulis kepada pimpinan instansi


Pengaktifan kembali setelah CLTN dilakukan dengan S K Pejabat Ybw
setelah mendapat persetujuan dari Kepala BKN
PNS yang selesai menjalankan CLTN tetapi tidak melapor diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS

27
c.Hak Memperoleh Perawatan
berhak memperoleh
kecelakaan karena dinas atau pengobatan,perawatan dan
menderita sakit karena dinas atau rehabilitasi atas biaya
negara.

KECELAKAAN karena DINAS :

dalam dan karena menjalankan tugas kewajiban

dalam keadaan lain yang ada hub dengan dinas shg


kecelakaan itu disamakan dengan yang terjadi karena
menjalankan tugas kewajibannya

karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab


atau sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu

28
sakit yang diderita sebagai akibat
SAKIT KARENA DINAS langsung dari pelaksanaan tugas

kelainan jasmani atau rohani karena


kecelakaan yang sedemikian rupa shg
CACAD
menimbulkan gangguan utk melakukan
pekerjaan

cacad yang disebabkan oleh


CACAD karena DINAS kecelakaan karena dinas atau
sakit karena dinas

29
kecelakaan karena memperoleh pengobat
dinas/ menderta sakit an, perawatan, dan atau
karena dinas rehabilitasi

harus dibuktikan dengan surat pernyataan dari pim


pinan instansi/surat keterangan atau berita acara
dari pejabat yang berwajib

serendah rendahnya pejabat eselon IV , Ka.Unit kerja yang berdiri


sendiri yang memuat bahwa kecelakaan itu terjadi dalam dan karena
dinas

surat keterangan tentang sakit karena dinas dibuat oleh dokter


pemerintah setempat atas permintaan pimpinan instansi apabila tidak
ada dapat dibuat dokter swasta

berita acara tentang kecelakaan dibuat oleh


polisi/ pamong praja setempat
30
REHABILITASI

hanya menyangkut
rehabilitasi medis

berupa pemberian
pengobatan, perawatan

Pengobatan, perawatan dan/rehabilitasi dilakukan


pada RS terdekat atau PUSKESMAS, apabila tidak
memiliki peralatan yang cukup ke RS
pemerintah/swasta terdekat yang ditunjuk MENTERI
KESEHATAN

31
d.Hak Tunjangan Cacad (PP No.12/1981)
PNS yang oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam semua jabatan negeri yang disebabkan cacad
karena dinas berhak menerima tunjangan cacad selain pensiun
yang berhak diterimanya.
.
Besarnya tunjangan cacad tiap bulannya adalah:

1) a. 70% dari gaji pokok apabila kehilangan fungsi :


1) penglihatan kedua mata atau,
2) pendengaran pada kedua telinga atau,
3) kedua kaki dari pangkal paha atau dari lutut kebawah,penglihatan
kedua mata atau,
2) b. 50% dari gaji pokok apabila kehilangan fungsi :
• lengan dari bahu kebawah atau,
• kedua kaki dari mata kaki kebawah
3) c. 40% dari gaji pokok apabila kehilangan fungsi :
• lengan dari atau atas siku kebawah atau,
• sebelah kaki dari pangkal paha
32
4) d. 30% dari gaji pokok apabila kehilangan fungsi :
• penglihatan sebelah mata
• pendengaran sebelah telinga
• tangan dari atau atas pergelangan atau,
• sebelah kaki dari mata kaki kebawah

5) 30% sampai 70% dari gaji pokok menurut tingkat keadaan atas
pertimbangan TPK dapat dipersamakan dengan huruf a s/d d, untuk
kehilangan fungsi atas sebagian atau seluruh badan atau ingatan yang
tidak termasuk hurf a s/d d

6) Dalam hal terjadi beberapa cacad maka besarnya tunjangan cacad


ditetapkan dengan menjumlahkan prosentase dari tiap cacad paling
tinggi 100% dari gaji pokok

33
e. Hak atas Uang Duka dan Biaya Pemakaman (PP No.12/1981)
1. Uang Duka Tewas
1) kepada isteri/ suami PNS yang TEWAS diberikan uang duka tewas sebe
sar 6 kali penghasilan sebulan serendah rendahnya Rp.500.000 apabila
meninggalkan lebih dari seorang isteri yang sah, diberikan kepada isteri
pertama(isteri yang paling lama dikawininya tanpa terputus oleh
perceraian)
2) apabila tidak meninggalkan isteri/suami, uang duka tewas diberikan
kepada anaknya
3) apabila tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak, uang duka tewas
diberikan kepada orang tuanya
4) apabila tidak meninggalkan isteri/ suami,anak ataupun orang tua maka
uang duka tewas diberikan kepada ahli waris lainnya
PNS YANG DINYATAKAN TEWAS

 MD dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya;


 MD dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinasnya ;
 MD yang langsung diakibatkan oleh LUKA / CACAT JASMANI / ROHANI
yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya ;
 MD karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun
sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu; 34
2. Biaya pemakaman PNS yang tewas ditanggung oleh negara
Biaya pemakaman yang ditanggung negara adalah
 peti jenazah dan perlengkapannya;
 tanah pemakaman dan biaya ditempat pemakaman ;
 angkutan jenazah dari tempat meninggal kekediaman dan
atau
 tempat pemakaman serta biaya persiapan pemakaman angkutan
dan penginapan bagi isteri/suami yang sah dan anak yang
sah.
apabila tidak mempunyai isteri/suami/anak yang sah, maka yang ditang
gung adalah biaya angkutan dan penginapan sebanyak banyaknya 3
orang dan penginapan diberikan untuk paling lama 10 hari

35
3. Uang Duka Wafat

1) isteri/ suami PNS yang WAFAT diberikan uang duka wafat sebesar 3
kali penghasilan sebulan serendah rendahnya Rp.100.000,- apabila
meninggalkan lebih dari seorang isteri yang sah, diberikan kepada isteri
pertama (isteri yang paling lama dikawininya tanpa terputus oleh
perceraian
2) apabila tidak meninggalkan isteri/suami,uang duka wafat diberikan
kepada anaknya.
3) apabila tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak, uang duka wafat
diberikan kepada orang tuanya
4) apabila tidak meninggalkan isteri/suami,anak ataupun orang tua maka
uang duka wafat diberikan kepada ahli waris lainnya

f. Hak atas Pensiun ( Psl10 UU No.8 / 1974 jo UU No.43 / 1999 )


dinyatakan bahwa setiap pegawai negeri yang telah memenuhi syarat
syarat yang ditentukan berhak atas pensiun.
Dalam UU No.11 Tahun 1969, sifat Pensiun adalah jaminan hari tua
dan
sebagai balas jasa terhadap PNS yang telah bertahun tahun mengabdikan
dirinya kepada negara
36
g. Tunjangan Tambahan Penghasilan (PP No.49 Tahun 1980)
Kepada Janda/Duda pensiunan PNS diberikan tunjangan tambahan
penghasilan sebesar selisih antara pensiun Janda/Duda yang akan
diterimanya dengan peghasilan terakhir almarhum/almarhumah PNS/
Pensiunan PNS, selama 4 (empat) bulan mulai bulan berikutnya
PNS/Pensiunan PNS meninggal dunia.
Dengan demikian penghasilan berupa pensiun Janda/Duda baru
diberikan mulai bulan kelima

37
ASURANSI SOSIAL DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

POTONGAN GAJI
Untuk membiayai usaha usaha dalam bidang kesejahteraan, maka setiap
pegawai negeri dan pejabat negara dipungut iurab 10% dari peng
hasilannya setiap bulan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
dengan perincian sebagai berikut:
1) 4¾% untuk iuran dana pensiun ;
2) 2% untuk iuran pemeliharaan kesehatan ;
3) 3¼% untuk iuran tabungan hari tua
( Keppres Nomor 56 Tahun 1974 )

ASURANSI SOSIAL PNS (PP No.25 tahun 1981)


1) Pengertian
Dalam peraturan pemerintah tersebut dinyatakan beberapa pengertian seba
gai berikut:
a) asuransi sosial adalah Asuransi Sosial PNS termasuk dana pensiun
dan tabungan hari tua
b) tabungan hari tua adalah suatu program asuransi, terdiri dari asuransi
dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan
asuransi kematian 38
38
2).Peserta
Semua PNS adalah peserta dari Asuransi Sosial. Peserta Asuransi Sosial
dimulai sejak diangkat sebagai CPNS/PNS, dan berakhir pada saat peserta
meninggal dunia. Peserta wajib membayar iuran setiap bulan sebesar 8%
dari penghasilan sebulan.

3) Hak peserta
Hak peserta terdiri atas pensiun dan tabungan hari tua.
Yang berhak mendapat pensiun adalah peserta ; atau janda/duda dari
peserta ; dan janda/duda dari penerima pensiun ; atau oerang tua dari
peserta yang tewas yang tidak meninggalkan janda/duda/anak yatim piatu
yang berhak menerima pensiun.
Yang berhak menerima tabungan hari tua adalah peserta, dalam hal yang
bersangkutan berhenti dengan hak pensiun, atau berhenti sebelum saat
pensiun, isteri/suami, anak atau ahli waris peserta yang sah dalam hal
peserta meninggal dunia.
Kepada peserta yang berhenti tanpa hak pensiun, baik yang berhenti dengan
hormat maupun tidak dengan hormat, dibayarkan kembali nilai tunai iuran
asuransi soasialnya.

39
40

Anda mungkin juga menyukai