Anda di halaman 1dari 9

Narasumber : Drs. Lalu Wasil, S.H., M.

Waktu : 19 Juli 2022 Pukul 08.00 – 10.00 WIB

Nama : Syarif Fieraschal Bi’al Zauza

Angkatan/Kelompok : LII/4.38

NIP : 200104052022031001

Muatan Teknis Substansi Lembaga

Struktur Organisasi Kementerian Hukum Dan Hak Asasi


Manusia Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:


1. Sekretariat Jenderal;
2. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan;
3. Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum;
4. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan;
5. Direktorat Jenderal Imigrasi;
6. Direktorat Jenderal Kekayan Intelektual;
7. Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia;
8. Inspektorat Jenderal;
9. Badan Pembinaan Hukum Nasional;
10. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia;
11. 11. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia;
12. 12. Staf Ahli Bidang Politik dan Keamanan;
13. Staf Ahli Bidang Ekonomi;
14. Staf Ahli Bidang Sosial;
15. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga;
16. Staf Ahli Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi.

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 1
(1) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
(2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh Menteri.
Pasal 2
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:
● perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan
perundang-undangan, administrasi hukum umum, pemasyarakatan,
keimigrasian, kekayaan intelektual, dan hak asasi manusia;
● koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
● pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
● pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia;
● pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah;
● pelaksanaan pembinaan hukum nasional;
● pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia;
● pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi manusia;
● pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional;
● pelaksanaan tugas pokok sampai ke daerah;
● pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Terdiri Atas

1. Divisi Administrasi

Divisi administrasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Wilayah di


bidang pembinaan dan dukungan administrasi di lingkungan Kantor Wilayah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Sekretariat Jenderal.

2. Divisi Pemasyarakatan

Divisi Pemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal


Pemasyarakatan di wilayah.
Divisi Pemasyarakatan terdiri atas:
a. Bidang Pembinaan, Bimbingan Pemasyarakatan, Pengentasan Anak, Informasi
dan Komunikasi;
b. Bidang Keamanan, Kesehatan, dan Perawatan Narapidana / Tahanan, dan Pengelolaan
Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara;
3. Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia
Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Direktorat Jenderal atau Badan terkait di wilayah.
Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:
1. Bidang Hukum;
2. Bidang Pelayanan Hukum;
3. Bidang Hak Asasi Manusia;

4. Divisi Keimigrasian

Divisi Keimigrasian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Imigrasi di


wilayah. Divisi Keimigrasian terdiri atas:
a. Bidang Lalu Lintas dan Izin Tinggal Keimigrasian;
b. Bidang Intelijen, Penindakan, Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian;

Sekian dan Terimakasih


Narasumber : Drs. Lalu Wasil, S.H., M. H

Waktu : 19 Juli 2022 Pukul 08.00 – 10.00 WIB

Nama : Syarif Fieraschal Bi’al Zauza

Angkatan/Kelompok : LII/4.38

NIP : 200104052022031001

Pembinaan Perilaku Aparatur Sipil Negara


Dasar Hukum :
1. UU No. 5 Tahun 2104 tentang Aparatur Sipil Negara
2. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil
3. Peraturan Pemerintah No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Hak dan Kewajiban PNS


Hak PNS:

1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;


2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi

Kewajiban PNS:
Adapun kewajiban pegawai negeri sipil sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS.
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan.
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Pemerintah.
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian,
kesadaran dan tanggung jawab.
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan PNS.
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan/ atau
golongan.
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan.
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara.
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah, terutama di bidang keamanan,
keuangan dan materiil.
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja.
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
13. Menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya.
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
15. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas.
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier.
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Larangan Bagi PNS


Menurut pasal 5 PP Nomor 94 tahun 2021 tentang Disiplin PNS, PNS dilarang:
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/ atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan
jabatan;
3. Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
4. Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian
5. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing
kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
6. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
7. Melakukan pungutan di luar ketentuan;
8. Melakukan kegiatan yang merugikan negara;
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
10. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
11. Menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/ atau pekerjaan;
12. Meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;
13. Melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi
yang dilayani;
14. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah. calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau calon anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
a. Ikut kampanye;
b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
e. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
f.. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selarna, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/ atau
g. Memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk.
Hukuman Disiplin :
PNS yang tidak menaati ketentuan kewajiban dan larangan dijatuhi Hukuman Disiplin.

1. Hukuman Disiplin terdiri atas:


a. Hukuman Disiplin ringan;
b. Hukuman Disiplin sedang; atau
c. Hukuman Disiplin berat.

2. Jenis Hukuman Disiplin ringan sebagaimana dimaksud terdiri atas:


a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis; atau
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.

3. Jenis Hukuman Disiplin sedang sebagaimana dimaksud terdiri atas:


a. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan;
b. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 9 (sembilan)
bulan;
c. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas)
bulan.

4. Jenis Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud terdiri atas:


a. Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan;
b. Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan; dan
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS

Tata Nilai PASTI


a. Profesional
Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras untuk mencapai tujuan
organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi;
b. Akuntabel
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku;
c. Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif serta
kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan
solusi terbaik, bermanfaat, dan berkualitas;
d. Transparan
Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan,
proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil yang dicapai;
e. Inovatif
Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan mengembangkan inisiatif untuk
selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

Sekian dan Terimakasih


Narasumber : Drs. Lalu Wasil, S.H., M. H

Waktu : 19 Juli 2022 Pukul 08.00 – 10.00 WIB

Nama : Syarif Fieraschal Bi’al Zauza

Angkatan/Kelompok : LII/4.38

NIP : 200104052022031001

Memahami Isi PP 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS : Aturan Sanksi


untuk ASN
Pegawai negeri sipil kini memiliki regulasi terbaru mengenai disiplin PNS. Ketentuan mengenai
larangan, kewajiban, serta hukuman disiplin bagi PNS termuat dalam PP No. 94/2021 tentang Disiplin
PNS.

Adapun kewajiban bagi PNS tersebut disebutkan dalam Pasal 3 sebanyak delapan kewajiban dan
sembilan kewajiban yang terdapat pada Pasal 4. Sedangkan, terdapat 14 larangan yang harus dihindari
oleh PNS sebagaimana tercantum dalam Pasal 5.«Bagi PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 5 dijatuhi hukuman disiplin,» bunyi Pasal 7 dalam
kebijakan ini. Gagalnya PNS dalam menjalani kewajiban serta melanggar larangan yang telah diatur
tersebut akan menyebabkan yang bersangkutan menerima hukuman disiplin.

Bagi hukuman disiplin ringan, jenis hukumannya terdiri atas teguran lisan, teguran tertulis, serta
pernyataan tidak puas secara tertulis. Untuk tingkat hukuman disiplin sedang, hukuman yang diberikan
adalah pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen yang terbagi menjadi tiga kurun waktu, yakni
selama 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan. Pelanggaran atas kewajiban yang tercantum dalam Pasal 4 huruf
f ini dapat dikenakan tiga tingkatan hukuman disiplin. PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan selama
tiga hingga sepuluh hari termasuk pelanggaran tingkat ringan.

Hukuman disiplin sedang akan diberikan bagi PNS yang memberikan dukungan dengan mengikuti
kampanye dan dengan menggunakan atribut partai atau PNS. Sedangkan hukuman disiplin diberikan
bagi PNS yang memberikan dukungan sesuai yang disebutkan pada Pasal 5 huruf n angka 3-7. Selain
itu, salah satu yang juga diatur dalam kebijakan ini adalah terkait dengan pemberian layanan kepada
masyarakat dimana PNS dilarang untuk melakukan pungutan di luar ketentuan, sebagaimana tercantum
dalam Pasal 5 huruf g. Bagi PNS yang melakukan pungutan diluar ketentuan yang berlaku, akan
mendapatkan hukuman disiplin sedang jika berdampak negatif pada unit kerja dan/atau instansi yang
bersangkutan, serta hukuman disiplin berat juga berdampak negatif negara dan/atau pemerintah.

Hukuman disiplin berat, terbagi tiga. Pertama, penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12
bulan. Kedua, pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan. Ketiga,
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.

PP yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo ini juga memuat ketentuan mengenai pejabat yang
berwenang memberikan hukuman disiplin kepada PNS yang melanggar kewajiban dan larangan.
Bukan hanya bagi PNS, ketentuan yang dimuat dalam PP ini juga berlaku secara mutatis mutandis bagi
CPNS. Selain itu, juga untuk mewujudkan PNS yang berintegritas moral, profesional, dan akuntabel
serta mendorong PNS lebih produktif, maka diperlukan peraturan disiplin PNS sebagai pedoman.

Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai