Anda di halaman 1dari 14

Menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil memang membutuhkan tanggung jawab yang besar.

Tidak
hanya harus berusaha mengabdi pada negara dengan memenuhi segala kewajibannya saja, tapi
seorang PNS juga wajib mengikuti segala tata aturan disiplin PNS sesuai yang ditentukan
pemerintah.

Dalam pasal 86 UU Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa untuk menjamin terpeliharanya tata
tertib serta kelancaran pelaksanaan tugas, maka setiap PNS wajib mematuhi disiplin PNS.

Siapa saja yang termasuk PNS tersebut?

Yang termasuk PNS yakni :

1. Dalam UU No 8 1974 jo UU No 43 tahun 1999 tentang pokok – pokok kepegawaian, Pegawai


Negeri Sipil terdiri dari :
2. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
3. Pegawai negeri sipil pusat
4. Pegawai negeri sipil daerah
5. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)
6. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)
Pengertian Disiplin PNS
Lantas, apa pula yang dimaksud dengan disiplin PNS? Disiplin pegawai negeri sipil dirumuskan
dalam peraturan pemerintah nomor 30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin pegawai negeri sipil,
yang kemudian peraturan ini diperbarui melalui peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010
tentang peraturan disiplin pegawai negeri sipil.

Dalam peraturan ini, peraturan disiplin diartikan sebagai peraturan yang di dalamnya mengatur
mengenai kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban yang ditentukan tidak ditaati atau
larangan dilanggar oleh seorang pegawai negeri sipil.

Sederhananya, pengertian disiplin pegawai negeri adalah suatu bentuk kesanggupan pegawai
negeri sipil untuk dapat menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang – undangan dan / atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar, maka ia akan dijatuhi hukuman disiplin.

Pengertian Pelanggaran Disiplin dan Hukuman


Disiplin
Pelanggaran disiplin yang dapat dilakukan ini meliputi setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS
yang tidak menaati kewajiban dan/ atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam mau pun di luar jam kerja.

Jika seorang PNS melakukan pelanggaran disiplin, maka ia akan dikenai hukuman disiplin.
Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS dikarenakan ia melanggar
peraturan disiplin PNS.

Baca juga: Sumpah Janji Pegawai Negeri Sipil


Kewajiban PNS
Lantas, apa saja kewajiban PNS yang apabila tidak dilakukan, dapat mengakibatkan hukuman
disiplin ini? Kewajiban PNS yang dimaksud, tercantum dalam PP No 53 tahun 2010 tentang
peraturan disiplin pegawai negeri sipil. Isi dari PP No 53 tahun 2010, yakni :

1. Mengucapkan sumpah / janji PNS


2. Mengucapkan sumpah / janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila, Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundangan – undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian,
kesadaran serta tanggung jawab
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS
7. Megnutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan / atau
golongan
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangant untuk kepentingan negara
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama pada bidang keamanann,
keuangan dan materiil
11. Masuk kerja dna menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapka
13. Menggunakan dan memelihara barang – barang milik negara dengan sebaik – baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik – baiknya kepada masyarakat
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karir
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
Larangan untuk PNS
Selain ada kewajiban PNS yang perlu dipatuhi, ada pula larangan untuk PNS yang wajib untuk
dihindari. Sebagaimana bila kewajiban PNS tidak dipatuhi, bila seorang PNS tidak pula mematuhi
larangan ini, atau melakukan hal -hal yang dilarang ini, maka ia juga akan dikenai hukuman
disiplin. Larangan PNS tersebut meliputi :

1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan / atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan / atau lembaga atau
organisasi internasional
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang – barang,
baik bergerak atau pun tidak bergerak, dokumen atau sruat berharga milik negara secara tidak
sah
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahn, atau orang lain di dalam
maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau
pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun, baik secara langsung
maupun tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapa pun juga yang berhubungan dengan
jabatan dan / atau pekerjaannya
9. Bertindak sewenang – wenang terhadap bawahannya
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau
mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara :
 Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
 Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
 Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain
 Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara
 Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil Presiden dengan cara :
 Membuat keputusan dan / atau tidakan yang menguntungkan atau merugikan salahs atu
pasangan calon selama masa kampanye
 Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan uni
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
 Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala
Daerah / Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi
Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang –
undangan
13. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah / wakil Kepala Daerah, dengan cara :
 Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah / Wakil Kepala
Daerah
 Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye
 Membuat keputusan dan / atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye
 Mengadakan kegiatan yang megnarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelu,, selama dan sesudah masa kampanye, meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pun pemberian barang kepada PNS dalam lingkugnan unit
kerjanya, anggota keluarga serta masyarakat.
14. PNS yang tidak menaati ketentuan kewajiban dan larangan, maka harus dijatuhi hukuman
disiplin sesuai tingkat kesalahan atau jenis pelanggaran.
Jadi, ketika seorang PNS melakukan pelanggaran disiplin, maka ia akan terlebih dahulu dipanggil
dan diperiksa. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membuktikan apakah benar PNS yang
bersangkutan melakukan pelanggaran disiplin atau tidak, dan bila memang melakukan
pelanggaran, seperti apa hukuman yang tepat sesuai dengan bentuk pelanggaran yang
dilakukan.

Dalam tahap pemeriksaan ini, PNS bersangkutan akan diminta datang dan setiap kegiatan
pemeriksaan tersebut akan ditulis dalam berita acara pemeriksaan. Di dalam berita acara
pemeriksaan inilah, termuat berbagai keterangan mengenai data diri PNS dan bentuk
pelanggaran yang dilakukan, serta temuan lain yang mendukung.

Agar lebih paham bagaimana bentuk Berita Acara Pemeriksaan pegawai negeri sipil, berikut ini
terdapat beberapa contoh berita acara pemeriksaan tersebut :
 
Top of Form

Contoh Berita Acara Pemeriksaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil  apabila bersangkutan dilakukan surat
pemanggilan untuk kesekian kali tidak hadir. dan BAP dibuat dengan menggunakan Kop Surat Dinas
yang bersangkutan.

BERITA ACARA PEMERIKSAAN

Pada hari ini ………………. Tanggal ………………………….. bulan …………………………… tahun


…………………………………… Tim Pemeriksan
1. Nama : 
NIP :
Pangkat/Gol.Ruang :
Jabatan :
2. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol.Ruang :
Jabatan :
Berdasarkan wewenang yang ada pada Surat Perintah Dinas……………… Nomor : 800/ /Kepeg/2017
tanggal ……………… telah melakukan pemeriksaan terhadap
Nama :
NIP :
Pangkat/Gol.Ruang :
Jabatan :
Yang bersangkutan telah dipanggil dua kali pada tanggal ………………….. dan ……………………., tetapi yang
bersangkutan tidak ada itikad baik untuk memenuhi panggilan tersebut, maka sesuai PP No. 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 23 ayat 4 yang bersangkutan dijatuhi Hukuman
disiplin berdasarkan alat bukti :
1. Daftar Hadir
2. Surat Panggilan
3. Rekapitulasi daftar hadir
Berdasarkan hasil rekapitulasi absensi dan berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin
pegawain negeri Sipil pada pasal 3 angka 11 yaitu, kewajiban masuk kerja dan mentaati ketentuan
jam kerja serta pasal 10 ayat 9 huruf d yaitu pemberhentian dengan hormat tidak atas permmintaan
sendiri atau pemberhentian yang sah selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih. 
Maka Kewenangan untuk menjatuhkan Disiplin ada pada Pejabat Pembina Kepegawaian (Bapak
Walikota)
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang diperiksa 
Serang, ……………………………………….
Nama :
NIP :
Tandatangan : 
Pejabat Pemeriksan
1. Nama :
NIP :
Tandatangan : 
2. Nama :
NIP :
Tandatangan :

Silakan Copy filenya ke Ms Word


BERITA ACARA PEMERIKSAAN

Pada hari ini ………………. Tanggal ………………………….. bulan …………………………… tahun


…………………………………… Tim Pemeriksan
1.                    1. Nama         :             
NIP  :                                         
Pangkat/Gol.Ruang :         
Jabatan    :                             
2.                   2. Nama  :                                   
NIP       :                                   
Pangkat/Gol.Ruang  :        
Jabatan  :                               
Berdasarkan wewenang yang ada pada Surat Perintah Dinas……………… Nomor : 800/       /Kepeg/2017
tanggal ……………… telah melakukan pemeriksaan terhadap
            Nama                                    :
NIP                                         :
Pangkat/Gol.Ruang         :
Jabatan                                :
Yang bersangkutan telah dipanggil dua kali pada tanggal ………………….. dan ……………………., tetapi yang
bersangkutan tidak ada itikad baik untuk memenuhi panggilan tersebut, maka sesuai PP No. 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 23 ayat 4 yang bersangkutan dijatuhi Hukuman
disiplin berdasarkan alat bukti :
1.       Daftar Hadir
2.       Surat Panggilan
3.       Rekapitulasi daftar hadir
Berdasarkan hasil rekapitulasi absensi dan berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin
pegawain negeri Sipil pada pasal 3 angka 11 yaitu, kewajiban masuk kerja dan mentaati ketentuan
jam kerja serta pasal 10 ayat 9 huruf d yaitu pemberhentian dengan hormat tidak atas permmintaan
sendiri atau pemberhentian yang sah selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih.Maka
Kewenangan untuk menjatuhkan Disiplin ada pada Pejabat Pembina Kepegawaian (Bapak
Walikota)Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Yang diperiksa 
                                                                  Serang,  ……………………………………….
Pejabat Pemeriksan
1.       Nama               :
   NIP                   :
Nama                 :    Tandatangan  :  
NIP                     : 2.       Nama                 :
Tandatangan  :      NIP                     :
   Tandatangan  :  
 
BERITA ACARA PEMERIKSAAN

Pada hari ini Kamis Tanggal enam bulan Desember tahun duaribu delapan belas,
Pemeriksa
1. Nama         : Dwi Satrio Sepriyanto, S,STP,M.Si            
NIP  : 19870926 200602 1 002                                       
Pangkat/Gol.Ruang : Penata / III/c       
Jabatan    : Lurah Sedau                           
Berdasarkan wewenang yang ada pada Surat Perintah Badan Kepegawaian dan
Sumber Daya Manusia Kota Singkawang nomor : 800/1125  /PSDM- C tanggal
26 Nopember 2018 telah melakukan pemeriksaan terhadap
     1. Nama   : Farida                                 
NIP  : 19650929 198603 2 014                                       
Pangkat/Gol.Ruang : Penata / III / c       
Jabatan   : Kasi Ekonomi Dan Pembangunan                            
Yang bersangkutan telah dipanggil pada tanggal 6 Desember 2018. maka sesuai PP
No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 23 ayat 4 yang
bersangkutan dijatuhi Hukuman disiplin ( TEGURAN LISAN ) berdasarkan alat bukti :
1.       Daftar Hadir
2.       Rekapitulasi daftar hadir
Berdasarkan hasil rekapitulasi absensi dan berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010
tentang disiplin pegawai negeri Sipil pada pasal 3 angka 11 yaitu, kewajiban masuk
kerja dan mentaati ketentuan jam kerja
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimanamestinya.

Yang diperiksa Pejabat Pemeriksa


Nama : FARIDA Nama : DWI SATRIO SEPRIYANTO,S,STP,M.SI
NIP : 19650929 198603 2 014 NIP : 19870926 200602 1 002
Tanda tangan : Tanda tangan :

 
PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG
KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN
KELURAHAN SEDAU
Jl. Raya Sedau Kode Pos 79151
SINGKAWANG

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN


Pada hari ini Kamis Tanggal enam bulan Desember tahun duaribu delapan belas, Pemeriksa
1. Nama         : Dwi Satrio Sepriyanto, S,STP,M.Si            
NIP  : 19870926 200602 1 002                                       
Pangkat/Gol.Ruang : Penata / III/c       
Jabatan    : Lurah Sedau                           
Berdasarkan wewenang yang ada pada Surat Perintah Badan Kepegawaian dan Sumber Daya
Manusia Kota Singkawang nomor : 800/1125  /PSDM- C tanggal 26 Nopember 2018
telah melakukan pemeriksaan terhadap
     1. Nama   : Farida                                 
NIP  : 19650929 198603 2 014                                       
Pangkat/Gol.Ruang : Penata / III / c       
Jabatan   : Kasi Ekonomi Dan Pembangunan                            
Karena disangkakan melakukan pelanggaran disiplin. Atas pertanyaan yang diajukan yang
bersangkutan memberikan jawaban sebagai berikut :
1. Pertanyaan :  Sesuai dengan Data Rekap Daftar Hadir Ibu sering tidak masuk kerja
Apakah Ibu mengakui itu ?
Jawaban :     

2. Pertanyaan : Tahukah Ibu dengan seringnya tidak masuk kerja akan menimbulkan efek
negatif dari beberapa sisi, baik dari sisi Ibu sendiri yang melanggar displin
Pegawai atau kinerja pelayanan di Kelurahan Sedau ?
Jawaban :
3. Pertanyaan : Apa yang mendasari Ibu hingga sering tidak masuk kerja ?
Jawaban :
Demikian Berita Acara Permintaan Keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang diperiksa Pejabat Pemeriksa


Nama : FARIDA Nama : DWI SATRIO SEPRIYANTO,S,STP,M.SI
NIP : 19650929 198603 2 014 NIP : 19870926 200602 1 002
Tanda tangan : Tanda tangan :
 
Hukuman Disiplin PNS
Di sini kami tidak menerima informasi yang jelas hukuman disiplin seperti apa yang Anda terima. Pada
dasarnya, ada beberapa tingkatan dan jenis hukuman disiplin. [4]
 
Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:
a.    hukuman disiplin ringan:
1)    teguran lisan;
2)    teguran tertulis; dan
3)    pernyataan tidak puas secara tertulis
b.    hukuman disiplin sedang:
1)    penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
2)    penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun;
3)    penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
c.    hukuman disiplin berat:
1)    penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
2)    pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
3)    pembebasan dari jabatan;
4)    pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
5)    pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
 
Upaya Hukum Atas Penjatuhan Hukuman Disiplin PNS
Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
menghukum. Keputusan tersebut disampaikan secara tertutup oleh pejabat yang berwenang
menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk kepada PNS yang bersangkutan serta tembusannya
disampaikan kepada pejabat instansi terkait. Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakukan
paling lambat 14 hari kerja sejak keputusan ditetapkan.[5]
 
Jika PNS tersebut tidak setuju dengan keputusan pejabat terkait pelanggaran disiplin PNS, maka dapat
dilakukan upaya administratif , yang terdiri dari:[6]
a.    keberatan; dan
b.    banding administratif
 
1.    Keberatan
Hukuman disiplin yang dapat diajukan upaya administratif keberatan adalahhukuman
disiplin sedang yang berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun atau
penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun yang dijatuhkan oleh:[7]
a.    Pejabat struktural eselon I dan pejabat yang setara ke bawah;
b.    Sekretaris Daerah/Pejabat struktural eselon II Kabupaten/Kota ke bawah/Pejabat yang
setara ke bawah;
c.   Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit dengan
sebutan lain yang atasan langsungnya Pejabat struktural eselon I yang bukan Pejabat
Pembina Kepegawaian; dan
d.   Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan Kantor Perwakilan
Provinsi dan unit setara dengan sebutan lain yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian.
 
 
Prosesnya:
a.   Keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum dengan memuat alasan keberatan dan tembusannya disampaikan kepada
pejabat yang berwenang menghukum. Keberatan diajukan dalam jangka waktu 14 hari,
terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima keputusan hukuman disiplin.[8]
b.  Pejabat yang berwenang menghukum, harus memberikan tanggapan atas keberatan yang
diajukan oleh PNS yang bersangkutan. Tanggapan disampaikan secara tertulis kepada
atasan Pejabat tersebut, dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja terhitung mulai tanggal
yang bersangkutan menerima tembusan surat keberatan.[9]
c.   Atasan pejabat tersebut wajib mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan oleh PNS
dalam jangka waktu 21 hari kerja terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima
surat keberatan.[10]
d.   Apabila dalam jangka waktu tersebut pejabat yang berwenang menghukum tidak
memberikan tanggapan atas keberatan, maka atasan pejabat tersebut mengambil
keputusan berdasarkan data yang ada. Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat
memanggil dan/atau meminta keterangan dari pejabat yang berwenang menghukum, PNS
yang dijatuhi hukuman disiplin, dan/atau pihak lain yang dianggap perlu.[11]
e.   Atasan Pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat, memperingan,
memperberat, atau membatalkan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang
berwenang menghukum yang ditetapkan dengan keputusan Atasan Pejabat yang
berwenang menghukum.[12]
f.     Keputusan atasan pejabat yang berwenang menghukum bersifat final dan mengikat. Apabila
dalam waktu lebih 21 hari kerja atasan pejabat yang berwenang menghukum tidak
mengambil keputusan atas keberatan, maka keputusan pejabat yang berwenang
menghukum batal demi hukum.[13]
 
2.    Banding Administratif
Anda dapat mengajukan banding administratif jika Anda dijatuhi hukuman disiplin berat berupa:
a.    pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
b.    pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur.[14]
 
Upaya hukum banding administratif diajukan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian.[15]
 
Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara
Jika upaya hukum administratif (keberatan dan/atau banding administratif) tersebut telah ditempuh
dan pihak yang bersangkutan masih tetap belum merasa puas, barulah persoalannya dapat digugat
dan diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.[16]
 
Contoh
Sebagai contoh dapat kita lihat dalam Putusan Tata Usaha Negara Bandung Nomor:
104/G/2014/PTUN-BDG, dimana penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN) terhadap objek sengketa berupa Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 888 /
Kep. 830 - BKD / 2014 tanggal 12 Juni 2014 tentang Pemberhentian Tidak hormatnya sebagai PNS
karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan, yakni korupsi.
 
Sebelum diajukan ke PTUN, penggugat terlebih dahulu telah megajukan banding administratif kepada
Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK), namun dinyatakan bahwa keputusan tersebut telah
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS, sehingga
penggugat memutuskan untuk mengajukan gugatan ke PTUN.
 
Namun, hakim berpendapat bahwa penerbitan obyek sengketa oleh Tergugat dalam perspektif
prosedur/tata cara maupun substansi telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan tidak melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik, sehingga gugatan Penggugat
dinyatakan ditolak.
 
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar hukum:
1.  Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha Negarasebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Pertama atas Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan terakhir kali diubah
dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
2.    Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
3.    Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil ; 
4.   Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 1991 tentang Petunjuk Pelaksanaan Beberapa
Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
 
Putusan:
Putusan Tata Usaha Negara Bandung Nomor: 104/G/2014/PTUN-BDG.
 

[1] Pasal 1 angka 3 UU ASN


[2] Pasal 6 PP Disiplin PNS
[3] Pasal 1 angka 4 PP Disiplin PNS
[4] Pasal 7 PP Disiplin PNS
[5] Pasal 31 ayat (1), (2), dan (3) PP Disiplin PNS
[6] Pasal 32 PP Disiplin PNS
[7] Pasal 34 ayat (1) jo. Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b PP Disiplin PNS
[8] Pasal 35 PP Disiplin PNS
[9] Pasal 36 ayat (1) dan (2) PP Disiplin PNS
[10] Pasal 36 ayat (3) PP Disiplin PNS
[11] Pasal 36 ayat (4) dan (5) PP Disiplin PNS
[12] Pasal 37 ayat (1) dan (2) PP Disiplin PNS
[13] Pasal 37 ayat (3) dan (4) PP Disiplin PNS
[14] Pasal 34 ayat (2) jo. Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e PP 53/2010
[15] Pasal 38 ayat (1) PP Disiplin PNS
[16] Pasal 48 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata
Usaha Negara beserta penjelasannya

Anda mungkin juga menyukai