Angkatan/Kelompok : LII/4.38
NIP : 200104052022031001
Pasal 1
(1) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
(2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh Menteri.
Pasal 2
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:
● perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan
perundang-undangan, administrasi hukum umum, pemasyarakatan,
keimigrasian, kekayaan intelektual, dan hak asasi manusia;
● koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
● pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
● pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia;
● pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah;
● pelaksanaan pembinaan hukum nasional;
● pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia;
● pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi manusia;
● pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional;
● pelaksanaan tugas pokok sampai ke daerah;
● pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
1. Divisi Administrasi
2. Divisi Pemasyarakatan
4. Divisi Keimigrasian
Angkatan/Kelompok : LII/4.38
NIP : 200104052022031001
Kewajiban PNS:
Adapun kewajiban pegawai negeri sipil sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS.
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan.
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Pemerintah.
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian,
kesadaran dan tanggung jawab.
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan PNS.
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan/ atau
golongan.
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan.
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara.
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah, terutama di bidang keamanan,
keuangan dan materiil.
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja.
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
13. Menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya.
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
15. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas.
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier.
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Angkatan/Kelompok : LII/4.38
NIP : 200104052022031001
Adapun kewajiban bagi PNS tersebut disebutkan dalam Pasal 3 sebanyak delapan kewajiban dan
sembilan kewajiban yang terdapat pada Pasal 4. Sedangkan, terdapat 14 larangan yang harus dihindari
oleh PNS sebagaimana tercantum dalam Pasal 5.«Bagi PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 5 dijatuhi hukuman disiplin,» bunyi Pasal 7 dalam
kebijakan ini. Gagalnya PNS dalam menjalani kewajiban serta melanggar larangan yang telah diatur
tersebut akan menyebabkan yang bersangkutan menerima hukuman disiplin.
Bagi hukuman disiplin ringan, jenis hukumannya terdiri atas teguran lisan, teguran tertulis, serta
pernyataan tidak puas secara tertulis. Untuk tingkat hukuman disiplin sedang, hukuman yang diberikan
adalah pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen yang terbagi menjadi tiga kurun waktu, yakni
selama 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan. Pelanggaran atas kewajiban yang tercantum dalam Pasal 4 huruf
f ini dapat dikenakan tiga tingkatan hukuman disiplin. PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan selama
tiga hingga sepuluh hari termasuk pelanggaran tingkat ringan.
Hukuman disiplin sedang akan diberikan bagi PNS yang memberikan dukungan dengan mengikuti
kampanye dan dengan menggunakan atribut partai atau PNS. Sedangkan hukuman disiplin diberikan
bagi PNS yang memberikan dukungan sesuai yang disebutkan pada Pasal 5 huruf n angka 3-7. Selain
itu, salah satu yang juga diatur dalam kebijakan ini adalah terkait dengan pemberian layanan kepada
masyarakat dimana PNS dilarang untuk melakukan pungutan di luar ketentuan, sebagaimana tercantum
dalam Pasal 5 huruf g. Bagi PNS yang melakukan pungutan diluar ketentuan yang berlaku, akan
mendapatkan hukuman disiplin sedang jika berdampak negatif pada unit kerja dan/atau instansi yang
bersangkutan, serta hukuman disiplin berat juga berdampak negatif negara dan/atau pemerintah.
Hukuman disiplin berat, terbagi tiga. Pertama, penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12
bulan. Kedua, pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan. Ketiga,
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
PP yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo ini juga memuat ketentuan mengenai pejabat yang
berwenang memberikan hukuman disiplin kepada PNS yang melanggar kewajiban dan larangan.
Bukan hanya bagi PNS, ketentuan yang dimuat dalam PP ini juga berlaku secara mutatis mutandis bagi
CPNS. Selain itu, juga untuk mewujudkan PNS yang berintegritas moral, profesional, dan akuntabel
serta mendorong PNS lebih produktif, maka diperlukan peraturan disiplin PNS sebagai pedoman.