Tidak
hanya harus berusaha mengabdi pada negara dengan memenuhi segala kewajibannya saja, tapi
seorang PNS juga wajib mengikuti segala tata aturan disiplin PNS sesuai yang ditentukan
pemerintah.
Dalam pasal 86 UU Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa untuk menjamin terpeliharanya tata
tertib serta kelancaran pelaksanaan tugas, maka setiap PNS wajib mematuhi disiplin PNS.
Dalam peraturan ini, peraturan disiplin diartikan sebagai peraturan yang di dalamnya mengatur
mengenai kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban yang ditentukan tidak ditaati atau
larangan dilanggar oleh seorang pegawai negeri sipil.
Sederhananya, pengertian disiplin pegawai negeri adalah suatu bentuk kesanggupan pegawai
negeri sipil untuk dapat menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang – undangan dan / atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar, maka ia akan dijatuhi hukuman disiplin.
Jika seorang PNS melakukan pelanggaran disiplin, maka ia akan dikenai hukuman disiplin.
Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS dikarenakan ia melanggar
peraturan disiplin PNS.
1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan / atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan / atau lembaga atau
organisasi internasional
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang – barang,
baik bergerak atau pun tidak bergerak, dokumen atau sruat berharga milik negara secara tidak
sah
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahn, atau orang lain di dalam
maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau
pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun, baik secara langsung
maupun tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapa pun juga yang berhubungan dengan
jabatan dan / atau pekerjaannya
9. Bertindak sewenang – wenang terhadap bawahannya
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau
mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara :
Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain
Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara
Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil Presiden dengan cara :
Membuat keputusan dan / atau tidakan yang menguntungkan atau merugikan salahs atu
pasangan calon selama masa kampanye
Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan uni
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala
Daerah / Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi
Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang –
undangan
13. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah / wakil Kepala Daerah, dengan cara :
Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah / Wakil Kepala
Daerah
Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye
Membuat keputusan dan / atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye
Mengadakan kegiatan yang megnarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelu,, selama dan sesudah masa kampanye, meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pun pemberian barang kepada PNS dalam lingkugnan unit
kerjanya, anggota keluarga serta masyarakat.
14. PNS yang tidak menaati ketentuan kewajiban dan larangan, maka harus dijatuhi hukuman
disiplin sesuai tingkat kesalahan atau jenis pelanggaran.
Jadi, ketika seorang PNS melakukan pelanggaran disiplin, maka ia akan terlebih dahulu dipanggil
dan diperiksa. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membuktikan apakah benar PNS yang
bersangkutan melakukan pelanggaran disiplin atau tidak, dan bila memang melakukan
pelanggaran, seperti apa hukuman yang tepat sesuai dengan bentuk pelanggaran yang
dilakukan.
Dalam tahap pemeriksaan ini, PNS bersangkutan akan diminta datang dan setiap kegiatan
pemeriksaan tersebut akan ditulis dalam berita acara pemeriksaan. Di dalam berita acara
pemeriksaan inilah, termuat berbagai keterangan mengenai data diri PNS dan bentuk
pelanggaran yang dilakukan, serta temuan lain yang mendukung.
Agar lebih paham bagaimana bentuk Berita Acara Pemeriksaan pegawai negeri sipil, berikut ini
terdapat beberapa contoh berita acara pemeriksaan tersebut :
Top of Form
Contoh Berita Acara Pemeriksaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil apabila bersangkutan dilakukan surat
pemanggilan untuk kesekian kali tidak hadir. dan BAP dibuat dengan menggunakan Kop Surat Dinas
yang bersangkutan.
Yang diperiksa
Serang, ……………………………………….
Pejabat Pemeriksan
1. Nama :
NIP :
Nama : Tandatangan :
NIP : 2. Nama :
Tandatangan : NIP :
Tandatangan :
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
Pada hari ini Kamis Tanggal enam bulan Desember tahun duaribu delapan belas,
Pemeriksa
1. Nama : Dwi Satrio Sepriyanto, S,STP,M.Si
NIP : 19870926 200602 1 002
Pangkat/Gol.Ruang : Penata / III/c
Jabatan : Lurah Sedau
Berdasarkan wewenang yang ada pada Surat Perintah Badan Kepegawaian dan
Sumber Daya Manusia Kota Singkawang nomor : 800/1125 /PSDM- C tanggal
26 Nopember 2018 telah melakukan pemeriksaan terhadap
1. Nama : Farida
NIP : 19650929 198603 2 014
Pangkat/Gol.Ruang : Penata / III / c
Jabatan : Kasi Ekonomi Dan Pembangunan
Yang bersangkutan telah dipanggil pada tanggal 6 Desember 2018. maka sesuai PP
No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 23 ayat 4 yang
bersangkutan dijatuhi Hukuman disiplin ( TEGURAN LISAN ) berdasarkan alat bukti :
1. Daftar Hadir
2. Rekapitulasi daftar hadir
Berdasarkan hasil rekapitulasi absensi dan berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010
tentang disiplin pegawai negeri Sipil pada pasal 3 angka 11 yaitu, kewajiban masuk
kerja dan mentaati ketentuan jam kerja
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimanamestinya.
PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG
KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN
KELURAHAN SEDAU
Jl. Raya Sedau Kode Pos 79151
SINGKAWANG
2. Pertanyaan : Tahukah Ibu dengan seringnya tidak masuk kerja akan menimbulkan efek
negatif dari beberapa sisi, baik dari sisi Ibu sendiri yang melanggar displin
Pegawai atau kinerja pelayanan di Kelurahan Sedau ?
Jawaban :
3. Pertanyaan : Apa yang mendasari Ibu hingga sering tidak masuk kerja ?
Jawaban :
Demikian Berita Acara Permintaan Keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dasar hukum:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha Negarasebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Pertama atas Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan terakhir kali diubah
dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil ;
4. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 1991 tentang Petunjuk Pelaksanaan Beberapa
Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Putusan:
Putusan Tata Usaha Negara Bandung Nomor: 104/G/2014/PTUN-BDG.