Anda di halaman 1dari 13

PENGHARGAAN PEGAWAI

1. Pengertian

 Pegawai merupakan orang yang bekerja dengan perjanjian dan kesepakatan kerja secara tertulis
maupun tidak tertulis, dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan jabatan atau kegiatan
tertentu dan memperoleh bayaran berdasarkan waktu gang telah ditentukan
 Kepegawaian merupakan segala hal mengenai hak, kewajiban, kedudukan pembinaan terhadap
pegawai
 Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu organisasi
 Reward berasal dari bahasa inggris yang berarti penghargaan atau hadiah diluar upah gaji dan
insentif. Reward merupakan hadiah, ganjaran atau imbalan yang diberikan kepada pegawai
sebagai balas jasa atas keikutsertaan dalam pencapaian sebagian tujuan organisasi

2. Bentuk bentuk penghargaan

 Finansial : penghargaan yang diberikan organisasi berupa uang atau materi seperti gaji dan
bonus
 Nonfinansial : penghargaan yang diberikan organisasi berupa nonmateri seperti promosi,
pengakuan, pemberian tanggung jawab

3. Manfaat penghargaan

 Memberikan informasi : penghargaan dapat menarik perhatian pegawai dan memberi informasi
atau mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi penghargaan dibandingkan
dengan hal yang lain
 Memberikan motivasi : penghargaan juga meningkatkan motivasi pegawai terhadap ukuran
kinerja sehingga membantu personel dalam menentukan bagaimana mereka mengalokasikan
waktu dan usaha

4. Kriteria penghargaan

Menurut Mulyadi dan Setyawan, initeria penghargaan adalah sebagai berikut.


1. Penghargaan harus dihargai oleh penerima. Penghargaan yang tidak bernilai di mata penerima
tidak akan memotivasi penerima untuk berprestasi.
2. Penghargaan harus cukup besar untuk dapat memiliki dampak. Jika penghargaan yang
disediakan jumlahnya tidak signifikan, dampaknya dapat berlawanan dengan usaha untuk
meningkatkan produktivitas.
3. Penghargaan harus dapat dimengerti oleh penerima. Personel harus memahami dengan baik.
mengenai alasan pemberian penghargaan maupun nilai penghargaan yang mereka terima.
4. Penghargaan harus diberikan pada waktu yang tepat. Penghargaan harus diberikan setelah
personel menghasilkan kinerja.
5. Dampak penghargaan harus dirasakan dalam jangka panjang Penghargaan dapat menghasilkan
nilai lebih jika perasaan bahagia yang dihasilkan oleh penghargaan tersebut bertahan lama
dalam ingatan penerima.
6. Penghargaan harus dap diubah Pemberi penghargaan sering kali salah dalam menetapkan
penghargaan dan beberapa keputusan pemberian penghargaan lebih sulit untuk diubah jika
dibandingkan dengan yang lain.

5. Faktor faktor yang mempengaruhi pegawai

1. Konsisten internal : menentukan semua tingkatan imbalan pekerjaan yang dama, maupun
semua pekerjaan yang tersedia
2. Kompetensi eksternal : penetapan besarnya penghargaan pada tingkatan dimana organisasi
masih memiliki keunggulan yang kompetitif
3. Kontribusi pegawai : besarnya penghargaan merujuk pada kontribusi yang telah diberikan
pegawai kepada organisasi
4. Administrasi : pemberian penghargaan dilihat dari asepk perencanaan anggaran yang tersedia
komunikasi dan evaluasi

DISIPLIN PEGAWAI

6. Pengertian

 Disiplin pegawai adalah sikap hormat terhadap peraturan dalam ketetapan organisasi, yang ada
dalam diri pegawai yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada
peraturan dan ketetapan organisasi
 Disiplin kerja adalah suatu ketersediaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati peraturan dan
keputusan yang berlaku untuk secara tertulis maupun tidak tertulis
 Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang undangan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau di langgar dijatuhi hukuman disiplin
 Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan Disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja.

7. Kewajiban dan larangan pegawai

KEWAJIBAN
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian,
kesadaran dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah dan martabat PNS;
7. Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan/atau
golongan;
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara;
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keaman, keuangan
dan materil;
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya;
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau
organisasi internasional;
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, meyewakan, atau meminjamkan barang-barang
baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik Negara secara tidak sah;
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam
maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau
pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau
tidak langsung dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan
jabatan dan/atau pekerjaannya;
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau
mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara :
a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.
13. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara :
a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
b. Mengadakan kegiatan mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
c. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan
disertai foto copi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
14. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara :
a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah;
b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

8. Hukuman disiplin pegawai (ESSAY)

 Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang Menghukum
kepada PNS karena melanggar peraturan Disiplin PNS.
1. Tingkat dan jenis hukuman disiplin
2. Tingkat Hukuman Disiplin :
a. Hukuman Disiplin ringan
b. Hukuman Disiplin sedang
c. Hukuman Disiplin berat
3. Jenis Hukuman Disiplin ringan :
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
c. pernyataan tidak puas secara tertulis
4. Jenis Hukuman Disiplin sedang :
a. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 6 bulan
b. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 9 bulan
c. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 12 bulan
5. Jenis Hukuman Disiplin berat :
a. penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan
b. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan
c. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
6. Sebelum ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Gaji dan Tunjangan, jenis Hukuman Disiplin
Sedang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil yaitu :
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
c. penurunan pangkat setingkat Lebih rendah selama 1 (satu) tahun

PERATURAN PERKAWINAN DALAM PEGAWAI

9. Dasar hukum perkawinan ASN

 Peraturan pemerintah (PP) Nomor 10 tahun 1983


 Peraturan pemerintah (PP) Nomor 45 tahun 1990
 Surat edaran kepala BKN 08/SE/1983 tentang izin perkawinan dan perceraian bagi PNS

PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

10. Pengertian

 Pemberhentian ASN adalah pemberhentian yang mengakibatkan bersangkutan kehilangan


statusnya sebagai ASN
 Pemberhentian dari jabatan ASN adalah pemberhentian yang menyebabkan bersangkutan tidak
lagi bekerja pada satuan organisasi negara tetapi masih berkedudukan sebagai ASN

11. Landasan Hukum

 UU No. 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara yang dilengkapi dengan peraturan
pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang manajemen pegawai negeri sipil

12. Jenis dan sebab diberhentikan sebagai ASN

Pemberhentian dengan hormat


1. pemberhentian atas permintaan sendiri;
2. pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun;
3. pemberhentian karena perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah;
4. pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan/atau rohani;
5. pemberhentian karena meninggal dunia, tewas, atau hilang;
6. pemberhentian karena melakukan tindak pidana/penyelewengan;
7. pemberhentian karena pelanggaran disiplin;
8. pemberhentian karena mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi presiden dan wakil presiden,
ketua, wakil ketua, dan anggota dewan perwakilan rakyat, ketua, wakil ketua, dan anggota
dewan perwakilan daerah, gubernur dan wakil gubernur, atau bupati/walikota dan wakil
bupati/wakil walikota;
9. pemberhentian karena menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; dan
10. pemberhentian karena tidak menjabat lagi sebagai pejabat negara.
Selain jenis pemberhentian sebagaimana dimaksud diatas, terdapat Pemberhentian Karena Hal
Lain, antara lain sebagai berikut:
1. tidak melapor setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara;
2. PNS yang setelah selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara dalam waktu 1 (satu) tahun
tidak dapat disalurkan;
3. terbukti menggunakan ijazah palsu;
4. tidak melapor setelah selesai menjalankan tugas belajar;
5. PNS yang menerima uang tunggu tetapi menolak untuk diangkat kembali dalam jabatan;
6. pemberhentian karena tidak menjabat lagi sebagai komisioner atau anggota lembaga
nonstruktural; dan
7. PNS yang tidak dapat memperbaiki kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Pegawai Negeri Sipil Dapat Diberhentikan Dengan Hormat Atau Tidak Hormat karena :
1. Melanggar Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil dan Sumpah/Janji Jabatan Selain Pelanggaran
sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila,
UUD 1945, Negara dan Pemerintah; atau
2. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman
hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.

13. Hak kepegawaian dan uang tunggu

KESEJAHTERAAN PEGAWAI

14. Pengertian

 Kesejahteraan pegawai adalah imbalan yang diberikan oleh organisasi dalam bentuk selain upah
atau gaji langsung yang terbagi menjadi material dan non material
 Jaminan sosial adalah jaminan yang digunakan untuk masyarakat dari pemerintah lewat
peraturan yang menjadi pengatur hubungan antara pihak dari asuransi nya dengan semua
golongan masyarakat

15. Asuransi sosial pegawai

Jenis jenis Asuransi sosial


1. Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN). TASPEN didirikan untuk memberikan jaminan
pensiun, sekaligus asuransi kematian. Program ini diperluas dengan pensiun hari tua, ahli waris,
dan cacat untuk pegawai negeri sipil.
2. Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas. Asuransi sosial ini berfungsi untuk menanggung risiko
kecelakaan lalu lintas dan diselenggarakan oleh Perusahaan BUMN PT Asuransi Jasa Raharja
yang memberikan santunan asuransi kecelakaan penumpang kepada para korban atau ahli waris
korban yang bersangkutan.
3. Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI). PT ASABRI merupakan
perusahaan BUMN yang didirikan dengan tujuan memberikan perlindungan bagi prajurit ABRI
terhadap risiko berkurang atau hilangnya penghasilan karena hari tua, putusnya hubungan kerja
atau meninggal dunia
4. BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. BPJS Kesehatan bertujuan
memberikan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan yang optimal bagi penduduk.
5. BPJS Ketenagakerjaan. Asuransi ini merupakan program publik yang memberikan perlindungan
bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya
menggunakan mekanisme asuransi sosial.

16. Pemeliharaan kesehatan

1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) adalah suatu konsep atau metode
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna (preventif, promotif, rehabilitatif dan
kuratif) berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan yang berkesinambungan dengan
mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara pra-upaya.

CUTI PEGAWAI

17. Pengertian

 Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.

18. Landasan hukum

 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;


 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020;
 Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja;
 Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Kepegawaian Negara
Nomor 7 Tahun 2021;

19. Manfaat cuti

 Meningkatkan kesehatan mental


 Mengistirahatkan tubuh
 Meningkatkan motivasi kerja
 Meningkatkan kebahagiaan

20. Pihak pemberi cuti

 Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara bagi Pimpinan Kesekretariatan Lembaga


Tertinggi/Tinggi Negara.
 Menteri, jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Pejabat lain yang ditentukan Presiden
bagi PNS dalam lingkungan kekuasaannya.
 Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri.
 Pejabat sebagaimana tersebut diatas dapat mendelegasikan kewenangannya kepada Pejabat
lain dalam lingkungannya untuk memberikan cuti, kecuali ditentukan lain.

21. Jenis jenis cuti

A. Cuti Tahunan

 Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti tahunan ;
 Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja ; Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah
hingga jangka waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari kerja ;
 Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan

Mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang memberikan cuti ; Cuti tahunan
diberikan secara tertulis oleh Pejabat yang berwenang memberikan cuti.

1. Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun
berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun
yang sedang berjalan.
2. Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat diambil dalam
tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan
dalam tahun yang sedang berjalan.
3. Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan
cuti untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
4. Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dapat diambil dalam tahun berikutnya
selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang
berjalan.

B. Cuti Sakit

1. Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
2. Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cutisakit, dengan
ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya.
3. Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti
dengan melapirkan surat keterangan dokter.
4. Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak cuti sakit,
dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
5. Surat Keterangan dokter sebagaimana dimaksud antara lain menyatakan tentang perlunya
diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang dipandang perlu.
6. Cuti sakit sebagaimana dimaksuddiberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun .
7. Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dalam ayat (5) dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam)
bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
8. Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5) dan atau (6), harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang
ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
9. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
10. Pegawai Negeri Sipil wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas cuti sakit untuk paling
lama 1 1/2 (satu setengah) bulan.
11. (2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud , Pegawai Negeri Sipil wanita yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan.
12. Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga ia perlu mendaopat perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh
dari penyakitnya.
13. Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
menerima penghasilan penuh.

C. Cuti Karena Alasan penting

1. Ibu, bapak, isteri/suami,anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal
dunia;
2. salah seorang anggota kerluarga yang dimaaksud dalam huruf a meninggal dunia dan menurut
ketentuan hukum yang berlaku Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengurus hak-
hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu;
3. melangsungkan perkawinan yang pertama;
4. alasan penting lainya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden.
5. Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting.
6. Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti
paling lama 2 (dua) bulan.

D Cuti Bersalin

1. Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga, Pegawai Negeri Sipil wanita berhak
atas cuti bersalin.
2. Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada Pegawai Negeri Sipil wanita
diberikan cuti diluar tanggungan Negara.
3. Lamanya cuti-cuti bersalin tersebut adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah
persalinan.
4. Untuk mendapatkan cuti bersalin, Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
5. Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
6. Selama menjalankan cuti bersalin Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh.

E. Cuti Besar

1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan.
2. Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam
tahun yang bersangkutan.
3. Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
4. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
5. Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk memenuhi
kewajiban agama.
6. Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh yang berwenang untuk paling lama 2(dua)
tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
7. Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan
penuh.

F. Cuti Di Luar Tanggungan Negara

1. Telah bekerja sekurang kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus, dan tidak pernah
mengajukan hak cuti tahunan dalam kurun waktu tersebut
2. Dapat dipergunakan untuk persalinan anak keempat
3. Alasan yang sifatnya pribadi yang sangat penting dan mendesak.
4. Selama menjalankan cuti : dibebaskan dari jabatan dan tidak diperhitungkan masa kerja
5. Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung

PENSIUN PEGAWAI

22. Tujuan pensiun

23. Pemberi, penerima, dan macam macam pensiun

24. awal dan akhir pemberian pensiun serta pendaftaran penerimaan pensiun

SOAL SOAL

Anda mungkin juga menyukai