Anda di halaman 1dari 12

DISIPLIN PEGAWAI

Kelompok 1
XII OTKP 2

1.Adinda Desi Ramadhani (01)


2.Anggita Putri Cahyani (02)
3.Bunga Ayu Diani (05)
4.Dessintia Adheyani (07)
5.Diah Ayu Aryani (10)
6.Dina Carlinna (11)
Pengertian Disiplin Pegawai
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)
adalah kesanggupan Pegawai  Negeri
Sipil untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan
dan/atau peraturan kedinasan yang
apabila tidak ditaati atau dilanggar
dijatuhi hukuman disiplin.
Kewajiban Pegawai
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung
jawab
6. Menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah dan
martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat
untuk kepentingan negara
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keaman, keuangan dan materil;
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik
Negara dengan sebaik-baiknya;
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
masyarakat;
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karir; dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
Larangan Pegawai
• Menyalahgunakan wewenang;
• Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
• Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau
organisasi internasional;
• Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;
• Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, meyewakan, atau meminjamkan barang-barang
baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik Negara secara tidak sah;
• Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam
maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau
pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
• Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau
tidak langsung dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
• Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan
jabatan dan/atau pekerjaannya;
• Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
• Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
• Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
• Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan
cara :
1. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
2. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut
PNS;
3. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
4. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.
• Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara :
1. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
2. Mengadakan kegiatan mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat.
• Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto copi Kartu
Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
• Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah dengan cara :
1. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
2. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye;
3. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon
selama masa kampanye; dan/atau
4. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
5. Menjadi anggota dan/atau pengurus Partai Politik.
Tingkat Hukuman Disiplin

Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:


• Hukuman disiplin ringan
• Hukuman disiplin sedang
• Hukuman disiplin berat
Jenis hukuman disiplin
A. Hukuman disiplin ringan terdiri dari :
• Teguran lisan
• Teguran tertulis
• Pernyataan tidak puas secara tertulis
B. Hukuman disiplin sedang terdiri dari :
• Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
• Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (tahun) tahun
• Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
C. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari :
• Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
• Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah;
• Pembebasan dari jabatan;
• Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS, dan
• Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Penjatuhan Hukuman Disiplin
• Penjatuhan Hukuman Disiplin bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang
sah, yaitu :
1. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (Lima) hari kerja,
dikenakan hukuman disiplin Teguran Lisan.
2. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6-10 hari kerja, dikenakan
hukuman disiplin Teguran Tertulis.
3. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 11-15 hari kerja, dikenakan
hukuman disiplin Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis.
4. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 16-20 hari kerja, dikenakan
hukuman disiplin Penundaan Kenaikan Gaji Berkala Selama 1 (Satu) Tahun.
5. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 21-25 hari kerja, dikenakan
hukuman disiplin Penundaan Kenaikan Pangkat Selama 1 (Satu) Tahun.
6. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26-30 hari kerja, dikenakan
hukuman disiplin Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 1 (Satu)
Tahun.
7. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 31-35 hari kerja,
dikenakan hukuman disiplin Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah
Selama 3 (Tiga) Tahun.
8. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 36-40 hari kerja, dikenakan
hukuman disiplin Pemindahan Dalam Rangka Penurunan Jabatan Setingkat
Lebih Rendah Bagi PNS Yang Menduduki Jabatan Struktural Atau Fungsional
Tertentu.
9. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 41-45 hari kerja, dikenakan
hukuman disiplin Pembebasan Jabatan.
10. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 hari kerja atau lebih,
dikenakan hukuman disiplin Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas
Permintaan Sendiri Atau Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai PNS.
• Penjatuhan Hukuman Disiplin bagi PNS yang tidak menaati ketentuan jam kerja
tanpa alasan yang sah, yaitu :
1. Terlambat masuk kerja dan/atau pulang cepat tanpa keterangan yang sah
secara kumulatif jumlahnya menjadi 7½ (Tujuh Setengah) jam dikonversikan
sama dengan 1 (Satu) hari tidak masuk kerja.
2. Pejabat yang berwenang menghukum wajib menjatuhkan hukuman disiplin
kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin apabila pejabat yang
berwenang menghukum tetapi tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada
PNS yang melanggar disiplin, maka pejabat tersebut dijatuhi hukuman
disiplin oleh pejabat atasannya sama dengan hukuman yang seharusnya
dijatuhkan kepada bawahannya;

Anda mungkin juga menyukai